49
8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah 2.1.1 Definisi Nyeri punggung bawah adalah kondisi yang tidak mengenakkan disertai adanya keterbatasan aktivitas dan nyeri apabila melakukan pergerakan atau mobilisasi. Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuluskletal, misalnya. Regangan lumbosakral akut, ketidak stabilan ligamen limbusakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakag, masalah diskus intervertebra, ketidaksamaan panjang tungkai, dan penyebab lainnya lansi ( perubahan struktur tulang belakang ), gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma abdominal, dan masalah psikosomatik. Dan kebanyakan nyeri punggung bawah terjadi akibat gangguan muskuloskletal dan diperberat oleh aktivitas. Obesitas, stres, dan terkadang deoresi dapat mengakibatkan LBP. Klien dengan LBP kronis biasanya mengalami ketergantungan pada beberapa jenis analgesik (Arif Muttaqin, 2012) Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah atau daerah pinggang antara tulang rusuk bagian bawah dan daerah glutealis / pantat dan sering menjelar ke daerah paha belakang. Nyeri pinggang dapat terjadi karena adanya masalah struktur neuromuskuloskletal di daerah pinggang bawah, termasuk otot dan saraf tulang tulang belakang dan Diskus Intervertebralis (Mujianto,2013) Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal (punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya yang ada disekitar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

2.1.1 Definisi

Nyeri punggung bawah adalah kondisi yang tidak mengenakkan disertai

adanya keterbatasan aktivitas dan nyeri apabila melakukan pergerakan

atau mobilisasi. Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh

salah satu dari berbagai masalah muskuluskletal, misalnya. Regangan

lumbosakral akut, ketidak stabilan ligamen limbusakral dan kelemahan

otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakag, masalah

diskus intervertebra, ketidaksamaan panjang tungkai, dan penyebab

lainnya lansi ( perubahan struktur tulang belakang ), gangguan ginjal,

masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma abdominal, dan masalah

psikosomatik. Dan kebanyakan nyeri punggung bawah terjadi akibat

gangguan muskuloskletal dan diperberat oleh aktivitas. Obesitas, stres,

dan terkadang deoresi dapat mengakibatkan LBP. Klien dengan LBP

kronis biasanya mengalami ketergantungan pada beberapa jenis

analgesik (Arif Muttaqin, 2012)

Nyeri punggung bawah adalah rasa nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bawah atau daerah pinggang antara tulang rusuk bagian

bawah dan daerah glutealis / pantat dan sering menjelar ke daerah paha

belakang. Nyeri pinggang dapat terjadi karena adanya masalah struktur

neuromuskuloskletal di daerah pinggang bawah, termasuk otot dan

saraf tulang tulang belakang dan Diskus Intervertebralis

(Mujianto,2013)

Nyeri punggung bawah merupakan rasa nyeri yang dirasakan pada

punggung bawah yang sumbernya adalah tulang belakang daerah spinal

(punggung bawah), otot, saraf, atau struktur lainnya yang ada disekitar

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

9

tersebut. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan oleh penyakit atau

kelainan yang berasal dari luar punggung bawah misalnya penyakit

atau kelainan pada testis atau ovarium (Marlene Hurst, 2016).

nyeri punggung bawah adalah suatu gejala dan bukan suatu diagnosis,

dimana pada beberapa kasus gejalanya sesuai dengan diagnosis

patologisnya dengan ketepatan yang tinggi , namun disebagian besar

kasus, diagnosis tidak pasti dan berlangsung lama. Dengan demikian

maka nyeri punggung bawah terjadi mendadak dan berat maka akan

membutuhkan pengobatan, walaupun pada sebagian besar kasus yang

terjadi pada pasien akan sembuh sendirinya (Eka, 2015).

2.2.2 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah

Berdasarkan perjalanan klinisnya nyeri punggung bawah terbagi

menjadi dua jenis, yaitu:

2.2.2.1 Nyeri punggung bawah akut

Nyeri akut berlangsung tiba-tiba dan umumnya dengan

adanya suatu trauma atau cedera spesifik. Nyeri akut

mengindikasikan adanya suatu kerusakan atau cedera yang

baru saja terjadi. Sensasi dari suatu nyeri akut biasanya

menurun sejalan dengan adanya proses penyembuhan.

Nyeri akut memiliki tujuan untuk memperingatkan adanya

suatu cedera atau masalah. Nyeri akut umumnya

berlangsung kurang dari enam bulan (Arif Muttaqin, 2008)

Nyeri punggung bawah akut ditandai dengan rasa nyeri

yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya

hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa

minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Nyeri

punggung bawah akut dapat disebabkan karena luka

traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

10

nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut

selain dapat dapat merusak jaringan, juga dapat melukai

otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih

serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal masih

dapat sembuh sendiri. Sampai saat ini penanganan awal

nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan

pemakaian analgesik (Bimariotejo, 2014)

2.2.2.2 Nyeri punggung bawah kronis

Menurut (Arif Muttaqin, 2012) nyeri kronis adalah suatu

keadaan ketidak nyamanan yang dialami individu yang

berlangsung selama enam bulan atau lebih. Suatu episode

nyeri dapat mempunyai karakteristik nyeri kronis selama 6

bulan telah berlalu, atau beberapa jenis nyeri tetap bersifat

akut secara primer selama lebih 6 bulan. Nyeri kronis

disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol atau

pengobatan kanker tersebut, atau gangguan progresif lain

yang disebut nyeri yang membandel atau nyeri maligna.

Nyeri ini dapat berlangsung sampai kematian.

Nyeri nonmaligna seperti nyeri punggung bagian bawah

merupakan akibat dari cedera jaringan yang tidak sembuh

atau yang tidak progresif. Akan tetapi, nyeri tersebut

berlangsung terus dan sering kali tidak berespons terhadap

pengobatan yang dilakukan. Sering kali penyebab nyeri

nonmaligna tidak diketahui. Daerah yang mengalami

cedera mungkin telah memulih sejak lama tetapi nyeri

menetap. Gejala nyeri kronis meliputi kelihatan, insomnia,

anoreksia, penurunan berat badan, depresi, putus asa, dan

kemarahan.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

11

(Bimariotejo,2014) mengatakan rasa nyeri pada nyeri

punggung bawah kronik bisa menyerang lebih dari 3

bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh

kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya

dan sembuh pada waktu yang lama. Nyeri punggung

bawah kronik dapat terjadi karena osteoarthritis,

rheumatoid arthritis, proses degenerasi discus

intervetebralis dan tumor.

Keluhan nyeri dapat beragam pada pasien dengan keluhan

nyeri punggung bawah dan nyeri diklasifikasikan sebagai

nyeri yang bersifat lokal, radikular, dan menjalar (referred

pain) atau spasmodik, yaitu:

a. Nyeri yang bersifat lokal

Nyeri lokal berasal dari proses patologik yang merangsang

ujung saraf sensorik, umumnya menetap, namun dapat

pula intermitten, nyeri dipengaruhi perubahan posisi,

nyeri bersifat tajam atau tumpul.

b. Nyeri Radikular

Nyeri Radikular berkaitan erat dengan distribusi radiks

saraf spinal (spinal nerve root), dan keluhan ini lebih berat

dirasakan pada posisi yang mengakibatkan tarikan seperti

membungkuk dan berkurang dengan istirahat.

c. Nyeri menjalar (referred pain)

Nyeri alih atau menjalar dari pelvis visera umum

mengenai dermatom tertentu, bersifat tumpul dan terasa

lebih dalam.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

12

Tabel 2.1 Karakteristik Nyeri Pungung Bawah Berdasarkan

Berbagai Sumber Nyeri

Sumber

Nyeri

Distribusi Sifat

Nyeri

Faktor yang

memperberat

Perubahan

Neurologis

Nyeri Spinal

Skelerotom

al local

Tajam,

tumpul

Pergerakan

Tidak ada

Nyeri

Radikular

Skelerotom

al

Dalam,

aching

Peningkatan

tekanan intradiskus

seperti

membungkuk,

duduk,

maneuver vulsava

Tidak ada

Nyeri Radiks

saraf

Radikular

Parastesi

a

Regangan akar

saraf

Ada

Multiple

lumbal spinal

sternosis

Radikulars

kelerotomal

Polaskala

dikasio

Ekstensi lumbal

berjalan

Ada

Nyeri alih

visera

Dermatoma

l

Dalam,

aching

Berkaitan dengan

organ yang terkena

Tidak ada

Sumber: Bimariotejo, 2009

2.2 Konsep Nyeri

2.2.1 Pengertian Nyeri

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau

potensial ( Smeltzer dan Bare 2002 dalam Wahid Iqbal Mubarak

2015 )

Nyeri adalah suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional

yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan

yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-

kejadian dimana terjadi kerusakan International Association For

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

13

Study Of Pain (IASP) (Potter dan Perry, 2006 dalam Wahid

Iqbal Mubarak 2015)

Menurut International Association For Study Of Pain (IASP),

nyeri adalah sensori subjek dan emosional yang tidak

menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan

aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi

terjadinya kerusakan. Menurut penelitian nyeri merupakan

kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat

subyektif karena perasaan nyeri berbeda-beda setiap orang

dalam skala atau tingkatnya, dan hanya orang-orang tersebutlah

yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri.

2.2.2 Penyebab Nyeri

2.2.2.1 Trauma

a. Mekanis, yaitu rasa sakit timbul akibat unung-

ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Misalnya

akibat benturan, gerakan, luka, dan lain-lain.

b. Termal, yaitu nyeri timbul karena ujung saraf

resptor mendapat rangsangan akibat panas dan

dingin. Misalnya karena api dan air.

c. Kimia, yaitu timbul karena kontak dengan zat

kimia yang bersifat asam atau basa kuat.

d. Elektrik, yaitu timbul karena pengaruh aliran listrik

yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang

menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

2.2.2.2 Peradangan, yakni nyeri terjadi karena kerusakan

ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan

atau terjepit oleh pembengkakan, misalnya abses.

2.2.2.3 Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

14

2.2.2.4 Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema

akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri

2.2.2.5 Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri

2.2.2.6 Iskemi pada jaringan, misalnya terjadi blokade pada arteri

koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat

pertumpukan asam laktat.

2.2.2.7 Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik. ( Wahid Iqbal

Mubarak 2015)

Penyebab nyeri ada 7 yaitu trauma, peradangan, gangguan sirkulasi darah

dan kelainan pembuluh darah, gangguan pada jaringan tubuh, tumor,

iskemi pada jaringan, spasme otot.

2.3 Patofisiologi nyeri

Rangkaian proses terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi,

dimana hal ini terjadi ketika nosireseptor terletak pada bagian perifer

tubuh distimulasi, seperti faktor biologis, mekanis, listrik, thermal,

radiasi, dan lain-lain. serabut saraf tertentu bereaksi atas stimulus

tertentu.

Fast pain disetuskan oleh reseptor tipe mekanis atau thermal (yaitu

serabut saraf A-Delta). Sedangankan slow pain ( nyeri lambat) biasanya

dicetuskan oleh serabut saraf C. Serabut saraf A-Delta mempunyai

karakteristik menghantarkan nyeri dengan cepat serta bermielinas, dan

serabut saraf C yang tidak berlieminasi, berukuran sangat kecil dan

bersifat lambat dalam menghantarkan nyeri.

Serabut A mengirim sensi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas dalam

melokalisasi sumber nyeri. Serabut C yang menyampaikan impuls yang

tidak terlokalisasi (bersifat difusi), viseral dan terus menerus. Sebagai

contoh mekanisme kerja serabut A-Delta dan serabut C dalam trauma

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

15

adalah ketika seseorang menginjak paku, sesaat setelah kejadian orang

tersebut dalam waktu kurang 1 detik akan merasakan nyeri yang

terlokalisasi dan tajam, yang merupakan transmisi dari serabut A. Dalam

beberapa detik selanjutnya, nyeri menyebar sampai seluruh kaki terasa

sakit karena persarafan serabut C.

Tahap selanjutnya adalah transmisi, di mana implus nyeri kemudian di

transmisikan serat afferen ( A-Delta dan C ) ke medulla spinalis melalui

dorsal horn, di mana di sini impuls akan bersinapsis di subtansi

gelatinosa (lamina II dan III). Impuls kemudian menyeberang keatas

melewati traktus spinothalamus snterior dan lateral. Beberapa impuls

yang melewati traktus spinothalamus lateral di teruskan langsung ke

thalamus tanpa singgah di formatio retikulasi membawa impuls fast pain.

Bagian thalamus dan korteks serebri inilah individu dapat

mempersepsikan, menggambarkan, melokalisasi, menginterprestasi dan

mulai berespon terhadap nyeri. Beberapa impuls nyeri di transmisikan

melalui traktus paleospinothalamus pada bagian tengah medulla spinalis,

impuls ini memasuki formatio retikolasi dan sistem limbik yang

mengatur perilaku emosi dan kognitif, serta integrasi dari sistem saraf

otonom. Slow pain yang terjadi akan membangkitkan emosi, sehingga

timbul respon terkejut, marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar

keringat dingin dan jantung berdebar-debar.

2.3.1 Jenis Nyeri

2.3.1.1 Nyeri perifer

a. Nyeri suferpesial : Rasa nyeri muncul akibat

rangsangan pada kulit dan mukosa

b. Nyeri viseral ; Rasa nyeri timbul akibat rangsangan

pada reseptor nyeri dirongga abdomen, kranium, dan

toraks.

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

16

c. Nyeri alih : Rasa nyeri dirasakan di daerah lain yang

jauh dari jaringan penyebab nyeri

2.3.1.2 Nyeri sentral

Nyeri sentral adalah yang muncul akibat rangsangan pada

medula spinalis, batang otak. Dan talamus

2.3.1.3 Nyeri psikogenik

Nyeri psikogenik adalah nyeri yang penyebabnya fisiknya

tidak diketahui. Umumnya nyeri ini disebabkan oleh faktor

psikologis

Selain jenis-jenis nyeri yang telah disebutkan sebelumnya

terdapat juga beberapa jenis nyeri yang lain, contohnya :

a. Nyeri somatik : Nyeri yang berasal dari tendon, tulang,

saraf, dan pembuluh darah.

b. Nyeri menjalar : nyeri yang terasa dibagian tubuh yang

lain, umumnya disebabkan oleh kerusakan atau cedera

pada organ viseral.

c. Nyeri neurologis : bentuk nyeri tajam yang disebabkan

oleh spasme disepanjang atau beberapa jalur saraf.

d. Nyeri phantom : Nyeri yang dirasakan pada bagian tubuh

yang hilang, misalnya pada bagian kaki yang sebenarnya

sudah diamputasi ( Dr.Lyndon Saputra, 2013)

Jenis nyeri ada 3 yaitu nyeri perifer (nyeri superfisial, nyeri viseral, nyeri

alih), nyeri sentral, nyeri psikogenik (nyeri somatik,nyeri menjalar,nyeri

neurologis,nyeri phantom)

2.3.2 Lokasi Nyeri

Nyeri dapat dirasakan pada salah satu tempat dan mudah

diidentifikasi. Nyeri dapat dirasakan di banyak area tubuh,

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

17

khususnya bila timbul dari organ internal. Kadang kala nyeri dapat

berpindah dari tempat cedera internal ke bagian tubuh yang lain

9nyeri alih). Beberapa pasien merasa apa yang disebut nyeri

fantom, yaitu nyeri pada bagian tubuh yang di amputasi. Nyeri ini

berlangsung setelah luka sembuh. Untuk membantu pasien

mengatakan dimana lokasi nyeri, dapat menggunakan gambar

tubuh atau gambar orang dan meminta pasien menunjukan rasa skit

tersebut. Hal ini secara khusus dapat membantu untuk mengetahui

lokasi nyeri pada anak-anak (WH0,2005:155)

2.3.3 Pengalaman Nyeri

Pengalaman nyeri seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni

2.3.3.1 Arti nyeri bagi individu

2.3.3.2 Persepsi nyeri individu

2.3.3.3 Toleransi nyeri

2.3.3.4 Reaksi individu terhadap nyeri

a. Makna nyeri

Nyeri memiliki makna yang berbeda bagi setiap orang, juga

untuk orang yang sama disaat yang berbeda. Umumnya,

manusia memandang nyeri sebagai pengalaman yang negatif,

walaupun juga nyeri mempunyai aspek positif. Beberapa makna

nyeri antara lain berbahaya atau merusak, menunjukan adanya

komplikasi ( misalnya, infeksi), memerlukan, penyembuhan,

menyebabkan ketidakmampuan, merupakan hukuman akibat

dosa, merupakan sesuatu yang harus ditoleransi. Faktor yang

memengaruhi makna nyeri bagi individu antara lain usia, jenis

kelamin, latar belakang, sosial budaya, lingkungan, serta

pengalaman nyeri masa kini dan masa lalu.

b. Persepsi nyeri

Pada dasarnya, nyeri merupakan salah satu bentuk refleks guna

menghindari rangsangan dari luar tubuh, atau melindungi tubuh

dari segala bentuk bahaya. Akan tetapi, jika nyeri itu tarlalu

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

18

berat atau berlangsung lama dapat berakibat tidak baik bagi

tubuh, dan hal ini akan menyebabkan penderita menjadi tidak

tenang dan putus asa. Bila nyeri cendrung tidak tertahankan,

penderita bisa sampai melakukan bunuh diri

( Setyanegara,1978)

c. Toleransi Terhadap Nyeri

Toleransi terhadap nyeri terkait dengan intensitas nyeri yang

membuat seseorang sanggup menahan nyeri sebelum mencari

pertolongan. Tingkat toleransi yang tinggi berarti bahwa

individu mampu menahan nyeri yang berat sebelum iya mencari

pertolongan. Meskipun setiap orang orang memiliki pola

penahan nyeri yang relatif stabil, tingkat toleransi berbeda

bergantung pada situasi yang ada. Toleransi terhadap nyeri tidak

dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelelahan, atau sedikit

perubahan sikap. Faktor-faktor yang memengaruhi toleransi

nyeri seperti seperti terlihat pada tabel

Tabel 2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi

Toleransi Nyeri

Mengalami peningkatan Mengalami penurunan

Alkohol

Obat-obatan

Hipnosis

Panas

Gesekan atau garukan

Penglihatan perhatian

Kepercayaan yang kuat

Capai atau kelelahan

Marah

Kebosana

Cemas

Nyeri yang kronis

Sakit atau penderita

d. Reaksi terhadap Nyeri

Setiap orang membe rikan reaksi yang berbeda terhadap diri.

Ada orang yang menghadapinya dengan perasaan takut, gelisah,

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

19

dan cemas, ada pula yang menanggapinya dengan sikap yag

optimis dan penuh toleransi. Sebagian orang merespon nyeri

dengan menangis, mengerang, dan menjerit-jerit, meminta

pertolongan, gelisah ditempat tidur, atau berjalan mobdar

mandir tak tentu arah untuk mengurangi rasa nyeri. Sementara,

yang lainnya tidur sambil menggemertakan gigi, mengepalkan

tangan, atau mengeluarkan banyak keringat ketika mengelami

nyeri. Faktor-faktor yang memengaruhi reaksi nyeri adalah

sebagai berikut.

1) Arti nyeri terhadap individu

2) Tingkat persepsi nyeri

3) Pengalaman masalalu

4) Nilai kultural

5) Harapan social

6) Kesehatan fisik dan mental

7) Sikap orang tua terhadap nyeri

8) Menentukan dimana nyeri terjadi

9) Takut, cemas

10) Usaha-usaha untuk mengurangi respon terhadap stressor

11) Usia ( Wahid Iqbal Mubarak 2015)

2.3.4 Respon terhadap nyeri

2.3.4.1 Respon fisiologis

Pada saat impuls nyeri naik kemudala spinalis menuju

Kebatang otak dalam thalamus, system saraf otonom

menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress.

Nyeri dengan intensitas singan sehingga sedang dan nyeri

yang superficial menimbulkan reaksi flight atau fight, yang

merupakan sindrom adaptasi umum. Stimulasi pada cabang

simpatis pada system saraf otonom menghasilkan respon

fisiologis. Apabila nyeri berlangsung terus-menerus secara

tipikalakan menyebabkan organ-organ visceral, system

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

20

saraf parasimpatis menghasilkan suatuaksi. Respons

fisiologis terhadap nyeri sangat membahayakan individu.

Kecuali pada kasus-kasus nyeri berat yang menyebabkan

individu mengalami syok, kebanyakan individu mencapai

tingkat adaptasi, yaitu tanda-tanda fisik kembali normal.

Dengan demikian, klien yang mengalami nyeri tidak akan

selalu memperlihatkan tanda-tanda fisik.

a. Stimulasi simpatik (nyeri ringan, moderat, dan

superfisial) berupa dilatisi saluran brunkial dan

peningkatan tingkat respirasi, peningktan detak jantung,

vasokonstriksi perifer, peningkatan tekanan darah,

peningkatan nilai gula darah, diaforesis, peningkatan

kekuatan otot, dilatasi pupil, dan penurunan motilitas

gasrtointestinal.

b. Stimulasi parasimpatik (nyeri berat dan dalam) berupa :

muka pucat, otot mengeras, penurunan detak jantung dan

tekanan darah, nafas cepat dan tidak teratur, nause dan

vomitus, serta kelelahan dan keletihan.

2.3.4.2 Respons psikologis

Respons psikologis sangat berkaitan dengan pemahaman

klien terhadap nyeri yang terjadi atau arti nyeri bagi klien.

Pemahaman dan pemberian arti nyeri sangat dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan, persepsi, pengalaman masa lalu,

dan faktor sosial budaya.

2.3.4.3 Respons perilaku

Sensasi nyeri terjadi ketika merasakan nyeri. Gerakan

tubuh yang khas dan ekspresi wajah yang

mengindikasikan nyeri dapat ditunjukan oleh klien sebagai

respons prilaku terhadap nyeri. Respons tersebut seperti

mengerutkan dahi, gelisah, memalingkan wajah ketika

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

21

diajak bicara. Pada respons prilaku dapat diamati dari hal

berikut :

a. Pernyataan verbal (mengaduh, menangis, sesak nafas,

mendengkur)

b. Ekspresi wajah (meringis,menggeletukan gigi,

mengigit bibir)

c. Gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, ketegangan otot,

peningkatan gerakan jari dan tangan)

d. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial

(menghindari percakapan, menghindari kontak sosial,

penurunan rentan perhatian, fokus pada aktivitas

menghilangkan nyeri). Individu yang mengalami

nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat

berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama

beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat

menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu

letih untuk merintih atau menangis. Klien dapat

tidur,bahkan dengan nyeri hebat. Klien dapat tampak

relaks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi

mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri.

2.3.4.4 Pengukuran Intensitas Nyeri

Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk

menentukan terapi nyeri paska pembedahan yang efektif.

Skla penilaian nyeri dan terapi nyeri paska pembedahan

yang efektif. Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien

digunakan untuk menilai derajat nyeri. Intensitas nyeri

harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat

berkomunikasi dan dapat menunjukan ekspresi nyeri yang

dirasakanya.

Ada beberapa skala penilaian nyeri pada pasien sekarang

ini

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

22

a. Wong-Baker Face Pain Rating Scala

Skala dengan enam gambar wajah dengan ekspresi

yang berbeda, dimulai dari senyuman sampai menangis

karena kesakitan. Skala ini berguna pada pasien dengan

gangguan komunikasi, seperti anak-anak, orang tua,

pasien yang kebingungan atau pada pasien yang tidak

mengerti dengan bahasa lokal setempat.

Gambar 1.1 Wong Baker Faces Pain Rating Scale

b. Verbal Rating Scale (VRS)

Pasien ditanya tentang derajat neyeri yang dirasakan

berdasarkan skala lima poin: tidak nyeri, ringan,

sedang, berat dan sangat berat.

Gambar 1.2 Verbal Rating Scale

c. Numerical Rating Scale (NRS)

Skala numerik atau Atau Numerical Rating Scale (NRS)

digunakan sebagai pengganti alat mendeskripsi kata.

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

23

Dalam hal ini pasien menilai nyeri dengan skala 0

sampai dengan 10 kala 0 mendeskripsikan sebagai tidak

nyeri, skala 1 samapai dengan 3 mendeskripsikan

sebagai nyeri ringan yaitu ada rasa nyeri (mulai terasa

tapi masih dapat ditahan), skala 4 sampai dengan 6

mendeskripsikan sebagai nyeri sedang yaitu ada rasa

nyeri terasa mengganggu dengan usaha yanag cukup

kuat untuk menahan, dan skala 7 sampai dengan 10

mendeskripsikan sebagai nyeri berat yaitu ada nyeri,

terasa sangat menggangu/ tidak tertahankan sebagai

harus menangis, menjerit atau berteriak. Skala ini

efektif digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri

sebelum dan sesudah teraupetik (Prasetyo, 2010 ;

McCeffery dan Beebe 1993 dalam Novita, 2012)

Gambar 1.3 Numerical Rating Scale

d. Visual Analogue Scale (VAS)

Visual Analoge Scale (VAS) adalah alat ukur yang

digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri dan secara

khusus meliputi 10-15 cm garis, dengan setiap

ujungnya di tandai dengan level intensitas nyeri (ujung

kiri diberi tanda ‘’no pain’’dan ujung kanan diberi

tanda ‘’ bad pain’’ (nyeri hebat). Pasien diminta untuk

menandai disepanjang garis tersebut sesuai dengan

level intensitas nyeri yang dirasakan pasien (ukuran

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

24

mm), dan itulah skornya yang menunjukan level

intensitas nyeri. Kemudian score tersebut dicatat untuk

melihat kemajuan pengobatan/terapi selanjutnya.

Secara potensial VAS lebih sensitif terhadap intensitas

nyeri daripada pengukuran lainnya seperti VRS, Vas

skala 6- point karena responya yang leih terbatas.

Begitu pula, Vas lebih sensitif terhadap perubahan pada

nyeri kronik daripada nyeri akut. Ada beberapa

keterbatasan dari VAS yaitu pada beberapa pasien

khusunya orang tua akan mengalami kesulitan

merespon grafik VAS dari pad skala verbal nyeri

(VRS). Beberapa pasien mungkin sulit untuk menilai

nyerinya pada Vas karena sangata sulit skala VAS

sehingga supervisi yang lebih teliti dari dokter/terapis

dapat meminimalkan kesempatan error.

Pengukuran Intensitas Nyeri Ada beberapa skala

penilaian nyeri pada pasien yaitu Wong-Baker Pain

Rating Scale, Verbal Rating Scale (VRS), Numerical

Rating Scale ( NRS), Visual Analogue Scale (VAS)

2.3.5 Faktor yang Mempengaruhi Nyeri

2.3.5.1 Usia

Anak beum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat

harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa

kadang melporkan nyeri jika sudah patologis dan

mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cendrung

memendam nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani

dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau

meninggal jika nyeri diperiksakan.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

25

2.3.5.2 Etnik dan nilai budaya

Beberapa kebudayaan yakni bahwa memperlihatkan nyeri

adalah sesuatu yang alamiah. Kebudayaan lain cendrung

untuk melatih perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi

budaya menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan

demikian, hal ini dapat mempengaruhi pengeluaran

fisiologis opial endogen sehingga terjadilah persepsi nyeri.

Latar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang

memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri.

Sebagai contoh, individu dari budaya tertentu cendrung

ekspresif dalam mengungkapkan nyeri, sedangkan individu

dari budaya lain justru lebih memilih menahan perasaan

mereka dan tidak ingin merepotkan orang lain.

2.3.5.3 Tahap perkembangan

Usia dan tahap perkembangan seseorang memerlukan

variabel penting yang akan memengaruhi reaksi dan

ekspresi terhadap nyeri. Dalam hal ini, anak-anak cendrung

kurang mampu mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan

dibandingkan orang dewasa, dan kondisi ini akan

menghambat penanganan nyeri untuk mereka. Dsisi lain

prevalensi nyeri individu lansia lebih tinggi karena penyakit

akut atau kronis dan degeneratif yang diderita. Walaupun

ambang batas nyeri tidak berubah karena penuaan, efek

analgetik yang diberikan menurun karena perubahan

fisiologis yang terjadi.

2.3.5.4 Lingkungan dan individu pendukung

Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi,

pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi dilingkungan

tersebut dapat memperberat nyeri. Selain itu, dukungan dari

keluarga dan orang terdekat menjadi salah satu faktor

penting yang memengaruhi persepsi nyeri individu. Sebagai

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

26

contoh, individu yang sendirian, tanpa keluarga dan teman-

teman yang mendukungannya, cendrung merasakan nyeri

yang lebih berat dibandingkan mereka yang mendapat

dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.

2.3.5.5 Pengalaman nyeri sebelunya

Pengalaman masa lalu biasanya juga berpengaruh terhadap

persepsi nyeri idividu dan kepekaannya terhadap nyeri.

Individu yang mengalami nyeri atau menyaksikan

penderitaan orang terdekatnya saat mengalami nyeri

cenderung merasa terancam dengan peristiwa nyeri yang

akan terjadi dibandingkan individu yang lain yang belum

pernah mengalaminya. Meinhart Mc. Caffery

mendeskripsikan tiga fase pengalaman nyeri sebagai

berikut.

a. Fase antisipasi (terjadi sebelum nyeri diterima)

Fase ini mungkin bukan merupakan fase yang penting,

karena fase yang ini bisa memengaruhi dua fase lain.

Pada fase inimemungkinkan seseorang belajar tentang

nyeri dan upaya untuk menghilangkan nyeri tersebut.

Peran perawat pada fase ini sangat penting terutama

dalam memberikan informasi pada klien

b. Fase sensasi (terjadi saat nyeri terasa)

Fase ini terjadi ketika klien merasakan nyeri. Oleh

karena itu bersifat subjektif, maka tiap orang dalam

menyikapi juga berbeda-beda. Toleransi terhadap nyeri

juga berbeda antara sattu orang lain. Orang yang

mempunyai nyeri dengan stimulus kecil, sebaiknya orang

yang toleransi tinggi terhadap nyeri mampu menahan

nyeri tanpa bantuan, sebaiknya orang yang toleransinya

terhadap nyerinya rendah sudah mencari upaya

mencegah nyeri, sebelum nyeri datang.

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

27

c. Fase akibat ( terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti)

Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang.

Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari

perawat, karena nyeri bersifat krisis, sehingga

dimungkinkan klien mengalami gejala sisa paca nyeri.

Apabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka

respons akibat (aftermath) dapat menjadi masalah

kesehatan yang berat. Peraat berperan dalam membantu

memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut

akan kemungkinan nyeri berulang.

2.3.5.6 Ansietas dan stres

Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang

terjadi. Ancaman yang tidak jelas asalnya dan ketidak

mampuan mengontrol nyeri atau peristiwa di

sekelilingnya dapat memperberat persepsi nyeri.

Sebaiknya, individu yang percaya bahwa mereka mampu

mengontrol nyeri yang mereka rasakan akan mengalami

penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan

menurunkan persepsi nyeri mereka.

2.3.5.7 Jenis Kelamin

Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin

misalnya menganggap bahwa seseorang anak laki-laki

harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan anak

perempuan boleh menangis dalam kondisi yang sama.

Namun secara umum laki-laki dan perempuan tidak

berbeda secara tidak bermakna dalam berespons terhadap

nyeri.

2.3.5.8 Makna nyeri

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

28

Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda

apabila nyeri tersebut memberi kesan ancaman, suatu

kehilangan, hukuman, dan tantangan. Makana nyeri

memengaruhi pengalaman nyeri dan cara seseorang

beradaptasi terhadap nyeri.

2.3.5.9 Perhatian

Tingkat seseorang klian memfokuskan perhatiannya pada

nyeri dapat memengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang

meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat

sedang upaya pengalihan (distraksi) dihubungankan

dengan respons nyeri yang menurun

2.2.9.10. Keletihan

Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin

intensif dan menurunkan kemampuan koping sehingga

meningkat persepsi nyeri

2.2.9.11. Gaya Koping

Individu memiliki lokusbkendali internal memperepsikan

diri mereka sebagai individu yang dapat mengendalikan

lingkungan mereka dan akhir suatu peristiwa seperti

nyeri.

2.2.9.12.Dukungan keluarga dan sosial

Kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana

sikap mereka terhadap klien memengaruhi respons nyeri.

Klien dengan nyeri memerlukan dukungan, bantuan, dan

perlindungan walaupun nyeri tetap dirasakan, kehadiran

orang yang dicintai akan meminimalkan kesepian dan

kekuatan.

(Wahid Iqbal Mubarak, 2015)

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

29

Faktor yang mempengaruhi rasa nyeri ada usia, etnik dan nilai budaya tahap

perkembangan, lingkungan dan individu pendukung, ansietas dan setres, jenis

kelamin, perhatian, keletihan, gaya koping, dukungan keluarga dan sosial.

2.3.6 Mengatasi nyeri

2.3.6.1 Tunjukan bahwa anda mengenali nyeri pasien dan berespons

dengan sikap penuh perhatian

2.3.6.2 Dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan pasien tenetang

nyeri

2.3.6.3 Bertindak untuk meredakan rasa nyeri

2.3.6.4 Beri peredaan nyeri sebelum nyeri meningkat

2.3.7 Manajemen nyeri

2.3.7.1 Farmakologis

Penanganan nyeri yang dialami oleh individu dapat melalui

intervensi farmakologis, diakukan oleh kolaborasi dengan dokter

atau pemberi perawat utama lainnya pada pasien. Obat-obat yang

biasanya digunakan adalah antiinflamasi nonsteroid. Obat-obatan

ini dapat menurunkan nyeri dan menghambat produksi

prostatglandin dari jaringan-jaringan yang engalami trauma dan

inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi

sensitive terhadap stimulus penyakit sebelumnya ( Smelzer dan

Bare, 2002)

a. Stimulasi dan Massage

Massage adalah stimulasi tubuh secara umum, sering

dipusatkan pada pinggang dan bahu, massage menstimulasi

reseptor tidak nyeri, massage juga membantu lebih nyaman

karena membantu relaksasi otot.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

30

b. Terapi Es dan Panas

Terapi Es dan panas menurunkan prostaglandin yang

memperkuat sensitifitas reseptor nyeri. Agar efektif es harus

diletakkan di area sekitar pembedahan. Penggunaan panas

dapat meningkatkan aliran darah yang dapat mempercepat

penyembuhan dan penurunan nyeri

c. Terapi musik

Terapi musik adalah proses interpersonal yang digunakan

untuk mempengaruhi keadaan fisik, emosionla, estetik, dan

spritual, untuk membentuk klien meningkatkan atau

mempertahankan kesehatannya.

d. Stimulasi Syaraf Elektris Transkutan (TENS)

TENS merupakan unit yang dijalankan oleh baterai dengang

elektrode yang dipasang pada kulit untuk menghasilkan

sensasi kesemutan atau menggetar pada area nyeri. Meknisme

ini sesuai dengan teori gate kontrol dimana mekanisme ini

akan menutup transmisi sinyal nyeri ke otak pada jarak

asenden sistem syaraf pusat untuk menurunkan intensitas

nyeri.

e. Tekhnik distraksi

Dilakukan dengan memfokuskan perhatian pasien pada

sesuatu selain nyeri. Distraksi diduga dapat menurunkan

nyeri. Distribusi diduga dapat menurunka persepsi nyeri

dengan menstimulasi sistem kontrol desenden, yang

mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri ditransmisikan ke

otak. Keefektifan tranmisi tergantung pada kemampuan

pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori

selain nyeri.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

31

Manajemen nyeri ada farmakologi yaitu obat-obatan dan nonfarmakologi yaitu

stimulasi dan massage, terapi es dan panas,terapi musik, stimulasi syaraf

transkutan ( TENS), tekhnik distraksi, tekhnik relaksasi.

2.3.8 Tindakan keperawatan untuk peredaan nyeri

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meredakan nyeri, di

antaranya adalah :

a. Bicara dengan perlahan dan tentang kepada pasien

b. Ubah posisi pasien untuk membuatnya lebih nyaman

c. Tempatkan bantalan di atas area tinjolan tubuh sebelum memberikan

balutan

d. Tawarkan makanan yang sesuai

e. Berikan cairan yang cukup

f. Dorong pengunjung untuk mengalihkan atau menyamankan pasien

dengan cara percakapan yang bersahabat atau dengan memainkan

musik favorit dengan tenang.

g. Berikan pasien mandi hangat yang merilekskan

h. Berikan gosokan atau masase punggung

2.3.9 Penyebab Nyeri Punggung Bawah

Beberapa faktor menyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah menurut

Bimariotejo (2014), antara lain:

2.3.9.1 Kelainan Tulang Belakang

Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah hemi vertebrae.

Kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat

berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak

lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya

nyeri punggung bawah yang disertai dengan skoliosis ringan.

Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang

melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan

nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

32

karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan

spina bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala-

gejala berat seperti club foot, rudimentair foot, kelayuan kaki,

dan sebagainya. Namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan

menimbulkan keluhan.

Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir

adalah:

a. Penyakit Spondylisthesis

Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan

korpus vertebrae, dimana arkus vertebrae tidak bertemu

dengan korpus vertebrae. Walaupun kejadian ini terjadi

sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru

menimbulkan nyeri akibat kelainan-kelainan degeneratif.

Nyeri pinggang ini berkurang atau hilang bila penderita

duduk atau tidur, dan akan bertambah bila penderita itu

berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2014).

Soeharso (2012) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini

adalah :

1) Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari

semestinya, antara dada dan panggul terlihat pendek.

2) Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus

vertebrae yang menimbulkan skoliosis ringan.

3) Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke

ekstremitas bawah.

4) Pemeriksaan X-ray menimbulkan adanya dislokasi,

ukuran antara ujung spina dengan garis depan korpus

pada vertebrae yang mengalami kelainan lebih panjang

dari garis spina korpus vertebrae yang terletak diatasnya.

b. Penyakit Kissing Spine

Penyakit ini disebabkan karena dua atau lebih processus

spinosus bersentuhan. Keadaan ini bisa menimbulkan

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

33

gejala dan tidak. Gejala yang ditimbulkan adalah Low

Back Pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan

pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral.

c. Sacralisasi Vertebra Lumbal ke IV

Penyakit ini disebabkan karena processus transverses dari

vertebra lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum

dan/atau os ileum.

2.3.9.2 Nyeri punggung bawah karena trauma

Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utamanya

nyeri punggung bawah. Pada orang-orang yang tidak biasa

melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita

nyeri pinggang bawah yang kaku (Bimariotejo, 2014).

Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat

menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot

punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga

menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh

dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada

kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar

tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2010)

Secara patologis anatomis pada nyeri punggung bawah

disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan,

seperti:

a. Perubahan pada sendi sacro-illiaca

Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-illiaca

adalah rasa nyeri pada os sacrum akibat adannya penekanan.

Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi supine.

Pada pemeriksaan, lassague symptom positif dan pergerakan

kaki pada hip joint terbatas.

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

34

b. Perubahan pada sendi lumbal sacral

Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra

lumbal V dan sacrum, dan dapat menyebabkan robekan

ligament atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri

yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat

menyebabkan keterbatasan gerak.

2.3.9.3 Nyeri punggung bawah karena perubahan jaringan

Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan

jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan

tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi

juga terdapat disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh

lain (Potter & Perry, 2010).

Beberapa jenis penyakit dengan keluhan nyeri punggung bawah

yang disebabkan oleh perubahan jaringan antara lain:

a. Osteoarthritis (Spondylosis Deformans)

Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari arthritis

yang disebabkan oleh pecahnya tulang rawan di persendian.

Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan

otot-ototnya juga menjadi berkurang sehingga sangat

memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi.

Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang

vertebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak

fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan

nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang (Idyan,

2014).

b. Penyakit Fibrositis

Penyakit ini juga dikenal dengan reumatism musculler.

Penyakit ini ditandai dengan nyeri dan pegal di otot,

khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memperberat saat

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

35

beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan (Dieppe,

1995 dalam Idyan, 2010).

c. Penyakit Infeksi

Menurut Dieppee (1995) dalam Idyan (2010), infeksi pada

sendi terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu infeksi akut yang

disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis, seperti bakteri

tuberculosis. Infeksi kronis ditandai dengan pembengkakan

sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan.

2.3.9.4 Nyeri punggung bawah karena pengaruh gaya berat

Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan

berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan

dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain,

misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan

sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengharuskan berdiri

dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan

terjadinya nyeri punggung bawah.

Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang

menyebabkan terjadinya nyeri punggung bawah akibat pengaruh

gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang

belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh

dan kelemahan otot (Bimariotejo, 2014)

2.3.10 Patofisiologi

Kolumna vertebralis dapat dianggap sebagai sebuah batang elastik yang

tersusun atas banyak unit rigid (vertebrae) dan unit fleksibel (diskus

intervertebralis) yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset,

berbagai ligamen dan otot paravertebralis.

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

36

Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan fleksibilitas

sementara di sisi lain tetap dapat memberikaan perlindungan yang

maksimal terhadap sumsum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang

akan menyerap goncangan vertikal pada saat berlari atau melompat. Batang

tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot-otot abdominal dan

thoraks sangat penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak

pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Mengangkat

beban berat pada posisi membungkuk dan menyamping menyebabkan

otot tidak mampu mempertahankan posisi tulang belakang thorakal dan

lumbal, sehingga pada saat facet joint lepas dan disertai tarikan dari

samping, terjadi gesekan pada kedua permukaan facet joint

mengakibatkan ketegangan otot di daerah tersebut yang akhirnya

menimbulkan keterbatasan gesekan pada tulang belakang. Obesitas,

masalah postur, masalah struktur dan perenggangan berlebihan dapat

berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralisakan mengalami perubahan sifat ketika usia

bertambah tua. Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas

fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada lansia akan menjadi

fibrokartilago yang padat dan tidak teratur.

2.3.11 Tanda dan Gejala Nyeri Punggung Bawah

Berdasarkan pemeriksaan pemeriksaan yang cermat, nyeri punggung

bawah dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kelompok berikut ini, yaitu:

2.3.11.1 Nyeri punggung bawah sederhana dengan karakteristik :

a. Adanya nyeri pada daerah lumbal atau lumbosakral tanpa

penjalaran atau keterlibatan neurologis.

b. Nyeri mekanik, derajat nyeri bervariasi setiap waktu, dan

tergantung dari aktivitas fisik.

c. Kondisi kesehatan pasien secara umum baik.

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

37

2.3.11.2 Nyeri punggung bawah yang diakibatkan oleh adanya

keterlibatan neurologis, dibuktikan dengan adanya satu atau

lebih tanda gejala yang mengindikasikan adanya keterlibatan

neurologis.

Gejala : Nyeri yang menjalar ke lutut, tungkai, kaki, ataupun

;; adanya rasa baal di daerah nyeri.

Tanda : Adanya tanda iritasi radikular, gangguan motorik

maupun sensorik atau refleks

2.3.11.3 Nyeri punggung bawah dengan tanda-tanda kecurigaan mengenai

adanya cedera atau kondisi patologis yang berat pada spinal.

Karakteristik Umum :

a. Trauma fisik berat seperti jatuh dari ketinggian ataupun

kecelakaan kendaraan bermotor.

b. Nyeri non-mekanik yang konstan dan progresif.

c. Ditemukan nyeri abdominal dan/atau thorakal.

d. Nyeri hebat pada malam hari yang tidak membaik dengan

posisi terlentang.

e. Riwayat atau ada kecurigaan kanker, HIV (Human

Imunodifiency Virus), atau keadaan patologis lainnya yang

dapat menyebabkan kanker.

f. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang.

g. Penurunan berat badan yang tidak diketahui sebabnya,

menggigil, dan/atau demam.

h. Fleksi lumbal sangat terbatas dan persisten.

i. Saddle anesthesia, dan/atau adanya inkontenensia urin.

j. Risiko untuk terjadinya kondisi yang lebih berat adalah awitan

nyeri punggung bawah pada usia kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 55 tahun.

2.3.12 Pencegahan Nyeri Punggung Bawah

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

38

Latif (2015) menuliskan bahwa tindakan pencegahan nyeri punggung

bawah dibagi ke dalam tiga besar, yaitu:

2.3.12.1 Pencegahan primer yang dilakukan untuk mencegah

timbulnyanyeri punggung bawah di tempat kerja.

2.3.12.2 Pencegahan sekunder untuk mengurangi kejadian nyeri

punggung bawah sejak dini.

2.3.12.3 Pencegahan tersier dilakukan untuk meminimalisir

konsekuensi atau disabilitas atau kecacatan yang mungkin

timbul dalam perjalanan penyakitnya.

Tindakan pencegahan terhadap nyeri punggung bawah tersebut dapat

dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Edukasi dan pelatihan

Edukasi dapat meliputi teknik mengangkat beban, posisi tubuh saat

bekerja, perenggangan, dan sebagainya. Lebih lanjut juga diberikan

exercise untuk meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanan

punggung bawah.

b. Ergonomi dan Modifikasi

Bila memang ada faktor pekerjaan terhadap nyeri punggung bawah di

tempat kerja, maka perlu dilakukan upaya kontrol. Upaya ini dapat

meliputi pengadaan alat bantu dalam bekerja seperti: mesin pengangkat,

ban berjalan, gerobak, dan sebagainya.

c. Pemilihan Pekerja

Pemilihan pekerja dilakukan dengan skrining pra-kerja. Riwayat

kesehatan dan hasil pemeriksaan fisik harus diperhatikan dengan

seksama. Penggunaan rontgen dan tes kekuatan pada calon karyawan

sebagai salah satu alat skrining tidak dianjurkan karena

ketidakefektifannya dalam mendeteksi adanya nyeri punggung bawah.

2.3.13 Penanganan Nyeri Punggung Bawah

2.3.13.1 Penanganan Keperawatan

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

39

a. Pemberian informasi dan edukasi

b. Pada kondisi akut : bedrest (lamanya tergantung kasus),

pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas

termal (terapi panas dan dingin), massage, traksi (untuk

distraksi tulang belakang), latihan: berjalan, naik sepeda,

berenang (tergantung kasus), dan alat bantu: tongkat,

pemakaian lumbal corset.

c. Pada kondisi kronis : modulasi nyeri (Trannscutaneous

Electrical Nerve Stimulation, akupuntur, modalitas termal),

latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat

badan, posisi tubuh dan aktivitas.

2.3.13.2 Penanganan Medis

a. Farmakoterapi

1) Kondisi akut: asetamenopen, NSAID, muscle relaxant,

opioid (untuk nyeri berat), injeksi epidural (steroid,

lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler

2) Kondisi kronis: antidepresan trisiklik (amitriptilin),

antikonvulsan (gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin,

fenitoin), alpha blocker (klonidin, prazosin), opioid (jika

diperlukan).

b. Invasif Non Bedah

1) Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati).

2) Neurolitik (alkohol 100%, fenol 30%, untuk nyeri

punggung yang intractable).

c. Bedah

HNP (Hernia Nukleus Pulposus), dengan indikasi operasi:

1) Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat

minggu: nyeri berat/intractable/menetap/ progresif.

2) Defisit neurologik memburuk.

3) Sindroma kauda, stenosis kanal: setelah terjadi konservatif

tidak berhasil.

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

40

4) Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan

neurofisiologik dan radiologik.

2.3.13.3 Penanganan Fisioterapi

a. Sinar Infra Merah

Sinar infra merah adalah pancaran gelombang elektromagnetik

dengan panjang gelombang 7.700 Ao – 4.000.000 Ao yang

digunakan untuk tujuan pengobatan berkisar antara 7.700 Ao –

120.000 Ao atau 150.000 Ao (Amstrong) dimana panjang

gelombang ini digolongkan menjadi:

1) Gelombang Panjang (Non Penetrating)

Panjang gelombang diatas 12.000 Ao – 150.000 Ao,

kedalaman penetrasinya sampai lapisan superficial

epidermis, yaitu sekitar 0,5mm.

2) Gelombang Pendek (Penetrating)

Panjang gelombang antara 7.700 Ao – 120.000 Ao,

kedalaman dan penetrasinya sampai jaringan subcutan,

yaitu kira-kira 5-10 mm dan dapat mempengaruhi secara

langsung terhadap pembuluh darah kapiler, pembuluh

limfe, ujung-ujung saraf dan jaringan lain dibawah kulit.

b. Massage

1. Stroking

Strokingadalah manipulasi gosokan yang ringan dan halus

dengan menggunakan seluruh permukaan tangan, sebaiknya

diberikan dari dagu ke atas pelipis dan dari tengah dahi

turun ke bawah menuju telinga.Tehnik harus dikerjakan

dengan gentle dan menimbulkan rangsangan pada otot-otot

wajah.

2. Effleurage

Effleurage adalah suatu pergerakan strokingdalam atau

dangkal, effleuragepada umumnya digunakan untuk

pengembalian kandungan getah bening dan pembuluh darah

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

41

di dalam ekstremitas tersebut. Effleurage juga digunakan

untuk memeriksa dan mengevaluasi area nyeri dan ketidak

teraturan jaringan lunak atau perenggangan kelompok otot

yang spesifik. Effleuragemenimbulkan efek yang bersifat

nyata.

3. Friction

Friction atau tekanan dalam adalah untuk menggerakkan

atau memisahkan jaringan lunak. Friction adalah memenuhi

pergerakan ke serabut, seperti di dalam urat daging atau

ligament, strukturnya: membujur atau gerak lingkar

bertujuan untuk melepas kekakuan otot dan untuk

mengurangi kerusakan jaringan lunak.

4. Vibration

Vibration adalah gerakan getaran mengendurkan jaringan

lunak atas dan tingkatkan peredaran. Vibration dapat

menenangkan atau merangsang menurut intensitas dan

kecepatan. Vibration pada umumnya digunakan pada otot

yang sangat lemah, gas dalam perut, atau luka sambungan

spesifik.

c. Terapi Latihan dengan metode William Flexion Exercise

Dr.Paul William pertama kali memperkenalkan program

latihan ini pada tahun 1973 untuk pasien dengan keluhan Low

Back Pain kronik yang masih dipakai hingga saat ini. Latihan

ini terdiri dari 6 (enam) bentuk gerakan yang dirancang untuk

mengurangi nyeri punggung dengan memperkuat otot-otot

yang memfleksikan lumbosacral spine terutama otot

abdominal dan otot gluteus maksimus dan merenggangkan

kelompok otot ekstensor (Basmajian, 1978 dalam Priyambodo,

2010).

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

42

Bentuk-bentuk latihan dengan metode William Flexion

Exercise adalah sebagai berikut:

a. William Flexion Exercise nomor 1

Posisi awal : terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua

kaki rata pada permukaan matras.

Gerakan : pasien diminta meratakan pinggang ke bawah

melawan matras dengan mengontraksikan otot perut dan otot

gluteus maksimus. Setiap kontraksi ditahan selama 5 detik,

kemudian dilemaskan, ulangi gerakan sebanyak 10 kali.

Usahakan pada waktu lemas pinggang tetap rata.

b. William Flexion Exercise nomor 2

Posisi awal : sama dengan posisi awal nomor 1.

Gerakan : pasien diminta mengkontraksikan otot perut dan

memfleksikan kepala, sehingga dagu menyentuh dada dan

bahu terangkat dari matras. Setiap kontraksi ditahan 5 detik,

kemudian dilemaskan, ulangi gerakan sebanyak 10 kali.

c. William Flexion Exercise nomor 3

Posisi awal : sama dengan posisi awal nomor 1.

Gerakan : pasien diminta untuk memfleksikan satu lutut

kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua tangan

mencapai paha belakang dan menarik lututnya ke dada.

Pada waktu bersamaan angkat kepala hingga dagu

menyentuh dada dan bahu lepas dari matras, tahan gerakan

selama 5 detik. Kemudian lemaskan. Ulangi gerakan

sebanyak 10 kali.

d. William Flexion Exercise nomor 4

Posisi awal : sama dengan posisi awal nomor 1.

Geraka : pasien diminta untuk melakukan latihan yang sama

dengan latihan nomor 3, tetapi kedua lutut dalam posisi

menekuk, dinaikkan ke atas dan ditarik dengan kedua

tangan ke arah dada, naikkan kepala dan bahu dari matras,

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

43

ulangi gerakan sebanyak 10 kali. Pada waktu menaikan

kedua tungkai ke atas sejauh mungkin dengan rapat, baru

ditarik dengan kedua tangan mendekati dada.

e. William Flexion Exercise nomor 5

Posisi awal : exaggregated starter’s position.

Gerakan : kontraksikan otot perut dan gluteus maksimus

serta tekankan dada ke paha, tahan dalam 5 detik dan

rileks. Frekuensi 10 kali/sesi, pertahankan kaki depan rata

dengan lantai dan berat badan disangga oleh kaki bagian

depan tungkai yang belakang.

f. William Flexion Exercisenomor 6

Posisi awal : berdiri menempel dan membelakangi dinding

dengan tumit 10-15 cm di depan dinding, lumbal rata

dengan dinding.

Gerakan : satu tungkai melangkah ke depan tanpa merubah

posisi lumbal pada dinding, tahan dalam 10 detik dan

rileks. Frekuensi 10 kali/sesi. Bila latihan terlalu berat,

lamanya penahanan dapat dikurangi.

Latihan William Flexion Exercise ini disamping efektif

untuk nyeri punggung bawah, juga memperbaiki

fleksibilitas otot-otot punggung dan sirkulasi darah yang

membawa nutrisi ke discus intervertebralis (Basmajian,

1978 dalam Priyambodo 2010)

2.4 Definisi Mekanika Tubuh

Mekanika tubuh merupakan usaha koordinasi dari muskuloskeletal dan

sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan dengan tepat. Pada

dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien,

yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga, terkoordinasi, serta aman dalam

menggerakkan dan mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

44

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi

tubuh terhadap susunan muskuloskeletal, mengurangi energi yang

dikeluarkan, dan megurangi kelelahan. Kebutuhan bergerak sangat

dibutuhkan karena pergerakan dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia

dan melindungi diri dari kecelakaan, seperti jatuh (Potter & Perry, 2010)

Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengkoordinasikan sistem

muskuloskletal dan sistem syaraf dalam mempertahankan keseimbangan,

postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak,

dan melakukan aktivitas sehari-hari ( Potter & Perry, 2010 )

Mekanika tubuh melibatkan upaya terkoordinasi otot, tulang, dan sistem

saraf untuk menjaga keseimbangan, postur, dan keselarasan selama

memindahkan, memindahkan, dan memposisikan pasien. Mekanika tubuh

yang tepat memungkinkan individu untuk melakukan aktivitas tanpa

menggunakan energi berlebihan, dan membantu mencegah cedera untuk

pasien dan penyedia layanan kesehatan (Perry, Potter, & Ostendorf, 2014).

2.4.1 Prinsip Mekanika Tubuh

Menurut (Potter & Perry, 2015) Prinsip yang di gunakan dalam

mekanika tubuh adalah sebagai berikut:

2.4.1.1 Gravitasi

Merupakan prinsip yang pertama yang harus diperhatikan

dalam melakukan mekanika tubuh dengan benar, yaitu

memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan

tubuh. Terdap at tiga faktor yang perlu di perhatikan

dalam gravitasi:

a. Pusat gravitasi (center of gravity), titik yang berada di

pertengahan tubuh

b. Garis gravitasi (line of gravity), merupakan garis

imajiner vertikal melalui pusat gravitasi.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

45

c. Dasar diri tumpuan (base of suppert), merupakan

dasar tempat seseorang dalam posisi istirahat untuk

menopang/menahan tubuh

2.4.1.2 Keseimbangan

Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai

dengan cara mempertahankan posisi garis gravitasi di

antara pusat gravitasi dan dasar tumpuan

2.4.1.3 Berat

Dalam menggunaka mekanika tubuh, yang sangat

diperhatikan adalah berat atau bobot bendan yang akan

diangkat karena berat benda tersebut akan memengaruhi

mekanika tubuh

Tabel 2.3 menggambarkan prinsip-prinsip mekanika tubuh yang harus

diterapkan selama semua kegiatan penanganan pasien.

Prinsip MekanikaTubuh

Tindakan Prinsip

Menilai lingkungan

Kaji berat beban sebelum mengangkat dan tentukan

apakah bantuan diperlukan.

Rencanakan

pemindahan

Rencanakan langkah itu; kumpulkan semua persediaan

dan bersihkan area rintangan.

Hindari peregangan

dan puntir

Hindari meregangkan, menjangkau, dan memutar, yang

dapat menempatkan garis gravitasi di luar pangkal

penopang.

Pastikan posisi tubuh

yang benar

Jaga jarak (kaki) selebar bahu. Kencangkan otot perut,

gluteal, dan kaki sebagai antisipasi gerakan. Berdiri tegak

untuk melindungi punggung dan memberikan

Page 39: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

46

keseimbangan.

Berdiri dekat dengan

objek yang sedang

dipindahkan

Tempatkan berat benda yang sedang dipindahkan dekat

dengan pusat gravitasi Anda untuk keseimbangan.

Ekuilibrium dipertahankan selama garis gravitasi

melewati basis dukungannya. Pegang benda-benda dekat

dengan pusat gravitasi Anda

Pegangbenda-bendadekat dengan pusat gravitasi Anda

Arah wajah gerakan

Menghadapi arah mencegah memutar memutar ulang

belakang secara abnormal.

Hindari mengangkat

Berputar, berguling, berputar, dan leverage membutuhkan

lebih sedikit pekerjaan daripa mengangkat. Jangan angkat

jika memungkinkan; gunakan lift mekanis sesuai

kebutuhan. Dorong pasien untuk membantu sebanyak

mungkin.

Bekerja di level

pinggang.

Jaga semua pekerjaan di tingkat pinggang untuk

menghindari membungkuk. Naikkan ketinggian tempat

tidur atau benda jika memungkinkan. Jangan

membungkuk di pinggang.

Kurangi gesekan antar

permukaan.

Kurangi gesekan antar permukaan sehingga lebih

sedikit gaya yang diperlukan untuk menggerakkan pasien.

Bertekuk lutut.

Menekuk lutut mempertahan kanpusat gravitasi Anda dan

memungkinkan otot-otot kuat kaki Anda melakukan

pengangkatan.

Page 40: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

47

Dorong objek daripada

menariknya, dan

pertahankan gerakan

terus menerus.

Gunakanalat bantu.

Lebih mudah untuk Mendorong objek daripada

menariknya. Lebih sedikit energi diperlukan Untuk

membuat objek bergerak daripda berhenti dan

memulainya.

Gunakan alat bantu (gait belt, papangeser, lift mekanis)

yang diperlukan untuk memposisikan pasien dan

mentransfernya dari satu permukaan kelainnya.

Bekerja dengan orang

lain

Orang dengan beban terberat harus mengoordinasikan

semuau paya orang lain yang terlibat dalam teknik

penanganan.

Sumber data: Kozier,Erb,Berman & Snyder, 2011; Perry et al., 2014; WorkSafeBC, 2013

2.4.2 Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh

Menurut Alimul ,Aziz 2012 Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan

bagian dari kebutuhan aktivitas manusia. Sebelum melakukan

mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus

diperhatiakan, di antaranya:

2.4.2.1 Gerakan (ambulating)

Gerakan yang benar dapat membantu dalam mempertahankan

keseimbangan tubuh. Sebagai contoh, keseimbangan pada

saat orang berdiri dan saat orang berjalan akan berbeda.

Orang yang berdiri akan lebih mudah stabil dibandingkan

dengan orang yang berjalan karena pada saat berjalan terjadi

perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi lain dan

pusat gravitasi selalu berubah pada posisi kaki. Pada saat

berjalan terdapat dua fase, yaitu fase menahan berat dan fase

mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan

berirama.

2.4.2.2 Menahan (squatting)

Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah.

Sebagai contoh, posisi orang yang duduk akan berbeda

Page 41: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

48

dengan orang yang jongkok, dan tentunya berbeda dengan

posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu

diperhatikan untuk memberikan posisi yang tepat dalam

menahan. Dalam menahan, sangat diperlukan dasar tumpuan

yang tepat untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan

gerakan yang akan dilakukan.

2.4.2.3 Menarik (pulling)

Menarik dengan benar akan memudahkan dalam

memindahkan benda terdapat hal yang diperhatikan sebelum

menarik benda. Diantaranya ketinggian, letak benda

(sebaiknya berada didepan orang yang akan menarik), posisi

kaki dan tubuh dalam menarik (seperti condong ke depan dari

panggul), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah

pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada

permukaan tempat tidur, seperti pinggul, lutut dan

pergelangan kaki ditekuk.

2.4.2.4 Mengangkat (lifting)

Mengangkat merupakan cara pergerakan dengan

menggunakan daya tarik ke atas. Ketika melakukan

pergerakan ini, gunakan otot-otot besar dari tumit, paha

bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk

mengurangi rasa sakit pada daerah tubuh bagian

belakang.Mengangkat barang dengan berjalan (memindahkan

barang), maka posisi badan dengan tulng belakang bertumpu

pada panggul, punggung agak di miringkan kebelakang,

maka pertut atas dada menerima sebagian berat beban ,

dimana tangan rapat ke badan menangga benda tersebut.

2.4.2.5 Memutar

Memutar merupakan gerakan untuk berputarnya anggota

tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang. Gerakan

memutar yang baik adalah dengan memerhatikan ketiga

Page 42: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

49

unsur gravitasi dalam pergerakan agar tidak memberi

pengaruh buruk dapa postur tubuh.Memindahkan barang dari

kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara memutar badan

sangat tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut

dapat memutar tulang belakang saat mengangkat dan

menurunkan barang . Yangperlu diperhatikan adalah posisi

berdiri, dimana benda yang akan dipindah berada didepan

kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi kaki 90 0

tidak boleh lebih.

Menurut Mulaksono, Sonny (2013) tata cara mengangkat

beban dengan benar dan baik, Perhatikan sikap tubuh yang

benar di bawah ini :

a. Berdiri

Jika harus berdiri dalam tempo lama, istrirahatkan salah

satu kaki Anda secara bergantian. Letakkan salah satu

kaki di atas sesuatu yang letaknya sedikit lebih tinggi dari

kaki yang lain. Jika harus bekerja dalam posisi berdiri,

hindari posisi tubuh membungkuk atau miring ke

samping. Begitupun disaat anda berjalan , bagi wanita

hindari penggunaa sepatu berhak tinggi.

b. Duduk

Pilihlah kursi yang dapat mendukung bagian belakang

tubuh Anda pada posisi yang benar dan nyaman.

Sesuaikan posisi kursi agar kaki Anda dapat menapak di

lantai. Kosongkan isi kantong belakang celana Anda

(dompet, kunsi, notes, dan sebagainya) agar tidak

mengganggu keseimbangan bagian belakang tubuh Anda.

Selain itu kondisi isi dompet yang tebal di kantong celana

bagian belakang juga dapat membuat nyeri pinggang

Page 43: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

50

karena adanya tekanan terhadap otot pantat secara terus

menerus dan tekanan yang lebih besar disaat anda sedang

duduk.

c. Mengangkat benda

Ada beberapa teknik yang digunakan dalam mengangkat

dan membawa suatu benda yang dapat melindungi

punggung anda dan dapat mencegah cidera.

Bagaimanapun, teknik terbaik dalam mengangkat adalah

pengangkatan secara diagonal. Kaki anda memisah,

dengan satu kaki sedikit ke depan dari kaki yang lain. Ini

memberikan basis penyangga yang lebar, lebih stabil,

lebih bertenaga, dan lebih kuat. Tekuk lutut anda dan

berjongkok; jaga punggung anda tetap lurus dan kepala

anda juga lurus selama mengangkat. Posisi ini

memberikan kekuatan yang lebih untuk otot-otot tungkai

yang lelih luas dan menjaga keseimbangan punggung

anda.

d. Membawa benda

Pastikan benda selalu menempel pada tubuh, selama

mengangkat dan membawanya. Semakin jauh anda

membawa suatu benda dari tubuh anda, semakin beresiko

untuk punggung anda. Jangan mendadak atau menyentak

selama anda mengangkat dan jangan memutar atau

menyamping. Ini adalah kebiasaan buruk yang

menyebabkan tekanan yang lebih untuk punggung anda,

terutama ketika mengangkat secara berulang-ulang, dan

akan menyebabkan cidera yang serius nantinya. Ketika

membawa suatu benda, gunakan postur yang tepat yaitu

berdiri tegak. Jangan terlalu membungkuk ketika

berjalan. Membawa dengan beban di depan dan

menempel ke tubuh, tetapi ketika membawa dengan jarak

Page 44: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

51

yang jauh, bawalan benda dengan menggunakan bahu

anda, dan jika benda terlalu berat, carilah bantuan.

e. Mengambil sesuatu dengan berlutut ,jangan

membungkuk Hindari membungkuk setinggi pinggang

ketika mengambil sesuatu. Hal ini dapat menciptakan

ketegangan pada punggung dan memperbesar resiko

cedera.

f. Tidurlah di atas kasur yang agak keras

Kasur yang terlalu empuk dapat membuat punggung

dalam posisi melengkung , sehingga anda merasa tidak

nyaman jika saat bangun tidur. Pakailah tempat

tidur yang agak keras atau kasur dengan kekuatan pegas

yang masih kuat. Jika tidur miring usahakan merapatkan

lutut satu sama lain. Atau jika telentang letakkan bantal

dibawah lutut .

g. Bangun dari tidur.

Jika anda tidur telentang, jangan langsung bangun, tetapi

miringkan dahulu tubuh anda. Selanjutnya bangun

dengan cara mengangkat badan menyamping sehingga

posisi anda menjadi duduk di atas kasur. Setelah itu

pijakkan kaki anda kelantai untuk bangkit dari tempat

tidur.

2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi mekanika tubuh

MenurutAlimul ,Aziz 2012 adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

mekanika tubuh

2.4.3.1 Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat mepengaruhi sistem

muskuloskeletal dan sistem saraf berupa penurunan

koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh

Page 45: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

52

peyakit, berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktifitas

sahari-hari, dan lain-lain.

2.4.3.2 Nutrisi

Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses

pertumbuhan tulang dan perbaikan sel. Kekurangan nutrisi

bagi tubuh dapat meyebabkan kelemahan otot dan

memudahkan terjadinya peyakit. Sebagai contoh, tubuh yang

kekurangan kalsium akan lebih mudah mengalami fraktur.

2.4.3.3 Emosi

Kondisi psikologis memengaruhi perubahan dalam perilaku

individu sehingga dapat menjadi penyebab menurunnya

kemampuan mekanika tubuh dan ambulasi yang baik.

Seseorang yang mengalami perasaan tidakl aman, tidak

bersemangat, dan harga diri yang rendah, akan mudah

mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan ambula.

2.4.3.4 Situasi dan kebiasaan

Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang, misalnya

sering mengangkat benda-benda berat, akan menyebabkan

perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.

2.4.3.5 Gaya hidup

Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan setres

dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan

dalam beraktivitas, sehingga dapat mengganggu koordinasi

antara sistem muskuloskeletal dan saraf. Hal tersebut pada

akhirnya akan mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.

2.4.3.6 Pengetahuan

Pengetahuan yang baik terhadap mekanika tubuh akan

mrndorong seseorang untuk menggunakannya secara benar,

sehingga akan mengurangi energi yang telah dikeluarkan.

Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memedai dalam

penggunaan mekanika tubuh akan menjadikan seseorang

Page 46: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

53

berisiko mengalami gangguan koordinasi sistem

muskuloskeletal dan saraf.

2.4.4 Dampak Mekanika Tubuh

Penggunaan mekanika tubuh secara benar dapat mengurangi

pengeluaran energi secara berkelebihan. Kesalahan dalam penggunaan

mekanika tubuh dapat menimbulkan dampak sebagai berikut:

2.4.4.1 Terjadi ketegangan sehingga memudahkan timbulnya

kelelahan dan gangguan dalam sistem muskuloskeletal

2.4.4.2 Resiko terjadinya kecelakaan pada sistem muskuloskeletal.

Apabila seseorang salah dalam berjongkok atau berdiri, maka

akan memudahkan terjadinya gangguan dalam struktur

muskuloskeletal. Misalnya, kelainan pada tulang vertebrae

2.4.5 Postur ( Body Alignment )

Postur tubuh merupakan susunangeometris dari bagian-bagian tubuh

yang berhubungan dengan bagian tubuh lain.bagian yang di pelajari

dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligamen, dan otot.

Apabila ke empat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi

keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti

dalam posisi duduk, berdiri, dan berbaring yang benar ( Nugraha et

al.,2011)

Postur tubuh yang baik dapat meningkatkan fungsi tangan yang baik,

mengurangi jumlah energi yang di gunakan, mempertahankan

keseimbangan sirkulasi renal dan gastrointestinal.untuk mendapatkan

postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu di

perhatikan, antara lain : ( Nugraha et al.,2013)

2.4.5.1 Keseimbangan dapat di pertahankan jika garis gravitasi (line of

gravity-garis imajiner vertikal) melewati pusat gravitasi (

Page 47: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

54

center of gravity-titik yang berada di pertengahan garis tubuh)

dan dasar tumpuan (base of support-posisi menyangga atau

menopang tubuh)

2.4.5.2 Jika dasar tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi lebih rendah,

kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.

2.4.5.3 Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan, energi akan

lebih banyak di gunakan untuk mempertahankan

keseimbangan.

2.4.5.4 Dasar tumpuan yang luas dan bagian-bagian dari postur tubuh

yang baik akan menghemat energi dan mencegah kelelahan

otot.

2.4.5.5 Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah

ketidaknyamanan otot

2.4.5.6 Memperkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah

kekakuan otot dan ligamen.

2.4.5.7 Posisi dan aktifitas yang berfariasi dapat membantu

mempertahankan otot dan mencegah kelelahan.

2.4.5.8 Pergantian antara masa aktifitas dan istirahat dapat mencegah

kelelahan

2.4.5.9 Membagi keseimbangan antara aktifitas pada lengan dan kaki

untuk mencegah beban belakang.Postur yang buruk dalam

waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri, kelelahan

otot, dan kontraktur.

2.4.6 Faktor Yang Mempengaruhi Postur Tubuh

Anggraini & Pratama (2012) Pembentukan postur tubuh dapat di

pengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

2.4.6.1 Status kesehatan

Perubahan status kesehatan dapat menimbulkan keadaan yang

tidak optimal pada organ atau bagian tubuh yang mengalami

kelelahan atau kelemahan sehingga memengaruhi

Page 48: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

55

pembentukan postur tubuh. Hal ini dapat di jumpai pada orang

sakit yang banyak mengalami ketidakseimbangan dalam

pergerakan.

2.4.6.2 Nutrisi

Nutrisi merupakan bahan untuk menghasikan energi yang di

gunakan dalam membantu proses pengaturan keseimbangan

organ otot, tendon, ligamen, dan persendian. Apabila status

nutrusi kurang, kebutuhan energi pada organ tersebut akan

kurang sehingga memengaruhi proses keseimbangan.

2.4.6.3 Emosi

Emosi dapat menyebabkan kurangnya kendala dalam menjaga

keseimbngan tubuh. Hal tersebut dapat memengaruhi proses

koordinasi pada otot, ligamen, persendian, dan tulang

2.4.6.4 Gaya hidup

Perilaku gaya hidup dapat membuat seseorang menjadi lemah

baik atau bahkan sebaliknya, menjadi buruk. Seseorang yang

memiliki gaya hidup yang tidak sehat, misalnya selalu

menggunakan alat bantu dalam malakukan kegiatan sahari-

hari, dapat mengalami ketergantungan sehingga postur tubuh

tidak berkembang dengan baik.

2.4.6.5 Perilaku dan nilai

Adapun perubahan perilaku dan nilai seseorang dapat

memengaruhi pembentukan postur tubuh sebagai contoh,

perilaku dalam membuang sampah di sembarang tempat dapat

memengaruhi proses pembentukan postur tubuh orang lain

yang berupaya untuk selalu bersih dari sampah.

Page 49: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Nyeri Punggung Bawah

56

2.5 Kerangka Teori

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Skema 2.5 kerangka konsep

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Hipotesis dari penelitian ini adalah “Ada hubungan mekanika tubuh

dengan keluhan nyeri punggung bawah pada pasien di ruang poli orthopedi

RSUD Ulin Banjarmasin”

Variabel independen :

Mekanika Tubuh

Variabel dependen :

Keluhan Nyeri Punggung

Bawah