Upload
ahmad-jasir-rasyidi
View
32
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
frf
Citation preview
BAB IV
PENGUJIAN GETARAN MEKANIS
4.1 Pendahuluan
Fenomena getaran di kehidupan sehari-hari sangatlah banyak, getaran tersebut ada
yang memberikan manfaat ada juga yang tidak. Getaran yang dapat memberikan manfaat
sangatlah menguntungkan kita, seperti halnya memainkan gitar, karena adanya getaran
dari senar-senarnya yang kita petik dapat memberikan nada-nada yang indah. Sebaliknya
getaran yang tidak memberikan manfaat sangatlah tidak diinginkan karena kita
mengalami kerugian, contohnya saja mesin-mesin industri karena adanya getaran maka
akan berdampak merusak komponen-komponen mesin sehingga mengurangi lifetime dari
mesin tersebut.
4.1.1 Latar Belakang
Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi
kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat
tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. Mesin
dan sistem rekayasa yang bergetar pasti memiliki frekuensi pribadi, frekuensi dari sistem
getaran bebas yang ditentukan oleh sifat dari sistem tersebut [Yefrichan, 2014].
Permasalahan getaran di atas sangat penting dilakukan adanya praktikum pengujian
getaran disamping mata kuliah getaran mekanis. Sebagai calon engineer yang nantinya
menghadapi dunia kerja yang berhubungan dengan perhitungan getaran, mahasiswa
diharuskan mengetahui fenomena getaran yang terjadi akibat putaran mesin. Untuk itu
praktikum yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas
Diponegoro memiliki manfaat, yaitu mahasiswa dapat mengembangkan keterampilannya
langsung di tempat praktikum dengan mencoba alat pengujian getaran dan mahasiswa
dapat membandingkan teori dengan praktikum secara langsung.
4.1.2 Tujuan Praktikum
Pada praktikum getaran mekanis ini praktikan diharapkan mampu:
1. Mengenal fenomena getaran paksa dan getaran bebas.
2. Mengenal dan memahami parameter getaran bebas secara sederhana yakni frekuensi
pribadi dan faktor peredaman.
3. Mengetahui parameter yang mempengaruhi besar simpangan pada getaran paksa.
4. Mengukur besar amplitudo dan panjang gelombang pada getaran bebas.
5. Membandingkan hasil pengukuran getaran paksa dan getaran bebas dengan hasil
teoritis.
6. Mengenal fenomena efek pelayangan dan batas gelombang linier pada getaran bebas
dan getaran paksa.
[Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar Mekanika, 2015]
4.1.3 Batasan Masalah
Dalam laporan praktikum tentang percobaan pengujian getaran mekanis yang
dilakukan oleh praktikan selama praktikum Fenomena Dasar Mekanika Jurusan Teknik
Mesin Universitas Diponegoro, penulis membatasi pembahasanya, yaitu pengujian
getaran mekanis hanya dilakukan 2 jenis pengujian, yakni pengujian getaran paksa dan
bebas pada beam. Pengujian dilakukan pada 3 posisi pegas, yakni pada ujung beam, 5cm
dari ujung beam dan 10cm dari ujung beam. Pada pengujian getaran paksa putaran
motornya mulai dari 100 rpm sampai dengan 400 rpm dengan kenaikan 30 rpm. Pengujian
getaran mekanis ini dilakukan tanpa adanya peredaman.
4.2 Dasar Teori
Gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu disebut getaran.Getaran
berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi
kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat
tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya. Pada
gelombang didalam perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel
perantaranya. Contoh getaran dan gelombang bisa dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Getaran dan gelombang
[Rao, 2011]
Pergerakan naik turun adalah pergerakan gelombang sedangkan arah rambat
menunjukan getaran itu merambat sehingga bisa disebut gelombang.
Pada Gambar 4.2 akan ditunjukan fenomena getaran yang terjadi pada pengujian
getaran.
Gambar 4.2 Fenomena pelayangan
[Rao, 2004]
Paga Gambar 4.2 menunjukan fenomena pada saat dua gerak harmonik dengan
frekuensi yang saling mendekati satu sama lain, hasilnya akan menunjukan fenomena
yang dikenal beats atau efek pelayangan [Singiresu, 2011].
Pada Gambar 4.3 ditunjukkan Fenomena gelombang linier dan non linier dimana
gelombang yang dikategorikan linier artinya puncak dan lembah gelombang memiliki
amplitudo yang sama atau sinusoidal sedangkan untuk gelombang non linier yaitu
amplitudo lembah dan bukitnya tidak sama.
(a) (b)
Gambar 4.3 (a) Fenomena gelombang linier dan (b) Fenomena gelombang non linier
[Rao, 2011]
4.2.1 Klasifikasi Getaran
Getaran diklasifikasikan menjadi getaran kontinyu dan getaran diskret, suatu
sistem bergetar secara diskret apabila sistem tersebut mempunyai derajat kebebasan,
getaran memiliki model fisik linier dan non linier yang dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu getaran bebas dan getaran paksa, dimana getaran bebas adalah getaran yang
diamati sebagai sistem yang berpindah dari kedudukan keseimbangan statis, dan getaran
paksa adalah getaran yang terjadi karena adanya gaya luar yang bekerja pada suatu sistem
sehingga sistem tersebut bergetar.
Pada praktikum fenomena dasar mekanika getaran mekanis, pengujian hanya
dilakukan pada getaran paksa dan bebas satu derajad kebebasan. Adapun rumus frekuensi
pribadi suatu sistem dalam satuan angular adalah :
=
Untuk mencari frekuensi pribadi sistem dalam satuan rpm digunakan rumus:
= 1
2
4.2.2 Pengujian Getaran Bebas Pada Beam
Untuk pengujian getaran bebas pada praktikum getaran mekanis fenomena dasar
mekanis 2015 digunakan spesifikasi elemen getaran sebagai berikut :
m2 = beam = 1,91 kg, (Kuningan) l = 63 cm
mmotor = motor + pemegang = 2,07 kg, Motor DC
mbusur = busur derajat = 0,20 kg, Plat
mmb = mmotor + mbusur = 2,27 kg
mp = pena + pemegang = 0,08 kg
k = pegas = 1215 N/m
v = penggulung kertas = 100 cm/menit
mb = massa pembebanan = 3,05 kg
m1 = mmb + mb = 5,32 kg
Pada saat getaran bebas pada ujung beam dipasang pena dan pemegang seberat 0,08
Kg dan titik berat 0,63 m, maka frekuensi pribadi saat pegas berada di ujung.
n = 32
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215.0,632
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752+ 3.0,08.0,682
n = 21,56 rad/s = 205,88 rpm
Saat pegas digeser 5 cm,
n = 3( )2
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215. (0,63 0,05)2
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752+ 3.0,08.0,682
n = 19,85 rad/s = 189,55 rpm
Saat pegas digeser 10 cm,
n = 3( )2
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215. (0,63 0,10)2
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752+ 3.0,08.0,682
n = 18,13 rad/s = 173,13 rpm
[Sriyono,2002]
4.2.3 Pengujian Getaran Paksa Pada Beam
Pada pengujian getaran mekanis pada praktikum fenomena dasar mekanis 2015,
spesifikasi elemen getaran dari alat yang dibuat diketahui sebagai berikut.
m2 = beam = 1,91 kg, (Kuningan) l = 63 cm
mmotor = motor + pemegang = 2,07 kg, Motor DC
mbusur = busur derajat = 0,20 kg, Plat
mmb = mmotor + mbusur = 2,27 kg
mpk = platina kontak = 0,02 kg
k = pegas = 1215 N/m
v = penggulung kertas = 100 cm/menit
mb = massa pembebanan = 3,05 kg
m1 = mmb + mb = 5,32 kg
Pada saat getaran paksa pada ujung beam dipasang mekanisme alat seberat 0,02 kg
dan titik berat 0,63 m, maka frekuensi pribadi saat pegas berada di ujung.
n = 32
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215.0,632
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 + 3.0,02.0,632
n = 21,86 rad/s = 209 rpm
Saat pegas digeser 5 cm,
n = 3( )2
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215. (0,63 0,05)2
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 + 3.0,02.0,632
n = 20,13 rad/s = 192 rpm
Saat pegas digeser 10 cm,
n = 3( )2
(22+ 312+ 32)
n = 3.1215. (0,63 0,10)2
(1,91.0,632+ 3. (2,27 + 3,05). 0,3752 + 3.0,02.0,632
n = 18,39 rad/s = 176 rpm
[Sriyono, 2002]
4.3 Alat dan Metode Praktikum
Dalam praktikum getaran mekanis alat pengujian diklasifikasikan menjadi 3
kelompok alat, yaitu :
4.3.1 Alat Pengujian Getaran Bebas
Alat pengujian getaran bebas adalah :
1. Massa pembebanan
Masa pembebanan berfungsi sebagai pemberi gaya eksitasi.
Gambar 4.5 Massa pembebanan.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
2. Beam
Beam adalah sebagai bagian dari sistem pada pengujian praktikum getaran mekanis.
Gambar 4.6 Beam.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
3. Pegas
Pegas adalah perangkat yang digunakan untuk untuk memberi gaya osilasi.
Gambar 4.7 Pegas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
4. Motor penggulung kertas
Motor yang berfungsi menggulung kertas hasil plotting getaran beam.
Gambar 4.8 Motor Penggulung Kertas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
5. Pemegang pena dan pena plotter
Pemegang pena adalah tempat dudukan pena, pena plotter adalah pena yang
digunakan untuk membuat plot getaran beam.
Gambar 4.9 Pemegang Pena dan Pena Plotter.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
6. Baut pembatas linieritas
Baut pembatas linieritas berfungsi untuk menjaga lineritas beam.
Gambar 4.10 Baut Pembatas Linieritas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
4.3.2 Alat Pengujian Getaran Paksa
Adapun alat pengujian getaran paksa adalah :
1. Motor DC + massa pembebanan
Motor DC dan masa pembebanan berfungsi untuk memberikan gaya eksitasi pada
beam.
Gambar 4.11 Motor DC + massa pembebanan.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
2. Beam
Beam adalah sebagai bagian dari sistem pada pengujian praktikum getaran mekanis.
Gambar 4.12 Beam.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
3. Pegas
Pegas adalah perangkat yang digunakan untuk memberi gaya osilasi.
Gambar 4.13 Pegas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
4. Mikrometer skrup
Mikrometer skrup berfungsi untuk mengukur besar simpangan.
Gambar 4.14 Mikrometer skrup.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
5. Platina kontak
Platina kontak berfungsi untuk mengalirkan arus dari platina beam ke platina
mikrometer skrup
Gambar 4.15 Platina kontak.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
6. Baut pembatas linieritas
Baut pembatas lineritas berfungi untuk menjaga lineritas beam.
Gambar 4.16 Baut pembatas linieritas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
4.3.3 Alat Pendukung Pengujian Getaran
Adapun alat pendukung pengujian adalah :
1. Stabilizer
Untuk menyetabilkan arus yang masuk agar tetap pada 220 V.
Gambar 4.17 Stabilizer.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
2. Tachometer
Untuk mengetahui besar kecepatan motor DC.
Gambar 4.18 Tachometer.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
3. Kabel penghantar arus + & -
Untuk menghantarkan arus positif dan negatif alat uji.
Gambar 4.19 Kabel penghantar arus positif dan negatif .
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
4. Proxomity tool port
Pusat pertemuan jack kabel sebagai port alat pengujian getaran paksa.
Gambar 4.20 Proxomity tool port.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
5. Fitting lampu indikator
Tempat dudukan Lampu indikator.
Gambar 4.21 Fitting lampu indicator.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
6. Jack kabel
Penghubung kabel dengan port.
Gambar 4.22 Jack kabel.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
7. Penggaris
Untuk pengukuran jarak pegas dari ujung beam.
Gambar 4.23 Penggaris.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
8. Motor speed control
Untuk mengatur kecepatan motor DC.
Gambar 4.24 Motor speed control.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
9. Baut pengatur ketinggian pegas
Untuk mengatur ketinggian pegas dan beam.
Gambar 4.25 Baut pengatur ketinggian pegas.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
10. Lampu indikator
Sensor yang digunakan untuk mengetahui getaran beam.
Gambar 4.26 Lampu indicator.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
11. Sarung tangan
Perlengkapan safety bagi praktikan untuk menghindari tersengat arus listrik.
Gambar 4.27 Sarung Tangan.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
12. Screw driver
Untuk mengencangkan baut, mengganti pena plotter.
Gambar 4.28 Screw driver.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]
13. Tespen
Alat indikator untuk mengecek adanya arus listrik pada komponen uji.
Gambar 4.29 Tespen.
[Laboratorium Getaran dan Diagnosa Mesin, 2015]