Upload
doandien
View
264
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Perubahan lingkungan dan teknologi yang cepat meningkatkan
kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. Hal ini
memunculkan kebutuhan organisasi terhadap pemimpin yang dapat
mengarahkan dan mengembangkan usaha – usaha bawahan dengan
kekuasaan yang dimiliki untuk mewujudkan efektifitas organisasi dan
mencapai tujuan organisasi dalam membangun organisasi menjadi high-
performance organizational.
Dasar ataupun inti dari penelitian ini adalah tentang kepemimpinan
transformasional sebagai pemediasi pada variabel anteseden (kepercayaan
kepada manajemen, keadilan prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja) dan
variabel outcomes (turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional). Kami ingin menganalisis dan uji dampak dari kepemimpinan
transformasional bagi kedua variabel tersebut. Para peneliti telah
mengkonseptualisasikan berbagai bentuk reaksi yang dirasakan individu-
individu dalam organisasi, antara lain partisipasi, kepuasan, ketidakpuasan,
penerimaan, kepercayaan kepada manajemen, kepercayaan pada rekan kerja,
komitmen organisasional, kinerja, keadilan organisasional, ketidakadilan, dan
turnover.
Perilaku kepemimpinan transformasional dan turnover intention
merupakan permasalahan yang seringkali dihadapi oleh suatu organisasi.
2
Konsep kepemimpinan transformasional telah diuji sebagai divalidasi
kepemimpinan yang paling membangun digunakan ilmiah hari ini (Parry
dalam Travaglione dan Connell, 2000). Hasil penelitian scara konsisten
menyoroti pengaruh positif dari transformasi kepemimpinan pada hasil
organisasi. Sebagai contoh transformasi kepemimpinan ditemukan
mengakibatkan menurunkan niat untuk meninggalkan organisasi, peningkatan
perilaku organisasi warga dan mengakibatkan komitmen organisasi kuat
(Podsakoff, et al. dalam Travaglione dan Connell, 2000). Pemimpin yang
mampu mengubah nilai dasar, kepercayaan dan sikap dari bawahan akan dapat
meningkatkan kinerja melebihi level minimum yang diinginkan organisasi
(Podsakoff, et al., 1990). Teori kepemimpinan memaparkan beberapa gaya
kepemimpinan, salah satu diantaranya adalah tipe pemimpin yang
mempengaruhi pengikut-pengikutnya untuk mengatasi kepentingan diri
mereka demi kebaikan organisasi dan mampu menimbulkan efek yang
mendalam terhadap pengikut-pengikutnya. Demikian juga dengan turnover
intention (keinginan untuk keluar), semua organisasi pasti mengalami keluar
masuknya karyawan namun suatu tingkat keluar masuknya karyawan yang
tinggi berarti tinggi pula biaya operasional untuk perekrutan, seleksi, dan
pelatihan untuk mengembangkan pengetahuan serta ketrampilan karyawan
(Robbins, 2003).
Dalam penelitian ini kami akan meneliti seberapa pengaruh
kepemimpinan transformasional dalam menurunkan turnover intention dan
bagaimana kepemimpinan transformasional berpengaruh terhadap komitmen
organisasional dan OCB conscientiousness. Dalam hubungan pengaruh ini ada
3
beberapa model korelasi, yaitu yang pertama dimana variabel anteseden
berpengaruh langsung pada kepemimpinan transformasional. Yang kedua
adalah variabel kepemimpinan transformasional berpengaruh langsung pada
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional. Dan
yang terakhir adalah kepemimpinan transformasional sebagai variabel
pemediasi antara variabel anteseden dan variabel outcomes.
Disini terdapat masalah yang timbul yaitu jika semakin rendah
kepercayaan pada manajemen, keadilan prosedural dan kepercayaan pada
rekan kerja, dapat mempengaruhi peningkatan turnover intention serta
penurunan komitmen serta OCB conscientiousness pada karyawan terhadap
organisasi. Seperti pendapat dari Cook & Wall (dalam Travaglione dan
Connell, 2000) literature manajemen cenderung untuk menekenkan
pentingnya karyawan mempercayai manajer mereka karena diyakini bahwa ini
mempromosikan pengaruh dan produktivitas yang lebih besar. Namun telah
mencatat bahwa kepercayaan dalam kelompok rekan di tempat kerja juga
merupakan bahan yang sangat penting dalam organisasi yang solid dan
efektivitas. Sebagai contoh Robinson (1996) memberikan bukti bahwa jika
kepercayaan didirikan ditempat kerja dan dipelihara organisasi mungkin
dalam beberapa cara menjadi kebal terhadap dampak negative pelanggaran
kontrak psikologis (seperti kepuasan kerja yang rendah, kinerja yang buruk
dan tingginya turnover). Secara khusus, dimana perusahan memperoleh
kepercayaan dari karyawan, kontrak persepsi pelanggaran kurang mungkin
terjadi.
4
Kepemimpinan transformasional dan variabel anteseden merupakan
suatu elemen yang saling mempengaruhi. Kedua elemen tersebut juga
mempengaruhi ketiga variabel outcome itu sendiri. Kepemimpinan
transformasional sangat berpengaruh pada turnover, komitmen organisasi dan
OCB. Meskipun kami tahu bahwa kepemimpinan transformasional dan
variabel anteseden berpengaruh pada variabel outcome, akan tetapi penelitian-
penelitian terdahulu lebih fokus pada pengaruh kepercayaan pada rekan kerja
dan turnover karyawan. Maka dari itu akan kami kaji pengaruh yang ada
antara variabel anteseden, kepemimpinan transformasional dan variabel
outcome.
Penulis mengambil sampel yakni karyawan pada PT. Pos Indonesia
sebagai perusahaaan publik, agar tetap exsis ditengah ketatnya persaingan, PT
Pos Indonesia harus selalu memperhatikan elemen-elemen yang ada didalam
organisasi, terutama sumber daya manusia. Penting sekali mengkaji berbagai
perilaku karyawan, terutama perilaku yang menyangkut kepemimpinan
transformasional. Menurunnya level komitmen organisasi, turnover intention
sebagai reaksi dari ketidakadilan dalam organisasi akan berdampak pada
menurunnya kinerja karyawan dan performa organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : ”Anteseden dan Konsekuensi kepemimpinan
Transformasional (Studi pada Karyawan PT. Pos Indonesia di
Surakarta)”
5
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural, dan
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh signifikan pada
perilaku kepemimpinan transformasional karyawan PT. Pos Indonesia?
2. Apakah perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
pada turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional karyawan PT. Pos Indonesia?
3. Apakah perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja pada turnover intention, OCB
conscientiousness dan komitmen organisasional karyawan PT. Pos
Indonesia?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan kepada manajemen, tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja dan keadilan prosedural berpengaruh
signifikan pada perilaku kepemimpinan transformasional pada karyawan
PT. Pos Indonesia.
2. Untuk mengetahui perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh
signifikan pada turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional karyawan PT. Pos Indonesia.
3. Untuk mengetahui perilaku kepemimpinan transformasional memediasi
pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja terhadap turnover intention, OCB
6
conscientiousness dan komitmen organisasional karyawan PT. Pos
Indonesia.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Instansi
Sebagai sumber masukan atau informasi tambahan bagi PT. Pos Indonesia
dalam rangka mewujudkaan High Performance Organization melalui
pengurangan turnover intention, OCB conscientiousness, komitmen
organisasi yang dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan karyawan kepada
manjemen, keadilan prosedural, dan rekan kerja serta perilaku
kepemimpinan transformasional.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai salah satu sumber informasi untuk pengembangan penelitian-
penelitian berikutnya yang berkaitan dengan pengaruh tingkat kepercayaan
kepada manajemen, keadilan prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja
dan perilaku kepemimpinan trasformasional terhadap turnover intention,
OCB conscientiousness dan komitmen organisasional.
3. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk melatih kemampuan analitis penulis melalui
penerapan teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di
perguruan tinggi, terutama dalam bidang Manajemen Sumber Daya
Manusia mengenai pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja terhadap
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional
dengan perilaku kepemimpinan transformasional sebagai faktor pemediasi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda pada orang-orang
yang berbeda. Kepemimpinan didefinisikan dalam kaitannya dengan ciri-
ciri individual, perilaku, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi,
hubungan peran, tempatnya pada suatu posisi administratif, serta persepsi
oleh orang lain mengenai keabsahan dari pengaruh. Beberapa definisi
kepemimpinan yang dianggap cukup mewakili adalah:
1. Menurut Hemphil & Coons, kepemimpinan adalah perilaku dari
seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok
ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
2. Menurut Katz & Kahn, kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh
sedikit demi sedikit pada dan berada di atas kepatuhan mekanis
terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasai.
3. Menurut Rauch & Behling, kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi
ke arah pencapaian tujuan.
4. Menurut Hosking, para pemimpin adalah mereka yang secara
konsisten memberikan kontribusi yang efektif terhadap orde sosial
dan yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya.
5. Menurut Jacobs & Jacques, kepemimpinan adalah sebuh proses
memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif dan
8
yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
6. Menurut Schein, kepemimpinan adalah kemampuan mengenal budaya
luar untuk memulai pengembangan perubahan proses dari berbagai
bentuk adaptasi.
7. Menurut Drath & Palus, kepemimpinan adalah proses memecahkan
masalah secara bersama sehingga seseorang akan mengerti dan
memberikan komitmen.
8. Menurut Richards & Engle, kepemimpinan adalah tentang artikulasi
visi, pemberian nilai dan menciptakan suatu lingkungan dengan
sesuatu yang dapat dikerjakan.(Yukl, 1994)
Kepemimpinan adalah sebuah arus antar hubungan yang
berkembang yang padanya para pemimpin secara terus menerus
membangkitkan tanggapan-tanggapan motivasional dari para pengikut dan
memodifikasi perilaku mereka pada saat mereka menghadapi tanggapan
atau perlawanan dalam sebuah proses arus dan arus balik yang tidak
pernah berhenti (Burns dalam Yukl, 1994). Kepemimpinan
transformasional dibangun di atas puncak kepemimpinan transaksional,
yaitu pemimpin yang memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang
ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas.
Konsep kepemimpinan transformasional menurut Yukl (1994)
didefinisikan sebagai pemimpin yang memberikan pertimbangan dan
rangsangan intelektual yang diindividualkan dan yang memiliki karisma.
Kepemimpinan yang mentransformasi dapat dipandang baik sebagai
9
sebuah proses mempengaruhi pada tingkat mikro antara para individu dan
sebagai sebuah proses pada tingkat makro dalam memobilisasi kekuasaan
untuk mengubah sistem sosial dan memperbaiki lembaga-lembaga.
Arti seorang pemimpin yang mempunyai perilaku kepemimpinan
transformasional adalah seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan
untuk mentrasformasikan organisasinya melalui keberhasilan dalam
mentransformasikan karyawan untuk menjadi seorang individu yang baik,
menjadi kelompok atau sebuah tim yang kompak dalam ruang lingkup
organisasi dan kehidupan sosial yang saling menghargai, termasuk
menghargai kemampuan dan ketrampilan karyawan serta mendukung
mereka untuk selalu berinovasi dan berpikir kreatif (Maxon, 2005)
Keberadaan seorang pemimpin transformasional mempunyai arti
yang sangat penting dalam suatu organisasi. Eksistensi dari pemimpin
tersebut juga berperan sebagai seorang yang membangun sebuah
kepercayaan dari karyawan kepada manajemen. Bass (dalam Yukl, 1994)
menyatakan bahwa kepemimpinan transformasional tidak hanya
merupakan pertukaran imbalan-imbalan untuk mendapatkan kepatuhan
(contingent reward, active management by exception, passive management
by exception) tetapi lebih kepada ikatan emosi antara pemimpin dan
pengikut, para pemimpin transformasional dapat mentrasformasi pengikut
dengan bertindak sebagai seorang guru atau mentor
Prinsip-prinsip dasar dalam kepemimpinan transformasional yang
akan menciptakan sebuah ikatan emosional dari pemimpin dan pengikut
10
menurut Bass (dalam Muchiri, et al, 2002) dibagi menjadi empat (4)
prinsip dasar. Adapun keempat prisip tersebut adalah:
1. Karisma (Idealized Influence)
Seorang pemimpin transformasional mendapatkan karisma dari
penilaian pengikut, pemimpin yang berkarisma akan mempunyai
banyak pengaruh dan dapat menggerakkan bawahannya. Seorang
pemimpin yang dipandang memiliki karisma oleh pengikutnya adalah
pemimpin yang mampu mengambil keputusan yang tepat dalam
kondisi yang sulit serta mampu mempertanggungjawabkan segala
akibat yang mungkin akan terjadi, mampu menjaga kepercayaan yang
diberikan oleh pengikutnya untuk tidak disalah-gunakan sehingga
tercipta loyalitas kepada pemimpin untuk kemudian bersama-sama
meraih tujuan organisasi.
2. Menginspirasikan motivasi (Inspirational motivation)
Pemimpin yang inspirasional dapat mendeskripsikan tujuan bersama
dan mampu menentukan mengenai apa yang dirasa penting serta apa
yang dirasa benar tanpa menghalalkan segala cara, tetap berjalan di
koridor yang beretika dan dalam pencapaian tujuan bersama,
pemimpin menggunakan strategi yang dapat dibenarkan secara moral.
Contoh tindakan pemimpin yang menginspirasikan motivasi
diantaranya adalah selalu berkata optimis dalam menghadapi masalah,
memberikan tantangan kepada pengikut dengan menerapkan standar
yang tinggi.
11
3. Menstimulasi Pengetahuan (Intellectual stimulation)
Pemimpin trasformasional dituntut untuk membuat pengikutnya
memandang dan menyelesaikan masalah-masalah yang mereka
hadapi dengan perspektif dan metode-metode baru. Pemimpin
berusaha untuk mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada
untuk menciptakan suatu kondisi yang kondusif serta proposional
agar pengikutnya mampu mengembangkan daya kreatifitas serta
mampu melakukan inovasi dalam setiap penyelesaian masalah yang
ada sehingga pemimpin dituntut untuk berbagi wewenang agar
tercipta situasi yang diinginkan bagi tercapainya tujuan bersama.
4. Mempertimbangkan individu (Iindividu consideration)
Seorang pemimpin harus mampu memperlakukan karyawannya
secara spesifik (individu yang satu berbeda dengan yang lain) tetapi
adil dalam memfasilitasi mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Pada dasarnya pemimpin harus melakukan pendekatan dan jaringan
komunikasi interpersonal dengan bawahannya untuk dapat mengerti
apa keinginan ataupun masalah yang dihadapi oleh masing-masing
bawahan sehingga pemimpin tersebut mampu mengaplikasikan solusi
yang berbeda bagi tiap bawahannya dengan menggunakan fasilitas
yang sesuai dengan ide ataupun masalah dari bawahannya tersebut.
Perilaku kepemimpinan transformasional memungkinkan bagi
seorang pemimpin untuk menciptakan visi dan lingkungan yang dapat
memotivasi bawahannya agar mampu berprestasi di atas standar minimum
12
yang ditetapkan oleh organisasi. Pada dasarnya inti dari kepemimpinan
transformasional adalah berbagi wewenang dengan bawahan untuk
memberdayakan mereka agar bekerja secara efektif dengan cara
membangun komitmen mereka terhadap nilai-nilai baru, pengembangan
kemampuan, ketrampilan, rasa percaya diri serta melembagakan perubaha-
perubahan organisasi. Bahkan ada beberapa perilaku dasar yang berkaitan
dengan perilaku kepemimpinan transformasional. Perilaku dasar yang
berkaitan dengan perilaku kepemimpinan transformasional tersebut
menurut Podsakoff et al (1990) adalah:
1. Mengidentifikasi dan mengartikulasikan visi
Perilaku atau tindakan yang menjadi bagian dari seorang pemimpin
yang bertujuan untuk melakukan identifikasi peluang-peluang baru
bagi divisi suatu organisasi atau organisasi itu sendiri yang bertujuan
untuk mengembangkan, menyampaikan dan menginspirasi visi
tentang masa depannya kepada orang lain.
2. Memberikan sebuah model yang tepat
Perilaku yang menjadi bagian dari pemimpin di dalam memberikan
sebuah contoh kepada bawahannya untuk bisa bekerja secara
konsisten sesuai dengan nilai-nilai yang diberikan oleh pemimpin
tersebut.
3. Mendukung tujuan-tujuan kelompok
Perilaku yang menjadi bagian dari pemimpin yang mendorong
kerjasama di antara bawahannya dan membuat mereka bekerja sama
secara kelompok untuk meraih sebuah tujuan.
13
4. Harapan terhadap tingkat kinerja yang tinggi
Perilaku yang menunjukkan harapan pemimpin terhadap kinerja
bawahannya yang unggul, berkualitas, dan atau mempunyai tingkat
kinerja yang tinggi.
5. Memberikan dukungan pribadi
Perilaku atau tindakan yang menjadi bagian dari pemimpin yang
mengindikasikan bahwa dia menghormati para bawahannya, dan hal
ini berkaitan dengan perasaan dan kebutuhan pribadi mereka.
6. Dorongan intelektual
Perilaku yang menjadi bagian dari pemimpin dengan memberikan
tantangan bagi bawahannya untuk bisa mengkaji ulang beberapa
asumsi mereka tentang pekerjaan mereka, dan berpikir kembali
bagaimana hal tersebut bisa dikerjakan kembali dengan lebih baik.
Seorang pemimpin yang berperilaku transformasional memiliki
beberapa kompentensi utama yang membedakan peran mereka dengan
pemimpin yang lain. Kompentensi yang dimiliki ini dapat berfungsi
sebagai tolok ukur kemampuan seorang pemimpin dalam organisasi untuk
mengubah setiap komponen dalam organisasi tersebut agar berperan sesuai
dengan kapasitas masing-masing untuk mendukung eksistensi organisasi
serta mampu mengubah setiap individu untuk mempunyai kehidupan
sosial yang lebih baik terhadap lingkungan internal organisasi.
14
B. Kepercayaan Pada Manajemen dan Rekan Kerja
Kepercayaan adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak
akan bertindak secara oportunistik (baik melalui kata-kata, tindakan, atau
keputusan) (Robbins, 2006). Kepercayaan dapat diartikan juga sebagai
suatu sikap yang melibatkan bentuk harapan seseorang mengenai orang
lain, misalnya tindakan, dimana kemudian hal itu mempengaruhi pilihan
maupun sikap individu tersebut (Podsakoff, Mackenzie dan Bommer,
1990).
Kepercayaan adalah keinginan untuk mengandalkan pada sesuatu
terhadap resiko. Keinginan ini berakar dari pengetahuan konsumen
berdasarkankan pengalaman masa lalu, ini juga melibatkan harapan bahwa
suatu peristiwa mendapatkan hasil yang positif, meskipun kemungkinan
dari peristiwa tersebut mengakibatkan hasil negative .
Kepercayaan adalah konstruk komplek yang meliputi integritas,
reliabilitas dan kepercayaan dari satu bagian ke yang lainnya. Kepercayaan
didefinisikan sebagai keinginan untuk mengerahkan sesuatu kepada
partner yang bias dipercaya. Kepercayaan menggambarkan bagian harapan
dari sebuah koordinasi, menitik besar pada sebuah hubungan, kepercayaan
dapat memperkuat komitmen.
Kepercayaan dalam suatu organisasi berfungsi untuk menyatukan
seluruh elemen organisasi agar mampu berperan sesuai kapasitas masing-
masing untuk mencapai tujuan organisasi. Brokner (dalam Akhirudin dan
Aini, 2005) menyatakan bahwa ketika suatu organisasi dimana struktur
organisasinya berada pada kondisi yang datar dan lebih banyak kelompok
15
atau divisi, pengawasan pemimpin terhadap pengikutnya atau bawahannya
menjadi kurang diktatorial terhadap pengaruh interpersonal, sehingga
efektifitas para pemimpin bergantung pada kemauannya untuk
mendapatkan kepercayaan dari pengikut mereka.
Pentingnya tingkat kepercayaan dalam suatu organisasi juga di
ungkapkan oleh Podsakoff, et al. (1990) yang menyatakan bahwa tingkat
kepercayaan pada pemimpin yang rendah tidak mungkin akan membuat
pengikutnya atau bawahannya rela untuk mengorbankan kepentingan
pribadinya untuk kepentingan kelompok maupun tujuan organisasi.
Terdapat tiga jenis kepercayaan dalam hubungan organisasi:
1. Kepercayaan Berbasis Ketakutan : kepercayaan yang berdasarkan
ketakutan akan tindakan balasan jika kepercayaan itu dilanggar
2. Kepercayaan Berbasis Pengetahuan : kepercayaan yang berdasarkan
prediktabilitas perilaku yang berasal dari riwayat interaksi
3. Kepercayaan Berbasis Identifikasi : kepercayaan berdasarkan rasa
saling memahami atas maksud masing-masing dan menghargai
keinginan dan hasrat orang lain (Robbins, 2006).
Kepercayaan terhadap manajemen suatu organisasi merupakan
faktor penting bagi pemimpin transformasional karena hal tersebut
diperlukan untuk mengerahkan komitmen bawahan untuk mewujudkan
visi dari seorang pemimpin (Maxon, 2005).
Faktor-faktor yang membangun suatu kepercayan karyawan
terhadap manajemen dalam suatu organisasi tergantung pada bagaimana
sikap seorang manajer, yang meliputi:
16
1. Keterbukaan, seorang manajer harus memberikan informasi kepada
karyawan mengenai bagaimana suatu keputusan dibuat dengan jelas
dan seorang manajer juga harus bisa berbagi ide dengan karyawan.
2. Integritas, dapat berwujud kejujuran, sebelum membuat keputusan atau
mengambil tindakan, seorang manajer perlu bertindak secara obyektif,
tidak memihak dalam penilaian kinerja dan memberi perhatian pada
persepsi-persepsi yang sama dalam distribusi imbalan.
3. Konsistensi, tindakan manajer harus sejalan dengan tujuan sentral
organisasi sehingga memproyeksikan suatu kebijakan yang
mendapatkan kepercayaan, seorang manajer harus dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan yang rasional.
4. Kompetensi, seorang manajer harus menghormati orang lain,
menunjukkan kemampuan teknis, pengetahuan dan profesionalitas
kerja serta memberikan perhatian khusus terhadap perkembangan
komunikasi, negosiasi dan keterampilan antar pribadi yang lain.
5. Ketepatan janji, seorang manajer perlu menjaga komitmen, janji dan
keputusan yang telah ditetapkan bersama.
6. Perhatian, seorangan manajer hendaknya memperhatikan hubungan
interpersonal pada karyawannya, contoh memberi ucapan selamat atas
hari ulang tahun karyawan, merayakan keberhasilan perusahaan dan
lain-lain.
17
7. Pertahankan kepercayaan, berusaha menunjukkan pada karyawan
bahwan seorang manajer adalah orang yang bijaksana dan dapat
dipercaya.
Kepercayaan tercipta dalam suatu proses interaksi antar elemen
organisasi yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Steve dan
Loraleigh (2005) mengungkapkan bahwa kepercayaan tidak terjadi secara
tiba-tiba tetapi kepercayaan merupakan suatu proses yang terjadi secara
perlahan-lahan kemudian terakumulasi, sehingga dasar dari kepercayaan
adalah rangkaian proses untuk dapat dipercaya
Implementasi dari kepercayaan kepada rekan kerja dapat
berwujud sikap saling terbuka antara sesama anggota organisasi, dalam hal
ini rekan dalam satu tim ataupun rekan kerja sejawatan sehingga dapat
menghilangkan adanya personal block yang dikhawatirkan akan
mempengaruhi kinerja masing-masing karyawan dalam organisasi.
Corporate gathering, dapat digunakan oleh organisasi sebagai sarana
untuk mempererat hubungan personal antar karyawan sehingga dapat
meningkatkan dan menjaga tingkat kepercayaan antar karyawan dalam
organisasi.
(http://www.portalhr.com/beritahr/hubungan/1id750.html)
C. Turnover Intention
Turnover merupakan determinan dari keefektifan suatu organisasi,
turnover adalah suatu proses dimana tenaga kerja, secara individu ataupun
kelompok meninggalkan organisasi mereka dan dalam proses tersebut
18
harus ada yang menggantikan posisi yang ditinggalkan (Mathis dan
Jackson, 2001). Robbin, (1996) menyatakan bahwa tindakan atau perilaku
karyawan yang bersifat destruktif aktif, yang diarahkan untuk
meninggalkan organisasi yang seringkali disebut dengan turnover
merupakan salah satu cara karyawan untuk mengungkapkan ketidakpuasan
mereka mengenai pekerjaan ataupun sistem yang berlaku di dalam
organisasi selama ini.
Turnover merupakan masalah klasik yang sering dihadapi oleh
organisasi karena tingginya tingkat turnover intention akan merugikan
organisasi. Turnover yang tinggi akan menyebabkan meningkatnya biaya
operasional organisasi, selain itu manajemen akan kehilangan banyak
waktu untuk mencari karyawan baru sehingga masalah turnover menjadi
perhatian khusus bagi sebuah organisasi.
Akibat dari turnover intention yang tinggi adalah tingginya biaya
operasional organisasi karena adanya biaya tambahan untuk rekruitmen,
seleksi serta pelatihan bagi karyawan baru. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari (Mathis dan Jackson, 2001) yang mengungkapkan bahwa
turnover intention yang tinggi akan menimbulkan biaya yang tinggi untuk
proses seleksi dan pelatihan bagi calon karyawan yang akan menempati
posisi kosong tersebut, sehingga organisasi menjadi tidak efektif
Keberadaan turnover dibagi menjadi dua (2) bagian yaitu:
voluntary turnover dan involuntary turnover. Voluntary turnover adalah
keluarnya karyawan dari organisasi atas permintaan dari karyawan
tersebut, biasanya berwujud pensiun dini dan pengunduran diri.
19
Involuntary turnover adalah keluarnya karyawan dari organisasi
karena diberhentikan dari pekerjaannya oleh organisasi yang bersangkutan
dan hal ini dapat berwujud Pemutusan Hubungan kerja atau PHK (Mathis
dan Jackson, 2001). Kedua jenis turnover tersebut mempunyai latar
belakang perbedaan yang signifikan. Involuntary turnover merefleksikan
bahwa karyawan gagal dalam memperlihatkan kinerjanya sesuai dengan
persyaratan yang diinginkan organisasi atau karyawan tersebut melanggar
peraturan organisasi pada saat bekerja, sedangkan fenomena voluntary
turnover terjadi karena ketidakpuasaan karyawan yang bersumber dari
interpersonalitas karyawan tersebut, tugas dan tanggung jawab dalam
pekerjaannya ataupun perilaku atasan serta rekan kerjanya atau tidak
menutup kemungkinan karena ketidakpuasan mengenai peraturan/sistem
yang diterapkan dalam organisasi tersebut. Voluntary turnover menjadi
fokus dalam penelitian Trevor, Gerhart dan W Boudreau (1997) karena
fenomena turnover intention lebih banyak terjadi pada voluntary turnover.
Voluntary turn over sendiri dibagi menjadi dua (2) yaitu voluntary
turnover yang dapat dihindari (avoidable) dan voluntary turnover yang
tidak dapat dihindari (unavoidable). Voluntary turnover yang dapat
dihindari disebabkan karena alasan-alasan seperti suasana kerja yang lebih
kondusif pada organisasi lain sehingga memicu karyawan untuk
meninggalkan organisasi tempat mereka bekerja, kesejahteraan yang lebih
terjamin, karyawan tidak puas atau bermasalah dengan kepemimpinan
manajer di tempatnya bekerja kemudian adanya sistem distribusi imbalan
dan hukuman yang tidak jelas dan terbuka. Keberadaan voluntary turnover
20
yang tidak dapat dihindarkan disebabkan oleh alasan-alasan seperti
keikutsertaan pasangan untuk berpindah tempat tinggal sehingga memaksa
karyawan tersebut untuk meninggalkan organisasi, hal ini termasuk dalam
faktor pribadi yang tidak dapat dikendalikan oleh organisasi (Mathis dan
Jackson, 2001).
D. Komitmen Organisasional
a) Pengertian Komitmen Organisasional
Steers (dalam Dewayani, 2007) mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai
organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi
kepentingan organisasi), dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi
anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang
karyawan terhadap organisasi/perusahaan tempat ia bekerja. Selain itu
Steers berpendapat bahwa komitmen organisasi merupakan kondisi
dimana karyawan sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran
organisasi.
Komitmen organisasi dedefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan–
tujuannya serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu
(Robbins, 2001). Mathis & Jackson (2001) menyatakan bahwa komitmen
organisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan tenaga kerja
terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap di dalam
organisasi tersebut. Jadi keterlibatan yang tinggi berarti memihak
seseorang pada pekerjaannya yang khusus, komitmen pada organisasi
21
yang tinggi berarti pemeliharaan pada orgainisasi yang
mempekerjakannya.
b) Dimensi dalam komitmen organisasi.
Allen dan Meyer (dalam Dewayani, 2007) mengemukakan
adanya tiga dimensi dari komitmen organisasi yang merupakan
pengembangan dari Three Component Model of Organizational
Commitment. Ketiga dimensi tersebut adalah:
1. Affective Commitment (Komitmen Afektif), yaitu sikap dan
kelekatan emosional karyawan, pada siapa karyawan
mengidentifikasikan dirinya serta keterlibatan karyawan dalam
suatu organisasi. Jika karyawan merasa diperlakukan dengan
baik, misalnya mendapat gaji yang sesuai, atau turut
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, cenderung
mengembangkan komitmen afektif. Allen & Meyer (dalam
Karina, 2007) menyatakan individu dengan komitmen affektif
tinggi akan lebih mendukung kebijakan perusahaan dibandingkan
yang lebih rendah, hal ini berarti bahwa individu tersebut akan
memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara
berarti terhadap organisasi dibandingkan individu dengan
komitmen affektif yang lebih rendah.
2. Continuance Commitment (Komitmen Kontinuansi), yaitu
komponen komitmen organisasi berdasarkan pada persepsi
karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia
meninggalkan organisasi. Ketika individu tidak lagi melanjutkan
22
aktivitasnya pada organisasi maka akan timbul perasaan
kehilangan. Oleh karena itu, maka kemudian komitmen lanjut ini
disebut juga dengan exchange oriented commitment (komitmen
yang berorientasi pada pertukaran) atau calculative commitment
(komitmen kalkulatif).
3. Normative Commitment (komitmen normatif), yaitu adanya
perasaan tentang kewajiban yang harus diberikan kepada
organisasi tersebut. Komitmen organisasi juga dikenal dengan
komitmen moral, yang merefleksikan persepsi individu terhadap
norma, perilaku yang dapat diterima, yang timbul akibat adanya
proses sosialisasi atau akibat budaya, serta dipengaruhi pula oleh
organisasi tersebut. Komitmen normatif mengakar dalam benak
individu, perasaan ’hutang’ pada organisasi yang timbul akibat
perlakuan organisasi pada karyawan, misalnya dengan gaji yang
mereka terima, atau dengan pelatihan-pelatihan yang mereka
ikuti, perasaan tersebut terus tumbuh sampai karyawan merasa
impas.
Ketiga komponen dalam komitmen organisasi tersebut
dipandang sebagai komitmen dalam bentuk pernyataan psikologis
yang menunjukkan karakter hubungan karyawan dengan organisasi
tempatnya bekerja, untuk mencapai tujuan organisasi dan memberi
implikasi untuk memutuskan karyawan tersebut akan tetap bekerja
dalam organisasi tersebut atau keluar. Menurut Meyer et al. (dalam
dewayani, 2007), karyawan dengan komitmen normatif tinggi,
23
mereka tetap bekerja pada organisasi tersebut karena adanya perasaan
yang mengharuskan demikian.
E. Organizational Citizenship Behavior
Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku yang
bukan merupakan bagian dari tugas yang telah dipersyaratkan secara
formal bagi seorang karyawan tetapi secara keseluruhan mendorong fungsi
efektif organisasi (Robbins, 2001). Selain definisi di atas, Organ (dalam
Podsakoff, 1990) juga memberikan lima dimensi dari OCB :
1. Altruism, perilaku yang mempunyai pengaruh dalam membantu rekan
kerja dalam bertugas.
2. Conscientiousness, perilaku yang menjadi bagian dari karyawan yang
melaksanakan tugas yang melebihi persyaratan minimum.
3. Sportsmanship, perasaan dari karyawan untuk menahan diri dari
keluhan tentang hal-hal yang tidak disukai.
4. Courtesy, perilaku yang menjadi bagian individu untuk
menggantikan orang lain dalam organisasi tentang perubahan yang
mempengaruhi kerja mereka.
5. Civic Virtue, perilaku yang menjadi bagian individu yang
mengindikasikan bahwa mereka berpartisipasi dalam perusahaan.
Organ (dalam Robbins, 2001) menyatakan bahwa “OCB sebagai
perilaku yang sekehendak hati, tidak secara langsung / eksplisit di ketahui
dari sistem penghargaan formal, dan secara keseluruhan mendorong fungsi
yang efektif dalam organisasi.”
24
Berdasarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa OCB adalah
perilaku yang dilakukan karyawan secara sukarela. Perilaku tersebut
bukan sebagai akibat dari adanya sistem yang diberikan perusahaan secara
formal kepada karyawan, yang berarti karyawan melakukan OCB bukan
untuk mendapat penghargaan dari perusahaan. Perilaku ini sangat penting
untuk mencapai efektifitas organisasi.
Conscientiousness adalah ciri bersungguh-sungguh dan hati-hati,
atau cara bertindak menurut hati nurani seseorang. Hal ini mencakup
unsur-unsur seperti disiplin diri, ketelitian, organisasi, musyawarah
(kecenderungan untuk berpikir cermat sebelum bertindak), dan kebutuhan
untuk bisa berprestasi. Ini adalah aspek yang secara tradisional disebut
dengan karakter. Individu pada umumnya bekerja keras secara berhati-hati
dan dapat diandalkan. Ketika dibawa ke sebuah keadaan yang darurat,
mereka juga dapat bekerja keras, perfeksionis, dan kompulsif dalam
perilaku mereka.Orang yang mempunyai kesadaran diri tidak selalu malas
atau tidak bermoral, tetapi mereka cenderung lebih santai, kurang
berorientasi tujuan, dan kurang dorongan untuk mencapai suatu
keberhasilan.
Conscientiousness terkait dengan kinerja akademik yang sangat
berpengaruh. Sejumlah besar penelitian menunjukkan perilaku
conscientiousness merupakan salah satu prediktor kinerja yang terbaik di
tempat kerja, dan setelah kemampuan mental umum diperhitungkan, yang
lain empat dari lima kepribadian dirasa kurang membantu dalam
memprediksi keberhasilan sebuah karir, para karyawan umumnya lebih
25
dapat diandalkan, lebih termotivasi, dan lebih bisa bekerja keras disebuah
perusahaan. Selain itu, conscientiousness adalah salah satu ciri kepribadian
yang berkorelasi dengan kinerja di semua kategori sebuah pekerjaan.
Namun, keramahan dan kestabilan emosional mungkin juga penting,
khususnya dalam pekerjaan yang melibatkan sejumlah interaksi sosial.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Conscientiousness).
F. Keadilan Prosedural
Pertukaran yang adil antara masukan yang diberikan karyawan
pada organisasi dan apa yang diperoleh merupakan elemen kunci dalam
hubungan karyawan dengan organisasi. Teori keadilan, mengatakan bahwa
manusia dalam hubungan-hubungan sosial mereka, berkeyakinan bahwa
imbalan-imbalan organisasional harus didistribusikan sesuai dengan
tingkat kontribusi individual (Cowherd dan Levine, dalam Pareke dan
Bachri, 2003). Teori keadilan menurut Adam dalam Robbins. (2003),
bahwa individu membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka
dengan masukan/keluaran orang lain dan kemudian merespon untuk
menghapuskan setiap ketidakadilan. Karyawan mengejar keadilan dalam
pertukarannya dengan organisasi. Karyawan setuju untuk memberikan
kontribusi khusus pada organisasi (misalnya bakat, pengalaman, waktu
dan usaha) untuk keuntungan pengembalian yang diharapkan (misalnya
upah, tunjangan tambahan, dan harapan promosi) proporsional sesuai
dengan kontribusi. Teori keadilan klasik mengemukakan bahwa orang
akan mengevaluasi keseimbangan antara masukan dan keuntungan,
26
terutama dalam perbandingan sosial (yakni dengan pembandingan, nyata
atau perkiraan).
Suatu ketidakadilan dalam hubungan tenaga kerja adalah
penurunan komitmen organisasi. Komitmen organisasi adalah sikap yang
berkaitan dengan loyalitas pekerja terhadap organisasi dan merupakan
proses yang berkelanjutan pada anggota organisasi untuk mengungkapkan
perhatiannya pada organisasi dan hal tersebut berlanjut pada kesuksesan
dan kesejahteraan (Luthans, 1998). Karyawan yang merasa masukan untuk
organisasi lebih besar dibanding keuntungan yang diterima, maka akan
menurunkan komitmen terhadap organisasi.
G. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang dilakukan oleh Ferres, Travaglione dan Connel
(2000) yang menunjukkan bahwa kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural dan kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh
signifikan pada kepemimpinan transformasional dan perilaku
kepemimpinan transformasional mempengaruhi turnover intention,
komitmen dan OCB conscientiousness. Penelitian ini juga menyatakan
bahwa perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja terhadap turnover intention atau
mengurangi frekuensi keinginan karyawan untuk meninggalkan
pekerjaannya, komitmen karyawan terhadap organisasi dan OCB
conscientiousness.
27
H. KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber : Ferres, Travaglione dan Connel (2000)
Gambar1 Kerangka Pemikiran
Uraian berdasarkan gambar tersebut adalah tingkat kepercayaan
kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada
rekan kerja secara langsung dapat berpengaruh terhadap kepemimpinan
transformasional. Sedangkan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
pemimpin diyakini mampu menekan turnover intention. Tingkat
kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan kepercayaan
kepada rekan kerja berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan
transformasional. Dan kepemimpinan transformasional dalam penelitian
ini berperan sebagai variabel pemediasi hubungan antara ketiga variabel
anteseden terhadap variabel turnover intention, OCB conscientiousness,
dan komitmen organisasional.
Kepercayaan
pd rekan kerja
Keadilan prosedural
Kepercayaan pd manajemen
Komitmen organisasi
OCB conscientious
ness.
Turnover intention
Kepemimpinan Transfor -masional
28
I. HIPOTESIS
Hipotesis yang ada dalam penelitian ini dirumuskan berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Ferres, Travaglione dan Connel
(2000) membuktikan bahwa tingkat kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kepemimpinan
transformasional suatu organisasi. Demikian pula penelitian yang
dilakukan oleh Albrecht dan Travaglione (dalam Ferres, Travaglione dan
Connel, 2000) menyatakan bahwa dalam penelitian tersebut tingkat
kepercayaan berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan
tranformasional.
Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis 1 dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh signifikan
pada perilaku kepemimpinan transformasional (karyawan PT. Pos
Indonesia).
Penelitian Ferres, Travaglione dan Connel (2000) membuktikan
bahwa variabel perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh
signifikan terhadap intensitas turnover intention, OCB
conscientiousness.dan komitmen organisasi. Penelitian dari McCutcheon
A., cCutcheon R., dan Campbell R.A. (2005) menyatakan bahwa perilaku
kepemimpinan transformasional akan berpengaruh signifikan terhadap
29
tingkat kepuasan staf sehingga dapat menurunkan turnover intention
dalam organisasi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2002)
meneliti pengaruh Kepemimpinan terhadap kesadaran perilaku citizenship
(OCB conscientiousness.), Kepuasan Kerja, dan Perilaku Organisasi. Hasil
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif
antara kepemimpinan transformasional dan kesadaran perilaku citizenship
(OCB conscientiousness.).
Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis 2 dirumuskan sebagai berikut:
H2 : perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
pada turnover intention, OCB conscientiousness. dan komitmen
organisasional (karyawan PT. Pos Indonesia).
Penelitian Ferres, Travaglione dan Connel (2000) membuktikan
bahwa ketika variabel kepercayaan kepada manajemen, keadilan
prosedural dan kepercayaan kepada rekan kerja serta perilaku
kepemimpinan transformasional diuji secara bersamaan untuk mengetahui
pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap turnover intention,
OCB conscientiousness. dan komitmen organisasional maka hasilnya,
variabel kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh terhadap turnover intention,
OCB conscientiousness. dan komitmen organisasi dalam sebuah
organisasai. Demikian juga dengan variabel perilaku kepemimpinan
transformasional yang berpengaruh signifikan terhadap turnover intention,
OCB conscientiousness dan komitmen organisasi. Penelitian ini juga
30
memprediksikan bahwa perilaku kepemimpinan transformasional
memediasi pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan
prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja terhadap turnover
intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional.
Penelitian Ferres, Travaglione dan Connel (2000) menyatakan
bahwa perilaku kepemimpinan transformasional merupakan variabel
pemediasi pengaruh antara tingkat kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja terhadap
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional.
Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis 3 dirumuskan sebagai berikut:
H3 : Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural,
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja pada turnover intention,
OCB conscientiousness. dan komitmen organisasional (karyawan
PT. Pos Indonesia).
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survai. Penelitian dengan metode
survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dengan meminta tanggapan dari responden, baik langsung maupun tidak
langsung. Kuesioner digunakan sebagi alat bantu dalam penelitian survei
(Suliyanto,2006). Informasi ini diperoleh melalui permintaan keterangan
- keterangan atau jawaban dari responden. Datanya berupa jawaban-
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, disebut juga dengan
questionnaire methode (Marzuki, 2000). Data tersebut diperoleh dengan
cara membagikan kuesioner kepada karyawan PT. Pos Indonesia.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan atau
individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto
dan Subagyo, 1998). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan
tetap PT. Pos Indonesia, yang berjumlah 265 orang yang terbagi
dalam 14 divisi.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa
anggota yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran, 2003).
32
Syarat utama dalam pengambilan sample suatu populasi adalah
bahwa sampel harus mewakili populasi, dan sampel harus
merupakan dalam bentuk kecil (miniature population). Sampel
penelitian ini adalah para pegawai tetap di PT. Pos Indonesia
Surakarta.
Menurut Roscoe (dalam Sekaran, 2000), dalam menentukan jumlah
sampel harus memperhatikan pedoman sebagai berikut:
1) Ukuran sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 adalah
telah tercukupi untuk digunakan dalam semua penelitian.
2) Bila sampel dibagi menjadi sub-sub sampel, maka ukuran
sampel minimal yang dibutuhkan untuk tiap kategori (laki-laki
atau perempuan, junior atau senior, dan sebagainya) adalah 30.
3) Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis multi regresi)
ukuran sampel seharusnya beberapa kali (lebih baik 10x atau
lebih) jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian.
Penentuan jumlah sampel juga dapat dilakukan berdasarkan
pertimbangan estimasi kemungkinan maksimal, jumlah sampel besar
50 sudah dapat memberikan hasil yang valid, tetapi jumlah sampel
sekecil ini tidak direkomendasikan dan ukuran sampel minimal
dalam penelitian adalah minimal 100 responden (Hair et al., 1998).
Berdasarkan uraian di atas jumlah sampel minimal yang akan
digunakan dalam penelitian ini sejumlah 100 responden. Dengan
tingkat respon rate yang diharapkan 80% maka sampel diambil 130
responden.
33
c. Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan metode
proporsional random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
yang dalam pengambilan sampel memperhatikan unit / bagian kerja
masing-masing yang ada dalam organisasi secara berimbang,
sehingga sampel yang diambil dapat mewakili semua unit bagian
kerja. (Djarwanto dan Subagyo, 1998). Kuesioner dibagikan lewat
bagian personalia dari perusahaan tersebut. Perhitungan jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel III.1
Daftar Distribusi Pengambilan Sampel Penelitian
No Bagian Jumlah Karyawan
Sampel yang diambil
1 Pelayanan 1 10 10/265 x 130 = 4.90 dibulatkan 5
2 Pelayanan 2 20 20/265 x 130 = 9.8 dibulatkan 10 3 Akuntansi 6 6 /265 x 130 = 2.94 dibulatkan 3 4 Keuangan 5 5 /265 x 130 = 2.45 dibulatkan 2 5 UPL 8 8 /265 x 130 = 3.92 dibulatkan 4 6 Paket 24 24/265 x 130 = 11.77dibulatkan 12 7 Teksar 15 15/265 x 130 = 7.35 dibulatkan 7 8 Pos Express 25 25/265 x 130 = 12.26dibulatkan 12 9 QC 8 8 /265 x 130 = 3.92 dibulatkan 4 10 Pos Log 20 20/265 x 130 = 9.8 dibulatkan 10 11 SDM 7 7 /265 x 130 = 3.43 dibulatkan 3 12 Antaran 68 68/265 x 130 = 33.35dibulatkan 33 13 SPP 35 35/265 x 130 = 17.16dibulatkan 17 14 Pemasaran 14 14/265 x 130 = 6.86 dibulatkan 7 Jumlah 265 130
Sumber: Data kepegawaian PT.Pos Indonesia Surakarta (2010)
34
C. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
Variabel Independen adalah suatu variabel yang variasinya
mempengaruhi variabel lain (Azwar, 2005). Variabel Independen
dalam penelitian ini adalah:
a) Tingkat kepercayaan kepada manajemen
Tingkat kepercayaan kepada manajemen adalah tindakan yang
membuat karyawan mendedikasikan waktu, pikiran, tenaga untuk
kemajuan organisasi. Variabel tingkat kepercayaan kepada
manajemen diukur menggunakan 6 item pertanyaan dengan skala
Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=kurang
setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju, daftar pertanyaan yang diambil
dari Warr et. al( dalam Cook, & Wall, 1980).
b) Keadilan prosedural
Keadilan, prosedural menyatakan bahwa berkaitan dengan
persepsi keadilan dari prosedur yang digunakan untuk dan proses
untuk sampai pada sebuah keputusan (Greenberg, dalam Lee,
2002). Variabel keadilan prosedural diukur menggunakan 4 item
pertanyaan dengan skala Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju,
2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju daftar
pertanyaan yang diambil dari Rahim et al.(dalam Peng Ling et
al., 2008).
35
c) Tingkat kepercayaan kepada rekan kerja
Kepercayaaan kepada rekan kerja adalah kualitas nilai dari
interaksi interpersonal antara karyawan dalam sebuah organisasi.
Variabel kepercayaaan kepada rekan kerja diukur menggunakan
6 item pertanyaan dengan skala Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju,
2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju, daftar
pertanyaan yang diambil dari Warr et. al (dalam Cook, & Wall,
1980).
2. Variabel dependen
Variabel Dependen adalah variabel penelitian yang diukur
untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar,
2005). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
a) Turnover Intention
Turnover intention adalah suatu keinginan berpindah
didefinisikan sebagai kepercayaan karyawan untuk meninggalkan
organisasi Variabel turnover intention diukur menggunakan 2
item pertanyaan dengan skala Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju,
2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju, daftar
pertanyaan yang diambil dari Aryee et al.( dalam Hopkins M. &
Weathington, 2006)
b) Komitmen organisasi
Komitmen organisasional dedefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi
tertentu dan tujuan–tujuannya serta berniat memelihara
36
keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2001). Variabel
komitmen organisasi diukur menggunakan 10 item pertanyaan
dengan skala Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju,
3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju, daftar pertanyaan
yang diambil dari Yilmaz & Hunt( dalam Peng Ling et al., 2008)
c) OCB Conscientiousness
Organizational Citizenship Behavior (OCB) conscientiousness
adalah salah satu ciri kepribadian yang berkorelasi dengan
kinerja di semua kategori sebuah pekerjaan. Namun, keramahan
dan kestabilan emosional mungkin juga penting, khususnya
dalam pekerjaan yang melibatkan sejumlah interaksi sosial.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Conscientiousness).
Variabel OCB conscientiousness diukur menggunakan 6 item
pertanyaan dengan skala Likert 1-5, 1=sangat tidak setuju,
2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju, 5=sangat setuju, daftar
pertanyaan yang diambil dari Eisenberger et al.(dalam Jacqueline
et al., 2002)
3. Variabel Mediasi
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional menurut Yukl (1994)
didefinisikan sebagai pemimpin yang memberikan pertimbangan
dan rangsangan intelektual yang diindividualkan dan yang
memiliki karisma. Variabel kepemimpinan transformasional
diukur menggunakan 6 item pertanyaan dengan skala Likert 1-5,
37
1=sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=kurang setuju, 4=setuju,
5=sangat setuju (Podsakoff et al., 1990)
D. Sumber Data
1. Data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang didapat langsung
dari responden oleh peneliti (Sekaran, 2000). Dalam penelitian ini
data primer yang dibutuhkan meliputi hasil data kuesioner dan hasil
wawancara dengan responden.
2. Data sekunder
Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data atau
informasi yang dikumpulkan orang atau pihak lain yang digunakan
peneliti untuk penelitiannya (Sekaran, 2000). Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumen-dokumen dan
catatan statistik dari PT. Pos Indonesia Surakarta. Data perusahaan
meliputi : profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta
data-data dari perusahaan PT. Pos Indonesia di Surakarta.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi adalah metode pencatatan dan pengamatan secara
sistematik terhadap gejala atau fenomena yang diselidiki (Marzuki,
2000). Pencatatan dan pengamatan dilakukan dalam upaya pencarian
data di PT. Pos Indonesia.
38
2. Wawancara
Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan dengan tanya
jawab antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau
responden. Wawancara dilakukan antara peneliti (pewawancara)
terhadap pihak perusahaan (bagian personalia/Human Resource)
perusahaan. Data yang diperoleh dari wawancara berupa data-data
sekunder yang mendukung penelitian ini (Marzuki, 2000).
3. Kuesioner
Kuesioner adalah metode surat menyurat karena hubungan
dengan responden dilakukan melalui daftar pertanyaan yang
dikirimkan kepadanya (Marzuki, 2000). Kuesioner dibagikan kepada
karyawan PT. Pos Indonesia.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan tata cara penyusunan dan
penyajian data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian, misalnya
dalam bentuk tabel atau grafik yang selanjutnya dilakukan
pengukuran nilai-nilai statistiknya. Analisis statistik deskriptif
meliputi distribusi frekuensi serta pengukuran nilai-nilai statistiknya
dan angka indeks (Djarwanto dan Subagyo, 1998). Peran analisis
deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis profil
responden dan tanggapan responden terhadap setiap item pertanyaan
yang mengkaji mengenai tingkat kepercayaan kepada manajemen,
39
keadilan prosedural, tingkat kepercayaan kepada rekan kerja dan
perilaku kepemimpinan transformasional, OCB conscientious,
komitrmen organisasi serta turnover intention.
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Confirmatory Factor Analysis (CFA) atau analisis faktor
konfirmatori dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengukur
tingkat validitas dalam penelitian ini. Analisis faktor konfimatori
digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai
unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan
dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel, jika
masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk
autonomi maka faktor tersebut memiliki nilai loading yang tinggi.
Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar
variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah KMO
MSA (Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequecy). Nilai
KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki
harus > 0,5 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2005).
40
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan reliabel dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
Cronbach’s Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali,
2005).
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang telah di
tentukan didukung atau tidak didukung. Dalam penelitian ini uji
hipotesis diuji dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
program SPSS for Windows dengan metode analisis regresi linear
sederhana dan path analysis yang merupakan perluasan dari regresi
linier berganda atau analisis untuk mengukur hubungan kausalitas
antar variabel.
Adapun cara pengujian secara path analysis perinciannya sebagai
berikut:
a. Pengaruh variabel anteseden pada kepemimpinan
transformasional
41
Pengujian variabel anteseden pada kepemimpinan
transformasional dilakukan dengan uji regresi linier, persamaan
regresi linier adalah sebagai berikut:
Z = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Z = variabel kepemimpinan transformasional
a = konstanta regresi
b = koefisien regresi
X1 = variabel kepercayaan kepada manajemen
X2 = variabel keadilan prosedural
X3 = variabel kepercayaan kepada rekan kerja
b. Pengaruh kepemimpinan transformasional pada variabel
dependen
Metode pengujian variabel kepemimpinan transformasional
pada variabel dependen dilakukan dengan uji regresi linear
sederhana. Persamaam linear sederhana adalah:
Y= a + b1Z + e
Dimana:
Y = variabel dependen
a = konstanta regresi
b1 = koefisien regresi Z
Z, = variabel kepemimpinan transformasional
42
c. Pengaruh variabel anteseden dan kepemimpinan
transformasional pada variabel outcomes diuji dengan regresi
linear berganda
Adapun persamannya adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X + b2Z + e
dimana :
Y = variabel outcomes
a = konstanta regresi
b = koefisien regresi X
X = variabel independen
Z = variabel kepemimpinan transformasional
Langkah Analisis Path
1. Pemeriksaan validitas model, yaitu kesahihan hasil penelitian
tergantung pada terpenuhi atau tidaknya asumsi yang
melandasinya.
2. Melakukan interpelasi hasil, langkah terakhir dalam analisis
path adalah melakukan interpretasi hasil. Untuk menyatakan
adanya hubungan mediasi, maka kondisi berikut harus terjadi :
a. Variabel independen harus berpengaruh secara signifikan
pada variabel pemediasi.
b. Variabel independen harus berpengaruh secara signifikan
pada variabel dependen.
c. Variabel pemediasi harus berpengaruh secara signifikan
pada variabel dependen.
43
Mediasi parsial terjadi jika pengaruh variabel independen
pada variabel dependen setelah dimediasi lebih kecil
daripada sebelum dimediasi dan tetap signifikan.
Mediasi penuh (full mediation) akan terjadi bila variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan pada
variabel dependen setelah dimediasi (Baron & Kenny
1986).
44
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
I. Profil Perusahaan
PT. Pos Indonesia merupakan perusahaan milik Negara yang
bergerak dalam bidang jasa. PT Pos Indonesia ( Posindo ) tetap
memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang komunikasi. Pasalnya,
kontribusi di bisnis komunikasi ini masih mencapai 70% dari total
pendapatan yang diperoleh PT Pos Indonesia selama ini. Itulah
sebabnya pengembangan di bidang bisnis komunikasi ini terus
dilakukan PT Pos Indonesia untuk mengantisipasi persaingan di masa
depan.
Pos Indonesia dengan kompetensi intinya sebagai Networking
Company, dengan keunggulan 216 kantor pos induk, 1.064 kantor pos
cabang dalam kota, 2.628 kantor pos cabang luar kota serta 16.392
kantor pos cabang dengan mitra kelola, merupakan satu-satunya
BUMN yang jaringannya tersebar diseluruh tanah air.
PT Pos Indonesia didorong untuk melakukan ekspansi usaha ke
sektor jasa berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK). PT
Pos sebagai BUMN jasa pengiriman surat dan logistik dalam dua tahun
terakhir sudah melakukan transformasi bisnis, kultur bisnis, maupun
organisasi. Dalam rangka transformasi bisnis, sesungguhnya BUMN
45
manapun didorong untuk mengadaptasi pasar yang bergerak sangat
dinamis.
Perubahan status dari Perusahaan Umum Pos dan Giro ( Perum
Pos & Giro ) menjadi PT Pos Indonesia ( Persero ) berdasarkan PP No.
5 tanggal 27 Februari 1995 dan efektif per tanggal 20 Juni 1995 ada
dalam rangka menjawab tantangan baru yang sangat dinamis itu.
Untuk itulah, setelah mengamati perubahan-perubahan yang terjadi,
baik nasional maupun global, PT Pos Indonesia menetapkan visi masa
depannya, yakni sebagai “penyedia jasa pos yang berbasis informasi
dan bernilai tinggi bagi masyarakat di seluruh Nusantara, serta dapat
berkompetisi dalam Industri Pos Global”. Pengembangan Wasantara-
Net ( W-Net ), salah satunya, secara strategis ditujukan untuk menjadi
tulang punggung (backbone) Jaringan Sistem Informasi Nasional yang
dikelola oleh PT Pos Indonesia, yang secara penuh akan mendukung
visi era perposan modern di Indonesia.
Uraian Singkat Sejarah PT. Pos Indonesia ( persero )
1) Tahun 26-8-1746 : Kantorpos pertama di Indonesia adalah di
Batavia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron
2) Tahun1906:Jawatan PTT Republik Indonesia ditandai
Pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung oleh Angkatan
Muda PTT dari pemerintahan Militer Jepang. Tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Bakti Postel.
46
3) Tahun 1961: Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 Tahun
1961 status Jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara
(PN) Pos dan Telekomunikasi.
4) Tahun 1965: PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi : PN
Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1965
dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30
Tahun 1965.
5) Tahun 1978 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978,
status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum ( Perum
) Pos dan Giro. Dasar Hukum : Undang-undangNomor 1 Tahun
1995 tentang Perusahaan Perseroan;Peraturan Pemerintah RI
Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero)
(Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 11);
6) Tahun 20 - 6-1995Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero)
yang tercantum dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor117 tanggal
20 Juni 1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos
Indonesia, sebagaimana telah diubah dengan akta Notaris Sutjipto,
SH Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor111 tanggal
28 Oktober 1998. ( Sumber : Pos Indonesia Online.Net )
47
II. Lokasi dan Kondisi Geografis
PT. Pos Indonesia ( persero ) Surakarta terletak ditengah kota
Surakarta, yang strategis dalam pusat kota tepatnya di Jl. Jendral
Sudirman No. 08 Surakarta 57100 berdekatan dengan pusat
pemerintahan yaitu Balaikota Surakarta.
III. Struktur Organisasi
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi
yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya,
dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses
penyusunan struktur organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara efisien dan efektif, adalah :
a. Departementalisasi, merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan
kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan
saling berhubungan dapat dikerjakan bersama.
b. Pembagian kerja, adalah rincian tugas pekerjaaan agar setiap
individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan
sekumpulan kegitan yang terbatas.
Sebuah instansi kantor yang lengkap biasanya dilengkapi dengan
struktur organisasi. Dengan melihat struktur organisasi dapat
dilihat struktur hubungan antara pejabat satu dengan yang lainnya
dalam satu kesatuan organisasi. Disamping itu dapat diketahui pula
batas-batas wewenang dan tanggung jawabnya. Adapun struktur
organisasi dari kantor Pos Indonesia Surakarta sebagai berikut:
48
STRUKTUR ORGANISASI PT. POS INDONESIA CABANG
SURAKARTA
KEPALA KANTOR
Manajer Operasi
Sub Bag Rek Koran
Sub Bag Pengolahan
Sub Bag Penisunan
Sub Bag Keagenan
Sub Bag Loket
Sub Bag Wesel
Sub Bag Loket
Sub Bag Bea Cukai
Sub Bag Logistik
Sub Bag Loket
Sub Bag Persiapan
Sub Bag Adminitrasi
Sub Bag Rek Keuangan
SPV Bag Giro
SPV Bag Pengolahan Pos
SPV Bag Jasa Keagenan
SPV Bag Keuangan
SPV Bag Jasa Logistik
SPV Bag Komunikasi
SPV Bag Antaran
SPV Bag Keuangan
SPV Bag Akuntansi
SPV Bag SDM & ADM
SPV Bag Teksar
Sub Bag Finateli
Sub Bag Verivikasi
Sub Bag SDM
Sub Bag Teknologi
Sub Bag ADM Sekretaris
Sub Bag ADM Sarana
Sub Bag Buku Besar
SPV Bag Pos expres
Sub Bag Loket
Sub Bag Pengolahan
SPV Bag Pemasaran
Sub Bag Pengolahan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
(Sumber : SPV SDM PT. POS INDONESIA)
49
Berdasarkan gambar tersebut maka tugas dari masing-masing
departemen dalam Perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Kepala Kantor Pos
1. Mengelola dan memimpin kegiatan sesuai dengan funsi dan
tugas PT. Pos Indonesia Surakarta agar berdaya guna dan
berhasil guna.
2. Mewakili direksi PT. Pos Indonesia dalam hubungan dengan
pihak luar.
3. Melakukan pemeriksaan secara rutin dan periodik..
4. Bertanggung jawab terhadap kelancaran.
b. Manajer Operasional
1. Mewakili kepala kantor pos apabila berhalangan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawab.
2. Membina hubungan antara karyawan.
3. Bertanggung jawab atas kelancaran dinas.
c. SPV Keuangan
1. Mengatur arus kas masuk dan keluar, dengan prinsip pada
tingkat likuiditas yang tepat dan wajar.
2. Melakukan pencatatan mutasi dan rekonsiliasi saldo-saldo
rekening bank.
3. Mengawasi dan mempersiapkan gaji tenaga kerja.
4. Melaksanakan rekonsiliasi, koordinasi dengan instansi/SPV.
5. Membuat lap[oran saldo rekening Koran, bank, dan laporan
pelimpahan dan pembebanan.
50
d. SPV Pos Logistik
1. Melaksanakan pengawasan dan menjamin kelancaran alur
proses penerimaan dan pengiriman paketpos.
2. Melakukan uji petik terhadap pungutan bea paketpos yang
dibayar oleh pengirim.
3. Melakukan pengawasan dan penyelesaian komplain paketpos.
4. Membuat rekapitulasi pertanggungan bea paketpos ( PP-66 )
5. Melakukan pendataan statistic S-6 dan uji mutu / WTKP
paketpos sesuai dengan jadwal diterima dari kantor pusat.
e. SPV Bangus dan pemasaran
1. Membuat rencana kerja atau pengembangan usaha (Bangus)
untuk esok hari pada akhir dinas.
2. Menyusun kegiatan yang meliputi dari jenis / cara / bentuk
pemasaran yang akan dilaksanakan.
3. Melakukan evaluasi dan pemantauan atas kegiatan pemasaran
yang dilaksanakan setiap akhir dinas.
4. Memantau situasi loket, ruang umum dan fasilitas lainnya
serta mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan guna
menjaga ketertipan dan kenyamanan bagi public/ pelanggan.
5. Membuat rekapitulasi proker yang telah direalisasikan di
setiap bagian dan menyajikan dalam bentuk konsep laporan
realisasi proker setiap triwulan / semesteran selanjutnya
dilaporkan ke wilpos VI setiap 5 bulan.
f. SPV Biskunggen II ( Off Line )
51
1. Menyerahkan register berharga (DMH)pada loket Tabanas
dengan buku serah.
2. Memeriksa pertanggungan pembyaran pensiun, Taspen,
maupun pensiun Asabri dengan pembukuan pada neraca loket
pensiun.
3. Memeriksa dan mencocokkan setoran premi CIT dan PA
atas laporan WBT dan PBT yang diterima dari UPT se
Wilpos VI
4. Memeriksa dan mengirimkan laporanWBT dan PBT ke
Wilpos serta menyetorkan premi asuransi CIT dan PA ke PT.
Asuransi Binagriya Upakara Surakarta.
5. Membuat data Produksi di bagian Biskuggen off line.
6. Membuat dan mengirimkan laporan pembayaran JPS, setelah
dicocokkan dengan pertanggungan pada akuntansinya.
g. SPV Biskunggen I ( On Line )
1. Mengendalikan kelancaran dinas diloket Giropos, Weselpos,
SOPP Telkom, SOPP Pos dan SOPP on line lainnya.
2. Menerbitkan Wp Duplikasi setelah mendapatkan persetujuan
Kakp/Wkp.
3. Mencetak rekapitulasi seluruh setoran SOPP (SOPP-
2A/SOPP-2B) pada PC Manajer SOPP Pos.
4. Memeriksa dan menandatangani laporan masa / mingguan /
bulanan.
5. Membuat tagihan free SOPP Telkom, PT. FIF, PT. Adira,dll.
52
h. SPV Sumber Daya Manusia
1. Mengkoordinir staf Bagian SDM untuk kelancaran tugas
masing-masing
2. Mempersiapkan naskah / dokumen yang diperlukan Kepala
serta membuat konsep surat menyurat untuk diperiksa dan
ditandatangani Kepala Kantor.
3. Memberikan penjelasan kepada pegawai yang akan
mengajukan klaim asuransi Taspen dan lainnya.
4. Memeriksa pelaporan dan penyetoran Pph bulanan dan
tahunan pegawai dan pensiunan.
5. Membuat bezzeting pegawai.
i. SPV Biskom
1. Menyelesaikan pengaduan public yang tidak dapat
diselesaikan oleh petugas loket maupun costumer service.
2. Mengawasi dan mencatat pengiriman surat yang diikat
dengan PKS.
3. Memeriksa kebenaran pertanggungan neraca loket-loket
dengan dokumen sumbernya.
4. Membuat rekapitulasi laporan produksi dan pendapatan.
j. SPV Unit Pelayanan Luar (UPL)
1. Memeriksa / mencocokkan ulang pertanggungan daftar /
lampiran dengan dokumen sumbernya.
2. Melakukan analisa perhitungan kebutuhan panjar kerja
masing-masing Kepala Cabang pada hari berjalan.
53
3. Membuat dan mengawasi arus kas masuk / keluar serta panjar
kerja Kepala Cabang dengan Buku Rekening Koran Panjar
Kerja Kepala Cabang.
4. Mengisi dengan tertib setiap mutasi penerimaan /
pembayaran pension (Taspen dan Asabri) pada Buku
Rekening Koran.
5. Membuat surat teguran beragenda atas penyimpangan dan
kesalahan pada pertanggung daftar.
6. Melalui manajer Operasi, memerintahkan ujian kas /
pengosongan kas Kepala Cabang dengan C-3 / C-6 sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
k. SPV Akuntansi
1. Mengendalikan pencatatan dan pertanggungan akutansi yang
meliputi kegiatan :
a) Memeriksa kebenaran buku kas harian (BKH) beserta
Dokumen Sumber / naskah-naskah / neraca loket yang
bersangkutan.
b) Memeriksa kebeneran buku Bantu hutang, panjar dan
piutang, baik yang computerized maupun yang manual.
c) Memeriksa kebenaran pengerjaan daftar Bantu laporan
keuangan.
d) Membukukan pengiriman / penerimaan / konfirmasi C-4
dan C-5a dalam jurnal mutasi / jurnal penyelesaian mutasi
serta mengawasi penyelesaiannya.
54
e) Membuat jurnal transaksi antar kantor waselpos dan
giropos.
2. Mengerjakan administrasi dibagian akuntansi
3. Menyusun dan memeriksa kebenaran penyusunan laporan
akuntansi dan mengirimkan kepada Kepala Wilpos VI
Semarang secara tertulis.
4. Membuat laporan kilat realisasi pendapatan dan biaya pada
akhir bulan dan mengirimkan kepada Kepala Wilpos VI
Semarang dan Ranpos Bandung melalui sarana e-mail.
l. SPV Teknik dan Sarana ( Teksar )
1. Memeriksa dan mengawasi pengisian daftar hadir bagian
Taksar
2. Melakukan pengaturan tugas sopir dan kelancaran alat
transportasi / angkutan pos dari / ke Kp Inbound / Kp
Cabang.
3. Mendistribusikan BBM
4. Membuat dan mengirimkan laporan pemakaian kendaraan
dinas, pemakaian BBM dan disewa guna.
5. Membuata dan mengirimkan laporan realisasi pendapatan
properti dan biaya pemeliharaan bangunan, perlengkapan pos
dan KBM dinas.
6. Memeriksa pencatatan dan melakukan tutupan pertanggungan
barang inventaris per-75 berikut lampirannya.
55
IV. Aspek Sumber Daya Manusia
Total jumlah karyawan tetap PT.Pos Indonesia pusat per bulan juni
2010 adalah 265 orang karyawan. Wanita sejumlah 50 orang,
sedangkan prianya adalah 215 orang. Jenjang karyawan sangat
bervariasi,yaitu dari SD sampai S1. Jadwal kerja para karyawan
dibagi menjadi beberapa, yaitu :
a. Non karyawan,atau outsource bagian pelayanan 1
Hari kerja adalah hari senin sampai sabtu,dan jadwalnya dibagi
menjadi2 shift:
1. Shift 1 pukul 07.30 – 14.30 WIB
2. Shift 2 pukul 14.30 – 20.30 WIB
b. Karyawan atau staff
Hari kerja adalah yaitu hari senin sampai sabtu, dan jam kerja hari
senin sampai kamis adalah pukul 07.30 – 15.00 , hari jum’at 07.30
– 11.00, untuk hari sabtu hanya sampai pukul 13.00 saja
c. Karyawan bagian pengolahan dan paket
Untuk suverviyor dibagi menjadi menjadi 2 shift, yaitu pukul
07.30 – 17.00 dan 17.00 – 06.30 WIB. Untuk karyawan hari kerja
adalah senin sampai sabtu,dan jadwalnya dibagi menjadi 3 shift,
yaitu:
1. Shift 1 pukul 07.00 – 15.00 WIB
2. Shift 2 pukul 15.30 – 23.00 WIB
3. Shift 3 pukul 23.00 – 07.00 WIB
56
B. Analisis Data
I. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai
subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari
kelompok subjek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian
hipotesis. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Pos
Indonesia Pusat Surakarta. Pengambilan sampel dengan menggunakan
metode proportional random sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel yang dalam pengambilan sample memperhatikan unit bagian
kerja masing-masing yang ada dalam organisasi secara berimbang,
sehingga sampel yang diambil dapat mewakili semua unit bagian kerja.
Pada penelitian ini kuesioner yang disebar adalah sebanyak 130
kuesioner. Kuesioner ini dibagikan dalam waktu 2 (dua) minggu, pada
jam kerja karyawan. Jumlah kuisioner yang bisa dikumpulkan kembali
oleh peneliti adalah 104 kuesioner, (dengan respon rate penelitian ini
sebesar 80%). Jumlah sampel yang memenuhi syarat untuk diolah
adalah sejumlah 100 kuesioner. Ukuran sampel tersebut sudah
memenuhi ukuran sampel minimum yang disyaratkan yaitu sampel
minimal regresi sejumlah 100 orang responden. Adapun distribusi
frekuensi masing-masing adalah sebagai berikut:
57
a. Karakteristik responden
1. Distribusi Responden Menurut Gender
Tabel IV.1
Distribusi Responden Menurut Gender
No Gender Frekuensi Persentase
1 Pria 76 orang 76 %
2 Wanita 24 orang 24 %
Jumlah 100 orang 100%
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.1 dapat diketahui bahwa responden
berjenis kelamin pria yaitu 76 orang (76%), sedangkan
responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang
(24%). Dengan demikian disimpulkan bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin pria.
2. Distribusi Responden Menurut Usia Responden
Hasil analisis karakteristik responden berdasarkan
karakteristik umur ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel IV.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
No Umur Frekuensi Persentase
1 < 25 tahun 27 orang 27%
2 26 – 30 tahun 12 orang 12%
3 31 – 35 tahun 12 orang 12%
4 36 – 40 tahun 13 orang 13%
5 > 40 tahun 36 orang 36%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
58
Berdasarkan tabel IV.2 dapat diketahui bahwa responden
dengan usia < 25 tahun sebanyak 27 orang (27%), responden
dengan usia antara 26-30 tahun sebanyak 12 orang (12%),
responden dengan usia antara 31-35 tahun sebanyak 12 orang
(12%), responden dengan usia antara 36-40 tahun sebanyak 13
orang (13%), dan responden dengan usia lebih dari 40 tahun
sebanyak 36 orang (36%). Berdasarkan data tersebut diketahui
bahwa sebagian besar karyawan PT. Pos Indonesia berada
pada masa produktif.
3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tabel IV.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi Persentase
1 SMU 39 Orang 39%
2 Sarjana Muda/DIII 27 Orang 27%
3 Sarjana/S1 32 Orang 32%
4 Lain-lain 4 Orang 4%
Jumlah 100 Orang 100%
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.4 dapat diketahui bahwa responden
dengan tingkat pendidikan SMU sebanyak 39 orang (39%),
responden dengan karakteristik tingkat pendidikan Sarjana
Muda atau Diploma III sebanyak 27 orang (27%), responden
dengan karakteristik tingkat pendidikan Sarjana atau S1
sebanyak 32 orang (32%), responden dengan tingkat
pendidikan lain-lain sebanyak 4 orang (4%). Berdasarkan data
59
tersebut diketahui bahwa bahwa mayoritas responden
berpendidikan SMU. Tingkat pendidikan tersebut akan
berakibat pada peningkatan kemampuan karyawan dalam
mengatasi setiap persoalan yang ada pada perusahaan.
4. Distribusi Responden Menurut Masa Kerja
Tabel IV.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa
Kerja
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 < dari 5 tahun 25 Orang 25%
2 6 – 10 tahun 10 Orang 10%
3 11 – 15 tahun 12 Orang 12%
4 16 – 20 tahun 16 Orang 16%
5 > dari 20 tahun 37 Orang 37%
Jumlah 100 orang 100%
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.3 dapat diketahui bahwa responden
dengan karakteristik masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak
25 orang (25%), responden dengan karakteristik masa kerja
antara 6 – 10 tahun sebanyak 10 orang (10%), responden
dengan karakteristik masa kerja antara 11 – 15 tahun sebanyak
12 orang (12%), responden dengan karakteristik masa kerja
antara 16 – 20 tahun sebanyak 16 orang (16 %), responden
dengan karakteristik masa kerja lebih dari 20 tahun sebanyak
37 orang (37%). Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa
sebagian besar karyawan PT. Pos Indonesia telah bekerja di
perusahaan selama lebih dari 20 tahun. Masa kerja karyawan
60
yang cukup lama akan menguntungkan bagi perusahaan
karena karyawan dapat lebih berpengalaman dalam bekerja
sehingga dapat meminimumkan masalah yang kemungkinan
akan terjadi.
b. Tanggapan Responden
Tanggapan responden terhadap kuesioner yang diberikan
peneliti nampak pada jawaban responden. Dalam analisis ini
akan diuraikan mengenai kecenderungan pendapat dan tanggapan
dari karyawan PT Pos selaku responden dalam penelitian ini.
Pernyataan-pernyataan responden mengenai variabel penelitian
dapat dilihat pada jawaban responden terhadap kuesioner yang
diberikan peneliti dan pernyataan ini membentuk skala Likert,
dimana skala Likert ini dapat digunakan untuk mengukur sikap.
a) Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Kepada
Manajemen
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari 100
responden, terhadap item pernyataan kepercayaan kepada
manajemen sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden pada setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
61
Tabel IV. 5
Distribusi Tanggapan Responden Mengenai
Kepercayaan Kepada Manajemen
NO PERTANYAAN SS S KS TS STS 1 Mananjemen tempat Anda bekerja, berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi harapan dari karyawannya
17 42 38 3 -
2 Perusahaan Anda mempeunyai masa depan yang suram, kecuali jika perusahaan dapat merekrut manajer yang lebih baik
7 71 17 5 -
3 Manajemen dapat dipercaya untuk membuat kebijakan yang penting bagi masa depan perusahaan
12 62 25 1 -
4 Manajemen selalu melakukan pekerjaan secara efisien 7 62 22 9 -
5 Mananjemen memperlakukan Anda dengan adil 11 55 25 9 -
6 Manajemen berusaha meraih keuntungan dengan cara menipu karyawan 20 5 19 56 -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 42 orang menjawab setuju atas
item pernyataan manajemen tempat anda bekerja,
berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memenuhi
harapan dari karyawannya. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen sungguh-sungguh untuk memenuhi harapan
para karyawannya.
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 orang menjawab setuju atas
item pernyataan Perusahaan Anda mempunyai masa
depan yang suram, kecuali jika perusahaan dapat
merekrut manajer yang lebih baik. Hal ini berarti
perusahaan akan mempunyai masa depan yang baik jika
62
diubah sistem kepemimpinannya, terutama dalam
penentuan manajer yang baru.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 62 orang menjawab setuju atas
item pernyataan Manajemen dapat dipercaya untuk
membuat kebijakan yang penting bagi masa depan
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
memang dapat dipercaya untuk membuat kebijakan
bagi perusahaan.
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 62 orang menjawab setuju atas
item pernyataan Manajemen selalu melakukan
pekerjaan secara efisien. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen selalu melakukan pekerjaan dengan efisien.
5. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab setuju atas
item pernyataan Mananjemen memperlakukan Anda
dengan adil. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen
memperlakukan karyawan secara adil.
6. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 orang menjawab tidak setuju
atas item pernyataan Manajemen berusaha meraih
keuntungan dengan cara menipu karyawan. Hal ini
63
menunjukkan bahwa manajemen memang tidak meraih
keuntungan dengan cara menipu karyawan.
Berdasarkan tanggapan-tanggapan dari responden
diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
menjawab setuju atas setiap item pertanyaan, dan kebanyakan
dari responden menyatakan bahwa intensitas kepercayaan
kepada manajemen mereka sangat tinggi. Ini berarti bahwa
manajemen melakukan yang terbaik bagi karyawan,
manajemen berlaku adil kepada setiap karyawan, dan
manajemen tidak pernah menipu karyawan dalam mencari
keuntungan.
b) Tanggapan Responden Mengenai Keadilan Prosedural
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari 100
responden, terhadap item pertanyaan keadilan prosedural
sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
64
Tabel IV. 6
Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Keadilan
Prosedural
NO PERTANYAAN SS S KS TS STS 1 Organisasi saya telah di tempat saluran formal
yang memungkinkan karyawan untuk mengekspresikan pandangan mereka dan pendapat sebelum keputusan dibuat
1 33 38 28 -
2 Prosedur formal ada di organisasi untuk memastikan bahwa para pejabat tidak mengijinkan saya pribadi untuk mempengaruhi keputusan mereka
1 28 49 22 -
3 Ada sarana formal dalam organisasi, karyawan dapat menantang keputusan jika bahwa mereka merasa keliru
1 37 47 15 -
4 Organisasi saya memiliki prosedur formal untuk memastikan bahwa para pejabat memiliki informasi yang akurat yang akan menjadi dasar keputusan mereka
1 30 53 16 -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 38 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Organisasi saya telah di tempat
saluran formal yang memungkinkan karyawan
mengekspresikan pandangan mereka dan pendapat
sebelum keputusan dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa
Organisasi saya telah di tempat saluran formal yang
tidak memungkinkan karyawan untuk mengekspresikan
pandangan mereka dan pendapat sebelum keputusan
dibuat.
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 49 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan prosedur formal ada di organisasi
65
untuk memastikan bahwa para pejabat tidak
mengijinkan saya pribadi untuk mempengaruhi
keputusan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
prosedur formal ada di organisasi untuk memastikan
bahwa para pejabat tidak mengijinkan saya pribadi
untuk mempengaruhi keputusan mereka.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 47 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Ada sarana formal dalam
organisasi, karyawan dapat menantang keputusan jika
bahwa mereka merasa keliru. Hal ini menunjukkan
bahwa Ada sarana formal dalam organisasi, karyawan
tidak dapat menantang keputusan jika bahwa mereka
merasa keliru.
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Organisasi saya memiliki prosedur
formal untuk memastikan bahwa para pejabat memiliki
informasi yang akurat yang akan menjadi dasar
keputusan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa
Organisasi saya tidak memiliki prosedur untuk
memastikan bahwa para pejabat memiliki informasi
yang akurat yang akan menjadi dasar keputusan
mereka.
66
Berdasarkan tanggapan dari responden diatas,
mayoritas responden menjawab kurang setuju atas item
pertanyaan diatas,dan responden menyatakan bahwa
mengenai keadilan prosedural mereka adalah rendah. Ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa kurang berarti dalam
suatu perusahaan atau suatu organisasi, ini terbukti
bagaimana karyawan tidak bisa melawan aturan dari
perusahaan, atau tidak adanya tempat untuk setiap aspirasi
dari para karyawan.
c) Tanggapan Responden Mengenai Kepercayan Kepada
rekan Kerja
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari 100
responden, terhadap item pernyataan kepercayaan kepada rekan
kerja sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
67
Tabel IV. 7
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai
Kepercayaan Kepada Rekan Kerja
NO PERTANYAAN SS S KS TS STS 1 Jika Anda kesulitan menghadapi masalah
dalam bekerja, rekan kerja Anda siap membantu
6 25 53 16 -
2 Anda percaya kepada rekan kerja Anda, dengan cara membiarkan mereka untuk membantu Anda jika mengalami masalah dalam bekerja
7 23 47 23 -
3 Rekan kerja Anda dapat diandalkan setiap saat dibutuhkan 5 71 20 4 -
4 Anda percaya sepenuhnya terhadap kemampuan dari rekan kerja Anda 6 23 46 25 -
5 Kebanyakan dari rekan kerja Anda tetap bekerja dengan sungguh-sungguh meskipun tidak sedang ada supervisor
4 35 53 8 -
6 Rekan kerja Anda mempersulit pekerjaan Anda dengan kesalahan yang mereka lakukan 6 24 51 19 -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Jika Anda kesulitan menghadapi
masalah dalam bekerja, rekan kerja Anda siap
membantu. Hal ini menunjukkan bahwa teman belum
tentu bisa membantu kita dalam menghadapi masalah
dalam bekerja.
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 47 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Anda percaya kepada rekan kerja
Anda, dengan cara membiarkan mereka untuk
membantu Anda jika mengalami masalah dalam
bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa anda kurang
68
percaya kepada rekan kerja, dengan tidak membiarkan
mereka untuk membantu masalah anda.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 orang menjawab setuju atas
item pernyataan Rekan kerja Anda dapat diandalkan
setiap saat dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa
rekan kerja dapat diandalkan saat dibutuhkan
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Anda percaya sepenuhnya
terhadap kemampuan dari rekan kerja Anda. Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan rekan kerja belum
tentu bias dipercaya.
5. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Kebanyakan dari rekan kerja Anda
tetap bekerja dengan sungguh-sungguh meskipun tidak
sedang ada supervisor. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan tidak ada adanya supervisor, membuat rekan-
rekan kerja anda tidak bersungguh-sungguh dalam
bekerja.
6. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 51 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Rekan kerja Anda mempersulit
69
pekerjaan Anda dengan kesalahan yang mereka
lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak
mempersulit pekerjaan anda dengan masalah mereka.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas,
mayoritas responden menjawab kurang setuju atas item
pertayaan yang menyangkut kepercayaan kepada rekan kerja,
dan ini berarti menunjukkan bahwa kepercayaan kepada
rekan kerja adalah rendah. Dan dapat disimpulkan bahwa
rekan kerja tidak sepenuhnya mempersulit pekerjaan kita,
tetapi rekan kerja juga tidak bisa diandalkan setiap saat,
kemampuan merekapun juga sepenuhya kurang bisa
dipercaya daripada kemampuan yang kita miliki sendiri.
d) Tanggapan Responden Mengenai Kepemimpinan
Transformasional
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 100 orang terhadap
item pernyataan kepemimpinan transformasional sebanyak 20
item. Dari data kuesioner yang terdapat pada lampiran dapat
dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap item
pernyataan adalah sebagai berikut:
70
Tabel IV. 8
Deskripsi Tanggapan Responden
Terhadap Kepemimpinan Transformasional
NO PERTANYAAN SS S KS TS STS 1 Atasan saya mengetahui arah tujuan yang akan
dicapai 56 39 5 - -
2 Atasan saya memberikan rencana yang menarik untuk masa depan kelompok kami.
40 53 7 - -
3 Atasan saya selalu mencari peluang baru untuk organisasi.
52 41 7 - -
4 Atasan saya mampu memberi inspirasi kepada bawahannya.
33 55 9 3 -
5 Atasan saya mampu menjadikan oranglain untuk berkomitmen dengan tujuannya.
38 55 7 - -
6 Atasan saya memimpin dengan melakukan tindakan, tidak hanya dengan memberitahu secara lisan.
38 54 8 - -
7 Atasan saya memberikan contoh yang baik untuk saya ikuti.
48 40 12 - -
8 Atasan saya mampu mendorong kerjasama dalam kelompok kerja.
32 55 13 - -
9 Atasan saya mendorong bawahannya bekerja dalam tim.
61 29 10 - -
10 Atasan saya membuat bawahan bekerja sama untuk suatu tujuan.
52 36 11 1 -
11 Atasan saya mengembangkan sikap & semangat kerja tim diantara karyawan.
55 39 6 - -
12 Atasan saya menunjukkan bahwa dia berharap banyak kepada kami.
53 39 7 1 -
13 Atasan saya meminta kami memberikan kinerja yang baik.
49 41 10 - -
14 Atasan saya menuntut saya melakukan pekerjaan sebaik mungkin
54 39 7 - -
15 Atasan bertindak tanpa menghiraukan perasaan saya
55 36 9 1 -
16 Atasan saya menghormati perasaan saya 54 35 11 - -
17 Atasan saya memperhatikan kebutuhan saya 46 42 12 - -
18 Atasan saya menantang saya untuk menyelesaikan masalah dengan cara atau metode baru
38 49 13 - -
19 Atasan saya menanyakan pertanyaan yang membuat saya harus berfikir dengan sungguh-sungguh sebelum menjawab
34 51 15 - -
20 Atasan saya mendorong saya untuk mengkaji ulang hal-hal yang saya lakukan
52 36 12 - -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
71
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya mengetahui arah tujuan yang
akan dicapai. Hal ini berarti bahwa atasan mengetahui arah
dan tujuan yg akan dicapai oleh perusahaan.
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya memberikan rencana yang menarik
untuk masa depan kelompok kami. Hal ini berarti bahwa
rencana menarik bagi kelompok kami diberikan oleh
atasan.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya selalu mencari peluang baru
untuk organisasi. Hal ini berarti bahwa atasan selalu
berusaha mencari peluang untuk organisasi.
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya mampu memberi inspirasi kepada
bawahannya. Hal ini berarti bahwa atasan mampu
memberikan inspirasi dan semangat bagi karyawan.
5. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya mampu menjadikan orang lain
72
untuk berkomitmen dengan tujuannya. Hal ini berarti
bahwa atasan mampu merubah orang lain untuk selalu
berkomitmen.
6. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya memimpin dengan melakukan
tindakan, tidak hanya dengan memberitahu secara lisan, hal
ini berarti bahwa atasan memimpin dengan benar,
memimpin langsung sebagai contoh bagi karyawan
7. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya memberikan contoh yang baik
untuk saya ikuti. Hal ini berarti, atasan yangbaik,
memberikan contoh yang baik pula.
8. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya mampu mendorong kerjasama
dalam kelompok kerja. Hal ini berarti bahwa atasan
membantu memberikan semangat bagi kelompok kerja.
9. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 61 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya mendorong bawahannya
bekerja dalam tim. Hal ini berarti bahwa bawahan bias
bekerja dalam tim karna dorongan dari atasan.
73
10. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang menjawab sangat setuju item
pernyataan Atasan saya membuat bawahan bekerja sama
untuk suatu tujuan. Hal ini berarti bahwa atasan mampu
menguatkan bawahan bekerja dengan satu tujuan.
11. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya mengembangkan sikap &
semangat kerja tim diantara karyawan. Hal ini berarti
bahwa sikap dan semangat kerja tim dikembangkan oleh
atasan.
12. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 53 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya menunjukkan bahwa dia
berharap banyak kepada kami. Hal ini berarti bahwa
seorang atasan yang memimpin perusahaan, sangat
membutuhkan dan berharap lebih kepada bawahannya.
13. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 49 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya meminta kami memberikan
kinerja yang baik. Hal ini berarti bahwa karyawan diminta
oleh atasan untuk memberikan kinerja yang baik.
14. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang menjawab sangat setuju atas
74
item pernyataan Atasan saya menuntut saya melakukan
pekerjaan sebaik mungkin. Hal ini berarti bahwa atasan
menuntut agar saya bekerja sebaik mungkin.
15. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan bertindak tanpa menghiraukan
perasaan saya. Hal ini berarti bahwa atasan tidak pernah
mengerti perasaan saya saat bertindak.
16. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya menghormati perasaan saya.
Hal ini berarti bahwa saya dihormati oleh atasan saya.
17. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya memperhatikan kebutuhan
saya. Hal ini berarti bahwa atasan memperhatikan
kebutuhan bagi karyawannya.
18. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 49 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya menantang saya untuk
menyelesaikan masalah dengan cara atau metode baru. Hal
ini berarti bahwa atasan percaya kepada saya, dengan
memberikan tantangan untuk menyelesaikan masalah
dengan cara baru.
75
19. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 51 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Atasan saya menanyakan pertanyaan yang
membuat saya harus berfikir dengan sungguh-sungguh
sebelum menjawab. Hal ini berarti bahwa saya harus
memikirkan jawaban yang benar sebelum menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh atasan.
20. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang menjawab sangat setuju atas
item pernyataan Atasan saya mendorong saya untuk
mengkaji ulang hal-hal yang saya lakukan. Hal ini berarti
bahwa atasan mempercayakan pekerjaan kepada saya,
dengan mendorong saya untuk mengkaji ulang hal yang
saya lakukan.
Berdasarkan keterangan hasil tanggapan responden, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat
setuju. Hal ini berarti bahwa perilaku kepemimpinan
transformasional atasan mereka sangat tinggi, dan responden
menilai bahwa atasan dan karyawan bersama-sama menuju
ketingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi lagi.
e) Tanggapan Responden Mengenai Turnover Intention
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari
100 responden terhadap item pernyataan Turnover Intention
sebanyak 2 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
76
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV. 9 Distribusi Tanggapan Responden Mengenai Turnover
Intention NO PERTANYAAN SS S KS TS STS
1 Saya sering berfikir untuk berhenti dari pekerjaan saya yang sekarang
10 51 39 - -
2 Kemungkinan saya akan mencari pekerjaan baru tahun depan
18 71 11 - -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 51 orang menjawab setuju atas
item pernyataan sering berpikir untuk berhenti dari
pekerjaan yang sekarang. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden berpikir untuk berhenti dari
pekerjaan sekarang.
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 orang menjawab setuju atas
item pernyataan kemungkinan akan mencari pekerjaan
tahun depan. Hal ini berarti sebagian besar responden
akan mencari pekerjaan tahun depan.
Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil bahwa
mayoritas responden menjawab setuju atas turnover
intention, mayoritas responden menyatakan bahwa turnover
mereka sangat tinggi, artinya karyawan mempunyai
kecenderungan dan berkeinginan untuk berhenti dari
perusahaan. Dan turnover intention ini hanya sebuah
77
kemungkinan karyawan berkeinginan berhenti, tetapi tidak
bersifat turnover intention yang nyata.
f) Tanggapan Responden Mengenai Komitmen Organisasi
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari 100
responden, terhadap item pertanyaan komitmen organisasi
sebanyak 10 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV. 10 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Komitmen
Organisasi NO PERTANYAAN SS S KS TS STS
1 Saya akan sangat senang untuk menghabiskan sisa karir saya dengan organisasi ini. 14 56 30 - -
2 Saya benar-benar merasa bahwa seolah-olah masalah dari organisasi ini adalah saya sendiri. 6 43 51 1 -
3 Saya tidak merasakan rasa yang kuat milik organisasi saya. 11 29 60 0 -
4 Saya tidak merasa secara emosional didalam organisasi ini. 8 30 62 0 -
5 Saya tidak merasa seperti bagian dari keluarga di organisasi saya. 7 42 49 2 -
6 Organisasi ini memiliki banyak makna bagi saya pribadi. 9 40 48 3 -
7 Saya menemukan bahwa nilai-nilai saya dan nilai-nilai perusahaan serupa 11 52 36 1 -
8 Saya bangga untuk memberitahu orang lain bahwa saya bagian dari organisasi ini 10 56 33 1 -
9 Aku benar-benar peduli tentang masa depan perusahaan ini 32 32 36 - -
10 Bagi saya, ini adalah yang terbaik dari semua kemungkinan organisasi yang bekerja 28 45 27 - -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya akan sangat senang untuk
menghabiskan sisa karir saya dengan organisasi ini. Hal
78
ini menunjukkan bahwa karyawan akan sangat senang
untuk menghabiskan Psisa karir mereka dengan
organisasi ini
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 51 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Saya benar-benar merasa bahwa
seolah-olah masalah dari organisasi ini adalah saya
sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan tidak
benar-benar merasa bahwa seolah-olah masalah dari
organisasi ini adalah mereka sendiri.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 60 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Saya tidak merasakan rasa yang
kuat milik organisasi saya. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan merasakan rasa yang kuat milik organisasi
mereka.
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 62 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Saya tidak merasa secara emosional
didalam organisasi ini. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan merasa secara emosional didalam organisasi
ini.
5. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 49 orang menjawab kurang setuju
79
atas item pernyataan Saya tidak merasa seperti bagian
dari keluarga di organisasi saya. Hal ini menunjukkan
bahwa karyawan merasa seperti bagian dari keluarga di
organisasi saya.
6. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan Organisasi ini memiliki banyak
makna bagi saya pribadi. Hal ini menunjukkan bahwa
Organisasi ini tidak memiliki banyak makna bagi pribadi
para karyawan.
7. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya menemukan bahwa nilai-nilai saya dan
nilai-nilai perusahaan serupa. Hal ini menunjukkan
bahwa para karyawan menemukan bahwa nilai-nilai saya
dan nilai-nilai perusahaan serupa.
8. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya bangga untuk memberitahu orang lain
bahwa saya bagian dari organisasi ini. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan bangga untuk
memberitahu orang lain bahwa saya bagian dari
organisasi ini.
80
9. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 36 orang menjawab kurang setuju
atas item pernyataan saya benar-benar peduli tentang
masa depan perusahaan ini. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan tidak benar-benar peduli tentang masa depan
perusahaan ini.
10. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Bagi saya, ini adalah yang terbaik dari semua
kemungkinan organisasi yang bekerja. Hal ini
menunjukkan bahwa bagi karyawan, ini adalah yang
terbaik dari semua kemungkinan organisasi yang
bekerja.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menjawab kurang
setuju atas item pertanyaan yang diajukan, dan mereka
menyatakan rendah atas komitmen organisasi karena karyawan
merasa masalah yang ada bukanlah berasal dari mereka, dan
seringnya karyawan merasa emosional dalam bekerja dalam
perusahaan.
g) Tanggapan Responden Mengenai OCB conscientiousness
(Organizational Citizenship Behaviour)
Berdasarkan perhitungan statistik terlihat bahwa dari 100
responden, terhadap item pertanyaan OCB conscientiousness
81
sebanyak 6 item. Dari data kuesioner yang terdapat pada
lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
Tabel IV. 11
Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai OCB
(Organizational Citizenship Behaviour)
NO PERTANYAAN SS S KS TS STS 1 Saya berusaha untuk terus mengikuti
perkembangan arus dalam organisasi 2 79 19 - -
2 Bagian dari pekerjaan saya adalah untuk memikirkan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan saya
5 86 9 - -
3 Saya berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak diperlukan, tetapi yang membantu citra organisasi saya
6 81 13 - -
4 Saya selalu membuat saran-saran untuk meningkatkan kerja tim saya / dalam organisasi
2 78 20 - -
5 Saya selalu melakukan lebih daripada yang benar-benar diperlukan 5 71 24 - -
6 Saya tetap memperbaharui atau mengetahui perkembangan yang terjadi di organisasi saya
1 81 18 - -
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
1. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 79 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya berusaha untuk terus mengikuti
perkembangan arus dalam organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan berusaha untuk terus
mengikuti perkembangan arus dalam organisasi
2. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 86 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Bagian dari pekerjaan saya adalah untuk
memikirkan cara yang lebih baik dalam melakukan
82
pekerjaan saya. Hal ini menunjukkan bahwa bagian dari
pekerjaan karyawan adalah untuk memikirkan cara yang
lebih baik dalam melakukan pekerjaan saya.
3. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 81 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya berpartisipasi dalam kegiatan yang
tidak diperlukan, tetapi yang membantu citra organisasi
saya. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan
berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak diperlukan,
tetapi yang membantu citra organisasi saya.
4. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 78 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya selalu membuat saran-saran untuk
meningkatkan kerja tim saya / dalam organisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan selalu membuat saran-
saran untuk meningkatkan kerja tim mereka / dalam
organisasi.
5. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya selalu melakukan lebih daripada yang
benar-benar diperlukan. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan selalu melakukan lebih daripada yang benar –
benar diperlukan.
83
6. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 81 orang menjawab setuju atas item
pernyataan Saya tetap memperbaharui atau mengetahui
perkembangan yang terjadi di organisasi saya. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan tetap memperbaharui
atau mengetahui perkembangan yang terjadi di
organisasi saya.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas, mayoritas
responden menjawab setuju atas item pertanyaan diatas, dan
kebanyakan responden menyatakan bahwa mengenai OCB
conscientiousness mereka tinggi, kesimpulannya adalah
karyawan berusaha mengikuti perkembangan perusahaan, dan
karyawan mempunyai suatu kesadaran untuk meningkatkan
kerja tim dan selalu memikirkan cara dalam melakukan
pekerjaan.
84
II. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005). Uji
Validitas menunjukkan seberapa nyata pengujian mengukur apa yang
seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004).
Confirmatory Factor Analysis (CFA) atau analisis faktor
konfirmatori dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengukur
tingkat validitas dalam penelitian ini. Analisis faktor konfimatori
digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai uni
dimensionalitas apakah indikator-indikator yang digunakan dapat
mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel, jika masing-
masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk autonomi
maka faktor tersebut memiliki nilai loading yang tinggi. Alat uji yang
digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan
dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah KMO MSA (Kaiser
Meyer Olkin Measure of Sampling Adequecy). Nilai KMO bervariasi
dari 0 sampai dengan 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa semua
item pertanyaan dinyatakan valid karena nilai yang dikehendaki harus
> 0,5 untuk dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2005).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
85
Tabel IV.12
Hasil Uji Validitas Konstruk (Confirmatory Factor Analysis)
Variabel
Faktor
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
Kepercayaan pd
KM1 0,734 Valid
KM2 0,758 Valid
KM3 0,845 Valid
Manajemen KM4 0,788 Valid
KM5 0,825 Valid
KM6 0,848 Valid
K1 0,773 Valid
Keadilan K2 0,747 Valid
Prosedural K3 0,779 Valid
K4 0,751 Valid
KR1 0,923 Valid
KR2 0,932 Valid
Kepercayaan pd KR3 0,553 Valid
Rekan Kerja KR4 0,934 Valid
KR5 0,684 Valid
KR6 0,926 Valid
KP1 0,750 Valid
KP2 0,710 Valid
KP3 0,623 Valid
KP4 0,634 Valid
KP5 0,599 Valid
KP6 0,652 Valid
KP7 0,853 Valid
Kepemimpinan KP8 0,694 Valid
Transformasional KP9 0,700 Valid
KP10 0,871 Valid
KP11 0,771 Valid
KP12 0,865 Valid
KP13 0,823 Valid
KP14 0,796 Valid
KP15 0,896 Valid
KP16 0,888 Valid
KP17 0,569 Valid
KP18 0,532 Valid
KP19 0,670 Valid
KP20 0,626 Valid
Turnover Intention TO1 0,621 Valid
TO2 0,665 Valid
OCB1 0,855 Valid
OCB2 0,632 Valid
OCB OCB3 0,553 Valid
Conscientiousness OCB4 0,839 Valid
OCB5 0,617 Valid
86
Variabel
Faktor
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7
OCB6 0,830 Valid
KO1 0,807
Valid
KO2 0,649
Valid
KO3 0,691
Valid
Komitmen KO4 0,605
Valid
Organisasional KO5 0,62
Valid
KO6 0,579
Valid
KO7 0,831
Valid
KO8 0,538
Valid
KO9 0,647
Valid
KO10 0,713
Valid
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
III. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan reliabel dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005).
Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
Cronbach’s Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005).
Nilai Cronbach Alpha antara 0,80 – 1,0 dikategorikan
reliabilitas baik, nilai 0,60 – 0,79 dikategorikan reliabilitasnya dapat
diterima, nilai ≤ 0,60 dikategorikan reliabilitasnya buruk (Sekaran,
2000). Dari hasil pengujian reliabilitas variabel dengan menggunakan
bantuan program SPSS 11.5 for Windows didapatkan nilai Cronbach
Alpha masing-masing variabel sebagai berikut:
87
Tabel IV.13
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Perilaku Kepemimpinan Transformasional
.9635 Baik
Turnover Intention .7128 Dapat Diterima
Kepercayaan kepada manajemen .9192 Baik Kepercayaan kepada rekan kerja .9372 Baik
Keadilan Prosedural .9186 Baik Komitmen Organisasi .9148 Baik
OCB (Perilaku Citizenship) .8492 Baik
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Dari tabel IV.19 dapat diketahui bahwa semua variabel utama yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik,
ditunjukkan dengan nilai Cronbach’s alpha > 0,60.
IV. Uji Hipotesis
Setelah menilai model secara keseluruhan, tahap selanjutnya
adalah menguji koefisien hubungan yang diestimasi. Untuk menguji
hipotesis – hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan regresi. Dimana model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini menganalisis pengaruh variabel independen dengan
variabel dependen, kesimpulan mendukung atau tidak mendukung
hipotesis didasarkan pada signifikansi regresi yang terbentuk.
Dalam analisis path terdapat 3 model regresi : (1) variabel
independen diregresi dengan variabel mediasi, (2) variabel
88
independen, diregresi dengan variabel dependen, (3) variabel
independen dan variabel mediasi diregresi dengan variabel dependen.
1. Pengaruh variabel Anteseden pada variabel pemediasi
Tabel IV.14
Hasil pengaruh variabel Anteseden pada Kepemimpinan
Transformasional.
Model
Koefisien std.Koefisien
t Sig. B std.Eror Beta
Constant) 67.718 6.112 11.080 0.000 Kepercayaan pd Manajemen 0.861 0.267 0.310 3.231 0.002 Keadilan prosedural 1.854 0.339 0.483 5.467 0.000 Kepercayaan pd Rekan Kerja 0.664 0.248 0.261 2.673 0.009 Variabel dependen : kepemimpinan transformasional
Berdasarkan tabel IV.14, maka didapat persamaan :
Z = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e
Z = 67,718 + 0,310 X1+ 0.483 X2+0,261 X3
Persamaan tersebut berarti bahwa dari hasil tabel IV 14
tersebut, angka nilai standar beta ketiga variabel adalah positif
0,310; 0,483 dan 0,261 dengan nilai t-hitung 3,231; 5,467 dan
2,673 dengan tingkat nilai signifikan ketiga variabel
independennya jauh < 0,05.
Dilihat dari koefisien beta yang terdapat pada lampiran
koefisien regresi X atau dari ketiga variabel anteseden bertanda
positif, dan menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut
memiliki pengaruh searah dengan kepemimpinan
transformasional. Hal ini berarti bahwa semakin besar
kepercayaan pada manajemen, keadilan prosedural,
89
kepercayaan pada rekan kerja berpengaruh signifikan
meningkatkan kepemimpinan tranformasional dalam
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa H1 : tingkat
kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh signifikan
pada perilaku kepemimpinan transformasional
2. Pengaruh variabel Anteseden pada variabel dependen
a. Pengaruh variabel Anteseden pada Turnover Intention
Tabel IV.15 Hasil pengaruh Variabel Anteseden pada Turnover
Intention
Model
Koefisien std.
koefisien
t sig. ket. B std.
error Beta Constant 7.633 0.776 9.830 0,000 kep.pd manajemen -0.065 0.030 -0.226 -2.168 0.033 keadilan prosedural 0.100 0.044 0.255 2.278 0.025 kep. pd rekan kerja 0.019 0.028 0.074 0.074 0.485 dependen variabel : Turnover intention R : 0.300 R Square : 0.090 std. Error of Estimated : 1.018 F Hitung : 3.165 Sig. : 0.028
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.14, maka didapat persamaan :
Y1 = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e
= 7,633 – 0,226 X1+ 0,255 X2 + 0,074 X3
Persamaan tersebut berarti bahwa dari hasil tabel IV 15
tersebut, angka nilai standar beta ketiga variabel adalah –
0,226; 0,255 dan 0,074 dengan nilai t-hitung –2.168; 2,278
dan 0,074. Hasil dari perhitungan regresi linear didapat tingkat
signifikansi sebesar 0.033 untuk tingkat kepercayaan kepada
90
manajemen, untuk tingkat keadilan prosedural 0,025 dan
0.485 untuk tingkat kepercayaan kepada rekan kerja. Hal ini
berarti pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen dan
keadilan prosedural berpengaruh signifikan pada turnover
intention karena tingkat signifikansi jauh dibawah 0.05 tetapi
tidak demikian dengan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja
pada turnover intention karena tingkat signifikansinya > 0.05.
Dapat diketahui bahwa arah yang dituju adalah searah
dengan turnover intention, dimana kepercayaan kepada
manajemen bertanda negatif pada turnover intention, tetapi
tidak untuk keadilan prosedural yang tidak searah dengan
turnover intention bertanda positif yang seharusnya
berpengaruh negatif pada turnover intention. Organ dan
Konovsky (dalam Alotaibi, 2001) menyatakan bahwa ketika
bawahan diperlakukan adil dalam organisasi, mereka akan
lebih memiliki perasaan membutuhkan hubungan timbal balik
sosial dengan organisasi dan memberikan mereka kepercayaan
bahwa perlakuan adil akan terus berlanjut. Tetapi kita kembali
pada kenyataan yang ada mengindikasikan bahwa seorang
karyawan yang memiliki karakteristik pekerjaan dan kepuasan
kerja yang rendah, maka dia akan memiliki turnover intention
yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dari keterangan diatas,
dimungkinkan bahwa apa yang telah disosialisasikan
perusahan kurang dapat diterima oleh para karyawan dilihat
91
dari hasil tanggapan para responden dimana kebanyakan
mereka tidak setuju atas kebijakan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan inilah yang menyebabkan turnover intention
karyawan menjadi tinggi.
b. Pengaruh variabel Anteseden pada OCB
Conscientiousness
Tabel IV.16 Hasil pengaruh Variabel Anteseden pada OCB
Conscientiousness
Model
Koefisien std.
koefisien
t sig. ket. B std.
error Beta Constant 20,960 1,475 14,210 0 kep.pd manajemen 0,044 0.057 0.083 0,782 0.436 keadilan prosedural 0.168 0.084 0.228 2.008 0.047 kep. pd rekan kerja -0,044 0.052 -0.090 -0,847 0.399
dependen variable : OCB Concientiousness
R : 0,251 R Square : 0.063 std. Error of Estimated : 1.934 F Hitung : 2,151 Sig. : 0.099
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.14, maka didapat persamaan :
Y2 = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e
= 20,960 + 0,083 X1+ 0.,228 X2 – 0,090 X3
Persamaan tersebut berarti bahwa dari hasil tabel IV 15
tersebut, angka nilai standar beta ketiga variabel adalah 0,083;
0,228 dan 0,847 dengan nilai t-hitung 0.782; 2,008 dan –
0,847. Hasil dari perhitungan regresi linear didapat tingkat
signifikansi sebesar 0.436 untuk tingkat kepercayaan kepada
manajemen, untuk tingkat keadilan prosedural 0,047 dan
0.399 untuk tingkat kepercayaan kepada rekan kerja. Pengaruh
92
tingkat keadilan prosedural berpengaruh signifikan pada OCB
Conscientiousness karena tingkat signifikansi jauh dibawah
0.05 tetapi tidak demikian dengan tingkat kepercayaan kepada
manajemen dan kepercayaan kepada rekan kerja pada OCB
Conscientiousness karena tingkat signifikan > 0.05.
Dilihat dari koefisien beta yang terdapat pada lampiran
koefisien regresi X2 atau dari keadilan prosedural bertanda
positif, dan menunjukkan bahwa keadilan prosedural
memiliki pengaruh searah dengan OCB Conscientiousness
dengan asumsi variabel lainnya tetap. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi nilai keadilan presedural suatu organisasi yang
dimiliki oleh para karyawan, maka semakin tinggi pula OCB
Conscientiousness yang dimiliki para pegawai (Alotabi, dalam
Arni Feriyana, 2007)
c. Pengaruh variabel Anteseden pada Komitmen Organisasi
Tabel IV.17 Hasil pengaruh Variabel Anteseden pada Komitmen
Organisasi
Model
Koefisien std.
koefisien
t sig. ket. B std.
error Beta Constant 13,701 3,030 4,522 0 kep.pd manajemen 0,402 0.116 0.294 3,461 0.001 keadilan prosedural 0,534 0.172 0.282 3,105 0.003 kep. pd rekan kerja 0.370 0.107 0.295 3,447 0.001 dependen variable : Komitmen Organisasi R : 0.631 R Square : 0.398 std. Error of Estimated : 3,974 F Hitung : 21,140 Sig. : 0.000
Sumber: Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.14, maka didapat persamaan :
93
Y3 = a + b1X1+ b2X2+ b3X3 + e
= 13,701 + 0,294 X1+ 0,282 X2 + 0,295 X3
Persamaan tersebut berarti bahwa dari hasil tabel IV 17
tersebut, angka nilai standar beta ketiga variabel adalah ,294;
0,282 dan 0,295 dengan nilai t-hitung 3,461; 3,105 dan 3,447.
Hasil dari perhitungan regresi linear didapat tingkat
signifikansi sebesar 0.001 untuk tingkat kepercayaan kepada
manajemen, untuk tingkat keadilan prosedural 0,003 dan
0.001 untuk tingkat kepercayaan kepada rekan kerja.
Dilihat dari koefisien beta yang terdapat pada lampiran
koefisien regresi X atau dari ketiga variabel anteseden
bertanda positif, dan menunjukkan bahwa keadilan prosedural
memiliki pengaruh searah dengan komitmen organisasi, hal ini
berarti pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja
berpengaruh signifikan pada komitmen organisasional karena
tingkat signifikan < 0,05
94
3. Pengaruh variabel mediasi pada variabel dependen
Tabel IV.18 Hasil analisis regresi
Independen
Dependen
turnover intention OCB komitmen
organisasional
beta t sig. beta t sig. beta t sig.
0.258 2.646 0.009
Kepemimpinan 0.380 4.069 0.000
Transformasional 0.454 5.050 0.000
Sumber : Data primer yang sudah diolah (2010)
Berdasarkan tabel IV.18 diatas dapat diketahui hasilnya bahwa
dimana kepemimpinan transformasional berpengaruh sinifikan
pada ketiga variabel dependen, dan dapat dilihat dari t-hitung
ketiga variabel dependen tersebut dengan probabilitas (sig.) < 0.05
Tetapi arah yang didapat tidak sesuai yang diharapkan, karena
kepemimpinan transformasional seharusnya berpengaruh negatif
pada turnover intention, karena sebenarnya kepemimpinan
transformasional tidak mempengaruhi turnover intention secara
langsung. Apabila organisasi membuat kebijakan kerja dengan
akurat dan karyawan mengetahui kebijakan kerja yang harus
dibuat atau berpengaruh pada peningkatan turnover intention
mereka, selain itu apa bila atasan mau mengklarifikasi keputusan
dan informasi saat diminta karyawan serta kebijakan kerja
diterapkan secara konsisten dan pegawai berhak untuk menolak
dan meminta atasan meninjau kembali kebijakan kerja yang
dibuat juga akan berpengaruh pada peningkatan turnover intention
95
karyawan terhadap organisasi Dimana kepemimpinan yang kuat
bisa meminimasi turnover intention dan bisa mempengaruhi OCB
Conscientiousness serta komitmen serta kesadaran perilaku
karyawan itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa H2 : perilaku
kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan pada
turnover intention, OCB Conscientiousness dan komitmen
organisasional
4. Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
dengan variabel mediasi sebagai penengah
Untuk menguji peran kepemimpinan transformasional sebagai
variabel mediasi pada variabel independen dan variabel dependen
maka digunakan path analisys dengan uji regresi linier berganda.
a. Pengaruh variabel anteseden dan kepemimppinan
transformasional pada turnover intention ( H3.a)p
Tabel IV.19 Hasil analisis regresi berganda
model
Korelasi std.
koefisien
t sig. B std. eror Beta
(constant) 6.238 0.977 6.384 0.000 kep.pada manajemen -0.076 0.030 -0.266 -2.566 0.012 kepemimpinan transformasional 0.026 0.011 0.252 2.273 0.025 dependent variabel : turnover intention
Berdasarkan tabel IV.19, maka didapat persamaan :
Y1 = a + b1X 1 + b3Z + e
= 6,238 – 0,266 X1+ 0,252 Z
96
Berdasarkan tabel IV.15, nilai standart koefisien beta
untuk variabel kepercayaan kepada manajemen, adalah sebesar
–0,226 dengan tingkat signifikansi 0,033. Artinya bahwa
pengaruh kepercayaan kepada manajemen pada turnover
adalah negatif, variabel tersebut berpengaruh signifikan < 0,05.
Kemudian setelah mengikutsertakan variabel kepemimpinan
transformasional sebagai pemediasi dalam pengujian maka
perhitungan dari tabel IV.19 menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan pada turnover, hal ini terlihat dari koefisien
betanya adalah 0,252, t-hitungnya 2,273. Sedangkan nilai
standart koefisien beta untuk variabel kepercayaan kepada
manajemen adalah –0.266, signifikan pada 0.012 dengan
signifikansi p < 0.050. Hasil tersebut menunjukkan bahwa :
kepercayaan kepada manajemen berpengaruh negatif dan
signifikan pada turnover intention. Dan dari hasil ini
kepemimpinan transformasional memediasi secara parsial
antara kepercayaan kepada manajemen pada turnover
intention, dilihat nilai standar koefisien beta secara tidak
langsung lebih kecil dari nilai standar koefisien beta secara
langsung sebelum dimediasi (Baron dan Kenny, 1986).
Jadi kepercayaan pada kemampuan dan ketrampilan
yang dimiliki diri sendiri merasa penting bagi perusahaan,
pentingnya pekerjaan bagi diri sendiri adalah pemberian
97
wewenang pada karyawan dan umpan balik yang diberikan
pemimpin pada karyawan yang menyebabkan karyawan merasa
puas dengan keamanan diperusahaan, gaji dan jaminan sosial
yang diterima, puas dengan rekan kerja, kualitas supervisi serta
puas dengan pekerjaan yang dijalani akan berpengaruh pada
penurunan maupun peningkatan turnover intention karyawan
itu sendiri.
Perhitungan tersebut memperlihatkan bahwa variabel
perilaku kepemimpinan transformasional merupakan variabel
pemediasi pengaruh tingkat kepercayaan kepada manajemen
pada turnover intention.
b. Pengaruh variabel anteseden dan kepemimpinan
transformasional pada OCB Conscientiousness (H3.b)
Tabel IV.20 Hasil analisis regresi berganda
model
korelasi std.
koefisien
t sig. B std. eror Beta
(constant) 17.198 1.804 6.384 0.000 keadilan prosedural 0.063 0.086 0.085 0.735 0.464 kepemimpinan transformal 0.070 0.021 0.363 3.318 0.001 dependent variabel : OCB Conscientiousness
Berdasarkan tabel IV.20, maka didapat persamaan :
Y2 = a + b1X 1 + b2Z + e
= 17,198 + 0,085 X1 + 0,363 Z
Berdasarkan tabel IV.16, nilai standar koefisien beta
untuk variabel keadilan prosedural sebelum ada mediasi adalah
98
sebesar 0,228 dengan tingkat signifikansi 0,047. Artinya
bahwa pengaruh keadilan prosedural berpengaruh positif pada
OCB Conscientiousness dan berpengaruh signifikan < 0,05.
Kemudian setelah mengikutsertakan variabel
kepemimpinan transformasional sebagai pemediasi dalam
pengujian maka perhitungan dari tabel IV.20 menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan pada OCB Conscientiousness, hal ini terlihat dari
koefisien betanya adalah 0,363, t-hitungnya 3,318 dan
signifikan pada 0,001. Sedangkan nilai standart koefisien beta
untuk variabel keadilan prosedural 0.085 signifikan pada 0.464,
dengan signifikansi p > 0.050. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional memediasi secara
penuh (full mediation) antara variabel keadilan prosedural pada
OCB Conscientiousness. dilihat dari nilai signifikansi yang
lebih besar dari nilai signifikansi sebelum dimediasi. (Baron
dan Kenny, 1986)
Dilihat dari koefisien beta yang terdapat pada lampiran
koefisien regresi keadilan prosedural dan kepemimpinan
transformasional memiliki pengaruh yang searah dengan OCB
Conscientiousness. Berdasarkan kasil wawancara pada
karyawan beranggapan bahwa kebijakan yang sudah ditetapkan
oleh pemerintah merupakan suatu peraturan yang harus ditaati
dan mereka merasa tidak diperlakukan tidak adil, sehingga
99
dalam penelitian ini keadilan prosedural tidak terlalu kuat
berpengaruh pada OCB Conscientiousness mereka dan menurut
hasil penelitian yang paling mendorong karyawan berperilaku
OCB Conscientiousness adalah apabila karyawan memiliki
kepuasan kerja yang tinggi.
c. Pengaruh variabel anteseden dan kepemimpinan
transformasional terhadap komitmen organisasional (H3.c)
Tabel IV.21 Hasil analisis regresi berganda
model
Korelasi std.
koefisien
t sig. B std. eror Beta
(constant) 8.309 0.977 2.178 0.032 kep.pada manajemen 0.358 0.115 0.262 3.104 0.003 keadilan prosedural 0.383 0.181 0.203 2.115 0.037 kep.pada rekan kerja 0.346 0.106 0.276 3.279 0.001 kepemimpinan transformal 0.100 0.045 0.203 2.250 0.027 dependent variabel : komitmen organisasional
Berdasarkan tabel IV.21, maka didapat persamaan :
Y3 = a + b1X 1 + b2X 2+ b3X 3 +b3Z + e
= 8.309 + 0,262 X1+ 0,203 X2+ 0,276 X3
Berdasarkan tabel IV.17, nilai standart koefisien beta
untuk variabel kepercayaan kepada manajemen, keadilan
prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja sebelum ada
mediasi masing-masing adalah sebesar 0.294, 0.282 dan 0.295
dengan tingkat signifikansi 0.001, 0.003 dan 0,001. Artinya
bahwa pengaruh kepercayaan kepada manajemen, keadilan
100
prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh
positif pada komitmen organisasional dan ketiga variabel
independen berpengaruh signifikan < 0,05 dan memiliki
pengaruh searah dengan komitmen organisasional.
Kemudian setelah mengikutsertakan variabel
kepemimpinan transformasional sebagai pemediasi dalam
pengujian maka perhitungan dari tabel IV.21 menunjukkan
bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan
signifikan pada komitmen organisasional, hal ini terlihat dari
koefisien betanya adalah 0.203, t-hitungnya 2.250 signifikan
pada 0.027. Sedangkan nilai standart koefisien beta untuk
variabel kepercayaan kepada manajemen adalah 0,262;
keadilan prosedural 0.203, kepercayaan kepada rekan kerja
0,276; dan signifikan pada 0.003, 0.037. 0.001 dengan
signifikansi p < 0.050.
Karena nilai koefisien hubungan tidak langsung lebih
kecil dari koefisien langsung, serta hasil yang ditujukan dari
pengaruh langsung dan tidak langsung semuanya signifikan,
maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh tidak langsung
variabel anteseden pada komitmen organisasional dengan
kepemimpinan transformasional memediasi secara parsial
(Baron dan Kenny, 1986)
Hal ini menunjukkan bahwa H3 : perilaku kepemimpinan
transformasional tidak seluruhnya memediasi pengaruh
101
antara kepercayaan kepada manajemen, keadilan
prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja pada
turnover intention, OCB Conscientiousness, dan komitmen
organisasional
102
C. Pembahasan
Setelah menilai semua keseluruhan model dan menguji semua yang
ada pada hipotesis, maka tahap selanjutnya adalah pembahasan hasil
penelitian sebagai berikut :
1. Hipotesis 1
H1 : Tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural,
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh signifikan
pada perilaku kepemimpinan transformasional
Hipotesis ini mempunyai tujuan untuk menguji apakah tingkat
kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh pada kepemimpinan
transformasional. Berdasar perhitungan nilai standardized coefficients
beta pada table IV.14 dimana besarnya pengaruh kepercayaan kepada
manajemen pada kepemimpinan transformasional sebesar 0,310,
keadilan prosedural sebesar 0,483 dan kepercayaan kepada rekan kerja
sebesar 0,0261 dan semua berpengaruh signifikan p < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa Hipotesis 1 didukung.
Artinya kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural
dan kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh langsung dan positif
pada kepemimpinan transformasional. Tidak adanya kepercayaan
kepada manajemen, keadilan prosedural dan kepercayaan pada rekan
kerja dapat mempengaruhi keadaan bekerja para karyawan dan akan
banyak muncul persepsi-persepsi keadilan yang akan ditimbulkan.
103
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ferres, Travaglione dan
Connel (2000) yang menyatakan bahwa tingkat kepercayaan kepada
manajemen, keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan
kerja berpengaruh signifikan terhadap perilaku kepemimpinan
transformasional.
2. Hipotesis 2
H2 : perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
pada turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional
Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional. Berdasarkan hasil perhitungan pada table IV.18, dimana
nilai standardized coefficients beta kepemimpinan transformasional
pada turnover intention adalah 0.258, kepemimpinan transformasional
pada OCB conscientiousness adalah 0.380, kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional adalah 0,454 dengan
tingkat signifikan pada p < 0.05.
Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung, artinya
kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh langsung pada
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional. Dimana kepemimpinan yang kuat bisa meminimasi
turnover intention dan bisa mempengaruhi komitmen serta kesadaran
perilaku karyawan itu sendiri.
104
Penelitian dari McCutcheon A., McCutcheon R., dan Campbell
R.A. (2005) menyatakan bahwa perilaku kepemimpinan
transformasional akan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
kepuasan staf sehingga dapat menurunkan turnover intention dalam
organisasi tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Ferres,
Travaglione dan Connel (2000) yang menyatakan bahwa perilaku
kepemimpinan transformasional berpengaruh langsung pada turnover
intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional.
3. Hipotesis 3
H3 : Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural,
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja pada turnover intention,
OCB conscientiousness dan komitmen organisasional
Hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perilaku
kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh tingkat
kepercayaan kepada manajemen, keadilan procedural, tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja pada turnover intention, OCB
conscientiousness, dan komitmen organisasional.
a. Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
antara tingkat kepercayaan kepada manajemen pada turnover
intention.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa : kepercayaan kepada
manajemen berpengaruh negatif dan signifikan pada turnover
105
intention. Dan dari hasil ini kepemimpinan transformasional
memediasi secara parsial antara kepercayaan kepada manajemen
pada turnover intention, dengan nilai signifikan 0.012, p<0,05
(Baron dan Kenny, 1986)
Untuk kepercayaan pada rekan kerja secara langsung tidak
berpengaruh pada turnover intention, dan dapat diketahui bahwa
tingkat kepercayaan kepada manajemen dan keadilan prosedural
berpengaruh positif dan mempengaruhi tingkat turnover intention
dalam perusahaan.
b. Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
antara keadilan prosedural pada perilaku OCB conscientiousness.
Disini kepemimpinan transformasional memediasi secara
penuh (full mediation) antara variabel keadilan prosedural pada
OCB Conscientiousness. dilihat dari nilai signifikansi yang lebih
besar dari nilai signifikansi sebelum dimediasi. Dilihat nilai standart
koefisien beta keadilan prosedural yaitu sebesar 0.085 signifikan
pada 0,464 dan untuk kepemimpinan transformasional sebesar
0.363 dan signifikan pada 0.001 (p<0,05).
Untuk tingkat kepercayaan kepada manajemen dan tingkat
kepercayaan pada rekan kerja tidak mempengaruhi dari OCB
Conscientiousnes, hanya keadilan prosedural dan komitmen
organisasi yang mempengaruhi perilaku dari karyawan dalam
perusahaan tersebut.
106
c. Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh
antara tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural,
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja pada komitmen
organisasional.
Dalam hipotesis ketiga ini, ketiga variabel anteseden
berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen organisasional.
Untuk nilai standar koefisien beta tingkat kepercayaan kepada
manajemen sebesar 0.262 , untuk keadilan prosedural sebesar 0.203,
untuk kepercayaan pada rekan kerja sebesar 0.276 dan untuk
kepemimpinan transformasional sebesar 0.203 dengan nilai
signifikan 0.003; 0.037; 0.001 dan0.027 (p<0.05). dan diketahui
bahwa pengaruh variabel anteseden pada komitmen organisasional
dengan kepemimpinan transformasional memediasi secara parsial.
Dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung
sebagian. Artinya secara statistik menunjukkan bahwa variabel
anteseden berpengaruh secara tidak langsung pada turnover intention,
perilaku OCB conscientiousness dan komitmen organisasional dengan
kepemimpinan transformasional sebagai variabel pemediasi. Hal ini
tidak sesuai sepenuhnya dengan pernyataan dari Ferres, Travaglione
dan Connel (2000) yang menyatakan bahwa tingkat kepercayaan
kepada manajemen, keadilan prosedural, tingkat kepercayaan kepada
rekan kerja berpengaruh signifikan pada turnover intention, perilaku
OCB conscientiousness dan komitmen organisasional dengan
kepemimpinan transformasional sebagai pemediasi.
107
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini dipaparkan kesimpulan, implikasi, keterbatasan dan saran
sebagai bagian akhir dari penelitian ini. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis
data yang telah dilakukan dan akan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian ini. Selanjutnya penulis akan memberikan
saran yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.
A. Kesimpulan
a Analisis Deskriptif
Kesimpulan mengenai analisis deskriptif ini adalah refleksi dari jawaban
responden tentang item-item pertanyaan dari kuisioner yang dibagikan.
Diketahui bahwa responden berjenis kelamin pria yaitu 76 orang (76%),
sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 24 orang (24%).
Dengan demikian disimpulkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin pria.
Berdasarkan data diketahui bahwa sebagian besar karyawan PT. Pos Indonesia
berada pada masa produktif yaitu berusia > 40 tahun. Untuk pendidikan
mayoritas responden berpendidikan SMU, dan dari penelitian diketahui bahwa
sebagian besar karyawan PT. Pos Indonesia telah bekerja di perusahaan selama
lebih dari 20 tahun. Adapun kesimpulan tentang tanggapan responden dari
penyebaran kuesioner tersebut adalah:
1. Tanggapan responden mengenai tingkat kepercayaan kepada
manajemen pada PT.Pos Indonesia Surakarta.
Berdasarkan tanggapan-tanggapan dari responden diatas, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menjawab setuju atas setiap item
108
pertanyaan, dan kebanyakan dari responden menyatakan bahwa tingkat
kepercayaan kepada manajemen mereka tinggi pada manajemen PT Pos
Indonesia
2. Tanggapan responden mengenai keadilan prosedural pada PT.Pos
Indonesia Surakarta.
Berdasarkan tanggapan dari responden diatas, mayoritas responden
menjawab kurang setuju atas item pertanyaan diatas,dan responden
menyatakan bahwa mengenai keadilan prosedural mereka adalah sedang
terhadap perusahaan.
3. Tanggapan responden mengenai tingkat kepercayaan kepada rekan
kerja pada PT.Pos Indonesia Surakarta.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas, mayoritas
responden menjawab kurang setuju atas item pertayaan yang menyangkut
kepercayaan kepada rekan kerja, dan ini berarti menunjukkan bahwa
kepercayaan kepada rekan kerja adalah sedang.
4. Tanggapan responden mengenai perilaku kepemimpinan
transformasional pada PT.Pos Indonesia Surakarta.
Berdasarkan keterangan hasil tanggapan responden, dapat
disimpulkan bahwa mayoritas responden menjawab sangat setuju. Hal ini
berarti bahwa perilaku kepemimpinan transformasional atasan mereka di
perusahaan PT Pos Indonesia sangat tinggi,
5. Tanggapan responden mengenai turnover intention pada PT.Pos
Indonesia Surakarta.
109
Berdasarkan hasil penelitian, didapat hasil bahwa mayoritas
responden menjawab setuju atas turnover intention, mayoritas responden
menyatakan bahwa turnover mereka tinggi, artinya karyawan mempunyai
kecenderungan dan berkeinginan untuk berhenti dari perusahaan PT Pos
Indonesia.
6. Tanggapan responden mengenai OCB conscientiousness pada PT.Pos
Indonesia Surakarta.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas, mayoritas
responden menjawab setuju atas item pertanyaan diatas, dan kebanyakan
responden menyatakan bahwa mengenai OCB conscientiousness mereka
tinggi terhadap perusahaan.
7. Tanggapan responden mengenai komitmen organisasi pada PT.Pos
Indonesia Surakarta.
Berdasarkan hasil tanggapan responden diatas, dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden menjawab kurang setuju atas item pertanyaan
yang diajukan, dan mereka menyatakan sedang atas komitmen organisasi
didalam perusahaan.
110
b Analisis Perhitungan
1. Tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh dan signifikan terhadap
perilaku kepemimpinan transformasional. Berdasar perhitungan nilai
koefisien pada tabel IV.14 dimana kepercayaan pada manajemen 0.310,
keadilan prosedural 0.483 dan kepercayaan kepada rekan kerja 0.261 dan
semua signifikan pada p < 0.05
Maka H1 : Tingkat kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
tingkat kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh signifikan pada perilaku
kepemimpinan transformasional karyawan PT. Pos Indonesia
Hal ini juga berarti bahwa semakin tinggi pengaruh dari ketiga
variable tersebut, makan tinggi pula perilaku kepemimpinan
tranformasionalnya. maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis 1 didukung.
2. Perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan terhadap
turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen organisasi.
Berdasrkan hasil perhitungan, dimana nilai koefisien beta kepemimpinan
transformasional pada turnover intention adalah 0.258, kepemimpinan
transformasional pada komitmen organisasional adalah 0.380 dan
kepemimpinan transformasional pada perilaku OCB conscientiousness
adalah 0.380 dengan tingkat signifikan signifikan pada p < 0.05.
Maka H2 : perilaku kepemimpinan transformasional berpengaruh signifikan
pada turnover intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasional karyawan PT. Pos Indonesia
Hal ini menunjukkan semakin tinggi kepemimpinan transformasional, maka
semakin tinggi pula perilaku OCB conscientiousness dan komitmen
111
organisasional yang dihasilkan dan semakin rendah turnover intention yang
dihasilkan. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung, artinya
kepemimpinan transformasional mempunyai pengaruh langsung terhadap
ketiga variable dependen tersebut.
3. Perilaku kepemimpinan transformasional memediasi pengaruh antara tingkat
kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan tingkat
kepercayaan kepada rekan kerja pada turnover intention, OCB
conscientiousness dan komitmen organisasional.
a. Dari ketiga pengujian menunjukkan bahwa kepercayaan kepada
manajemen dan keadilan prosedural berpengaruh positif dan signifikan
pada turnover intention, Sedangkan variabel yang lain yaitu
kepercayaan pada rekan kerja tidak berpengaruh secara singnifikan
pada turnover intention.
b. Disini kepemimpinan transformasional memediasi secara penuh (full
mediation) antara variabel keadilan prosedural pada OCB
Conscientiousness. dilihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari
nilai signifikansi sebelum dimediasi. Untuk tingkat kepercayaan
kepada manajemen dan tingkat kepercayaan pada rekan kerja tidak
mempengaruhi dari OCB Conscientiousnes, hanya keadilan prosedural
dan kepemimpinan transformasional saja yang mempengaruhi perilaku
dari karyawan dalam perusahaan tersebut.
c. Variabel anteseden berpengaruh positif dan signifikan pada komitmen
organisasional. Variabel anteseden pada komitmen organisasional
dengan dimediasi oleh kepemimpinan transformasional adalah secara
keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan p < 0.050
112
Dan dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung sebagian. Artinya
secara statistik menunjukkan bahwa variable anteceden berpengaruh secara tidak
langsung signifikan terhadap turnover intention, perilaku citizenship dan
komitmen organisasi dengan kepemimpinan transformasional sebagai variable
pemediasi. Kepercayaan kepada manajemen, keadilan prosedural dan
kepercayaan kepada rekan kerja ternyata berpengaruh terhadap turnover intention
, OCB conscientiousness dan komitmen organisasional secara langsung dalam
sebuah organisasai tetapi besarnya tingkat pengaruh tersebut berkurang.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini memberikan bukti empiris yang sesuai dengan teori yang
dikemukakan pada peneliti sebelumnya bahwa tingkat kepercayaan kepada
manajemen, keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja
berpengaruh terhadap perilaku kepemimpinan transformasional suatu organisasi,
dan inilah yan dirasahkan oleh karyawan pada umumnya. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ferres, Travaglione dan
Connel (2000).
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural dan tingkat kepercayaan kepada rekan kerja berpengaruh
terhadap perilaku kepemimpinan transformasional, dengan kata lain tidak adanya
kepercayaan pada rekan kerja maupun kepada rekan kerja mempengaruhi
keadaan bekerja karyawan dan munculnya persepsi-persepsi keadilan yang
timbulkan oleh perusahan. Seorang rekan kerja memang dibutuhkan setiap saat,
tetapi tidak sepenuhnya rekan kerja dapat pula diandalkan.dan terhadap turnover
113
intention. Perusahaan juga tidak merugi karena tingginya biaya operasional
perusahaan untuk seleksi, rekruitmen, dan pelatihan karyawan baru karena
tingginya turnover.
C. Katerbatasan
1. Dalam penelitian ini variabel komitmen organisasional diukur secara global.
Artinya tidak diukur masing-masing dimensi komitmen organisasional, yaitu
komitmen afektif, komitmen continuance, dan komitmen normatif. Jadi
kemungkinan level komitmen organisasi seorang karyawan pada tiap dimensi
berbeda.
2. Disini pula variable OCB juga diukur secara global, dan diukur pada variabel
umumnya dan hanya tidak terpaku pada OCB conscientiousness.
3. Penelitian ini dilakukan pada satu obyek, yaitu PT Pos Indonesia yang
berberak dibidang jasa, sehingga hasilnya hanya terbatas untuk perusahaan
tersebut dan tidak dapat digeneralisasikan untuk obyek penelitian atau
perusahaan yang berbeda.
D. Saran bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Manajemen PT. Pos Indonesia diharapkan dapat meningkatkan tingkat
kepercayaan karyawan terhadap manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara manajemen berupaya untuk melibatkan karyawan di dalam proses
pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan keberadaan karyawan tersebut
didalam perusahaan. Contohnya manajemen mengadakan pertemuan rutin yang
dihadiri oleh manajer ataupun supervisor bersama karyawan untuk berdiskusi
serta menindaklanjuti permasalahan–permasalahan yang dihadapi oleh
114
karyawan ditempat kerja sehingga karyawan merasa menjadi bagian dari
perusahaan.
2. Dari hasil analisis deskriptif tanggapan responden terhadap komitmen
organisasi yang dimiliki karyawan adalah sedang, maka dari itu perusahaan
perlu meningkatkan komitmen yang dimiki karyawan karena hal tersebut
berpengaruh terhadap kinerja karyawan dan OCB. Adanya komitmen dari
karyawan yang tinggi menandakan adanya perasaan karyawan yang tidak
merasa dirugikan oleh perusahaan. Perusahaan dapat lebih meningkatkan
komitmen karyawan berupa rasa memiliki, kebersamaan dan loyalitas
karyawan melalui pertemuan formal maupun informal secara
berkesinambungan.
3. Dengan komitmen organisasi yang tinggi, akan mengurangi perilaku turnover
karena karyawan sangat tertarik dengan nilai-nilai yang ada dalam organisasi
serta bersedia untuk tetap berada didalamnya dan berusaha sebaik mungkin
demi tercapainya tujuan organisasi. Saran yang dapat diberikan guna
meningkatkan komitmen organisasi karyawan adalah dengan memperlakukan
karyawan secara adil. Keadilan tersebut dapat berupa pendapatan yang sesuai,
adanya jenjang karir, harapan promosi, jaminan kesehatan, serta memberikan
pelatihan-pelatihan kompetensi maupun pelatihan-pelatihan yang sesuai dengan
unit kerja masing-masing karyawan. Dan dengan begitu, karyawan akan
memandang organisasi secara positif dan bersedia untuk memberikan
kontribusi yang maksimal sebagai timbal balik kewajiban yang harus dibayar
atas apa yang telah diperoleh dari perusahaan.
115
E. Saran Akademis
1. Penelitian ini adalah penelitian replikasi parsial berdasarkan penelitian dari
Ferres, Travaglione dan Connell (2000). Penelitian ini diharapkan mampu
menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya khususnya penelitian
yang berkaitan dengan variabel-variabel kepercayaan kepada manajemen,
keadilan prosedural, kepercayaan kepada rekan kerja, perilaku kepemimpinan
transformasional, turn over intention, OCB conscientiousness dan komitmen
organisasi dengan menambahkan variabel-variabel yang lain seperti pada
penelitian Ferres, Travaglione dan Connell (2000).
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak dibidang
jasa maka diharapkan penelitian-penelitian sejenis dapat dilakukan pada
perusahaan-perusahaan selain perusahaan jasa, misalnya perusahaan yang
bergerak dibidang seperti manufaktur, ataupun perbankan.
116
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S, 2005. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.Yogyakarta
Cook, Jhon. Wall, Toby. 1980. New work attitude measures of trust,
organizational commitment and personal need non-fulfilment. Journal of Occupational Psychology.53, 39-52
Djarwanto, PS.1998. Statistik Sosial Ekonomi. Yogyakarta : BPFE.
Ferres, Natalie, Anthony Travaglione and Julia Connell, (2000). “Trust: a precursor to the potential mediating effect of transformational leadership”. International Journal of Organization Behaviour, 5(8), 242-263
Geurts, Sabine A., Schaufeli, Wilmar B., Rutte, Christel G. 1999. Absenteeism, turnover intention, and equity in the employment relationship. Work and stress Vol. 3, No 253-267
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : UNDIP.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hair, J.F., Anderson, R.E., R.L., Tatham, & W.C., Black, (1998). Multivariate Data Analysis. Upper Saddle River : Prentice Hall International Inc.
Hopkins M. Sharon, Bart. 2006. The Relationships Between Justice Perceptions,
Trust, and Employee Attitudes in a Downsized Organization. The Journal of Psychology, 140(5), 477-498
Jogiyanto, H. M. 2004. Metodologi penelitian Bisnis Salah Kaprah dan
Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta: BPFE.
Knights, Janice Anna dan Barbara Jean Kennedy. 2005. Psychological Contract Violation: Impacts on Job Satisfaction and Organizational Commitment Among Australian Senior Public Servants. “Applied Human Resource Management Reasearch”, Vol. 10, No. 2, 2005:57-72.
Luthans, Fred. 1995. Organizational Behavior. Mc Graw-Hill, Inc.
117
Malthis, Robert L dan John H. Jackson. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Bahasa Indonesia). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Marzuki. 2000. Metodelogi Riset. Yogyakarta: BPFE-UII Yogyakarta.
Maxon, Jim Dr. (2005). ”Transformational Leadership”. Maxon Associates
Muchairi, M.K, (2002). “The effect of Leadership Style on Organization Citizenship Behaviour and Commitment”. Gadjah Mada International Journal of Business, Vol 4, No. 2, 265-293
Novliadi, Ferry, (2006).”Intensi Turn Over Karyawan ditinjau dari Budaya Perusahaan dan Kepuasan Kerja”. Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.(Disertasi Tidak dipublikasikan)
Nugroho, Bhuono Agung. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Offset.
Pareke, Fahrudin dan Bachri, Syamsul. 2003. “Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Pemediasi Pengaruh Persepsi Keadilam Organisasional Terhadap Keinginan Berpindah”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September 2003
Podsakoff, P.M. Mackenzie, B. C, Moorman, R.H. Fetter, R. (1990). Transformasional Leader Behavior and Their Effects on Followers’ Trust in leader, Satisfaction, and Organizational Citizenship Behaviors, Leadership Quartely, 1 (2), 107-142.
Robbins, Stephen P (1996). “Perilaku Organisasi: konsep, kontroversi, Aplikasi”. Terjemahan Hayana Pujatmaka. Jilid 1, Jakarta. Prenhallindo
Robbins, Stephen P (2003). “Perilaku Organisasi”. Edisi Indonesia (Jilid 2) PT. Indeks Kelompok Gramedia
Robbins, Stephen P (2006). “Perilaku Organisasi : Konsep, kontroversi, Aplikasi” terjemahan Handyana Pujaatmaka. Jilid 1. Prenhallindo. Jakarta
Sekaran, Uma. 2000. Research Methode For Bussiness. 3rd edition. New York : John Willey & Sons, Inc.
Sekaran, Uma. 2003. Research Methode for Business. New York: John Willey & Sons, Inc.
118
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sulistianta, akhirudin dan Intan Novela Qurroatul Aini, (2005). ”Pengaruh perilaku kepemimpinan transformasional terhadap perilaku citizenship (OCB) dengan kepercayaan pada pemimpin sebagai faktor pemediasi”. fokus manajerial, volume 3, NO 1, 52-64
Steers, R.M. & Porter, L.M. 1983. Motivation and Work Behavior. New York: McGraw Hill Book Company.
Suliyanto, (2006). ”Metode Riset Bisnis”. Jogjakarta. Andi
Utomo, K.B, (2002). Kepemimpinan dan Pengaruhnya terhadap Perilaku Citizenship, Kepuasan Kerja dan Perilaku Organisasinal. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, 2(2), 34-52.
Yukl, Gary. (1994). ”Leadership in Organizations”. Prentice-Hall International,
Inc.
Zikmund, William G. 2000. Bussiness Research methods. New York : Harcourt
College.
(http://www.solo.nusantara.net.id)
(http://www.posindonesia.co.id)
(http://www.portalhr.com/beritahr/hubungan/1id750.html)
(http://en.wikipedia.org/wiki/Conscientiousness).
122
Factor Analysis
KMO and Bartlett's Test
.761
6311.030
1431
.000
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of SamplingAdequacy.
Approx. Chi-Square
df
Sig.
Bartlett's Test ofSphericity
Communalities
1.000 .743
1.000 .603
1.000 .589
1.000 .476
1.000 .501
1.000 .590
1.000 .824
1.000 .559
1.000 .685
1.000 .790
1.000 .756
1.000 .826
1.000 .797
1.000 .732
1.000 .866
1.000 .847
1.000 .520
1.000 .492
1.000 .620
1.000 .663
1.000 .558
1.000 .521
1.000 .671
1.000 .788
1.000 .742
1.000 .831
1.000 .803
1.000 .766
1.000 .892
1.000 .924
1.000 .414
1.000 .934
1.000 .546
1.000 .904
1.000 .708
1.000 .820
1.000 .823
1.000 .824
1.000 .728
1.000 .560
1.000 .706
1.000 .677
1.000 .668
1.000 .679
1.000 .785
1.000 .592
1.000 .594
1.000 .652
1.000 .881
1.000 .438
1.000 .354
1.000 .860
1.000 .435
1.000 .817
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
KP17
KP18
KP19
KP20
TO1
TO2
KM1
KM2
KM3
KM4
KM5
KM6
KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
KR6
K1
K2
K3
K4
KO1
KO2
KO3
KO4
KO5
KO6
KO7
KO8
KO9
KO10
OCB1
OCB2
OCB3
OCB4
OCB5
OCB6
Initial Extraction
Extraction Method: Principal Component Analysis.
123
Total Variance Explained
17.524 32.451 32.451 17.524 32.451 32.451 12.038 22.292 22.292
5.925 10.972 43.424 5.925 10.972 43.424 5.922 10.966 33.258
4.482 8.299 51.723 4.482 8.299 51.723 5.366 9.937 43.195
3.027 5.605 57.328 3.027 5.605 57.328 4.919 9.109 52.304
2.545 4.712 62.041 2.545 4.712 62.041 3.851 7.131 59.436
2.152 3.986 66.026 2.152 3.986 66.026 3.219 5.962 65.398
1.718 3.181 69.207 1.718 3.181 69.207 2.057 3.809 69.207
1.486 2.752 71.959
1.240 2.296 74.256
1.165 2.157 76.413
1.102 2.041 78.454
1.054 1.952 80.406
1.000 1.851 82.257
.882 1.632 83.890
.740 1.371 85.261
.716 1.326 86.586
.666 1.233 87.819
.612 1.133 88.952
.548 1.015 89.967
.531 .983 90.949
.438 .810 91.760
.400 .742 92.501
.387 .717 93.218
.352 .653 93.871
.328 .607 94.478
.297 .549 95.027
.279 .516 95.543
.269 .498 96.041
.244 .452 96.492
.201 .372 96.864
.185 .343 97.207
.170 .315 97.523
.145 .268 97.791
.137 .254 98.045
.136 .251 98.296
.110 .203 98.499
.104 .193 98.692
.097 .180 98.872
.082 .152 99.023
.078 .144 99.167
.071 .131 99.298
.065 .121 99.419
.057 .106 99.525
.047 .087 99.612
.044 .081 99.693
.036 .066 99.759
.033 .061 99.820
.030 .055 99.875
.027 .050 99.925
.016 .029 99.954
.011 .021 99.974
.007 .013 99.987
.004 .007 99.995
.003 .005 100.000
Component1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings
Extraction Method: Principal Component Analysis.
124
Component Matrixa
.778
.694
.682
.543
.617
.651
.806
.629
.765
.725
.754
.740
.792
.753
.787
.789
.617
.580
.637
.711
.573
.738
.567 .572
.698
.614 .569
.516 .573
.635
.584 -.512
.614
.608
.580
.565
.662 .554
.635 .580
.651 .577
-.553
.588
.539
.549
.583
.538 -.513
.669
.553
.505
.709
.537
.694
.544
.677
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
KP17
KP18
KP19
KP20
TO1
TO2
KM1
KM2
KM3
KM4
KM5
KM6
KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
KR6
K1
K2
K3
K4
KO1
KO2
KO3
KO4
KO5
KO6
KO7
KO8
KO9
KO10
OCB1
OCB2
OCB3
OCB4
OCB5
OCB6
1 2 3 4 5 6 7
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis.
7 components extracted.a.
125
Rotated Component Matrixa
.750
.710
.623
.634
.599
.652
.853
.694
.700
.871
.771
.865
.823
.796
.896
.888
.569
.532
.670
.626
.621
.665
.734
.758
.845
.788
.825
.848
.923
.932
.553
.934
.684
.926
.773
.747
.779
.751
.807
.649
.691
.605
.620
.579
.831
.538
.647
.713
.855
.632
.553
.839
.617
.830
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP9
KP10
KP11
KP12
KP13
KP14
KP15
KP16
KP17
KP18
KP19
KP20
TO1
TO2
KM1
KM2
KM3
KM4
KM5
KM6
KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
KR6
K1
K2
K3
K4
KO1
KO2
KO3
KO4
KO5
KO6
KO7
KO8
KO9
KO10
OCB1
OCB2
OCB3
OCB4
OCB5
OCB6
1 2 3 4 5 6 7
Component
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Rotation converged in 6 iterations.a.
126
Kepemimpinan Transformasional
Reliability
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. KP1 4.5100 .5945 100.0
2. KP2 4.3300 .6039 100.0
3. KP3 4.4500 .6256 100.0
4. KP4 4.1800 .7160 100.0
5. KP5 4.3200 .6010 100.0
6. KP6 4.3000 .6113 100.0
7. KP7 4.3600 .6893 100.0
8. KP8 4.2100 .6559 100.0
9. KP9 4.5100 .6741 100.0
10. KP10 4.3900 .7233 100.0
11. KP11 4.4900 .6113 100.0
12. KP12 4.4300 .6854 100.0
13. KP13 4.3700 .6765 100.0
14. KP14 4.4500 .6416 100.0
15. KP15 4.4100 .7120 100.0
16. KP16 4.4000 .7247 100.0
17. KP17 4.3300 .6825 100.0
18. KP18 4.2500 .6723 100.0
19. KP19 4.1300 .6913 100.0
20. KP20 4.3900 .6948 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 20
Alpha = .9635
127
Turn Over
Reliability
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. TO1 3.7300 .6333 100.0
2. TO2 4.0700 .5366 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 2
Alpha = .7128
Reliability Kepercayaan Kepada Manajemen
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. KM1 3.7300 .7766 100.0
2. KM2 3.8000 .6356 100.0
3. KM3 3.8500 .6256 100.0
4. KM4 3.6600 .7551 100.0
5. KM5 3.6800 .7898 100.0
6. KM6 3.9100 .7667 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 6
Alpha = .9192
128
Reliability Kepercayaan Kepada Rekan Kerja
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. KR1 3.2100 .7823 100.0
2. KR2 3.1400 .8530 100.0
3. KR3 3.7700 .6006 100.0
4. KR4 3.1000 .8469 100.0
5. KR5 3.3500 .6872 100.0
6. KR6 3.1700 .8047 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 6
Alpha = .9372
129
Reliability Keadilan Prosedural
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. K1 3.0700 .8072 100.0
2. K2 3.0700 .7420 100.0
3. K3 3.2400 .7124 100.0
4. K4 3.1400 .7110 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 4
Alpha = .9186
Reliability Komitmen Organisasi
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. KO1 3.8400 .6470 100.0
2. KO2 3.5300 .6269 100.0
3. KO3 3.5100 .6889 100.0
4. KO4 3.4600 .6423 100.0
5. KO5 3.5400 .6578 100.0
6. KO6 3.5100 .6435 100.0
7. KO7 3.7300 .6645 100.0
8. KO8 3.7500 .6416 100.0
9. KO9 3.9600 .8278 100.0
10. KO10 4.0000 .7385 100.0
130
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 10
Alpha = .9148
Reliability Organizational Citizenship Behavior
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. OCB1 3.8300 .4277 100.0
2. OCB2 3.9600 .3739 100.0
3. OCB3 3.9300 .4324 100.0
4. OCB4 3.8200 .4353 100.0
5. OCB5 3.8200 .5199 100.0
6. OCB6 3.8300 .4034 100.0
Reliability Coefficients
N of Cases = 100.0 N of Items = 6
Alpha = .8492
131
Regression
Variables Entered/Removedb
Kep.Kpd.Rekan Kerja
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Model Summary
.261a .068 .058 9.930Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kep.Kpd.Rekan Kerjaa.
ANOVAb
704.520 1 704.520 7.144 .009a
9664.070 98 98.613
10368.590 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kep.Kpd.Rekan Kerjaa.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Coefficientsa
74.108 5.001 14.817 .000
.664 .248 .261 2.673 .009
(Constant)
Kep.Kpd.Rekan Kerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kep. Transformasionala.
132
Regression
Variables Entered/Removedb
KeadilanProsedural
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Model Summary
.483a .234 .226 9.004Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Keadilan Prosedurala.
ANOVAb
2423.482 1 2423.482 29.893 .000a
7945.108 98 81.073
10368.590 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Keadilan Prosedurala.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Coefficientsa
63.996 4.340 14.745 .000
1.854 .339 .483 5.467 .000
(Constant)
Keadilan Prosedural
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kep. Transformasionala.
133
Regression
Variables Entered/Removedb
Kep. KpdManajemen
a . Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Model Summary
.310a .096 .087 9.778Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kep. Kpd Manajemena.
ANOVAb
998.096 1 998.096 10.438 .002a
9370.494 98 95.617
10368.590 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kep. Kpd Manajemena.
Dependent Variable: Kep. Transformasionalb.
Coefficientsa
67.718 6.112 11.080 .000
.861 .267 .310 3.231 .002
(Constant)
Kep. Kpd Manajemen
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kep. Transformasionala.
134
Regression
Variables Entered/Removedb
Kep.Transformasional,Kep.Kpd.RekanKerja, Kep.KpdManajemen,KeadilanProsedural
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Turn Overb.
Model Summary
.370a .137 .101 .997Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional,Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. Kpd Manajemen, KeadilanProsedural
a.
ANOVAb
14.977 4 3.744 3.767 .007a
94.413 95 .994
109.390 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional, Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. KpdManajemen, Keadilan Prosedural
a.
Dependent Variable: Turn Overb.
135
Coefficientsa
6.238 .977 6.384 .000
.013 .027 .051 .488 .627
.061 .046 .156 1.323 .189
-.076 .030 -.266 -2.566 .012
.026 .011 .252 2.273 .025
(Constant)
Kep.Kpd.Rekan Kerja
Keadilan Prosedural
Kep. Kpd Manajemen
Kep. Transformasional
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Turn Overa.
Regression
Variables Entered/Removedb
Kep.Transformasional,Kep.Kpd.RekanKerja, Kep.KpdManajemen,KeadilanProsedural
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: OCBb.
Model Summary
.400a .160 .125 1.841Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional,Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. Kpd Manajemen, KeadilanProsedural
a.
136
ANOVAb
61.466 4 15.367 4.535 .002a
321.924 95 3.389
383.390 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional, Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. KpdManajemen, Keadilan Prosedural
a.
Dependent Variable: OCBb.
Coefficientsa
17.198 1.804 9.532 .000
-.061 .050 -.124 -1.214 .228
.063 .086 .085 .735 .464
.014 .055 .026 .251 .803
.070 .021 .363 3.318 .001
(Constant)
Kep.Kpd.Rekan Kerja
Keadilan Prosedural
Kep. Kpd Manajemen
Kep. Transformasional
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: OCBa.
Regression
Variables Entered/Removedb
Kep.Transformasional,Kep.Kpd.RekanKerja, Kep.KpdManajemen,KeadilanProsedural
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Komitmen Organisasib.
137
Model Summary
.654a .428 .404 3.892Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional,Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. Kpd Manajemen, KeadilanProsedural
a.
ANOVAb
1078.052 4 269.513 17.791 .000a
1439.108 95 15.149
2517.160 99
Regression
Residual
Total
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Kep. Transformasional, Kep.Kpd.Rekan Kerja, Kep. KpdManajemen, Keadilan Prosedural
a.
Dependent Variable: Komitmen Organisasib.
Coefficientsa
8.309 3.815 2.178 .032
.346 .106 .276 3.279 .001
.383 .181 .203 2.115 .037
.358 .115 .262 3.104 .003
.100 .045 .203 2.250 .027
(Constant)
Kep.Kpd.Rekan Kerja
Keadilan Prosedural
Kep. Kpd Manajemen
Kep. Transformasional
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Komitmen Organisasia.