29
9 BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software), jaringan komunikasi dan sumber-sumber data mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger (2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga berpendapat tentang sistem informasi yang adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu

BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi · 2014. 5. 14. · BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Sistem Informasi O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi sebagai kombinasi atau

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 9

    BAB 2 LANDASAN TEORITIS

    2.1 Sistem Informasi O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari

    orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software),

    jaringan komunikasi dan sumber-sumber data

    mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi

    dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger

    (2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan

    komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan,

    memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output

    informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas

    bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga

    berpendapat tentang sistem informasi yang adalah

    komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja

    sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan

    menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan

    keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari

    beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi

    adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari

    komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu

    menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu

  • 10

    dalam menyelesaikan tugas dan dalam pengambilan

    keputusan.

    Komponen sistem informasi secara umum menurut

    kadir (2003) adalah :

    • Perangkat keras (hardware), mencangkup piranti fisik

    seperti komputer, monitor, printer, hardis dan lain-

    lain.

    • Perangkat lunak (software) atau program, merupakan

    sekumpulan instruksi atau perintah yang

    memungkinkan perangkat keras bisa digunakan

    untuk memproses data.

    • Prosedur, Instruksi bagi pengguna (user), cara yang

    diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan

    informasi yang akan digunakan.

    • Orang, merupakan semua pihak yang bertanggung

    jawab dan menggunakan sistem informasi tersebut,

    seperti sponsor (system owner), pengguna sistem

    (user), perancang sistem (system designer) dan

    pengembang sistem informasi (sistem development).

    • Basis data (database), berupa kumpulan data dan

    informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa

    sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.

    • Jaringan komputer dan komunikasi data merupakan

    sistem penghubung yang memungkinkan suatu

  • 11

    sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada

    waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.

    2.2 Aspek keperilakuan (behavioral Aspect) penggunaan Teknologi informasi

    Menurut Goodhue dalam Hamzah 2009, Teknologi

    didefinisikan sebagai alat yang digunakan oleh individu

    untuk membantu menyelesaikan tugas mereka. Perangkat

    keras (hardware) dan perangkat lunak (sowftare)

    merupakan alat teknologi yang digunakan. Sejalan dengan

    pendapat Bodnar dan Hopwood dalam Nasution 2009

    menjelaskan tentang tiga elemen yang saling berinterkasi

    dalam penerapan TI yakni Perangkat keras (hardware)

    sebagai media dalam pemprosesan informasi, perangkat

    lunak (sowftare) sebagai sistem aplikasi yang digunakan

    dalam pemprosesan data atau informasi dan pengguna

    (brainware) merupakan yang terpenting karena sebagai

    pengembang, operator sekaligus pengguna sistem, memiliki

    aspek keperilakuan dalam konteks sebagai manusia

    spikologi, sehingga pengguna (brainware) menjadi faktor

    penentu dalam penggunaan TI.

    Tompson dalam Rahadi 2007 juga menjelaskan

    tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang

    mempengaruhi perilaku individu, sikap seseorang yang

    berkaitan dengan perilaku juga menurut Syam dalam

  • 12

    Rahadi 2007, Perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus

    dalam konteks penerapan TI. Lebih lanjut Henry dalam

    Nasution 2009, juga berpendapat bahwa perilaku pengguna

    dan personal sistem diperlukan dalam pengembangan

    sistem karena hal ini berkaitan dengan pemahaman dan

    cara pandang dari pengguna sistem sehingga dapat

    disimpulkan bahwa persepsi dari pengguna yang terlibat

    dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir

    sistem. Sistem dikatakan berhasil atau tidak, dapat

    diterima, bermanfaat atau tidak jika diterapkan.

    Jadi dalam penggunaan Teknologi Informasi, aspek

    perilaku merupakan aspek yang sangat penting, karena

    berhubungan lansung dengan pengguna sebagai user.

    Sebab interaksi antara pengguna dengan TI sangat

    dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai aspek

    keprilakuan yang melekat pada tiap manusia sebagai

    pengguna (user).

    2.3 Sistem Informasi akademis Satya Wacana (SIASAT) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang

    memanfaatkan TI dalam menjalankan aktivitas utamanya

    yakni dalam bidang akademik telah menggunakan TI

    sebagai sarana dan prasarana untuk memberikan

    pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan staff pekerjanya,

    dalam melakukan aktivitasnya UKSW sudah didukung oleh

    Biro Administrasi dan Akademik (BAA) yang berfungsi dalam

  • 13

    menjalankan pelayanan administrasi akademik. BAA sendiri

    sudah di dukung oleh teknologi informasi yang dalam

    pengembangan teknologi tersebut dikelola oleh Biro

    Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) adalah sebuah biro

    yang bertugas dan bertanggung jawab dalam

    mengembangkan dan melayani kebutuhan civitas

    akademika dalam bidang teknologi informasi, sistem

    informasi, multimedia dan fasilitas pengajaran yang

    diiplementasikan di UKSW. Dalam bidang sistem informasi

    BTSI terus mengembangkan dan menjamin keberlansungan

    aksesibilitas sistem-sistem informasi di UKSW dan salah

    satu sistem yang dikembangkan adalah sistem informasi

    akademis Satya Wacana (SIASAT) merupakan salah satu

    fasilitas layanan yang disediakan dalam mendukung serta

    menunjang peningkatan kinerja akademik mahasiswa.

    Penggunaan aplikasi sistem SIASAT untuk

    menyimpan data administrasi setiap mahasiswa dari awal

    masuk sampai pada kelulusan secara online dan real-time.

    SIASAT yang merupakan salah satu unit penunjang

    akademik terdiri dari sekumpulan prosedur yang mengatur

    kegiatan-kegiatan administrasi akademik seperti prosedur

    registrasi mahasiswa dengan melihat tagihan keuangan dan

    pembayaran secara online, prosedur registrasi matakuliah

    dengan mencetak kartu rencana studi (KRS), prosedur nilai

    dan transkip serta keaktifan mahasiswa. Semua mahasiswa

  • 14

    UKSW dapat mengakses aplikasi tersebut melalui homepage

    UKSW dengan alamat http://www.uksw.edu/id.php

    kemudian memilih menu program akademik selanjutnya

    klik SIASAT atau lansung ke alamat http://siasat.uksw.edu.

    2.4 Model Kesuksesan Sistem Informasi Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk

    menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang

    menyebabkan kesuksesan dari suatu sistem informasi

    seperti kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean

    (D&M IS success Model) dan Technology Acceptance Model

    (TAM) oleh Davis.

    2.4.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean (D&M IS success Model)

    Model kesuksesan sistem informasi yang di

    perkenalkan oleh Delone dan McLean. Berdasarkan teori-

    teori dan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang

    telah teruji, Delone dan McLean mengembangkan suatu

    model dengan nama model kesuksesan sistem informasi

    Delone dan McLean (D&M IS success Model). Dalam proses

    pembuatannya, menurut Delone dan McLean model ini

    didasari oleh suatu proses pembuatan informasi dan

    dampak dari penggunaan sistem informasinya. Delone dan

  • 15

    McLean mendasarkan modelnya pada tiga komponen proses

    yang terdiri dari,

    1. Pembuatan dari suatu sistem informasi

    2. Penggunaan sistem informasi tersebut.

    3. Konsekuensi atau dampak dari penggunaan

    sistem.

    Model ini telah teruji validitasnya dan cepat mendapat

    tanggapan dari para peneliti karena model yang

    dikembangkan terbilang cukup sederhana dan dianggap

    cukup valid untuk semua jenis sistem informasi,

    pengembangan model kesuksesan ini didasarkan pada

    proses dan hubungan kausal dari elemen-elemen dalam

    model, jadi masing-masimg dari tiap elemen tidak

    mengukur kesuksesan SI secara independen tetapi

    mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang

    lainnya. Keenam elemen atau faktor pengukuran tersebut

    adalah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi

    (information quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai

    (user satisfaction), dampak individu (individual impact) dan

    dampak organisasi (organization impact) dari sistem

    informasi, seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

  • 16

    Gambar 2.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan

    McLean dalam jogiyanto 2007

    Dari gambar diatas, dapat dijelaskan secara singkat

    bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas

    informasi (information quality) secara independen dan

    bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan

    kepuasan pemakai (user satisfaction). Besarnya elemen

    penggunaan (use) dapat mempengaruhi nilai dari kepuasan

    pemakai (user satisfaction) secara positif ataupun negatif,

    berikutnya penggunaan (use) dan kepuasan pemakai (user

    satisfaction) mempengaruhi dampak individu (individual

    impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasi

    (organization impact) dari sistem informasi.

    Berikut elemen-elemen yang terdapat dalam D&M IS

    success Model

    1. Kualitas sistem (system quality)

    Kualitas sistem (system quality) dan Kualitas informasi

    (information quality) merupakan elemen pertama pada

    Kualitas informasi (information

    quality)

    Kualitas sistem (system quality)

    Penggunaan (use)

    Kepuasan Pemakai

    (user satisfaction)

    Dampak organisasi (organization

    impact)

    Dampak individu (individual impact)

  • 17

    model kesuksesan Delone dan McLean. Kualitas sistem

    (system quality) yang digunakan untuk mengukur

    kualitas dari sistem informasi yang dipakai

    2. Kualitas informasi (information quality)

    Kualitas informasi (information quality) digunakan untuk

    mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi

    3. Penggunaan (use)

    Penggunaan (use) merupakan penggunaan keluaran

    suatu sistem informasi oleh penerima, banyak peneliti

    yang menggunakan proksi penggunaan (use) sebagai

    pengukuran kesuksesan SI, dimana konsep pengunaan

    (use) dari suatu sistem dapat dilihat dari beberapa

    perspektif yakni penggunaan nyata (actual used),

    penggunaan persepsi (perceived use) dan penggunaan

    dilaporkan (reported use).

    4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)

    Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon

    pengguna terhadap penggunaan keluaran dari sistem

    informasi.

    5. Dampak individu (individual impact)

    Dampak individu (individual impact) merupakan efek

    dari informasi terhadap perilaku pengguna. Dampak

    individu ini berhubungan erat dengan kinerja, yakni

  • 18

    dapat meningkatkan kinerja individu yang

    menggunakan sistem.

    6. Dampak organisasi (organization impact)

    Dampak organisasi (organization impact) merupakan

    elemen terakhir dalam model kesuksesan Delone dan

    McLean. Pada elemen ini akan menjelaskan bagaimana

    informasi yang dihasilkan oleh sistem berpengaruh pada

    peningkatan kinerja organisasi.

    Dalam studinya, menurut Delone dan McLean dari

    berbagai hasil riset yang dilakukan mengenai kesuksesan

    sistem informasi serta pengembangan model yang dilakukan

    para ahli seperti Walstrom, Hardgrave dan Leonard dalam

    Mc Gill et al. 2003 serta Livari 2005, secara empiris

    menyebutkan bahwa kesuksesan sistem informasi

    dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi dan kualitas

    informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut.

    Penelitian empiris Model Delone dan McLean yang

    dilakukan oleh Mc Gill et al (2003) menemukan bahwa

    Perceived information quality dan perceived system quality

    merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction,

    sedangkan user satisfaction juga merupakan prediktor yang

    signifikan bagi intended use dan perceived individual impact.

    Studi lain yang dilakukan oleh Livari (2005) mendapat hasil

    bahwa perceived system quality dan perceived information

    quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user

  • 19

    satisfaction, namun dalam penelitiannya tidak ada

    signifikansi terhadap intensitas penggunaan sistem tersebut

    dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang

    signifikan terhadap individual impact. Dari penelitian-

    penelitian ini dapat dijadikan argumentasi research gap

    yang menjadi dasar dilakukannya pengujian empiris

    terhadap model Delone dan McLean pada objek yang

    berbeda.

    2.4.2 Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) atau Model

    penerimaan Teknologi ini pertama kalinya diperkenalkan

    oleh Fred D. Davis pada tahun 1989, yang dibuat khusus

    untuk pemodelan adopsi penggunaan sistem informasi yang

    bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari

    perilaku pengguna terhadap penerimaan penggunaan

    teknologi. Model TAM sendiri sebenarnya diadopsi dari

    model TRA yang menurut David merupakan teori tindakan

    yang beralaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi dan

    persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan menentukan

    sikap dan perilaku orang tersebut (Wibowo, 2006). Faktor-

    faktor yang dapat mempengaruhinya seperti reaksi dan

    persepsi penggunaan TI akan mempengaruhi sikapnya

    dalam penerimaan teknologi tersebut.

  • 20

    Model TAM yang dikembangkan dari teori spikologis

    menjelaskan tentang perilaku penguna TI, yakni

    berdasarkan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude),

    intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user

    behavior relationship). Model TAM bertujuan untuk

    menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna

    terhadap penerimaan penggunaan TI. Dalam model TAM

    yang menjelaskan tentang aspek keperilakuan,

    menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku

    penggunaan TI dengan dua variabel yakni kemanfaatan

    (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ese of use),

    dengan melihat faktor pemanfaatan dan kemudahan

    penggunaan TI tersebut, menjadi tindakan yang beralasan

    dalam konteks penggunaan teknologi, sehingga dengan

    alasan tersebut dapat menjadi tindakan/alasan seseorang

    dalam menerima penggunaan teknologi informasi. Adapun

    model dari Penerimaan teknologi dapat dilihat pada gambar

    berikut.

    Gambar 2.1. Technolgy Accepted Model merujuk dari wahyudi, 2008.

    Perceiver Usefulness

    Perceiver Ease of use

    Attitude Toward

    Behavior Intention to Use

    Actual System Usage

  • 21

    Adapun penjelasan dari masing-masing konstruk

    dalam model TAM sebagai berikut :

    1. Perceived Ease of use

    Perceived Ease of use sebagai persepsi tentang

    kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan

    sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa

    teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan

    digunakan. (Davis dalam Wibowo, 2007)

    2. Perceiver Usefulness

    Perceiver Usefulness sebagai persepsi terhadap

    kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran

    dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan

    mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakan.

    (Davis dalam Wibowo, 2007)

    3. Attitude Toward Using

    Attitude Toward Using dikonsepkan sebagai sikap

    terhadap penggunaan sistem yang berbentuk

    penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila

    seseorang menggunakan suatu teknologi dalam

    pekerjaannya. (Davis dalam Wibowo, 2007)

    4. Behavioral Intention to Use

    Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan

    perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.

    (Davis dalam Wibowo, 2007)

  • 22

    5. Actual system Usage

    Actual system Usage merupakan kondisi nyata dari

    penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk

    pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu

    penggunaan teknologi. (Davis dalam Wibowo, 2007)

    Model TAM difokuskan pada sikap terhadap

    pemakaian teknologi informasi yang mana menurut Hartono

    2007 dalam Lihawa 2012 menjelaskan dan meprediksi

    penerimaan penggunaan terhadap suatu teknologi dan

    menjelaskan perilaku dari penggunaan teknologi. Sehingga

    TAM secara terperinci menjelaskan penerimaan teknologi

    informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat

    mempengaruhi pemakai agar mudah dalam penerimaan

    suatu teknologi informasi.

    2.5 Penelitian terdahulu Penelitian sebelumnya telah dilakukan dalam

    mengukur kinerja SI akademik di UKSW. Penelitian pertama

    yang dilakukan oleh Haryani dan Pranoto (2006)

    menggunakan metode pengukuran kepuasan pelanggan

    (user satisfaction) kinerja SIASAT diukur berdasarkan

    tingkat kepuasan siswa dengan melihat faktor

    standardization, Understandability dan Timeliness, data

    diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah

    responden yakni khusus mahasiswa program professional

  • 23

    (PP) UKSW dengan jumlah sampel 263 responden. Hasilnya

    ditemukan bahwa keberhasilan SIASAT dalam menyediakan

    informasi yang berkualitas secara keseluruhan tidak

    memuaskan bagi mahasiswa, walaupun salah satu faktor

    yakni Timeliness mahasiswa sangat puas sedangkan

    standardization, Understandability tidak.

    Penelitian berikutnya dilakukan oleh Haryani (2008)

    dengan mengukur kinerja SIASAT berdasarkan user

    participation dan user understanding dalam mempengaruhi

    kepuasan pengguna. Dalam penelitiannya juga menemukan

    bahwa mahasiswa menyatakan ketidakpuasan pada

    SIASAT. sedangkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa

    juga dinilai rendah. Dalam penelitiannya Haryani

    menyarankan agar dilakukan evaluasi secara berkala

    terutama pada fitur-fiturnya seperti konten, akurasi,

    ketepatan waktu, format dan kemudahan penggunaan serta

    mengetahui faktor penyebab rendahnya kinerja dari

    intrumen tersebut.

    Berkaca dari Penelitian-penelitian sebelumnya,

    penelitian yang dilakukan yakni pengidentifikasian faktor-

    faktor penentu kesuksesan SI akademik guna menilai

    kinerja dari SIASAT menggunakan model kesuksesan SI

    yang dikembangkan oleh Delone dan Mclean dan

    dimodifikasi dengan model penerimaan sistem informasi

    oleh Davis menggunakan variabel kualitas dari informasi

  • 24

    yakni persepsi kemanfaatan sistem (perceived usefulness)

    dan penggunaan nyata (actual system use) dalam

    Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang

    digunakan dalam model kesuksesan Delone dan Mclean

    yakni faktor kualitas sistem (system quality) dan kepuasan

    pengguna (user satisfaction) dilihat dari persepsi mahasiswa.

    Dalam penelitian ini, gambaran konseptual model

    yang digunakan adalah sebagai berikut :

    Gambar 2.3 Konseptual model diadaptasi dari Delone dan McLean dan Davis

    Model kesuksesan sistem informasi Delone dan

    McLean yang dimodifikasi dengan model penerimaan sistem

    informasi TAM menurut Davis menunjukkan hubungan

    kausalitas seperti pada model Delone dan McLean

    didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemen-

    elemen dalam model. Kualitas sistem (system quality)

    mempengaruhi secara positif Persepsi Kemanfaatan

    (perceived usefulness) dan penggunaan nyata (actual use).

    Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

    Kualitas sistem (System quality)

    Penggunaan nyata (Actual system Use)

    Kepuasan pemakai (user satisfaction)

  • 25

    persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh

    positif terhadap penggunaan nyata (actual use) dan

    Penggunaan nyata (actual use) berpengaruh positif terhadap

    kepuasan pemakai (user satisfaction)

    Penjelasan konstruk-konstruk pada konseptual model

    sebagai beriku :

    1. Kualitas Sistem (system quality)

    Menurut Delone dan McLean kualitas sistem (system

    quality) merupakan karakteristik dari informasi yang

    melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas dari sistem

    informasi juga didefinisikan oleh Davis sebagai persepsi

    kemudahan penggunaan (perceived Ease of use) yang

    merupakan tingkatan dari seberapa besar teknologi

    komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan

    digunakan. Kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa

    kualitas sistem (system quality) yang baik dapat

    berpengaruh pada tingkat penggunaan sistem informasi,

    dimana semakin baik kualitas sistem informasi yang

    diberikan maka intensitas penggunaan sistem akan

    meningkat. Penggunaan dari sistem tersebut dapat

    dikatakan bermanfaat bagi pengguna, sehingga tingginya

    derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna

    akan merasa lebih puas.

    Swanson dalam Jogiyanto (2007) menjelaskan untuk

    mengukur kualitas sistem teknologi menggunakan

  • 26

    pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para pemakai

    manajer dalam mengukur kualitas sistem. Elemen-elemen

    pengukuran yang digunakan adalah keandalan dari sistem

    komputer, waktu respon on-line dan kemudahan

    penggunaan terminal. Adapun kualitas sistem yang

    diadaptasi oleh Bailey dan pearson dalam jogiyanto 2007,

    yang terdiri dari enam skala yakni fleksibilitas sistem,

    integrasi sistem, waktu respon, perbaikan kesalahan,

    kenyamanan akses dan bahasa.

    Kualitas sistem (system quality) dalam sistem

    informasi akademik di UKSW berhubungan dengan

    performa sistem dan user interface. Kualitas sistem

    memerlukan indikator pengukuran untuk mengetahui

    seberapa besar kualitas dari sistem informasi tersebut,

    indikator diperlukan karena kualitas sistem (system quality)

    merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara

    lansung. Dalam sistem informasi akademik seperangkat

    pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui

    beberapa indikator seperti Navigasi (navigation), Waktu

    respon (response time), Keandalan sistem (system reliability),

    keamanan (security) dan Akurasi sistem (accuracy).

    2. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

    Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean

    menjelaskan tentang kualitas informasi (information quality)

    sebagai pengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

  • 27

    sedangkan dalam model Davis variabel kualitas dalam

    informasi adalah persepsi dari kemanfaatan (Perceived

    Usefulness) yang mana menurut Wibowo (2007) juga mendefinisikan persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

    sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi

    informasi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang

    yang menggunakannya. Dimensi kemanfaatan teknologi

    informasi meliputi : a. Kegunaan yakni, menjadikan pekerjaan jauh lebih

    mudah, bermanfaat dan menambah produktivitas.

    b. Efektifitas yakni meningkatkan efektifitas dan

    mengembangkan kinerja pekerjaan.

    Persepsi kemanfaatan (Perseived Usefulness)

    didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

    menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

    dari pekerjaannya (Jogiyanto, 2007). Berkaitan dengan

    kegunaan SIASAT, respon mahasiswa dalam penggunaan

    sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika

    dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi

    mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaannya, maka

    akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong

    keinginan mereka untuk menggunakan sistem informasi.

    Dalam kajian ini, kemanfaatan sistem merupakan penentu

    yang kuat terhadap sikap penggunaan sistem informasi.

    Indikator yang digunakan dalam Sistem tersebut seperti

  • 28

    efektifitas (efectifity), kemudahan (ease of use), kelengkapan

    informasi (completeness), ketepatwaktuan (timeliness),

    kehandalan informasi (Reliable information) dan penyajian

    informasi (format)

    3. Penggunaan Nyata (actual system use)

    Penggunaan nyata merupakan konsep dari pengguna

    (use) yang merupakan salah satu variabel dalam model

    kesuksesan DeLone dan McLean yang adalah penggunaan

    dari informasi yakni penggunaan keluaran dari sistem

    informasi yang dihasilkan oleh pengguna, adapun beberapa

    variabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean sebagai

    berikut :

    a. Penggunaan waktu harian (daily use time)

    b. Frekuensi pengguaan (frequency of use)

    Sedangkan dalam model Davis memiliki kesamaan

    variabel yakni penggunaan Nyata (actual system use)

    menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem.

    Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi

    dan durasi waktu penggunaan teknologi (Wibowo, 2007).

    Intensitas penggunaan Sistem informasi mengacu pada

    seberapa sering pegguna menggunakan sistem tersebut,

    dalam kaitannya dengan penelitian ini, penting untuk

    membedakan apakah pemakainya termaksud keharusan

    atau digunakan secara sukarela.

  • 29

    Dalam model penelitian ini menggunakan variabel

    pengguna (use) diganti menggunakan variabel actual system

    use dari model Davis karena diadaptasi dengan kondisi

    pada SIASAT UKSW sebagai objek penelitian dengan

    indikator frekuensi dan waktu penggunaan. Fokus

    penelitian ini hanya kepada mahasiswa selaku pengguna

    nyata dari sistem informasi, bagaimana pengaruh dan

    dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem secara

    nyata tersebut terhadap kepuasan pengguna yang dapat

    meningkatkan kinerja dari mahasiswa.

    4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)

    Kepuasan pemakai merupakan respon lansung

    terhadap hasil keluaran dari sistem informasi, beberapa

    peneliti seperti EinDor dan Segev serta Hamilton dan

    Chervany dalam Jogiyanto (2007) mengusulkan bahwa

    kepuasan pemakai adalah satu-satunya faktor penentu

    keberhasilan suatu sistem informasi. Selain itu pada

    beberapa penelitian lain disebutkan bahwa kepuasan

    pemakai berhubungan sangat erat dengan perilaku (attitude)

    dari pengguna. Oleh karena itu DeLone dan McLean

    menentukan variabel-variabel pegukuran seperti kepuasan

    menyeluruh terhadap sistem dan perilaku pengguna

    terhadap sistem informasi yang digunakan.

    Jogiyanto (2007) juga menjelaskan kepuasan pemakai

    (user satisfaction) sebagai respon pemakai terhadap

  • 30

    penggunaan keluaran sistem. Selain itu kepuasan

    penggunaan menunjukkan seberapa jauh pemakai puas

    dan percaya pada sistem informasi yang disediakan dalam

    memenuhi kebutuhan mereka. Variabel ini diukur dengan

    indikator seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan

    (effectiveness) dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem

    (satisfaction).

    2.6. Model Penelitian Model Penelitian ini adalah sebagai berikut :

    H3

    H1 H4 H2

    Gambar 2.4 Model Penelitian

    Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut

    sebagai berikut :

    Kualitas sistem (system quality) berarti hardware dan

    software dalam sistem informasi dan fokusnya adalah

    performa dari sistem. Dalam sistem informasi akademik

    seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat

    diukur melalui beberapa indikator seperti Navigasi

    Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness)

    Kualitas sistem (System quality)

    Penggunaan nyata (Actual system Use)

    Kepuasan pemakai (user satisfaction)

  • 31

    (navigation), Waktu respon (response time), Keandalan

    sistem (system reliability), keamanan (security) dan

    Akurasi sistem (accuracy) yang diadaptasi dari Anh 2004

    dalam Pratiwi 2010.

    Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)

    Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) sebagai

    sejauh mana mahasiswa percaya bahwa menggunakan

    sistem SIASAT akan mendatangkan manfaat untuk

    meningkatkan kinerja dari pekerjaannya, respon

    mahasiswa dalam penggunaan sistem akan

    mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan

    bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi

    mereka, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan

    mendorong keinginan mereka untuk menggunakan

    sistem informasi. Indikator yang digunakan dalam

    Sistem tersebut seperti efektifitas (efectifity), kemudahan

    (ease of use), kelengkapan informasi (completeness),

    ketepatwaktuan (timeliness), kehandalan informasi

    (Reliable information) dan penyajian informasi (format)

    yang diadaptasi dari Wibowo 2007.

    Penggunaan Nyata (actual system use)

    Penggunaan nyata menjelaskan bahwa seberapa sering

    pengguna memakai sistem SIASAT. dalam kaitannya

    dengan penelitian ini penting untuk membedakan

    apakah pemakainya termaksud keharusan yang tidak

  • 32

    bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan

    indikator yang hanya dua item yaitu Dikonsepkan dalam

    bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi

    waktu penggunaan teknologi yang diadaptasi dari

    Wibowo, 2007.

    Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon

    dan umpan balik yang dimunculkan oleh mahasiswa

    setelah memakai sistem SIASAT atau mengukur tingkat

    kepuasan mahasiswa terhadap sistem dan output yang

    dihasilkan. Kepuasan penggunaan menunjukkan

    seberapa jauh mahasiswa puas dan percaya pada sistem

    SIASAT yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan

    akademik mereka. Variabel ini diukur dengan indikator

    seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan (effectiveness)

    dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem

    (satisfaction). Yang diadaptasi dari McGill et al 2003

    2.7 Pengembangan Hipotesis 2.7.1 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Persepsi

    kemanfaatan Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007,

    menjelaskan kualitas sistem sebagai karakteristik dari

    informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Suatu

    sistem dikatakan dapat memenuhi karakteristik yang

    diinginkan oleh pengguna ditentukan oleh kemampuan yng

  • 33

    dimiliki oleh sistem untuk dapat mengolah data menjadi

    informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Dengan

    adanya kualitas sistem yang baik berdampak pada tingkat

    penggunaan sistem informasi, penggunaan dari sistem

    tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi pengguna

    sehingga tingginya derajat manfaat yang diperoleh

    mengakibatkan pengguna akan merasa lebih puas.

    Davis dalam Instianingsih et al., 2009 juga

    mendefinisikan kualitas sistem sebagai kemudahan sistem

    memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi

    kemanfaatan. Kim Suh dan Lee dalam Agustiani 2010,

    mengungkapkan bawah keefektifan kinerja akan

    dipengaruhi oleh kapasitas pemprosesan informasi yang

    diperlukan, dimana kepuasan pemakai akan meningkat

    apabila terdapat keselarasan dalam pemanfaatan teknologi.

    Pemanfaatan sistem menunjukkan keyakinan pengguna

    pada kontribusi dari sistem sedangkan kualitas sistem

    menunjukkan tingkat peforma dari sistem dimana

    penggunaan sistem informasi dikatakan mudah dan tidak

    memerlukan usaha keras. Bila sistem tersebut mudah

    dalam penggunaan, maka akan meningkatkan kinerja

    pengguna dalam penggunaan, sebaliknya jika Sistem tidak

    mudah digunakan maka menurunkan pemanfaatan sistem

    yang berdampak pada kinerja pengguna.

  • 34

    Berdasarkan dari uraian literatur diatas maka

    dirumuskan hipotesa pertama sebagi berikut :

    H1 : Kualitas Sistem pada SIASAT mempengaruhi persepsi

    kemanfaatan sistem.

    2.7.2 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Penggunaan Nyata

    Model kesuksesan Delone dan McLean dalam

    jogiyanto 2007, mengasumsikan bahwa kualitas dari sistem

    informasi dapat mempengaruhi penggunaan dari sistem

    informasi. serta Davis dalam model TAM mendefinisikan

    Kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan dalam

    mempengaruhi penggunaan nyata (Surachman, 2008).

    Kualitas sistem menunjukkan kualitas dari apliksai

    sistem yang diterapkan sedangkan kualitas dari

    pemanfaatan sistem nenunjukkan manfaat yang dihasilkan

    dari aplikasi sistem informasinya, kedua kualitas tersebut

    menentukan sikap dari pengguna sebagai penerima

    informasi. Kerangka teoritis tersebut menjelaskan bahwa

    kualitas sistem dengan pemenuhan manfaat yang baik

    dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem

    sehingga dari pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai

    berikut,

    H2 : Kualitas sistem SIASAT memiliki pengaruh terhadap

    penggunaan Nyata sistem.

  • 35

    2.7.3 Pengaruh Persepsi kemanfaatan terhadap Penggunaan Nyata

    Jogiyanto, 2007 menyatakan persepsi kemanfaatan

    sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa

    menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja

    dari pekerjaannya. Sedangkan penggunaan nyata

    menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem

    (Wibowo, 2007).

    Penelitian Davis dalam Kartika 2009, menunjukkan

    bahwa persepsi kemanfaatan memiliki hubungan yang kuat

    dengan pengguna sistem, pernyataan ini didukung oleh

    penelitian Sun dan zhang 2006, menyebutkan persepsi

    kemanfaatan dengan penggunaan nyata memperoleh hasil

    yang signifikan. Serta Surachman (2008), Szajna dalam

    lihawa 2012, yang mengemukakan bahwa variabel

    kemanfaatan berpengaruh signifikan dalam menjelaskan

    sikap terhadap penggunaan nyata sistem informasi.

    Pemanfaatan sistem teknologi berpengaruh terhadap

    pengguna sistem, apakah teknologi tersebut mempunyai

    dampak yang baik atau buruk. Respon pengguna dalam

    penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor

    pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut

    memberikan manfaat bagi mereka dan membantu

    menyelesaikan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi

    perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk

  • 36

    menggunakan sistem informasi. Dalam kajian ini,

    kemanfaatan sistem merupakan penentu yang kuat

    terhadap sikap penggunaan sistem informasi sehingga dari

    pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai berikut,

    H3 : Persepsi Kemanfaatan berpengaruh terhadap

    Penggunan Nyata dari sistem.

    2.7.4 Pengaruh Penggunaan Nyata terhadap Kepuasan Pengguna Model kesuksesan Delone dan Mclean menyatakan adanya pengaruh antara penggunaan nyata dengan

    kepuasan penggunaan (jogiyanto 2007). Dalam penelitian

    mereka ditemukan dampak penggunaan sistem informasi

    dengan kepuasan penggunaan bersifat timbal balik

    sedangkan Seddon dalam Istianingsih et al., 2009

    menyatakan bahwa dampak dari penggunaan sistem

    informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan

    mempengaruhi tingkat kepuasan dari pengguna dan tidak

    menyebutkan adanya timbal balik antara keduanya. Rai et

    al., 2002 juga dalam penelitiannya menjelaskan dampak

    dari sistem penggunaan sistem informasi berpengaruh

    terhadap kepuasan pengguna.

    Namun Livari 2005 dalam penelitiannya mengenai

    keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan

    terhadap pengguna sistem informasi yang bersifat

  • 37

    mandatory, hasilnya menyatakan bahwa penggunaan nyata

    dalam memprediksi kepuasan pemakai tidak memiliki

    pengaruh yang signifikan. Sehingga berdasarkan dari uraian

    teoritis diatas maka dibuat hipotesa sebagi berikut :

    H4 : Penggunaan nyata berpengaruh terhadap kepuasan

    pengguna