Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Suatu organisasi dalam rangka meningkatkan kualitas dan memajukan
organisasi sangat memerlukan sumber daya yang saling memadai, sumber-sumber
daya tersebut meliputi unsur tenaga kerja, unsur sarana dan prasarana dan unsur
masyarakat. Unsur-unsur tersebut harus menjadi satu kesatuan yang saling
mendukung dan harus dimiliki oleh suatu organisasi sesuai dengan kebutuhannya,
juga disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dari unsur-unsur yang telah
disebutkan yang memegang peranan sangat besar adalah sumber daya tenaga kerja
yaitu manusia.
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi mutlak diperlukan dalam
organisasi karena manusialah yang akan menggerakkan roda kegiatan organisasi
hingga tujuan dari organisasi bisa tercapai, agar tujuan organisasi terlaksana sesuai
dengan harapan perlu adanya peningkatan dan pengembangan sumber daya
manusia.
Sebagai karyawan dedikasi dan loyalitas sangat diperlukan, Mereka berusaha
menjadi karyawan yang bertanggung jawab dan berusaha menunjukan kemampuan
kerja sebaik mungkin. Oleh sebab itu diperlukan adanya faktor-faktor yang sifatnya
mendorong dan merangsang agar dapat mempengaruhi prestasi kerja.
Optimalisasi kinerja secara individu merupakan pangkal tolak dari kinerja
organisasi secara optimal. Kinerja yang optimal dapat terlihat dari semangat dan
gairah kerja, kedua hal tersebut timbul karena adanya motivasi yang diberikan oleh
pimpinan. Motivasi timbul karena adanya pendekatan pimpinan terhadap
karyawannya, pimpinan dapat menghargai hasil kerja ataupun rasa puas karyawan
terhadap kesejahteraan yang diberikan oleh organisasi tempatnya bekerja. Dengan
kata lain motivasi yang baik akan melahirkan prestasi kerja yang tinggi pula.
Untuk pencapaian tujuan organisasi sesuai dengan yang diharapkan maka
pemberian motivasi yang baik terhadap karyawan secara adil dan layak serta tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada dapat menciptakan karyawan yang
produktif.
Penelitian dengan judul: “Hubungan Motivasi Kerja dengan Penilaian
Prestasi Kerja Karyawan pada PT Indolakto (Indomilk)”
1.2. Rumusan Masalah
Penilaian terhadap prestasi kerja merupakan suatu proses sistematis yang
harus memperhatikan berbagai faktor diantaranya adalah motivasi untuk
meningkatkan prestasi kerja karyawan agar terangsang untuk menjalankan tugas-
tugasnya dengan baik dan mendapat hasil kerja yang memuaskan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka memberikan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana motivasi kerja karyawan pada PT Indolakto?
2. Bagaimana prestasi kerja karyawan pada PT Indolakto?
3. Bagaimana hubungan dan pengaruh motivasi kerja karyawan dengan penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT Indolakto?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui motivasi kerja karyawan pada PT Indolakto
2. Untuk mengetahui prestasi kerja karyawan pada PT Indolakto
3. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan motivasi kerja karyawan dengan
penilaian prestasi kerja karyawan pada PT Indolakto
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ilmiah ini seperti:
1. Peneliti
1) Dapat mengetahui arti sebuah motivasi dan prestasi yang sebenarnya.
2) Dapat membandingkan antara praktek dan teori .
2. Perusahaan.
Sebagai masukan dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
hubungan antara pemberian motivasi dengan prestasi kerja karyawan.
3. Masyarakat.
Masyarakat dapat mengetahui hal-hal apa saja yang dapat membangkitkan
motivasi kerja untuk mencapai suatu prestasi di lingkungan tempatnya bekerja.
1.5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian.
Hipotesis atau kesimpulan sementara yang dikemukakan yaitu “Diduga terdapat
pengaruh antara motivasi kerja dengan penilaian prestasi kerja karyawan pada PT
Indolakto”. Dengan demikian dapatlah diasumsikan apabila motivasi kerja baik,
maka Penilaian prestasi kerja akan tinggi.
1. Ha = Ada pengaruh antar motivasi kerja dengan penilaian prestasi kerja
karyawan pada PT Indolakto.
2. Ho = Tidak ada pengaruh antar motivasi kerja dengan penilaian prestasi kerja
karyawan pada PT Indolakto.
1.6. Metode Penelitian
Metode yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kuantitatif
korelasional, yaitu metode yang bermaksud meneliti hubungan melalui pengujian
hipotesa. Hubungan yang dicari itu disebut korelasi, metode ini bertujuan meneliti
sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor yang lain.
Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menemukan hubungan antara
motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan.
Metode penelitian disini dimaksudkan sebagai cara untuk melakukan
penelitian dalam rangka memperoleh data dan informasi yang relevan untuk
dijadikan dasar pengambilan keputusan, adalah :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi yaitu penelitian yang
meneliti tentang hubungan antara 2 variabel atau lebih yang diteliti yakni
motivasi kerja dengan prestasi kerja karyawan yang ada pada PT Indolakto
2. Waktu Dan Lokasi Penelitian
dilakukan pada pada Kantor PT Indolakto di Jalan Raya Siliwangi RT 006/06
Cicurug 43359
3. Populasi dan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara acak, yaitu besarnya sampel ditarik
secara acak dari jumlah populasi terbatas yang besarnya sudah diketahui.
1) Populasi
Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
2) Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Hal ini berarti teknik pengambilan sampel penelitian
yang digunakan adalah representasi dari jumlah karyawan pada database
karyawan yang dimiliki HRD PT Indolakto.
4. Jenis data
Jenis data yang digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Ada 2 jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Data Primer yaitu data yang diambil oleh peneliti dilapangan.
2. Data Sekunder yaitu data yang diambil pada PT Indolakto
5. Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan dalam an yaitu: studi kepustakaan dan lapangan,
sebagai berikut :
1. Studi Pustaka, yaitu dengan mendapatkan data penunjang kelengkapan
informasi yang diperoleh dengan cara membaca buku.
2. Studi Lapangan, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan
mendapatkan data primer yang langsung diperoleh pada PT. Indolakto
dengan cara :
1) Pemberian Kuisioner
Alat riset atau survey yang terdiri dari serangkaian pertanyaan tertulis,
bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih
(responden) melalui daftar pertanyaan yg terdiri dari 20 (dua puluh)
pertanyaan. Kuesioner ini disebar kepada seluruh bagian PT indolakto
dan di isi oleh karyawan-karyawan terpilih sebanyak 40 orang.
2) Wawancara
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pertemuan
langsung dengan pihak terkait dan melakukan sesi tanya jawab di tempat
penelitian (PT Indolakto) untuk mendapatkan informasi yang relevan
mengenai masalah yang terkait dengan penelitian yang dibahas.
3) Pengamatan langsung
Sering disebut juga dengan observasi, teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri sangat spesifik bila dibandingkan dengan teknik
wawancara dan kuesioner, karena merupakan pengamatan secara
langsung terhadap pelaksanaan kegiatan perusahaan sehingga diperoleh
data-data yang akurat.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS untuk mengolah data statistik.
Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis Koefisien Korelasi bertujuan untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan antara kinerja kerja dan prestasi kerja yang akan
dilakukan dengan menghitung Koefisien Korelasi dengan rumus :
2222])([
))((
iiii
iiii
yynxxn
yxyxnr
Dimana :
r : koefisien korelasi
n : Jumlah data
∑x: jumlah variabel independen dari Motivasi
∑y: jumlah variabel dependen dari Penilaian Prestasi Kerja
Gambar 1.1 Korelasi Hubungan antar variabel
Motivasi Penilaian
Prestasi Kerja
Y = a + bx
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi :
Tabel 1.1 Interprestasi koefisien korelasi
Sumber: Sujarweni (2007:72)
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Koefisien Korelasi (r) adalah:
1) Jika r = 0 atau mendekati 0 ; artinya tidak ada hubungan sama sekali
antara kedua variabel
2) Jika r = +1 atau mendekati +1; artinya ada hubungan yang kuat
antara kedua variabel
2. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana digunakan untuk memutuskan
apakah naik dan menurunnya nilai dalam variabel dependen dapat
dilakukan melalui menaikkan atau menurunkan nilai variabel
independen, atau untuk meningkatkan nilai variabel dependen dapat
dilakukan dengan meningkatkan nilai variabel independen dan
sebaliknya. Persamaan umum Regresi Linier Sederhana adalah :
Dimana :
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80– 1,000 Sangat Kuat
KP = r2 x 100%
y : Subjek / nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan
a : Nilai y bila x = 0 ( Nilai konstan )
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka
terjadi penurunan.
x : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil Regresi Linier Sederhana adalah:
Bila Koefisien Korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila
koefisien korelasi rendah maka harga b juga rendah (kecil). Selain itu bila
koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila
koefisien korelasi positif maka harga b juga positif.
3. Analisa Koefisien Penentu (KP)
Teknik ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan
oleh variable x terhadap variable y, dengan rumus :
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri atas fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian kegiatan sumber
daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efisien. Paling tidak manajemen dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian karena
apa yang direncanakan harus dilaksanakan dalam pelaksanaan, paling tidak ada
kegiatan untuk menyesuaikan rencana dengan struktur organisasi dan gaya
kepemimpinan, selanjutnya apa yang dilaksanakan perlu dikendalikan untuk
menjamin agar pelaksanaannya sesuai dengan rencana.
Gambar 2.1 Para karyawan PT Indolakto
Hartatik & Nurhayati (Staff HRD), Ade Nurlatifah (Staff Finance)
Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan
sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya
kegiatan-kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu:
1 Sudut pandang dari sisi pekerjaan
Kegiatan-kegiatan itu terdiri atas analisis pekerjaan dan evaluasi pekerjaan.
2 Sudut pandang dari sisi pekerja
Kegiatan-kegiatan itu terdiri atas pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi
kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi dan pemutusan
hubungan kerja.
2.2. Pengertian Motivasi
Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Dan untuk mencapai tujuan
tersebut, perasanan manusia yang terlibat didalamnya sangat penting. Untuk
menggerakan manusia sesuai dengan yang dikehendaki organisasi maka haruslah
dipahami motivasi manusia yang bekerja di organisasi tersebut, karena motivasi
inilah yang menentukan prilaku orang-orang untuk bekerja, sehingga terbentuklah
opini bahwa “Perilaku merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi”
DR. Edy Sutrisno (2009:115) Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu motivasi sering
kali diartikan sebagai faktor pendorong perilaku seseorang, faktor pendorong dari
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah
kebutuhan serta keinginan orang tersebut.
Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mendorong gairah kerja, agar para
karyawan mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan
keterampilan untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Motivasi untuk bekerja ini
sangat penting bagi tinggi rendahnya produktivitas perusahaan. Tanpa adanya
motivasi dari para karyawan untuk bekerjasama bagi kepentingan perusahaan maka
tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai, sebaliknya apabila terdapat
motivasi yang tinggi dari para karyawan maka hal ini merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan.
2.2.1. Aspek Motivasi
Drs. Malayu S.P Hasibuan (2005:96) Aspek motivasi dikenal dengan “Aspek
aktif atau dinamis dan aspek pasif atau statis”. Aspek aktif atau dinamis adalah
motivasi tampak sebagai suatu usaha positif dalam menggerakan dan mengarahkan
sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang
diinginkan. Sedangkan aspek Pasif atau statis adalah motivasi akan tampak sebagai
kebutuhan dan juga sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan
menggerakan potensi sumber daya manusia kearah yang diinginkan.
Keinginan dan gairah kerja dapat ditingkatkan berdasarkan pertimbangan
tentang adanya dua aspek motivasi yang bersifat statis, yaitu:
1. Aspek motivasi statis tampak sebagai keinginan dan kebutuhan pokok manusia
yang menjadi dasar dan harapan yang akan diperolehnya dengan tercapainya
tujuan organisasi.
2. Aspek motivasi statis adalah alat perangsang atau insentif yang diharapkan akan
memenuhi apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan pokok yang diharapkan.
2.2.2. Tujuan Pemberian Motivasi
Salah satu tujuan pemberian motivasi adalah untuk mendorong gairah dan
semangat kerja karyawan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka peran pimpinan PT
Indolakto sebagai pemberi motivasi mutlak diperlukan. Hal ini disebabkan karena
motivasi merupakan fungsi kegiatan dan juga alat pimpinan untuk menggerakkan
kemauan kerja karyawan agar bekerja lebih efektif dan lebih efisien dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Motivasi yang diberikan oleh pemimpin terhadap bawahannya dapat berupa
motivasi materil dan non-materil. Motivasi materil dapat diwujudkan dalam bentuk
upah tambahan (insentif), sedangkan motivasi non-materil dapat diwujudkan
dengan pemberian pujian, teguran, penghargaan atas prestasi yang dicapai dan
sebagainya.
Pemimpin sebagai motivator hendaknya mampu menciptakan hubungan yang
harmonis dengan bawahannya, agar proses pemberian motivasi dapat berjalan
dengan baik, mengingat setiap karyawan memiliki cipta, karsa, dan rasa yang relatif
berbeda disamping mempunyai naluri seperti perasaan, kehendak, emosi dan lain-
lain, sehingga tidak dapat diperlakukan seperti benda mati.
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan berdasarkan faktor intern
dan faktor ekstern yang berasal dari karyawan.
1. Faktor Intern
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang,
antara lain adalah:
1) Keinginan untuk dapat hidup
Untuk mempertahankan hidup manusia memerlukan makanan, tempat
tinggal, sarana dan prasarana. Untuk mencukupi semua hal itu manusia mau
mengerjakan apa saja asalkan hasilnya dapat memenuhi kebutuhan.
Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk: Memperoleh
kompensasi yang memadai, memiliki pekerjaan tetap walaupun
penghasilannya tidak begitu memadai, kondisi kerja yang aman dan
nyaman.
2) Keinginan untuk dapat memiliki
Keinginan yang keras untuk dapat memiliki benda yang diimpikan dapat
mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan. Contohnya keinginan
untuk dapat memiliki sebuah mobil, dapat merangsang seseorang untuk
bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi membeli mobil.
3) Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui dan
dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi
ada tipe orang yang mau mengeluarkan uangnya, untuk memperoleh uang
maka maka ia harus bekerja keras. Sebab status untuk diakui sebagai orang
terhormat tidak mungkin diperoleh bila yang bersangkutan termasuk
pemalas, tidak mau bekerja keras dan sebagainya.
4) Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Keinginan untuk memperoleh pengakuan dapat meliputu hal-hal : Adanya
penghargaan terhadap prestasi, adanya hubungan kerja yang harmonis,
pimpinan yang adil dan bijaksana, perusahaan tempat bekerja dihargai oleh
masyarakat.
5) Keinginan untuk berkuasa
Jika ingin dipilih menjadi ketua atau kepala dalam unit organisasi atau
perusahaan harus dapat bekerja keras dan dapat dipercaya.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern juga tidak kalah perannya dalam mempengaruhi pemberian
motivasi pada seseorang, antara lain adalah:
1) Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang
ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Seorang pimpinan perusahaan yang
kreativitas tinggi akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang
menyenangkan bagi para karyawan.
2) Kompensasi yang memadai
Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang ampuh bagi
perusahaan untuk mendorong para karyawan untuk bekerja dengan baik.
Kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3) Supervisi yang baik
Supervisi sangat dekat hubungannya dengan para karyawan. Fungsi
supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberi pengarahan, bimbingan,
agar para karyawan dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat
kesalahan. Peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervisi amat
mempengaruhi motivasi kerja para karyawan.
4) Adanya jaminan pekerjaan
Bila ada jaminan karier yang jelas, setiap orang akan mau bekerja dengan
loyalitas yang tinggi. Mereka bekerja bukan hanya untuk hari ini saja, tetapi
mereka berharap bekerja hingga pensiun pada satu perusahaan saja, tidak
sering berpindah ke perusahaan lain. Hal ini akan dapat terwujud apabila
perusahaan dapat menjamin karier untuk masa depan mereka, baik jaminan
adanya promosi jabatan, pangkat maupun pemberian kesempatan untuk
mengembangkan potensi diri.
5) Status dan tanggung jawab
Status atau kedudukan dalam jabatan tentu merupakan dambaan setiap
karyawan. Dengan menduduki jabatan, seseorang merasa dirinya dipercaya,
diberi tanggung jawab dan berwewenang untuk melakukan kegiatan di
perusahaan tempatnya bekerja. Jadi status dan kedudukan merupakan
dorongan untuk memenuhi kebutuhan sense of achievement.
6) Peraturan yang fleksibel
Sistem dan prosedur kerja merupakan peraturan yang berlaku dan bersifat
mengatur dan melindungi para karyawan. Hal-hal tersebut merupakan
aturan main menyangkut hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan,
termasuk hak dan kewajiban para karyawan, pemberian kompensasi,
promosi, mutasi, dan sebagainya.
2.2.4. Proses Motivasi
Gambar 2.2 Proses Motivasi
Sumber: Model Motivasi dari Content Theory.
Motivasi dapat dikatakan sebagai "Keinginan untuk melakukan sesuatu
karena adanya dorongan dan tekanan akibat dari kebutuhan yang tidak
terpuaskan”.
Kebutuhan Tindakan
Kepuasan
Dorongan
Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi
sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan
dalam diri seseorang.
Dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna memenuhi atau memuaskan
kebutuhan, pada akhirnya tekanan yang dirasakan menurun. Pada saat tekanan
menurun, maka motivasi juga menurun. Karena itu, tekanan-tekanan yang
proporsional harus dilakukan secara continue agar dorongan untuk bertindak selalu
hidup dalam diri seseorang.
Secara individual, upaya motivasi bisa dilakuan melalui upaya-upaya
mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun, ada kalanya
kesadaran untuk memotivasi diri tidak muncul dalam diri seseorang,
karena itu diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari
atasan, keluarga, rekan sejawat, guru dan lainnya.
Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat
tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau
perusahaan perlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat
universal, bisa diterima dan dijalankan oleh anggota organisasi atau
karyawan. Ada kalanya beberapa organisasi atau perusahaan menciptakan
budaya kerja yang benar-benar baru, dan ada pula yang mengadopsi
budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang di sesuaikan dengan
tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan.
2.2.5. Pemberian Motivasi bagi Karyawan
Setiap karyawan memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, tentunya
kebutuhan indivudu yang satu dengan individu lainnya juga tidak sama. Dengan
keadaan seperti ini seorang pemimpin dituntut untuk dapat memainkan peran,
bagaimana caranya menciptakan perangsang (motivasi) terhadap karyawan yang
berlainan dan tidak bisa diprediksi karena tingkah laku dan pola pikir yang tidak
bisa diramalkan. Untuk dapat memberikan motivasi terhadap karyawan, pimpinan
perusahaan perlu mengambil tindakan seperti berikut :
1) Perhatian terhadap karyawan;
2) Umpan balik yang terus menerus;
3) Perasaan saling membutuhkan.
Dalam suatu organisasi, perasaan tidak puas akan lebih cepat ketahuan pada diri
karyawan daripada perasaan puas. Sama halnya dengan perilaku yang terjadi secara
umum, keluhan atau complain cenderung lebih cepat muncul dibandingkan
kepuasan. Atau secara psikologis perilaku umum manusia, perasaan tidak puas akan
tercemin dalam pekerjaannya. Penelitian menunjukkan bahwa jika satu orang
merasa puas, ia akan menceritakan kepada tiga orang lainnya. Tetapi jika satu orang
merasa tidak puas maka ia akan menceritakannya kepada sepuluh orang lainnya.
Oleh karena itu motivasi wajib dilakukan ketika perasaan tidak puas muncul
kepermukaan.
Gambar 2.3 Proses Pemberian Motivasi bagi Karyawan
Sumber : www.niagamedia.com
Kebutuhan
yang tidak
Karyawan
Kebutuhan yang tidak
dipenuhi dinilai
kembali oleh
Imbalan atau
hukuman
Mencari jalan untuk
memenuhi
Perilaku yang
berorientasi tujuan
Hasil karya (evaluasi
dari tujuan yang
Bila karyawan termotivasi dengan baik maka karyawan akan bahagia, adapun
manfaat memiliki karyawan yang bahagia bagi perusahaan diantaranya:
1) Lebih besar kemungkinan untuk betah bekerja pada perusahaan tempatnya
bekerja;
2) Absennya lebih sedikit dibandingkan karyawan yang tidak bahagia
3) Jarang mengeluh;
4) Menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang lebih cepat
5) Menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi;
6) Mencari cara untuk meningkatkan efektivitasnya;
7) Menularkan antusiasmenya kepada kolega mereka
2.3. Penilaian Prestasi Kerja
Setiap pimpinan perlu mengambil keputusan, dan keputusan itu akan semakin
tepat apabila informasinya tepat juga. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi
yang berkaitan dengan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya
adalah penilaian prestasi kerja.
Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui
atau memahami tingkat kinerja karyawan dibandingkan dengan tingkat kinerja
karyawan lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Dr. Mutiara S. Panggabean (2004:66) Penilaian prestasi merupakan
sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan ulang dan evaluasi prestasi kerja
seseorang secara periodik.
Dalam persoalan siapa yang akan melakukan penilaian prestasi karyawan secara
umum, dikenal penilaian dengan sistem formal dan informal.
1) Penilaian Formal
Penilaian formal adalah seseorang atau komite mempunyai wewenang formal
menilai bawahannya didalam maupun diluar pekerjaan dan berhak menetapkan
kebijaksanaan selanjutnya terhadap setiap individu karyawan.
2) Penilaian Informal
Penilaian informal adalah penilaian (tanpa authority) melakukan penilaian
mengenai kualitas kerja dan pelayanan yang diberikan oleh masing-masing
karyawan baik atau buruk. Penilainya adalah masyarakat, konsumen, atau
rekanan. Hasil penilaian mereka sangat objektif dan bermanfaat untuk
dipertimbangkan oleh penilai formal dalam menentukan kebijakan selanjutnya.
2.3.1. Ruang Lingkup Penilaian Prestasi Kerja
Ruang lingkup penilaian prestasi dicakup dalam what, why, where, when, who,
dan how atau sering disingkat dengan 5W + 1H
1) What (apa) yang dinilai
Perilaku dan prestasi kerja karyawan seperti kesetiaan, kejujuran, kerja sama,
kepemimpinan, loyalitas, pekerjaan saat sekarang, potensi akan datang, sifat
dan hasil kerja yang menjadi faktor yang dinilai.
2) Why (kenapa) dinilai
Suatu prestasi perlu dinilai untuk menambah tingkat kepuasan para karyawan
dengan memberikan pengakuan terhadap hasil kerjanya. Selain itu adapun
alasan lainnya diantaranya adalah:
(1) Membantu kemungkinan pengembangan personel bersangkutan;
(2) Memelihara potensi kerja;
(3) Mengukur prestasi kerja para karyawan;
(4) Mengukur Kemampuan dan kecakapan karyawan;
(5) Mengumpulkan data guna menetapkan program kepegawaian selanjutnya.
3) Where (dimana) penilaian dilakukan
Tempat penilaian dilakukan didalam pekerjaan dan diluar pekerjaan.
(1) Didalam pekerjaan (on the job performance) secara formal;
(2) Diluar pekerjaan (off the job performance) secara formal atau informal.
4) When (kapan) penilaian dilakukan
Waktu penilaian dilakukan secara formal dan informal.
(1) Formal: penilaian yang dilakukan secara periodik;
(2) Informal: penilaian yang dilakukan secara terus-menerus.
5) Who (siapa) yang akan dinilai
Yang akan dinilai yaitu semua tenaga kerja (karyawan) yang melakukan
pekerjaan di perusahaan. Yang menilai (appraiser) atasan langsungnya, atasan
dari atasan langsung, atau team yang dibentuk di perusahaan itu.
6) How (bagaimana) menilainya
Metode penilaian apa yang digunakan dan problem apa yang dihadapi oleh
penilai (appraiser) dalam melakukan penilaian.
2.3.2. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi karyawan berguna untuk perusahaan serta harus bermanfaat
bagi karyawan, tujuan dan kegunaannya adalah sebagai berikut:
1) Sebagai dasar pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi,
pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
2) Untuk mengukur sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya.
3) Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan didalam
perusahaan.
4) Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal
kerja, metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan
peralatan kerja.
5) Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan
yang berada didalam organisasi.
6) Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai
tujuan untuk mendapatkan performa kerja yang baik.
7) Sebagai alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk
mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan-
kebutuhan bawahan.
8) Sebagai alat untuk bisa melihat kekurangan dan kelemahan dimasa lampau dan
meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.
9) Sebagai kriteria didalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan
10) Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job
description)
Tujuan-tujuan tersebut harus jelas dan tegas, sehingga manfaat penilaian dapat
dirasakan oleh karyawan yang bersangkutan. Dengan kata lain tujuan penilaian
adalah untuk memungkinkan obyektivitas tersebut haruslah realistik, positif dan
konstruktif.
Seperti yang telah dikatakan bahwa obyektivitas penilaian prestasi kerja
seorang karyawan sangat diperlukan. Disinilah faktor penilaian sangat menentukan,
disamping alat ukur penilaiannya. Penilaian prestasi kerja tersebut dapat bersifat
individual misalnya yang memberi penilaian adalah atasan langsung, dapat pula
berwujud “team” penilai, yang lebih dari satu orang.
Dalam persoalan “siapa penilai” prestasi kerja karyawan tersebut, John J.W.
Neuner Ph.D memberikan 3 (tiga) kemungkinan sebagai berikut:
1) Penilaian oleh atasan langsung dan kemudian direvisi oleh kepala bagian;
2) Penilaian oleh atasan langsung dengan dibantu oleh satu atau dua orang
pembantunya;
3) Penilaian oleh atasan langsung dan jika tidak memuaskan dibuat suatu verifikasi
dengan melakukan penilaian sekali lagi oleh satu atau dua orang teman.
Untuk memungkinkan tercapainya obyektivitas penilaian, kiranya memang
tepat apabila penilaian prestasi kerja karyawan tersebut berupa “team penilai” yang
terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) orang yang memiliki kemampuan yang diperlukan.
2.3.3. Sistem Penilaian Prestasi Kerja
Gambar 2.4 Elemen-Elemen pokok sistem penilaian prestasi kerja
Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa disamping faktor penilai terdapat
juga ukuran-ukuran penilaian yang ikut menentukan obyektivitas penilaian.
Ukuran-ukuran tersebut tentunya harus dapat diandalkan, sehingga secara
keseluruhan dapat membentuk suatu sistem penilaian yang baik dan tepat. Untuk
mencapai obyektivitas penilaian tersebut, sistem-sistem penilaian harus
mempunyai hubungan dengan menggunakan ukuran-ukuran yang dapat diandalkan
seperti “Job related” mengandung pengertian bahwa sistem menilai perilaku-
perilaku yang dapat mewujudkan keberhasilan perusahaan. Sedangkan “praktis”
berarti dapat dipahami dan dimengerti oleh para penilai maupun karyawan. Adapun
standar-standar yang dimaksud adalah standar pelaksanaan kerja (performance
standar), dengan prestasi kerja yang diukur, sedangkan ukuran-ukuran prestasi kerja
(performance measures) harus dapat diandalkan, yang berarti: berguna, “reliable”,
mudah digunakan dan dapat melaporkan perilaku-perilaku kritis yang menentukan
Prestasi kerja
karyawan
Penilaian Prestasi kerja
Umpan balik
Bagi karyawan
Ukuran-ukuran Prestasi kerja
Kriteria yang ada hubungannya dengan
Pelaksanaan kerja
Catatan-catatan
Tentang karyawan
Keputusan-keputusan
Personalia karyawan
prestasi kerja. Dengan demikian ukuran prestasi kerja haruslah obyektif, artinya
dapat dibuktikan dan diuji oleh orang lain.
Tabel 2.1 Tipe dan Akurasi ukuran-ukuran prestasi kerja
Tipe Ukuran Prestasi Kerja
Derajat Akurasi Relatif
Langsung Tidak Langsung
Obyektif Sangat Tinggi Tinggi
Subyektif Rendah Sangat Rendah
Berbagai distorsi atau penyimpangan penilaian yang mengakibatkan
berkurangnya obyektivitas dapat dikurangi melalui pemberian latihan bagi para
penilai. Latihan bagi para penilai dapat mencangkup 3 (tiga) tahap sebagai berikut:
1) Berbagai “bias” (distorsi pengukuran yang tidak akurat) atau kesalahan dan
penyebab-penyebab harus dijelaskan;
2) Peranan penilaian prestasi kerja dalam keputusan-keputusan karyawan
hendaknya diuraikan dengan menekankan pentingnya obyektivitas dan sikap
tidak memihak;
3) Para penilai diberi kesempatan untuk menerapkan ukuran-ukuran prestasi kerja
sebagai bagian latihan mereka.
2.3.4. Metode Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode. Cara
mana yang dipilih semua tergantung kepada kegunaannya, jika hasilnya akan
digunakan untuk keperluan seleksi, promosi atau pelatihan maka metode yang
cocok untuk digunakan adalah rating scale. Sedangkan untuk membantu karyawan
berkembang digunakan metode MBO atau management by objective.
Penilai (appraiser) setelah mengetahui pengertian, ruang lingkup, tujuan dan
unsur-unsur yang akan dinilai, juga harus mengetahui skala nilai dan metode
penilaian yang akan dipergunakan dalam penilaian prestasi karyawan di perusahaan
atau organisasi. Berikut ini beberapa contoh metode dalam menilai prestasi kerja
karyawan:
1) Rating Scale
Dengan menggunakan metode ini hasil penilaian dicatat dalam suatu skala,
skala itu dibagi dalam tujuh atau lima kategori dan karena konsep yang akan
dinilai bersifat kualitatif maka kategori yang digunakan bersifat kualitatif, yaitu
dari sangat memuaskan sampai dengan tidak memuaskan. Dimana penilaian
yang dilakukan oleh atasan berupa pengukuran karakteristik, misalnya: inisiatif,
ketergantungan, kematangan, dan kontribusi terhadap tujuan kerja. Cara ini
banyak digunakan untuk menilai lebih banyak orang dalam waktu yang relative
singkat.
2) Critical Incidents
Penilai melakukan penilaian pada saat-saat kritis saja, yaitu pada saat perilaku
karyawan dapat membuat bagiannya sangat berhasil atau bahkan sebaliknya.
Dengan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah
laku bawahannya kemudian dimasukan kedalam buku catatan khusus yang
terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku, pada hakikatnya metode
penilaian ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus digabung dengan
metode yang lain.
3) Essay
Dengan menggunakan metode ini penilai menuliskan cerita ringkas yang
menggambarkan prestasi kerja karyawan. Metode ini cenderung
menggambarkan prestasi kerja karyawan yang luar biasa daripada kinerjanya
setiap hari. Penilaian ini sangat menggandalkan kemampuan menulis penilai.
Setelah kinerja ditinjau ulang, evaluasi yang positif bisa menjadi negative
apabila penilai tidak bisa menuliskannya dengan baik.
4) Work Standards
Metode ini membandingkan kinerja karyawan dengan standar yang telah
ditetapkan terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal dari rata-
rata pekerjaan dalam usaha yang normal.
5) Ranking
Penilai menempatkan semua karyawan yang dinilai dalam urutan ranking.
Penilai membandingkan karyawan yang satu dengan karyawan lainnya untuk
menentukan siapa yang lebih baik dan kemudian ditempatkan dalam urutan
yang terbaik sampai yang terburuk.
6) Forced Distribution
Dalam metode ini diasumsikan bahwa karyawan dapat dikelompokan ke dalam
lima kategori, yang paling baik (10%), baik (20%), cukup (40%), buruk (20%)
dan sisanya (10%). Kelemahan dari metode ini adalah apabila hampir semua
karyawan mempunyai kinerja yang sangat memuaskan maka akan sulit untuk
membaginya kedalam lima kategori tersebut, begitu pula jika yang terjadi
kebalikannya.
7) Forced-Choice and Weighted Checklist Performance Report
Penilai memilih karyawan yang dapat mewakili kelompoknya. Faktor yang
dinilai adalah perilaku dari karyawan tersebut namun penilai tidak perduli
dengan bobot penilaiannya. Sebagaimana halnya dengan metode forced
distribution, metode ini sulit untuk mengetahui faktor apa yang mengakibatkan
para karyawan masuk dalam kategori sangat berprestasi atau pun sebaliknya.
8) Behaviorally Anchored Scale
Merupakan metode penilaian berdasarkan catatan penilai yang menggambarkan
perilaku karyawan yang sangat baik atau sangat buruk dalam kaitannya dengan
pelaksanaan kerja.
9) Management By Objective (MBO)
Dalam metode ini karyawan langsung diikutsertakan dalam perumusan dan
pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan dalam
menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian
sasaran perusahaan.
1) Ciri-ciri MBO adalah:
(1) Adanya interaksi dari atasan kepada bawahan secara langsung;
(2) Atasan dan bawahan bersama-sama menentukan sasaran dan kriteria
pekerjaannya;
(3) Menekankan kepada masa sekarang dan masa yang akan datang;
(4) Menekankan kepada hasil yang hendak dicapai.
2) Kelemahan dari MBO adalah:
(1) Sangat Individualistis untuk menetapkan tujuan dan kerja sama dalam
penilaiannya;
(2) Jika penetapan sasaran tidak hati-hati sasaran yang satu bisa
menghambat sasaran yang lainnya;
(3) Sulit menetapkan sasaran yang mempunyai tingkat kesulitan yang sama.
BAB III
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Gambar 3.1 Gedung PT Indolakto - Cicurug
PT Indolakto merupakan salah satu perusahaan penanam modal dalam negeri
(PMDN) swasta yang termasuk dalam Dairy Division Group. PMDN merupakan
gabungan dari 5 (lima) perusahaan yang bergerak di dalam bidang pengolahan susu
dan 2 (dua) perusahaan sebagai distributor utamanya. Selain PT Indolakto ,
perusahaan yang tergabung dalam Dairy Division Group adalah PT Australia
Indonesia Milk Industries, PT Ultrindo, PT Indomurni, PT Indomeiji dan PT Alam
Sumber Vita. Dairy Division Group memiliki visi “Turut Mencerdaskan Anak
Bangsa” dan misi “Menyediakan Produk Unggul Yang Aman, Halal, Menyehatkan
dan Mudah Diperoleh”.
PT Indolakto berdiri pada tanggal 3 Juli 1992 atas dasar akte pendirian No. 20
oleh notaris Beny Kristanto dengan nomor NPWP 1596.125.3/011. Akte tersebut
disahkan oleh Menteri Kehakiman RI. Namun begitu, Pembangunan fisik baru
direalisasikan dan dimulai pada tanggal 10 Desember 1994 melalui pembebasan
lahan. Diawal tahun 1995 dimulai pekerjaan cut and fill kemudian diikuti dengan
pembuatan konstruksi bangunan pada tahun 1996-1997 disertai pemasangan
mesin-mesin produksi dan peralatan pabrik lainnya. Dalam perkembangannya PT
Indolakto memperluas kepemilikan lahan dengan tujuan untuk mendirikan kawasan
Industri PT Indolakto.
Pada bulan Mei 1997 PT Indolakto mengeluarkan produk pertamanya yaitu
susu kental manis “cap enaak” Indomilk putih dan Indomilk coklat dalam kemasan
kaleng. Pada bulan Oktober di tahun yang sama PT Indolakto memproduksi susu
kental manis dengan merk dagang “Tiga Sapi” yang dipasarkan diluar pulau jawa
seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Produk PT Indolakto dikemas dengan merk dalam brand “Indomilk”. Sudah
banyak dikenal oleh masyarakat atau konsumen saat ini dengan sebutan susu
Indomilk. Nama Indomilk sendiri merupakan sebuah brand yang sebelumnya
merupakan unit usaha yang berbeda dengan PT Indolakto.
Pada tahun 2008 PT Indofood Sukses Makmur Tbk, mengakuisisi saham PT
Indolakto, oleh karena itu kepemilikan sebagian besar saham ini adalah dibawah
PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Indolakto menerapkan program perusahaan
untuk menuju perusahaan kelas dunia yang diimplementasikan dalam:
1. GMP (Good Manufacturing Practice);
2. HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point);
3. ISO 9001 dan ISO 22000;
4. Sertifikat Halal;
5. Prinsif Kerja 5R (Rapi, Rajin, Ringkas, Rawat, Resik);
6. Prinsif Kerja 5S (Susun, Seleksi, Sapu, Serasi, Sikap);
7. TQM (Total Quality Management).
Program perusahaan tersebut dibuat untuk meningkatkan produktivitas
produksi dan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang dihasilkan
oleh PT Indolakto.
PT Indolakto berlokasi di jalan raya siliwangi, Desa Siliwangi, Kecamatan
Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, kode pos 43359. jarak PT
Indomilk dari Sukabumi diperkirakan 38 Km, dari Bogor diperkirakan 25 Km,
sedangkan dari Jakarta sekitar 60 Km.
Latar belakang pemilihan lokasi PT Indolakto berdasarkan lokasinya yang
strategis untuk pengembangan sebuah perusahaan besar dikarenakan sisi strategis
daerah cicurug dapat dilihat dari kemudahan dalam memperoleh bahan baku dan
memasarkan produk akhir, tersedianya air bersih, tersedianya tenaga kerja,
tersedianya sarana dan prasarana seperti memadainya sarana komunikasi,
transportasi, dan fasilitas perbankan.
PT Indolakto yang berlokasi di kawasan Industrial Estate ini berbatasan dengan
perusahaan-perusahaan lain. Di sebelah barat berbatasan dengan PT Yakult
Indonesia Persada, PT Indoeskrim meiji dan PT Djojonegoro C-1000. Di sebelah
timur berbatasan dengan jalan raya yang menghubungkan cicurug-sukabumi,
sedangkan disebelah utara dan selatan berbatasan dengan rumah penduduk sekitar.
3.2. Visi dan Misi Perusahaan
PT Indolakto memiliki Visi dan Misi yang jelas yaitu:
1. Visi
“Turut Mencerdaskan Anak Bangsa”
2. Misi
“Menyediakan Produk Unggul Yang Aman, Halal, Menyehatkan dan
Mudah Diperoleh”.
3. PT Indolakto juga memiliki slogan mutu yaitu “FRESH” singkatan dari:
F Focus on consumer satisfaction
R Reliable staff is our biggest asset
E Excellence is our way of life
S Strong Teamwork makes winning team
H Healthy food is our business
3.3. Struktur Organisasi PT Indolakto
Untuk Menggerakkan sebuah perusahaan yang besar, diperlukan struktur
organisasi dan manajemen yang stabil. Struktur organisasi menggambarkan
pembagian tugas dan peranan, wewenang dan tanggung jawab karyawan dalam
menjalankan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. PT Indolakto
menyadari akan pentingnya hal-hal tersebut sehingga perusahaan membentuk dan
mengadakan evaluasi secara berkelanjutan yang mengarah kepada pembaharuan
organisasi yang lebih baik.
PT Indolakto menerapkan struktur organisasi dengan sistem gambaran yang
mempunyai hubungan horizontal maupun vertikal antara bawahan dengan atasan
yang diserahi tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. Untuk
memudahkan pembagian tugas, wewenang dan menghindari tumpang tindih
kewenangan, PT Indolakto memiliki departemen-departemen setiap unitnya.
Wewenang kekuasaan tertinggi PT Indolakto dipegang oleh Management
committee. Dibawahnya terdapat Kepala Divisi (Kadiv) Corporate. Pada
pelaksanaannya seorang manager dibantu oleh supervisor yang membawahi teknisi
dan para staff.
Setiap Departemen memiliki tugas dan tanggung jawab yang tercantum dalam
job description departemen. Dalam job description dijelaskan tujuan pekerjaan,
dimensi pekerjaan, bidang, tanggung jawab utama, cara kerja, parameter
keberhasilannya, serta kualifikasi yang harus dimiliki oleh karyawan dalam
menempati suatu posisi tertentu.
Job description masing-masing departemen yang ada di PT Indolakto adalah:
1. Logistic Departement
Departemen logistik dipimpin oleh seorang manager logistik yang bertanggung
jawab atas pengadaan, penyimpanan dan penyimpangan bahan baku,
perencanaan jumlah produksi, serta penyimpanan dan penanganan produk jadi
(Finished good).
2. Quality Control Departement (QC)
Departemen Quality Control dipimpin oleh seorang manager QC yang
bertanggung jawab terhadap mutu, mulai dari mutu bahan baku, bahan
kemasan, produk yang masih dalam proses, serta kualitas produk jadi yang
dihasilkan sehingga sesuai dengan standar.
3. SCM (Sweet Condensed Milk) Packing Departement
Departemen pengemasan susu kental manis (SKM) dipimpin oleh seorang
manager packing yang bertanggung jawab atas pengawasan produk susu kental
manis mulai dari pembuatan kaleng, pengisian, memberi label hingga
pengepakan.
Gambar 3.2 Bapak Topik (karyawan PT Indolakto) melakukan proses pengepakan
4. Engineering Departement
Departemen engineering dipimpin oleh seorang manager engineering yang
bertanggung jawab atas peralatan-peralatan pabrik. Departemen engineering
terdiri atas departemen mekanik dan departemen listrik. Departemen
engineering juga bertanggung jawab atas penanganan air limbah dan Waste
Water Treatment Plant (WWTP)
5. Human Resources Development & General Affair’s (HRD & GA)
Human Resources Development & General Affair’s dipimpin oleh seorang
manager HRD yang bertanggung jawab untuk mengelola Sumber Daya
Manusia (SDM). Kalau GA Tanggung jawabnya meliputi masalah transportasi
(baik karyawan maupun barang), Lanscape, interior dan exterior perusahaan.
6. Purchasing Departement
Departemen purchasing dipimpin oleh seorang manager purchasing yang
bertanggung jawab atas semua pembelian barang dan bahan baku untuk
kebutuhan perusahaan.
7. Financial and Accounting Departement
Departemen financial dipimpin oleh seorang manager keuangan dan
departemen accounting dipimpin oleh seorang manager akunting. Kedua
departemen ini mempunyai tugas utama untuk mengelola sumber daya
perusahaan yang sesuai dengan kebutuhan operasional termasuk menyusun
anggaran pendapatan dan anggaran pengeluaran perusahaan.
8. IT (Information Technology) Departement
Departemen Information Technology dipimpin oleh seorang manager IT yang
bertanggung jawab terhadap perancangan sistem informasi teknologi untuk
mempermudah koordinasi dan informasi antar departemen di dalam perusahaan
3.4. Kegiatan Perusahaan
Susu merupakan bahan makanan yang tersusun dari zat-zat makanan yang
seimbang dan dapat dipandang sebagai zat-zat makanan yang penting dan bergizi
serta merupakan bahan dasar dari produk-produk olahan susu (dairy products)
sehingga kualitas produk-produk olahan tersebut akan dipengaruhi oleh kualitas
bahan susu. Parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas air susu adalah
total lemak dan padatan terlarut, total mikroba, warna dan bau.
Dengan meningkatnya pengetahuan akan pentingnya susu bagi kesehatan
tubuh, maka susu dapat diolah menjadi berbagai produk (diversifikasi produk susu)
yang disukai oleh masyarakat secara umum. Beberapa produk hasil olahan susu
yang sering dijumpai adalah es krim, sundae, susu bubuk, susu kental manis, keju
dan mentega. Salah satu produk susu yang masih harus dikembangkan adalah susu
pasteurisasi (Pasteurized Liquit Milk), yang dibuat dengan proses pasteurisasi pada
bahan baku susu segar.
Dairy Division Group memiliki berbagai macam kegiatan perusahaan, masing-
masing perusahaan memiliki produk khas yang masih berkesinambungan dengan
brand “Indomilk” Berikut Penjelasannya:
1. PT Australia Indonesian Milk Industries
Kegiatan Perusahaannya adalah menghasilkan produk berupa Susu kental
manis (SKM), Susu pasteurisasi (Pasteurized Liquit Milk), Susu cair kemasan
botol dan Mentega.
2. PT Indomurni Dairy Industries
Kegiatan Perusahaannya adalah menghasilkan produk berupa Set yoghurt dan
yoghurt drink.
3. PT Ultrindo
Kegiatan Perusahaannya adalah menghasilkan produk berupa Susu bubuk
4. PT Indolakto
Kegiatan Perusahaannya adalah menghasilkan produk berupa Susu kental
manis (SKM) dan Susu Ultra High Temperature (UHT)
5. PT Indoeskrim meiji
Kegiatan Perusahaannya adalah menghasilkan produk berupa Es krim
6. Alam Sumber Vita
Kegiatan Perusahaannya adalah sebagai distributor untuk produk yang
memerlukan pendingin.
Selain di pasarkan di Indonesia, saat ini produk-produk tersebut sudah di ekspor
ke berbagai negara seperti Singapore, Hongkong, Timor Leste, Tonga, Malawi,
Brunei Darussalam, Jepang, Cambodia, Australia, Taiwan, Suva dan Fiji.
3.5. Jenis-Jenis Produk
Gambar 3.4 Produk PT Indolakto berupa Susu Kental Manis dan Susu UHT
1) Susu Kental Manis (SKM)
Susu Kental Manis atau Sweetened Condensed Milk yaitu produk susu
berbentuk cairan kental, berwarna putih hingga putih kekuningan, dengan bahan
baku dan rasa khas susu sapi, dikemas dalam kaleng dan mempunyai batas
waktu kadaluwarsa 1 (satu) tahun bila dalam kondisi baik dan kaleng belum
terbuka. Produk ini terbagi atas beberapa jenis yaitu:
1. SKM Indomilk Putih dan Coklat (kaleng 397 gr, sachet 50 gr)
2. SKM “Cap Enaak” (kaleng 397 gr, sachet 50 gr)
3. SKM “Tiga Sapi” (kaleng 397 gr, sachet 50 gr)
2) Susu Ultra High Temperature (UHT)
Susu yang diolah dengan cara pengolahan melalui proses sterilisasi dengan
pemanasan sekitar 120-125 derajat celcius, dikemas dalam pure bag (karton)
atau scolle Plastic Bag serta mempunyai batas waktu kadaluwarsa 6 bulan dan
tidak memerlukan penanganan khusus kecuali jika kemasan sudah terbuka
(dalam hal ini susu harus disimpan dalam kulkas/lemari pendingin) produk ini
mempunyai beberapa jenis pilihan rasa:
1. Strawberry, Coklat, Vanilla (200 ml dan 1000 ml)
2. Full Cream (1000 ml)
3. Kemasan kids (125 ml)
Kandungan dalam Susu UHT ini adalah:
1. Antioksidan (Karoten) berguna untuk menjaga kesehatan kulit serta
mencegah proses penuaan dini
2. Kalsium Tinggi yang berperan mempertahankan kepadatan tulang & gigi
3. Protein sebagai sumber kalori dan pembentukan jaringan tubuh
4. Prebiotik yang berguna menjaga system saluran pencernaan dan
meningkatkan daya tahan tubuh.
,,
Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Indolakto
Management
Information Corporate
Development
Kadiv / GM
Manufacturing
Departement Head
Supervisor
Foremen
Kadiv / GM
Finance / Acc
Departement Head
Supervisor
Foremen
Kadiv / GM
HRD dan GA
Departement Head
Supervisor
Foremen
Kadiv / GM
Logistic
Departement Head
Supervisor
Foremen
Kadiv / GM
Quality Control
Departement Head
Supervisor
Foremen
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Metode Analisis
Pada bab ini akan diuraikan analisa dan pembahasan penelitian metode analisa
yang terdiri dari pendekatan dan rancangan penelitian lokasi dan waktu penelitian,
populasi dan sample, instrumen penelitian, analisa data, langkah selanjutnya adalah
pembahasan data tersebut dengan menggunakan perangkat lunak (software)
aplikasi SPSS 17.0, agar dapat dianalisa untuk mengambil kesimpulan.
Analisa data dimulai dengan penelaahan dan penguraian data dari karakteristik
setiap karyawan. Lalu dilanjutkan pada variable bebas yang terdiri dari beberapa
indikator serta variable tidak bebas yang juga terdiri dari beberapa indikatornya.
Variable bebas disini adalah motivasi, sedangkan variable tidak bebas adalah
penilaian prestasi kerja karyawan pada PT Indolakto. Hasil penelaahan dan uraian
dari kelompok data tersebut, pada akhirnya digunakan untuk menarik kesimpulan
akhir yang diharapkan.
Metode analisis penelitian akan diuraikan mulai dari pendekatan dan rancangan
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi dan
sample, instrument penelitian, pengolahan data dan analisa data.
Pendekatan Rancangan Penelitian
Metode penelitian kuantitatif korelasional, yaitu metode yang bermaksud
meneliti hubungan melalui pengujian hipotesa. Hubungan yang dicari itu disebut
korelasi, metode ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor
berkaitan dengan variasi pada faktor yang lain. Hal ini sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu untuk menemukan hubungan antara motivasi kerja dengan
penilaian prestasi kerja karyawan.
Metode penelitian disini dimaksudkan sebagai cara untuk melakukan penelitian
dalam rangka memperoleh data dan informasi yang relevan untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana penelitian deskriptif menampilkan
informasi yang digambarkan dalam bentuk peubah (variable) yang terdiri dari
beberapa indikator pada peubah tersebut, tanpa mempersoalkan hubungan antar
peubah. Demikian pula halnya pada penelitian ini, seluruh informasi yang diperoleh
dari data kuesioner dipaparkan dan digambarkan dengan kata-kata secara jelas dan
terinci dalam bentuk indicator dari peubah tersebut.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Di dalam melakukan penelitian ini memerlukan waktu selama 1 bulan yang di
mulai dari tanggal 8 April 2010 sampai dengan 30 April 2010. Yang dilakukan pada
pada Kantor PT Indolakto di Jalan Raya Siliwangi RT 006/06 Cicurug 43359
6. Populasi dan Sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak, yaitu besarnya sampel
ditarik secara acak dari jumlah populasi terbatas yang besarnya sudah diketahui.
Oleh karena itu pada penelitian ini sampel diambil dari populasi atau dalam hal ini
adalah karyawan PT Indolakto.
7. Instrumen Penelitian
Alat bantu pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner, dari
kuesioner tersebut diharapkan dapat terkumpul informasi yang akurat dari
responden, sehingga informasi yang diperoleh dari contoh dapat menggambarkan
keberadaan seluruh karyawan PT Indolakto. Kuesioner dipilih sebagai alat Bantu
pengumpulan data berdasarkan pertimbangan, bahwa kuesioner dapat menghemat
waktu, tenaga, dan biaya serta data lebih mudah diolah.
Sebelum disebarkan kuesioner terlebih dahulu dikonsultasikan kepada bagian
HRD PT Indolakto, dalam hal ini dipimpin oleh Bapak Herwin Tambunan. Setelah
di musyawarahkan dilakukan beberapa perbaikan dan selanjutnya disebarkan
kepada 40 orang karyawan PT Indolakto sebagai responden.
4.1 Analisis Data
Teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif
yaitu salah satu metode statistik untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul, tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku umum. Jadi statistik deskriptif digunakan hanya untuk
mendeskripsikan data sample, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum
untuk populasi.
Dari hasil kuesioner yang telah diperoleh akan dikelompokan dalam bentuk
tabulasi menggunakan aplikasi SPSS Release 17.0 lalu diolah untuk mendapatkan
perolehan hasil akhir dari data tersebut selanjutnya dapat dianalisa.
4.2. Analisis Karakteristik Responden
Sebelum masuk pada pembahasan mengenai Hubungan Motivasi Kerja dengan
Penilaian Prestasi Kerja Karyawan, pada bagian ini terlebih dahulu dilakukan
analisa deskriptif terhadap karakteristik responden yang digunakan pada penelitian
ini yaitu karyawan PT Indolakto.
Adapun karakteristik karyawan PT Indolakto mencangkup unsur-unsur
pertanyaan meliputi jenis kelamin, usia, status, pendidikan dan masa kerja.
Karakteristik tersebut diharapkan dapat memberi gambaran tentang keadaan
responden, dan yang dijadikan responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang.
Dapat dilihat dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 untuk itu lebih jelasnya dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data kuesioner karakteristik Responden
Responden Jenis
kelamin Usia Status Pendidikan Masa kerja
1 1 1 2 1 2
2 1 1 2 2 2
3 1 3 1 4 3
4 2 3 1 2 3
5 1 1 1 3 2
6 2 3 1 2 3
7 1 1 1 3 1
8 2 2 1 2 2
9 1 1 1 2 1
10 1 3 1 3 4
11 2 3 1 3 4
12 1 1 2 2 2
13 2 1 2 2 1
14 1 1 2 1 1
15 1 2 1 3 1
16 2 2 1 3 2
17 1 1 2 1 2
18 1 2 2 3 2
19 1 4 1 4 3
20 2 4 1 3 4
21 2 2 1 2 2
22 1 1 2 1 1
23 1 4 1 4 4
24 2 1 1 2 2
25 2 2 1 1 3
26 2 1 1 2 2
27 1 2 2 3 2
28 1 1 2 1 1
29 1 4 1 4 4
30 1 1 2 3 2
31 1 1 1 3 2
32 2 3 1 4 3
33 2 1 1 1 2
34 1 2 2 3 2
35 1 1 2 2 1
36 2 1 2 2 1
37 1 4 1 3 4
38 2 2 1 2 3
39 1 3 1 3 3
40 1 1 2 1 1
Sumber: data primer diolah oleh 2010
Tabel 4.2 Statistik
Jenis
Kelamin
Usia
Karyawan
Status
Karyawan
Pendidikan
Karyawan
Masa Kerja
N
Valid 40 40 40 40 40
Missing 0 0 0 0 0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
4.2.1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.3 Jenis kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Pria 25 62.5 62.5 62.5
Wanita 15 37.5 37.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Grafik 4.1 Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 diatas, diketahui banyaknya jenis kelamin
responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan adalah pria sebanyak 25 orang
(62,5%). Dan wanita sebanyak 15 orang (37,5%).
62,50%
37,50%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
Pria Wanita
Grafik Jenis Kelamin Responden
Pria
Wanita
4.2.2. Status Responden
Tabel 4.4 Status Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
menikah 25 62.5 62.5 62.5
belum menikah 15 37.5 37.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Grafik 4.2 Status Responden
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Grafik 4.2 diatas, diketahui banyaknya status
responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan adalah Menikah sebanyak 25
orang (62,5%). Dan Belum menikah sebanyak 15 orang (37,5%)
Grafik Status Responden
Menikah
62,5%
Belum
menikah
37,5%
4.2.3. Usia Responden
Tabel 4.5 Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
21-30 thn 19 47.5 47.5 47.5
31-40 thn 9 22.5 22.5 70.0
41-50 thn 7 17.5 17.5 87.5
>50 thn 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Grafik 4.3 Usia Responden
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Grafik 4.3 diatas, diketahui banyaknya usia
responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan adalah usia 21-30 thn
sebanyak 19 orang (47,50%). Kemudian usia 31-40 thn sebanyak 9 orang (22,50%).
47,50%
22,50%
17,50%
12,50%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
21-30 thn 31-40 thn 41-50 thn >50 thn
Grafik Usia Responden
21-30 thn
31-40 thn
41-50 thn
>50 thn
Lalu usia 41-50 thn sebanyak 7 orang (17,50%). Dan terakhir usia >50 thn sebanyak
5 orang (12,50%).
4.2.4. Pendidikan Responden
Tabel 4.6 Pendidikan Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
SMA/SMK 8 20.0 20.0 20.0
D3/Akademi 13 32.5 32.5 52.5
S1 14 35.0 35.0 87.5
S2 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Grafik 4.4 Pendidikan Responden
20%
32,50%35%
12,50%
0
5
10
15
20
25
30
35
SMA/SMK D3/Akademi S1 S2
Grafik Pendidikan Responden
SMA/SMK
D3/Akademi
S1
S2
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Grafik 4.4 diatas, diketahui banyaknya pendidikan
responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan adalah S1 sebanyak 14 orang
(35%). Kemudian D3 atau Akademi sebanyak 13 orang (32,50%). Lalu SMA atau
SMK sebanyak 8 orang (20%). Dan terakhir S2 sebanyak 5 orang (12,50%).
4.2.5. Masa Kerja Responden
Tabel 4.7 Masa Kerja Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
2-5 thn 10 25.0 25.0 25.0
5-10 thn 16 40.0 40.0 65.0
10-20 thn 8 20.0 20.0 85.0
>20 thn 6 15.0 15.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Grafik 4.5 Pendidikan Responden
25%
40%
20%
15%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2-5 thn 5-10 thn 10-20 thn >20 thn
Grafik Masa Kerja Responden
2-5 thn
5-10 thn
10-20 thn
>20 thn
Berdasarkan Tabel 4.7 dan Grafik 4.5 diatas, diketahui banyaknya masa kerja
responden yaitu Karyawan PT Indolakto, kebanyakan adalah 5-10 thn sebanyak 16
orang (40%). Kemudian 2-5 thn sebanyak 10 orang (25%). Lalu 10-20 thn sebanyak
8 orang (20%). Dan terakhir >20 thn sebanyak 6 orang (15%).
4.3 . Analisa Motivasi Karyawan
Tabel 4.8
Jawaban dari pertanyaan mengenai Motivasi Kerja Karyawan
Responden PX1 PX2 PX3 PX4 PX5 PX6 PX7 PX8 PX9 PX10 Total
X
1 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 44
2 4 3 3 5 4 4 3 5 5 4 40
3 3 1 3 4 3 3 2 2 3 4 28
4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 36
5 4 2 3 5 4 4 4 5 5 3 39
6 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 42
7 4 4 4 5 2 2 2 5 4 3 35
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 43
10 2 2 3 5 2 2 3 5 3 2 29
11 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 28
12 2 2 2 4 2 3 5 5 4 4 33
13 4 4 3 5 4 4 4 5 5 3 41
14 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
16 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 41
17 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
18 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43
19 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 44
20 4 4 3 5 4 4 4 5 5 4 42
21 2 4 5 5 4 3 4 5 5 4 41
22 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 42
23 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 42
24 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 42
25 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 38
26 4 4 5 4 3 3 2 3 3 3 34
27 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 42
28 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 43
29 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 44
30 3 5 5 5 4 4 4 3 3 3 39
31 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 41
32 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43
33 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 44
34 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 42
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 41
37 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 42
38 4 4 4 5 2 2 2 5 4 3 35
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 4 4 4 5 4 4 3 5 5 5 43
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Keterangan dari jawaban responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian untuk Motivasi Kerja
No Kriteria Penilaian
1
"Sangat Tidak
Memuaskan"
2 "Tidak Memuaskan"
3 "Cukup"
4 "Memuaskan"
5 "Sangat Memuaskan"
PX1 Bagaimana pendapat anda mengenai pemberian gaji selama ini,
apakah sesuai dengan harapan anda?
Tabel 4.10 Motivasi kerja PX1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 4 10.0 10.0 10.0
cukup 3 7.5 7.5 17.5
memuaskan 29 72.5 72.5 90.0
sangat memuaskan 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 29 orang
atau 72,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 4
orang atau 10% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak
4 orang atau 10% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan”, lalu sebanyak
3 orang atau 7,5% memiliki pendapat “Cukup” dan tidak ada satupun responden
yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX2 Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pimpinan memberikan
bonus sewaktu-waktu, karena usaha dan prestasi kerja anda?
Tabel 4.11 Motivasi kerja PX2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
sangat tidak memuaskan 1 2.5 2.5 2.5
tidak memuaskan 4 10.0 10.0 12.5
cukup 3 7.5 7.5 20.0
memuaskan 25 62.5 62.5 82.5
sangat memuaskan 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 25 orang
atau 62,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 7
orang atau 17,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu
sebanyak 4 orang atau 10% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan”, lalu
sebanyak 3 orang atau 7,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu 1 orang
atau 2,5% responden memiliki pendapat “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX3 Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pimpinan dalam
memberikan rangsangan untuk membangkitkan gairah kerja?
Tabel 4.12 Motivasi kerja PX3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 2 5.0 5.0 5.0
cukup 6 15.0 15.0 20.0
memuaskan 18 45.0 45.0 65.0
sangat memuaskan 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 18 orang
atau 45% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 14
orang atau 35% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak
6 orang atau 15% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 2 orang
atau 5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan” lalu tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX4 Bagaimana pendapat anda mengenai perhatian pimpinan terhadap
keberhasilan staf bawahannya?
Tabel 4.13 Motivasi kerja PX4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
memuaskan 21 52.5 52.5 52.5
sangat memuaskan 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 21 orang
atau 52,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 19
orang atau 47,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu tidak
ada satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”, “Tidak
Memuaskan” dan “Cukup”.
PX5
Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pimpinan terhadap
kesempatan yang diberikan kepada staf bawahannya untuk
mendiskusikan suatu permasalahan yang harus diselesaikannya?
Tabel 4.14 Motivasi kerja PX5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 5 12.5 12.5 12.5
cukup 3 7.5 7.5 20.0
memuaskan 27 67.5 67.5 87.5
sangat memuaskan 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 27 orang
atau 67,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 5
orang atau 12,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu
sebanyak 5 orang atau 12,5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan”,
lalu sebanyak 3 orang atau 7,5% responden memiliki pendapat “Cukup” dan tidak
ada satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX6 Bagaimana pendapat anda mengenai kemampuan pimpinan dalam
menciptakan hubungan kerja yang menyenangkan?
Tabel 4.15 Motivasi kerja PX6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 4 10.0 10.0 10.0
cukup 7 17.5 17.5 27.5
memuaskan 21 52.5 52.5 80.0
sangat memuaskan 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 21 orang
atau 52,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 8
orang atau 20% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak
7 orang atau 17,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 4 orang
atau 10% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan” dan tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX7 Bagaimana pendapat anda mengenai fasilitas kerja saat ini, apakah
nyaman dan memadai untuk bekerja?
Tabel 4.16 Motivasi kerja PX7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 5 12.5 12.5 12.5
cukup 6 15.0 15.0 27.5
memuaskan 24 60.0 60.0 87.5
sangat memuaskan 5 12.5 12.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.16 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 24 orang
atau 60% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 6 orang
atau 15% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 5 orang atau 12,5%
responden memiliki pendapat “sangat memuaskan” kemudian sebanyak 5 orang
atau 12,5% responden memiliki pendapat “tidak memuaskan”. dan tidak ada
satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX8 Bagaimana pendapat anda mengenai upaya pimpinan untuk
mengembangkan karier yang jelas bagi anda?
Tabel 4.17 Motivasi kerja PX8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 1 2.5 2.5 2.5
cukup 2 5.0 5.0 7.5
memuaskan 17 42.5 42.5 50.0
sangat memuaskan 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.17 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 20 orang
atau 50% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, kemudian sebanyak
17 orang atau 42,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, lalu sebanyak 2
orang atau 5% responden memiliki pendapat “Cukup”, kemudian sebanyak 1 orang
atau 2,5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan” tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PX9
Bagaimana pendapat anda mengenai pimpinan dalam hal
memberikan perhatian serta memantau setiap pekerjaan yang sedang
dilakukan staf bawahannya?
Tabel 4.18 Motivasi kerja PX9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
cukup 6 15.0 15.0 15.0
memuaskan 14 35.0 35.0 50.0
sangat memuaskan 20 50.0 50.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.18 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 20 orang
atau 50% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak 14
orang atau 35% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, Kemudian sebanyak
6 orang atau 15% responden memiliki pendapat “Cukup” tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan” dan “Tidak Memuaskan”.
PX10 Bagaimana pendapat anda mengenai upaya pimpinan untuk
mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan kerja?
Tabel 4.19 Motivasi kerja PX10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 1 2.5 2.5 2.5
cukup 9 22.5 22.5 25.0
memuaskan 23 57.5 57.5 82.5
sangat memuaskan 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.19 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 23 orang
atau 57,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 9
orang atau 22,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 7 orang
atau 17,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, Kemudian
sebanyak 1 orang atau 2,5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan” dan
tidak ada satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
4.4 . Analisa Prestasi Kerja Karyawan
Tabel 4.20
Jawaban dari pertanyaan mengenai Penilaian Prestasi Kerja Karyawan
Responden PY1 PY2 PY3 PY4 PY5 PY6 PY7 PY8 PY9 PY10
Total
Y
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 43
3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 34
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 5 4 5 4 5 2 3 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
10 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
11 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 37
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46
14 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
17 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 46
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 46
20 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 42
21 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 44
22 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 41
23 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 42
24 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
25 5 5 4 2 4 2 4 4 5 5 40
26 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 42
27 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 41
28 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 42
29 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 42
30 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46
31 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 46
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 46
34 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
37 5 4 5 4 5 2 3 4 4 4 40
38 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Sumber : data primer diolah oleh 2010
Tabel 4.21 Kriteria Penilaian untuk Penilaian Prestasi Kerja
No Kriteria Penilaian
1
"Sangat Tidak
Memuaskan"
2 "Tidak Memuaskan"
3 "Cukup"
4 "Memuaskan"
5 "Sangat Memuaskan"
PY1 Bagaimana pendapat anda mengenai sistem pengukuran prestasi kerja
pegawai (meritokrasi) yang dilakukan oleh perusahaan?
Tabel 4.22 Penilaian Prestasi Kerja PY1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
memuaskan 21 52.5 52.5 52.5
sangat memuaskan 19 47.5 47.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.22 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 21 orang
atau 52,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 19
orang atau 47,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan” dan tidak
ada satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”, “Tidak
Memuaskan” dan “Cukup”.
PY2 Bagaimana pendapat anda mengenai pemberian kesempatan
mengikuti pelatihan/diklat yang menunjang kerja?
Tabel 4.23 Penilaian Prestasi Kerja PY2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
cukup 1 2.5 2.5 2.5
memuaskan 25 62.5 62.5 65.0
sangat memuaskan 14 35.0 35.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.23 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 25 orang
atau 62,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 14
orang atau 35% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak
1 orang atau 2,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan” dan “Tidak Memuaskan”.
PY3 Bagaimana pendapat anda mengenai job descriptions yang diberikan
pimpinan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan anda?
Tabel 4.24 Penilaian Prestasi Kerja PY3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
cukup 1 2.5 2.5 2.5
memuaskan 22 55.0 55.0 57.5
sangat memuaskan 17 42.5 42.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.24 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 22 orang
atau 55% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 17
orang atau 42,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu
sebanyak 1 orang atau 2,5% responden memiliki pendapat “Cukup” tidak ada
satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan” dan “Tidak
Memuaskan”.
PY4 Bagaimana pendapat anda mengenai job descriptions yang diberikan
pimpinan, apakah sudah sesuai dengan kemampuan anda?
Tabel 4.25 Penilaian Prestasi Kerja PY4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 2 5.0 5.0 5.0
cukup 2 5.0 5.0 10.0
memuaskan 28 70.0 70.0 80.0
sangat memuaskan 8 20.0 20.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.25 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 28 orang
atau 70% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 8 orang
atau 20% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak 2
orang atau 5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan”, lalu sebanyak
2 orang atau 5% responden memiliki pendapat “Cukup”, kemudian tidak ada
satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PY5 Bagaimana pendapat anda, pimpinan memberikan inisiatif dan
pemecahan masalah bila terdapat kesulitan dalam menjalankan tugas?
Tabel 4.26 Penilaian Prestasi Kerja PY5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
memuaskan 24 60.0 60.0 60.0
sangat memuaskan 16 40.0 40.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.26 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 24 orang
atau 60% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 16
orang atau 40% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu tidak ada
satupun responden yang menjawab “Cukup”, “Sangat Tidak Memuaskan” dan
“Tidak Memuaskan”.
PY6
Bagaimana pendapat anda, mengenai pimpinan memberikan
himbauan untuk bekerja dengan baik pada waktu menyelesaian atau
finishing?
Tabel 4.27 Penilaian Prestasi Kerja PY6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 6 15.0 15.0 15.0
cukup 5 12.5 12.5 27.5
memuaskan 25 62.5 62.5 90.0
sangat memuaskan 4 10.0 10.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.27 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 25 orang
atau 62,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 6
orang atau 15% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan”, lalu sebanyak
5 orang atau 12,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 4 orang
atau 10% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan” dan tidak ada
satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PY7 Bagaimana pendapat anda, mengenai promosi jabatan yang diberikan
oleh perusahaan saat ini?
Tabel 4.28 Penilaian Prestasi Kerja PY7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
tidak memuaskan 1 2.5 2.5 2.5
cukup 2 5.0 5.0 7.5
memuaskan 26 65.0 65.0 72.5
sangat memuaskan 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.28 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 26 orang
atau 65% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 11
orang atau 27,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu
sebanyak 2 orang atau 5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu sebanyak 1
orang atau 2,5% responden memiliki pendapat “Tidak Memuaskan” dan tidak ada
satupun responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan”.
PY8 Bagaimana pendapat anda, mengenai perkembangan IPTEK sebagai
sarana untuk menyelesaikan pekerjaan?
Tabel 4.29 Penilaian Prestasi Kerja PY8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
cukup 3 7.5 7.5 7.5
memuaskan 30 75.0 75.0 82.5
sangat memuaskan 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.29 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 30 orang
atau 75% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 7 orang
atau 17,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, lalu sebanyak 3
orang atau 7,5% responden memiliki pendapat “Cukup”, lalu tidak ada satupun
responden yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan” dan “Tidak Memuaskan”.
PY9 Bagaimana pendapat anda, tentang kelengkapan sarana/fasilitas atau
peralatan kerja yang disediakan oleh perusahaan?
Tabel 4.30 Penilaian Prestasi Kerja PY9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
cukup 3 7.5 7.5 7.5
memuaskan 30 75.0 75.0 82.5
sangat memuaskan 7 17.5 17.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.30 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 30 orang
atau 75% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, kemudian sebanyak 7 orang
atau 17,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, sebanyak 3 orang
atau 7,5% responden memiliki pendapat “Cukup” dan tidak ada satupun responden
yang menjawab “Sangat Tidak Memuaskan” dan “Tidak Memuaskan”.
PY10
Bagaimana pendapat anda mengenai penghargaan berupa pemberian
insentif ataupun bonus yang diberikan atas prestasi kerja yang telah
anda capai?
Tabel 4.31 Penilaian Prestasi Kerja PY10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
memuaskan 19 47.5 47.5 47.5
sangat memuaskan 21 52.5 52.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Berdasarkan Tabel 4.31 diatas, diketahui dari 40 responden, sebanyak 21 orang
atau 52,5% responden memiliki pendapat “Sangat Memuaskan”, kemudian
sebanyak 19 orang atau 47,5% responden memiliki pendapat “Memuaskan”, lalu
tidak ada satupun responden yang menjawab “Cukup”, “Sangat Tidak Memuaskan”
dan “Tidak Memuaskan”.
REKAPITULASI NILAI VARIABEL Y (PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
Tabel 4.32 Tabel Rekapitulasi variabel Y (Penilaian Prestasi Kerja)
4.5 . Analisa Regresi
1. Deskripsi Statistik
N
O
Jenis
kelamin
Usi
a
Mas
a kerja
PY1 PY
2 PY3
PY
4
PY
5
PY
6
PY
7
PY
8 PY9
PY1
0
Tota
l Y
1 1 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
2 1 1 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 43
3 1 3 3 4 3 4 2 4 3 2 4 4 4 34
4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 1 1 2 5 4 5 4 5 2 3 4 4 4 40
6 2 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
7 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
8 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 1 1 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 49
10 1 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
11 2 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 37
12 1 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 2 1 1 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 46
14 1 1 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
15 1 2 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
16 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
17 1 1 2 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 46
18 1 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
19 1 4 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 46
20 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 5 42
21 2 2 2 5 5 5 4 5 3 4 4 4 5 44
22 1 1 1 4 4 5 4 4 3 4 3 5 5 41
23 1 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 5 42
24 2 1 2 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 41
25 2 2 3 5 5 4 2 4 2 4 4 5 5 40
26 2 1 2 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 42
27 1 2 2 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4 41
28 1 1 1 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 42
29 1 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 42
30 1 1 2 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 46
31 1 1 2 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 46
32 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
33 2 1 2 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 46
34 1 2 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 42
35 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
36 2 1 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41
37 1 4 4 5 4 5 4 5 2 3 4 4 4 40
38 2 2 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 38
39 1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
40 1 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
Tabel 4.33 Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
total prestasi 42.23 3.620 40
total motivasi 40.23 4.844 40
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Mean Total Penilaian Prestasi adalah sebesar 42,23 sedangkan untuk Mean Total
Motivasi adalah sebesar 40,23. Standar Deviation atau penyimpangan dari Total
Penilaian Prestasi adalah sebesar 3,620 sedangkan untuk Total Motivasi adalah
sebesar 4,844 dan jumlah sample dari kedua variable adalah 40.
2. Angka Korelasi
Tabel 4.34 Correlations
total prestasi total motivasi
Pearson Correlation total prestasi 1.000 .643
total motivasi .643 1.000
Sig. (1-tailed) total prestasi . .000
total motivasi .000 .
N total prestasi 40 40
total motivasi 40 40
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Probabilitas dari Total Motivasi adalah 0,00 dan Total Penilaian Prestasinya
adalah 0,00. Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak. Hubungan antara Total Penilaian
Prestasi dan Motivasi adalah sebesar 0,643. Sedangkan Hubungan antara Total
Motivasi dengan Total Penilaian Prestasi adalah 0,643.
3. Model Summary
Tabel 4.35 Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .643a .414 .399 2.807
a. Predictors: (Constant), total motivasi
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
R adalah nilai “Regresi” yaitu regresi antar Penilaian Prestasi dengan Motivasi
yang kuat (0,643). R Square adalah nilai pangkat dari regresi yaitu sebesar 41%,
yang berarti pengaruh motivasi terhadap penilaian prestasi kerja adalah sebesar
41% dan sisanya 59% dipengaruhi oleh faktor lain.
4. Regresi Linear
Tabel 4.36 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 22.882 3.759 6.087 .000
total motivasi .481 .093 .643 5.182 .000
a. Dependent Variable: total prestasi
Sumber : data primer diolah menggunakan spss 17.0
Persamaan umum Regresi Linier Sederhana adalah :
Y = a + bx
Y = 22,882 + 0,481X
Dimana :
y : Subjek / nilai pada variabel Penilaian Prestasi Kerja
a : Nilai y bila x = 0 (nilai konstan)
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
pada variabel independen. Bila b ditambah maka nilai Y naik, dan
bila b dikurang maka terjadi penurunan pada nilai Y.
x : Subyek / nilai pada variabel Motivasi
a : Nilai y bila x = 0 (konstan)
Nilai konstanta sebesar 22,882 bila X=0, maka Y=22,882
Bila b (+) maka Y juga naik, Penambahan 1 point pada Motivasi maka
22,882+(1+0,481)=24,363.
Bila b (-) maka terjadi penurunan, Pengurangan 1 point pada Motivasi
maka 22,882-(1-0,481)=22,363.
Untuk menginterprestasikan data pada tabel 4.33 menggunakan hipotesis:
3. Ha = Ada pengaruh antar motivasi kerja dengan penilaian prestasi kerja
karyawan pada PT Indolakto.
4. Ho = Tidak ada pengaruh antar motivasi kerja dengan penilaian prestasi
kerja karyawan pada PT Indolakto.
Kriteria pengujian probabilitas menggunakan 2 sisi yaitu:
1. Probabilitas <0,05 maka Ho ditolak
2. Probabilitas >0,05 maka Ho diterima
Kesimpulannya untuk tolak Ho diperoleh probabilitas motivasi dan penilaian
prestasi sebesar 0,00 < 0,05, jadi disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara variable motivasi dan variable penilaian prestasi dapat dilihat pada grafik
4.6. kurva normalisasi.
Grafik 4.6 Kurva Normalisasi
Wilayah Penerimaan Ho
0
Wilayah Penolakan Ho
= 0.05
Wilayah Penolakan Ho
0,00
Y
X
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Hasil penelitian data karakteristik, banyaknya jenis kelamin responden yaitu
Karyawan PT Indolakto kebanyakan adalah pria sebanyak 25 orang
(62,5%). Dan wanita sebanyak 15 orang (37,5%).
Banyaknya status responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan
adalah Menikah sebanyak 25 orang (62,5%). Dan Belum menikah sebanyak
15 orang (37,5%).
Banyaknya usia responden yaitu Karyawan PT Indolakto kebanyakan
adalah usia 21-30 thn sebanyak 19 orang (47,50%). Kemudian usia 31-40
thn sebanyak 9 orang (22,50%). Lalu usia 41-50 thn sebanyak 7 orang
(17,50%). Dan terakhir usia >50 thn sebanyak 5 orang (12,50%).
Banyaknya pendidikan responden yaitu Karyawan PT Indolakto
kebanyakan adalah S1 sebanyak 14 orang (35%). Kemudian D3 atau
Akademi sebanyak 13 orang (32,50%). Lalu SMA atau SMK sebanyak 8
orang (20%). Dan terakhir S2 sebanyak 5 orang (12,50%).
Banyaknya masa kerja responden yaitu Karyawan PT Indolakto,
kebanyakan adalah 5-10 thn sebanyak 16 orang (40%). Kemudian 2-5 thn
sebanyak 10 orang (25%). Lalu 10-20 thn sebanyak 8 orang (20%). Dan
terakhir >20 thn sebanyak 6 orang (15%).
2. Hasil Koefisien Korelasi R adalah nilai “Regresi” yaitu regresi antar
Penilaian Prestasi dengan Motivasi yang kuat (0,643). R Square adalah nilai
pangkat dari regresi yaitu sebesar 41%, yang berarti pengaruh motivasi
terhadap penilaian prestasi kerja adalah sebesar 41% dan sisanya 59%
dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Hasil uji Regresi Sederhana, a: Nilai y bila x = 0 (konstan). Nilai konstanta
sebesar 22,882 bila X=0, maka Y=22,882. Bila b (+) maka Y juga naik,
Penambahan 1 point pada Motivasi maka 22,882+(1+0,481)=24,363. Bila
(-) maka terjadi penurunan, Pengurangan 1 point pada Motivasi maka
22,882-(1-0,481)=22,363.
4. Kesimpulannya untuk tolak Ho diperoleh probabilitas motivasi dan
penilaian prestasi sebesar 0,00 < 0,05, jadi disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara variable motivasi dan variable penilaian
prestasi.
5.2. Saran
Setelah Melakukan Survey pada PT Indolakto selama kurang lebih satu
bulan, beberapa hal yang dapat sarankan adalah:
Pengaruh motivasi terhadap penilaian prestasi kerja karyawan adalah
sebesar 41% sedangkan 59% dipengaruhi oleh faktor lain. Mengingat motivasi
sangat penting untuk membangkitkan gairah kerja dan loyalitas karyawan
diharapkan perusahaan dapat meningkatkan motivasi karyawan sehingga karyawan
merasa sejahtera.
PT Indolakto perlu melakukan usaha perbaikan dan peningkatan
manajemennya dengan mempertimbangkan potensi-potensi yang dimiliki seperti
sumber daya, teknologi, dan wilayah koordinasi didalam PT Indolakto kearah yang
lebih baik dan positif.
DAFTAR PUSTAKA
Arni, Muhammad, 2007, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu, S., P., 2006, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara
Kuncoro, Mudrajad, 2004, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Jakarta:
Erlangga
Mangkuprawira, Sjafri dan Hubeis, Aida Vitayala, 2007, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Bogor: Ghalia Indonesia
Panggabean, Mutiara, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bogor: Ghalia
Indonesia
Riduwan, 2009, Pengantar Statistika, Bandung: Alfabeta
Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung:
Alfabeta
Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV.
Pusaka Setia
Sedarmayanti, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: Refika
Aditama
Sutrisno, Edy, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group