58
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Terminologi Judul Pengertian Wisata Menurut undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara. Pengertian Kebudayaan Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Sumatera Sumatera adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia. Terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung. Definisi Wisata kebudayaan khas Sumatera Dapat disimpulkan pengertian dari Wisata kebudayaan khas Sumatera adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk tujuan yang berhubungan dengan kebudayaan khas Sumatera dalam satu tempat.

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Terminologi Judul

• Pengertian Wisata

Menurut undang – undang pemerintah nomor 10 tahun 2009

tentang kepariwisataan, wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu

untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya

tarik wisata yang dikunjunginya dalam jangka waktu sementara.

• Pengertian Kebudayaan

Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan

keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat,

dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang

sebagai anggota masyarakat.

• Sumatera

Sumatera adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak

di Indonesia. Terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat,

Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan

Lampung.

• Definisi Wisata kebudayaan khas Sumatera

Dapat disimpulkan pengertian dari Wisata kebudayaan khas

Sumatera adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

kelompok orang untuk tujuan yang berhubungan dengan kebudayaan

khas Sumatera dalam satu tempat.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

10

2.1.2. Tinjauan Umum Wisata Kebudayaan

Keanekaragaman budaya yang ada disuatu tempat dapat

dijadikan objek wisata untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Wisata

budaya ini menyangkut kekhasan dan keunikan budaya.

• Wisata budaya adalah bepergian bersama-sama dengan tujuan

mengenali hasil kebudayaan setempat (Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 2001 : 1274).

• Batasan yang lain wisata budaya adalah: Gerak atau kegiatan

wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata yang

berwujud hasil-hasil seni budaya setempat: Adat istiadat, upacara

agarna, tata hidup masyarakat, peninggalan sejarah, hasil seni,

kerajinan-kerajinan rakyat dan sebagainya (R.S. Damardjati, 1989:

19)

Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan.

yaitu :

1. Bahasa (language).

2. Masyarakat (traditions).

3. Kerajinan tangan (handicraft).

4. Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits).

5. Musik dan kesenian (art and music).

6. Sejarah suatu tempat (history of the region)

7. Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology).

8. Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang

dapat disaksikan.

9. Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan

wisata (architectural characteristic in the area).

10. Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes).

11. Sistem pendidikan (educational system).

12. Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

11

Manfaat dari wisata kebudayaan, yaitu dengan pesatnya

perkembangan industri pariwisata maka akan membawa pemahaman

dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis)

dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Dari

interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya

masyarakat setempat dan juga memahami latar belakang kebudayaan

lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.

Namun wisata budaya ini memiliki efek negatif terhadap

kelangsungan budaya itu sendiri, diantaranya :

• Terjadinya interaksi masyarakat tradisional dengan masyarakat

modern yang memungkinkan adanya pola saling mempengaruhi,

yang akan merubah pola kehidupan budaya masyarakat setempat.

• Komersialisasi wisata budaya yang berlebihan mengakibatkan adanya

upaya untuk merubah kultur budaya apabila dinilai kurang memiliki

nilai ekonomis.

• Terjadinya transformasi dari aktifitas sosial ke arah produk dan

perkenalan dengan bentuk ekonomi yang baru akan sedikit banyak

mengubah tata nilai struktur dan kultur masyarakat.

Berkenaan dengan hal tersebut, muncul rambu-rambu untuk

menekan dampak penurunan nilai-nilai budaya seperti yang ditulis kode

etik pariwisata dunia, yaitu :

Kegiatan pariwisata harus dirancang sedemikian rupa untuk

memungkinkan kelangsungan hidup dan berkembangnya hasil-hasil

budaya , seni tradisional, dan seni rakyat, dan bukan sebaliknya

menimbulkan terjadinya standarisasi dan penurunan hasil-hasil budaya

tersebut

Kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu :

• Culture Experience

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara

terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

12

kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan

untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan

demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya

kita ini.

• Culture Knowledge

Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara

membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat

difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk

edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu

sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para

Generasi Muda dapat mengetahui tentang kebudayaanya sendiri.

2.1.3. Tinjauan Umum Sumatera

Sumatera atau Sumatra adalah pulau keenam terbesar di dunia

yang terletak di Indonesia, dengan luas 443.065,8 km2. Penduduk pulau

ini sekitar 52.210.926 (sensus 2010). Pulau ini dikenal pula dengan nama

lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa

Sanskerta, berarti "pulau emas"). Kemudian pada Prasasti Padang Roco

tahun 1286 dipahatkan swarnnabhūmi (bahasa Sanskerta, berarti "tanah

emas") dan bhūmi mālayu ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini.

Selanjutnya dalam naskah Negarakertagama dari abad ke-14 juga

kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.

Asal nama Sumatera berawal dari keberadaaan Kerajaan

Samudera (terletak di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan

Ibnu Batutah, petualang asal Maroko ke negeri tersebut pada tahun 1345,

dia melafalkan kata Samudera menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi

Sumatra atau Sumatera, selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta

abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga

kemudian dikenal meluas sampai sekarang.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

13

a. Penduduk

Secara umum, pulau Sumatera didiami oleh bangsa Melayu, yang

terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak,

Melayu, Minangkabau dan Lampung. Di wilayah pesisir timur Sumatera

dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, Batam, Palembang, dan

Pekanbaru, banyak bermukim etnis Tionghoa. Penduduk pulau Sumatera

hanya terkonsentrasi di wilayah Sumatera Timur dan dataran tinggi

Minangkabau. Mata pencaharian penduduk Sumatera sebagian besar

sebagai petani, nelayan, dan pedagang.

Penduduk Sumatera mayoritas beragama Islam dan sebagian

kecil merupakan penganut ajaran Kristen Protestan, terutama di wilayah

Tapanuli dan Toba-Samosir, Sumatera Utara. Di wilayah perkotaan,

seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang dan Palembang,

dijumpai beberapa orang penganut Buddha.

b. Geografis

Pulau Sumatera terletak di bagian barat gugusan kepulauan

Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur

dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di

sebelah barat dengan Samudra Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak

dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di

sana, antara lain Asahan (Sumatera Utara), Sungai Siak (Riau), Kampar,

Inderagiri (Sumatera Barat, Riau), Batang Hari (Sumatera Barat, Jambi),

Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatera Selatan), dan Way

Sekampung (Lampung). Sementara beberapa sungai yang bermuara ke

pesisir barat pulau Sumatera diantaranya Batang Tarusan (Sumatera

Barat), dan Ketahun (Bengkulu).

Di bagian barat pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang

membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang

1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik

yang tidak aktif maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

14

Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatera Utara), Marapi dan Talang

(Sumatera Barat), Gunung Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Sumatera

Barat, Jambi). Di pulau Sumatera juga terdapat beberapa danau, di

antaranya Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatera Utara),

Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah,

Danau Talang (Sumatera Barat), Danau Kerinci (Jambi) dan Danau

Ranau (Lampung dan Sumatera Selatan).

2.1.4 Tinjauan Umum Kebudayaan di Sumatera

a. Kerajinan Tangan

Songket

Songket, adalah kain tenun tradisional Melayu yang dilestarikan

di Indonesia. Songket berasal dari kata ‘sungkit’ dalam bahasa Melayu

dan bahasa Indonesia, artinya mencungkil atau mengait.

Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan harganya, semula

songket adalah kain mewah para bangsawan yang dipakai untuk

menujukkan kemuliaan derajat dan martabat pemakainya. Akan tetapi,

kini songket tidak hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat kaya

dan berada semata, karena harganya yang bervariasi. Meskipun

demikian, songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk

kesenian yang anggun dan bernilai budaya tinggi.

Penggunaan motif pada songket biasanya mendapat pengaruh

dari alam, seperti motif flora dan fauna. Di Pulau Sumatera, setiap

provinsi memiliki jenis dan ciri khas kain songket nya masing-masing,

yaitu :

Tabel 2.1 Jenis Songket Sumatera Sumber : Google, 2014

No. Provinsi Keterangan Gambar

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

15

1 Aceh Tenun songket

Nyak Mu

2 Sumatera

Utara

Tenun Songket

Batubara

Ulos

3 Sumatera

Barat

Tenun Songket

Pandai Sikek

4 Riau Tenun Songket

Pucuk Rebung

5 Jambi

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

16

6 Bengkulu

7 Sumatera

Selatan

8 Bangka

Belitung

Tenun Cual

9 Lampung

b. Kesenian

1) Tarian

Wilayah Sumatera memiliki tarian yang beragam. Setiap daerah

memiliki jenis tariannya masing-masing. Tetapi, ada 3 tarian di

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

17

Sumatera yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Tarian-

tarian tersebut yaitu :

Tabel 2.2 Jenis Tarian Sumatera Sumber : Google, 2014

No. Provinsi Keterangan Gambar

1 Aceh Tari Saman

2 Sumatera

Utara

Melayu : Tari

Serampang Dua

Belas

Batak : Tari Tor-tor

3 Sumatera

Barat

Tari Piring

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

18

4 Riau Tari Zapin

5 Jambi Tari Sekapur Sirih

6 Bengkulu Tari Andun

7 Sumatera

Selatan

Tari Tanggai

8 Bangka

Belitung

Tari Campak

9 Lampung Tari Cangget

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

19

2) Musik

Beberapa alat musik yang digunakan di Sumatra yaitu :

• Rebana, hal ini mengingatkan tentang seni Qasidah, yang

berasal dari Arab dan Persia (Iran) dan masuk Nusantara

sekitar tahun 635 - 1600. Rebana mempunyai berbagai ukuran:

besar, sedang, dan kecil.

• Gambus, alat musik ini dibawa orang Arab atau Mesir ataupun

Yaman, pada tahun sekitar 1870 - 1888 ke Nusantara.

Suaranya rendah, mempunyai senar double dari usus kambing

atau sekarang dari nylon, dimainkan dengan melodi kontrapun.

• Gong, sebagai ketukan hitungan pertama atau pada akhir lagu,

bunyinya seperti bas.

• Serunai, pembawa variasi melodi atas

• Rebab, pembawa variasi tengah

3) Teater

• Dul Muluk

Gambar 2.1 Teater Dul Muluk

Dalam teater ini, di awal dan di akhir teater ada sebuah

nyanyian dan tarian yang di sebut ‘Beremas’ dan di iringi

beberapa instrument musik sederhana seperti rebana. Tapi, saat

ini, pementasan Dul Muluk sudah menggunakan beberapa alat

musik pengiring tambahan seperti gong, biola, gendang dan jidur

yang merupakan gendang dengan ukuran besar. Selain itu juga,

sekarang sudah diadakan di atas panggung dan sering

diperlombakan atau dipertontonkan dalam acara-acara khusus,

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

20

selain itu tarian dan nyanyian ‘Beremas’ juga masih ada, namun

sudah dikreasikan dengan beberapa tampilan yang lebih menarik.

Pertunjukan kesenian tradisional Dul Muluk yang

merupakan seni kebanggaan masyarakat Sumatra Selatan akan

dipatenkan agar menjadi Hak Kekayaan Intelektual.

• Makyong

Gambar 2.2 Teater Makyong

Makyong adalah seni teater tradisional yang menarik

untuk disaksikan karena menggabungkan berbagai unsur di

dalamnya yaitu agama, adat Melayu, sandiwara, gerak tari, syair

lagu, vokal, instrumental tradisional, serta naskah sederhana

namun memikat. Sejak dahulu makyong dipentaskan di desa-desa

sekitar pematang sawah seusai panen padi. Pihak kerajaan juga

akan mementaskannya secara khusus dengan mengambil pelakon

terbaik dari desa-desa.

Teater khas Melayu ini mementaskan tokoh utama pria

dan wanita tetapi justru dibawakan penari wanita dengan

memakai topeng. Ada juga tokoh lain dalam cerita seperti

munculnya pelawak, dewa, jin, pegawai istana, dan binatang.

Semua tokoh yang dimainkan pria memakai topeng yang

disesuaikan dengan wataknya.

Pementasan makyong menyuguhkan iringan alat musik

rebab, gendang, dan tetawak yang harmonis terdengar. Akan

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

21

didendangkan juga lagu-lagu merdu Melayu, yaitu: Betabik,

Awang Bejalan, Jalan Masuk, Cik O‘oi, Bunga Kuning, Gemalai,

Gendang Tinggi, Lagub Rancak, Lenggang Tanduk, Timang

Welo, Adik Itam, Colak, Lagu Sabuk, dan Ratap. Sementara itu,

cerita yang disajikan dalam pementasan makyong sebagian besar

berasal dari warisan tukang cerita istana.

c. Bahasa

Pulau Sumatra memiliki keberagaman bahasa daerah

terbanyak di Indonesia. Dari yang tercatat, ada sebanyak 21 bahasa

daerah yang digunakan masyarakat yang ada di Pulau Sumatra.

Bahasa Melayu adalah termasuk bahasa mayoritas di pulau Sumatra,

tetapi bahasa Melayu tidak terdiri dari satu bahasa, melainkan terdiri

dari beberapa macam bahasa dan dialek, yang tersebar-sebar di pulau

Sumatra. Di Sumatra bagian Utara, selain didominasi oleh bahasa

Melayu, didominasi juga oleh bahasa Batak, pada awalnya bahasa

Batak terisolasi di sepanjang pegunungan bukit barisan, tetapi saat ini

bahasa Batak ini telah berkembang menjadi berbagai bahasa dan

dialek sesuai dengan kelompok etnis masing-masing. Di Sumatra

bagian tengah, didominasi oleh bahasa Minang, serta dialeknya yang

menyebar ke beberapa wilayah lain. Di Sumatra bagian Selatan,

didominasi oleh bahasa Palembang yang termasuk kelompok bahasa

Melayu, serta bahasa Pasemah, Ogan dan Lampung yang

mendominasi di Sumatra bagian Selatan.

Bahasa-bahasa di pulau Sumatra:

- Aceh: Aceh, alas, gayo, haloban, kluet, lekon, sigulai, singkil, dan

simalur

- Sumatra Utara: Angkola, Dairi, Karo, Lubu, Mandailing, Medan,

Melayu Deli, Melayu Langkat, Melayu Pesisir (Maye-maye), Nias,

Padang Lawas, Pakpak, Simalungun, Toba

- Riau:Akit, Anak Laut (Orang Laut), Bangka, Bengkalis, Melayu

Riau, Melayu Siak, Ocu (Kampar), Rokan, Sakai

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

22

- Sumatra Barat: Minang, Mentawai, Rao

- Jambi: Kerinci, Kubu (Anak Dalam), Melayu Jambi

- Sumatra Selatan: Komering, Kubu (Anak Dalam), Lahat, Melayu

Palembang, Musi, Ogan, Pasemah

- Bengkulu: Enggano, Kaur, Haji, Rejang

- Lampung: Lampung. Lampung memiliki aksara yaitu aksara Kaganga

- Lain-lain: Col, Duano, Loncong, Melayu Tengah, Pekal

Aksara yang digunakan pada beberapa daerah di Sumatera yaitu

aksara Kaganga dan terdapat juga aksara Batak.

Gambar 2.3 Aksara Kaganga (Kiri) & Aksara Batak (Kanan)

d. Kuliner

Kuliner Sumatera pada umumnya adalah kuliner Melayu

dengan cirri-ciri penggunaan rempah-rempah (terutama santan) pada

masakannya. Hal ini didukung karena Sumatera merupakan pintu

gerbang perdagangan rempah – rempah, dan pada jaman dahulu

dengan menggunakan sistem barter, para pedagang gujarat membawa

sejumlah rempah-rempah ke Sumatera untuk ditanam didukung

dengan kondisi tanah di Sumatera yang dinilai sangat layak untuk

ditanam beberapa jenis rempah-rempah.

Pengaruh kuliner Melayu antara lain terdapat di Aceh,

Sumatera Utara, Riau, Bangka, dan Palembang. Tetapi setiap daerah

memiliki ciri tertentu. Daerah Riau adalah pusat Budaya Melayu yang

memiliki makanan bersantan palig utama. Untuk daerah Padang

menggunakan santan dengan cara yang berbeda sehingga

menghasilkan keunikan sendiri. Sumatera Utara juga kuat kuliner

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

23

Melayu nya, dan di Aceh yang memiliki rempah yang lebih kuat.

Untuk daerah Palembang dan Bangka Belitung, masakan Melayu

menemukan kekhasan tersendiri lagi, karena di Belitung misalnya,

unsur santannya justru sudah hilang. Masakannya berupa sayur

bening, namun terdapat rasa asam - pedas seperti masakan Melayu

pada umumnya. Rasa asam ini tentu saja merupakan pengaruh dari

kuliner Palembang yang menyukasi cuko asam. Di Palembang inilah

bisa ditemukan ekstrem asam dari kuliner Melayu.

Kuliner dari Sumatera yang sudah terkenal hingga

mancanegara yaitu rendang. Rendang memiliki posisi terhormat dalam

budaya masyarakat Minangkabau. Rendang memiliki filosofi

tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatra Barat yaitu musyawarah,

yang berangkat dari 4 bahan pokoknya tersebut. Selain rendang,

kuiner lain yang berasal dari Sumatra yaitu mpek-mpek, gulai, roti

jala, roti tissue, dll.

Gambar 2.4 Makanan Khas Sumatera

2.1.4 Tinjauan Umum Edutainment

a. Pengertian Edutainment

Menurut Sutrisno, edutainment berasal dari kata “education

(pendidikan)” dan entertainment (hiburan)”. Jadi edutainment dari

segi bahasa berarti pendidikan yang menghibur atau menyenangkan.

Sedangkan dari segi terminology, edutainment adalah suatu proses

pembelajaran yang didesain sedemikian rupa sehingga muatan

pendidikan dan hiburan dapat dikombinasikan secara harmonis

sehingga pembelajaran terasa menyenangkan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

24

Pilihan model edutainment ini juga berlandaskan hasil riset

cara kerja otak. Penemuan-penemuan terbaru ini bahwa seseorang,

terutama anak akan belajar efektif bila dalam keadaan fun dan bebas

dari tekanan. Adapun pelajaran yang diterapkan dikemas dalam

suasana bermain dan bereksperimen sehingga belajar tidak lagi

membosankan, tetapi justru merupakan arena bermain yang edukatif

dan menyenangkan bagi siswa.

b. Konsep Edutainment Adapun penerapan dari konsep pembelajaran yang

menyenangkan dan menghibur datau edutainment, selayaknya kepada

para guru untuk memperhatikan modalitas belajar siswanya. Sehingga

seorang guru harus memiliki berbagai macam metode dan strategi

untuk dapat mewakili secara keseluruhan akan keberagaman

modalitas belajar siswanya. Akan tetapi pada dasarnya, sebuah proses

pembelajaran akan berlangsung baik jika berada dalam kondisi yang

baik dan menyenangkan. Proses pembelajaran seharusnya diterapkan

dengan memenuhi aspek berikut :

• Memberikan kemudahan dan suasana gembira.

Hal ini dapat dilakukan dengan cara menciptakan suasana akrab

antara guru dan siswa serta antar siswa yang satu dengan yang lain.

Dan agar keakraban tersebut dapat terjalin tentunya harus dengan

mengadakan komunikasi yang ramah dalam suasana belajar dengan

menggunakan ucapan dan perilaku yang halus dan lembut.

• Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

1. Memilih waktu yang tepat dan memperhatikan keadaan

pembelajar.

2. Mengajar dengan selektif dan disesuaikan dengan peserta didik.

• Menarik minat.

Menggugah minat anak didik diperlukan pembukaan yang menarik

dalam langkah-langkah mengajar agar perhatian dan minat mereka

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

25

bisa terfokus kepada materi yang akan disampaikan. Upaya untuk

menarik perhatian dapat dilakukan dengan cara berikut ;

1. Melakukan komunikasi terbuka, yakni guru mendorong

siswanya untuk membuka diri terhadap segala hal atau bahan

pelajaran yang di sajikan, sehingga dapat menjadi apersepsi

dalam pikirannya.

2. Memberikan pengetahuan baru.

3. Memberikan model perilaku yang baik.

• Menyajikan materi yang relevan. Menunjukkan bahwa materi

pelajaran itu relevan dan penting bisa dilakukan dengan beberapa

cara, yaitu:

1. Memvisualisasikan tujuan pembelajaran.

2. Meyakinkan peserta didik akan pentingnya materi.

3. Mengulang penjelasan untuk memperkuat materi yang

disampaikan.

• Melibatkan emosi positif dalam pembelajaran.

Seperti halnya teori pembelajaran quantum, keterlibatan emosi

positif dalam pembelajaran seperti rasa senang akan berpengaruh

pada keberhasilan pembelajaran.

• Melibatkan semua indra dan pikiran.

Proses pembelajaran, seyogyanya bersifat menyeluruh, dengan

aplikasi fisik dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin, dan

membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam proses belajar.

Sebab belajar berdasarkan aktivitas, secara umum lebih efektif dari

pada yang didasarkan pada presentasi.

• Menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.

• Memberikan pengalaman sukses.

• Merayakan hasil

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

26

c. Pendekatan pembelajaran Edutainment

Dalam metode pembelajaran Edutainment, terdapat beberapa

pendekatan belajar yaitu Somatik, Auditori, Visual dan Intelektual

atau lebih dikenal dengan istilah SAVI. Adapun dalam pengelolaan

dengan menggunakan cara belajar SAVI ini, yaitu:

• Cara Belajar Somatic.

“Somatic” berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh

(soma). Jadi, belajar somatic berarti belajar dengan menggunakan

indra peraba, Anesthetic, praktis yang melibatkan fisik dan

menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Atau

dikenal dengan istilah Kinesthetic (gerakan). Somatic disini juga

dinamakan dengan “learning by moving and doing” (belajar dengan

belajar dan bergerak) jadi cara belajar somatic adalah pola

pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek gerak tubuh atau

belajar dengan melakukan.

• Cara Belajar Auditori.

Auditori adalah belajar berbicara dan mendengarkan atau

dikenal dengan istilah “Learning By Talking And Learning”. Jadi

belajar auditif adalah cara belajar yang menekankan pada aspek

pendengaran. Peserta didik akan cepat belajar jika materi yang

disampaikan dengan ceramah atau alat yang dapat didengar.

• Cara belajar visual.

Visual disini diartikan belajar dengan mengamati dan

menggambarkan atau disebut dengan istilah “Learning By Observing

And Picturing”. Adapun cara belajar siswa adalah cara belajar yang

menekankan pada aspek penglihatan. Peserta didik akan cepat

menangkap materi pelajaran jika disampaikan dengan tulisan atau

melalui gambar.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

27

• Cara belajar intelektual

Kata “intelektual” menunjukkan apa yang dilakukan

pembelajaran dalam pikiran mereka secara internal ketika

menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan

menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman

tersebut. Intelektual adalah bagian diri yang merenung, mencipta,

memecahkan masalah dan membangun diri.

2.1.5 Tinjauan Umum Galeri

a. Pengertian Galeri

Galeri adalah ruang atau gedung tempat memamerkan

benda atau karya seni. Tujuan dari pendirian sebuah galeri

adalah untuk memberikan informasi mengenai benda-benda dan

hasil karya seni, baik yang merupakan hasil karya seniman

maupun hasil produk industry terhadap para pengunjung atau

konsumen dengan cara memamerkannya dalam suatu peragaan

yang sesungguhnya (Departemen Pendidikan Nasional 328).

Galeri berasal dari kata latin yaitu “galleria”, sebuah kata

benda yang bermakna “sebuah ruang terbuka tanpa pintu yang

dibatasi dinding berbentuk U dan disangga tiang-tiang kantilever

yang berfungsi sebagai ruang pertemuan umum untuk berdiskusi

apa saja. Pengertian tersebutdapat ditarik sebuah pengertian

bahwa galeri adalah tempat/ruang yang digunakan sebagai

memamerkan karya dan budaya dalam bentuk dan penataan

secara estetis. Galeri bukan saja digunakan sebagai pusat

hiburan, melainkan sebagai pengembang wawasan dan edukasi

setiap pengunjung.

b. Fungsi Galeri

Menurut Ensiklopedia tahun 1990 (37), secara garis besar

fungsi galeri dikategorikan menjadi 3 fungsi, yaitu :

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

28

1. Fungsi komunikatif : galeri sebagai media penyampaian

produk atau objek paer kepada pengunjung secara tidak

langsung.

2. Fungsi apresiasif : galeri sebagai sarana apresiasi para seniman

untuk bereksperimen dalam karyanya.

3. Fungsi estetis : galeri sebagai tempat mengemas produk yang

dipamerkan agar dapat dijual secara menarik

c. Fungsi dan Tujuan Terhadap Galeri

Fungsi dan tujuan galeri berdasarkan jenisnya, yaitu :

1. Galeri di dalam museum yaitu galeri khusus untuk

memamerkan benda-benda yang dianggap memiliki nilai

sejarah ataupun kelangkaan.

2. Galeri kontemporer yaitu galeri yang memiliki fungsi

komersial dan dimiliki oleh perorangan.

3. Vanity Gallery yaitu galeri seni artistik yang dapat diubah

menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti pendidikan

dan pekerjaan.

4. Galeri arsitektur yaitu galeri untuk memamerkan hasil

karya-karya di bidang arsitektur yang memiliki perbedaan

antara 4 jenis galeri menurut karakter masing-masing.

5. Galeri komersil adalah galeri untuk mencari keuntungan,

bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya. Tidak

berorientasi mencari keuntungan kolektif dari pemerintah

nasional atau lokal.

d. Kriteria perancangan galeri

Sebagai sarana pamer benda karya seni, perancangan

galeri harus didasarkan pada beberapa kriteria (Neufret 135:7),

yaitu :

a. Terlindung dari kerusakan, pencurian, kebakaran,

kelembababn, kekeringan, cahaya matahari langsung dan

debu

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

29

b. Penampilan display harus menarik dan dapat dilihat tanpa

kesulitan

c. Pencahayaan yang cukup

d. Penghawaan yang baik dan aman

e. Memperhatikan jarak pandang dan batas pandang

f. Dapat dilihat public tanpa rasa lelah.

e. Penataan Galeri

Menurut Neufret (135), penataan galeri terbagi menjadi :

a. In show Case, benda yang dipamerkan termasuk kecil,

diperlukan wadah/kotak yang tembus pandang.

b. Free standing on the floor/ Plinth / Vsupport, benda yang

didisplay cukup besar, diperlukan panggung dengan

ketinggian lantai.

c. On walls atau Panels, benda karya seni ditempatkan pada

dinding ruangan atau partisi yang dibatasi pembatas ruang,

hal ini biasanya dilakukan pada karya seni lukisan dan

fotografi

f. Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Galeri

Jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian tugas, yaitu :

1. Pengadaan

Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri,

yaitu hanya benda-benda yang memiliki syarat-syarat seperti :

•Mempunyai nilai budaya, artistik, dan estetis.

•Dapat diidentifikasi menurut wujud, asal, tipe, gaya dan

sebagainya yang mendukung identifikasi.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

30

2. Pemeliharaan

Terbagi menjadi 2 aspek, yaitu :

•Aspek Teknis

Dipertahankan tetap awet dan tercegah dari kemungkinan

kerusakan.

•Aspek Administrasi

Benda-benda koleksi harus mempunyai keterangan tertulis

yang membuatnya bersifat monumental.

3. Konservasi

Konservasi yang dilakukan bersifat cepat dan ringan, yaitu

pembersihan karya seni dari debu atau kotoran dengan

peralatan sederhana.

4. Restorasi

Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan, yaitu

mengganti bagian-bagian yang sudah usang/termakan usia.

5. Penelitian

Bentuk dari penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu :

•Penelitian Intern adalah penelitian yang dilakukan oleh

curator untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.

•Penelitian Ekstern adalah penelitian yang dilakukan oleh

peneliti atau pihak luar, seperti pengunjung, mahasiswa,

pelajar dan lain-lain untuk kepentingan karya ilmiah, skripsi

dan lain-lain.

6. Pendidikan

Kegiatan ini lebih ditekankan pada bagian edukasi tentang

pengenalan- pengenalan materi koleksi yang dipamerkan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

31

7. Rekreasi

Rekreasi yang bersifat mengandung arti untuk dinikmati dan

dihayati oleh pengunjung dan tidak diperlukan konsentrasi

yang menimbulkan keletihan dan kebosanan.

Berdasarkan pengertian dan jangka waktu pelaksanaan serta

jenis dan sifatnya, pemeran museum dibedakan menjadi tiga jenis:

1. Pameran Tetap

Adalah pameran yang diadakan dalam jangka waktu 2 sampai

dengan 4 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis, visi dan misi

museum. Idealnya, koleksi pameran disajikan adalah 25% hingga

40% dari koleksi yang dimiliki museum dan dilakukan penggantian

koleksi yang dipamerkan dalam jangka waktu tertentu.

2. Pameran Khusus atau Temporer

Adalah pameran koleksi museum yang diselenggarakan dalam

waktu relatif singkat. Fungsi utamanya adalah untuk menunjang

pameran tetap, agar dapat lebih banyak mengundang pengunjung

datang ke museum. Dikatakan pameran khusus karena

diselenggarakan secara khusus untuk memperingati sesuatu, seperti

tokoh atau peristiwa. Sedangkan dikatakan pameran temporer karena

sifatnya yang temporer atau sementara, diselenggarakan dalam waktu

singkat, antara mingguan hingga bulanan.

3. Pameran Keliling

Adalah pameran yang diselenggarakan diluar museum pemilik

koleksi, dalam jangka waktu tertentu, dalam variasi waktu yang

singkat dengan tema khusus mengenai aspek-aspek tertentu dalam

bidang sejarah alam dan budaya serta wawasan nusantara dimana

benda-benda koleksi tersebut dipamerkan dan dikelilingkan dari suatu

tempat ketempat lainnya.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

32

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Studi Banding Art & Culture Edutainment Center

Nama : Art & Culture Edutainment Center

Lokasi : Lotte Shopping Avenue, Lantai 3 blok F

Jl. Prof. Dr. Satrio, Kuningan, Jakarta - Indonesia

Gambar 2.5 Lokasi Art & Culture Edutainment Center

(Sumber : Street Directory, 2014)

1. Company Profile

Dibuka pada tanggal 7 September 2013, Art & Culture

Edutainment Center (Arture) adalah sebuah wadah yang menampung

berbagai macam kursus dan pendidikan edukasi informal yang bisa

dibilang premium. Mulai dari bayi berusia 9 bulan sampai yang sudah

lanjut usia bisa memilih berbagai kegiatan. Arture berlokasi di Lotte

Shopping Avenue yang merupakan pusat perbelanjaan Korea pertama

di Indonesia. Mall ini ingin memiliki trik lain untuk menarik

pengunjungnya yaitu dengan menjadikan mall bukan hanya tempat

belanja dan berkumpul tapi juga tempat untuk melakukan aktivitas

bernilai edukasi yang bisa diikuti seluruh usia.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

33

Dengan mengambil tajuk Discover The True You, ARTURE

hadir untuk melengkapi kehidupan dinamis masyarakat Jakarta yang

penuh dengan kegiatan serta hiruk pikuk kota besar. ARTURE

menjadi tempat untuk menggali lebih dalam potensi yang ada dan

berusaha mengungkapkan potensi tersebut, sehingga bisa menjadi

pelengkap hidup bagi siapapun yang bergabung. Program yang

ditawarkan disini terbagi atas tujuh kelas besar, yaitu Early Education

Programs, Art Programs, Cooking Programs, Performing Arts

Programs, Lifestyle Programs, Education Programs, dan Support

Group Program. Dari ketujuh kelas besar ini, dibagi kedalam kelas-

kelas kecil seperti kids club classes, arts & crafts classes, drink mixer

dan food cooking classes, acting classes, trend & fashion classes serta

masih banyak lagi kelas lainnya.

ARTURE juga bekerja sama dengan partner-partner yang

terdiri dari institusi ternama dan dapat dikatakan terbaik di bidangnya

masing-masing, menyediakan berbagai program menarik dengan

mutu dan kualitas terbaik untuk semua pesertanya. Totalnya ada 24

institusi yang bekerja sama dengan Art & Culture Edutainment

Center, diantaranya TMII, JakFlo, Hadiprana, LookInc, Poise, UDW,

Zap Finance dan masih banyak lagi vendor lain. Adanya Art &

Culture Edutainment Center ini, diharapkan pengunjung Mall tidak

hanya melakukan kegiatan konsumtif saja, tetapi bisa melakukan hal

lain yang fun sekaligus memiliki nilai edukasi untuk seluruh anggota

keluarga diwaktu yang bersamaan.

2. Program Kelas

1. Early Education :

Baby Class, Pre-School Class, Kids Club (Puppet Show, Story

Telling, Reading & Alphabet, etc)

2. Art :

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

34

Art & Craft, Fine Art, Traditional Art, Portfolio for College

Preparation Program

3. Cooking :

Food Around The World, Junior Chef, Cooking & Baking,

Barista Blend, Jamu Heritage, Healthy Juice

4. Education & Academic :

English Conversation, Mandarin Class, Korea Class, Get

Creative with Lego, Financial Planning for Family, You’re A

Brand

5. Performing Art :

Music & Singing, Modern Dance (Zumba, Hip-Hop, K-Pop,

Heels Pop), Traditional Dance, Ballet, Acting

6. Lifestyle :

Heavenly Pretty in Hijab, Modelling & Grooming,

Breastfeeding Education, Calm & Serenity Meditation,

Yoga+Pilates, Self Guard & Inner Force

7. Support Group :

Parenting 101, Teen Leadership Program, Understanding

Special Needs, Hypnoslimming

3. Jadwal Kelas

Gambar 2.6 Jadwal kegiatan Art & Culture Edutainment Center

(Sumber : http://arturecenterlotte.wix.com, 2014)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

35

4. Striktur Organisasi

5. Fasilitas dan Area

• Entrance

• Lobby

• Waiting Area

• Corridor

• Mom & Kids Area

• Cooking room

• Social Room

• Music Room

• Lingua Room

• Art Room

• Studio Room

• Changing room & Shower room

• Kantor

Tabel 2.3 Fasilitas dan Analisa Interior Art & Culture Edutainment Center

(Sumber : http://arturecenterlotte.wix.com, 2014)

No Area Foto Analisa

1. Entrance

Entrance terbuka tanpa pintu.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

36

2. Lobby

Lobby bergaya modern,

dengan didominasi warna

putih dan warna aksen ungu

pada furniture, dan aksen

oranye pada dinding. Material

lantai menggunakan keramik,

dinding cat dan dekoratif

panel, dan ceiling gypsum.

Pada dinding terdapat

berbagai informasi mengenai

Arture, seperti keterangan

mengenai tempat, dan denah

Arture. Pencahayaan

menggunakan downlight dan

hidden lamp berwarna putih.

Bentuk-bentuk yang

digunakan adalah bentuk

geometris dan garis lengkung.

3. Waiting

Area

Sama seperti lobby, ruangan

ini didominasiberwarna putih

dengan aksen merah, hitam,

dan kuning pada furniturnya.

4. Corridor Koridor dengan sirkulasi

yang cukup, Pencahayaan

menggunakan downlight dan

terdapat beberapa kursi di

depan kelas untuk menunggu.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

37

5. Mom &

Kids Area

Dirancang khusus untuk anak

usia 9 bulan sampai dengan 7

tahun. Menggunakan material

karpet dan material dinding

yang sangat aman untuk anak-

anak. Warna yang digunakan

adalah warna-warna cerah.

6. Cooking

room

Kelas masak yang dilengkapi

dengan 6 stasiun memasak

individu untuk setiap pelanggan

dan satu stasiun memasak untuk

guru. Penghawaan

menggunakan exhaust hood.

Didominasi warna putih dengan

aksen warna cerah pada dinding.

7. Social

Room

Kelas untuk kegiatan yang

mengintegrasi kan praktek dan

teori pada waktu yang sama.

Material lantai karpet, dinding

cat putih, dengan pencahayaan

downlight berwarna putih.

8. Music

Room

Kelas musik menggunakan

lantai karpet, serta dinding

padded agar kedap suara.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

38

9. Lingua

Room

Kelas untuk kursus bahasa dan

kegiatan akademic teoritis

lainnya. Menggunkan lantai

karpet biru, dinding cat putih,

dan ceiling gypsum.

Pencahayaan menggunakan

downlight warna putih, dan

penghawaan AC.

10. Art Room

Kelas untuk kegiatan seni rupa,

arts & crafts yang

menggunakan aneka material.

Ruangan ini didominasi warna

putih baik pada elemen interior

dan furnitur.

11. Studio

Room

Kelas yang di khususkan untuk

kegiatan bergerak, seperti ballet,

tari, modelling, bela diri, yoga,

pilates dan lain-lain. Dinding

menggunakan cermin, lantai

vinyl, serta ceiling gypsum

12. Changing

room &

Shower

room

Studio Room menyediakan

kamar ganti dan kamar mandi

dan ruang bagi pria dan wanita.

Terdapat loker dengan

perpaduan warna ungu, kuning,

dan coklat. Untuk kama mandi

menggunakan keramik abu-abu

dengan pencahayaan berwarna

kuning.

13. Kantor - -

6. Sistem Keamanan

Dilengkapi dengan CCTV di beberapa lokasi, dan petugas kemanan.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

39

2.2.2 Studi Banding Pinisi Edutainment Park

Nama : Pinisi Edutainment Park

Lokasi : Pasaraya Blok M

Gedung B Lantai 8, 9 dan 10

Jl. Iskandarsyah II/2, Kebayoran Jakarta 12160

Gambar 2.7 Lokasi Pinisi Edutainment Park

(Sumber : Google Maps, 2014)

1. Company Profile

Pinisi Edutainment Park adalah taman bermain yang

diperuntukan bagi anak-anak usia 2-16 tahun yang menghubungkan

seni, budaya, inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan lingkungan,

dengan memberikan peluang bagi anak-anak untuk melakukan

eksplorasi dan pembelajaran melalui berbagai eksibisi interaktif,

yang sekaligus memberikan pengalaman pada anak-anak mengenai

berbagai hal, melalui konsep bermain, sambil belajar.

Pinisi Edutainment Park dibangun menyerupai area

pelabuhan tradisional (harbour city) dengan latar belakang kota

pelabuhan, dengan luas area 6.000 meter persegi. Pinisi Edutainment

Park menawarkan berbagai permainan yang mengkombinasikan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

40

permainan riding games klasik, beragam galeri yang memberikan

peluang bagi anak-anak belajar tentang art & culture, dan science

center. Anak-anak diajak menikmati berbagai permainan riding

games klasik yang diminati segala usia dari masa ke masa, di

antaranya Kids Indoor Playground, Carousel, 4D Simulator, Bumper

Boat, Wall Climbing, Cyber Games, Choo-Choo Train, dan Pinisi

Boat.

Di Pinisi Edutainment Park anak-anak memperoleh peluang

untuk mengeksplorasi beragam kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Ada galeri yang mengajarkan seni drama, olah vokal, membatik,

traditional puppet atau wayang, musik angklung, menari, hingga

bermain gamelan. Anak-anak bukan sekedar memperoleh informasi,

namun dapat mencoba berbagai kesenian dan budaya Indonesia

tersebut dengan cara yang menyenangkan dan menghibur.

3. Visi dan Misi

• Visi :

Menjadi penyedia tempat seni budaya dan ilmu pendidikan yang

disukai keluarga di Indonesia.

• Misi :

Untuk menampilkan yang terbaik dalam hiburan seni, budaya dan

ilmu pendidikan bagi pengunjung kami, untuk memberikan iklan

interaktif yang paling efektif dan media promosi untuk mitra

pemasaran kami, untuk menyediakan lingkungan yang paling

menyenangkan dan mendukung bagi anggota tim kami dan untuk

memasok tingkat tertinggi komitmen dan partisipasi terhadap

peningkatan masyarakat kita.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

41

4. Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Pinisi Edutainment Park

5. Peta Pinisi

Gambar 2.8 Peta Pinisi Edutainment

Sumber : Pinisi.co.id, 2014

6. Jam Operasional & Harga Tiket

• Senin – Kamis

- Jam Operasional : 10.00-17.00

- Harga Tiket :

0-1 tahun & >65tahun : gratis

Toddler 1-3 tahun : Rp 50.000

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

42

Anak 4-16 tahun : Rp 100.000

Dewasa >16 tahun : Rp 50.000

• Jumat, Sabtu, Minggu, & hari libur nasional

- Jam Operasional : 10.00-19.00

- Harga Tiket :

0-1 tahun & >65tahun : gratis

Toddler 1-3 tahun : Rp 60.000

Anak 4-16 tahun : Rp 115.000

Dewasa >16 tahun : Rp 60.000

7. Fasilitas dan Area

• Resepsionis

• Ruang Tunggu

• Lobby

• Galeri

• Kelas Angklung

• Kelas Gamelan

• Kelas Drama

• Kelas Tari

• Kelas Batik

• Kelas Pedalangan

• Toko Merchandise

• Galeri Foto

• Customer Service

• Ruang Karyawan/ server

• Toilet

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

43

Tabel 2.4. Fasilitas dan Analisa Pinisi Edutainment Park

(Sumber : Dokumen Pribadi, 2014)

No Area Foto Analisa

1. Resepsionis

Resepsionis terletak tepat di

depan lift. Terdapat meja

counter dengan fin.HPL.

2. R. Tunggu

Ruang tunggu terletak di

sebelah resepsionis. Terdapat

beberapa sofa dan kursi

untuk tamu dan beberapa

orang dewasa yang

menunggu anak-anaknya.

Lantai menggunakan vinyl

dan dinding cat.

Pencahayaan alami, lampu.

Penghawaan alami dari

jendela dan penggunaan AC

Central.

3. Lobby

Pada lobby terdapat sebuah

replica kapal pinsi yang

dibuat seolah sedang barada

di laut, dimana pengunjung

dapat bermain bumper boat

dibawahnya. Terdapat

ruangan-ruangan kelas

disekelilingnya dengan

sirkulasi yang cukup.

Menggunakan exposed

ceiling dengan pencahayaan

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

44

alami, lampu, dan lampu

sorot berwarna-warni.

Penghawaan alami dari

jendela dan penggunaan AC

Central. Untuk akustik

menggunakan alunan musik

lagu kebangsaan Indonesia.

Galeri

Galeri terletak di dalam

replika kapal pinisi, dengan

suasana seperti berada di

dalam kapal, dengan

penggunaan material kayu.

Didalamnya terdapat foto-

foto yang menjelaskan

mengnai kapal pinisi.Jika

naik ke atas pengunjung

dapat seolah-olah sendang

mengendarai sebuah kapal.

4. Kelas

Angklung

Ruangan dengan kapasitas 6

orang dengan usia 2-16

tahun. Di setiap pntu masuk

terdapat rak sepatu. Di dalam

ruangan terdapat sebuah

LCD TV, PC, dan cermin.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

45

Menggunakan ceiling

gypsum, dinding cat putih,

dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

5. Kelas

Gamelan

Ruangan dengan kapasitas 6

orang dengan usia 2-16

tahun. Di dalam ruangan

terdapat sebuah LCD TV,

PC, dan cermin.

Menggunakan ceiling

gypsum, dinding cat putih,

dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

6. Kelas

Drama

Ruangan dengan kapasitas 6

orang dengan usia 2-16

tahun.Terdapat kursi-kursi,

sebuah keyboard, dan cermin

di dinding. Menggunakan

ceiling gypsum, dinding cat

putih, dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

46

7. Kelas Tari

Ruangan berkapasitas 12

orang, dengan usia 4-16

tahun. Terdapat sebuah

keyboard, cermin di dinding,

lemari dan gantungan untuk

kostum tari. Menggunakan

ceiling gypsum, dinding cat

putih, dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

8. Kelas Batik

Ruangan dengan kapasitas 6

orang dengan usia 5-16

tahun. Terdapat PC, LCD

TV, cabinet untuk meyimpan

peralatan membatik, dan

beberapa pajangan hasil

batik. Menggunakan ceiling

gypsum, dinding cat putih,

dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

9. Kelas

Pedalangan

Ruangan dengan kapasitas 6

orang dengan usia 2-16

tahun. Di dalam ruangan

terdapat karpet untuk alas

duduk pengunjung saat

mendalang. Menggunakan

ceiling gypsum, dinding cat

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

47

putih, dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

10. Toko

merchandis

e

Terletak berdekatan dengan

lift, dan galeri foto. Toko ini

menjual barang-barang

dengan tema pinisi. Terdapat

beberapa rak, mannequin

anak-anak, display baju

anak, dan meja kasir.

Menggunakan lantai keramik

dan dinding cat putih.

Galeri foto

Bersebelahan dengan toko

merchandise, di galeri foto

terdapat cabinet, dan counter

table. Pengunjung dapat

mengabadikan momen

mereka di dalam Pinisi.

Menggunakan lantai keramik

dan dinding cat putih.

Customer

Service

Customer service terletak

dekat dengan ruang tunggu.

Dimana pengunjung dapat

menyampaikan maksudnya

melalui kaca. Didalamnya

terdapat sofa, dan meja

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

48

dengan 4 buah kursi.

Menggunakan ceiling

gypsum, dinding cat putih,

dan lantai vinyl.

Pencahayaan fluorescent dan

downlight.Penghawaan

menggunakan AC.

R.Karyawa

n/server

-

Toilet

Toilet dengan material

keramik krem dan abu-abu,

dan pencahayaan

menggunakan downlight.

8. Sistem Keamanan

Dilengkapi dengan CCTV di beberapa lokasi dan petugas kemanan.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

49

2.2.3 Studi Banding GIK

Nama : Galeri Indonesia Kaya (GIK)

Lokasi : Grand Indonesia – West Mall Lt.8

Jl. MH. Thamrin No.1 Jakarta

Gambar 2.9 Lokasi GIK

(Sumber : Google Maps, 2014)

1. Company Profile

Zaman yang terus berkembang membuat adat istiadat dan

tradisi budaya kian tersingkirkan. Persaingan antara Pasar tradisional

dan Pusat perbelanjaan modern, jajanan pasar dan restoran ternama,

sampai kesenian tradisional yang tenggelam di balik hiruk pikuk

hiburan masa kini seakan-akan membuat teknologi dan modernisasi

adalah musuh terhadap tradisi warisan leluhur. Daya upaya dilakukan

agar tradisi budaya dan modernisasi.

Sejak tahun 1992, Bakti Budaya Djarum Foundation telah

mendukung lebih dari 1.000 kegiatan budaya dan telah menjalin

kerjasama dengan para budayawan, seniman, dan kelompok kesenian

dalam mengaktualisasikan gagasan kreatifnya. Pada tahun 2011,

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

50

Djarum Apresiasi Budaya mulai menggiatkan dan fokus mendukung

berbagai program seni pertunjukan Indonesia. Banyak karya telah

dihadirkan dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari

masyarakat.

Meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap seni dan

budayanya belum disertai dengan ruang edukasi tentang budaya yang

memadai. Galeri Indonesia Kaya digagaskan dan dibangun untuk

menjadi ruang edutainment budaya berbasis teknologi digital yang

dapat mendekatkan dan menyalurkan kreativitas berekspresi generasi

muda dalam lingkup tradisi budaya nusantara.

Dengan teknologi digital, Galeri Indonesia Kaya mengemas

budaya dalam unsur kekinian dan menyajikan informasi tradisi

budaya dengan lebih interaktif dan menarik. Terletak di Grand

Indonesia, galeri ini membawa tradisi budaya yang jarang tersentuh

ke dalam ruang publik.

Dengan adanya Galeri Indonesia Kaya ini, bukan tak mungkin

tradisi budaya yang kita pikir telah usang dan hilang ditelan waktu

akan kembali lagi ke tengah-tengah kita. Bersama, kita tumbuhkan

kembali semangat untuk menjaga budaya bangsa. Mencintai Budaya

adalah wujud rasa bangga dan cinta terhadap Indonesia, karena yang

menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

2. Visi dan Misi

Mendekatkan kembali anak muda dengan tradisi budaya

dan menginspirasi mereka untuk melestarikan kebudayaan

Indonesia.

3. Fasilitas dan Area

• Entrance

• Sapa Indonesia

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

51

• Auditorium

• Video Mapping

• Kaca Pintar Indonesia

• Jelajah Indonesia

• Selaras Pakaian Adat

• Melodi Alunan Daerah

• Selasar Santai

• Ceria Anak Indonesia

• Layar Telaah Budaya

• Arungi Indonesia

• Area Peraga

• Area Cinderamata

• Kantor

Tabel 2.5. Fasilitas dan Analisa GIK

(Sumber : Dokumen Pribadi & indonesiakaya.com, 2014)

No Area Foto Analisa

1. Entrance

Terdapat logo dan layar

digital, dengan dekorasi

wayang.

2. Sapa

Indonesia

Layar multimedia

menampilkan pemuda-

pemudi Indonesia berbaju

adat dari berbagai daerah

yang dilengkapi sensor untuk

menyapa pengunjung.

Menggunakan dekoratif

ceiling dan dinding

menggunakan rotan dengan

bentuk dinamis.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

52

3. Interior

Galeri

Suasana galeri redup dengan

penggunaan accent lighting.

Dinding gypsum dan

decorative wall motif parang,

dan penggunaan batik yang

disusun. Decorative ceiling

dengan motif parang pada

seluruh area. Lantai secara

keseluruhan menggunakan

karpet. Penghawaan

menggunakan AC. Terdapat

tempat duduk disekitar galeri

4. Auditorium

Auditorium berkapasitas 150

orang, lengkap dengan

panggung sebesar 13x3m

dengan tiga buah screen

dilengkapi projector utama

10.000 lumens dan projector

pendukung 7.000 lumens,

sound system dengan audio

power mencapai 5000watt,

disertai dengan empat buah

moving LED diatas panggung

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

53

dan tata lampu LED

berjumlah 36 buah yang

menghasilkan efek dramatis.

Saat tidak ada pertunjukan

yang berlangsung,

pengunjung masih dapat

menikmati menari tarian

daerah dengan Fantasi Tari

Indonesia.

5. Video

Mapping

Video mapping dengan

bentuk wayang kulit,

menceritakan penggalan-

penggalan Mahabarata

tentang kiprah Pandawa

melawan Kurawa.

6. Kaca Pintar

Merupakan kumpulan objek

budaya di seluruh nusantara

mulai dari pariwisata, kuliner,

kesenian dan tradisi. Dengan

tampilan yang menarik diatas

layar touch screen yang

menempel di dinding.

7. Jelajah

Indonesia

Layar sentuh multimedia

yang membahas seluk beluk

budaya Indonesia dari banyak

sisi, seperti dari sisi

geografis, kebiasaan dan asal

usul.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

54

8. Selaras

pakaian

adat

Dengan menggunakan sensor,

pengunjung dapat

mengenakan pakaian adat

digital dari seluruh nusantara.

Aplikasi ini terhubung

dengan social media sehingga

pengunjung dapat

mengunggah fotonya.

9. Melodi

Alunan

Daerah

Berbagai macam alat musik

Nusantara telah dihadirkan

secara digital dengan bentuk

touch screen. Pengunjung

dapat bermain dan

mengaransemen musiknya

sendiri.

10. Selasar

Santai

Selasar santai merupakan

ruangan dimana pengunjung

dapat bersantai. Di dalam

selasar santai terdapat 10

tablet yang bebas dipakai.

11. Ceria Anak

Indonesia

Pengunjung dapat mencoba

bermain permainan

tradisional, congklak secara

virtual yang diciptakan mirip

dengan permainan aslinya.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

55

12. Layar

Telaah

Budaya

Berteknologi Microsoft

Surface, Layar Telaah

Budaya menampilkan

informasi budaya secara

Interaktif cukup dengan

meletakkan kartu dengan

obyek budaya yang

diinginkan.

13. Arungi

Indonesia

Arungi Indonesia

menawarkan sensasi terbang

diatas Indonesia. Lewati

beberapa obyek-obyek

penting dan ternama di

Indonesia untuk mendapatkan

pengetahuan tentang obyek

tersebut. Layar ini

menggunakan sensor

mengikuti gerakan tangan.

14. Area Peraga

Area peraga merupakan area

untuk para pengrajin. Disini,

pengrajin dapat

memperagakan proses

pembuatan berbagai kerajinan

khas Indonesia. Area ini

berupa panggung kecil yang

dilengkapi dengan pajangan

kain batik dan dekorasi buku

jawa raksasa.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

56

15. Area

Cinderamata

Para pemilik industri yang

mengolah hasil budaya

Indonesia dapat menunjukkan

karyanya kepada masyarakat.

Hasil karya tersebut

diletakkan rapi di dalam

vitrine.

4. Sistem Keamanan

Akses terkontrol dengan satu pintu masuk dan satu pintu

keluar untuk para pengunjung dengan petugas keamanan serta kamera

CCTV dibeberapa lokasi.

2.2.4 Studi Banding TMII

Nama : Anjungan Sumatera TMII

Lokasi : Jl. Raya Taman Mini No.1 Jakarta Timur

Gambar 2.10 Lokasi TMII

(Sumber : Google Maps, 2014)

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

57

2. Company Profile

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) merupakan suatu

kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur.

Area seluas kurang lebih 150 hektare atau 1,5 kilometer persegi ini

terletak pada koordinat 6°18′6.8″LS,106°53′47.2″BT. Taman ini

merupakan rangkuman kebudayaan bangsa Indonesia, yang mencakup

berbagai aspek kehidupan sehari-hari masyarakat 26 provinsi

Indonesia (pada tahun 1975) yang ditampilkan dalam anjungan daerah

berarsitektur tradisional, serta menampilkan aneka busana, tarian, dan

tradisi daerah.

Gagasan pembangunan suatu miniatur yang memuat

kelengkapan Indonesia dengan segala isinya ini dicetuskan oleh Ibu

Negara, Siti Hartinah, yang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Tien

Soeharto. Gagasan ini tercetus pada suatu pertemuan di Jalan Cendana

no. 8 Jakarta pada tanggal 13 Maret 1970. Melalui miniatur ini

diharapkan dapat membangkitkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air

pada seluruh bangsa Indonesia.[2] Maka dimulailah suatu proyek yang

disebut Proyek Miniatur Indonesia "Indonesia Indah", yang

dilaksanakan oleh Yayasan Harapan Kita.

TMII mulai dibangun tahun 1972 dan diresmikan pada tanggal

20 April 1975. Berbagai aspek kekayaan alam dan budaya Indonesia

sampai pemanfaatan teknologi modern diperagakan di areal seluas

150 hektare. Aslinya topografi TMII agak berbukit, tetapi ini sesuai

dengan keinginan perancangnya. Tim perancang memanfaatkan

ketinggian tanah yang tidak rata ini untuk menciptakan bentang alam

dan lansekap yang kaya, menggambarkan berbagai jenis lingkungan

hidup di Indonesia.

Di Indonesia, hampir setiap suku bangsa memiliki bentuk dan

corak bangunan yang berbeda, bahkan tidak jarang satu suku bangsa

memiliki lebih dari satu jenis bangunan tradisional. Bangunan atau

arsitektur tradisional yang mereka buat selalu dilatarbetakangi oleh

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

58

kondisi lingkungan dan kebudayaan yang dimiliki. Di TMII,

gambaran tersebut diwujudkan melalui Anjungan Daerah, yang

mewakili suku-suku bangsa yang berada di 33 Provinsi Indonesia.

Anjungan provinsi ini dibangun di sekitar danau dengan miniatur

Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi atas enam zona; Jawa,

Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku

dan Papua. Tiap anjungan menampilkan bangunan khas setempat.

Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana

pernikahan, baju tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas dan

perabot sehari-hari, model bangunan, dan kerajinan tangan. Semuanya

ini dimaksudkan untuk memberi informasi lengkap mengenai cara

hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Setiap anjungan

provinsi juga dilengkapi panggung, amfiteater atau auditorium untuk

menampilkan berbagai tarian tradisional, pertunjukan musik daerah,

dan berbagai upacara adat yang biasanya digelar pada hari Minggu.

beberapa anjungan juga dilengkapi kafetaria atau warung kecil yang

menyajikan berbagai Masakan Indonesia khas provinsi tersebut, serta

dilengkapi toko cenderamata yang menjual berbagai kerajinan tangan,

kaus, dan berbagai cenderamata.

3. Visi dan Misi

� Visi proyek adalah :

- Memperkenalkan kebudayaan dan kekayaan alam kepada

Bangsa Indonesia dan Bangsa lain

- Mempromosikan potensi keunikan unggulan daerah untuk

menarik wisatawan dan investor.

- Mengembangkan RIEKKA yang produktif dan berdaya guna

sebagai sumber inspirasi peradaban bangsa.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

59

� Misi proyek adalah :

- Mengembangkan kerjasamakemitraan dan jaringan kerja

dengan berbagai pihak diantara lembaga konservasi, Pelaku

Usaha Rekreasi.

- Meningkatkan kualitas koleksi budaya, flora dan fauna

nusantara di TMII

- Meningkatkan mutu pelayanan bagi pengunjung dan para

mitra.

- Menyediakan sarana informasi potensi unggulan daerah yang

menarik dan komunikatif.

- Memberikan jaminan kepastian hukum bagi insvestor.

- Memperkuat data base dan penguatan kualitas SDM.

- Menyediakan sarana wisata dan pendidikan yang sehat dan

nyaman.

- Meningkatkan produktifitas pengelolaan potensi wahana-

wahana dilingkungan TMII.

- Meningkatkan mutu Standar kompentensi pengelola wahana-

wahana dilingkungan TMII.

4. Struktur Organisasi

Bagan 2.2 Struktur Organisasi TMII

Sumber : www.tamanmini.com, 2014

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

60

5. Fasilitas dan Area

Tabel 2.6. Fasilitas dan Analisa Anjungan Sumatera TMII

(Sumber :Dokumen pribadi & Google, 2014)

No Area Foto

1. Aceh

Rumah adat, Ragam

hias pada pinto Aceh,

pakaian adat.

2. Sumatera

Utara

Sumatera Utara atau

Sumut memiliki

setidaknya delapan

suku asli. Melayu,

Mandailing, Nias,

Pakpak / Dairi, Karo,

Toba, Simalungun dan

Pesisir.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

61

3. Sumatera

Barat

Rumah adat dan

Pelaminan adat Minang

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

62

4. Riau

Alat musik, dan

peralatan dapur

tradisional

5. Jambi Alat musik khas Jambi,

tari Rangguk dari

Kerinci, tari sekapur

sirih, ragam hias khas

Jambi, dan pakaian adat

Jambi.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

63

6. Bengkulu tulisan tradisional

Kaganga dan alat musik

dol

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

64

7. Sumatera

Selatan

Pakaian adat dan

perabot rumah tangga.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

65

8. Bangka

Belitung

Dipamerkan kekayaan

alam dan budaya Babel

seperti timah dan lada.

Dipamerkan juga

pakaian adat Bangka

dan pakaian pengantin

Bangka Belitung yang

disebut Paksian.

Pakaian ini merupakan

perpaduan pakaian etnis

Melayu, Cina dan Arab.

9. Lampung

Pakaian pengantin Sai

Batin dan hiasan

geometris khas

Lampung

6. Sistem Keamanan

Dilengkapi dengan staff penjaga di setiap anjungan.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Wisata Menurut undang

66

2.2.5 Analisa Hasil Survey

Tabel 2.7 Analisa Hasil Survey

Subjek Analisa

Lokasi Sebagian besar berlokasi di pusat

perbelajaan (Mall)

Fasilitas Pinisi memiliki fasilitas yang lebih

lengkap disbanding Arture, Galeri

Indonesia, dan anjungan. Fasilitasnya

berupa ruang tunggu, lobby, galeri,

kelas-kelas, toko souvenir, galeri foto,

customer service, dan kantor.

Material ceiling Ceiling pada lobby menyesuaikan

dengan desain, pada kelas menggunakan

gypsum.

Material dinding Dinding pada lobby menyesuaikan

dengan desain, pada kelas menggunakan

gypsum.

Material lantai Lantai pada lobby menyesuaikan

dengan desain, pada kelas menggunakan

vinyl.

Penghawaan Menggunakan AC central, dan exhaust

hood pada area pelayanan makanan

Pencahayaan Pada lobby menggunakan tipe

pencahayaan accent dan decorative

lighting. Pada kelas menggunakan

general lighting.