Upload
dinhthuan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Dasar / Umum
Berisikan teori-teori dasar / umum yang akan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian.
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim
pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan.
Beberapa definisi komunikasi dari pakar sebagai berikut: (Tommy, 2011 :
5-6)
1. Laswell
“Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa
dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa”
2. Carl I. Hovland
“Komunikasi adalah proses dimana seseorang individu atau komunikator mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa verbal maupun non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain” Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang
dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa
verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat
dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap
11
tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.
Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
3. Theodorson dan Thedorson
“Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui symbol-
simbol”
4. William Albig
“Komunikasi adalah proses social, dalam arti pelemparan pesan/lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat istiadat”
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang,
kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan
informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Bila
dikaitkan dengan penelitian ini, maka penelitian ini termasuk dalam
kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh public relations PT.Istana
Lampung Raya , yaitu proses penyampaian pesan, ide, dan pikiran
melalui karyawan-karyawan yang selanjutnya akan melayani pelanggan
dengan tujuan terciptanya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang
diberikan karyawan PT.Istana Lampung Raya.
2.1.1.2 Tujuan Komunikasi
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh makhluk hidup pasti memiliki tujuan.
Salah satu dari aktivitas tersebut ialah komunikasi. Setiap mahkluk yang
berkomunikasi memiliki tujuan tertentu.
12
Ada pun tujuan dari komunikasi sebagai berikut : (Djatmiko, 2011 : p19)
1. Perubahan sikap (attitude change)
2. Perubahan pendapat (opinion change)
3. Perubahan perilaku (behaviour change)
4. Perubahan social (social change)
Public Relations dari PT.Istana Lampung Raya mempunyai tujuan dalam
aktivitas komunikasi nya, yaitu untuk merubah sikap, pendapat, perilaku dan
perubahan social untuk menunjang terciptanya tujuan perusahaan melalui
tindakan-tindakan komunikasi nya di dalam dan diluar perusahaan.
2.1.1.3 Tahap-tahap Dalam Proses Komunikasi
Menurut Courtland L.Bovee dan Jhon V.Thilt dalam Business
Communication Today, proses komunikasi terdiri dari enam tahap, yaitu :
(Djatmiko, 2011 : 20)
1. Pengirim memiliki suatu idea tau gagasan
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
3. Pengirim menyampaikan pesan
4. Penerima menerima pesan
5. Penerima menafsirkan pesan
6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim.
13
2.1.2 Public Relation
2.1.2.1 Pengertian Public Relations
Definisi Public Relation menurut beberapa ahli :
Menurut J.C. Sendel, Public Relation Director, Division Of Housing, State
New York (Barata, 2003 : 200) menyatakan
“public relation adalah proses yang kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para langganannya, pegawai dan publik umumnya, ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan diri sendiri, keluar dengan mengadakan penyataan-pernyataan.”
Menurut Howard Bonham, vice chairman, American National Red Cross
(Barata, 2003 : 200) menyatakan
“public relation adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik yang
lebih baik, yang dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang
atau sesuatu badan”
Menurut W.Emerson Reck, Public Relations Director, Coltage University
(Barata, 2003 : 200) menyatakan bahwa
“public relations adalah kelanjutan dari proses penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan kepentingan orang-orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan dan goodwill dari mereka. Pelaksanaan kebijaksanaan pelayanan dan sikap adalah untuk menjamin adanya pengertian dan penghargaan yang sebaik-baiknya”
Menurut Moore (2004 : 6) dalam jurnal Masykuri (2011 : 356) Public
Relations adalah
“Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai
14
peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad baik”
Pengertian Hubungan Masyarakat juga dikemukakan oleh International
Public Relation Association (IPRA) (Rumanti, 2002 :12) yaitu :
“Public Relations adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan, membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik, menetapkan dan menekankan tanggungjawab, manajemen untuk melayani kepentingan umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai system peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehar dan etis sebagai sarana utama” Berdasarkan beberapa definisi public relations diatas, Public Relations
PT.Istana Lampung Raya merupakan bagian dari fungsi manajemen yang
bertugas untuk membina organisasi dengan publiknya melalui tindakan
komunikasi dengan cara penetapan kebijaksanaan, penentuan kualitas sikap
dan pelayanan-pelayanan yang akan dilakukan oleh karyawan nya yang
disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Hal ini dilakukan agar
memperoleh kepercayaan dan kepuasan pelanggan PT.Istana Lampung Raya
sehingga akan memberikan opini publik yang positif.
2.1.2.2 Fungsi Public Relations
Menurut Cutlip, Center dan Broom (Nova, 2011 : 46) public relations
memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
organisasi
15
2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya,
sebagai khalayak sasarannya.
3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, dan tanggapan
masyarakat kepada organisasi yang diwakilinya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran
kepada pimpinan manjemen demi untuk manfaat bersama
5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus
informasi publiknya serta pesan dan badan/organisasi ke publiknya dan
sebaliknya demi terciptanya citra positif bagi kedua pihak
6. Memberikan anjuran kepada manajemen perihal pembentukan
kebijaksanaan, prosedur, dan tindakan baru yang saling menguntungkan
organisasi dan masyarakatnya.
7. Menghasilkan perubahan khusus dalam hal kesadaran, pendapat, sikap,
dan perilaku di dalam dan di luar organisasi.
Berdasarkan fungsi Public Relations diatas, Public Relations PT.Istana
Lampung Raya berfungsi untuk menunjang fungsi manajemen yang sudah
ada, mengidentifikasi opini masyarakat terhadap perusahaan, serta membina
hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya dengan cara
membentuk kebijaksanaan dan prosedur mengenai sikap dan perilaku antara
karyawan dan pelanggannya.
16
2.1.2.3 Langkah-Langkah Public Relations Dalam Melaksanakan
Fungsinya
Menurut Rumanti (2002 : 36) Langkah-langkah public relations dalam
melaksanakan fungsinya, yaitu :
1. Tujuan organisasi harus jelas, transparan, perlu diperhatikan perbedaan
antara teori dan praktik.
2. Peninjauan kembali, perlu duduk bersama dengan direksi, bersama-sama
mempertimbangkan, menggunakan komunikasi yang sehat dan etis,
demi pencapaian tujuan untuk keuntungan semua pihak.
3. Membuat konsep, kualitas produk atau jasa yang akan direalisasi dengan
segala sesuatu yang terkait termasuk sarana prasarana sehingga bisa
direalisasikan. Sudah sesuai dengan tujuan? Secara kualitatif telah ada
perhitungan sesuai kebutuhan.
4. Inventarisasi pelanggan, sudah sesuai dengan rencana? Dengan
perhitungan yang tepat dengan penggolongan pelanggan potensian, yang
cukup umum, yang baru mungkin memerlukan kekhususan?
5. Produk atau jasanya apakah sudah benar sesuai kebutuhan, keinginan,
harapan publik, dan pengguna jasa dengan memperhitungkan
kemampuan, kepentingan organisasi atau perusahaan demi keuntungan
bersama
6. PR sebaiknya perlu meminta kepada direksi untuk memberi pengarahan.
Hal ini penting supaya visi atau misi organisasi atau perusahaan tidak
terabaikan dan benar-benar tidak dirugikan dan justru memberi
kelangsungan hidupnya, karena hal ini merupakan kesejahteraan seluruh
17
organisasi dan dengan dampak positif ini kepercayaan publik akan
menjadi semakin meningkat.
7. Memberi kesempatan direksi untuk memberi idenya, usulan dan
terutama kritik. Ini sangat penting, pertama supaya benar-benar lengkap
semua kebutuhan diintegrasikan sehingga semua pihak merasa puas,
tidak ada ganjalan, apa yang masih perlu disampaikan bisa diolah dan
diintegrasikan dalam kegiatan PR tersebut. Kedua, melalui ide, usulan,
pendapat, dan kritik, yang merupakan input sangat penting untuk
mengadakan perbaikan, perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan
dari harapan kedua belah pihak.
8. Mengambil inti dari pertemuan. Waktu itu sangat berharga, dan setiap
relasi, komunikasi yang baik dan etis akan membuat kita lebih matang
dan dewasa. Adanya sikap saling membutuhkan dan ketergantungan
untuk menjadi lebih baik dan lebih lengkap.
9. Memilih atau menggunakan media yang tepat. Peka terhadap
lingkungan, mengerti dan menyadari kekuatan organisasi.
10. PR itu mendengarkan, memperhatikan, menghargai, mempercayai lewat
ide, pendapat, usul, keinginan, kebutuhan, keluhan, dan kritik.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut, apabila dikaitkan dengan penelitian
ini, pada langkah-langkah nomor 3, 4, dan 5 merupakan langkah yang
dijalankan oleh Public Relations Honda Lampung dalam membuat konsep,
kualitas produk atau jasa yang akan direalisasikan pada pelayanan yang akan
18
diberikan kepada pelanggan, yang mencakup sarana dan prasarana yang
meliputi segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan fasilitas-fasilitas.
Public Relations PT.Istana Lampung Raya juga melakukan inventarisasi
pelanggan, apakah kualitas jasa yang direalisasikan sudah sesuai dengan
kebutuhan, harapan pelanggan, dan kepentingan perusahaan demi
keuntungan bersama.
2.2 Teori-teori Khusus
Berisikan teori-teori dasar / umum yang akan digunakan oleh peneliti dalam
melakukan penelitian.
2.2.1 Kualitas pelayanan
2.2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Kata ‘kualitas’ mengandung banyak definisi dan makna. Orang yang berbeda
akan mengartikannya secara berlainan. Beberapa contoh definisi yang
kerapkali dijumpai antara lain (Tjiptono, 2004 : 2) :
1. Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan,
2. Kecocokan untuk pemakaian
3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan
4. Bebas dari kerusakan/cacat,
5. Pemenuhan kebutuhan konsumen semenjak awal dan setiap saat,
6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal,
7. Sesuatu yang bisa membahagiakan konsumen.
19
Menurut Tjiptono (2002 : 21) Kualitas adalah :
“Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”
Berdasarkan beberapa definisi diatas, kualitas merupakan suatu kondisi
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, dan lingkungan yang
bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan konsumen.
Menurut Rangkuti (2002 : 26) Jasa adalah :
“Jasa merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat mata
dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya jasa diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan, di mana interaksi antara pemberi jasa dan
penerima jasa mempengaruhi hasil jasa tersebut”
Kesuksesan suatu industri jasa tergantung pada sejauh mana
perusahaan mampu mengelola ketiga aspek sebagai berikut (Rangkuti, 2002 :
26) :
1. Janji perusahaan mengenai jasa yang akan disampaikan kepada
pelanggan.
2. Kemampuan perusahaan untuk membuat karyawan mampu memenuhi
janji tersebut.
3. Kemampuan karyawan untuk menyampaikan janji tersebut kepada
pelanggan.
20
PT.Istana Lampung Raya, selain menjual produk, juga memberikan
pelayanan jasa melalui divisi service dan body repair. Demi mencapai tujuan
perusahaan, perusahaan harus menyelaraskan antara janji akan jasa yang
disampaikan kepada pelanggan, dan bagaimana kemampuan perusahaan dan
karyawannya untuk dapat memenuhi janji tersebut.
Pengertian kualitas pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan
keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk diimbangi
dengan harapan pelanggan.
Menurut Lewis dan Booms (1983) pengertian kualitas pelayanan
sebagaimana dikutip oleh Tjiptono (2005, p121) :
“Kualitas pelayanan adalah pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan
serta ketepatan penyampaian untuk mengimbangi harapan pelanggan”
Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kualitas pelayanan adalah
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar pelayanan
yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian pelayanan.
Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata
mereka terima / peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka
harapkan / inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika
jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) oleh pelanggan
PT.Istana Lampung Raya sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas
pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima
melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan
21
sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
2.2.1.2 Prinsip-Prinsip Kualitas Pelayanan
Hal-hal yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat selalu didekati dan
diingat pelanggan adalah dengan cara mengembangkan pola layanan terbaik,
yaitu : (Barata, 2003 : 22)
1. Memperhatikan perkembangan kebutuhan dan keinginan para
pelanggan dari waktu ke waktu, untuk kemudahan mengantisipasinya,
2. Berupaya menyediakan kebutuhan pelanggan sesuai dengan keinginan
atau lebih dari yang diharapkannya, dan
3. Memperlakukan pelanggan dengan pola layanan terbaik.
Bila dikaitkan dengan penelitian ini, Public Relations PT.Istana Lampung
Raya harus memperhatikan perkembangan kebutuhan dan keinginan para
pelanggannya sehingga apabila ada kekurangan, Public Relations dapat
dengan segera memberikan solusi untuk mengantisipasinya. Menyediakan
kebutuhan pelanggan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan dari para
pelanggan serta memberikan pola pelayanan yang terbaik yang diciptakan
melalui pelatihan sikap-sikap dan pelayanan yang diberikan oleh karyawan.
2.2.1.3 Faktor-faktor Penentuan Kualitas Pelayanan
Faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu persepsi pelanggan atas
layanan yang diterima dan yang sesungguhnya mereka harapkan. Jika
22
kenyataannya kurang, maka layanan dikatakan tidak bermutu dan apabila
sama dengan harapan, maka layanan tersebut memuaskan. Sehingga kualitas
pelayanan sangat ditentukan oleh bagaimana penyedia jasa memenuhi harapan
pelanggan menurut Lupiyoadi (2009 : 148).
Menurut Rangkuti (2006 : 18) Kualitas jasa dapat dilihat dari lima dimensi
utama kualitas pelayanan (SERVQUAL), yaitu :
1. Kehandalan (reliability)
Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan
harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama
untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi.
2. Daya tanggap (responsiveness)
Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
Membiarkan pelanggan menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas
dapat menyebabkan persepsi yang tidak baik dalam kualitas pelayanan.
3. Jaminan (assurance)
Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya pada pelanggan kepada perusahaan.
Hal ini terdiri dari beberapa komponen yaitu :
23
a. Kredibilitas (credibility) : menyangkut harapan pelanggan apakah
perusahaan dapat dipercaya atau tidak serta factor kejujuran dari para
karyawan. Semakin baik reputasi perusahaan tersebut maka semakin
bagus kredibilitas perusahaan tersebut dimata pelanggan.
b. Keamanan (security) : pelanggan menginginkan perasaan yang bebas
dari bahaya, resiko, dan keraguan akan transaksi yang akan dijalani
perusahaan dan harus menciptaka rasa aman bertransaksi dengan cara
memperlihatkan milik pelanggan tersebut diproses.
c. Kompetensi (competence) : kesigapan petugas yang selalu tepat di
dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan, keakuratan
dalam pelaksanaan tugas, serta pengetahuan mengenai pekerjaan yang
dilakukan oleh sumber daya manusia tersebut dalam upaya pemberian
jasa.
d. Sopan santun (courtesy) : pelanggan menginginkan pegawai
memberikan jasa mempunyai sikap yang sopan, memperlihatkan rasa
hormat, dapat dipercaya dan ramah, cakap dalam penampilan dan
memberikan pertolongan yang dibutuhkan.
4. Perhatian (emphaty)
Pemberian yang tulus dan bersifat individual/pribadi yang diberikan
kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan secara spesifik, serta memiliki
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. Hal ini terdiri dari beberapa
komponen, yaitu :
24
a. Akses (access) : pelanggan mengharapkan kemudahan untuk dapat
melakukan kontak dengan perusahaan dengan segera dan dengan
mudah menghubungi perusahaan melalui telepon jika ingin
menyampaikan keluhan, dan pelanggan menginginkan lokasi
perusahaan mudah dicapai.
b. Komunikasi (communication) : pelanggan menginginkan perusahaan
yang memberikan jasa atau produknya untuk memberikan informasi
melalui suatu cara yang mudah dimengerti.
c. Memahami (understanding) : perusahaan harus melakukan usaha
untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan apa yang diinginkan
pelanggan.
5. Bentuk fisik (tangibles)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada
pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik
adalah seperti gedung dan gudang, perlengkapan dan peralatan yang
dipergunakan, serta penampilan para pegawainya.
Berdasarkan dimensi kualitas pelayanan yang disebutkan diatas, peneliti akan
menggunakan dimensi tersebut untuk mengukur kualitas pelayanan yang
diberikan oleh PT.Istana Lampung Raya.
25
2.2.2 Kepuasan Pelanggan
2.2.2.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan menurut Umar (2010 : 50) adalah :
“Kepuasan adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan dengan
harapannya.”
Kepuasan menurut Kotler (2002 : 42) :
“Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap
kinerja (hasil) suatu produk dengan harapan-harapannya.”
Sedangkan, ketidakpuasan diartikan oleh Irawan (2003) dalam jurnal Turiana
(2010 : 284) sebagai berikut :
”Hasil akumulasi dari kekecewaan konsumen atau pelanggan dalam
menggunakan produk atau jasa. Pelanggan akan merasa tidak puas apabila
tidak memperoleh nilai atau manfaat dari suatu produk atau jasa”
Berdasarkan definisi diatas, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kepuasan konsumen
dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi konsumen terhadap suatu produk
atau jasa dalam hal apakah produk atau jasa tersebut telah memenuhi
kebutuhan dan harapannya. Kualitas layanan jasa merupakan salah satu aspek
yang mempunyai pengaruh yang penting dalam proses pembentukan kepuasan
konsumen. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus
26
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pelanggan yang
lebih banyak lagi dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggannya.
2.2.2.2 Faktor-faktor Pembentuk Kepuasan Pelanggan
Barata (2003 : 46) memberikan penjelasan bahwa penelitian kepuasan
pelanggan ditujukan untuk meneliti tingkat kepuasan pelanggan, antara lain :
a) Mengukur kepuasan pelanggan atas kemudahan didapatnya barang atau
jasa (menyangkut kelancaran distribusi atau penyebaran)
b) Mengukur kepuasan pelanggan melalui kualitas barang atau jasa
c) Mengukur kepuasan pelanggan melalui nilai barang atau jasa
d) Mengukur kepuasan berdasarkan keyakinan pelanggan atas produk atau
jasa yang digunakannya dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat penulis pahami bahwa penelitian
kepuasan pelanggan didasari dengan tingkat kepuasan pelanggan, meliputi:
a) Kemudahan didapatkannya barang atau jasa. Misalnya pada saat
pelanggan ingin melakukan perbaikan mobilnya, karyawan dapat dengan
cepat memberikan pelayanan dan kemudahan dalam mendapatkan
sparepart.
b) Kualitas barang atau jasa, yaitu produk, pelayanan dan fasilitas, yang
diberikan PT.Istana Lampung Raya memiliki kualitas yang baik.
c) Nilai barang atau jasa, yaitu melalui ketersediaan fasilitas TV dan wi-fi,
system pelayanan yang mudah, dan bermanfaat bagi pelanggan.
27
d) Keyakinan pelanggan atas produk atau jasa PT.Istana lampung Raya
dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya.
Menurut Irawan (2002 : 37), Faktor – factor pendorong kepuasan pelanggan
adalah sebagai berikut :
1. Kualitas produk
Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut
ternyata kualitas produknya baik.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitive, biasanya harga murah adalah sumber
kepuasan yang penting karena pelanggan akan mendapatkan value for
money yang tinggi. Namun komponen harga ini relative tidak penting
bagi mereka yang tidak sensitive terhadap harga.
3. Service quality (Kualitas pelayanan)
Kualitas pelayanan sangat bergantung pada tiga hal, yaitu system,
teknologi, dan manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi sekitar
70%. Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan sulit
ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan
perusahaan ciptakan bukanlah hal yang mudah.
4. Emotional Factor (Faktor emosional)
Gaya hidup merupakan salah satu penentu factor emosional seseorang.
Kepuasan pelanggan dapat timbul saat menggunakan atau memakai brand
image yang baik.
28
5. Kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relative mudah, nyaman dan efisien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Berdasarkan kedua teori diatas, bila dikaitkan dengan kualitas pelayanan
yang diberikan PT.Istana Lampung Raya, maka terdapat enam komponen
yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengukur kepuasan pelanggan,
yaitu :
1. Kepuasan pelanggan atas kemudahan mendapatkan pelayanan
2. Kepuasan pelanggan atas ketersediaan fasilitas
3. Kepuasan pelanggan atas pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan.
4. Kepuasan pelanggan melalui kualitas jasa
5. Kepuasan berdasarkan keyakinan pelanggan atas jasa yang digunakannya
dibandingkan dengan jasa lainnya
6. Emotional Factor
Selanjutnya faktor-faktor tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk
mengukur kepuasan konsumen berdasarkan pelayanan yang diberikan oleh
PT.Istana Lampung Raya.
29
2.3 Kerangka Pikir
Dari hasil penjabaran teori diatas dapat didapati kerangka pemikiran seperti tertuang
dalam gambar berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Keterangan :
PUBLIC RELATIONS
PT.ISTANA LAMPUNG RAYA
KUALITAS PELAYANAN PT.ISTANA
LAMPUNG RAYA (X):
1. Bentuk Fisik (Tangibles)
2. Kehandalan (Reliability)
3. Daya Tanggap (Responsiveness)
4. Jaminan (Assurance)
5. Perhatian (Emphaty)
PELANGGAN
PT.ISTANA LAMPUNG RAYA
KEPUASAN PELANGGAN PT.ISTANA LAMPUNG RAYA (Y):
1. Kepuasan atas kemudahan mendapatkan pelayanan
2. Kepuasan atas ketersediaan fasilitas
3. Kepuasan atas pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan
4. Kepuasan atas kualitas jasa
5. Kepuasan berdasarkan keyakinan atas jasa yang digunakan
dibandingkan jasa lainnya
6. Emotional Factor
30
Public Relations PT.Istana Lampung Raya sebagai penunjang fungsi manajemen,
berperan untuk membina organisasi dengan publiknya melalui tindakan komunikasi
dengan cara penetapan kebijaksanaan, penentuan kualitas sikap dan pelayanan-
pelayanan yang meliputi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty.
Kualitas pelayanan yang diberikan melalui karyawan dan ketersediaan fasilitas tersebut
akan dirasakan oleh pelanggan yang kemudian akan mempengaruhi kepuasan
pelanggan. Kepuasan pelanggan terbentuk berdasarkan Kepuasan atas kemudahan
mendapatkan pelayanan , Kepuasan atas ketersediaan fasilitas, Kepuasan atas pelayanan
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan, Kepuasan atas kualitas jasa, Kepuasan
berdasarkan keyakinan atas jasa yang digunakan dibandingkan jasa lainnya, Emotional
Factor.