9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu kepulauan yang berada di kawasan cincin api (ring of fire), dimana resiko untuk terjadi bencana sangat tinggi. Menurut Asian Disaster Reduction Centre (2013) dan the United Nation (1992) bencana adalah suatu gangguan serius terhadap fungsi masyarakat yang mengakibatkan kerugian manusia, material atau lingkungan yang luas melebihi kemampuan masyarakat yang terkena dampak dan harus mereka hadapi menggunakan sumber daya yang ada pada mereka. Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Negara Indonesia juga sebagai Negara yang letak geografisnya berada pada pertemuan 4 lempeng tektonik yang akan menjadikan wilayah Indonesia yang rawan terhadap bencana. Lempeng yang akan selalu bergerak dan bergesekan antar lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh di bawah permukaan bumi. Hal ini yang akan menjadikan negara Indonesia yang sangat rawan terhadap bencana. Salah satu wilayah Indonesia yang mempunyai dampak besar terkena bencana yaitu kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang dilalui oleh jalur cincin api (ring of fire). Wilayah yang dilalui jalur cincin api tersebut akan muncul titik-titik gunung berapi yang diakibatkan karena adanya pertemuan lempeng yang saling menubruk. Gunung berapi yang dekat dengan kabupaten klaten yaitu gunung Merapi yang telah mengakibatkan dampak bagi kabupaten klaten akibat erupsi. Ancaman gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010 karena erupsinya menyebabkan kerusakan dan kerugian yang sangat besar pada wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUANeprints.ums.ac.id/55608/12/BAB 1.pdf · tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api, atau runtuhan batuan. Gempa bumi dapat terjadi kapan saja

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah salah satu kepulauan yang berada di kawasan cincin api

(ring of fire), dimana resiko untuk terjadi bencana sangat tinggi. Menurut Asian

Disaster Reduction Centre (2013) dan the United Nation (1992) bencana adalah

suatu gangguan serius terhadap fungsi masyarakat yang mengakibatkan kerugian

manusia, material atau lingkungan yang luas melebihi kemampuan masyarakat

yang terkena dampak dan harus mereka hadapi menggunakan sumber daya yang

ada pada mereka. Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 angka

1, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor

alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak

psikologis. Negara Indonesia juga sebagai Negara yang letak geografisnya berada

pada pertemuan 4 lempeng tektonik yang akan menjadikan wilayah Indonesia

yang rawan terhadap bencana. Lempeng yang akan selalu bergerak dan

bergesekan antar lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh di bawah

permukaan bumi. Hal ini yang akan menjadikan negara Indonesia yang sangat

rawan terhadap bencana.

Salah satu wilayah Indonesia yang mempunyai dampak besar terkena

bencana yaitu kabupaten Klaten. Kabupaten Klaten merupakan wilayah yang

dilalui oleh jalur cincin api (ring of fire). Wilayah yang dilalui jalur cincin api

tersebut akan muncul titik-titik gunung berapi yang diakibatkan karena adanya

pertemuan lempeng yang saling menubruk. Gunung berapi yang dekat dengan

kabupaten klaten yaitu gunung Merapi yang telah mengakibatkan dampak bagi

kabupaten klaten akibat erupsi.

Ancaman gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober 2010 karena erupsinya

menyebabkan kerusakan dan kerugian yang sangat besar pada wilayah Kabupaten

2

Klaten. Erupsi juga mengakibatkan timbulnya korban jiwa dan luka-luka. Eropsi

gunung Merapi akan mengakibatkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi adalah

getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh

tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung api, atau runtuhan

batuan.

Gempa bumi dapat terjadi kapan saja sepanjang tahu, siang maupun

malam yang datang secara tiba-tiba yang akan berdampak buruk bagi siapa saja.

Gempa juga dapat menghancurkan bangunan dalam waktu beberapa detik saja,

dapat menewaskan dan melukai orang-orang yang berada di dalamnya. Selain itu,

bencana gempa bumi juga mengakibatkan dampak pada suatu lembaga pendidikan

atau sekolah di kabupaten Klaten. Sekolah merupakan tempat yang rentan terkena

dampak dan mengakibatkan korban karena banyaknya anak-anak. Anak-anak

adalah kelompok yang paling rentan selama adanya bencana, terutama apabila

terjadi bencana ketika sedang bersekolah. Perlu adanya pendidikan untuk

pengurangan resiko bencana, dimana peserta didik diberi pengetahuan mengenai

bencana.

Pendidikan adalah hidup bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ibu-

anak, dimana terjadi pelaksanaan nilai-nilai, dengan mana dia berproses untuk

akhirnya bias melaksanakan sendiri sebagai manusia punawan (Driyarkara dalam

Hadi 1992). Pendidikan adalah masalah yang penting bagi manusia karena

pendidikan akan menyangkut kelangsungan hidup manusia. Berhasilnya suatu

pendidikan yaitu salah satunya dipengaruhi oleh guru atau pendidik. Guru dalam

pendidikan memiliki peran yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena

guru memiliki tempat yang terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.

3

4

5

6

Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer

ilmu pengetahuan sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan

dan keteladanan.

Sekolah Siaga Bencana (SSB) telah diterapkan pada sebagian Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di kabupaten Klaten. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan siswa terhadap bencana. Sekolah Siaga Bencana

(SSB) juga dapat meningkatkan tingkat kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi

bencana khususnya bencana gempa bumi. Kurangnya pengetahuan siswa terhadap

bencana akan mengakibatkan dampak yang besar saat terjadinya bencana. Siswa

sebagai agen perubahan diharapkan bisa memberikan kontribusi pada masyarakat

dan keluarga sehingga perlu ditanamkan pengetahuan tentang bencana terutama

bencana gempa bumi. Selain itu, pemberian pengetahuan mengenai bencana juga

dapat dilakukan pada ekstra kurikuler di sekolah seperti pramuka.

Teknologi pendidikan diperlukan untuk menciptakan suatu pembelajaran yang

kreatif dan inovatif dalam upaya meningkatkan pengetahuan bencana gempa

bumi. Pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian

pesan dari sumber pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke

penerima pesan (Prasetya 2015). Proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif

dan efisien, maka guru perlu menggunakan media pembelajaran untuk

merangsang siswa untuk dapat lebih memahami pelajaran. Media pembelajaran

juga dapat digunakan untuk memberikan hal yang baru kepada siswa sehingga

siswa dapat lebih berantusias dalam belajar.

Menurut Ibrahim dkk dalam Prasetya 2015 media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran)

sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan belajar (siswa)

dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Kebanyakan

guru masih menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan pelajaran

sehingga mengakibatkan materi yang disampaikan menjadi hafalan dan susah

untuk dipahami. Menggunakan metode ceramah dapat membuat siswa menjadi

jenuh sehingga apa yang diajarkan oleh guru akan diacuhkan siswa begitu saja.

Apalagi dalam menyampaikan materi tentang gempa bumi tidak hanya ceramah

7

saja yang dibutuhkan tetapi media pembelajaran yang menarik dan inovatif sangat

dibutuhkan untuk meningkakan pengetahuan siswa terhadap bencana gempa bumi

sehingga siswa mudah memahami.

Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan adanya media pembelajaran sebagai

jawaban dari masalah tersebut yaitu dengan menggunakan media pembelajaran

poster. Menurut Sudjana dan Rivail (1990), poster adalah sebagai kombinasi

visual dan rancangan yang kuat, dengan kombinasi warna, dan pesan dengan

maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama

menanamkan gagasan yang berarti didalam ingatannya. Poster berisiskan lukisan

atau gambar yang dapat mendapatkan perhatian yang besar sebagai media untuk

menyampaikan informasi. Dengan demikian poster akan menjadikan sebuah

proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga akan berpengaruh untuk

meningkatkan prestasi siswa.

Menurut observasi yang dilakukan peneliti, proses pembelajaran di SMP N 3

Gantiwarno masih dengan menggunakan metode ceramah. Media yang digunakan

guru kebanyakan hanya menggunakan buku LKS maupun buku paket saja.

Sebagai upaya membuat media untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap

bencana gempa bumi, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

media poster dengan judul “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

POSTER UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TERHADAP

BENCANA GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 3 GANTIWARNO”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana yang telah diuraikan di

atas dapat diidentifikasikan berbagai masalah, yaitu :

1. Kurangnya kesadaran guru untuk menggunakan media pembelajaran

dalam proses belajar mengajar.

2. Kurangnya media pembelajaran dalam pembelajaran gempa bumi.

8

C. Pembatasan Masalah

Keterbatasan peneliti menjadi hambatan untuk menjangkau semua

permasalahan yang ada, maka dari itu diperlukan pembatasan masalah agar

permasalahan yang akan diteliti jelas. Pembatasan dari penelitian ini antara lain :

1. Penelitian dilakukan pada siswa SMP N 3 Gantiwarno karena lokasinya

yang dekat dengan gunung Merapi yang berdampak terkenanya bencana

gempa bumi.

2. Penelitian menggunakan sebuah media pembelajaran yaitu poster yang

berisikan tentang materi gempa bumi.

3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIID ekstrakulikuler pramuka.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam materi gempa bumi dengan

menggunakan media pembelajaran poster ?

2. Bagaimana kelayakan media pembelajaran poster dalam materi gempa bumi

pada ekstrakurikuler pramuka SMP N 3 Gantiwarno?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam materi gempa bumi dengan

menggunkan media pembelajaran poster.

2. Untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran poster dalam materi

gempa bumi pada ekstrakurikuler pramuka SMP N 3 Gantiwarno.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui kebutuhan media pembelajaran materi gempa bumi.

b. Mengetahui media pembelajaran poster materi gempa bumi yang dapat

dikembangkan.

9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini dapat diberikan kepada sekolah untuk dapat

digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan

siswa terhadap bencana gempa bumi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi manfaat bagi guru terutama pada mata

pelajaran Geografi agar dapat menggunakan media poster untuk

meningkatkan pengetahuan siswa terhadap bencana gempa bumi.

c. Bagi Siswa

Manfaat media pembelajaran poster dapat digunakan sebagai alat untuk

meningkatkan penegetahuan siswa dalam menghadapi bencana gempa

bumi.

d. Bagi Peneliti

1. Menambah pengalaman sebagai calon guru geografi yang dapat

menerapkan media poster sebagai sarana pembelajaran yang tepat.

2. Menerapkan ilmu yang sudah didapat saat di bangku kuliah untuk

masyarakat dan siswa saat menjadi guru geografi.

3. Pengembangan media materi kebencanaan melalui kegiatan

penelitian.