Upload
ngodien
View
255
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 3
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA
PT. PANCASONA DAYASAKTI YANG BERJALAN
3.1 Profil Perusahaan
PT. Pancasona Dayasakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
distribusi semen holcim. Jenis produk semen holcim yang didistribusikan, yaitu semen
holcim serba guna dengan ukuran 40 kg dan 50 kg.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 19 Februari tahun 2009 berdasarkan SIUP
No. 02317/1.824.271 oleh T. Dewi Susanti selaku pemilik perusahaan. Perusahaan ini
merupakan distributor resmi semen holcim yang tugas utamanya adalah
mendistribusikan semen holcim kepada wholesaler dengan minimum order sebesar 8
ton semen atau 8.000 kg semen.
Seiring dengan berkembangnya bisnis perusahaan, dan meningkatnya penjualan
maka perusahaan memerlukan sebuah sistem informasi akuntansi siklus pendapatan
untuk meningkatkan efisiensi kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dan
mendukung pengambilan keputusan bisnis serta strategi-strategi perusahaan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
Saat ini pelanggan yang dimiliki perusahaan berjumlah ±150 orang yang
tersebar di berbagai wilayah pemasaran yang dikuasai perusahaan, antara lain wilayah
Penjaringan, Pademangan, Kemayoran, Taman Sari, Sawah Besar, Cempaka Putih, dan
Johar Baru. Dan jumlah karyawan yang mendukung jalannya proses bisnis perusahaan
saat ini berjumlah 15 orang, yang bekerja di beberapa bagian yang terdapat dalam
perusahaan.
54
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Pancasona Dayasakti:
Menjadi perusahaan distributor semen holcim yang terbaik dan terpercaya di
Indonesia
Misi PT. Pancasona Dayasakti:
- Memberdayakan seluruh karyawan sebagai asset yang berharga untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan
- Memperbanyak relasi sampai ke luar kota
55
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut ini adalah gambar struktur organisasi PT. Pancasona Dayasakti.
Komisaris
Direktur Utama
Manajer Umum
Manajer Administrasi
PenjualanManajer KeuanganManajer Akuntansi
Staff Akuntansi Staff Penjualan
(Sales)
Staff Penjualan
(Sales)
Staff Penjualan
(Sales)Staff Keuangan
Konsultan Pajak
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Pancasona Dayasakti Sumber: Manajer Akuntansi PT. Pancasona Dayasakti (2011)
Tugas dan Wewenang
1. Komisaris
Tugas:
a. Mengawasi pekerjaan dan pengurusan kebijakan perusahaan oleh direktur.
Wewenang:
a. Memberikan usulan dan saran terhadap jalannya operasi perusahaan kepada
pihak manajemen.
56
2. Direktur Utama
Tugas:
a. Memastikan operasional perusahaan berjalan dengan baik dalam upaya
pencapaian visi dan misi perusahaan.
b. Bertanggung jawab membuat strategi untuk mencapai misi dan visi
perusahaan, tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Memeriksa laporan keuangan perusahaan yang disiapkan oleh bagian
akuntansi dan laporan hasil kinerja perusahaan yang disiapkan oleh general
manager.
Wewenang:
a. Memilih, menetapkan, dan mengawasi tugas dari general manager, dan
manajer perusahaan.
b. Merumuskan kebijakan yang berlaku di perusahaan dan menetapkan tujuan
serta sasaran jangka panjang perusahaan.
3. Manajer Umum
Tugas:
a. Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan pelaksanaan perusahaan.
b. Mengotorisasi laporan keuangan perusahaan yang disiapkan oleh bagian
akuntansi.
Wewenang:
a. Memberikan persetujuan atas setiap rencana dalam pengembangan kegiatan
pemasaran dan penjualan produk.
b. Mengawasi jalannya seluruh kegiatan usaha perusahaan.
57
4. Manajer Akuntansi
Tugas:
a. Melakukan pencatatan atas seluruh transaksi keuangan yang terjadi di
perusahaan.
b. Mengkoordinir dan mengawasi penyimpanan berkas dan dokumen yang
menjadi bukti keabsahan pencatatan yang dilakukan.
c. Membuat laporan keuangan seperti laporan neraca dan laba rugi secara
berkala setiap akhir bulan.
d. Mengkoordinasikan, mengawasi dan melaksanakan kegiatan administrasi
penjualan yang mencakup pembuatan faktur/nota penjualan, penyimpanan
faktur, monitoring penagihan atas faktur serta memastikan ketaatan terhadap
sistem dan prosedur yang berlaku.
e. Mempelajari, memeriksa, mengkoreksi dan melakukan pemantauan atas
persetujuan tanda tangan terhadap bukti-bukti transaksi yang berkaitan
dengan administrasi dan operasional dalam batas kewenangannya.
Wewenang:
a. Mengkoordinasikan dan membuat laporan-laporan atas semua transaksi yang
dilakukan perusahaan baik laporan rutin mingguan, bulanan ataupun yang
bersifat insidentil.
58
5. Manajer Administrasi Penjualan
Tugas:
a. Mengkoordinir, merencanakan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran
dan penjualan produk sesuai dengan kebijakan manajemen dengan tujuan
tercapainya target-target yang telah ditetapkan perusahaan.
b. Mengkoordinir, melaksanakan, dan mengawasi seluruh kegiatan administrasi
penjualan dan penagihan serta kegiatan operasional dan keuangan sebagai
pendukung utama pencapaian target penjualan dan keuntungan perusahaan.
c. Merencanakan dan mengembangkan usaha-usaha nyata di bidang pemasaran
dan penjualan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
bagi pelanggan.
d. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan strategi penjualan
secara tepat dalam memperkenalkan dan memasarkan produk-produk yang
dijual sebagai upaya nyata dalam pencapaian laba usaha.
e. Mengkoordinir semua kegiatan promosi dan campaign produk yang dijual
kepada seluruh pelanggan maupun calon pelanggan dengan menggunakan
cara promosi yang tepat, efektif dan efisien.
f. Menyusun target untuk masing-masing sales representative serta menyusun
anggaran biaya untuk menciptakan efisiensi penggunaan biaya secara
berkesinambungan.
g. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan penjualan, penagihan dan
pencapaian target dari masing-masing sales representative.
59
h. Mengawasi dan mengkoordinir kegiatan administrasi maupun operasional
perusahaan untuk menciptakan suatu sinergi dalam pencapaian target
penjualan yang telah ditetapkan manajemen.
Wewenang:
a. Mengawasi dan mengkoordinir kegitatan penjualan dan penagihan yang
dilakukan sales.
b. Mengkoordinir upaya-upaya nyata yang bertujuan untuk membina hubungan
baik dengan pelanggan.
c. Menerima pembayaran dari pelanggan yang dititipkan melalui sales untuk
kemudian disetorkan ke bank.
6. Staff Penjualan (Sales)
Tugas:
a. Melayani pelanggan dengan memberikan informasi yang benar mengenai
produk kepada pelanggan
b. Menerima dan mencatat setiap pesanan yang masuk pada formulir yang telah
ditentukan, serta memberikannya kepada bagian administrasi penjualan
untuk dibuatkan Sales order.
c. Menghubungi dan melakukan penagihan kepada pelanggan yang piutangnya
sudah jatuh tempo.
Wewenang:
a. Menyampaikan keluhan atau kebutuhan yang berkaitan dengan aktivitas
penjualan dan pelayanan kepada bagian administrasi penjualan.
b. Merekomendasikan pelanggan baru.
60
7. Manajer Keuangan
Tugas:
a. Membuat perencanaan, penganggaran, pengelolaan, pengendalian, dan
penyimpanan dana yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Mengelolah dan memelihara arus kas (cashflow) perusahaan.
c. Mengkoordinasikan dan mengawasi piutang yang akan jatuh tempo untuk
dilakukannya penagihan oleh sales.
Wewenang:
a. Memberikan persetujuan/penolakan dalam batas wewenangnya terhadap hal-
hal yang berkaitan dengan administrasi penjualan dan operasional
perusahaan.
b. Mengevaluasi kredibilitas pelanggan berdasarkan keadaan piutang masing-
masing pelanggan.
c. Mengotorisasi perubahan harga produk yang terjadi.
d. Memberikan persetujuan/penolakan atas pengeluaran kas kecil perusahaan.
3.4 Gambaran Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan yang Berjalan
3.4.1 Prosedur berjalan
1. Prosedur penerimaan pesanan dari pelanggan
Prosedur penerimaan pesanan penjualan pada PT. Pancasona Dayasakti
dimulai ketika sales mendapatkan pesanan dari pelanggan yang mereka kunjungi
dan mencatatnya di selembar kertas yang tidak baku, atau ketika bagian
administrasi penjualan menerima order dari pelanggan melalui telepon, atau
perusahaan menerima purchase order dari pelanggan melalui fax.
61
Pelanggan yang baru pertama kali mendaftar tidak dapat diberikan kredit
untuk transaksi pertamanya dan pada transaksi berikutnya baru dapat diberikan
kredit. Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka catatan pesanan penjualan
atau Purchase Order ini diserahkan kepada bagian keuangan untuk dievaluasi
apakah pelanggan tersebut masih dapat melakukan pembelian secara kredit
dengan melihat banyaknya nota penjualan yang belum dibayar dan histori
pembayaran pelanggan selama ini. Saat ini, belum ada kebijakan perusahaan
yang tetap dalam menentukan batasan limit kredit.
Setelah bagian keuangan memberikan approval atas pemesanan tersebut,
maka bagian administrasi penjualan akan menindaklanjutinya dengan membuat
sales order berdasarkan catatan pesanan penjualan atau purchased order
tersebut melalui web-sales Holcim dan akan mendapatkan feedback berupa no.
sales order. Web-sales Holcim ini merupakan portal penghubung (online) antara
PT. Holcim dengan perusahaan-perusahaan distributornya. Sales order ini tidak
dicetak satu per satu tetapi hanya direkap dan disimpan oleh bagian administrasi
penjualan. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.2.
62
Miskomunikasi antara pelanggan dan perusahaan mengenai tanggal kirim dan barang yang dipesan
Tingginya frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan seringnya terjadi kegagalan untuk melakukan penjualan dalam skala yang cukup tinggi
Gambar 3.2 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan – Prosedur Penerimaan Pesanan dari Pelanggan
2. Prosedur pengambilan dan pengiriman barang ke pelanggan
Dalam mendistribusikan barang kepada pelanggan, PT. Pancasona
Dayasakti bekerja sama dengan perusahaan lain yang melayani jasa pengiriman
barang. Setiap harinya, bagian administrasi penjualan mengirimkan rekapan
sales order yang telah dibuat kepada pihak angkutan melalui fax. Rekapan sales
order ini digunakan oleh pihak angkutan agar dapat mengambil barang di
gudang/pabrik PT. Holcim berdasarkan nomor-nomor sales order yang ada dan
untuk kemudian mengirimkannya kepada pelanggan. Pihak angkutan akan
mendapatkan barang beserta surat jalan dari PT. Holcim berdasarkan sales order
perusahaan.
Surat jalan ini dibuat rangkap lima dan akan didistribusikan sebagai
berikut:
63
1. Rangkap satu (asli) diserahkan kepada perusahaan untuk menagih
pelanggan.
2. Rangkap dua (warna kuning) diserahkan kepada perusahaan sebagai tagihan
atas biaya pengiriman.
3. Rangkap tiga (warna merah muda) diserahkan kepada pelanggan sebagai
tanda terima telah menerima barang.
4. Rangkap empat (warna putih) untuk PT. Holcim.
5. Rangkap lima (warna hijau) diberikan kepada pihak angkutan.
Dalam proses pengiriman, pihak angkutan harus berhati-hati
mengantarkannya sampai ke pelanggan karena jika terdapat barang yang rusak
maka barang tersebut akan menjadi tanggung jawab pihak angkutan. Kebijakan
ini diberlakukan agar pihak angkutan lebih bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya.
Apabila pihak angkutan tiba di tempat pelanggan untuk mengantar
barang maka surat jalan rangkap tiga (warna merah muda) ditandatangani dan
diberikan kepada pelanggan sebagai bukti bahwa pelanggan tersebut telah
menerima barang dan memiliki piutang yang harus dibayar pada saat jatuh
tempo. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.3.
64
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi antara sales order yang sudah diterbitkan dengan pengiriman yang dilakukan oleh angkutan
Gambar 3.3 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan – Prosedur Pengambilan dan Pengiriman Barang ke Pelanggan
3. Prosedur penagihan dan penerimaan pembayaran dari pelanggan
Setelah angkutan selesai mengirimkan barang ke pelanggan, Pihak
angkutan memberikan surat jalan rangkap satu (asli) dan rangkap dua (warna
kuning) kepada perusahaan. Kemudian bagian akuntansi akan membuatkan nota
penjualan rangkap dua dan faktur pajak rangkap tiga berdasarkan surat jalan
yang diterima untuk menagih pelanggan dan mencatatnya sebagai penjualan.
Bagian akuntansi juga membuat daftar piutang dengan mengikuti
kebijakan perusahaan yang menetapkan bahwa seluruh piutang akan jatuh tempo
dalam waktu tiga puluh hari. Pengecekan piutang dilakukan setiap hari oleh
bagian administrasi penjualan dan sales dibawah pengawasan bagian keuangan
65
untuk menagih pelanggan. Kemudian sales akan melakukan penagihan pada saat
tanggal jatuh tempo dari masing-masing piutang dengan membawa nota
penjualan rangkap satu, surat jalan rangkap satu, dan faktur pajak rangkap satu.
Jika pelanggan melunasi pembayarannya, maka sales akan memberikan nota
penjualan rangkap satu, surat jalan rangkap satu, dan faktur pajak rangkap satu
sebagai bukti bahwa pelanggan telah melakukan pembayaran. Jika pada saat
jatuh tempo pelanggan belum melakukan pembayaran, maka sales akan
memberikan nota penjualan rangkap satu dan surat jalan rangkap satu sebagai
tagihan dan akan meminta tanda terima dari pelanggan bahwa pelanggan telah
menerima tagihan yang harus dibayar.
Setiap sore, sales harus melapor kepada bagian administrasi penjualan
mengenai pelunasan tagihan yang mereka bawa. Jika sales sudah menerima
pembayaran dari pelanggan berupa kas, cek/bilyet giro harus diserahkan kepada
bagian administrasi penjualan. Kemudian bagian administrasi penjualan akan
membuat bukti setoran bank untuk menyetorkan kas, cek/bilyet giro ke bank.
Tetapi apabila sales belum menerima pembayaran dari pelanggan maka tanda
terima yang diterima dari pelanggan harus disimpan dan ditagih kemudian hari.
Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.4.
66
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi data penjualan dan penerimaan kas dikarenakan dokumentasi yang kurang dari kegiatan tersebut
Gambar 3.4 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan – Prosedur Penagihan dan Penerimaan Pembayaran dari Pelanggan
4. Menyiapkan laporan yang dibutuhkan manajemen
Setiap akhir bulan, akan dibuat beberapa laporan yang berkaitan dengan
siklus pendapatan yang dibutuhkan manajemen dalam pengambilan keputusan
dan kebijakan untuk bulan mendatang. Laporan yang dihasilkan yaitu laporan
penjualan, daftar piutang, laporan penerimaan pembayaran, laporan laba rugi,
dan neraca. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 3.5.
67
Manajemen kesulitan dalam pengambilan keputusan karena kurangnya informasi dalam laporan yang dihasilkan
Gambar 3.5 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan – Prosedur Menyiapkan Laporan yang Dibutuhkan Manajemen
Berikut ini adalah flowchart diagram sistem informasi akuntansi siklus
pendapatan yang sedang berjalan pada PT. Pancasona Dayasakti yang dapat dilihat pada
Gambar 3.6-3.10 dan rich picture sistem informasi akuntansi siklus pendapatan yang
sedang berjalan dapat dilihat pada Gambar 3.11:
68
Staff Penjualan (Sales)
Mulai
Menerima
pesanan
penjualan
dari
pelanggan
Purchased Order
1
5
Faktur Pajak 1Nota Penjualan 1
Surat Jalan 1
Menagih
piutang
pelanggan
Faktur Pajak 1Nota Penjualan 1
Surat Jalan 1
Konfirmasi
piutang
dibayar
belum dibayar
Faktur Pajak 1Nota Penjualan 1
Surat Jalan 1
Faktur Pajak 1Nota Penjualan 1
Surat Jalan 1 Menerima
tanda
terima dari
pelanggan
Menerima
pembayaran
dari
pelanggan
Diberikan kepada pelanggan
sebagai tagihan
Diberikan kepada pelanggan
sebagai bukti pembayaran
Cash/Cek/Bilyet
GiroTanda Terima
6
Gambar 3.6 Flowchart Diagram Sales
69
Bagian Keuangan
1
Purchased Order
Memeriksa
daftar
piutang
pelanggan
Purchased Order
Status piutang
Purchased Order
(Approved)
Purchased Order
(Rejected)
Menolak
pesanan
penjualan
Memberitahu
(menelepon)
pelanggan
2
Mengotorisasi
Purchased
Order
Approved
Rejected
Gambar 3.7 Flowchart Diagram Bagian Keuangan
70
Bagian Administrasi Penjualan
Gambar 3.8 Flowchart Diagram Bagian Administrasi Penjualan
71
Bagian Akuntansi
Gambar 3.9 Flowchart Diagram Bagian Akuntansi
72
General Manager
Gambar 3.10 Flowchart Diagram General Manager
73
Miskomunikasi antara pelanggan dan perusahaan mengenai tanggal kirim dan barang yang dipesan
Tingginya frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan seringnya terjadi kegagalan untuk melakukan penjualan dalam skala yang cukup tinggi
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi antara sales order yang sudah diterbitkan dengan pengiriman yang dilakukan oleh angkutan
Manajemen kesulitan dalam pengambilan keputusan karena kurangnya informasi dalam laporan yang
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi data penjualan dan penerimaan kas dikarenakan dokumentasi yang kurang dari kegiatan tersebut
Gambar 3.11 Rich Picture Proses Bisnis Berjalan- Overview
74
3.4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan
Dokumen – dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi siklus
pendapatan yang berjalan saat ini adalah :
1. Purchase Order: dokumen yang dibuat oleh pelanggan apabila ingin
melakukan pemesanan barang. Dokumen ini masih belum resmi untuk
melakukan transaksi penjualan karena masih hanya berupa pesanan.
Informasi pada dokumen ini pada umumnya terdiri dari data pelanggan,
tanggal pesanan penjualan, jenis dan jumlah barang yang dipesan, alamat
dan permintaan tanggal kirim barang.
2. Sales order: dokumen yang digunakan untuk mencatat pesanan dari
pelanggan. Informasi pada dokumen ini pada umumnya terdiri dari: No.
sales order, data perusahaan penjual, data pelanggan, tanggal pesanan
penjualan, tanggal dan alamat kirim, jenis dan jumlah barang yang dipesan,
harga satuan dan total harga keseluruhan.
3. Rekapan Sales Order: dokumen yang dibuat oleh staff administrasi
penjualan sebagai back-up dari seluruh sales order yang ada setiap harinya.
Selain itu, digunakan untuk menugaskan angkutan mengambil barang di
pabrik/gudang PT. Holcim. Informasi pada rekapan sales order hampir mirip
dengan informasi yang ada pada sales order, hanya perbedaannya untuk
SPK angkutan tidak terdapat informasi mengenai harga barang yang dipesan.
4. Surat Jalan: dokumen yang diterbitkan PT. Holcim atas nama perusahaan
untuk merekam dan mencatat tanggal pengambilan barang dan jumlah
barang yang diambil oleh angkutan sesuai dengan sales order. Surat jalan ini
75
juga digunakan angkutan agar dapat mengirimkan barang langsung kepada
pelanggan. Dalam surat jalan hanya berisi no. mobil, identitas pengirim,
identitas pelanggan, barang yang dikirimkan beserta dengan jumlah. Pada
surat jalan tidak terdapat harga satuan maupun total harga.
5. Daftar Piutang: dokumen ini dibuat oleh staff akuntansi perusahaan dan
digunakan untuk mencatat piutang yang akan jatuh tempo dan harus segera
ditagih oleh sales yang bersangkutan.
6. Nota Penjualan: dokumen yang dibuat oleh bagian akuntansi perusahaan dan
digunakan untuk menagih pelanggan. Dokumen ini dibuat berdasarkan surat
jalan yang sudah ditandatangani oleh pelanggan. Informasi pada dokumen
ini pada umumnya terdiri dari: data pelanggan, tanggal pengiriman barang,
total yang harus dibayar.
7. Faktur Pajak: dokumen ini digunakan sebagai bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP).
8. Bukti Penerimaan Bank: dokumen yang dibuat oleh staff akuntansi ketika
menerima copy bukti setoran bank dan digunakan untuk mencatat
penerimaan kas. Informasi pada dokumen ini terdiri dari: nama pelanggan,
tanggal penyetoran kas atau cek/bilyet giro, no. cek/bilyet giro, dan jumlah
yang disetorkan.
3.4.3 Unit fungsi bisnis yang terkait
Bagian fungsi yang terlibat dalam sistem informasi akuntansi siklus pendapatan
yang berjalan saat ini adalah:
76
1. General Manager
Berperan sebagai fungsi pengendalian dalam siklus pendapatan perusahaan
dimana kegiatan utamanya adalah mengawasi jalannya seluruh kegiatan
usaha perusahaan.
2. Staff penjualan (Sales)
Berperan sebagai fungsi penjualan dalam siklus pendapatan perusahaan
dimana kegiatan utamanya adalah memasarkan dan menjual produk
perusahaan, mencari pelanggan baru, dan melakukan penagihan pada
piutang yang akan jatuh tempo.
3. Staff administrasi penjualan
Berperan sebagai fungsi administrasi dalam penjualan, dimana kegiatan
utamanya adalah menindaklanjuti pesanan penjualan yang datang dari sales
atau langsung dari pelanggan melalui telepon dengan membuat sales order,
serta mengawasi seluruh kegiatan sales.
4. Staff akuntansi
Berperan sebagai fungsi pencatatan dalam penjualan, dimana pekerjaan
utamanya adalah membuat nota penjualan, faktur pajak, dan laporan yang
berhubungan dengan penjualan.
5. Staff keuangan
Berperan sebagai fungsi kredit dalam siklus pendapatan perusahaan, dimana
kegiatan utamanya adalah memberikan persetujuan untuk penjualan kredit
dan mengelolah arus kas perusahaan.
6. Konsultan pajak
77
Berperan sebagai penasehat pajak dalam membantu perusahaan menghindari
kesalahan dalam pembukuan, dimana tugas utama dari seorang professional
pajak adalah untuk membantu menghitung penghasilan perusahaan dan
menyusun formulir pajak.
3.4.4 Permasalahan yang dihadapi oleh Sistem Informasi Akuntansi Siklus
Pendapatan yang Berjalan
Setelah mempelajari dan menganalisa prosedur sistem yang berjalan, ternyata
ditemukan beberapa kelemahan yang terutama berkaitan dengan minimnya penerapan
pengendalian internal serta sedikitnya dokumentasi yang dihasilkan dari transaksi yang
terjadi dan dapat menurunkan efektivitas dan efisiensi operasi bisnis perusahaan.
Masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Sulit melakukan klarifikasi data pemesanan barang antara pelanggan
dengan perusahaan, dikarenakan kurangnya dokumentasi yang digunakan
untuk mencatat pesanan tersebut.
Saat ini, catatan pesanan penjualan yang berfungsi untuk merekam dan
mencatat semua pesanan pelanggan hanya dicatat di selembar kertas yang tidak
baku oleh sales. Dimana catatan pesanan penjualan yang dibuat oleh sales ini
akan diberikan kepada bagian keuangan untuk dilakukan proses evaluasi apakah
pesanan penjualan ini dapat dilaksanakan atau tidak.
Kesulitan perusahaan melakukan klarifikasi data pemesanan barang
pelanggan disebabkan karena pesanan penjualan masih banyak dilakukan
melalui telepon dan sales langsung menawarkan barang ke pelanggan. Hal ini
sering menyebabkan terjadinya miskomunikasi di antara pelanggan dengan
78
perusahaan. Misalnya, ketika barang telah dikirimkan sesuai dengan pesanan,
pelanggan tidak mau menerima barang dengan alasan bahwa barang tersebut
tidak dipesan dan adanya keluhan dari pelanggan yang disebabkan karena
tanggal pengiriman barang tidak sesuai dengan tanggal pengiriman yang diminta
pelanggan.
Rekomendasi yang diusulkan untuk meminimalisasi terjadinya
miskomunikasi antara pelanggan dengan perusahaan adalah sebaiknya
perusahaan mencatat pesanan dari pelanggan ke dalam sales order dan sales
order ini dicetak dua rangkap. Masing-masing rangkap dipegang oleh pelanggan
dan perusahaan. Hal ini dilakukan agar pelanggan mengetahui produk apa saja
yang dipesan beserta tanggal pengiriman barang yang diminta. Sehingga
perusahaan dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan karena dapat
mengirimkan barang tepat pada waktunya dan barang yang dikirim sesuai
dengan pesanan pelanggan.
2. Tingginya frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan kegagalan
untuk melakukan penjualan dalam skala yang cukup tinggi dikarenakan
piutang pelanggan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Tingginya frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan kegagalan
untuk melakukan penjualan dalam skala yang cukup tinggi terjadi dikarenakan
perusahaan belum menetapkan limit kredit yang baku untuk masing-masing
pelanggan yang ingin melakukan kredit. Penyebab perusahaan tidak menetapkan
limit kredit adalah dikarenakan perusahaan masih menganut sistem kepercayaan
79
kepada pelanggannya serta untuk menjaga hubungan baik dengan para
pelanggan terutama pelanggan lama.
Saat ini perusahaan menerapkan kebijakan jatuh tempo piutang
pelanggan selama tiga puluh hari dari tanggal pengiriman barang. Banyak
pelanggan yang melunasi piutangnya di luar waktu yang ditentukan tersebut
yaitu sebesar 75% dari total pelanggan. Hal ini terjadi dikarenakan kapasitas
mereka yang tidak mencukupi untuk melakukan transaksi penjualan kredit
dalam jumlah tersebut.
Rekomendasi yang diusulkan untuk meminimalisasi frekuensi
keterlambatan pembayaran piutang dan kegagalan untuk melakukan penjualan
dalam skala yang cukup tinggi adalah sebaiknya perusahaan menetapkan suatu
kriteria baku atas limit kredit untuk setiap pelanggannya, yang dilengkapi
dengan pengecekan piutang pelanggan mengenai batas kredit maksimalnya.
Pengecekan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan perusahaan
disamping dapat meminimalisasi frekuensi keterlambatan pembayaran piutang
pelanggan.
Limit kredit ditetapkan berdasarkan kriteria 6C yang terdiri dari
Character, Capital, Capacity, Collateral, Conditions of Economy, dan
Constraint. Kriteria Character berbicara mengenai watak/sifat dari pelanggan,
Capital berbicara mengenai modal yang dimiliki calon pelanggan, Capacity
berbicara mengenai kemampuan pelanggan dalam mengelola usahanya guna
memperoleh laba yang diharapkan, Collateral berbicara mengenai jaminan yang
diberikan debitur, Conditions berbicara mengenai kondisi ekonomi secara
80
umum, dan Constraint berbicara mengenai batasan dan hambatan yang tidak
memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu.
Pertimbangan dalam pemberian limit tersebut adalah sebaiknya untuk
tiga transaksi pertama, sedangkan untuk pelanggan baru perusahaan menetapkan
untuk transaksi pertama harus dilakukan secara tunai. Penetapan limit kredit
tersebut dimaksudkan agar pelanggan perusahaan dapat melakukan transaksi
kredit dalam jumlah yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang
dimilikinya sehingga dapat menjaga kelancaran perputaran kas perusahaan.
Selain itu, sebaiknya setiap enam bulan sekali dilakukan penilaian kembali
(evaluasi) mengenai kredit pelanggan berdasarkan jumlah nominal transaksi
enam bulan terakhir, ketepatan dalam pelunasan piutang, lamanya menjadi
pelanggan di perusahaan dan seberapa sering pelanggan melakukan transaksi
dengan perusahaan yang bersangkutan. Kriteria ini diambil berdasarkan
pertimbangan atas kriteria 6C dan lebih berfokus pada Character, Capital dan
Capacity. Penetapan limit kredit dan penilaian pelanggan dilakukan sebagai
berikut:
a. Kriteria penilaian berkaitan dengan jumlah nominal rata-rata transaksi yang
terjadi dengan bobot 15% dari keseluruhan kriteria, spesifikasi sesuai tabel di
bawah ini:
Tabel 3.1 Kriteria penilaian jumlah nominal rata-rata transaksi Nominal rata-rata transaksi Skor ≤ 30.000.000 1 30.000.001 - 45.000.000 2 45.000.001 – 60.000.000 3 ≥ 60.000.001 4
81
b. Kriteria penilaian ketepatan dalam pelunasan piutang dengan bobot 30% dari
keseluruhan kriteria, spesifikasi sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Kriteria penilaian ketepatan pelunasan piutang Jumlah hari terlambat Skor > 50 hari 1 46 – 50 hari 2 31 – 45 hari 3 1 – 30 hari 4
c. Kriteria penilaian rata-rata transaksi bulanan dengan bobot 15% dari
keseluruhan kriteria, spesifikasi sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Kriteria penilaian rata-rata frekuensi transaksi bulanan Rata-rata frekuensi transaksi Skor 0 – 1 kali 1 2 – 4 kali 2 5 – 7 kali 3 > 7 kali 4
d. Kriteria penilaian berdasarkan lamanya menjadi pelanggan dengan bobot 40%
dari keseluruhan kriteria, spesifikasi sesuai tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Kriteria penilaian lamanya menjadi pelanggan Lama menjadi pelanggan Skor ≤ 6 bln 1 7 – 12 bln 2 13 – 24 bln 3 > 24 bln 4
e. Untuk pelanggan baru yang belum pernah melakukan pembelian secara kredit,
maka kriteria ketepatan pelunasan piutang tidak termasuk dalam perhitungan.
f. Setelah seluruh faktor ditentukan skor dan dikalikan dengan bobotnya, maka
akan diperoleh jumlah skor untuk masing-masing pelanggan. Ada empat
82
kategori pelanggan dengan limit kredit yang diusulkan seperti pada tabel 3.5 di
bawah ini.
Tabel 3.5 Usulan Limit Kredit Total skor pelanggan Limit kredit yang diusulkan 1 36.000.000 1,1 – 2 45.000.000 2,1 – 3 55.000.000 3,1 - 4 65.000.000
Tabel 3.6 Contoh Perhitungan Penetapan Limit Kredit:
Kriteria Pelanggan A Skor Bobot Total Skor Jumlah nominal rata-rata transaksi
Rp53.760.000 3 15% 0,45
Ketepatan pembayaran piutang
46-50 hari 2 30% 0,60
Frekuensi transaksi bulanan 7 kali 3 15% 0,45 Lamanya menjadi pelanggan 6 bulan 1 40% 0,40 Usulan limit kredit untuk pelanggan A sebesar Rp45.000.000 1,9
Usulan atas limit kredit ini didapatkan dengan mempertimbangkan hasil
analisis laporan penjualan perusahaan untuk periode satu bulan. Dari data
tersebut, didapatkan bahwa rata-rata jumlah transaksi yang dilakukan oleh satu
pelanggan dalam satu bulan kira-kira sebesar Rp35.840.000 dengan nilai
minimum Rp8.960.000 dan jumlah maksimum Rp62.720.000 dengan jumlah
±150 orang pelanggan yang melakukan transaksi.
3. Sulit melakukan klarifikasi data penjualan dan penerimaan kas
perusahaan dikarenakan dokumentasi yang kurang dari kegiatan tersebut
dan dokumen tidak memiliki nomor urut tercetak.
Perusahaan menggunakan nota penjualan sebagai dokumen untuk mencatat
transaksi penjualan perusahaan. Saat ini, nota penjualan tersedia dalam dokumen
rangkap dua dan tidak memiliki nomor urut tercetak. Dimana rangkap satu
83
diserahkan kepada pelanggan sebagai tagihan dan menjadi bukti pembayaran
apabila pelanggan sudah melunasi pembayarannya. Rangkap dua diarsip oleh bagian
akuntansi sebagai dasar pencatatan penjualan. Perusahaan tidak menerbitkan
dokumen baru untuk mencatat pembayaran tersebut sebagai pengganti dokumen
nota penjualan.
Akibatnya, perusahaan tidak mempunyai dokumentasi yang layak atas
transaksi penjualan dan penerimaan kas yang terjadi bagi setiap staff yang terlibat
dalam transaksi tersebut, padahal aktivitas penjualan merupakan aktivitas utama
perusahaan dalam upaya menghasilkan pendapatan perusahaan.
Rekomendasi yang diusulkan untuk mempermudah klarifikasi data
penjualan dan penerimaan kas adalah sebaiknya perusahaan menerbitkan dokumen
tambahan, yaitu bukti pembayaran untuk mencatat pembayaran dari pelanggan serta
memberikan nomor urut tercetak pada setiap dokumen agar penggunaannya lebih
teratur dan mudah dipertanggungjawabkan.
4. Kesulitan dalam melakukan klarifikasi antara sales order yang sudah
dibuat dengan pengiriman yang telah dilakukan oleh pihak angkutan
Saat ini di dalam menyalurkan produknya, perusahaan bekerja sama dengan
pihak angkutan untuk mengirimkan barang kepada pelanggan tepat pada waktunya
sesuai dengan pesanan pelanggan. Peran angkutan ini untuk membantu perusahaan
dalam menjamin keamanan dan kecepatan pengiriman produk.
Pengiriman barang ini dipicu oleh rekapan sales order yang dikirimkan
perusahaan kepada pihak angkutan melalui fax untuk mengambil barang di
pabrik/gudang PT. Holcim dan mengirimkannya langsung ke alamat pelanggan.
84
Tetapi terkadang perusahaan masih menerima keluhan dari pelanggan mengenai
keterlambatan pengiriman barang.
Rekomendasi yang diusulkan untuk meminimalisi hal ini adalah dengan
membuat daftar SO pending untuk mengetahui sales order mana yang belum atau
terlambat dikirim dan dengan adanya daftar SO pending ini perusahaan dapat
membuat penilaian terhadap kinerja pihak angkutan bersangkutan.
5. Kesulitan memperoleh laporan mengenai informasi yang terkait dengan
transaksi siklus pendapatan.
Hanya ada lima laporan yang dihasilkan setiap akhir periode, yaitu: laporan
penjualan, daftar piutang, laporan penerimaan pembayaran, laporan laba rugi, dan
laporan neraca.
Manajemen membutuhkan cukup banyak laporan historical yang dapat
mendukung pengambilan keputusan untuk periode selanjutnya agar ada peningkatan
kinerja dan laba dibandingkan periode sebelumnya.
Penyebab minimnya jumlah laporan yang dibuat saat ini adalah pihak
perusahaan merasa sudah cukup dengan informasi yang terdapat pada laporan yang
dihasilkan saat ini. Jika terjadi kekurangan informasi hanya ditanyakan secara lisan
pada bagian terkait.
Oleh sebab itu, maka seringkali informasi yang material mengenai siklus
pendapatan hanya diperoleh secara lisan tanpa bukti tertulis. Sehingga manajemen
kesulitan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja
perusahaan di masa yang akan datang.
85
Selain laporan penjualan, daftar piutang, laporan penerimaan pembayaran,
laporan laba rugi, dan laporan neraca sebaiknya dibuat laporan lainnya seperti
laporan piutang penjualan per pelanggan, daftar SO pending, laporan usia piutang,
laporan penerimaan bank, dan review limit kredit pelanggan untuk membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan. Selain itu, sebaiknya laporan penjualan
dibuat secara umum maupun per pelanggan.
3.5 Analisis Kebutuhan Informasi
Tabel 3.7 di bawah ini menunjukkan hasil analisis kebutuhan informasi bagi
perusahaan.
86
Tabel 3.7 Analisis Kebutuhan Informasi
Sasaran Masalah Solusi Kebutuhan Informasi Meningkatkan pelayanan dan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi data pemesanan barang antara catatan perusahaan dengan catatan pelanggan, dikarenakan dokumentasi yang kurang dari kegiatan tersebut
Agar mudah dilakukan cross-checked dengan pelanggan mengenai barang yang dipesan dan tanggal kirim barang yang diminta, maka sebaiknya sales order dibuat pada dokumen rangkap dua. Rangkap pertama dipegang oleh perusahaan, ranngkap dua dipegang oleh pelanggan.
Sales Order
Meminimalisasi frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan melakukan penjualan dalam skala yang tinggi
Tingginya frekuensi keterlambatan pembayaran piutang dan sering terjadinya kegagalan untuk melakukan penjualan dalam skala yang cukup tinggi dikarenakan piutang pelanggan yang tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Merancang sistem yang menyediakan standar atau kriteria baku dalam memberikan kredit yang sesuai bagi pelanggan
Laporan Piutang Penjualan per pelanggan, Laporan Usia Piutang, Review Limit Kredit Pelanggan
Meningkatkan akurasi jumlah penjualan dan pembayaran yang terjadi
Kesulitan dalam melakukan klarifikasi data penjualan dan penerimaan kas perusahaan dikarenakan dokumentasi yang kurang dari kegiatan tersebut
Merancang sistem yang menyediakan nomor urut tercetak pada setiap dokumen, terutama dokumen nota penjualan sehingga dapat dengan mudah dilakukan cross-checked mengenai penjualan yang terjadi. Serta
Sales Order, Nota Penjualan dengan nomor urut tercetak, Rekonsiliasi antara Sales Order dan Nota Penjualan, Bukti Pembayaran
87
menyediakan dokumen yang layak atas transaksi pembayaran yang terjadi
Menyediakan berbagai informasi yang real time untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat
Kesulitan memperoleh laporan yang terkait dengan transaksi dalam siklus pendapatan secara cepat. Sehingga manajemen kesulitan dalam pengambilan keputusan karena kurangnya informasi dalam laporan yang dihasilkan
Dibuat laporan-laporan tambahan yang berguna untuk mendukung keputusan manajemen. Serta laporan dapat dibuat sesuai kategori yang diperlukan
Laporan Piutang Penjualan per pelanggan, Laporan Penjualan per pelanggan, Daftar SO Pending, Laporan Usia Piutang, Laporan Penerimaan Pembayaran, Laporan Penerimaan Bank, Review Limit Kredit