Click here to load reader
Upload
anca-septiawan
View
1.243
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Installasi Perangkat Jaringan Lokal (LAN) (Pengertian Jaringan Komputer, Topologi Jaringan Komputer, Media Jaringan Komputer, Teknologi Perangkat Jaringan Komputer )
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak hal yang harus dipelajari adalah cara untuk saling berhubungan
antara komputer satu dengan lain para ahli mencari cara agar beberapa
komputer dapat saling terhubung Dari sinilah maka muncul konsep
distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time
Sharing System), bentuk pertama kali jaringan (network) komputer
diaplikasikan. Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara seri ke
sebuah host komputer.
1.2. Masalah
Dalam mempelajari cara menginstalasi jaringan lokal siswa terkadang
bingung karena belum memahami cara menginstal jaringan lokal.
Sebenarnya permasalahanya adalah bagaimana siswa mempelajari hal-hal
pokok dalam melakukan penginstalan jaringan lokal.
1.3 Tujuan
Untuk dapat memahami, baik pengertian, jenis, fungsi dan membuat ataupun
membagi jaringan dengan baik tanpa bantuan ahli.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Jaringan
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer
yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi
(surel, pesan instan), dan dapat mengakses informasi(peramban web).
Agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat
meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta/menerima
layanan disebut klien (client) dan yang memberikan/mengirim layanan disebut
peladen (server). Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan
digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
Dua buah komputer yang masing-masing memiliki sebuah kartu jaringan,
kemudian dihubungkan melalui kabel maupun nirkabelsebagai medium
transmisi data, dan terdapat perangkat lunak sistem operasi jaringan akan
membentuk sebuah jaringan komputer yang sederhana. Apabila ingin
membuat jaringan komputer yang lebih luas lagi jangkauannya, maka
diperlukan peralatan tambahan seperti Hub, Bridge, Switch,
Router, Gateway sebagai peralatan interkoneksinya.
Klasifikasi jaringan komputer terbagi menjadi :
1. Berdasarkan geografisnya, jaringan komputer terbagi menjadi jaringan
wilayah lokal atau Local Area Network (LAN), jaringan wilayah
metropolitan atau Metropolitan Area Network (MAN), dan jaringan
wilayah luas atau Wide Area Network (WAN). Jaringan wilayah lokal
2
merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau tempat
yang berukuran sampai beberapa 1 - 10 kilometer. LAN seringkali
digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan stasiun
kerja (workstation) dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik
untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer / pencetak) dan
saling bertukar informasi. Sedangkan jaringan wilayah metropolitan
merupakan perluasan jaringan LAN sehingga mencakup satu kota yang
cukup luas, terdiri atas puluhan gedung yang berjarak 10 - 50
kilometer. Kabel transmisi yang digunakan adalah kabel serat
optik (Coaxial Cable). Jaringan wilayah luas merupakan jaringan
antarkota, antar provinsi, antar negara, bahkan antar benua. Jaraknya bisa
mencakup seluruh dunia, misalnya jaringan yang menghubungkan
semua bank di Indonesia, atau jaringan yang menghubungkan semua
kantor Perwakilan Indonesia di seluruh dunia. Media transmisi utama
adalah komunikasi lewat satelit, tetapi banyak yang mengandalkan
koneksi serat optik antar negara.
2. Berdasarkan fungsi, terbagi menjadi jaringan klien-server (Client-server)
dan jaringan ujung ke ujung (Peer-to-peer). Jaringan klien-server pada
dasaranya ada satu komputer yang disiapkan menjadi pelayan (server) dari
komputer lainnya yang sebagai klien (client). Semua permintaan layanan
sumberdaya dari komputer klien harus dilewatkan ke komputer server,
komputer server ini yang akan mengatur pelayanannya. Apabila
komunikasi permintaan layanan sangat sibuk bahkan bisa disiapkan lebih
3
dari satu komputer menjadi server, sehingga ada pembagian tugas,
misalnya file-server, print-server, database server dan
sebagainya. Tentu saja konfigurasi komputer server biasanya lebih dari
konfigurasi komputer klien baik dari segi kapasitas memori, kapasitas
cakram keras {harddisk), maupun kecepatan prosessornya. Sedangkan
jaringan ujung ke ujung itu ditunjukkan dengan komputer-komputer saling
mendukung, sehingga setiap komputer dapat meminta pemakaian bersama
sumberdaya dari komputer lainnya, demikian pula harus siap melayani
permintaan dari komputer lainnya. Model jaringan ini biasanya hanya bisa
diterapkan pada jumlah komputer yang tidak terlalu banyak, maksimum
25, karena komunikasi akan menjadi rumit dan macet bilamana komputer
terlalu banyak.
3. Berdasarkan topologi jaringan, jaringan komputer dapat dibedakan atas :
1. Topologi bus
2. Topologi bintang
3. Topologi cincin
4. Topologi mesh
5. Topologi pohon
4. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data
1. Jaringan terpusat
Jaringan ini terdiri dari komputer klien dan server yang mana komputer
klien yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses
sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server.
4
2. Jaringan terdistribusi
Merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat
beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan klien
membentuk sistem jaringan tertentu.
5. Berdasarkan media transmisi data
1. Jaringan Berkabel (Wired Network)
Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer lain diperlukan penghubung berupa kabeljaringan. Kabel
jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam
bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan.
2. Jaringan nirkabel (Wi-Fi)
Jaringan nirkabel merupakan jaringan dengan medium berupa
gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel
untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan
gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi
antar komputer jaringan.
2.2 Topologi Jaringan
Topologi jaringan adalah hal yang menjelaskan hubungan geometris antara
unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
Topologi jaringan dibagi menjadi 5 macam yaitu :
1. Topologi Bus
Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa
penggunaan kabel sepaksi. Dengan menggunakan T-Connector (dengan
5
terminator 50 ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat
jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.
Kesulitan utama dari penggunaan kabel sepaksi adalah sulit untuk mengukur
apakah kabel sepaksi yang dipergunakan benar-benar matching atau tidak.
Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan merusak NIC
(network interface card) yang dipergunakan dan kinerja jaringan menjadi
terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya. Topologi ini juga
sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic (yang kemudian
digabungkan dengan topologi star untuk menghubungkan dengan client atau
node). Pada topologi bus dua ujung jaringan harus diakhiri dengan sebuah
terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya.
Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel
BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan
dirinya dengan men-tap ethernetnya sepanjang kabel. Instalasi jaringan bus
sangat sederhana, murah dan maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan
yang sering dihadapi adalah kemungkinan terjadinya tabrakan data karena
mekanisme jaringan relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka
akan mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan
Gambar 2.1 Topologi Bus
6
2. Topologi Ring
Topologi cincin adalah topologi jaringan berbentuk rangkaian titik yang
masing-masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga
membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin,
komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami
gangguan. Jaringan FDDI mengantisipasi kelemahan ini dengan mengirim
data searah jarum jam dan berlawanan dengan arah jarum jam secara
bersamaan. Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki
performance tinggi, jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang
time-sensitive seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan
saat komputer yang terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.
Gambar 2.2 Topologi Ring3. Topologi Star
Topologi star digunakan dalam jaringan yang padat, ketika endpoint dapat
dicapai langsung dari lokasi pusat, kebutuhan untuk perluasan jaringan, dan
membutuhkan kehandalan yang tinggi. Topologi ini merupakan susunan
yang menggunakan lebih banyak kabel daripada bus dan karena semua
komputer dan perangkat terhubung ke centralpoint. Jadi bila ada salah satu
komputer atau perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan
mempengaruhi yang lainnya (jaringan).
7
Gambar 2.3 Topologi Star4. Topologi Tree
Topologi jaringan ini disebut juga sebagai topologi jaringan bertingkat.
Topologi ini biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan
hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada
lokasi yang rendah dan semakin keatas mempunyai hirarki semakin tinggi.
Topologi jaringan jenis ini cocok digunakan pada sistem jaringan komputer
.
Gambar 2.4 Topologi Tree5. Topologi Mesh
Topologi jala atau Topologi mesh adalah suatu bentuk hubungan antar
perangkat dimana setiap perangkat terhubung secara langsung ke perangkat
lainnya yang ada di dalam jaringan. Akibatnya, dalam topologi mesh setiap
perangkat dapat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju
(dedicatedlinks). Dengan demikian maksimal banyaknya koneksi antar
perangkat pada jaringan bertopologi mesh ini dapat dihitung yaitu sebanyak
8
n(n-1)/2. Selain itu karena setiap perangkat dapat terhubung dengan
perangkat lainnya yang ada di dalam jaringan maka setiap perangkat harus
memiliki sebanyak n-1 port Input/Output (I/O ports).
Gambar 2.5 Topologi Mesh
2.3 Media Jaringan Komputer
Menurut Standar Cisco :
1. Media Tembaga (COAX & TP)
2. Media Optic (Fiber Optic)
3. Media Gelombang Elektromagnetik (Wireless)
Menurut Standar Umum :
1. Media Kabel (Wired) : COAX, TP, FIBER
2. Media Nirkabel (Wireless)
2.4 Protokol Jaringan
Protokol adalah aturan-aturan main yang mengatur komunikasi diantara
beberapa komputer di dalam sebuah jaringan, aturan itu termasuk di
dalamnya petunjuk yang berlaku bagi cara-cara atau metode mengakses
sebuah jaringan, topologi fisik, tipe-tipe kabel dan kecepatan transfer data.
9
Protokol perlu diutamakan pada penggunaan standar teknis, untuk
menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan
peralatan perangkat keras. Protokol secara umum digunakan pada
komunikasi real-time dimana standar digunakan untuk mengatur struktur dari
informasi untuk penyimpanan jangka panjang.
Sangat susah untuk menggeneralisir protokol dikarenakan protokol memiliki
banyak variasi di dalam tujuan penggunaanya. Kebanyakan protokol
memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut:
a. Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau
mesin lainnya.
b. Melakukan metode "jabat-tangan" (handshaking).
c. Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
d. Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
e. Bagaimana format pesan yang digunakan.
f. Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak
sempurna.
g. Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang
dilakukan selanjutnya
h. Mengakhiri suatu koneksi.
Untuk memudahkan memahami protokol, kita harus mengerti model OSI.
Dalam model OSI terdapat 7 layer dimana masing-masing layer mempunyai
jenis protokol sesuai dengan peruntukannya.
Agar protokol dapat dipakai untuk komunikasi diberbagai pembuat perangkat
maka dibutuhkan standardisasi protokol. Banyak lembaga dunia yang bekerja
10
untuk standardisasi protokol. Yang saat ini banyak mengeluarkan
standardisasi protokol yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI Protokol adalah
sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik
komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak
atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol
mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protocol digunakan untuk
menentukan jenis layanan yang akan dilakukan pada internet.
TCP/IP singkatan dari (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet
dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di
dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena
memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini
juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data
tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di
sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah
TCP/IP stack. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an
hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang
luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang
bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang
digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini
menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai
alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta
11
komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet.
Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk
menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan
keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin
banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet.
Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet
Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering
Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP,
skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang
disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.
2.5 Model Layer OSI
Layer OSI atau diistilahkan dengan lapisan OSI lahir sejak tahun 1977. OSI
adalah Open Source Interface dan Model Referensi OSI adalah satu-satunya
set protokol yang mengatur berbagai aspek dari jaringan komputer. Berbagai
tahapan dalam jaringan komputer dapat dasarnya dapat dikompilasi model
OSI. Banyak protokol yang berhubungan ke lapisan jaringan berada
dalam tahap dari model lapisan OSI. Seorang administrator jaringan
harus mengetahui fungsi dari protokol ini sehingga memiliki pemahaman
yang lebih baik mengenai subjek jaringan komputer.
OSI Layer adalah model referensi Interface standar terbuka mulai digunakan
sejak tahun 1977 oleh organisasi standar internasional, Kemudian diputuskan
bahwa OSI akan memiliki dua komponen utama yaitu model 7 lapisan dan
satu set protokol tertentu. Berbagai isu pada desain OSI telah berevolusi dari
12
model jaringan yang disebut CYCLADES. Hal ini juga mempengaruhi
desain arsitektur Internet saat itu. Sejak pengoperasian dari model Layer
OSI, kerja dari teknologi Internet telah menjadi sangat halus.
Sebelum munculnya model layer OSI, komunikasi dengan entitas yang
berbeda dan vendor yang berbeda sesuatu hal yang sangat sulit. Hal ini
karena setiap vendor memiliki mekanisme yang berbeda untuk
berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk berkomunikasi dengan entitas dari
vendor yang berbeda, muncul kebutuhan untuk memiliki platform umum
yang dapat digunakan bersama. Hal ini pula yang memaksa Organization
International untuk standar untuk memiliki platform yang layak dan dapat
diterima secara universal. Oleh karena itulam referensi model OSI dilahirkan.
2.6 Penjelasan 7 Layer OSI
Gambar 2.6 Model 7 Layer OSI
a. Layer OSI Ke-1, Lapisan fisik (Physical Layer): berada di dasar model
jaringan data. Berkaitan dengan data mentah dalam bentuk sinyal-sinyal
13
listrik. Data bit dikirim sebagai 1 dan 0. 0 berhubungan dengan sinyal
tegangan rendah dan 1 berhubungan dengan sinyal tegangan tinggi.
Aspek-aspek mekanis pada komunikasi, seperti kabel jaringan atau
konektor beradai bawah lapisan ini. layer osi ini juga berkaitan dengan
bagaimana kabel, konektor dan tegangan sinyal-sinyal listrik bekerja.
Selain itu, proses yang diperlukan untuk aspek-aspek fisik ini
diperhitungkan dalam lapisan ini sendiri.
b. Layer OSI Ke-2, lapisan Data-Link (The Data Link Layer): transmisi data
melalui media komunikasi adalah tanggung jawab lapisan ini. 0 dan 1
yang digunakan dalam komunikasi dikelompokkan ke dalam enkapsulasi
logis. Enkapsulasi ini disebut frame. Data diangkut dalam frame.
Tanggung jawab frame berada pada lapisan data-link
c. Layer OSI Ke- 3 Lapisan jaringan (Network Layer): ada banyak jenis-
jenis Ethernet di gunakan di dunia ini. Jaringan ini saling terhubung satu
sama lain melalui berbagai media. Layer Data Link: Transmisi data
melalui media komunikasi adalah tanggung jawab lapisan ini. 0 dan 1
digunakan dalam komunikasi dikelompokkan ke dalam enkapsulasi
logis. Enkapsulasi ini disebut frame. Data tersebut diangkut dalam
frame. Tanggung jawab dari frame ini adalah dari lapisan ke-3
ini. Ketika sebuah paket data ingin mencapai tujuan tertentu, maka harus
melintasi melalui jaringan ini. Pada dasarnya, ada banyak operasi yang
sedang berlangsung antara jaringan yang terhubung. Selain itu,
paket data yang melintasi harus memilih rute yang optimal, dan
pengalamatan paket ini harus tepat. Berbagai operasi antara jaringan,
14
masalah paket data, pengalamatan dan routing, ditangani oleh network
layer.
d. Layer OSI ke-4 : Lapisan Trasportasi (Transport Layer): pada lapisan
OSI ini, memastikan kualitas dan keandalan komunikasi. Switching paket
data sepenuhnya ditangani oleh lapisan transport. Pada dasarnya ada dua
jenis packet switching yaitu connectionless packet switching dan
connection oriented packet switching, data paket diijinkan untuk memilih
rute di mana ia akan mencapai tujuan. Jelasnya paket itu sendiri tidak bisa
melakukannya. Perangkat fisik seperti router terutama bertanggung
jawab atas perilaku paket, tetapi paket-paket terbentuk dari acuan yang
sama dapat mencapai tujuannya dengan cara yang berbeda.
Sedangkan dalam connection oriented packet switching, setelah rute
tersebut telah ditetapkan, maka semua paket harus mengikuti rute yang
sama. Contoh dari packet switching connectionless adalah teks pesan
dalam ponsel, dan contoh connection oriented packet switching adalah
panggilan telepon langsung.
e. Layer OSI Ke-5 lapisan sesi (Sessions Layer): Lapisan sesi terutama
bertanggung jawab untuk membuat, memelihara dan menghancurkan link
komunikasi. PDU (Protokol Data Unit), di mana berbagai protokol yang
ditetapkan harus diikuti selama komunikasi, merupakan tanggung jawab
dari lapisan sesi. Aplikasi yang menggunakan RPC (remote procedure
call) diurus oleh lapisan sesi.
15
f. Layer OSI ke-6 Lapisan presentasi (Presentation Layer): ada berbagai
teknik kompresi data yang digunakan untuk mengirim dan menerima data
yang telah dioptimalkan. Misalnya, jika data tertentu terulang beberapa
kali, maka secara logis hanya mengirimkan data sekali, dan menentukan
jumlah berapa kali perulangan dilakukan bundling data berulang adalah
salah satu teknik kompresi. Kompresi dan dekompresi data ditangani
oleh lapisan presentasi. Teknik enkripsi dan dekripsi yang digunakan
untuk menggagalkan serangan berbahaya ( malicious attacks) pada
data akan ditangani oleh lapisan presentasi.
g. Layer OSI Ke-7 Lapisan aplikasi (Application Layer): ini adalah lapisan
paling atas dari model Referensi OSI . Menyediakan jasa untuk aplikasi
pengguna. Layer ini bertanggungjawab atas pertukaran informasi antara
program komputer. Setiap kali pengguna memanggil aplikasi, semua
proses-proses terkait dijalankan. sering kali, ketika aplikasi ingin
berkomunikasi dengan aplikasi lain, maka harus ada komunikasi antara
proses-proses terkait. Lapisan aplikasi bertanggung jawab untuk
komunikasi antar proses.
2.7 Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang
relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua
pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet,
Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
16
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun
adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, artinya bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang
disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan
pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Berikut adalah Subnet Mask yang bisa digunakan untuk melakukan
subnetting. Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Tabel 2.1 Daftar Subnet Mask
a. Subnetting Pada IP Address Class C
17
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK
ADDRESS 192.168.1.0/26 ?
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua
pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet,
jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang
valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada
oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3
oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4
subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi
jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi
subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast
adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
18
Terakhir
Broadcast 192.168.1.63192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
Tabel 2.2 Hasil Subnetting IP Class C
b. Subnetting Pada IP Address Class B
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B
adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah
kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk
oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai
/24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok
subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class
C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai
/30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi
setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17
sampai /24. Contoh network address172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2
oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan
dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah
host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
19
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128,
192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255
Tabel 2.3 Hasil Subnetting IP Class B
c. Subnetting Pada IP Address Class A
Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet
terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir).
Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A
adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
20
Host Pertama
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
Table 2.4 Hasil Subnetting IP Class A
BAB III
METODOLOGI
3.1 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan installasi jaringan lokal dilakukan dengan cara teori
secara kelompok, namun dalam pengambilan nilai dilakukan secara individu.
3.2 Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang dilakukan yaitu menentukan jumlah subnet, jumlah host
per subnet, blok subnet, dan alamat host- broadcast dari subnetting IP kelas C
dan Kelas B.
3.3 Tempat Dan Waktu
Kegiatan dilaksanakan pada:
Hari : Senin s.d Jum’at
Tanggal : 10 s.d 15 Agustus 2012
Tempat : Laboratorium Komputer SMK Negeri 3 Metro
3.4 Petunjuk Pelaksanaan
1. Menggunakan peralatan secara hati-hati.
2. Memahami materi yang di berikan fasilitator
21
3. Selesaikan soal subnetting IP secara teliti.
3.5 Keselamatan Kerja
1. Ikuti petunjuk dan peraturan yang berlaku dengan sebaik baiknya
2. Gunakan peralatan dengan sebaik baiknya.
3.6 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
No. Alat dan Bahan
1 Modul Installasi Jaringan Lokal
2 Peralatan Tulis
3 Komputer
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
3.7 Langkah Kerja
3.7.1 Membagi IP addres kelas C
IP Addres : 192.168.10.10/24 akan dibagi menjadi 4 network
Jawab :
/24= IIIIIIII.IIIIIIII.IIIIIIII.00000000
255 255 255 0
2x => 4 > IIIIIIII.IIIIIIII.IIIIIIII.II000000
X = 2
2x= 4 network
3.7.2 Jumlah host persubnet : 2y-2
26-2= 62 host
256-192 = 64 Jadi blok selanjutnya kelipatan 64 dimulai dari 0
22
Blok = 0,64,128,192
No A.network A.valid awal A.valid akhir A.broadcast
1 192.168.10.0/26 192.168.10.1 192.168.10.62 192.168.10.63
2 192.168.10.64/26 192.168.10.65 192.168.10.126 192.168.10.127
3 192.168.10.128/26 192.168.10.129 192.168.10.190 192.168.10.191
4 192.168.10.192 /26 192.168.10.192 192.168.10.254 192.168.10.255
3.7.2 Membagi IP addres kelas B
Alamat IP: 17 2 .17.0.0/17 terdapat 8000 host. Tentukan jumlah
networknya.
Jawab: :
Jumlah Network :2y – 2 = 213 – 2 Jumlah host : 2x = 23 = 8
= 8192 – 2 = 8190
Jumlah Blok subnet : 256 – 224 = 32
No A.Network A.Valid Awal A.Valid Akhir A.Broadcast
1 172.17.0.0/19 172.17.0.1 172.17.31.254 172.17.31.255
2 172.17.32.0/19 172.17.32.1 172.17.63.254 172.17.63.255
3 172.17.64.0/19 172.17.64.1 172.17.95.254 172.17.95.255
4 172.17.96.0/19 172.17.96.1 172.17.127.254 172.17.127.255
23
5 172.17.128.0/19 172.17.128.1 172.17.159.254 172.17.159.255
6 172.17.160.0/19 172.17.160.1 172.17.191.254 172.17.191.255
7 172.17.192.0/19 172.17.192.1 172.17.223.254 172.17.223.255
8 172.17.224.0/19 172.17.224.1 172.17.255.254 172.17.255.255
BAB IV
LAPORAN
4.1 Hasil Yang Dicapai
Hasil yang dicapai setelah pembelajaran ini yaitu siswa dapat memahami dan
melakukan installasi jaringan lokal serta dapat melakukan subnetting IP.
4.2 Masalah Yang dihadapi
1. Terbatasnya waktu belajar.
2. Terbatasnya buku pengantar jaringan komputer di perpustakaan.
3. Kurang nyamannya belajar karena siswa-siswi membuat kegaduhan.
4.3 Pemecahan Masalah
1. Mendengarkan saat pembimbing bicara.
2. Memperhatikan materi yang diberikan oleh pembimbing.
24
3. Mempraktikkan teori yang diberikan pembimbing.
4. Menanyakan hal yang kurang dimengerti kepada pembimbing.
5. Mencari materi di Internet.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelajaran melakukan installasi jaringan lokal yang telah diperoleh siswa,
maka siswa memberi kesimpulan bahwa materi installasi jaringan lokal
merupakan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Dan juga merupakan
pelajaran yang sangat penting karena seorang murid TKJ harus bisa
melakukan subnetting IP dan installasi jaringan.
5.2 Saran
1. Dengarkan dengan seksama penjelasan dari pembimbing, dan kemudian
mempraktekannya.
2. Berkonsentrasi saat materi diberikan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.
http:///www.google.com
http://www.id.wikipedia.org
26
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Anca Septiawan
Kelas : XI Teknik Komputer dan Jaringan B
NIS : 1916
No. Hari/Tanggal Keterangan Paraf
27
28