Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam
masyarakat. Menurut Iver dan Page dalam Khairuddin (1997) ciri-ciri umum
keluarga meliputi; keluarga merupakan hubungan perkawinan, berbentuk
perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara, suatu sistem tata cara
norma termasuk perhitungan garis keturunan, ketentuan-ketentuan ekonomi
yang dibentuk oleh anggota-anggota kelompok yang mempunyai ketentuan
khusus terhadap kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan
kemampuan untuk mempunyai keturunan-keturunan dan membesarkan anak,
dan merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang walau
bagaimanapun tidak menjadi terpisah terhadap kelompok keluarga.1
Kehidupan rumah tangga tidak akan pernah lepas dari permasalahan
ekonomi. Laki-laki atau kepala keluarga bertugas untuk memperoleh nafkah
(task oriented) yang merupakan kewajibannya untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Hal ini menjadi menarik ketika suami sebagai kepala keluarga
tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan menarik istri yang dulunya
hanya bekerja pada sektor domestik dengan kehidupan rumah dan dapurnya
sekarang keluar dan menjajaki sektor publik dan menggantikan peran suami
mencari nafkah.
1 Su’adah. 2003. Sosiologi Keluarga. Malang: UMM Press. Hlm 22-23.
2
Realitas yang ada, para tenaga kerja Indonesia bekerja ke luar negeri
dengan alasan yang beragam. Kebutuhan hidup yang tinggi dan ekonomi yang
tidak memadai membuat mereka terpaksa bekerja ke luar negeri dengan
harapan agar kebutuhan hidup bisa terpenuhi. Kepergian para istri ke luar
negeri membuat suami mau tidak mau harus mengerjakan pekerjaan istri di
rumah. Selain itu mengurus anak-anak mulai dari makanan, pakaian,
pendidikan harus dikerjakan.
Perkembangan tenaga kerja di kabupaten Blitar mengalami peningkatan
setiap tahunnya, seperti kutipan dari berita berikut ini, data di Dinas Tenaga
Kerja Daerah Kapupaten Blitar tahun 2016, tercatat ada 3.615 warga
Kabupaten Blitar yang bekerja menjadi TKI di luar negeri. Jumlah ini
terindikasi lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
“Ada peningkatan sebesar 11% dibandingkan tahun 2015, dimana
tercatat jumlah warga yang menjadi TKI ada sekitar 3.236,” kata
Yudi Priyono, kabid penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan
penempatan Kerja Disnaker Kabupaten Blitar, sabtu (7/1)
Kenyataan ini sangat membuat miris jika disangkutkan dengan
kehidupan anak-anak mereka yang seharusnya mendapatkan kasih sayang dan
perlindungan ibu mereka. Dalam kehidupan keluarga Jawa laki-laki
dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati dan sosok kepala keluarga
yang sangat bertanggung jawab terhadap keluarganya.Dengan adanya
fenomena ini membuat sosok laki-laki yang bertanggung jawab terhadap
keluarga menjadi dipertanyakan. Apakah sebenarnya dapat dikatakan ketidak
bertanggung jawaban suami ataukah sebenarnya kegelisahan istri dan rasa
saling melengkapi dan meringankan beban untuk suami.
3
Masalah-masalah baru justru akan muncul dari penyeleseaian masalah
yang sebelumnya. Jika istri bekerja ke luar negeri akan membuat suami
sebagai kepala rumah tangga memiliki waktu yang terbatas untuk bekerja dan
mencari nafkah. Kesenjangan penghasilan akan mengusik dan membuat
percikan-percikan ketidak harmonisan muncul dalam keluarga. Perselisihan
dan adu argument akan terjadi, hal ini memperbesar kemungkinan adanya
perpisahan dalam keluarga.
Perceraian merupakan masalah utama dan sering terjadi dalam
kehidupan keluarga tenaga kerja wanita. Kesenjangan pendapatan yang
mereka alami akan memicu terjadinya pertengkaran. Selain itu permasalan
suami di rumah seperti harus memberikan pendidikan dan memenuhi seluruh
kebutuhan rumah tangga juga memberikan beban tersendiri kepada
suami.Perlunya komunikasi yang intens dan pemecahan permasalahan agar
kehidupan keluarga tetap berjalan dengan harmonis.
Terlepas dari masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarga
tenaga kerja wanita, suami yang memberikan izin kepada istri untuk bekerja
dan meninggalkan kehidupan rumah tangga dan anak-anak yaitu merupakan
suami yang tidak memberikan kekangan kepada wanita untuk mencari dan
memperbaiki perekonomian keluarga. Namun terlepas dari itu sebenarnya
kemajuan ataukah kemunduran yang terjadi.
Dalam hal ini kebebasan wanita dalam memperoleh ekonomi yang
dijalankan oleh wanita yang sudah berkeluarga akan berpengaruh besar
terhadap kelangsungan dan keharmonisan keluarga. Wanita yang berstatus
istri dan ibu dalam keluarga mempunyai peran tersendiri dalam keluarga.
4
Peran dan status yang ditinggalkan karena wanita harus bekerja akan
digantikan atau tersubstitusi kepada suami. Suami yang tadinya kepala
keluarga dan pencari nafkah menggantikan peran istri dan menjalankan
pekerjaan yang tidak semestinya ia lakukan. Permasalahan ini sekarang
mendominasi pada kalangan keluarga Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk meneliti tentang : “PERAN SUBSTITUTIF PARA SUAMI
TKW DALAM RUMAH TANGGA KELUARGA JAWA” (Studi tentang
peran domestik suami pada Keluarga TKW di Dusun Gading, Kecamatan
Selopuro, Kabupaten Blitar.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan
masalahnya adalah “Bagaimana bentuk peran substitutif suami tenaga
kerja Indonesia dalam kehidupan keluarga Jawa (studi di Dusun Gading,
Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar)?”
I.3Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran substitutif suami dalam menjalankan
kehidupan rumah tangga
2. Untuk mengetahui domestikasi yang terjadi terhadap para suami
tenaga kerja wanita
3. Untuk mengetahui motif dan penyebab istri bekerja menjadi tenaga
kerja wanita
5
I.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini untuk menambah wawasan dalam
keilmuan sosiologi terutama sosiologi keluarga kaitannya dengan peran
suami dan istri dalam menjalankan kehidupan rumah tangga keluarga.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi bahan
referensi bagi akademisi terutama jurusan sosiologi dalam pembahasan
permasalahan sosiologi, serta diharapkan dapat menjadi sumber rujukan
atau penunjang referensi pada penelitian berikutnya yang serupa.
I.5. Definisi Konsep
a. Peran Substitutif
Soerjono Soekanto, mendefiisikan peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan2Peran substitusif ialah peran yang digantikan oleh orang lain,
dalam hal ini peran istri yang di substitusi oleh suami.
b. Domestikasi
Menurut E.Pino dan T. Wittermans dalam kamus bahasa Inggris-
Indonesia, domestik berasal dari bahasa Inggris domestic diartikan:
yang berkaitan dengan atau suka rumah tangga, dalam negeri, bujang
rumah: sedangkan kata domestikasi berasal dari bahasa Inggris
2 Soerjono, Soekanto.2002. Teori Peranan. Jakarta: Bumi Aksara. Hlm.243.
6
domesticate diartikan: jinak, suka bekerja di rumah, pandai dalam
pekerjaan rumah tangga.3
c. Suami “TKW”
Suami menurut KBBI ( kamus besar bahasa Indonesia) adalah pria
yang menjadi pasangan hidup resmi seorang wanita (istri), sedangkan
istri, pasangan laki-laki dan perempuan yang telah menikah; laki bini.
d. Keluarga Jawa
Adapun yang dimaksud keluarga, menurut Khairudin (2008:3)
salah satunya adalah bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang
terkecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.4Bagi setiap
orang Jawa, keluarga yaitu orang tua, anak-anak dan biasanya suami
atau istri, merupakan orang-orang yang terpenting di dunia ini. Mereka
itulah yang memberikan kepadanya kesejahteraan emosional serta titik
keseimbangan dalam orientasi sosial. Mereka memberi bimbingan
moral, membantunya dari masa kanak-kanak menempuh usia tua
dengan mempelajari nilai-nilai budaya Jawa. Proses sosialisasi adalah
suatu proses bersinambung di sepanjang hidup diri pribadi, saudara-
saudara terdekat orang itulah yang dengan tegur sapanya dari hari ke
hari baik yang terucapkan maupun yang tak terucapkan, menjaganya
dari terlampau jauh meninggalkan rel kaidah-kaidah budaya.5
3 Endang Setianingsih Susilorini, Domestikasi Suami Dalam Keluarga. Jurnal Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Soerjo Ngawi Vol. 12 No. 1 April 2013 4 Su’adah, 2003.ibid. Halaman. 22-23
5Geertz, Hildred, 1983, Keluarga Jawa, Jakarta:Grafiti Pers. Hlm 7
7
I.6 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Penelitian
merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan
sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan
jawaban motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasrnya adalah
sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Dalam rangka
memperoleh, mengumpulkan setiap data, informasi maupun keterangan
ilmiah, tentunya dibutuhkan suatu metode dengan tujuan agar suatu karya
tulis mempunyai susunan yang sistematis,terarah dan konsisten. Metode
penelitian yang digunakan dalam penyusunan hasil penelitian adalah
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1.6.1 Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Metode kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.6
6Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Hlm 183
8
1.6.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian
deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang
bertujuan mendeskripsikan secara terperinci fenomena sosial tertentu.
Penelitian deskriptif juga dapat diidentikkan sebagai penelitian yang
terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau
peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk
mengungkapkan fakta (fact finding). Kualitatif merupakan tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa yang
dinyatakan secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, teliti
dan dipelajari sebagai suasana yang utuh, jadi penelitian deskriptif
kualitatif studi kasusnya mengarah kepada pendeskripsian secara rinci
dan pendalaman mengenai potret konisi tentang apa yang sebenarnya
terjadi menurut apa adanya di lapangan studinya.7
1.6.3 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilakukan di Dusun Gading, Kecamatan
Selopuro, Kabupaten Blitar. Penyusunan skripsi ini didahului dengan
penelitian awal yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang
menunjang masalah yang diteliti kemudian peneliti mengadakan
observasi langsung di lokasi penelitian di Dusun Gading.
Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan adanya
fenomena para perempuan yang bekerja ke luar Negeri dan
7Sutopo, Habertus. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Hlm 110-112.
9
bergantinya peran suami istri yang tidak seharusnya dijalankan dalam
kehidupan rumah tangga seperti pada hakikatnya.
1.6.4 Subjek Penelitian
Salah satu aktivitas dalam proses pengumpulan data adalah
menentukan subyek penelitiannya. Hal ini penting agar tidak terjadi
kesalahan dalam menentukan informan, sebab dari merekalah
diharapkan informasi dapat terkumpul sebagai upaya untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang diajukan. Subyek penelitian menurut Amirin
adalah seseorang atau sesuatu yang mengenainya ingin diperoleh
keterangan.8
Penentuan subyek penelitian menggunakan teknik Purposive
Sampling. Menurut Sugiyono, Purposive Sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu,
misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang
diharapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan
untuk menjelajahi obyek atau situasi sosial yang ingin diteliti.9
Maka dari itu peneliti menentukan beberapa Subyek yang terdiri dari :
a. Kepala Desa Selopuro
Kepala Desa merupakan subyek yang dianggap paling mengerti
dan memahami tentang kondisi masyarakat desa.
b. Suami TKW
Suami TKW merupakan subyek yang mengalami dan menjalankan,
dapat diperoleh informasi yang mendalam berkaitan dengan peran
8Muhammad Idrus. 2009. Penelitian Ilmu Sosial : Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga. Hlm 36. 9Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Hlm 210.
10
substitutif yang dijalankan.Lima orang subyek dipilih karena sudah
menunjukkan bagaimana peran substitutif itu dijalankan dalam
keluarga.
c. Keluarga serumah
Keluarga serumah (ibu atau bapak) yang tinggal satu rumah
dengan suami tenaga kerja wanita. Dipilih karena subyek mengerti
dan tahu bagaimana kehidupan di dalam rumah tangga. Dapat
menceritakan keseharian yang dilakukan suami TKW di dalam
keluarga. Dipilih dua orang untuk subyek penelitian.
1.6.5 Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini berasal dari sumber data primer dan
sekunder, yaitu :
a) Sumber data primer
Data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari objek
yang akan diteliti.10
Data primer didapat dengan melakukan
observasi dan wawancara. Data primer merupakan data dari
sumber asli yang dikumpulkan secara khusus untuk menjawab
penelitian. Data primer yang didapatkan dengan subyek
penelitian, yaitu Bapak Kepala Desa Selopuro bapak Sifaunida,
dengan suami-suami TKW yaitu bapak Budiono, bapak Nur
Sodiq, bapak Tohari, bapak, Narno, bapak Hari, dan bapak
Zainal Arifin dan keluarga TKW yaitu, ibu Tukem dan Bapak
Samuji.
10
Bagong Suyanto dan Sutinah.2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana. Hlm 55.
11
b) Sumber data sekunder
Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau
institusi tertentu.11
Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh oleh peneliti yang bersifat tidak
langsung atau melalui media perantara. Data sekunder yang
saya gunakan disini ialah dari berbagai sumber yang didapatkan
baik dalam jurnal penelitian, website resmi pemerintah
kabupaten Blitar, dan dari website resmi BPS kabupaten Blitar.
1.6.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang
diperlukan harus menggunakan prosedur yang sistematis. Disini peneliti
menggunakan teknik diantaranya :
a. Observasi
Observasi (pengamatan) yang dimaksud di sini adalah “deskripsi
secara sistematis tentang kejadian dan tingkah laku dalam setting
sosial yang dipilih untuk diteliti” (Marshall & Rossman,
1989:79).Pengamatan dapat bervariasi mulai dari yang sangat
terstruktur dengan catatan rinci mengenai tingkah laku sampai
dengan deskripsi yang paling kabur tentang kejadian dan tingkah
laku.12
Dalam penelitian ini peneliti mengetahui bagaimana
kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh para suami tenaga kerja
wanita dalam menjalankan perannya dan mengurusi rumah tangga
dan anak-anaknya di rumah.
11
Ibid halaman 55 12
Bagong Suyanto dan Sutinah ibid hlm 172
12
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.13
Dalam
melakukan wawancara dibagi dalam 3 kelompok yaitu wawancara
terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara mendalam
(in-depth interview). Disini peneliti menggunakan wawancara
mendalam, wawancara mendalam bertujuan untuk mengumpulkan
informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat,
sikap, dan pengalaman pribadi. Dalam melakukan wawancara
mendalam peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan dan
mengungkap berbagai fakta yang ada. Disini peneliti menemukan
bahwa sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh para suami
TKW dikerjakan secara bersamaan namun kadang juga masih ada
pekerjaan yang dibantu oleh keluarganya.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh
melalui dokumen-dokumen.Data-data yang dikumpulkan dengan
teknik dokumentasi cenderung merupakan data sekunder.14
Dalam
penelitian ini data-data yang berkaitan dengan dokumentasi dapat
diperoleh dari berbagai hal, seperti berkas – berkas yang
mendukung dalam penelitian, foto, video, rekaman suara yang
13
Moleong, Levy. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hlm 67. 14
Usman, Husnaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hlm 69.
13
diperoleh dari subjek penelitian maupun dari orang lain yang dapat
mendukung dalam penelitian. Dokumen yang didapatkan oleh
peneliti yaitu foto-foto yang didapatkan secara langsung dengan
informan saat berada langsung di rumah informan.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
a. Peran Substitutif:
1) Perekonomian Keluarga
Perekonomian keluarga yang dijalankan oleh para suami tenaga kerja
wanita di dusun Gading yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai
petani dirasa hanya pas-pasan jadi harus ada solusi lain yang
dikerjakan untuk menambah pundi-pundi keuangan untuk kehidupan
yang lebih baik dengan cara menjadi TKW.
2) Pendidikan Anak
b. Domestikasi
Pandangan pekerjaan wanita yang hanya pada sector domestic
(domestic oriented) seperti memasak, menyapu, mengasuh anak,
mencuci baju dan membersihkan rumah. Dalam hal ini suami yang
harus mengerjakan pekerjaan rumah yang tadinya ada istri dikerjakan
oleh istri sekarang sang suami harus mengerjakannya juga sehingga
ada domestikasi peran terhadap suami.
1.8 Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan oleh
peneliti adalah teknik analisa data secara kualitatif, yaitu dengan cara
mengumpulkan berbagai sumber informasi dan data kemudian
14
digeneralisasikan. Analisia data merupakan langkah terakhir sebelum
didapatkan satu kesimpulan. Teknik analisis data diperlukan dalam
penelitian guna gambaran yang jelas dan terperinci tentang objek yang
diteliti. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode
kualitiatif dengan analisis deskriptif.15
Setelah data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif
selanjutnya akan membahas permasalahan sampai pada penarikan
kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif model
tersebut interaktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman melalui
empat tahapan16
Gambar 1.1
Model analisis data oleh Miles dan Huberman
Sumber: Miles dan Huberman (Sugiyono.2010 :183)
15
Creswell.S. John. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset (memilih diantara pendekatan).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 220. 16
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Hlm 183.
Pengumpula
n Data
Penyajian
Data
Penarikan
Kesimpulan Reduksi
Data
15
1. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data
yang telah diperoleh dari subyek penelitian yang ada relevansinya dengan
penelitian ini.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan
reduksi data berlangsung terus-menerus, terutama selama proyek yang
berorientasi kualitatif berlangsung atau selama pengumpulan data. Selama
pengumpulan data berlangsung, terjadi tahapan reduksi, yaitu membuat
ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, membuat
partisi, dan menulis memo.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan kegiatan terpenting kedua dalam
penelitian kualitatif. Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi
yang tersusun memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.17
Sekumpulan data yang diorganisir dapat memberi
deskripsi menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus
17
Ulber Silalahi. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Hlm 340
16
mempunyai relevansi yang kuat dengan perumusan masalah secara
keseluruhan dan disajikan secara sistematis.
4. Penarikan Kesimpulan
Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari
kegiatan penelitan karena merupakan kesimpulan dari penelitian. Proses
penarikan kesimpulan ini bermaksud untuk menganalisa, mencari mencari
makna dari data yang ada sehingga dapat ditemukan permasalahan apa
yang ada dalam penelitian yang telah dilakukan.
1.9 Keabsahan Data
Validitas merupakan kekuatan lain dalam penelitian kualitatif,
validitas didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat
dari sudut pandang peneliti, partisipan atau pembaca secara
umum.18
Mengacu pada Moleong (1994:330) untuk pembuktian validitas
data penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasinya
dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai
dengan kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subyek penelitian.
Kondisi di atas dapat dipenuhi dengan cara memperpanjang observasi,
pengamatan yang erus menerus, triangulasi, dan membicarakan temuan
dengan orang lain, dan menggunakan bahan referensi. Sedangkan
reabilitas dapat dilakukan dengan pengamatan sistematis, berulang, dan
dalam situasi yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber yang artinya
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
18
Cresswell, S John.2015. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hlm 220
17
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu
dokumen yang berkaitan.19
Penelitian yang telah dilakukan pada para suami tenaga kerja wanita di
dusun Gading dapat dilakukan dengan triangulasi sumber dan dipilih yang
pertama yaitu dengan cara membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi dan
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi disini bermaksud untuk mencari tahu
kebenaran yang terjadi pada keluarga para suami TKW yang menjalankan
kehidupan tanpa sang istri di rumah dengan banyaknya pemikiran negatif
atau streotype buruk untuk TKW.
19Moleong, L.J. 2005.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Hlm 330