18
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini, teknologi telah berkembang semakin pesat dan menjadi kebutuhan hampir semua masyarakat. Bahkan, banyak perusahaan saat ini memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dengan stakeholder untuk penyampaian informasi keuangan dan non-keuangan sekaligus menjadi media untuk penyebarluasan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan memiliki stakeholder terutama investor yang tersebar di dalam negeri bahkan di luar negeri yang sulit untuk dijangkau dimana para investor ingin selalu mengetahui berbagai informasi dari perusahaan sebagai pertimbangan dalam menanamkan modal mereka. Salah satu media yang dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau seluruh investornya dalam penyebaran informasi perusahaan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah internet. Internet (interconnection networking) merupakan jaringan komputer- komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan ini sangat besar dan wilayahnya mencakup seluruh dunia (wikipedia.org). Jaringan komputer tersebut berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data berupa teks, gambar, suara, dan juga video. Internet memberikan kemudahan karena mampu menjangkau wilayah geografis yang lebih luas hingga melewati batas negara. Keberadaan internet memberikan peluang-peluang baru bagi perusahaan dalam melengkapi, mengganti serta meningkatkan sarana komunikasi dengan para

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalaheprints.perbanas.ac.id/3750/4/BAB I.pdfuntuk menjangkau seluruh ... jaringan komputer-komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Zaman sekarang ini, teknologi telah berkembang semakin pesat dan

menjadi kebutuhan hampir semua masyarakat. Bahkan, banyak perusahaan saat

ini memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dengan stakeholder untuk

penyampaian informasi keuangan dan non-keuangan sekaligus menjadi media

untuk penyebarluasan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan

memiliki stakeholder terutama investor yang tersebar di dalam negeri bahkan di

luar negeri yang sulit untuk dijangkau dimana para investor ingin selalu

mengetahui berbagai informasi dari perusahaan sebagai pertimbangan dalam

menanamkan modal mereka. Salah satu media yang dapat digunakan perusahaan

untuk menjangkau seluruh investornya dalam penyebaran informasi perusahaan

dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah internet.

Internet (interconnection networking) merupakan jaringan komputer-

komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan ini sangat besar dan

wilayahnya mencakup seluruh dunia (wikipedia.org). Jaringan komputer tersebut

berisikan informasi dan sebagai sarana komunikasi data berupa teks, gambar,

suara, dan juga video. Internet memberikan kemudahan karena mampu

menjangkau wilayah geografis yang lebih luas hingga melewati batas negara.

Keberadaan internet memberikan peluang-peluang baru bagi perusahaan dalam

melengkapi, mengganti serta meningkatkan sarana komunikasi dengan para

2

pemangku kepentingan. Penggunaan internet memungkinkan informasi

disebarluaskan ke seluruh dunia yang dapat meningkatkan ketersediaan informasi

perusahaan sehingga menarik banyak investor dari berbagai wilayah geografis.

Perkembangan pada teknologi internet menuntut perusahaan untuk dapat

memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin sebagai senjata bagi perusahaan

dalam bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu

untuk memanfaatkan serta mengembangkan teknologi ke dalam perusahaannya

merupakan perusahaan yang dapat bersaing secara kompetitif dengan para

pesaingnya.

Penyediaan informasi melalui internet dapat memberikan kemudahan

bagi publik dalam mengetahui setiap informasi yang dimiliki oleh perusahaan.

Begitu juga sebaliknya, perusahaan akan mudah untuk menyebarluaskan

informasi perusahaan dengan cepat dan lebih efisien. Perkembangan teknologi

yang semakin pesat ini membentuk perilaku individu dalam hal penggunaan

internet. Hal ini ditunjukkan dengan survey yang dilakukan oleh Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengenai perilaku pengguna

internet di Indonesia. Survey tersebut menjelaskan mengenai perilaku masyarakat

dalam memanfaatkan internet untuk memenuhi kebutuhan informasinya dan

membantu individu atau institusi dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang

menyebarkan informasinya akan memberikan kemudahan bagi publik untuk

mengakses informasi tersebut. Publik dapat menggunakan internet untuk mencari

informasi mengenai keuangan perusahaan, program yang dilakukan perusahaan,

harga saham, informasi mengenai perusahaan yang sedang melakukan perekrutan

3

tenaga kerja serta informasi mengenai kualifikasi apa saja yang diperlukan untuk

memenuhi syarat yang diajukan perusahaan dan informasi perusahaan lainnya.

Publik juga dapat menggunakan internet untuk membantu mereka dalam

melakukan pekerjaan, hal ini dikarenakan terdapat berbagai macam informasi

yang tersedia di dalam internet. Selain itu, adanya internet dapat memberikan

kemudahan bagi perusahaan dalam mempromosikan bisnis dan kelebihan yang

dimiliki untuk menarik para konsumen. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah hasil

survey yang dilakukan oleh APJII:

Tabel 1.1

PERILAKU PENGGUNA INTERNET INDONESIA

Alasan Mengakses Internet Presentase (%) Jumlah Pengguna

(dalam jutaan)

1. Update informasi

2. Terkait pekerjaan

3. Mengisi waktu luang

4. Sosialisasi

5. Terkait pendidikan

6. Hiburan

7. Bisnis, berdagang dan cari

barang

25,3

20,8

13,5

10,3

9,2

8,8

8,5

31,3

27,6

17,9

13,6

12,2

11,7

10,4

Sumber: www.apjii.or.id, diolah

Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa presentase tertinggi sebesar

25,3 persen yaitu update informasi dengan pengguna sebanyak 31.300.000 orang.

Hal ini membuktikan bahwa internet dapat memberikan kemudahan dalam

menyebarkan informasi dan mengakses informasi. Selain itu, pengguna internet

untuk melakukan bisnis, berdagang dan cari barang juga memiliki pengguna yang

cukup tinggi yaitu sebanyak 10.400.000 orang dengan presentase sebesar 8,5

4

persen. Hal ini menunjukkan bahwa internet memberikan kemudahan di bidang

bisnis karena internet dapat menjangkau konsumen secara lebih luas.

Adanya kemudahan dalam mengakses internet memberikan

perkembangan yang pesat pada teknologi internet sebagai media untuk

penyebaran informasi. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan

untuk menyebarkan informasi positif mengenai perusahaan kepada para

stakeholder dan calon investor. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan

membuat dan mengelola website untuk menyebarkan informasi perusahaan.

Berbagai informasi positif perusahaan yang disajikan dalam website akan

memudahkan para stakeholder dan calon investor dalam mengumpulkan

informasi perusahaan serta bertujuan untuk menarik minat calon investor lebih

banyak lagi.

Menurut Novita dan Dul (2013) website merupakan salah satu media

yang dapat digunakan perusahaan untuk menyajikan informasi secara lebih cepat,

mudah dan akurat. Website tersebut dimanfaatkan sebagai media untuk

menampilkan profil mengenai perusahaan, pengenalan sekaligus pemasaran

produk perusahaan, memberikan informasi mengenai kegiatan perusahaan, dan

sebagai penghubung antara manajemen perusahaan dengan masyarakat luas.

Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perusahaan

dituntut untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Dengan adanya

tuntutan tersebut, perusahaan memanfaatkan website-nya untuk melakukan

pelaporan keuangan perusahaan agar dapat memberikan informasi mengenai

kinerja perusahaan pada periode tertentu untuk para stakeholder dan calon

5

investor, sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapapun,

dimanapun dan kapanpun.

Pelaporan keuangan melalui website dapat mengurangi adanya asimetri

informasi perusahaan dengan pihak luar. Selain itu dengan melakukan

pengungkapan informasi keuangan melalui website dapat meningkatkan

kepercayaan dan keyakinan kepada pihak luar khususnya para investor mengenai

prospek kinerja masa depan perusahaan. Para investor dapat menganalisis

informasi yang disajikan perusahaan untuk mempertimbangkan penanaman modal

mereka di perusahaan tersebut.

Menurut Seetharaman et al (2006) penggunaan internet dalam dunia

bisnis telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian informasi perusahaan.

Penggunaan media internet sebagai media pelaporan keuangan bagi setiap

pemangku kepentingan disebut Internet Financial Reporting (IFR). Dalam

beberapa tahun ini, Internet Financial Reporting (IFR) berkembang menjadi

metode yang paling cepat dalam melakukan penyebaran informasi yang terkait

dengan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa seiring dengan berkembangnya

teknologi, maka dalam penyajian informasi yang mulanya berupa paper-based

reporting system berubah menjadi paper less-based reporting system. Tentunya,

perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting (IFR) akan lebih

mudah dikenal secara luas oleh para investor dibandingkan dengan yang tidak

menerapkan Internet Financial Reporting (IFR).

Pihak-pihak yang menggunakan informasi perusahaan khususnya

investor dan stakeholder membutuhkan sistem pelaporan yang cepat, akurat,

6

fleksibel, dan mudah untuk diakses. Penerapan Internet Financial Reporting (IFR)

mendorong perusahaan agar lebih transparansi terhadap informasi-informasi

terkait perusahaan. Ashbaugh et al (1999) menjelaskan bahwa Internet Financial

Reporting (IFR) dipandang sebagai media komunikasi yang efektif dan efisien

terhadap pelanggan, investor, dan pemegang saham. Hal ini menunjukkan bahwa

IFR dapat meningkatkan daya tarik investor untuk menanamkan modalnya dan

juga memengaruhi keputusan pinjaman oleh kreditur.

Menurut Asbaugh et al (1999) terdapat beberapa karakteristik dan

keunggulan yang dimiliki internet, seperti: mudah menyebar (pervasiveness),

tidak mengenal batas (borderless-ness), real time, berbiaya rendah (low cost), dan

mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction). Dengan berbagai macam

keunggulan tersebut, perusahaan dapat memanfaatkan media internet untuk

menyebarkan informasi keuangan dan non keuangan yang berguna bagi pihak

eksternal. Internet Financial Reporting (IFR) merupakan salah satu upaya yang

dilakukan perusahaan untuk menjalin hubungan dan komunikasi dengan

stakeholder, terutama investor, dengan lebih baik dan lebih cepat. Tanggungjawab

merupakan salah satu hal yang penting untuk meingkatkan kualitas komunikasi

dan mempengaruhi kepercayaan investor di pasar modal. Selain itu, IFR dapat

memberikan image yang baik dimata pihak luar karena perusahaan lebih

transparan terhadap informasinya.

Indonesia juga sudah mulai menerapkan pelaporan keuangan melalui

website pribadi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan dari

Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2012) yaitu Badan Pengawas Pasar

7

Modal dan Lembaga Keuangan aturan nomor X.K.6 lampiran keputusan Ketua

BAPEPAM dan LK nomor Kep-431/BL/2012 yang menunjukkan bahwa setiap

perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada

BAPEPAM-LK selambat-lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir.

Setiap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan

paling sedikit dua eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli dan disertai

dengan laporan salinan elektronik serta disediakan di laman perusahaan. Hal

tersebut mendapatkan respon positif dari emiten karena emiten tidak perlu lagi

memasang pengumuman atau iklan di surat kabar sehingga akan menghemat

biaya. Adanya peraturan dari BAPEPAM-LK nomor aturan X.K.6 ini

menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keuangan melalui website merupakan

pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang harus dilakukan oleh setiap

perusahaan publik.

Kewajiban perusahaan publik untuk mengungkapkan laporan

keuangan melalui website perusahaan seperti yang telah disebutkan dalam

peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM-LK, tidak membuat semua perusahaan

publik telah menerapkan aturan tersebut. Terdapat beberapa peneliti terdahulu

yang memberikan hasil bahwa masih ada perusahaan yang belum menerapkan

Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017)

menunjukkan bahwa dari 314 perusahaan yang terdaftar di Indonesia Sharia Stock

Exchange tahun 2015, hanya 273 perusahaan yang menerapkan Internet Financial

Reporting. I Gusti dan I Ketut (2017) memberikan temuan bahwa dari 415

perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015, hanya 81 perusahaan

8

yang menerapkan Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh

Reskino dan Nova (2016) menunjukkan bahwa dari 54 perusahaan di sektor

properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di BEI dan berdasarkan IDX

Fact 2013, terdapat 53 perusahaan yang menerapkan IFR. Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh M. Riduan (2015) menunjukkan bahwa dari 135 perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013, hanya 102 perusahaan yang

menerapkan Internet Financial Reporting.

Beberapa teori yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengenai

Internet Financial Reporting adalah teori keagenan dan teori sinyal. Teori

keagenan mengemukakan bahwa terdapat benturan kepentingan yang terjadi

diantara prinsipal dan agen (Novita dan Dul, 2013). Para pemangku kepentingan

dalam perusahaan dianggap bertindak sebagai prinsipal, sedangkan yang bertindak

sebagai agen adalah manajemen perusahaan. Setiap pihak termotivasi untuk

memaksimalkan kepentingannya sehingga menimbulkan konflik diantara prinsipal

dan agen. Ball (2006) dalam Luciana (2008) menyatakan bahwa untuk

menyelaraskan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham maka

perusahaan sebaiknya meningkatkan transparansi dan pengungkapan mengenai

informasi perusahaan. Laporan keuangan dianggap sebagai media akuntabilitas

manajemen kepada pemilik. Dengan adanya pengungkapan yang luas pada

laporan keuangan perusahaan, maka diharapkan dapat mengurangi asimetri

informasi dan memantau kinerja manajemen. Salah satu metode yang dapat

dilakukan perusahaan dalam melaporkan informasi-informasi perusahaan adalah

dengan menerapkan praktik Internet Financial Reporting (IFR).

9

Hanny dan Anis (2012) menyebutkan bahwa teori sinyal menjelaskan

mengenai bagaimana sebaiknya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada

pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangannya. Sinyal tersebut dapat

berupa informasi mengenai hal-hal apa saja yang sudah berhasil dilakukan oleh

manajemen dalam merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal dapat

membantu perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi secara lebih

lengkap dengan memanfaatkan media internet untuk meningkatkan kualitas

pengungkapan perusahaan. Pelaporan laporan keuangan melalui media internet

atau yang disebut dengan Internet Financial Reporting dapat membantu

perusahaan dalam menyebarluaskan sinyal positif berupa informasi terkait

keunggulan yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menarik calon-calon

investor. Sehingga dapat dikatakan bahwa Internet Financial Reporting dianggap

sebagai sarana komunikasi yang positif kepada masyarakat luas.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan praktik

Internet Financial Reporting yaitu profitabilitas, leverage, blockholder ownership,

public ownership dan reputasi auditor. Menurut Ardi dan Lana (2007),

profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen

dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang

dihasilkan. Profitabilitas yang selalu meningkat tiap tahunnya mengindikasikan

bahwa manajemen berhasil mengelola kekayaan perusahaan dengan baik sehingga

manajemen akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi

kepada pihak eksternal. Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi

mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengeluarkan biaya mulai dari

10

pembuatan website sampai dengan biaya pengelolaan website untuk menerapkan

Internet Financial Reporting dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada

pihak eksternal. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas

berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Momany dan Pillai (2013) serta Abdul (2012). Sedangkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Reskino dan Nova

(2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Deasy (2013),

Agboola dan Salawu (2012) dan Hanny dan Anis (2012) menyatakan bahwa

profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Leverage menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan

terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2006:306). Damaso dan Lourenco (2011)

“menyatakan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap

Internet Financial Reporting” (Reskino dan Nova, 2016). Hal ini disebabkan

karena perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki resiko

yang tinggi pula bahwa perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Semakin

tinggi tingkat leverage yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan berupaya

untuk melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi agar mengurangi resiko

kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan

cenderung untuk tidak menerapkan Internet Financial Reporting agar lebih

menghemat biaya. Sebaliknya, jika tingkat leverage rendah, perusahaan akan

termotivasi untuk menyebarluaskan informasi dengan menerapkan Internet

Financial Reporting untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modalnya.

Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap

11

Internet Financial Reporting adalah I Gusti dan I Ketut (2017) serta Hanny dan

Anis (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova

(2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Momany dan Pillai

(2013) Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan

bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership

merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar,

dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang

didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Kepemilikan blockholder yang tinggi

akan meningkatkan pengawasan yang ketat dari pihak shareholders untuk selalu

memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Adanya

pengawasan tersebut dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan

kinerjanya dan mengelola perusahaan secara lebih transparan. Pengungkapan

laporan keuangan secara sukarela melalui media internet atau Internet Financial

Reporting dapat membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi

pemegang saham secara lebih transparan. Penelitian yang memperoleh bukti

empiris bahwa blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

Reporting adalah M. Riduan (2015). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Dara dan Sari (2012) menyatakan bahwa blockholder ownership tidak

berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public ownership (kepemilikan

saham oleh publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik

dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya

12

kurang dari lima persen. Pemilik saham yang menyebar di berbagai wilayah

geografis akan meningkatkan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat sebagai

pertimbangan pemilik saham dalam menentukan keputusan. Pengungkapan

laporan keuangan melalui media internet seperti website pribadi perusahaan dapat

menjadi suatu alternatif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para

pemegang saham, selain itu juga dapat meminimalisir konflik keagenan yang

mungkin terjadi. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa public

ownership berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting adalah Maulida et

al (2017). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut

(2017), Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan

bahwa public ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki

auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Salah satu hal yang

dapat dijadikan sinyal positif bagi perusahaan adalah dengan menggunakan

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi karena perusahaan tersebut akan

dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi

keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut dapat memotivasi perusahaan

untuk menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti

website pribadi perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan keyakinan

investor karena laporan keuangannya dapat dipercaya, selain itu juga akan

berdampak pada meningkatnya citra perusahaan. Penelitian yang memperoleh

bukti empiris bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

Reporting antara lain Hanny dan Anis (2012) serta Agboola dan Salawu (2012).

13

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017), I Gusti dan I

Ketut (2017), serta Basuony dan Mohamed (2014) menyatakan bahwa reputasi

auditor tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

Penelitian ini hanya akan berfokus pada sektor industri manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sektor manufaktur merupakan salah satu

sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor manufaktur

dianggap sebagai salah satu penopang perekonomian nasional karena sektor ini

memberikan kontribusi yang cukup signifikan pada pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Sektor ini cukup stabil dan menjadi salah satu penopang perekonomian

negara di tengah ketidakpastian perekonomian dunia dengan tingkat pertumbuhan

yang positif. Industri manufaktur juga memegang peranan penting dalam

perdagangan internasional karena dengan peningkatan kualitas dan kuantitas

output yang dihasilkan maka dapat meningkatkan daya saing industri di pasar

global (Arif, 2016). Alasan lain yang menyebabkan sektor manufaktur dipilih

adalah sektor ini memiliki sub-sektor dan jumlah perusahaan terbanyak sehingga

diharapkan hasil penelitian akan dapat digeneralisasi. Selain itu, sektor

manufaktur merupakan sektor yang paling dominan apabila dibandingkan dengan

sektor lainnya sebagai emiten terbesar. Sektor ini memberikan peluang besar bagi

investor untuk berinvestasi. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan

manufaktur selalu mendapat sorotan dari berbagai pihak, khususnya investor,

karena pada dasarnya investor tertarik untuk berinvestasi pada emiten besar.

Berbagai alasan itulah yang menyebabkan sektor manufaktur cocok untuk

dijadikan subyek penelitian karena Internet Financial Reporting memiliki peran

14

penting dalam menyediakan informasi baik keuangan maupun non-keuangan bagi

para investor dalam menentukan keputusan investasinya.

Penelitian ini juga hanya akan berfokus pada sektor manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 dan 2016. Pemilihan tahun 2015

dan 2016 didasarkan pada pencapaian investasi sebesar 46 persen dari total

investasi atau setara dengan Rp 172.000.000.000.000 pada sektor manufaktur

sepanjang tahun 2015. Realisasi investasi tersebut meningkat 16,7 persen

dibandingkan tahun sebelumnya dan hal tersebut dianggap telah melampaui target

yang dicanangkan (beritasatu.com). Selain itu, Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM) menempatkan sektor manufaktur sebagai prioritas investasi tahun

2016. Hal tersebut disebabkan karena separuh dari total investasi, yaitu sebesar

54,7 persen atau sebesar Rp 335.800.000.000.000 diinvestasikan pada sektor

manufaktur dari total keseluruhan investasi sebesar Rp 613.000.000.000.000 pada

tahun 2016. Adapun realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

mencapai 103 persen melampaui dari target yang dicanangkan dan realisasi

Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai 102,7 persen yang juga melampaui

dari target yang dicanangkan (databoks.com). Hal tersebut menunjukkan bahwa

sektor manufaktur sangat diminati dan menjadi sorotan dari berbagai pihak

khususnya investor karena sektor tersebut selama dua tahun berturut-turut yaitu

tahun 2015 dan tahun 2016 selalu melampaui target investasi yang dicanangkan

dan menjadi dana investasi terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti berkeinginan untuk

melakukan survey lebih lanjut mengenai penerapan Internet Financial Reporting

15

(IFR) sebagai media untuk penyebarluasan informasi terkait perusahaan,

khususnya pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia

tahun 2015 dan 2016. Hal ini disebabkan karena meskipun penerapan Internet

Financial Reporting telah diatur oleh BAPEPAM-LK aturan nomor X.K.6 dan

telah menjadi pengungkapan wajib, namun banyak penelitian yang menghasilkan

temuan bahwa terdapat banyak perusahaan yang belum menerapkan praktik IFR.

Hal tersebut yang membuat peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan

Internet Financial Repoting. Peneliti ingin melakukan pengujian lebih lanjut agar

dapat mengetahui konsistensi temuan jika diterapkan pada kondisi lingkungan

yang berbeda. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan

manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia memanfaatkan media internet

untuk mendorong transparansi informasi dan meningkatkan kualitas komunikasi

mereka dengan para investor. Selain itu, adanya ketidakkonsistenan variabel-

variabel independen yang ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu juga menjadi

alasan peneliti ingin melakukan survey lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Internet Financial Reporting.

Penelitian ini menggunakan variabel profitabilitas, leverage, blockholder

ownership, public ownership, dan reputasi auditor.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE,

BLOCKHOLDER OWNERSHIP, PUBLIC OWNERSHIP DAN REPUTASI

AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING”.

16

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah yang akan

diteliti dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting?

2. Apakah leverage berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting?

3. Apakah blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

Reporting?

4. Apakah public ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

Reporting?

5. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

Reporting?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meneliti pengaruh profitabilitas terhadap Internet Financial

Reporting

2. Untuk meneliti pengaruh leverage terhadap Internet Financial Reporting

3. Untuk meneliti pengaruh blockholder ownership terhadap Internet Financial

Reporting

4. Untuk meneliti pengaruh public ownership terhadap Internet Financial

Reporting

5. Untuk meneliti pengaruh reputasi auditor terhadap Internet Financial

Reporting

17

1.4 Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis:

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi serta literature yang

dijadikan sebagai acuan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

praktik penerapan Internet Financial Reporting (IFR).

2. Manfaat Praktis:

a. Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

laporan keuangan melalui internet, diharapkan penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan dalam menentukan aturan untuk memberikan

informasi-informasi mengenai perusahaan oleh manajemen.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan

yang melakukan praktik penerapan Internet Financial Reporting untuk

lebih memperhatikan isi serta kelengkapan laporan keuangannya agar

dapat bermanfaat secara maksimal bagi pemegang saham dan

masyarakat luas.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi dan informasi

bagi peneliti selanjutnya terkait Internet Financial Reporting.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Pembahasan pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang

disusun secara sistematis, dimana dalam setiap bab berisi sub-sub bab. Adapun

sistematika penulisannya yaitu sebagai berikut:

18

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan secara keseluruhan tentang latar belakang,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan metodologi penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan ringkasan dari beberapa penelitian terdahulu, teori-

teori yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta kerangka

pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan

penelitian, identifikasi variabel, defines operasional, populasi, sampel,

cara pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan diuraikan tentang subyek penelitian, analisis data

dan pembahasan yang menguraikan hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, keterbatasan

penelitian serta saran dari penelitian ini.