25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti 1

BAB I Hipotesis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah dan Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara (Sutanto, 2011)..Hipotesis adalah uatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga untuk menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya.(Umar, 2005). Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan suatu masalah penelitian atau penjelasan sementara untuk menerangkan fenomena yang di amati atau suatu pernyataan tentang hubungan yang diharapkan terjadi antata dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik atau perlu diuji kebenaran atas jawaban pertanyaan tersebut. (Budiharto, 2008)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan dilakukan penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal penting yang dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk menyusun hipotesis yang baik setidaknya peneliti harus mengacu pada kriteria perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian, maupun pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai hakikat hipotesis hingga kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:1. Apa pengertian hipotesis? 2. Apa saja sumber hipotesis ?3. Apa saja jenis-jenis hipotesis?4. Bagaimana cara menguji hipotesis? 5. Bagaimana pertanyaan penelitin hipotesis?

C. TujuanAdapun tujuan pembahasan makalah ini adalah:1. Mengetahui pengertian hipotesis2. Mengetahui sumber hipotesis3. Mengetahui jenis- jenis hipotesis4. Mengetahui cara menguji hipotesis5. Mengetahui pertanyaan penelitian hipotesis

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hipotesis Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah dan Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara (Sutanto, 2011)..Hipotesis adalah uatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga untuk menuntun/mengarahkan penyelidikan selanjutnya. (Umar, 2005). Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan suatu masalah penelitian atau penjelasan sementara untuk menerangkan fenomena yang di amati atau suatu pernyataan tentang hubungan yang diharapkan terjadi antata dua variabel atau lebih yang memungkinkan untuk dibuktikan secara empirik atau perlu diuji kebenaran atas jawaban pertanyaan tersebut. (Budiharto, 2008)Berdasarkan kutipan pendapat Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA tentang pemecahan masalah, peneliti seringkali tidak dapat memecahkan permasalahannya hanya dengan sekali jalan. Permasalahan itu akan diselesaikan segi demi segi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk tiap-tiap segi, dan mencari jawabannya melalui penelitian yang dilakukan. Jawaban terhadap permasalahan ini dibedakan atas 2 hal sesuai dengan taraf pencapaiannya yaitu:1. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf teoretik, dicapai melaluimembaca.2. Jawaban permasalahan yang berupa kebenaran pada taraf praktik, dicapai setelah penelitian selesai, yaitu setelah pengolahan terhadap data. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar, maka lalu membuat suatu teori sementara, yang kebenarannya masih perlu di uji (di bawah kebenaran). Inilah hipotesis. Selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data-data yang paling berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul, peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat naik status menjadi tesa, atau sebaliknya, tumbang sebagai hipotesis, apabila ternyata tidak terbukti. Terhadap hipotesis yang sudah dirumuskan, peneliti dapat bersikap dua hal: 1. Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian). 2. Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian berlangsung). Untuk mengetahui kedudukan hipotesis antara lain: 1. Perlu diuji apakah ada data yang menunjuk hubungan antara variabel penyebab dan variableakibat. 2. Adakah data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada, memang ditimbulkan oleh penyebab itu. 3. Adanya data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut. Apabila ketiga hal tersebut dapat dibuktikan, maka hipotesis yang dirumuskan mempunyai kedudukan yang kuat dalam penelitian. Namun tidak selalu semua penelitian harus berorientasikan hipotesis, walaupun hipotesis ini sangat penting sebagai pedoman kerja dalam penelitian. Jenis penelitian eksploratif, survei, atau kasus, dan penelitian development biasanya justru tidak berhipotesis karena tujuan penelitian jenis ini bukan untuk menguji hipotesis tetapi mempelajari tentang gejala-gejala sebanyak-banyaknya. G.E.R Brurrough mengatakan bahwa penelitian berhipotesis penting dilakukan bagi: 1. Penelitian menghitung banyaknya sesuatu (magnitude). 2. Penelitian tentang perbedaan (differencies). 3. Penelitian hubungan (relationship). Deobold Van Dalen mengutarakan adanya 3 bentuk inter relationship studies yang termasuk penelitian hipotesis yaitu:a. Case studies b. Causal comparative studies c. Correlations studies

B. Sumber HipotesisMenurut Cholid Narbuko (2001;143) adalah:1. Dari peneliti sendiriYaitu dari sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya2. Dari Teori dan KonsepsiTeori-teori dan konsep-konsep yang sdudah ada lalu dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian3. Hasil penelitian terdahuluYaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada di9susun kembali menjadi hipotesis yang kemudian diuji kemmbali kebenarannya.Menurut MOH. Nadzir 1988 ( hal 186), menentukan suatu hipotesa memerlukan kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah masalah dengan variable variable yang dapat diukur dengan suatu kerangka analisa yang dibentuknya. Menggali dan merumuskan hipotesa mempumyai senimya sendiri. Si peniliti harus sanggup memfokuskan permasalahan sehingga hubungan hubungan yang terjadi dapat di terka. Dalam menggali hipotesa, si peneliti harus :1. Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang ingin di pecahkan dengan jalan banyak membaca literature literature yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang di laksanakan.2. Mempunyai kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat tempat, objek objek serta hal hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang di selidiki.3. Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori ilmu dan bidang yang bersangkutan.Sedangkan menurut Good dan Scates ( 1954 ) memberikan beberapa sumber untuk menggali hipotesa, yaitu :1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu2. Wawasan, serta pengertian yang mendalam tentang suatu wawasan3. Imajinasi atau angan angan4. Materi bacaan dan literature5. Pengetahuan tentang kebiasaan atau kegiatan dalam daerah yang sedang diselidiki.6. Data yang tersedia7. Analogi atau kesamaanMenurut cholid narbuko, (2001;144) Sumber sumber yang dapat menyebabkan tidak terbuktinya hipotesis adalah:1. Landasan teori Bila landasan teori yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang relevan diterapkan maka hipotesisnya akan menjadi salah. Hal ini dapat terjadi karena peneliti salah dalam memilih sumber bacaan atau kurang dalam membaca kepustakaan, sehingga tidak menetahui informasi terakhir di bidang tersebut.2. Kesalahan SamplingKeadaan ini terjadi bila sample yang diambil tidak representative. Baik karena terlalu kecil atau kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik dari populasi.3. Kesalahan alat pengambil dataJika alat pengambil data tidak valid, maka hal yang benar akan terlihat palsu, sedang yang palsu justru terlihat benar. Apabila keadaan ini terjadi maka hipotesis dengan sendirinya menjadi tidak terbukti4. Kesalahan perhitunganWalaupun metode dan rumus yang digunakan sudah benar, tapi kalau terjadi kesalahan dalam menghitung akan menjadi hipotesis salah, meskipun kebenaran hipotesis tersebut sudah benar.5. Kesalahan Rancangan PenelitianRancangan penelitian adalah semacam strategi dan pedoman untuk menentukan langkah-langkah penelitian guna menguji hipotesis. Apabila rancangannya salah sudah bvarang tentu hipotesisnya tidak terbukti.6. Pengaruh Varibel LuaranBila pengaruh variable luaran terdapat data yang sangat kuat, sehingga data yang dikumpulkan buklan data yang dimaksud, mak hipotesis tidak dapat terbukti

C. Jenis- Jenis HipotesisAda dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian: 1. Hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Rumusan hipotesis kerja: a. Jika... maka... b. Ada perbedaan antara... dan... dalam... c. Ada pengaruh... terhadap... 2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis nol sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Rumusan hipotesis nol: a. Tidak ada perbedaan antara... dengan... dalam... b. Tidak ada pengaruh... terhadap... Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha. Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis. Menurut tingkat eksplanasi hipotesis yang akan diuji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Hipotesis deskriptif Yaitu Hipotesis yang menggambarkan spesifik ciri ciri suatu tentang nilai suatu variable mandiri, tidak membuat perband ingan atau hubungan. Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a.Seberapa besar peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap anggota keluarga yang lain ? b.Seberapa baik gaya kepemimpinan di lembaga X ?. c.Bagaimanakah intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama ? Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut : a.Peran keluarga dalam mencegah penularan TB paru terhadap keluarga yang lain sebagian besar baik. b.Gaya kepemimpinan dilembaga X telah mencapai 70 % dari yang diharapkan. c.Intensitas belajar mahasiswa Akper yang tinggal di Asrama di duga rendah. 2. Hipotesis komparatif (Perbedaan ) Yaitu Pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dengan membuat perbandingan dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a.Adakah perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu? b.Adakah perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosen keperawatan dikelas ? c.Bagaimanakah perbedaan tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama Dan di luar asrama ? Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut : a.Tidak terdapat perbedaan status gizi anak yang dibina posyandu dengan anak yang tidak dibina oleh posyandu? b.Ada perbedaan persepsi antara mahasiswa lulusan SMU dengan mahasiswa lulusan SPK terhadap penampilan Dosenkeperawatan dikelas. c.Tingkat prestasi mahasiswa Akper yang tidur di Asrama lebih baik dari mahasiswa yang tidur di luar asrama. 3. Hipotesis Asosiatif (hubungan) Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Sebagai contoh : Jika rumusan masalah sebagai berikut : a.Bagaimanakah hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas ? b.Bagaimanakah hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar ? c.Bagaimanakah hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila ? Dari pernyataan ini dapat dirumuskan hipotesis seperti berikut : a.Ada hubungan antara pengetahuan dengan perawatan payudara semasa nifas. b.Ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar. c.Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan terjadinya depresi pada usila

Persyaratan untuk membuat hipotesis yang baik yaitu :1. Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian dan dirumuskan dengan jels2. Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. Menunjukkan dengan nyata adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. 3. Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya dan didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai hipotesis yang baik :1. Hipotesis harus menduga Hubungan diantara beberapa variableHipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu dan kemudian diselidiki sampai dimana perubahan dalam variabel yang satu membawa perubahan pada variabel yang lain.2. Hipotesis harus Dapat DiujiHipotesis harus dapat di uji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.3. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan-Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam beberapa masalah, dan terkhusus pada permulaan penelitian, ini harus berhati-hati untuk mengusulkan hipotesis yang sependapat dengan ilmu pengetahuan yang sudah siap ditetapkan sebagai dasar. Serta poin ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk memeriksa literatur dengan tepat oleh karena itu suatu hipotesis harus dirumuskan bedasar dari laporan penelitian sebelumnya.4. Hipotesis Dinyatakan Secara SederhanaSuatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk kalimat deklaratif, hipotesis dinyatakan secara singkat dan sempurna dalam menyelesaikan apa yang dibutuhkan peneliti untuk membuktikan hipotesis tersebut.

D. Uji HipotesisUji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya. Uji hipotesis kadang disebut juga "konfirmasi analisis data". Keputusan dari uji hipotesis hampir selalu dibuat berdasarkan pengujian hipotesis nol. Ini adalah pengujian untuk menjawab pertanyaan yang mengasumsikan hipotesis nol adalah benar.Cara Menguji Hipotesis Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho). Misal dengan asumsi bahwa populasi tergambar dalam kurva normal. Maka jika kita menentukan taraf kepercayaan 95% dengan pengetesan 2 ekor, maka akan terdapat dua daerah kritik, yaitu di ekor kanan dan di ekor kiri kurva, masing-masing 2%. Langkah pengujian hipotesis:1. Menentukan Ho dan Ha. Ho merupakan niai hipotesis parameter dugaan yang di bandingkan dengan hasil perhitungan dari sampel. Ho di tolak hanya jika hasil perhitungan dari sampel tidak mungkin memiliki kebenaran terhadap hipotesis yang ditentukan terjadi. Ha diterima apabila Ho ditolak.2. Menetapkan tingkat signifikansi yang digunakan. Tingkat signifikansi adalah standar statistic yang digunakan untuk menolak Ho. Jika ditentukan tingkat signifikansi 5 persen (= 0,05), Ho ditolak jika hasil perhitungan sedemikian berbeda dengan nilai dugaan (yang dihipotesiskan). Catatn tentang kesalahan tipe I dan tipe IIKeputusanKemungkinan

Ho benarHo salah

Menerima HoPenerimaan benarKesalahan tipe II

Menolak HoKesalahan tipe IPenolakan benar

3. Memilih uji statistic. Uji statstistik merupakan salah satu dari satistik sampel, atau suatu versi yang ditransformasikan dari statitik sampel. Misalnya, meguji suatu nilai hipoesis dari rata-rat populasi, rata- rata dari suatu sampel random yang diambil dari populasi tersebut dapat dipakai sebagai uji statistic. Jika distribusi sampling dari rata-rata merupakan distribusi normal, nilai rata-rata sampel secara khusus ditranformasikan kesuatu nilai Z.4. Menentukan nilai kritis atau nilai- nilai uji statistic. Setelah memiliki hipotesis nol tertentu, tingkat signifikansi, dan uji statistic yang digunakan, kita tentukan nilai (atau nilai- nilai) uji statistic. Ada kemungkinan terjadi satu atau dua nilai, tergatung pada uji satu sisi atau dua sisi. Dalam setiap kasus, nilai kritis mengidentifikasi nilai dari uji statistic untuk menolak hipotesis nol.5. Menghitung nilai dari uji statistic. Misalnya, dalam pengujian nilai rata- rata populasi yang ditentukan, suatu sampel yang diambil secara random kita tentukan, kemudian nilai rata- rata sampel akan dihitung. Jika nilai kritis ditentukan dengan nilai Z, nilai rata- rata sampel diubah atau ditransformasikan kedalam nilai Z.6. Membuat keputusan. Nilai dari sampel statistic yang diobservasi dibandingkan dengan nilai kritis dari uji statistic. Apabila nilai hitung dari uji statistic berada di daerah penerimaan hipotesis nol kita putuskan untuk menerima hipotesis nol. Dan jika nilai hitung statistic berada di daerah kritis kita putuskan menolak hipotesis nol. Jika hipotesis nol ditolak, maka hipotesis alternaif diterima, da sebaliknya.Contoh soal:Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap prosuk mereka, apakah rata- rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang diprosuksi dan dipasarkan masih tetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya diketahui bahwa simpangan baku bersih perkaleng adaah 125 gram. Dari sampel 50 kaleng yang diteliti, diperolh rata- rata bersih 375 gram. Dapatkah diterima bahwa berat bersih rata- rata yang dipasarkan tetap 400 gram ? uji;ah dengan taraf nyata 5!Penyelesaian:Diketahui:n = 50, X= 375, = 125, o = 4001. Formulasi hipotesa:Ho : = 400Ho : < 4002. Taraf nyata dan nilai tabelnya: = 5%= 0,05Z0,05 = -1,64 3. Kriteria pengujian Ho di terima jika Zo -1,64Ho di tolak jika Zo -1,644. Uji statisticZo = Zo = = -1,415. KesimpulanKarena Zo = -1,41 yang berarti Zo -1,64 maka Ho di terima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa berat rata- rata susu bubuk merek Good Milk per kaleng yang dipasarkan sama dengan 400 gram

E. Pertanyaan PenelitianPertanyaan penelitian adalah suatu pertanyaan eksplisit tentang suatu masalah atau pokok persoalan yang menantang, dapat diperiksa atau dianalisis dan akan memberikan informasi baru yang berguna . Jawaban terhadap pertanyaan penelitian member masukan terhadap pengetahuan umum kita. Jawaban tersebut dapat digunakan oleh oranglain ditempat lain, karena jawaban tersebut valid tidak peduli siapa yang menanyakannya dan dimana jawaban itu diperoleh. Ini merupakan ciri khas hasil penelitian harus berupa fakta, bukan opini. Untuk penggunaannya pertanyaan penilitian seharusnya:1. Merupakan pertanyaan saat ini, meskipun penelitian itu baik bila masyarakat tidak memerlukan atau menginginkan hasil temuan penelitian , mereka akan mengabaikannya.2. Relevan dengan pokok persoalan sehari-hari.3. Jelas. Semakin jelas pertanyaan , semakin jelas jawabannya dan semakin dapat digunakan dilahan praktek4. Memberikan petunjuk pada laporan penelitian selanjutnyaInti dari suatu penelitian ialah dikarenakan adanya masalah yang perlu diatasi, ada fenomena yang belum diketahui dan penting untuk diketahui. Cara peneliti untuk merumuskan hal tersebut secara jelas ialah dengan membuat pertanyaaan penelitian yang akan di jawab dalam penelitian. Ciri-ciri merumuskan pertanyaan yang baik yaitu: Aktual, Adanya paradoks, dan dilakukan dengan pendekatan yang berbeda. Pertanyaan dalam penelitian dapat dibagi dalam dua kategori:1. Pertanyaan umum (general research questions)Pertanyaan umum adalah pertanyaan yang lebih abstrak dan biasanya tidak dapat dijawab secaralangsung (karena sangat umum). Contohnya: Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan minat baca seorang siswa?

2. Pertanyaan spesifik (specific research questions)Pertanyaan spesifik adalah pertanyaan yang lebih rinci, lebih khusus dan jelas. Pertanyaan ini dapat dijawab secara langsung karena secara langsung mengacu pada data-data penelitian yang akan dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.Contoh hipotesisH0 : kepuasan pelanggan tidak berpengaruh positif terhadap loyalitas pelangganHa : kepuasan pelanggan berpengaruh positif terhadap loyalitas pelangganPertanyaan penelitian:Pertanyaan umum:a. Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan?b. Bagaimana loyalitas pelanggan?c. Apakah pelanggan puas dengan layanan jasa?Pertanyan spesifik a. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh positifterhadap loyalitas pelanggan pada.?b. Apakah kualitas jasa berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan dengan mediasi variable kepuasan pelanggan?

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah dan Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga dapat diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian yaitu hipotesis kerja atau alternatif, disingkat Ha. dan hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho.Cara Menguji Hipotesis Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak hipotesis tersebut. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol (Ho).

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakrta : PT. Rineka CiptaBrink, Pamela J. (2000). Langkah dasar dalam perencanaan riset keperawatan:dari pertanyaansampai proposal edisi 4. Jakarta: EGCBudiharto. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan dengan contoh bidang Ilmu Keseatan Gigi.Jakarta: EGC.Hasan, Iqbal. 2005. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta : Bumi Aksara.J. Bring, Pamela dan Marilyn J. Wood. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan RisetKeperawatan Edisi 4. Jakarta: EGCMunir, Renaldi. 2012. Probabilitas dan Statistik. Bandung : Sekolah Teknik Elektro daNInformatika ITB.Narbuko, cholid. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi AksaraNasution MA, S, Prof, Dr. 2003. Metode Research. Jakarta : Bumi AksaraNursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.Jakarta : Salemba MedikaPriyo, Sutanto. 2011.Statistik Kesehatan.Jakarta : Rajawali Riyanto, Yatim M, Drs, Dr. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SICSukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : RemajaRosdakaryaSuparmoko, M. 2009. Metode Penelitian Praktis Edisi 4. Yogyakarta: BPFE- YogyakartaUmar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia.Yani, Achir S. 1999. Buku Ajar Riset Keperawatan 1. Jakarta : PT. Widya Medika

15