6
4.2.2. Total Disolved Solid (TDS) dan Electrical Conductivity (EC) Permeat Total disolve solid (TDS) atau total zat padat terlarut merupakan jumlah total zat terlarut baik yang organic maupun anorganic yang terdapat dalam sebuah larutan. TDS meter berfungsi untuk mengukur jumlah partikel padatan terlarut dimana TDS meter ini akan menggambarkannya dalam satuan Part Per Million (PPM) atau sama dengan miligram per Liter (ml/L) yang akan ditujukkan berupa angka digital pada displaynya. 15 30 45 60 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ultrafiltrasi Reverse Osmosis Gambar 4.5. Pengaruh kinerja membran Ultrafiltrasi dan membran Reverse Osmosis terhadap % penurunan TDS dengan interval waktu 15 menit Dari gambar 4.5 Dapat disimpulkan bahwa kinerja membran UF dan membran RO mempengaruhi penurunan TDS dimana terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sampel membran ultrafiltrasi dan membran RO. Namun pada

Bab 4 Witi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gbgbg

Citation preview

4.2.2. Total Disolved Solid (TDS) dan Electrical Conductivity (EC) PermeatTotal disolve solid (TDS) atau total zat padat terlarut merupakan jumlah total zat terlarut baik yang organic maupun anorganic yang terdapat dalam sebuah larutan. TDS meter berfungsi untuk mengukur jumlah partikel padatan terlarut dimana TDS meter ini akan menggambarkannya dalam satuan Part Per Million (PPM) atau sama dengan miligram per Liter (ml/L) yang akan ditujukkan berupa angka digital pada displaynya.

Gambar 4.5. Pengaruh kinerja membran Ultrafiltrasi dan membran Reverse Osmosis terhadap % penurunan TDS dengan interval waktu 15 menit Dari gambar 4.5 Dapat disimpulkan bahwa kinerja membran UF dan membran RO mempengaruhi penurunan TDS dimana terdapat perbedaan yang signifikan terhadap sampel membran ultrafiltrasi dan membran RO. Namun pada membran UF dan RO persentase penurunan TDS nya tidak terlalu signifikan disetiap menitnya pada interval waktu 15 menit. Pada hasil pengolahan dapat dilihat kinerja RO sangat berpengaruh dalam penurunan TDS, persentase penurunan TDS pada unit ini sangat tinggi. Persentase penurunan TDS pada unit RO mencapai 98,27%. Sedangkan penurunan persentase pada membran UF hanya mencapai 18,10%. Data ini dapat menunjukkan bahwa semakin kecil pori-pori yang dimiliki oleh suatu membran maka semakin baik kerja membran untuk menyaring kandungan logam dari suatu larutan.

Gambar 4.6. Pengaruh kinerja membran Ultrafiltrasi dan membran Reverse Osmosis terhadap % penurunan EC dengan interval waktu 15 menit Electrical Conductivity (EC) merupakan ukuran kemampuan dari suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. EC merupakan sifat fisik air yang mengindikasikan kandungan ion-ion yang berupa ion bermuatan positif (kation) dan ion yang bermuatan negatif (anion) yang terlarut dalam air, umumnya berasal dari garam-garan terlarut. Kandungan ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik ini dapat diukur dengan mengguankan EC meter. Dari gambar 4.6 dapat disimpulkan bahwa hasil EC berbanding lurus dengan hasil TDS. Dapat dilihat dari gambar diatas terdapat perbedaan yang signifikan antara UF dan RO. Persentase penurunan EC pada data diatas pada unit UF mencapai 27,76 %. Sedangkan pada RO mencapai 95,87%. Hasil data EC hampi sama dengan TDS karena adanya partikel logam yang tidak tersaring pada air hasil. Hasil EC dan TDS dapat berbanding lurus karena keduanya sama-sama berfungsi untuk menganalsa kandungan logam.

4.2.3. WRP (Water Recovery Percent) atau Persentase Perolehan Air BersihWater Recovery Percentage (WRP) adalah persentase air hasil yang dihasilkan dari jumlah air yang melewati membran. WRP merupakan salah satu uji perolehan air bersih yang penting agar evaluasi terhadap produk dapat dilakukan dengan tepat. WRP yang dinyatakan sebagai persentase perolehan air bersih sangat bergantung pada keseluruhan tahap analisis sehingga diperlukan ketepatan yang tinggi dalam perhitungan terhadap laju alir permeat dan laju alir konsentrat. Persen perolehan air bersih dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

dimana:PF = laju alir permeat, lpmRF = laju alir konsentrat, lpm

Gambar 4.9. Pengaruh waktu terhadap WRP pada AAT Sintetik dengan laju alir RO 2,5 lpm dan 3 lpm.Water Recovery Percentage (WRP) terhadap laju alir Reverse Osmosis konstan. Dari data yang hasilkan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi laju alir pada RO maka hasil WRP nya juga semakin meningkat. WRP tertinggi pada laju alir RO 3 lpm sebesar 70,58% sedangkan yang terendah pada laju alir 2,5 lpm sebesar 55,55%.

4.2.4. Hasil Analisa Kandungan SulfatPada air keluaran membran UF dan RO dilakukan analisa penurunan kandungan mangan (Mn), Besi (Fe) dan Sulfat (SO4-2). Penurunan kandungan logam ini dapat dilihat dari gambar 4.10 yang akan menunjukkan angka persentase penurunan logam pada unit pengolahan air asam tambang.

Gambar 4.10. Penurunan Kandungan ManganPada analisa air hasil pengolahan unit UF dan RO dapat dilihat persentase penurunan logam terjadi perubahan signifikan. Pada analisa tersebut didapatkan penurunan logam Fe sebesar 17,95% sampai 53,78%, persentase penurunan Mn sebesar 41,75% sampai 96,37%, dan persentase penurunan Sulfat mencapai 75,41% - 98,41%. Pada analisa diaatas hasil persentase penurunan logam paling kecil terjadi pada sampel pH 3,5 ini disebabkan karena banyaknya kotoran sebelumnya pada membran RO yang dilakukan sebelumnya sehingga kinerja membran mengalami sedikit penurunan dengan terikutnya logam yang tidak tersaring oleh membran. Namun pada sampel pH 3,5 kerja membran masih cukup baik dalam menyaring logam sulfat sehingga mencapai 41,75%.Dari hasil analisa ketiga pH sampel diatas didapatkan bahwa untuk hasil pengolahan air pada unit RO dengan pori-pori 0,0001 mikron dapat menyaring kandungan sufat yang lebih tinggi karena persentase penurunan nya paling tinggi dan stabil. Ini juga menunjukkan bahwa kerja unit RO masih cukup baik.