28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di antara jenis koperasi yang tumbuh di Indonesia 1 salah satunya adalah Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit. Koperasi simpan pinjam merupakan suatu lembaga perekonomian yang anggota-anggotanya mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan perkreditan. Koperasi Simpan Pinjam memberikan manfaat yang besar khususnya bagi anggota dan masyarakat umum, yakni dalam mencegah anggota maupun masyarakat terlibat dalam jeratan kaum lintah darat atau rentenir pada waktu mereka membutuhkan sejumlah uang atau barang untuk membutuhkan hidupnya. Koperasi simpan pinjam tidak bermaksud mengajar atau mendidik anggota agar rajin dan bersemangat meminjam uang sebanyak mungkin, bahkan sebaliknya koperasi simpan pinjam mendidik dan membimbing para anggota dalam mempergunakan dan mengatur uang yang dipinjam. Mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur dengan menyisihkan sebagian dari pendapatannya, sehingga dapat membentuk modal sendiri. 2 Koperasi kredit yang baik adalah koperasi yang dapat membangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi di Bali, walaupun banyak yang berupa papan nama, selebihnya mati suri dan hanya sedikit yang betul-betul bergerak untuk kepentingan anggota dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian hampir dua tahun terakhir ada upaya-upaya lebih serius “menggarap” koperasi dengan kemasan kabupaten 1 Arifinal Chaniago, Mengenai jenis koperasi di Indonesia, (Bandung : Angkasa, 1982), p.50 2 Sagimun, et al., Indonesia Berkoperasi , (Jakarta : Balai Pustaka, 1965), pp.103-104.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di antara jenis koperasi yang tumbuh di Indonesia1 salah satunya adalah

Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit. Koperasi simpan pinjam merupakan

suatu lembaga perekonomian yang anggota-anggotanya mempunyai kepentingan

langsung dalam lapangan perkreditan. Koperasi Simpan Pinjam memberikan manfaat

yang besar khususnya bagi anggota dan masyarakat umum, yakni dalam mencegah

anggota maupun masyarakat terlibat dalam jeratan kaum lintah darat atau rentenir pada

waktu mereka membutuhkan sejumlah uang atau barang untuk membutuhkan hidupnya.

Koperasi simpan pinjam tidak bermaksud mengajar atau mendidik anggota

agar rajin dan bersemangat meminjam uang sebanyak mungkin, bahkan sebaliknya

koperasi simpan pinjam mendidik dan membimbing para anggota dalam

mempergunakan dan mengatur uang yang dipinjam. Mendidik para anggota supaya giat

menyimpan secara teratur dengan menyisihkan sebagian dari pendapatannya, sehingga

dapat membentuk modal sendiri.2 Koperasi kredit yang baik adalah koperasi yang dapat

membangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan

anggota.

Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi di Bali, walaupun banyak yang berupa

papan nama, selebihnya mati suri dan hanya sedikit yang betul-betul bergerak untuk

kepentingan anggota dan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian hampir dua tahun

terakhir ada upaya-upaya lebih serius “menggarap” koperasi dengan kemasan kabupaten

1Arifinal Chaniago, Mengenai jenis koperasi di Indonesia, (Bandung : Angkasa, 1982), p.50

2 Sagimun, et al., Indonesia Berkoperasi , (Jakarta : Balai Pustaka, 1965), pp.103-104.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

koperasi dan kemudian provinsi koperasi, sehingga ada perubahan-perubahan dan

perkembangan -perkembangan yang semakin baik untuk meningkatkan peran koperasi

dalam perekonomian nasional khususnya agar lebih berarti dalam peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Ada banyak jenis koperasi, seperti koperasi produksi, koperasi konsumen,

koperasi jasa, koperasi simpan pinjam, dan sebagainya. Dari sekian banyak jenis-jenis

koperasi yang ada, kelihatannya koperasi simpan pinjam adalah jenis koperasi yang lebih

banyak diminati. Bali sendiri menurut data Dinas Koperasi dan UKM provinsi Bali tahun

2010 jumlah koperasi adalah 4.207 unit, sekitar 1800 unit bergerak di bidang simpan

pinjam atau disebut sebagai koperasi kredit. Jumlah keseluruhan menunjukkan bahwa

kegiatan simpan pinjam menjadi salah satu primadona koperasi. Ini mudah dipahami

karena fungsi uang merupakan suatu faktor penggerak bidang ekonomi. Berbagai

kebutuhan bisa dipenuhi dalam kehidupan sehari-hari manusia. Banyak kebutuhan baru

yang dapat dipenuhi jika seseorang memiliki uang.3

Dari koperasi simpan pinjam yang ada di Bali, salah satunya adalah Koperasi

Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja (KSP-WGR) bertujuan pada usaha dan kinerja

koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan ekonomi anggota pada masa awal

perkembangannya, struktur organisasi serta perananannya bagi masyarakat dan anggota

dalam rentangan temporalnya tahun 1981-2014. Visi yang dimiliki Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja Lembaga keuangan yang sehat dan kuat, dikelola secara

profesional, mengedepankan keberasamaan dan unggul dalam menyejahterakan anggota

sedangkan misi adalah Lembaga keuangan yang sehat dan kuat, dikelola secara

profesional, mengedepankan keberasamaan dan unggul dalam menyejahterakan anggota.

3 Wawancara dengan Drs. Y. Gd. Sutmasa, M.Si dilakukan pada 27 September 2014 di

Kantor Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Logo dan makna Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja lingkaran

besar warna kuning keemasan melambangkan kemakmuran, dan kebahagiaan, lingkaran

melambangkan kebersamaan yang utuh satu padu. Ini menunjukkan suatu masa depan

atau keadaan makmur dan bahagia yang hendak dituju oleh Koperasi Simpan Pinjam

Wisuda Guna Raharja dalam kebersamaan yang utuh satu padu. Lingkaran penuh warna

putih melambangkan kesucian, lingkaran melambangkan kebersamaan yang utuh satu

padu. Ini menunjukkan bahwa segenap aktivitas pelayanan selalu dilandasi oleh

kesucian, hati yang bersih dalam kebersamaan yang utuh satu padu.

Lingkaran dengan lima garis hijau melambangkan kesuburan dan warna

identitas Gerakan Koperasi Indonesia. Lima garis dalam bentuk lingkaran

melambangkan pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini menunjukkan

bahwa aktivitas Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja ada dalam koridor

Gerakan Koperasi Indonesia yang bersendikan pada pancasila dalam bingkai Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Tangan yang menyangga dengan warna biru

melambangkan pelayanan, warna biru melambangkan keteduhan, kesejukan dan

kedalaman. Ini menunjukkan bahwa kehadiran wisuda sebagai lembaga adalah dalam

rangka melayani para anggota, demiikian juga anggota-anggota saling melayani satu

terhadap yang lain.

Seikat padi dan kapas dengan warna hijau dan biru melambangkan

kesejahteraan dan kemakmuran. Ini menunjukkan bahwa segenap aktivitas berkoperasi

dilakukan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama para

anggota dan masyarakat. Gambar hati dengan warna merah melambangkan hati manusia.

Ini berarti bahwa seluruh kegiatan pelayanan dilakukan dengan melibatkan hati dan

semangat kasih di dalamnya didasarkan pada keberanian.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Orang yang bergandengan dengan warna biru melambangkan para anggota

koperasi, ini berarti bahwa basis Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja adalah

orang-orang yang berhimpun dalam satu kesatuan yang saling memberi dan bekerja sama

melalui usaha bersama dalam suasana yang sejuk, teduh dan jauh melampaui batas-batas

perbedaan yang ada. Tulisan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dengan

warna biru menunjuk pada identitas usaha bersama yang dibentuk oleh para anggota

yaitu Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja yang menyejukkan dan

meneduhkan. Motto yang dimiliki Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja

adalah melayani dengan kasih ( lihat lampiran 1 gambar 4, p.185) .4

Dinamika perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja

menjadi tema penting dalam studi ini karena menunjukkan berbagai peristiwa yang

dilalui akhirnya membawa Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja ke arah yang

lebih baik di dalam kehidupan anggotanya. Dinamika perkembangan Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja menunjukkan progres pada dasarnya membantu kehidupan

ekonomi anggotanya secara lebih baik.

Berbagai dinamika yang telah dilalui Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja telah membentuk karakter yang kuat berbasis anggota. Keadaan seperti ini

menunjukkan bahwa nilai-nilai yang didapat dari setiap peristiwa sejarah telah

membentuk karakter sebagai lembaga keuangan yang berbasis anggota. Salah satu alasan

membentuk koperasi adalah meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta menjadi gerakan ekonomi rakyat yang ikut membangun

tatanan perekonomian nasional.

Pada lingkup yang lebih kecil, khususnya di lingkungan umat katolik, pada

tahun 1969 perkembangan sosial-politik dan kemasyarakatan tampaknya diwarnai oleh

4 Buku Kenangan 30 tahun Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja (Denpasar :

Medio, 2011), p. 8.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

berbagai tekanan yang cukup berat bagi umat katolik di Provinsi Bali. Keadaan yang

kurang menguntungkan itu sangat berpengaruh untuk mendorong sekelompok awam

katolik yang adalah eks aktivis Partai Katolik Provinsi Bali untuk menghimpun, saling

meneguhkan dan memperkuat diri.5 Hal ini ditindak lanjuti dengan pembentukan

paguyuban tagura, kesepakatan ini dilakukan di rumah salah satu muda katolik sering

disebut dengan Toko Lima.

Dirintis sejak 1969 oleh sekelompok orang muda Katolik di Bali yang sangat

peduli dengan berbangsa dan bernegara. Dalam suatu pertemuan di rumah F.X. Wayan

Geria (kini sudah almarhum) di Jalan Pulau Kawe Denpasar (sekarang Jl. Pulau Kawe

no. 39 atau lebih dikenal “Toko Lima”), mereka sepakat membentuk paguyuban yang

disebut TAGURA (Tabungan Guna Raharja). Mereka itu adalah Wayan Gabra dari

Tangeb, Nyoman Nyuru dari Tangeb, Wayan Sudri dari Tuka, Nengah Yokanan dari

Padang Tawang, Nyoman Kasun dari Sading, F.X. Wayan Geria dari Denpasar, Wayan

Wardiana dari Denpasar dan Ign. Sugeng Raharjo dari Denpasar.

Tujuan dibentuknya kelompok TAGURA adalah sebagai sarana berkumpul

untuk mendiskusikan berbagai permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara serta

melanjutkan ide-ide perjuangan menegakkan Pancasila dan NKRI. Prinsip perkumpulan

TAGURA adalah persaudaraan dan solidaritas. Persaudaraan dimaksud adalah

persaudaraan berdasarkan Firman Tuhan yang menyatakan: “Saudaraku adalah mereka

yang mendengarkan dan melaksanakan Firman Allah (Lukas 8:21).” Kegiatan kelompok

Tagura melaksanakan pertemuan rutin satu kali dalam sebulan. Kegiatan yang dilakukan

selain berbagai pengalaman iman, diskusi masalah-masalah sosial politik, para anggota

Tagura sepakat untuk menabung sebesar Rp. 50,00 (lima puluh rupiah) per anggota

5Ibid., p.16.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

setiap kali pertemuan. Pengumpulan uang tabungan ini bertujuan untuk membantu

anggota yang memerlukan.

Pada masa itu arah perjalanan Tagura belum jelas tergambar akan tetapi

kegiatan perkumpulan terus berjalan sambil mencari bentuk usaha yang tepat. Seiring

dengan perjalanan waktu jumlah keanggotaan bertambah dari tahun ketahun. Tahun

1979 kelompok Tagura sudah mencatat 25 orang, memang sengaja kelompok ini hanya

membatasi jumlah anggotanya sampai 25 orang. Dalam waktu sepuluh tahun Tagura

berhasil mengumpulkan modal sebesar Rp 6.000.000 (enam juta rupiah). Jumlah uang ini

dianggap mengalami kelebihan modal karena tidak ada anggota yang meminjam, kondisi

inilah yang mendorong tercetusnya ide untuk mendirikan sebuah kegiatan kegiatan

simpan pinjam.

Ide mendirikan sebuah koperasi dengan kegiatan Simpan Pinjam pada bulan

November tahun 1979 kemudian yang ditindak lanjuti dengan mengurus badan hukum di

Departemen Koperasi. Badan Hukum yang hendak diajukan adalah Badan Hukum untuk

koperasi simpan pinjam dengan nama Koperasi Simpan Pinjam Guna Raharja (KSP-

WGR). Akan tetapi keinginan itu tidak segera dapat direalisasikan karna ada koperasi

lain yang juga mengajukan badan hukum untuk jenis koperasi yang sama, yaitu KSP

WISUDA yang merupakan binaan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Pada saat itu

berlaku peraturan bahwa dalam sebuah wilayah tidak boleh ada lebih dari satu koperasi

dengan usaha yang sama.6

Berkat perjuangan yang gigih dan kesepakatan dengan koperasi binaan Fakultas

Ekonomi Unud, maka Departemen Koperasi mengeluarkan satu Badan Hukum dengan

nama Koperasi WISUDA GUNA RAHARJA. Koperasi yang dibentuk kelompok

TAGURA menjadi Unit Usaha I, sedangkan koperasi binaan Fakultas Ekonomi Unud

6 Buku Kenangan 30 tahun Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja (Denpasar :

Medio 2011), p. 15.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

menjadi Unit Usaha II. Dalam perkembangannya, Unit Usaha II hanya bertahan selama

enam bulan, Unit Usaha I tetap eksis. Akhirnya badan hukum dimanfaatkan oleh Unit

Usaha I (kelompok TAGURA), tetap dengan nama Koperasi Simpan Pinjam Wisuda

Guna Raharja (KSP-WGR).7

Nama pada Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja hasil gabungan

antara koperasi binaan Fakultas Ekonomi Unud yang bernama “WISUDA” (Wirasuasta

Teladan) dan “GUNA RAHARJA” yang dibentuk kelompok TAGURA. Tahun 1981,

melalui surat Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Koperasi Provinsi Bali Nomor 41/DK-

22/D1-XI/1981 KSP Wisuda Guna Raharja resmi berbadan hukum dengan nomor

931/B.H/VIII tertanggal 30 Nopember 1981.

Modal yang dimiliki waktu itu baru Rp 5,5 juta, modal sebesar itu kurang

memadai untuk memulai oprasional koperasi dalam melayani anggota, karena harus

mengontrak sebuah ruangan dan gaji karyawan. Tambahan modal mutlak diperlukan atas

persetujuan anggota, Bapak Ketut Rames Iswara, S.H., bersedia menambahkan modal

untuk koperasi sebesar Rp 5,5 juta sehingga modal yang dimiliki menjadi Rp 11 juta.8

Pada tahun 1981 setelah memiliki badan hukum Koperasi Simpan Pinjam

Wisuda Guna Raharja memiliki jumlah modal yang mengalami peningkatan jumlah uang

dan jumlah SHU sebesar Rp. 7.185.473,00 anggota Koperasi Simpan Pinjam Wisuda

Guna Raharja tetap 25 orang Dari data diatas membuktikan bahwa masyarakat Kota

Denpasar khususnya dilingkungan gereja katolik semakin sadar akan manfaat dari

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja. Peningkatan jumlah anggota dari

7Ibid 16. 8 Wawancara dengan Margaretha Secunda Djandon, S.Kom dilakukan pada 20 september

2014

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja menunjukkan bahwa koperasi tersebut

memberikan fasilitas dan kemudahan.9

Pada tahun 1987 pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dikenal dengan

Pakto (Paket Oktober). Pakto ini sangat mengatur pendirian perbankan yang menentukan

bahwa bank-bank perkreditan rakyat dan lembaga keuangan tidak boleh beroperasi di ibu

kota provinsi dan kabupaten kecuali di kecamatan. Terjadinya suatu perbedaan

pemikiran antara anggota dan ketua Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja

terhadap Paket Oktober yang diterapkan oleh pemerintah untuk menghapus sebuah bank-

bank perkreditan rakyat yang akan digantikan dengan lembaga keuangan lainnya, namun

yang terjadi adalah bahwa Departemen koperasi menjelaskan koperasi tidak berlaku

dalam Pakto. Pada saat itu setelah mendapat penjelasan mengenai pakto para pendiri ini

mulai bangkit untuk mendirikan koperasi yang dapat berguna dalam kehidupan anggota.

Pada tahun 2007 sudah menunjukkan kemajuan, tetapi perkembangan ekonomi

mikro khususnya di sektor Riil masih tersendat-sendat khususnya di Bali perkembangan

dunia pariwisata belum sepenuhnya pulih. Hal ini berdampak pada kurangnya

permintaan kredit usaha yang ditandai dengan tingginya idle money pada tahun 2007

yang menyebabkan menurunnya rentabilitas/capaian SHU. Walaupun, menghadapi

berbagai tantangan kepercayaan masyarakat meningkat terhadap Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja disebabkan oleh peningkatan jumlah anggota menjadi 543

orang dengan dana SHU sebesar Rp. 598.384.099,01 dan 35,70% lebih tinggi daripada

realisasi SHU tahun buku 2006.10

Pada tahun 2009 merupakan tahun lepas landas yang akan berlangsung terus.

Kantor yang sudah sangat representatif bahkan untuk beberapa dasawarsa ke depan

struktur organisasi dan fungsi telah berjalan normal. Sistem, tata kerja serta mekanisme

9 Laporan Rapat Tahunan 2002

10 Laporan Tahunan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja tahun 2007, p.5.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

pengelolaan usaha sudah mengikuti ketentuan-ketentuan. Pertumbuhan dan

perkembangan usaha koperasi ditandai dengan adanya peningkatan jumlah anggota

menjadi 1.225 dengan jumlah SHU Rp 695.029.687,71 dan 43,78 % lebih tinggi dari

capaian SHU pada tahun 2008.

Pertumbuhan dan perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja dari waktu ke waktu selalu dalam pantauan dan penilaian Dinas Koperasi dan

UKM Provinsi Bali sebagai pembina. Keputusan Gubernur Bali Nomor 573/03-

D/HK/2010 tentang Penetapan Koperasi Berpretasi Provinsi Bali tertanggal 03 Mei

2010, KSP-WGR sebagai juara I koperasi berpretasi untuk kategori Simpan Pinjam (lihat

lampiran 13 gambar 3, p 207). Pada tahun yang sama berdasarkan keputusan Menteri

Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tentang penetapan

koperasi berpretasi dan koperasi penerima Award tahun 2010 ditetapkan sebagai

koperasi berpretasi tingkat nasional untuk kategori simpan pinjam.

Sejak tahun 2010 berbagai pembelajaran yang dilalui atas pendampingan dan

rekomendasi Dinas Koperasi, UKM serta menerima banyak kunjungan studi banding

dari sesama gerakan koperasi di luar pulau Bali. Tercatat antara lain Dinas Koperasi,

UKM DKI Jakarta, gerakan koperasi di lingkungan, Dinas Koperasi dan UKM

Situbondo. Pada tahun 2011 menerima kunjungan dari Mataram, Dinas Koperasi

Grobogan Jawa Tengah, Dinas Koperasi Kalimantan Selatan, Dinas Koperasi Bandung,

Dinas Koperasi Makasar dan Acheh Society Development Cooperative Aceh.

Pada tahun 2010 Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja memasuki

tahun kedua dari bentangan periode yang disebut dengan tahap landas. Pada tahap ini

akan berlangsung terus dan terus serta semakin berkualitas berbagai perkembangan dan

kemajuan baik kualitatif maupun kuantitatif baik dalam berbagai bidang kegiatan dapat

diwujudkan. Pertumbuhan dan perkembangan usaha koperasi ditandai dengan adanya

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

peningkatan jumlah anggota menjadi 1.511 dengan jumlah SHU Rp 1.089.142.227,11

dan 57 % lebih tinggi dari capaian SHU pada tahun 2009.

Pada tahun 2011 Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja memasuki

bentangan ketiga dari bentangan periode yang disebut dengan tahap landas, berharap

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja terus dan semakin berkualitas.

Perkembangan dan kemajuan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dalam berbagai

bidang mampu diwujudkan. Pada tahun ini Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja banyak menerima kunjungan studi banding dari sesama gerakan koperasi.

Pertumbuhan dan perkembangan usaha koperasi ditandai dengan adanya peningkatan

jumlah anggota dari 25 orang dengan jumlah SHU sebesar Rp 6.000.000 menjadi 233

orang pada tahun 1.992 dengan jumlah SHU sebesar Rp. 1.098.142.227,1111

Cikal bakal Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja adalah komunitas

kecil yang disebut TAGURA atau Tabungan Guna Raharja. Komunitas tagura dibentuk

oleh orang-orang muda katolik yang sangat peduli pada keadaan dan masa depan Gereja

Katolik, masyarakat, negara dan bangsa Indonesia.12

Didalam perkembangan Koperasi

Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja memiliki suatu kesan jatuh bangun yang

memberikan sebuah perubahan yang sangat maju didalam suatu lembaga keuangan yang

sehat dan kuat secara profesional, mengedepankan kebersamaan serta mensejahterakan

anggota. Tujuan terbentuknya Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja untuk

menghimpun masyarakat atau umat katolik lebih banyak, menggalang persatuan dan

kesatuan, meningkatkan ekonomi umat dan mensejahterakan kehidupan anggota.

Sehubungan dengan ini penulis tertarik untuk mengangkat mengenai

perkembangan koperasi sebagai sejarah ekonomi yang bersifat lokal. Keunikan dari

KSP-WGR ini dapat dilihat dari sistem saham dibayar hanya diawal, sisa hasil usaha

11

Laporan Tahun Koperasi Wisuda Guna Raharja tahun 2011, p.13. 12

Ibid., p.15.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

(SHU) tidak dibagi dan koperasi ini sebagai rujukan koperasi di Indonesia. Awal

perkembangannya yang didirikan oleh beberapa orang dengan anggota yang sangat

sedikit, adanya pasang-suurt dari koperasi. Tahun 1981 merupakan skup temporal karena

merupakan awal berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dan tahun

2014 digunakan karena Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja berumur 33

tahun sebagai batas akhir penelitian. Sedangkan, skup spasial dalam penulisan ini adalah

masyarakat kota denpasar khususnya masyarakat yang beragama Katolik. Koperasi ini

memiliki sejenis program asuransi bagi anggotanya. Program tersebut adalah Daperma

yang merupakan program untuk melindungi kopdit primer dari kerugian pinjaman karena

anggota meninggal dunia atau mengalami musibah serta menyantuni ahli waris. Jenis

perlindungan daperma adalah proteksi pinjaman anggota (PPA), santunan duka anggota,

santunan rawat inap dan santunan duka kelompok.

Daperma merupakan sejenis asuransi yang diberikan oleh Kopdit kepada

nasabahnya untuk melindungi tabungan dan pinjaman yang dimiliki anggota terhadap

kecelakaan dan kematian. Sistem perlindungan Daperma yang diberikan kepada anggota

meliputi perlindungan pinjaman anggota dan santunan duka anggota.

Dalam upaya peningkatan pelayaan terhadap anggota Koperasi Simpan Pinjam

Wisuda Guna Raharja telah memiliki sistem online yang berfungsi untuk meningkatkan

kepercayaan anggota terhadap Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja karena

data pembayaran kredit simpanan tabungan dan lain-lain dapat langsung terupload pada

sistem online, sehingga data-data penting dapat segera diarsipkan secara baik dan dapat

diketahui oleh anggota secara transparan.

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja berumur 33 Tahun. Jumlah

anggota terus meningkat setiap tahunnya, sehingga mempermudah pelayanan ditandai

dengan wilayah kerja dari Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja terus diperluas

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada anggota koperasi tersebut. 13

Sampai

sekarang ada 10 kantor cabang pembantu Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja yang tersebar di TP (Tempat Pelayanan ) yaitu :

1. TP Tuban, Jl. Komplek Burung 46 Tuban-Kuta

2. TP Kampial Nusa Dua, Jl. Kurusetra Nusa Dua

3. TP Gianyar, Jl. Mulawarwan 92A Gianyar

4. TP Katedral Renon, Jl. Tukad Musi IV No. 7X Panjer-Denpasar

5. TP Tabanan, Jl. Singosari No. 5A Tabanan

6. TP Palasari, Jl. Romo Bernardus Blanken No. 9 Palasari-Negara

7. TP Negara, Jl. Gatot Subroto No. 1 Negara

8. TP Singaraja, Jl. Cempaka No. 19 Banyuasri-Singaraja

9. TP Karangasem, Jl. Untung Suropati No. 448 Amlapura

10. TP Ampenan Lombok, Jl. Majapahit No. 10 Ampenan, Lombok-Nusa Tenggara

Barat.

Setiap koperasi simpan pinjam yang ada di Bali khususnya di kota Denpasar

memiliki struktur organisasi yang tetap, salah satunya adalah Koperasi Wisuda Guna

Raharja mempunyai kepengurusan dalam pengelolaan usahanya. Anggota pengurus

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja diambil dan dipilih dari kalangan

profesional yang mengerti dunia perkoperasian, tetapi lebih diutamakan anggota dari

koperasi tersebut sebagai pengurus. Anggota yang dipilih menjadi pengurus harus

memenuhi syarat seperti bersifat jujur, memiliki loyalitas yang tinggi, memiliki etos dan

keterampilan kerja tinggi, dan memiliki kapabilitas yang tinggi mengenai dinamika

perkoperasian. Anggota pengurus Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja terdiri

dari ketua, sekretaris, bendahara, dewan penasehat, dan dewan pengawas koperasi.

13

Hasil wawancara dengan Y.Gd. Sutmasa, pada 27 September 2014 di KSP-WGR.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Koperasi sebagai wadah usaha ekonomi tidak bisa lepas dari masalah

permodalan, karena modal merupakan salah satu faktor yang menentukan maju

mundurnya usaha yang dikelola koperasi. Besar kecilnya usaha koperasi tergantung dari

modal yang dapat dihimpun baik dari anggota maupun non anggota.14

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas adapun kajian yang diteliti oleh peneliti adalah

mengenai “ Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam

meningkatan ekonomi anggota di Bali berkaitan dengan kajian tersebut maka tampak

beberapa serangkaian masalah yang dapat diberi batasan dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :

1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja ?

2. Bagaimana dinamika perkembangan Koperasi Simpan Pinjam-Wisuda Guna Raharja

?

3. Sejauh mana peran dan dampak Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Rahraja?

Tahun 1981-2014 diambil sebagai cakupan skup temporal penulisan. Pada tahun

1981 itu sebagai awal mula memiliki badan hukum di Koperasi Simpan Pinjam Wisuda

Guna Raharja dan tahun 2014 diambil sebagai batas akhir penulisan skripsi ini karena

Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja berumur 33 tahun.

1.3.Tujuan Penelitian

14

Arifinal Chaniago, Pendidikan perkoperasian Indonesia (Bandung : Angkasa, 1986), p.8.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Setiap aktivitas yang dilakukan dalam suatu penelitian pasti memiliki motivasi serta

tujuan yang ingin dicapai. Demikian pula halnya dengan penelitian yang penulis lakukan

memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan penelitian dapat penulis uraikan sebagai berikut :

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam tentang peran koperasi

simpan pinjam untuk meningkatan kesejahteraan ekonomi anggota serta dapat menambah

wawasan Ilmu Sejarah dalam bidang koperasi.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk memahami proses perkembangan Koperasi simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja dari tahun 1981 sampai sekarang.

2. Untuk memahami dinamika perkembangan koperasi simpan pinjam Wisuda Guna

Raharja terhadap peningkatan perekonomian anggota, baik untuk masyarakat dan

anggota.

3. Untuk memahami peran dan dampak Koperasi simpan pinjam Wisuda Guna Raharja

dari tahun 1981 sampai sekarang.

1.4.Manfaat Penelitian

Suatu Penelitian ilmiah yang dilakukan sudah tentu mengharapkan hasil dan manfaat

yang positif dan kondusif. Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengetahui secara jelas

sejarah dan terbentuknya koperasi simpan pinjam Wisuda Guna Raharja di Bali untuk

merubah perekonomian anggota ke arah yang lebih baik khususnya pada kalangan umat

Katolik.

1.4.2. Manfaat praktis

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Manfaat penemuan penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut :

pertimbangan bagi anggota, pemerintah untuk mengambil kebijakan dalam sejarah suatu

objek dan menyikapi pentingnya koperasi; menggugah kesadaran para atasan dan

staffanggota untuk meningkatkan kinerja dalam menjalin komunikasi baik antar anggota

dan yang belum menjadi anggota; landasan dalam melakukan pembinaan dalam suatu

pemahaman yang bersifat pentingnya berkoperasi guna menumbuhkan sikap percaya

diri anggota kepada kemampuannya sendiri.

1.5. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali pustaka-pustaka terdahulu yang

dianggap relevan dengan penelitian ini dan dipakai sebagai bahan perbandingan bagi

penelitian. Adapun pustaka yang dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

Murni Irian Ningsih (2002), dalam buku “Koperasi ”menguraikan tentang

sejarah-sejarah koperasi di dunia dari awal sampai akhir dimana sejarah koperasi juga

merupakan suatu usaha bersama dalam bidang ekonomi untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya. Kontribusi buku diatas terhadap penelitian yang akan peneliti

lakukan adalah memberi pengetahuan tentang seluk-beluk sejarah koperasi di dunia dari

awal perkembangan sampai saat ini beserta ajaran koperasi tersebut. Perbedaanya buku

diatas hanya menguraikan tentang ketentuan-ketentuan yang ada dikoperasi, jenis-jenis

koperasi, tata cara pendirian koperasi dan pendirian koperasi yang ada di sekolah,

sedangkan dalam penelitian ini menekankan tentang perkembangan koperasi untuk

mencapai segala tujuan demi mensejahterakan anggotanya.

J.B. Djarot Siwijatm (1982) “Koperasi Indonesia” menjelaskan suatu

perkembangan koperasi di Indonesia sejak zaman Belanda hingga masa pendudukan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

jepang. Dalam perjalanannya perkembangan koperasi tersebut tidak berjalan dengan baik

dikarenakan para penjajajah tidak suka dengan sistem - sistem yang berada didalam

koperasi. Dalam konsepsi tersebut para penjajah membawa penggerak koperasi yaitu

masyarakat. Pandangan tersebut mengaruhi pemerintah untuk melahirkan suatu kongres

koperasi I(SOKRI) dan pembentukan Kongres II Dekopin. Hal itu dihubungkan dengan

adanya kepentingan politik yang sangat mempengaruhi perkembangan koperasi.

H. Soeharsono (1992) dalam bukunya “Analisa dan Evaluasi Hukum Tertulis

tentang Kedudukan Perusahaan” Ekonomi Lemah dan Koperasi, Bertujuan untuk

memberikan arahan, masukan bagi perencanaan hukum yang dapat mendorong

terwujudnya pemerataan kesempatan berusaha bagi koperasi, usaha kecil, menengah,

usaha pedesaan dan kota. Kontribusi karya tulis dalam penelitian ini yaitu untuk

membantu penulis tentang suatu arahan untuk anggota ingin membuka suatu usaha yang

dimodalkan oleh koperasi agar usaha tersebut dapat berjalan dengan baik.

Menurut Laporan Rapat Anggota Tahunan (2002-2013) “ Laporan Rapat Anggota

Tahunan ” bertujuan untuk mengetahui perkembangan yang dilakukan koperasi simpan

pinjam dalam satu tahun yang berdasarkan suatu data primer. Rapat Anggota Tahunan

adalah pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang meminta suatu keterangan dan

pertanggungjawaban. Keputusan Rapat anggota Tahunan (RAT) dilakukan dengan

musyawarah untuk mencapai mufakat, jika tidak memiliki keputusan dengan musyawarah

maka pengambilan keputusan berdasarkat suara terbanyak.

1.6.Metodologi Sejarah Yang digunakan

Menurut pendapat Kuntowijoyo, metodologi atau science of methods adalah ilmu

yang membicarakan jalan yang dapat ditempuh oleh penulis sejarah untuk menemukan

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

kejadian sejarah.15

Helius Sjamsuddin berpendapat metodologi adalah ilmu tentang metode

yang berisikan prosedur-prosedur yang harus ditempuh dalam menjaring informasi

sejarah; pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan dan kemungkinan jawaban yang

akan diperoleh; tuntutan dalam mengenal konsep-konsep termasuk teori-teori dari ilmu

sosial yang relevan dengan tema sejarah yang ditulis.16

Metodologi yang digunakan dalam

penulisan usulan penelitian ini menggunakan metodologi penelitian sejarah kota.

Pergeseran dari desa ke kota terjadi bersamaan dengan perubahan sosial dalam

masyarakat.17

Di dalam metodologi sejarah kota ditawarkan lima bidang kajian yang dapat

diteliti, pertama bidang garapan ialah perkembangan ekologi kota merupakan interaksi

antara manusia dan alam sekitatrnya, perubahan ekologi terjadi bila salah satu komponen

berubah. Perubahan ekologi manusiawi terjadi sesuai perkembangan penduduk, secara

etnis, status, kultural dan secara kelas sehingga pola pemungkiman mengalami pemisahan.

Kedua bidang garapan sejarah kota ialah transformasi sosial ekonomis. Industrialisasi dan

urbanisasi adalah bagian dari perubahan sosial sebagai lembaga masyarakat, dinamika

sosial kota berbeda dengan kota praindustrial. Ketiga bidang garapan sejarah kota ialah

sistem sosial dimana kota merupakan sebuah sistem sosial yang menunjukkan kekayaan

yang tidak pernah habis seperti kegiatan domestik, agama, rekreasi, ekonomis, politis,

kultural dan hubungan antar warga secara struktural, lembaga-lembaga masyarakat,

hubungan kategorikal, kelompok-kelompok etnis, status, kelas, hubungan personal dan

antara sesama warga kota.

15

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Edisi Kedua, (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003),

p.xix.

16Ibid., p.xix.

17Ibid., p.59.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Menurut Kenneth dalam bukunya Kuntowijoyo (Metodologi Sejarah)

menyebutkan bahwa perkembangan kota sebagai sebuah lembaga demokrasi seperti

perkembangan birokrasi dan hubungan antara sesama anggota masyarakat. Keempat,

bidang garapan kota ialah problem sosial. Perkembangan ekologi salah satunya adalah

masalah kepadatan penduduk, mobilitas horisontal, dan heterogenitas yang menyebabkan

timbulnya masalah sosial. Kerusuhan di kota diakibatkan dengan adanya ketegangan

antara orang asli dengan pendatang, antara orang pribumi dengan orang asing, dan antara

kampung satu dnegan kampung lainnya. Tindakan – tindakan kekerasan di kota baik

secara individual maupun berkelompok. Kelima, bidang garapan sejarah kota ialah

mobilitas sosial salah satunya kemajuan dari golongan kelas menengah pribumi.18

1.7. Kerangka Teori dan Konsep

1.7.1 Teori

Teori adalah aturan yang menjelaskan proporsi atau seperangkat proporsi yang

berkaitan dengan beberapa fenomena alamiah bab terdiri atas hubungan-hubungan yang

dapat diamati diantara kejadian-kejadian, mekanisme, atau struktur yang diduga mendasari

hubungan-hubungan yang dikumpulkan serta mekanisme dasar yang dimaksud untuk data

yang diamati tanpa adanya manifestasi hubungan emperis apapun secara

langsung.19

Selanjutnya teori juga merupakan alur logika atau penalaran yang merupakan

seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis.

18

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta, Tiara Wacana, 2003), p. 59. 19

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdarkarya, 2000),

p.35.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Secara umum, teori memilki tiga fungsi yaitu untuk menjelaskan (explanation),

meramalkan (predicyion), kontrol (control) suatu gejala.20

Teori yang dimaksud sebagai

suatu yang mendukung prinsip dasar yang berlaku umum yang memberikan kerangka

orientasi untuk analisis dan klasifikasi. Kerangka orientasi yang dimaksud adalah

kerangka pikiran yang merumuskan dengan jelas sebagai tuntunan untuk memecahkan

suatu masalah. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Teori Sejarah

Dalam tulisannya “Lima Masalah Pokok Dalam Teori Sejarah”, Sidemen (1991)

menyatakan bahwa terdapat lima masalah atau pembahasan dalam teori sejarah, yaitu

masalah pemahaman dalam sejarah, penjelasan tentang masa lampau, objektivitas

dalam sejarah, kausalitas dalam sejarah dan kelima adalah determinasi dalam sejarah.21

Penjelasan ini didasarkan pada dua golongan yang populer dalam sejarah yaitu

golongan positivis dan idealis. Permasalahan pertama dijelaskan bahwa golongan

positivis menempatkan sejarah sebagai ilmu pengetahuan yang baku, dan dapat didekati

dari berbagai arah dengan berbagai jalan.

Golongan ini menyatakan bahwa dalam sejarah terdapat “Hukum-Hukum

Umum” yang mengatur aktivitas sosial. Ini diperlihatkan dengan pernyataan bahwa

dalam sejarah gerak aktivitas manusia selalu dibimbing oleh para pendahulunya,

sedangkan golongan idealis berpendapat bahwa sejarah mempelajari gejala yang unik,

mandiri, dan tidak dapat diulang atau terulang. Golongan ini berusaha memahami

20

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif dan RD, (Bandung, Alfabeta, 2007),

p. 81.

21

Ida Bagus Sidemen “Lima Masalah Pokok Dalam Teori Sejarah”, dalam Majalah Widya

Pustaka. No 2. Januari 1991. Denpasar : Fakultas Sastra Universitas Udayana. (p. 30)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

sejarah melalui pengetahuan-pengetahuan individu atau melihat dan mengetahui pikiran

yang ada didalamnya untuk mendapatkan pemahaman yang universal.

Masalah yang kedua adalah penjelasan sejarah. Golongan positivis melalui

Popper menawarkan konsep deduksi yaitu penjelasan dari umum ke khusus, sedangkan

pendapat lainnya menyatakan bahwa dalam menjelaskan sejarah hanya dibutuhkan tiga

hal, yaitu mengumpulkan sebanyak-banyaknya bukti kejadian sejarah, menempatkan

kejadian-kejadian itu dalam keterkaitannya yang intrinsic, dan menempatkan hubungan

kait-mengkait itu pada konteks sejarahnya. Apa yang dimaksud disini adalah untuk

melakukan eksplanasi (penjelasan) sejarah adalah dengan memberikan sejumlah

penjelasan besar tentang perubahan yang lengkap dan akurat. Masalah ketiga adalah

objektivitas dalam sejarah. Masalah ini membahas tentang bagaimana sejarah menjadi

sepenuhnya objektif.

Ada beberapa pendapat mengenai hal ini, pendapat pertama dari Leopold von

Ranke. Ia berpendapat bahwa sejarah dapat menjadi objektif yaitu dengan cara

mengumpulkan fakta, menyusunnya secara kronologis. Maka dengan ini sejarah

menjadi objektif karena ia membiarkan fakta sejarah yang berbicara, akan tetapi

pendapat ini mendapat bantahan. Hal ini karena dalam merekonstruksi sejarah,

sejarawan tidak dapat membiarkan fakta-fakta yang berbicara sendiri, melainkan fakta-

fakta yang ditemukan harus melalui proses interpretasi.

Hal ini mengakibatkan sejarah bersifat relatif, sejarah bisa menjadi objektif dan

bisa menjadi subjektif. Masalah keempat adalah kausalitas dalam sejarah. Menurut

Sidemen (1991) salah satu cara sejarawan memperbincangkan masa lampau adalah

dengan membicarakan satu kejadian dengan yang disebabkan oleh kejadian lain. Hal ini

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

dapat dilakukan dengan cara memperhatikan dua kejadian atau lebih, dan menegaskan

bahwa ada hubungan dua kejadian tersebut.

Kausalitas ini disebabkan oleh dua hal, yaitu reason (alasan) dan causes (sebab-

akibat). Apa yang dimaksud dengan reason ini adalah pemahaman tentang aktivitas

manusia dalam konteks dengan lingkungan alamnya, sedangkan causes adalah

pemahaman aktifitas manusia dengan melihat kejadian-kejadian yang bersifat badaniah.

Masalah yang terakhir adalah determinasi dalam sejarah. Dalam sejarah terdapat tokoh-

tokoh atau pihak yang bersifat determinan atau memiliki pengaruh lebih besar dalam

membentuk lingkungannya. Permasalahan ini memiliki tempat dalam penulisan sejarah.

Teori sejarah yang sesuai yang digunakan untuk menganalisis Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja adalah teori yang menjelaskan dalam sejarah. Dalam

ilmu sejarah terdapat lima dasar problematik dalam teori sejarah dan salah satunya

adalah eksplanasi dalam sejarah. Dalam hal ini, William Dray mengemukakan

pendapatanya yang menyatakan bahwa eksplanasi terletak pada explaining what, yaitu

menerangkan mengapa sesuatu terjadi dan apa yang terjadi. Konsep ini dirunut untuk

mengetahui mengapa tumbuh Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja dan

faktor apa yang mendorong terbentuknya koperasi tersebut.22

2. Teori Fungsional Struktural

Teori Fungsional struktural juga digunakan dalam mengkaji Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja dengan pendekatan sosiologi. Menurut pendapat Talcott

Parsons, masyarakat dianggap sebagai suatu sistem yang mempunyai fungsi dan

struktur yang diatur oleh nilai dan norma yang saling berhubungan. Hal ini cenderung

22

Ida Bagus Sidemen , Lima Masalah Pokok dalam Teori Sejarah Widya Pustaka tahun III

Nomor 2, (Denpasar : Fakultas sastra Universitas Udayana, Januari 1991)., pp.39-40

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

untuk mewujudkan suasana yang stabil dalam suatu masyarakat. Pendekatan struktural

fungsional sangat relevan digunakan dalam kajian ini, untuk menjelaskan struktur

organisasi Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja serta unsur-unsur yang

terdapat dalam tubuh organisasi koperasi apakah berfungsi dengan baik atau tidak.

3. Teori Antropologi

Teori antropologi menggunakan pendekatan diakronis konsep ini sangat

berpengaruh pada gejala perkembangan dengan maksud mencari perkembangan dari

suatu fenomena atau suatu unsur di suatu daerah, pendekatan ini memperhatikan proses

perkembangan yang berawal dari tingkat sederhana atau rendah menuju ke tingkat yang

lebih tinggi atau kompleks. Pendekatan ini sangat relevan digunakan dalam

menjelaskan perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna Raharja yang pada

mulanya berbentuk arisan Tagura selain sharing pengalaman iman, diskusi mengenai

masalah-masalah sosial politik yang dilaksanakan satu kali dalam sebulan yang dulunya

dibentuk oleh orang-orang muda katolik, masyarakat, negara dan bangsa Indonesia

yang bertujuan sebagai sarana berkumpul untuk melanjutkan ide-ide perjuangan semasa

mantan aktivis partai politik serta mengajari budaya menabung. Prinsip perkumpulan

tagura tagura adalah persaudaraan dan solidaritas. 23

1.7.2. Konsep

Konsep merupakan penyatuan persepsi antara pembaca dengan penulis agar tidak

ada kerancauan pola pikir, sehingga hasil yang diperoleh dapat bermanfaat bagi

pembaca. Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian

tertentu yang merupakan teori-teori baku yang yang digunakan sebagai landasan dasar

23 Ni Komang Trisnawati, Pengaruh Motivasi dan Persepsi tentang Koperasi terhadap

Keputusan menjadi Anggota Ksp WGR, (Denpasar : Fakultas ekonomi Universitas Mahasaraswati,

2012), p.6.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

di dalam menjawab semua permasalahan yang diajukan.24

Landasan konsep dalam

penelitian ini memuat uraian sistematis tentang pemikiran yang ada hubungannya

dengan penelitian yang dilakukan.Kerangka konseptual berisikan isi konsep dalam

komunikasi lisan atau tertulis, dalam penulisan sejarah dan Peran Koperasi Simpan

Pinjam Wisuda Guna Raharja dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota di

Bali menggunakan konsep koperasi dan kesejahteraan ekonomi.

1.7.2.1 Koperasi

Koperasi (Co-operatives) merupakan suatu organisasi ekonomi yang

dijalankan oleh para anggota secara individual yang masing-masing memiliki satu suara

dan ukuran kepemilikan yang sama sehingga bagian keuntungan yang akan diterima

sama besarnya. Susunan keanggotaannya terdapat pada perseroan terbatas hanya proses

pengambilan keputusan dalam koperasi lebih demokratis yang menonjol dalam

koperasi adalah satu anggota satu suara. Koperasi simpan pinjam dan koperasi

perumahan yang prinsip kerjanya sama dengan koperasi lainnya, keuntungan dibagi

secara merata berdasarkan konstribusi. Tujuh prinsip koperasi, pertama keanggotaan

bersifat terbuka, kedua satu anggota satu suara, ketiga perputaran modal terbatas,

keempat alokasi surplus produksi disesuaikan atau konstribusi dari masing-masing

anggota, kelima jasa penyedian uang tunai, keenam penekanan pada aspek pendidikan,

dan ketujuh bersifat netral dalam soal agama dan politik.25

Kegiatan ekonomi yang tidak pernah terlepas dari pasar pada dasarnya

mementingkan keuntungan pelaku ekonomi dari pasar tersebut. Sulit untuk menemukan

ekonomi yang menyejahterakan yang dilihat dari mekanisme pasar yang ada.

24

W.Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia,2002), p. 8.

25Arifinal Chaniago, Pengertian Koperasi, (Bandung : Angkasa, 1986), p.12.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina

terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, kondisi yang seperti ini diperlukan untuk

meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Ekonomi

kesejahteraan konvensional hanya menekankan pada kesejahteraan material.26

Ekonomi memiliki tugas untuk memberi prinsip yang rasional bagi bisnis

sebagai kegiatan ekonomi, sehingga kegiatan ekonomi tersebut tidak hanya

mengarahpada kebutuhan hidup manusia perorang dan jangka pendek saja, tetapi juga

memberi surplus bagi kesejahteraan banyak orang dalam Negara. Ekonomi

kesejahteraan adalah salah satu cabang ekonomi yang normatif. Bidang bahasan dari

dari ekonomi kesejahteraan berkaitan dengan pertanyaan apa yang buruk dan apa yang

baik. Bidang kajian tersebut sangat berbeda dengan bidang kajian cabang ilmu ekonomi

pasitif.Seperti ilmu ekonomi tenaga kerja, sejarah perekonomian, perdagangan

internasional, moneter serta ekonomi makro.Setiap ilmu ekonomi positif mencoba

menjelaskan berbagai fenomena empiric.27

1.7.2.2 Ekonomi Kesejahteraan

Ekonomi kesejahteraan membahas kegiatan ekonomi bisa berjalan secara

optimal. Ekonomi kesejahteraan memikirkan prinsip keadilan bagi seluruh lapisan

masyarakat Kegiatan ekonomi akan memberikan dampak positif terhadap pelaku

ekonomi. Ekonomi kesejahteraan adalah pembahasan yang tidak terlepas dari konteks

ilmu sosial.Keadaan pasar begitu kompetitif untuk mencari keuntungan, merupakan

salah satu hal yang menjadi penghambat untuk menuju kesejahteraan. Kompetitif dalam

26 Dikutip dari makalah Fakriza Ajanuardi 2000 Teori Ekonomi Kesejahteraan. Hal : 3, dalam

websitenya : www. Teori Ekonomi Kesejahteraan _ Firii JB's.htm (diunduh Tanggal 25 Januari 2015). 27

Dominick Salvatone, Teori Mikroekonomi (Yogyakarta: Erlangga, 1999), p.22.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

pasar merupakan hal yang sangat wajar, karena persaingan menjadi sesuatu yang wajib

dalam mekanisme pasar.28

Ekonomi kesejahteraan memulihkan hubungan antara pasar yang kompetitif

dan optimalitas. Pasar kompetitif menjadi sempurna, sisi praktis dari ilmu ekonomi

kesejahteraan memulihkan kesenjangan antara pasar privat yang sempurna dengan

realitas adanya eksternalitas dan barang publik, sehingga persaingan pasar yang tidak

sempurna akan menjauhkan terwujudnya ekonomi untuk kesejahteraan. Mekanisme

pasar sangat penting untuk mewujudkan ekonomi kesejahteraan. Kesulitan yang

ditemukan adalah bagaimana cara untuk mewujudkannya, karena ada ekternalitas dan

barang publik yang kemudian harus diperhatikan.29

Eksternalitas akan membawa dua dampak, yakni dampak positif dan dampak

negatif. Ekternalitas merupakan salah satu indikator terjadinya pasar persaingan

sempurna dalam perwujudan ekonomi kesejahteraan. Pembahasan ekonomi

kesejahteraan cara apa yang dilakukan agar semuanya berjalan secara optimal dan pasar

yang begitu kompetitif berjalan secara sempurna. Pada saat pasar tidak berjalan dengan

sempurna maka akan semakin sulit pula mewujudkan ekonomi kesejahteraan.

1.8 Metode Penelitian dan Sumber

Metode penelitian dan sumber ini terdiri dari empat tahapan, yakni heuristik,

kritik, interpretasi dan historiografi atau penulisan. Tahap pencarian data (heuristik)

terdiri dalam beberapa teknik, yakni sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah langkah pencarian data yang relevan melalui buku-buku,

artikel, penelitian sebelumnya atau pustaka-pustaka yang lain yang sesuai dengan

28

Ibid.,p.23. 29

Ibid.,p.25.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

masalah penelitian. Studi ini dilakukan di perpustakaan Universitas Diponegoro adalah

membaca skripsi mengenai koperasi, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Budaya

membaca skripsi sebagai pedoman cara penulisan skripsi yang benar, Perpustakaan

Fakultas Ekonomi dan Perpustakaan Koperasi Simpan Pinjam-Wisuda Guna Raharja,

arsip daerah ataupun dari artikel di media masa untuk melengkapi data-data dalam

skripsi.

2. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan terjun langsung dilapangan atau di masyarakat.

Hal ini bertujuan untuk melihat keadaan lapangan dan objek penelitian dan mencari

info di Kantor Pusat KSP-WGR. Hal ini tentu saja bermanfaat untuk langkah

selanjutnya.Teknik digunakan untuk mecari gambaran umum tentang tema yang

digunakan.

3. Wawancara

Wawancara ini berupa percakapan langsung dengan para informan yang telah

ditunjuk guna mencari data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.Hal ini sangat

mendukung dalam pencarian data, mengingat tema yang dipakai oleh peneliti sangat

sedikit, untuk mencari dengan mewawancarai Manager, Karyawan, Anggota, Pengurus

KSP-WGR. Selain itu dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih spesifik atau

terperinci.

4. Dokumentasi

Dokumentasi ini dilakukan dengan cara melalui pegambilan gambar-gambar

sesuai dengan objek penelitian di Kantor Pusat KSP-WGR, Usaha Anggota, Piagam-

piagam, Kegiatan-kegiatan yang dilakukan KSP-WGR dan juga keadaan pada saat

penelitian. Langkah ini bermanfaat karena bisa menjadi sumber dari keadaan dari objek

penelitian, baik itu keadaan saat ini maupun gambar-gambar dulu yang diambil kembali

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

untuk dijadikan sumber. Teknik ini akan menguatkan atau mendukung penjelasan-

penjelasan yang dijelaskan oleh sumber-sumber sebelumnya, setelah melewati tahapan

ini dilanjutkan dengan tahapan kritik.Kritik sumberini digunakan untuk membuktikan

keotentikan atau keasliannya sumber yang didapatkan serta menguji atau

mengklasifikasi apakah sumber yang didapatkan sesuai dengan tema yang diteliti.

Kritik ini akan berguna untuk membuat tulisan sejarah yang kredibel atau bisa

dipertanggungjawabkan. Setelah itu tahapan selanjutnya adalah interpretasi atau

penafsiran. Tahapan ini dilakukan dengan cara menafsirkan kembali data-data yang

ditemukan dilapangan. Interpretasi ini berguna untuk mengetahui isi ataupun makna-

makna yang tersirat dari sumber yang ditemukan, serta berguna untuk menghubungkan

fakta-fakta yang sudah ditemukan dilapangan.Lokasi penelitian yang dalam penelitian

ini adalah di Provinsi Bali. Tidak secara keseluruhan, tetapi di beberapa tempat yang

dirasa sesuai dengan objek, yakni seperti di Siligita-Nusa Dua, Renon, dan di kantor

Koperasi Wisuda Guna Raharja. Alasan pemilihan tempat ini karena di tempat-tempat

terdapat gereja katolik dan koperasi tersebut.

1.9 Sistematika Penulisan

Penulisan dari hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab, yakni sebagai

berikut.

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi sejarah yang digunakan,

kerangka teori dan konsep, metode penelitian dan sumber, lokasi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab II Menguraikan gambaran umum mengenai Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja Gambaran umum ini dilihat dari segi geografis dan demografis di Denpasar.

Geografis ini berisi tentang latar belakang koperasi simpan pinjam tersebut didirikan,

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id I.pdfmembangkitkan dan memupuk semangat menabung dikalangan masyarakat umum dan anggota. Pada tahun 2010 terdapat 4.207 koperasi

sedangkan demografi berisi tentang keadaan anggotanya Koperasi Simpan Pinjam

Wisuda Guna Raharja yang dapat terbagi dari jumlah penduduk, etnis, budaya, mata

pencaharian, kondisi sosial ekonomi, serta kepercayaannya.

Bab III menguraikan tentang Perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Guna Raharja

dari tahun 1969-1981.

Bab IV menguraikan tentang dinamika perkembangan Koperasi Simpan Pinjam Wisuda

Guna Raharja.

Bab V menguraikan tentang peran dan dampak Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja dalam mensejahterakan anggota serta faktor yang apa saja yang membuat

koperasi tersebut tetap eksis sampai sekarang.

Bab VI Simpulan, berisi tentang lahirnya Koperasi Simpan Pinjam Wisuda Guna

Raharja sangat memberikan perubahan terhadap anggotanya dan mempererat tali

persaudaraan antar umat Katolik.