34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu (power,passage,psikologis) ,faktor janin ( plasenta ),dan faktor penolong persalinan .Hal ini sangat penting ,mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi di sebabkan oleh tidak terdeteksiya secara dini adanya salah satu dari faktor faktor tersebut .Menurut WHO bahwa kematian bisa di cegah jika bidan terampil membantu ibu dalam proses melahirkan .Bidan di katakantrampil bilamana menguasai pengetahuan maupun praktik kebidanan 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan? 1.3 Tujuan 1.3.1 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan 1.4 Manfaat 1.4.1 Agar Mahasiswa tahu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

BAB 2 Reproduksi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hsdhshds

Citation preview

Page 1: BAB 2 Reproduksi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKeberhasilan proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu faktor ibu (power,passage,psikologis) ,faktor janin ( plasenta ),dan faktor

penolong persalinan .Hal ini sangat penting ,mengingat beberapa kasus

kematian ibu dan bayi di sebabkan oleh tidak terdeteksiya secara dini adanya

salah satu dari faktor faktor tersebut .Menurut WHO bahwa kematian bisa di

cegah jika bidan terampil membantu ibu dalam proses melahirkan .Bidan di

katakantrampil bilamana menguasai pengetahuan maupun praktik kebidanan

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan?

1.3 Tujuan1.3.1 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1.4 Manfaat1.4.1 Agar Mahasiswa tahu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Page 2: BAB 2 Reproduksi

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

2.1.1 Power

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi :

a. His ( kontraksi uterus )

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos

rahim bekeraj debgan baik dan sempurna .Sifat his yang baik dalah

kontraksi simetris ,fundus dominan ,terkoordinasi,dan

relaksasi.Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi

bertentangan dengan kontraksi fisologis lainnya ,bersifat nyeri.Tiap

his di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba

masuk ke dalam dinding uterus .Di tempat tersebut ada suatu pace

maker darai mana gelombang tersebut berasal.

Kontraksi ini bersifat involunter karean berada di bawah

pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali

fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi .Kontraksi uterus

juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di

anatraa kontraksi ,fungsi penting relaksasi ,yaitu :mengistirahatkan

otot uterus , memberi kesempatan istirahat bagi

ibu ,mempertahankan kesejahteraa bayi karean uterus

meneyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.

1. Pembagian his dan sifatnya :

a. His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak

teratur ,menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody

show

b. His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan

serviks ,semakin kuat ,teratur dan sakit

c. His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat

kuat, teratur, simetris ,terkoordinasi .

Page 3: BAB 2 Reproduksi

d. His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk

melepaskan dan melahirka plasenta

e. His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit

nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari

2. Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan

obeservasi :

a. Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per

menit per 10 menit

b. Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)

c. Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di

tentukan dalam detik ,misalnya 50 detik

d. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his

berikutnya ,his datang tiapa 2-3 menit .

(asrinah ,2010:10)

3. Identifikasi his / kontraksi

Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan

intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat

persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin

berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun

diagnosisi banding antara persalinan palsu dan persalinan sejati

kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat

berdasrakan kontraksi yang terjadi

Tabel 2.1

Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski

persalinan palsu

kontraksi pada persalinan

sejati

kontraski persalinan

palsu

Kontraksi terjadi dengan interval Kontraksi terjadi dengan

interval tidak teratur

Interval secra bertahap

memendek

Interval tetap lama

Nyeri di pinggung dan abdomen Nyeri perut di bawah

Page 4: BAB 2 Reproduksi

Servik membuka Servik belum membuka

Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan

sedasi

Sumber :cuningham,2006

4. Perubahan perubahan akibat his

a. Pada uterus :uterus terba keras / padat karena

kontraksi.Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2

segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen

atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang

terjadi di isthmus uteri.Pada saat kontraksi segmen atas

memegang peranan aktif dan didndingya menjadi

tebal ,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan

segmen bawah memegang peranan pasif yaitu

mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi

saluran tipius dan teregang karena akan di lalui oleh

bayi .Karena segmen atas dan bawah menjadi jelas.Batas

ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis .Jika

segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis

atau lingkaran bandl (FK UNPAD,1983:229).

b. Pada servik:his membut serviks menjadi menipois dan

memendek yang di sebut effacement

c. Pada janin:perukaran oksigen pada sirklulasi

uteroplasenter kurang,sehingga timbul hipoksia lama maka

terjadi gawat janin.

d. Pada ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan

setiap kontraksi,kandung kemih ,rectum ,tulang

belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari

rahim.Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah

saluran lahir juga menyebabkan tekanan.

Umumnya ,rasa sakit kontraksi mulai dari bagian

bawah punggung ,kemudian menyebar ke bagian bawah

Page 5: BAB 2 Reproduksi

perut ,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti

sedikit tertusuk ,lalu mencapai puncak,kemudian menghilang

bseluruhnya .Sebagian besra ibu merasakannya seperti kram

haid yang parah.Ada juga yang merasakan nnya

sepertigangguan saluran pencernaan atau mulas diare.Secara

medis ,sakit kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di

sebut visceral dull anching .

Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri

primer .Daerah yang mengalami nyeri primer ,antara lain

pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek

kontraksi ,timbul juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit

kepala,mintha,tubuh gemetar,panas ,dingin ,kram,pegal pegal

dan nyeri otot.

Selain sakit akibat kontraksi ,asakit lain terjadi saat

kepala bayi mulai muncul di vagina .Jaringan antara vagina

dengan anus (perineum) teregang samgat kencang akibat

perobekan jaringan .Sebagian besra ibu merasakn seolah olah

bagian bawahnya setelah sembelitsatu bulan .Secara

medis,sakit tenggorokan bersifat tajam dan panas yang di sebut

juga tergantung pada ambang nyeri dari penderita yang di

tentukan oleh keadaan jiwanya .

b. Tenaga mengedan

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau

di pecahkan ,serta sebagian presentasi sudah berda di dasar panggul

,sifat kontraksi berubah ,yakni bersifat mendorong keluar di bantu

dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha

volunter.Keinginan mengedan ini di sebabkan karena :

1. Kontraksi otot otot dinding perut yang mengakibatkan

peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan

uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk

mendorong keluar

Page 6: BAB 2 Reproduksi

2. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu

buang air besar (BAB) ,tapi jauh lebih kuat .

3. Saat kepala bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang

mengakibatkan ibu menutup glotisnya ,mengkintraksikan otot

otot perut dan menekan diafragma nya ke bawah

4. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan

sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his

5. Tanpa tenaga menegedan bayi tidak akan lahir

2.1.2 Passage

Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .

a. Bagian keras :tulang panggul

b. Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament

1. Bagian keras :panggul

a. Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :

1. Dua os coxae (tulang pangkal paha )

a. Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina iliaca

anterior superior (SIAS) dan spina iliaca posterior superior

(SIPS) ,spina iliaca posterior inferior (SIPI),spina iliaca

anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor ,linea

inominata,corpus os ilii.

2. Os pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen

obtutarium,ramus superior ossis pubis,ramus inferior ossis

pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum

pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .

3. Os sacrum ( tulang kelangkang) terdiri

dari :promontorium,foramen scralia anterior ,crista

scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbalis

4. Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.

(FK UNPAD,1983:11)

b. Ruang panggul

Ruang panggul terdiri dari:

Page 7: BAB 2 Reproduksi

1. Pelvis mayor (false pelvis ) :bagian di atas pintu atas

panggul tidak berkaitan dengan persalinan

2. Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :

a. Pintu atas panggul (PAP) di sebut pelvic inlet

Batasan PAP adalah promontorium ,sayap

sacrum ,linea inominta,ramus superior osis pubis ,dan

pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah

1. Ukuran muka belakang (conjugate vera)

Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas

sympisis,ukuran normalnya 11 cm.Ukuran ini adalah

ukuran yang terpenting dalam panggul .Conjugata

vera tidak dapat di ukur langsung ,tapi dapat di

perhitungkan dengan mengurangi conjugate

diagnolis (dari promontorium ke pinggir bawah

sympisis ) sejumlah 1,5 2 cm.(CV=CD1,5)

2. Ukuran melintang (diameter tranversa )

Merupakan ukuran terbesar antara linea

innominata di ambil tegak lurus pada conjugate

vera ,ukurannya 12,5 cm 3,5 cm

3. Ukuran serong (diameter oblique)

Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum

pubicum dari belajan panggul yang

bertentangan .Ukurannya 13 cm

4. Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan

bidang sempit panggul

Bidang luas panggul terbentang antara

symphisis ,pertengahan acetabulum , dan pertemuan

antara ruas sacral II dan III .Ukuran muka belakang

12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm.Karena

tidak ukuran yang kecil ,bidang ini tidak

menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan

biasanya tidak di ukur .

Page 8: BAB 2 Reproduksi

Bidang sempit panggul terdapat setinggi

pinggir bawah simphisis ,ke dua spina inciadica dan

memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung

sacrum .Ukuran muka belakang 11,5 cm ,ukuran

melintang 10 cm , dan diameter sagitalis posteror

ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina

aschiadica 5 cm.

5. Pintu bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic

outlet

Pintu bawah panggul bukan suatu

bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga dengan dasar

yang sama,ialah garis yang menghubungkan ke dua

tuber ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari

segitiga yang belakang adalah jung os

sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum

kiri dan kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus

pubis

Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :

a. Ukuran muka belakang :dari pinggir bawah

symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)

b. Ukuran melintang :antara tuberischiadicum kiri

dan kanan sebelah dalam (10,5)

c. Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke

pertengahan ukuran melintang (7,5)

c. Bidang hodge

Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak

turun ke dalam rongga panggul ,maka hodge telah menentukan

beberapa bidang khayalan dalam panggul .

1. H I : sama dengan pintu atas panggul

2. H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis

3. H III:sama dengan H I melalui spina isciadica

4. H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges

Page 9: BAB 2 Reproduksi

Sumber :FK UNPAD,1983

d. Ukuran ukuran panggul

1. Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :

Pengukuran secara klinis

Pintu atas panggul (PAP)

Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah ,melalui

konkavitas dari sacrum ,jari tengah di gerakkan ke atas

sampai dapat meraba prontorium .Sisi radial dari jari

telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis

dan tempat ini di tandai dengankuku jari telunjuk

tangan kri .Promontorium hanya bisa tercapai oleh jari

kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang

sempit .Pada panggul dengan ukuran

normal ,promontorium tidak tercapai,ini menandakan

bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat di ketahui

dengan.

a. Pemeriksaan luar

Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya

sudah melewati PAP maka hanya sebagian kecil

saja dari kepal yang dapat di raba dari luar

symphisis .Kedua tangan yang di letakkan pada

pinggir bagian kepala ini divergent .

b. Pemeriksaan dalam

Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau

lebih rendah .

Bidang tengah panggul

Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat

diukur secara klinis dan memerlukan

pengukuran rontgenologis

Bidang bawah panggul

Diameter tranversa ,diameter sagitalis

posterior dan anterior dapat di ukur dengan

Page 10: BAB 2 Reproduksi

pelvimeter dari thoms.Pengukuran ini adalah

pangukuran yang kasar karena tuber ischii

tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang

berbeda tebalnya dari orang ke orang .

Pelvimetri rontgenologis

Pita meter

Jangka panggul

2. Ukuran panggul luar

a. Distantia spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca

anterior supserior kiri dan kanan (23 cm - 26 cm)

b. Distantia cristatium ,yaitu jarak yang terjauh antara

crista iliaca kakan dan kiri (26 cm - 29 cm )

c. Lingkar panggul ,yaitu : dari pinggir atas symphisis

ke pertengahan antara spina iliaca anterior superior

dan trochanter mayor sepihak ,lalu kembali melalui

tempat yang sama ,di pihak lain (80 cm – 90 cm )

d. Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara

pinggir atas symphisis dan ujng prosesus spinosus

ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )

3. Bentuk panggul

Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :

a. Ginekoid : paling ideal ,bemtuk hampi bulat .Panjang

diameter anterosposterior kira kira sama dengan

diameter tranversa

b. Android:bentuk hampir segitiga.Umumnya laik laki

mempunyai jenis panggul ini .Panjang diameter

anterosposterior hamper sama dengan diameter

tranversa ,akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum

c. Anthropoid :bentuknya agak lonjong seperti telur

panjang diameter anterosposterior lebih besar dari

pada diameter tranversa

Page 11: BAB 2 Reproduksi

d. Platipeloid :jenis ginekoid yang menyempit pada arah

muka belakang

2. Bagian Lunak

Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan

ligamentum yang meliputi dinding panggul sbeelah dalam dan

menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari

bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.

a. Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas

Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak

ke belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus

oleh rectum. Musculus levator ani kiri dan kanan

sebetulnya terdiri atas tiga bagian:

1. Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum

anococcygeum

2. Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus

levator ani ke os coccigeus dan septum

anococcygeum

3. Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke

pinggir sacrum dan os coccygeus

Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara

musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah

berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang

tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenital.

Sekat ini menutupi pintu bawah panggul disebelah depan,

dan pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra dan

vagina. Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna

pada tempatnya. Kalau otot-otot rusak aau lemah,

misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut,

mungkin genetalia interna turun (prolaps)

b. Perineum

Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah

panggul daerah ini terdiri dari dua bagian:

Page 12: BAB 2 Reproduksi

1. Region analis disebelah belakang. Disini terdapat musculus

spincter ani externus yang mengelilingi anus.

2. Regio urogenital, disini terdapat:

a. Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva

b. Musculus ischio cavernosus

c. Musculus transverses perinea superfisialis

2.1.3 Passenger

Janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, leak,

sikap, dan posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan lahir,

maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin.

Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal

(Sumarah, 2010)

1. Kepala Janin

Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam

persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya

panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat

melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan

mudah.

Kepala bayi terdiri dari:

a. Bagian muka, terdiri dari

1. Tulang hidung (os nasale)

2. Tulang pipi (os zygomatikum)

3. Tulang rahang atas (os maxilare)

4. Tulang rahang bawah (mandibulare)

b. Bagian tengkorak

Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya

bagian tengkoraklah yang paling depan

Yang membentuk bagian tengkorak adalah

1. Tulang dahi (os frontale) 2 buah

Page 13: BAB 2 Reproduksi

2. Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah

3. Tulang pelipis (os temporale) 2 buah

4. Ulang belakang kepala (os occipitale)

c. Sutura

Sutura adalah sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh

membrane. Kegunaannya

1. Memungkinkan terjadinya maulage

2. Dapat mengetahui posisi kepala janin

Macam-macam sutura:

1. Sutura sagitalis: terletak diantara kedua os parietal

2. Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal

3. Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua

os parietal

4. Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan

d. Fontanel/ubun-ubun

Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh

membrane fontanel terdiri dari dua macam:

1. Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan

pertemuan anatara sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura

coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup

pada usia bai 18 bulan.

2. Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior

erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura

lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup pada

usia bayi 6-8 minggu.

e. Ukuran-ukuran kepala bayi

1. Ukuran muka belakang

a. Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen

magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm

b. Diameter suboccipito frontalis : 11cm

Page 14: BAB 2 Reproduksi

c. Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke

titik terjauh pada belakang kepala): 12 cm

d. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang

terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm

e. Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah

os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm

2. Ukuran melintang

a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara

kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada letak belakang

kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari

pintu atas panggul (conjugate vera)

b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara

suura-coronaria kanan kiri): 8 cm. Pada letak defleksi

ukuran ini melalui conjugate vera.

3. Ukuran Lingkaran

a. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran

kecil kepala) 32 cm

b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang

kepala) 34 cm

c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala

besar) 35 cm

2. Letak janin dalam uterus

Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan.

Beberapa letak seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir

spontan, jika tidak diperbaiki maka berbahaya bagi ibu maupun

janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4

pengertian:

a. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi

bagian terendah janin, yang dijumpai ketika palpasi pada

kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan.

Misalnya:

Page 15: BAB 2 Reproduksi

presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang

Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala

b. Posisi

Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap

dinding perut atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan

dalam presentasi pada palpasi kehamilan: Punggung kiri

c. Letak/situs

Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.

Misalnya letak memanjang atau membujur yaitu sumbu janin

sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak

sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada sumbu ibu.

Misalnya: letak memanjang, letak melintang

d. Habistus/sikap

Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain.

Janin pada umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala,

tulang punggung, dan kaki didalam keadaan fleksi. Lengan

bersilang didada. Misalnya: fleksi

3. PlasentaPlasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal

dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung

dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum

dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa kehidupan intrauterine.

Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan

efisiensi plasenta.

Plasenta adalh alat yang sangat pnting bagi janin Karen

merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.

Struktur Plasenta

1. Bagian janin/permukaan fetal (fetal portion)

Cirri-ciri permukaan fetal

Terdiri permukaan fetal:

Terdiri dari vili

Menghadap ke janin

Page 16: BAB 2 Reproduksi

Warnanya keputih putihan dan licin karena tertutup oleh

amnion. Di bawah amnion Nampak pembuluh-pembuluh

darah

2. Bagian ibu/permukaan maternal (maternal portion)

Cirri-ciri permukaan maternal:

Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua

spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta

Menghadap ke dinding rahim

Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta

terdiri dari 16-20 kotiledon

Permukaa kasar beralur-alur

3. Letak Plasenta

Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian

depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis

karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga

lbih banyak tempat berimplantasi

4. Bentuk dan ukuran plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-

20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat

30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung

darah kotor dan vena mengandung darah bersih)

Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia

kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah

mengisi seluruh rongga rahim.

Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion

tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel saja

tidak sampai melekat pada korion.

5. Fungsi plasenta

a. Nutrisasi

Plasenta sebagai alat nutritive. Penyaluran bahan nutrisi dari

ibu ke janin dengan jalan:

Page 17: BAB 2 Reproduksi

- Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium

dan natrium. Makin besar berat jenis abhan makanan

maka makin lambat system difusi

- Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan

selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm bentuk vili

korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:

Protein dipecah menjadi asam amino

Lemak dipecah menjadi asam lemak

Hidrat arang dipeah menjadi glukosa

Glikogen dipecah menjadi fruktosa

Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil

Obat-obatan

- Pinositosis caranya seperti aktivitas amoben. Bahan

tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin

b. Ekresi

Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik

sebagai alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna

melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan

dunia luar secara tidak langsung.

Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida

(CO2). Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah

diganti relative sering. Terdapat pemecahan jaringan yang

terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan

sangat sedikit.

c. Respirasi

Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin

(F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan

sebaliknya mudah melepaskan karbondioksida melaui

system difus dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan

afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya

sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin

Page 18: BAB 2 Reproduksi

tinggi konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan

bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

d. Produksi

Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust,

2006)adalah:

1. Korionik gonadotropin

Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum

gravidarum sehingga tetap menengeluarkan

estrogen dan progesterone. Korpus luteum

berfungsi sampai plasenta sempurna.

Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai

sebagai hormone tes kehamilan.

Puncaknya tercapai pada hari ke-60

Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.

2. Korionik somato-mammotropin

Hormon untuk metabolisme protein

Bersifat laktogenik dan luteotropik

Menimbulkan pertumbuhan janin

Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak

3. Estrogen Plasenta

Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron

Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim

Retensi air dan garam

Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti

ASI

Melaksanakan sintesis protein

4. Progesteron

Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan

plasenta

Pemenang otot rahim selama hamil

Page 19: BAB 2 Reproduksi

Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan

alveolus payudara

Meghalangi proses pematangan folikel de Graff

sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi

pengeluaran LH

e. Imunisasi

Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur

4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang.

Antibodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan

bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui

ASI sehingga kolostrum harus diberikan.

f. Barrier

Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai

barrier terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga

obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk melalui

plasenta.

2.1.4 Psikologis

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding

dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa

dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang

berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan (Asrinah, 2010:21).

Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi

selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan memiliki

karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki

masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida

yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus

disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan

memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin

Page 20: BAB 2 Reproduksi

mengharapkan penolong yang dapat dipercaya dan dapat memberikan

bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.

Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh

dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong,

fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya

merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.

2.1.5 Pysian/penolong

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan

neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan

kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi

(Asinah, 2010:21).

Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek

konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu

bersalin untuk megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.

Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses

persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji

perkembangan persalinan memberitahu perkembangannya baik

fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang

mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam

mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan

kecemasan pada ibu dan keluarga.

Page 21: BAB 2 Reproduksi

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulankeberhasilan proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa factor ( 5 P ) yaitu:1.Power 2.Passage (jalan lahir )3.Pasanger ( janin dan plasenta )4.Psikolgis5.Pisycian ( penolong )

Apabila salah satu faktor dari faktor faktor tersebut mengalami

masalah,maka persalinan tidak akan berjalan lancar. Dan dari kelima faktor,

faktor yang paling penting adalah power, passage, pasanger.

3.2 SaranDiharapakan kepada semua mahasiswa agar mengerti factor-faktor yang mempengaruhi persalinan sehingga dapat mengetahui masalah yang hendak dihadapi saat persalinan

Page 22: BAB 2 Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Nurasiah, ai.dkk. 2012. Asuhan persalinan Normal. Bandung: PT. Refika Aditama