12
71 Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian. Hal ini disebabkan subjek penelitian sebagai sumber utama data penelitian, yaitu pihak yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Jika data yang dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti tidak menggambarkan kondisi subjek, maka isi penelitian tersebut tidak memiliki validitas yang tinggi atau kualitas penelitian tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian sosial, termasuk penelitian di bidang pendidikan, subjek penelitian yang sering kali digunakan adalah siswa atau guru. Sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi yang bersifat eksperimental sering kali digunakan pula hewan sebagai subjek, disamping manusia. Dalam proses pelaksanaan penelitian eksperimen, subjek penelitian dapat diteliti apa adanya tanpa ada ‘manipulasi’ kondisinya, tetapi terdapat pula penelitian eksperimen yang harus melakukan ‘manipulasi’ kondisi subjeknya terlebih dahulu. A. Populasi Penelitian Perlu dipahami bahwa kesimpulan hasil penelitian pada dasarnya menggambarkan keberadaan subjek penelitian. Subjek

Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

71

Bab 7

SUBJEK PENELITIAN

Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian

merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan

dan kualitas isi penelitian. Hal ini disebabkan subjek penelitian

sebagai sumber utama data penelitian, yaitu pihak yang memiliki

data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Jika data yang

dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti tidak menggambarkan

kondisi subjek, maka isi penelitian tersebut tidak memiliki validitas

yang tinggi atau kualitas penelitian tersebut tidak dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian sosial, termasuk penelitian di bidang

pendidikan, subjek penelitian yang sering kali digunakan adalah

siswa atau guru. Sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi

yang bersifat eksperimental sering kali digunakan pula hewan

sebagai subjek, disamping manusia. Dalam proses pelaksanaan

penelitian eksperimen, subjek penelitian dapat diteliti apa adanya

tanpa ada ‘manipulasi’ kondisinya, tetapi terdapat pula penelitian

eksperimen yang harus melakukan ‘manipulasi’ kondisi subjeknya

terlebih dahulu.

A. Populasi Penelitian

Perlu dipahami bahwa kesimpulan hasil penelitian pada

dasarnya menggambarkan keberadaan subjek penelitian. Subjek

Page 2: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

72

penelitian dapat sangat luas, tetapi dapat pula terbatas. Kumpulan

individu (subjek) yang relatif banyak jumlahnya tersebut

merupakan populasi. Populasi menggambarkan keseluruhan

individu, sesuai dengan ruang lingkup (batasan) peneliti. Masing-

masing individu dalam suatu populasi tersebut memiliki jumlah

variabel yang sangat banyak, dan masing-masing variabel

kondisinya juga yang sangat beragam. Jika setiap subjek penelitian

memiliki kondisi sama, maka peneliti tidak perlu melakukan studi

populasi, tetapi hanya melakukan studi padab satu individu saja

sudah cukup.

Peneliti seringkali merasa kebingungan dalam menggunakan

istilah subjek penelitian atau populasi, yang pada umumnya ditulis

dalam bab III. Subjek penelitian merupakan individu- individu yang

dipilih oleh peneliti sebagai sumber data. Jika suatu penelitian

menggunakan banyak subjek penelitian, maka kumpulan-kumpulan

dari banyak subjek tersebut sebagai populasi. Penggunaan istilah

subjek penelitian dianggap tepat digunakan jika jenis penelitian

tersebut memang tidak terkait dengan suatu populasi. Misalnya,

pada penelitian Studi Kasus, penelitian tindakan maupun

eksperimen; beberapa jenis tersebut menggunakan subjek yang

bercirikan khusus saja, maka tepat jika menggunakan istilah subjek

penelitian saja.

Sedangkan pada penelitian yang menggunakan teknik

pengambilan sampel yang terkait dengan ciri-ciri umum dari semua

subjek - agar pengambilan tersebut bersifat representatif - maka

dalam penelitian tersebut lebih tepat menggunakan istilah

populasi; dan istilah sampel untuk menggambarkan subjek-subjek

yang dipilih dari suatu populasi. Oleh karena itu, dalam bab III

laporan penelitian pada penelitian inferensial lebih tepat

Page 3: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

73

menggunakan istilah Populasi dan Sampel dari pada istilah subjek

penelitian.

Populasi merupakan kumpulan atau kelompok banyak subjek

– minimal 30 orang - yang hasilnya dapat digeneralisasi. Setiap

peneliti perlu menentukan populasi penelitiannya secara jelas

sehingga melalui identifikasi ciri-ciri atau karakteristik tersebut,

peneliti dapat membedakan dari populasi atau kelompok subjek

yang lain. Pada umumnya, ciri atau karakteristik subjek penelitian

tersebut disusun secara emplisit di dalam judul penelitian. Ciri-ciri

tersebut dianggap penting karena digunakan sebagai landasan

untuk pengambilan subjek.

Dalam penelitian survai, peneliti harus memiliki batasan

populasi dan cara penentuan sampel (sampling) yang jelas. Hal ini

disebabkan tujuan penelitian survai adalah untuk memperoleh

deskripsi objektif mengenai keadaan populasi. Dengan demikian,

batasan dan karakteristik populasi harus jelas dan tegas sehingga

kesimpulan penelitian jelas pula target generalisasinya. Menurut

Azwar (1999), begitu pentingnya pembatasan karakteristik populasi

ini sehinggga pemilihan sampel dan pengambilan data belum dapat

dilakukan sebelum batasan populasi tersebut ditegakkan dengan

benar.

Misal penelitian yang berjudul “Pengaruh Konsep Diri

terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW”,

maka poulasinya adalah mahasiswa dari program studi BK FKIP

UKSW; bukan keseluruhan mahasiswa FKIP, atau bukan

keseluruhan mahasiswa di UKSW. Jika pengambilan subjek

penelitian (keseluruhan mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW) juga

masih dianggap terlalu banyak, maka peneliti dapat mengambil

sampel secara acak yang mewakili ciri-ciri dari populasi. Dengan

Page 4: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

74

adanya keterbatasan kondisi finansial, waktu, pikiran dan

tenaganya, maka peneliti perlu membatasi ruang lingkup

penelitiannya agar sesuai dengan jangkauan sumberdaya

(kemampuan) peneliti. Mengenai pengambilan sampel, akan

dijelaskan pada bagian berikut.

Pada jenis penelitian tindakan maupun eksperimen, peneliti

selalu membatasi ruang lingkup subjek penelitian. Biasanya dalam

penelitian tindakan maupun eksperimen, peneliti memilih subjek

penelitian dengan ciri atau karakteristik tertentu; tanpa melakukan

pilihan secara acak (random). Pemilihan seperti inilah yang disebut

sebagai teknik purposive.

Misalnya, dalam penelitian di bidang bimbingan dan konseling yang

berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar melalui Layanan Bimbingan

Konseling pada Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Salatiga”, peneliti

memilih subjek (siswa) kelas XI IPS yang memiliki motivasi belajar

rendah. Jadi subjek yang dipilih bukan semua siswa kelas XI atau

bahkan bukan semua siswa SMAN2, tetapi hanya khusus siswa kelas

XI IPS yang memiliki motivasi rendah. Hal ini disebabkan dalam

penelitian tersebut peneliti berupaya (bertujuan) meningkatkan

motivasi belajar subjek penelitiannya dengan memberi tindakan

atau treatment yang dianggapnya tepat yaitu layanan BK.

Sedangkan pada penelitian inferensial, dicirikan dengan

penggunaan banyak subjek penelitian, yang tergabung dalam suatu

populasi. Keberadaan seluruh subjek penelitian tersebut dapat

distudi secara langsung sesuai variabel yang sudah ditentukan,

sehingga hasil penelitian benar-benar menggambarkan keberadaan

subjek penelitian. Oleh karena itu, hasil dari penelitian inferensial

biasanya dapat digeneralisasikan karena memiliki subjek yang

relatif banyak. Menurut hasil kesepakatan para ahli statistik, dalam

Page 5: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

75

analisis statistik inferensial membutuhkan minimal subjek sebanyak

30 orang, supaya hasilnya dapat digeneralisasi. Penelitian tersebut

dapat digeneralisasi artinya hasil penelitian ini menggambarkan

kondisi populasi secara keseluruhan meskipun subjek yang diteliti

hanya diambil secara sampel.

Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa jika subjek penelitian

dianggap sangat banyak dan berada di luar jangkauan kemampuan

peneliti, maka peneliti dapat melakukan studi sampel atau teknik

sampel. Selain itu, menurut Azwar (1999) pengambilan sampel dari

populasi juga dapat dilakukan jika batasan populasinya tidak mudah

untuk didefinisikan.

B. Teknik Pengambilan Sampel dalam Penelitian Tindakan

Pada kondisi tertentu yakni dalam kondisi keterbatasan

waktu, tenaga pikiran dan finansial, maka peneliti tidak perlu

mengumpulkan data dari keseluruhan subjek tetapi dapat hanya

sebagian saja dari anggota populasi. Pengambilan sebagian anggota

populasi sebagai subjek penelitian inilah yang disebut sampel.

Meskipun hanya mengambil sebagian populasi namun kesimpulan

hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diberlakukan pada

seluruh populasi. Oleh karena itu, sampel yang diambil harus

mencerminkan karakteristik dan keadaan populasinya. Dengan

demikian, pengambilan sampel harus bersifat representatif sesuai

ciri-ciri yang dimiliki subjek dalam populasi.

Pengambilan sampel yang harus mencerminkan karakteristik

atau ciri-ciri yang dimiliki populasi biasanya tergolong penelitian

inferensial, sehingga penelitian inferensial disebut pula sebagai

penelitian yang dapat digeneralisasi. Oleh karena itu, teknik

Page 6: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

76

pengambilan sampel pada penelitian inferensial harus bersifat

probabilitas, yakni menggunakan teori kemungkinan dengan

tingkat kesalahan yang relatif kecil. Ada jumlah minimal tertentu

yang harus diambil peneliti supaya sampel dianggap sudah

mewakili sifat-sifat atau ciri-ciri atau karakteristik dari subjek-

subjek yang ada dalam populasi. Pengambilan sampel pada jumlah

minimal tertentu tersebut tergantung dari tingkat kesalahan yang

ditetapkan (misalnya tingkat kesalahan 5% atau tingkat kesalahan

1%).

Ada kalanya pada jenis penelitian tertentu, peneliti tidak

perlu harus memikirkan suatu populasi beserta karakteristiknya.

Misalnya pada penelitian tindakan maupun eksperimen, peneliti

hanya membatasi subjek penelitiannya dengan ciri-ciri tertentu,

sehingga jumlahnya tak begitu banyak. Bahkan, dalam penelitian

tertentu, peneliti dapat membatasi subjeknya dengan karakteristik

yang khusus dan jumlahnya benar-benar sangatlah terbatas,

misalnya penelitian Studi Kasus. Pada jenis penelitian Studi Kasus,

biasanya jumlah subjeknya tidak banyak dan justru sangat terbatas

(misalnya dua orang bahkan hanya satu orang) karena dalam

menentukan subjek dibatasi berdasar ciri-ciri yang sangat khusus

atau unik atau tidak dimiliki pada umumnya orang.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ada banyak ragam

teknik pengambilan sampel. Berbagai teknik pengambilan sampel

tersebut dibagi menjadi dua kelompok yakni probablity sampling,

dan teknik non-probability sampling. Kelompok probability

sampling adalah bagian teknik sampel dari suatu penelitian, yang

hasil penelitiannya dapat digeneralisasi yakni untuk penggambaran

secara umum pada populasi. Pada umumnya analisis penelitian

pada kelompok probability sampling menggunakan statistik

inferensial yakni statistik yang menguji suatu hipotesis. Sedangkan

Page 7: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

77

kelompok non-probability sampling, sebagai teknik pengambilan

sampel dari suatu penelitian, dimana hasilnya hanya khusus terjadi

pada subjek yang dipilih, bukan menggambarkan kondisi populasi

atau subjek yang lebih luas. Teknik analisis pada penelitian yang

menggunakan non-probability sampling biasanya termasuk

penelitian kualitatif, yang menggunakan analisa deskripsi belaka.

Pada penelitian yang memiliki subjek penelitian yang terbatas

jumlah populasinya maka menggunakan teknik non-probability

sampling. Oleh karena itu, temuan hasil penelitiannya hanya

berlaku untuk subjek-subjek yang terpilih, pada saat dan lokasi

dimana penelitian dilakukan. Hasil penelitian tersebut tidak dapat

digeneralisasi untuk menggambarkan kondisi subjek-subjek yang

lain, karena pengambilan sampelnya hanya tertentu saja yakni

bercirikan tertentu, bukan berdasarkan suatu populasi.

Ada beberapa cara atau teknik yang dapat digunakan dalam

kelompok non-probability sampling, seperti yang dijelaskan di

bawah ini.

a. Quota Sampling

Teknik Qouta Sampling merupakan cara pengambilan sampel

berdasarkan pada batasan jumlah subjek yang harus diambil,

tanpa mementingkan atau menekankan acak (random). Pada

umumnya jumlah tersebut terkait dengan keberadaan

(keterbatasan) dana yang ada. Biasanya penelitian yang

menggunakan quota sampling merupakan penelitian

‘pesanan’ sebagai satu ‘proyek’ dari suatu lembaga tertentu.

Banyak sedikitnya subjek yang digunakan tergantung

kemampuan finansial (biaya) yang tersedia.

Page 8: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

78

Misal, penelitian tentang “Pendapat Warga Salatiga tentang

Kebersihan Kota Salatiga”. Tidak semua warga Salatiga

memiliki kesempatan yang sama sebagai subjek penelitian.

Peneliti sudah menentukan jumlah subjek berdasarkan

kemampuan finansial penelitian, sehingga jumlah subjek

tersebut yang harus dipenuhi.

b. Purposive Sampling

Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan

subjek penelitian yang berdasarkan adanya ciri-ciri khusus

yang ditentukan oleh peneliti. Subjek dalam penelitian ini

tidak diambil secara random atau acak tetapi sudah

ditentukan peneliti berdasarkan ciri-ciri tertentu tersebut.

Jumlah subjek penelitian melalui teknik purposive sampling

biasanya terbatas. Pada penelitian studi kasus jumlah subjek

penelitiannya sangatlah terbatas. Bahkan dalam studi kasus,

peneliti dapat menggunakan jumlah subjek penelitiannya

hanya dua maupun satu subjek.

Pada umumnya jenis penelitian yang menggunakan teknik

purposive sampling adalah penelitian tindakan, penelitian

eksperimen maupun studi kasus. Oleh karena itu, hasil

temuan penelitian ini hanya berlaku pada subjek yang sedang

diteliti itu saja; tidak dapat digunakan untuk generalisasi pada

subjek lain yang lebih luas.

Misal, penelitian tindakan yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Pro-Sosial melalui Permainan Tradisional pada

Siswa TK A Kamulyan Terpadu Salatiga”. Dalam hal ini, peneliti

menentukan subjek penelitiannya berdasar kondisi

kemampuan pro-sosial yang masih rendah. Peneliti

Page 9: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

79

melakukan identifikasi masalahnya melalui kegiatan pra-

penelitian; dengan cara chek list. Berdasar hasil pra-penelitian

tersebut akhirnya peneliti memilih siswa berkemampuan pro-

sosial rendah sebagai subjek penelitian.

Contoh yang lain berupa penelitian studi kasus dengan judul

“Keputusan Menentukan Kelahiran pada Mahasiswa yang

Belum Nikah”. Subjek penelitiannya adalah mahasiswi yang

sedang mengandung tetapi masih berstatus belum nikah.

Jumlah subjek sangatlah terbatas yakni dua atau satu orang

saja sudah cukup; karena mencari subjek penelitian dengan

karakteristik sesuai judul tersebut sangatlah sulit.

Keberadaan mahasiswa yang mengandung tetapi belum

menikah sangatlah sulit dijumpai; apalagi hal ini menyangkut

rahasia mengenai keberadaan pribadi dirinya.

c. Insidental atau ”Asal ketemu”

Dalam teknik insidental atau ‘asal ketemu’ ini, peneliti tidak

disibukkan dengan memperhatikan suatu populasi; bahkan

tanpa memperhatikan jumlah minimal subjek penelitian yang

harus digunakan. Peneliti hanya membuat suatu ciri saja yang

dimiliki subjek, dan ‘personal’ yang digunakan sebagai subjek

penelitian hanya saat bertemu (diketemukan) oleh peneliti

(enumerator). Peneliti dapat menemui subjek penelitiannya

dimana saja, asal ketemu, dengan menggunakan instrumen

berupa angket maupun panduan wawancara. Misalnya

bertemu di jalan, di gerbang pintu kantor, di pertokoan

maupun di tempat-tempat umum lainnya.

Misal, terdapat penelitian tentang “Pendapat Warga

mengenai Layanan Parkir di kota Salatiga”. Peneliti dapat

menemukan subjek penelitiannya di depan pintu parkir atau

Page 10: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

80

di jalan. Subjek penelitian yang dipilih adalah yang biasa

parkir – berarti yang naik motor atau mobil - dan yang

memang diketemukan oleh peneliti. Dalam hal ini tidak ada

ketentuan mengenai jumlah subjek penelitiannya. Subjek

penelitian hanya diwawancarai sebentar atau hanya mengisi

angket yang cukup ringkas.

d. ”Snow Balling”

Penelitian yang menggunakan teknik Snow Balling biasanya

tanpa memperhatikan sifat generalisasi, dan tanpa

memperhatikan jumlah minimal yang harus dipenuhi agar

mewakili sifat-sifat subjek penelitian. Disebut snow balling

karena sistem pengambilannya menggambarkan seperti salju

yang menggelinding. Semakin ke bawah, salju tersebut

semakin besar. Dalam hal ini, peneliti belum atau tidak

banyak mengetahui domisili subjek penelitian tersebut,

sehingga harus menanyakannya pada subjek yang

diketahuinya terlebih dahulu. Oleh karena itu, awalnya

peneliti terlebih dahulu menentukan subjek penelitian yang

diketahuinya; selanjutnya mendatangi pada subjek

berikutnya yang diketahui oleh peneliti dari subjek pertama.

Misalnya, penelitian yang berjudul “Upaya Memperoleh

Pekerjaan pada Alumni Progdi BK UKSW”. Peneliti dengan

instrumen (misalnya angket) mendatangi ke sejumlah subjek

penelitiannya (alumni Progdi BK UKSW) yang sudah diketahui

alamatnya. Melalui pertemuan tersebut menanyakan

keberadaan (antara lain alamat) alumni lain yang

diketahuinya. Selanjutnya peneliti, mendatangi sejumlah

alumni-alumni yang sudah disebutkan oleh subjek penelitian

yang pertama; dan juga menanyakan keberadaan (antara lain

Page 11: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

81

alamat) alumni lain yang diketahuinya. Begitu seterusnya,

sehingga pada akhirnya jumlah subjek penelitiannya menjadi

cukup banyak.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa teknik

pengambilan sampel yang tergolong non-probability sampling tidak

dapat digeneralisasi atau tidak dapat digunakan untuk

menggambarkan kondisi suatu populasi. Jadi, hasil penelitian

tesebut hanya berlangsung pada saat penelitian, dan hanya berlaku

pada subjek yang terpilih saja.

Jika peneliti menginginkan hasilnya dapat digeneralisasi maka

harus menggunakan salah satu atau gabungan dari teknik

pengambilan sampel yang tergolong probability sampling.

Pemilihan sampel yang tergolong probability sampling tersebut

hanya berlangsung pada penelitian inferensial. Sebelum

menentukan teknik pengambilan sampel pada penelitian

inferensial ini, peneliti juga perlu menentukan jumlah minimal

subjek penelitian yang harus dipilihnya supaya dapat mewakili

secara representatif keseluruhan subjek dalam suatu populasi.

Soal 7.

1. Carilah dan kajilah dua penelitian yang menggunakan istilah

Subjek Penelitian, dan yang menggunakan istilah Populasi

pada individu yang diteliti!

2. Apa makna ‘dapat digeneralisasi’ pada sampel suatu

penelitian?

3. Apa makna ‘representatif’ dan terjadi (digunakan) pada

penelitian yang bagaimana? (jelaskan!)

Page 12: Bab 7 - UKSW...Bab 7 SUBJEK PENELITIAN Dalam kegiatan penelitian, penentuan subjek penelitian merupakan bagian yang penting terkait dengan pencapaian tujuan dan kualitas isi penelitian

82

4. Carilah dua penelitian yang menggunakan teknik

pengambilan sampel secara Clasified Random Sampling, dan

kajilah jumlah subjek yang digunakan berdasar tingkat

kesalahan yang digunakan serta populasinya!

5. Jelaskan, apa makna purposive, dan digunakan pada

penelitian yang berjenis bagaimana? (carilah dua contoh

penelitian dengan teknik purposive!)