Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Akta Catatan Sipil
Akta memiliki 2 kategori (Peraturan Menteri Dalam Negeri, 2010), yaitu
1. Register akta catatan sipil adalah daftar yang membuat data autentik mengenai
peristiwa penting meliputi kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
pengakuan anak yang diterbitkan, disahkan, disimpan dan diwarat oleh instansi
pelaksana berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
2. Kutipan akta catatan sipil adalah kutipan data autentik yang dipetik sebagaian dari
register akta catatan sipil yang diterbitkan dan disahkan oleh pejabat berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Macam-macam akta pencatatan sipil (UU Administrasi Kependudukan, 2013),
diantaranya:
1. Akta Kelahiran, yaitu akta autentik yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
mengenai peristiwa kelahiran seorang anak yang mempunyai akibat hukum
terhadap dirinya maupun keluarganya dan pihak lain dalam hal kekeluargaan
maupun warisan.
2. Akta Kematian adalah akta autentik yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
mengenai peristiwa kematian seseorang yang mempunyai akibat hukum bagi
dirinya maupun keluarganya dan pihak lain yang menyangkut bidang
kekeluargaan dan warisan.
3. Akta Perkawinan adalah akta autentik yang diterbitkan oleh pemerintah daerah
atas peristiwa hukum mengenai perkawinan antara seorang laki-laki dan seorang
perempuan yang bukan beragama Islam sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga/rumah tangga yang bahagia, kekal dan abadi berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang
No. 1 Tahun 1974
4. Akta Perceraian adalah akta autentik yang diterbitkan oleh pemerintah daerah atas
peristiwa perceraian atau putusnya perkawinan dari suami istri beserta akibat
hukumnya baik terhadap dirinya maupun keluarganya dan pihak lain berdasarkan
Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti dan
tetap.
10
5. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak adalah akta autentik yang diterbitkan oleh
pemerintah daerah mengenai peristiwa pengakuan dan pengesahan anak yang
mempunyai akibat hukum terhadap dirinya beserta keluarganya dan pihak lain di
bidang kekeluargaan, warisan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.2 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Object Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan metode analisis
dengan menerapkan konsep berorientasi objek dengan mengidentifikasi requirement
dari sudut pandang kelas dan objek yang saling berinteraksi dalam ruang lingkup
permasalahan yang mengarahkan arsitektur software dan mendesainnya berdasarkan
pada manipulasi objek-objek sistem dan subsistem.
OOAD mencakup analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek,
yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan desain berorientasi objek (OOD). OOA
merupakan proses mengidentifikasi dan mendefinisikan seluruh tipe objek (kelas)
dalam sistem dan use cases yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas pada sistem.
OOD merupakan proses mendefinisikan semua jenis objek untuk berkomunikasi
dengan orang ataupun perangkat pada sistem, menunjukkan bagaimana objek
berinteraksi menyelesaikan tugas dan menyempurnakan definisi masing-masing jenis
objek. (Satzinger, Jackson, Burd, 2012).
Langkah-langkah OOAD yang akan digunakan meliputi membuat activity
diagram, use case diagram, use case description, domain model class diagram,
system sequence diagram (first-cut, view layer, data access layer), package
diagram, persistent diagram, sistem interface dan user interface.
2.3 System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC) merupakan seluruh proses dalam
mengidentifikasi semua aktivitas dan kegiatan yang diperlukan untuk membangun,
meluncurkan, dan memelihara sistem informasi (Satzinger, Jackson, Burd, 2012).
Berikut enam proses inti SDLC, diantaranya:
1. Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan, untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya
dapatkan persetujuan
2. Merencanakan dan memantau proyek. Hal-hal yang perlu direncanakan terkait apa
yang harus dilakukan (what-to-do), bagaimana melakukan (how-to-do) dan siapa
yang melakukan (who-does-it).
11
3. Menemukan dan memahami detail masalah dan kebutuhan
4. Merancang komponen sistem guna menyelesaikan masalah atau memenuhi
kebutuhan
5. Membangun, menguji dan mengintegrasikan komponen-komponen sistem
6. Menyelesaikan pengujian sistem dan mengimplementasikan sistem tersebut
SDLC mencakup semua kegiatan tersebut untuk berhasil meluncurkan dan
menyebarkan sistem informasi yang baru. SDLC digunakan untuk mengembangkan
sistem informasi dengan beberapa pendekatan, diantaranya waterfall, iterative, rapid
application development, agile, fountain, prototype, dan spiral. Pada penelitian ini
SDLC yang akan digunakan adalah metode waterfall.
2.4 Waterfall
Waterfall model merupakan salah satu metodologi dari SDLC yang mengikuti
suatu pola teratur secara bertahap dan diselesaikan secara berurutan tanpa tumpang
tindih (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Dengan menggunakan metode ini,
pembangunan sistem akan lebih terorganisir karena setiap tahap/fase harus selesai
dengan lengkap sebelum tahap/fase selanjutnya.
Gambar 2. 1 Waterfall model (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
Berikut penjelasan dari setiap tahapan model waterfall yang dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
12
1. Project initiation
Tahapan awal suatu proyek, dimana proyek dipilih dan ditentukan serta
memberikan gambaran global dalam bentuk definisi proyek sehingga dapat
tergambar proyek yang akan dikerjakan.
2. Project planning
Tahap perencanaan dengan mendeskripsikan secara detail (tujuan, ruang
lingkup, jadwal, sumber daya proyek, dll) dari definisi proyek yang sudah dibuat,
bisa dibentuk dalam dokumen perencanaan manajemen proyek.
3. Analysis
Tahap mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan,
hambatan dan menganalisa kebutuhan dari user yang diharapkan.
4. Design
Tahap persiapan rancangan yang menggambarkan bagaimana suatu sistem
dibentuk ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, serta dalam
pemilihan struktur data, program, arsitektur data dan interaksi dengan user.
5. Implementation
Tahap proses penerjemahan bentuk desain ke dalam aktivitas-aktivitas
pengimplemtasian, yang meliputi pemrograman software dan melakukan
pengujian, mengidentifikasi dan membangun uji kasus, dan mengintegrasikan
dan menguji komponen.
6. Deployment
Tahapan dengan melakukan tes sistem, melakukan konversi data yang ada,
membangun materi pelatihan, dan menginformasikan solusi.
2.5 Unified Modeling Language
Unified Modeling Language (UML) merupakan serangkaian standar model
constructs dan notations yang didefinisikan oleh Object Management Group (OMG),
sebuah standarisasi untuk pengembangan sistem (Satzinger, Jackson, Burd, 2012).
Dengan menggunakan UML, analis dan end users dapat memilih dan memahami
berbagai diagram yang digunakan selama proyek pengembangan sistem. Contoh
UML adalah activity diagram, use case diagram, use case description, domain model
class diagram, dan system sequence diagram.
13
2.6 Activity Diagram
Setiap proses bisnis perlu didokumentasikan alur kerjanya, yaitu serangkaian
langkah berurutan yang menyusun sebuah proses dari transaksi bisnis. Alur kerja
yang kompleks dapat terdiri dari puluhan atau ratusan langkah-langkah pengolahan.
Dokumentasi proses bisnis ini dapat dilakukan dengan menggunakan activity
diagram, yaitu jenis workflow diagram yang menggambarkan aktivitas daripada user
dan urutan aliran kegiatan yang dilakukannya (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Alur
kerja yang kompleks dapat terdiri dari puluhan atau ratusan langkah-langkah
pengolahan.
Penjelasan singkat untuk masing-masing notasi yang digunakan pada activity
diagram terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2. 1 Notasi Activity Diagram
Notasi Deskripsi
Swimlane
Notasi yang digunakan untuk menggambarkan users
ataupun pelaku yang terlibat dalam rangkaian aktivitas
dari prosedur proses bisnis yang sedang dibahas.
Starting activity
Notasi yang menggambarkan titik awal atau dimulainya
aktivitas dari prosedur proses bisnis.
Transition arrow
Notasi yang digunakan untuk menggambarkan urutan
aliran kegiatan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
Activity
Notasi yang menggambarkan nama aktivitas yang
dilakukan terkait dengan jalannya prosedur proses bisnis.
Ending activity
Notasi yang menggambarkan titik akhir atau selesainya
rangkaian aktivitas dari prosedur proses bisnis.
14
Notasi Deskripsi
Synchronization bar
(split)
Notasi yang digunakan apabila ada aliran kegiatan yang
berjalan secara paralel.
Synchronization bar
(join)
Notasi yang digunakan untuk mempertemukan kembali
aliran kegiatan yang tadinya berjalan secara paralel.
Decision activity
Notasi yang digunakan apabila ada aktivitas yang
menghasilkan dua atau lebih kondisi, yang berujung pada
berbedanya urutan aliran aktivitas yang terjadi.
Contoh activity diagram diilustrasikan pada Gambar 2.2. Pada contoh
tersebut, seorang Customer memesan sebuah produk yang dibuat secara spesial
sesuai dengan spesifikasinya. Salesperson akan mengirimkan pesanan tersebut
kepada Engineering. Kemudian Engineering akan mengerjakan pesanan sesuai
spesifikasi tersebut. Pada tahapan pengerjaan spesifikasi terjadi aktivitas secara
paralel yaitu Purchasing membeli material dan bagian Production menulis
programnya. Kemudian kedua aktivitas tersebut bertemu kembali pada bagian
Scheduling. Pada bagian ini pesanan akan dimasukkan dalam jadwal produksi.
15
Gambar 2. 2 Contoh Activity Diagram (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
2.7 Use Case Diagram
Use case adalah aktivitas yang terjadi pada sistem sebagai respon
berdasarkan permintaan user serta hubungan antara aktor user tersebut di dalam
sistem. Use case diagram merupakan model UML yang digunakan untuk
menggambarkan secara grafis use case dan hubungannya dengan user (Satzinger,
Jackson, Burd, 2012).
Tabel 2.2 memperlihatkan notasi-notasi yang digunakan pada use case
diagram dan penjelasan singkat untuk masing-masing notasinya.
Tabel 2. 2 Notasi Use Case Diagram
Notasi Deskripsi
Use case
Use case dibuat berdasar keperluan aktor, merupakan apa
yang dikerjakan sistem, bukan bagaimana sistem
mengerjakannya. Use case diberi nama yang menyatakan
16
Notasi Deskripsi
apa hal yang dicapai dari hasil interaksinya dengan aktor.
Aktor
Aktor adalah kata benda yang menggambarkan orang,
sistem atau external entitas atau stakeholder yang
menyediakan atau menerima informasi dari sistem, jadi
merupakn peran/tugas dan bukannya posisi sebuah jabatan.
Aktor memberi input atau menerima informasi dari sistem,
jadi tidak boleh ada komunikasi langsung antar aktor.
Indikasi <<system>> untuk sebuah aktor yang merupakan
sebuah sistem
Association antar aktor
dan use case
Associations bukan menggambarkan aliran data atau
informasi melainkan bagaimana aktor terlibat dalam use
case.
Association antar use case
Association antara use case terdiri dari <<include>> yaitu
termasuk didalam use case lain atau wajib memanggil use
case lain, dan <<extend>> yaitu perluasan dari use case
lain jika kondisi atau syarat terpenuhi.
Generalization/
inheritance
Association yang menggambarkan pewarisan dari parent ke
child. Notasi ini dapat digunakan untuk menggambarkan
inheritance antar use case atau antar aktor.
System Boundary Boxes
Notasi ini digunakan untuk menggambarkan jangkauan
sistem . Biasanya digunakan apabila memberikan beberapa
alternative system yang dapat dijadikan pilihan.
Gambar 2.3 menampilkan use case yang melibatkan customer service
dan store sales dalam sub sistem penjualan. Customer mungkin mencari item,
melihat rating dan comment produk, melihat kombinasi aksesoris sebelum
membeli produk. Begitu pula dengan store sales mungkin mencari item,
17
melihat rating dan comment produk, melihat kombinasi aksesoris sebelum
menjual produk.
Gambar 2. 3 Contoh Use Case Diagram (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
2.8 Use Case Description
Use case description merupakan model UML yang digunakan untuk
menggambarkan secara textual penjelasan terperinci mengenai proses dari suatu use
case atau perihal eksekusi dari tiap use case (Satzinger, Jackson, Burd, 2012).
Banyaknya use case description yang dibuat, pada umumnya, disesuaikan dengan
jumlah daripada use case yang ada. Use case description terdiri dari dua jenis, yaitu
brief use case description dan fully developed use case descriptions.
2.8.1 Brief Use Case Descriptions
Merupakan deskripsi singkat dari sebuah use case, yang mendefinisikan
gambaran umum aktivitas-aktivitas yang terjadi dari jalannya sebuah use case. Jenis
ini dapat digunakan untuk use case yang sangat sederhana, terutama ketika sistem
yang dibangun kecil dan well-understood. Contoh brief use case description dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
18
Gambar 2. 4 Contoh Brief Use Case Description (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
2.8.2 Fully Developed Use Case Description
Merupakan metode formal yang paling banyak digunakan untuk
mendokumentasikan sebuah use case. Dengan fully developed use case description,
sebuah proses bisnis akan meningkatkan probabilitas mengenai pemahaman tentang
proses bisnis dan bagaimana sebuah sistem mendukung proses bisnis tersebut. Salah
satu kesulitan utama pengembang perangkat lunak adalah bahwa developer sering
kesulitan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pengguna.
Tetapi dengan fully developed use case descriptions maka probabilitas pemahaman
terhadap proses bisnis dan cara kerja sistem akan meningkat. Contoh fully developed
use case descriptions dapat dilihat pada Gambar 2.5.
19
Gambar 2. 5 Contoh Fully Developed Use Case Description (Satzinger, Jackson,
Burd, 2012)
2.9 Domain Model Class Diagram
Domain model class diagram (DMCD) merupakan diagram yang
merepresentasikan kelas-kelas domain, atribut kelas dan hubungan antar kelas
tersebut (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Class diagram memberikan gambaran dari
struktur sistem dan menghasilkan rancangan sistem. Dalam konteks class diagram,
things dapat diasosiasikan sebagai objek-objek yang berkepentingan dan saling
berhubungan di dalam eksekusi transaksi-transaksi yang berjalan di sebuah proses
bisnis. Objek-objek yang memiliki karakteristik sama dikelompokkan ke dalam
20
sebuah kelas. Kelas yang saling berhubungan itulah yang dimodelkan di dalam class
diagram.
Tabel 2.3 memperlihatkan notasi-notasi yang digunakan pada domain model
class diagram dan penjelasan singkat untuk masing-masing notasinya.
Tabel 2. 3 Notasi Domain Model Class Diagram
Notasi Deskripsi
Class & Atribut
Class adalah kategori atau klasifikasi yang
digunakan untuk menggambarkan kumpulan
objek.
Atribut adalah merupakan karakteristik
objek atau nilai yang terdapat pada objek.
Association
Association menggambarkan hubungan
antar kelas, yang terdiri dari :
- nol atau satu (0..1). Optional
- nol atau banyak (0..*). Optional
- hanya satu (1). Mandatory
- nol atau banyak alternatif lain (*).
Optional
- satu dan hanya 1 alternatif (1..1).
Mandatory
- satu atau banyak (1..*). Mandatory
-
Aggregation
Aggregation adalah hubungan antar kelas
yang menyatakan hubungan "has-a"
21
Notasi Deskripsi
Composition
Composition adalah hubungan antar kelas
yang menyatakan hubungan "part-of"
Generalization/ Inheritance
Generalization/Inheritance merupakan
hirarki yang membentuk struktur pangkat
dari kelas-kelas, yang dimana akan terdapat
kelas yang bertindak sebagai superclass dan
ada yang sebagai subclasses.
Domain model class diagram dibagi menjadi dua bagian dalam proses design
class, yaitu first-cut design class diagram dan updated design class diagram.
Gambar 2.6 merupakan contoh domain model class diagram dari proses bisnis Sales.
Pada proses bisnis Sales terdapat delapan kelas yang saling berelasi. Customer dapat
memiliki nol atau lebih Sale, sebaliknya Sale hanya dapat dimiliki oleh satu
Customer. Sales wajib memiliki satu atau lebih SaleTrans, sebaliknya SaleTrans
wajib dimiliki oleh satu Sale. Sales wajib memiliki satu atau lebih SaleItem,
sebaliknya SaleItem wajib dimiliki oleh satu Sale. Setiap satu SaleItem hanya
memiliki satu InventoryItem, sebaliknya InventoryItem boleh memiliki nol atau lebih
SaleItem. Setiap satu InventoryItem hanya memiliki satu ProductItem, sebaliknya
ProductItem boleh memiliki nol atau lebih InventoryItem. ProductItem wajib
memliki satu atau lebih Promotion, sebaliknya Promotion boleh memiliki nol atau
lebih ProductItem.
22
Gambar 2. 6 Contoh Domain Class Diagram (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
2.9.1 First-cut Design Class Diagram
First-cut design class diagram adalah sebuah class diagram yang lebih
menjelaskan mengenai alur data beserta tipe datanya. Pada perancangan ini, first-cut
design class diagram tidak memerlukan method list. Diagram ini memerlukan dua
langkah yaitu menguraikan atribut dengan jenis dan informasi nilai awal dan
menambahkan panah visibilitas navigasi (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Gambar
2.7 adalah contoh first-cut diagram dari create phone sale use case. Atribut dan tipe
data ditampilkan pada diagram ini. Asosiasi one-to-many yang mengindikasikan
hubungan superior dan subordinate dinavigasi darisuperior ke subordinate.
Contohnya, dari Sale ke SaleItem. Asosiasi mandatory, di mana objek dalam satu
kelas tidak dapat ada tanpa objek dari kelas lain, biasanya dinavigasi dari kelas yang
lebih independen ke kelas dependen, misalnya dari Customer ke Sale.
23
Gambar 2. 7 Contoh First-cut Design Class Diagram (Satzinger, Jackson, Burd,
2012)
2.9.2 Updated Design Class Diagram
Updated design class diagram adalah sebuah class diagram lanjutan dari
first-cut design class diagram yang lebih detail dalam menjelaskan input message
yang terdapat pada first-cut sequence diagram, alur data beserta tipe datanya, dan
input message yang akan dilaksanakan oleh use case controller (Satzinger, Jackson,
Burd, 2012). Gambar 2.8 adalah updated design class diagram dari create phone
sale use case berdasarkan Gambar 2.7. Pada Gambar 2.8 setiap kelas menampilkan
atribut dan method-nya beserta navigasinya ke tabel lain. Contoh dari kelas Sale ke
24
SaleTransaction akan ada pemanggilan processPayment() ke SaleTransaction jika
Sale menjalankan method makePayment().
Gambar 2. 8 Contoh Updated Design Class Diagram (Satzinger, Jackson, Burd,
2012)
2.10 System Sequence Diagram
System sequence diagram (SSD) merupakan diagram yang menunjukkan
urutan pesan antara aktor eksternal dan internal sistem di dalam use case atau
skenario yang sudah dirancang sebelumnya. SSD digunakan untuk mendeskripsikan
25
aliran informasi yang masuk dan keluar dari sistem yang terotomasi. SSD
mendokumentasikan input dan output serta mengidentifikasi interaksi antara aktor
dengan sistem (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Pada SSD terdapat bagian yang
disebut first-cut sequence diagram .
Penjelasan singkat untuk masing-masing notasi yang digunakan pada system
sequence diagram dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Notasi System Sequence Diagram
Notasi Deskripsi
Aktor
Aktor menggambarkan bagaimana aktor
berinteraksi dengan sistem dengan
memasukkan data input dan menerima data
output.
Lifeline atau Object Lifeline
Garis vertikal putus-putus di bawah objek pada
diagram untuk menunjukkan berlalunya waktu
untuk objek dan urutan pesan yang dikirim dan
diterima oleh aktor.
Message
Message merupakan tanda panah di antara
lifeline yang dikirim oleh aktor. Urutan
message dibaca dari atas ke bawah dalam
diagram.
Objek System
Objek yang mewakili seluruh sistem otomatis.
Dalam notasi objek, kotak mengacu pada objek
individual, bukan kelas dari semua objek yang
serupa.
Loop Frame
Loop Frame adalah persegi panjang yang lebih
besar yang menunjukan pengulangan pesan.
26
True/False Condition
True/False Condition adalah bagian dari pesan
antar objek yang dievaluasi sebelum
pengiriman untuk menentukan apakah pesan
dapat dikirim.
Notasi Deskripsi
Opt Frame
Opt Frame adalah notasi di dalam sequence
diagram yang menunjukkan pesan yang
optional.
Alt Frame
Alt Frame adalah notasi di dalam sequence
diagram yang menunjukkan logic if-then-else.
Contoh SSD sederhana dapat dilihat dari Gambar 2.9, yaitu aktor Customer
mengirimkan pesan createNewCustomer (name, phones, emails) ke System untuk
membuat akun baru. Lalu System akan memberikan output berupa ID Customer,
name, phones, dan emails. Customer juga mengirimkan pesan address details.
Kemudian Customer mengirimkan pesan enterCreditcard(cc-info) ke System, lalu
System mengirimkan output berupa credit card info details.
27
Gambar 2. 9 Contoh SSD dari Create Customer Account Use Case (Satzinger,
Jackson, Burd, 2012)
Contoh SSD yang lebih kompleks dapat dilihat pada Gambar 2.10, yaitu
contoh SSD dari create customer account use case. Aktor Clerk akan mengirimkan
pesan createNewCustomer(name,phones,email) yang akan ditangani oleh controller
CustomerHandler.
28
Gambar 2. 10 Contoh SSD dari Create Customer Account Use Case (Satzinger,
Jackson, Burd, 2012)
2.10.1 First-Cut Sequence Diagram
First-cut sequence diagram adalah diagram urutan terperinci yang
menggunakan semua elemen yang digunakan SSD. Perbedaannya adalah bahwa
objek :System diganti oleh semua objek dan pesan internal dalam sistem. Dalam first-
cut sequence diagram akan dilakukan identifikasi objek internal yang berkolaborasi
dan pesan yang objek kirim satu sama lain untuk melakukan use case atau skenario
use case. Langkah selanjutnya adalah melihat problem domain class diagram dan
menentukan kelas mana yang diperlukan untuk use case ini. Pada first-cut sequence
diagram atribut akan diuraikan dengan informasi jenis, lalu membuat beberapa
keputusan logis tentang visibilitas navigasi (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Contoh
first-cut sequence diagram dapat dilihat pada Gambar 2.11, yaitu create customer
account use case. Controller CustomerHandler menerima pesan input, mencari objek
pesanan yang benar, dan meneruskan pesan createNewCustomer ke objek Customer
yang benar. Objek Customer bertanggung jawab untuk menyimpan dirinya sendiri ke
database berdasarkan pesan input createNewCustomer. Untuk pesan enterAddress
dan enterCreditCard bertanggung jawab untuk membuat objek Customer baru
karena keduanya tidak akan ada tanpa objek Customer. Setelah objek-objek yang
dibuat kemudian akan disimpan ke database.
29
Gambar 2. 11 Contoh First-cut Sequence Diagram dari Create Customer Account
Use Case (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
2.11 Data Layer
Data layer merupakan bagian dari multilayer maupun three layer yang
melakukan olah data yang disimpan dalam satu atau lebih database. Data layer
terdiri dari server database dan semua program aplikasi pada server aplikasi yang
diperlukan untuk mengakses data (Satzinger, Jackson, Burd, 2012). Data layer
memiliki tanggung jawab dalam database, diantaranya :
1. Membangun dan memelihara koneksi ke database,
2. Berisi semua pernyataan SQL
3. Mengatur hasil proses/ hasil eksekusi SQL menjadi objek domain yang sesuai
4. Memutuskan dan menyambungkan koneksi dari database.
30
Gambar 2. 12 Contoh Data Layer (Satzinger, Jackson, Burd, 2012)
Gambar 2.12 menggambarkan cara kerja program yang menggunakan data
layer. Database access object merupakan data layer yang mengelola data dari dan ke
lapisan domain layer (student object dalam gambar), seperti yang terlihat dalam
Gambar 2.11 melakukan retrieve student information dan save updates to database.
Data layer biasanya terdiri dari server database dan program aplikasi yang
diperlukan untuk mengakses data, dimana aplikasi yang menggunakan data access
layer dapat berupa database dependent atau independent. Ada banyak teknik yang
menghubungkan domain layer ke data access layer, salah satu caranya dengan
menggunakan metode constructor dari setiap masalah objek domain untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan dalam melengkapi objek baru atau dengan
mengirim pesan ke data access layer dan membaca database nya yang selanjutnya
dipakai dalam objek domain yang baru.
2.12 Three Layer
Three layer merupakan pemrosesan yang terdiri dari tiga objek yang
mewakili tiga lapisan sistem dan setiap objek memiliki tanggung jawab tertentu,
seperti terlihat pada Gambar 2.13 berikut (Satzinger, Jackson, Burd, 2012) :
31
Gambar 2. 13 Konsep Three Layer
Berikut penjelasan dari three layer yang dapat dilihat pada Gambar 2.13.
1. Lapisan view untuk mem-format dan menyajikan informasi kepada user di
layar, menampilkan data serta memiliki tanggung jawab untuk menerima
input data user dan meneruskan ke lapisan domain.
2. Lapisan tengah atau domain untuk mendefinisikan metode input dan
parameter output yang sesuai dari dan ke view layer serta melakukan
permintaan dan menerima data dari data layer.
3. Lapisan ketiga yaitu data layer yang mengelola data, membaca informasi dari
lapisan tengah, menghubungkan database dan mengirimkan kembali ke
domain layer.
Gambar 2. 14 Contoh Three Layer (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
Gambar 2.14 menggambarkan three layer pada Application Server, level
paling atas yaitu view layer yang berhubungan dengan user dan meneruskan ke level
32
domain layer. Level kedua yaitu domain layer (application server) yang
mengimplementasikan aturan dan prosedur bisnis serta melakukan penyimpanan ke
database. Level ketiga yaitu data layer (database server) yang melakukan olah data.
Setiap sistem akan memerlukan view layer untuk menggambarkan input dan output
dari sistem dan data access layer untuk pengaksesan data, namun data access layer
diperlukan ketika logika bisnis cukup kompleks dan harus diisolasi dari pernyataan
SQL yang mengakses database.
2.13 Multi Layer
Multilayer merupakan pembagian arsitektur kedalam beberapa bagian
fungsionalitas, yang biasanya terdiri dari beberapa bagian yaitu client tier, middle
tier dan data tier, dimana dari tiga objek tersebut dapat beroperasi pada komputer
sama ataupun komputer yang terpisah, seperti server database berada di satu mesin,
logika bisnis berada di server lain, dan antarmuka pengguna berada di beberapa
mesin klien desktop. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012). Contoh multilayer dapat
dilihat pada pada Gambar 2.15.
Gambar 2. 15 Contoh Multilayer (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
33
Gambar 2.15 menggambarkan multilayer dengan membagi akses data lebih
dari satu server (data layer) dan memiliki application server yang berbeda (domain
layer) serta antarmuka pengguna yang berada di beberapa mesin (view layer).
Multilayer merupakan bagian dari langkah desain berorientasi objek, dikenal
sebagai multilayer sequence diagram yang isinya lebih kompleks dimana ada
tambahan objek yang mendukung pemahaman alur sistem, seperti adanya tambahan
objek <<boundary>> pada interaksi antara user, message dan proses akses ke
database. Pada first cut sequence diagram berfokus pada domain layer. sedangkan
multilayer sequence diagram merupakan tahap selanjutnya dari first cut sequence
diagram, yang melakukan identifikasi kebutuhan, menambahkan view layers dan
data access layer (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012).
2.14 Package Diagram
Package diagram adalah suatu diagram tingkat tinggi yang sederhana yang
memungkinkan perancang untuk menghubungkan kelas-kelas dengan grup yang
berelasi. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012)
Package diagram merupakan suatu diagram yang memungkinkan perancang
sistem untuk mengasosiasikan kelas dari suatu kelompok. Secara umum, package
diagram digunakan untuk menunjukkan hubungan antar komponen. Diagram ini
mengilustrasikan three-design layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access
layer dan memperlihatkan setiap lapisan sebagai paket yang terpisah.
Contoh package diagram dapat dilihat pada Gambar 2.16 dimana package
dalam package diagram ini direpresentasikan dengan tab persegi panjang.
Sedangkan hubungan ketergantungan antar package direpresentasikan dengan tanda
panah bergaris putus-putus. Hubungan ketergantungan antar package ini
mengindikasikan efek suatu elemen terhadap elemen lain dalam sistem sehingga
perancang sistem dapat melacak efek-efek dari perubahan yang terjadi. Pada
hubungan ketergantungan antar package, ekor panah menunjuk pada package yang
dependen, sedangkan kepala panah menunjuk pada package yang independen.
34
Gambar 2. 16 Contoh Package Diagram (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
2.15 Persistent Object
Persistent object merupakan objek yang diingat dan tersedia untuk digunakan
dari waktu ke waktu. (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012). Contoh persistence
object dapat dilihat pada Gambar 2.17 dimana data pelanggan seperti nomor
pelanggan, nama pelanggan dan nomor telepon pelanggan disimpan kedalam
database dan dapat dipergunakan setiap saat dibutuhkan.
Gambar 2. 17 Contoh Persistent Object (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2012)
35
2.16 WEB ( HTML, PHP, CSS)
2.16.1 Hyper Text Markup Language
Hyper Text Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa formatting
yang digunakan untuk membuat sebuah halaman website. Di dalam dunia
pemrograman berbasis website (Web Programming), HTML menjadi pondasi dasar
pada halaman website. (Hadi, 2018)\
HTML adalah kependekan dari Hypertext Markup Language. Artinya adalah
bahasa markup (penanda) berbasis text atau bisa juga disebut sebagai formatting
language (bahasa untuk memformat), Jadi sudah jelas bahwa HTML bukanlah
bahasa pemrograman, melainkan bahasa markup/formatting.(ariona, 2013).
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa HTML adalah bahasa yang sangat tepat dipakai untuk menampilkan informasi
pada halaman web, karena HTML menampilkan informasi dalam bentuk hypertext
dan juga mendukung sekumpulan perintah yang dapat digunakan untuk mengatur
tampilnya informasi tersebut, sesuai dengan namanya, bahasa ini menggunakan tanda
(markup) untuk menandai perintah perintahnya.
HTML memiliki beberapa elemen yang tersusun dari tag yang memiliki fungsi nya
masing-masing. seperti tag heading, paragraf, pembuatan form, tabel, tombol, list,
membuat hyperlink atau link yang menghubungkan antar halaman website dan masih
banyak lagi fungsi fungsi lainnya yang dapat dilakukan oleh HTML. Salah satu
elemen HTML adalah tag heading dimana Heading merupakan elemen atau tag
HTML yang berfungsi untuk menunjukkan bagian penting pada halaman web.
Elemen tag heading ini memiliki enam tingkatan yang berurutan yaitu
<h1>,<h2>,<h3>,<h4>,<h5>,<h6> yang bisa digunakan untuk menambah ke struktur
halaman web. Perbedaan masing-masing heading yaitu besar hingga kecil teks.
Contohnya tag/elemen <h1> lebih besar dari elemen/tag <h2> dan seterusnya. Untuk
lebih jelasnya berikut ini adalah contoh script yang dapat dituliskan
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title></title>
</head>
36
<body>
<h1>ini adalah heading 1</h1>
<h2>ini adalah heading 2</h2>
<h3>ini adalah heading 3</h3>
<h4>ini adalah heading 4</h4>
<h5>ini adalah heading 5</h5>
<h6>ini adalah heading 6</h6>
</body>
</html>
Untuk hasil saat dijalankan di browser dapat dilihat pada Gambar 2.18
berikut.
Gambar 2. 18 Contoh hasil penulisan elemen heading pada HTML (Diki, 2018)
2.16.2 PHP
PHP adalah pendekatan dari PHP Hypertext Preprocessor, dikenal sebagai
suatu bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan
digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis. Terdapat tiga kegunaan PHP
yaitu server side scripting, command line scripting dan client side GUI application
(Tatroe and Rasmus, 2013). Berikut adalah penjelasan dari ketiga kegunaan utama
PHP :
a. Server side scripting
37
PHP pada awalnya dirancang untuk membuat konten web yang dinamis, dan
sampai saat ini PHP masih menjadi pilihan utama dalam membuat konten
web dinamis. Untuk menghasilkan HTML maka diperlukan parser PHP dan
server web untuk mengirim dokumen yang dikodekan. PHP juga menjadi
populer untuk menghasilkan dokumen XML, grafik, animasi Flash, file PDF,
dan banyak lagi.
b. Command line scripting
PHP dapat menjalankan script dari Command Line seperti Perl, awk, atau
shell Unix. Penggunaan script pada command line biasanya untuk melakukan
tugas-tugas administrasi sistem, seperti backup dan log parsing; bahkan
beberapa script jenis cron job dapat dilakukan dengan cara ini sebagai bagian
dari tugas PHP nonvisual.
c. client side GUI application
Dengan menggunakan PHP-GTK, aplikasi GUI lintas platform dalam PHP
dapat dibuat dengan mudah.
Interpreter dari PHP dalam mengeksekusi kode PHP pada sisi server disebut
server side, artinya semua syntax yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan pada
server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja. Seluruh aplikasi
berbasis web dapat dibuat dengan PHP dan PHP dapat berjalan pada semua sistem
operasi, mulai dari varian unix sampai ke windows, namun kekuatan yang paling
utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan sistem database di dalam web.
Sistem database yang didukung oleh PHP diantaranya: Oracle, MySQL, Sybase,
PostgreSQL, MS-SQL, dll. Contoh penggunaan bahasa php dapat dilihat pada
Gambar 2.19 dimana bahasa PHP menggunakan titik koma untuk memisahkan
pernyataan sederhana. Pernyataan majemuk yang menggunakan kurung kurawal
untuk menandai blok kode, seperti tes kondisional atau loop, tidak perlu titik koma
setelah kurung kurawal. Tidak seperti dalam bahasa lain, di PHP tanda titik koma
sebelum kurung kurawal adalah suatu keharusan.
38
Gambar 2. 19 Contoh penggunaan PHP (Tatroe and Rasmus, 2013)
2.16.3 Cara PHP bekerjasama dengan HTML
Halaman PHP umumnya adalah halaman HTML dengan perintah PHP
tertanam di dalamnya. Ini berbeda dengan kebanyakan halaman web dinamis
lainnya, yaitu script yang menghasilkan HTML. Server web memproses perintah-
perintah PHP dan mengirimkan hasilnya (dan semua HTML dari file) ke browser
(Tatroe and Rasmus, 2013). Program ini dapat berdiri sendiri ataupun disisipkan di
antara kode-kode HTML sehingga dapat langsung ditampilkan bersama dengan
kode-kode HTML tersebut. Program PHP dapat ditambahkan dengan mengapit
program tersebut di antara tanda <?php dan ?>. File html yang telah dibubuhi
program PHP harus diganti ekstensinya menjadi (.php). Sebagaimana digambarkan
pada Gambar 2.20 dibawah ini
39
Gambar 2. 20 Contoh PHP dalam HTML
2.16.4 Fungsi-fungsi PHP untuk Mengakses Database Oracle
PHP memiliki sejumlah fungsi untuk mengakses berbagai database, termasuk
database Oracle. Mengkombinasikan PHP dan Oracle bukanlah hal yang tidak
mungkin untuk dilakukan. PHP memiliki extension OCI8 yang dapat digunakan
untuk mengkoneksikan Database Oracle 12c, 11g maupun 10g dengan aplikasi web
yang dibuat menggunakan PHP (Jones and Holloway, 2012). sebagai contoh jika
PHP OCI8 dihubungkan dengan Oracle database 10g, maka aplikasi PHP dapat
terhubung ke Oracle Database 8i, 9i, 10g atau 11g. Jika OCI8 terhubung dengan
Oracle database 11g, maka PHP dapat terhubung ke Oracle database 9iR2 dan
seterusnya. Jika database diinstal pada mesin yang sama dengan server web dan
PHP, maka PHP dapat dihubungkan dengan Oracle termasuk didalamnya perangkat
lunak database. Fungsionalitas lengkap OCI8 tidak tersedia kecuali perpustakaan
klien Oracle dan server database adalah versi terbaru.
Untuk menghubungkan aplikasi web dengan database Oracle menggunakan
extension OCI8 adalah dengan mengubah file PHP.ini dengan cara merubah kata
kunci extension=php_oci8_11g.dll lalu hilangkan tanda titik koma “;” yang ada di
depan extension “extension=php_oci8_11g.dll”.
Pada Gambar 2.21 merupakan contoh gambaran umum bagaimana cara PHP
mengakses database Oracle. Dimana web user berkomunikasi melalui service
Apache untuk terhubung dengan PHP, lalu PHP dengan menggunakan OCI8
Extension mengkoneksikannya dengan database Oracle.
40
Gambar 2. 21 Contoh cara PHP mengakses database Oracle (Jones and Holloway,
2012)
2.16.5 Cascading Style Sheet (CSS)
CSS atau “Cascading Style Sheets“ sesuai dengan namanya CSS memiliki
sifat ”style sheet language” yang berarti bahasa pemrograman yang digunakan untuk
web design. CSS adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendesain
sebuah halaman website. (Hadi, 2018).
CSS dapat mengubah font, ukuran font, warna dan format font, mengatur
ukuran layout, lebar, tinggi dan warna element, mengubah tampilan form, membuat
halaman website yang responsive dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan oleh
CSS. File css disimpan dengan ekstensi .css kemudian di import atau dihubungkan
kedalam file HTML atau PHP yang ingin kita design dengan CSS menggunakan
syntax <link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css" /> dimana atribut
rel=”stylesheet” dan type=”text/css” merupakan deklarasi untuk menjelaskan
bahwa file yang kita panggil atau hubungkan adalah file stylesheet atau CSS. Dan
pada atribut href digunakan untuk meletakkan lokasi dan nama file CSS yang ingin
kita hubungkan, berikut ini adalah contoh script lengkapnya :
<!DOCTYPE html>
<html>
<head>
<title>Menghubungkan HTML dengan CSS</title>
41
<link rel="stylesheet" type="text/css" href="style.css">
</head>
<body>
<h1>Belajar HTML menghubungkan html dengan css</h1>
</body>
</html>
dan berikut ini adalah script untuk file style.css.
h1{
color: orange;
font-family: sans-serif;
text-align: center;
}
Jika dijalankan pada browser maka akan menghasilkan tulisan Belajar HTML
menghubungkan html dengan CSS berwarna oranye seperti pada Gambar 2.22.
Gambar 2. 22 Contoh hasil dari menghubungkan file HTML dengan CSS (Diki,
2018)
2.17 Database (DBMS dan Oracle)
2.17.1 Database
Database adalah suatu koleksi bersama, data-data yang saling terkait secara
logis, dan juga merupakan pendeskripsian dari data-data tersebut yang dirancang
untuk menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi (Connolly dan
Begg, 2015). Dalam sistem informasi, database akan memudahkan pengguna untuk
mengakses dan mengatur sehingga akan menghasilkan sebuah informasi yang efektif
dan efisien.
42
Database digunakan untuk menyimpan informasi atau data yang terintegrasi
dengan baik di dalam komputer. Dalam mengelola database diperlukan suatu
perangkat lunak yang disebut Database Management System (DBMS). DBMS
merupakan suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan user (pengguna) untuk
membuat, memelihara, mengontrol, dan mengakses database secara praktis dan
efisien. Dengan DBMS, user akan lebih mudah mengontrol dan memanipulasi data
yang ada.
2.17.2 Database Management System (DBMS)
Database management system (DBMS) merupakan software yang membantu
pengguna untuk mengakses database. Dengan DBMS, seseorang dapat melakukan
interaksi dengan database, misalnya untuk menambah, mengubah, menghapus, dan
melihat data di dalam database. Database Management System merupakan sistem
perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, merancang
atau membuat, merawat, dan mengontrol akses ke dalam database (Connolly dan
Begg, 2015).
Fasilitas yang disediakan oleh DBMS, antara lain:
a. Memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan Database melalui Data
Definition Language (DDL). Pengguna dapat menentukan tipe data, struktur dan
batasan aturan pada data yang akan disimpan ke dalam database.
b. Memungkinkan pengguna untuk membuat, mengubah, menghapus, dan
menampilkan data dari database dengan menggunakan Data Manipulation
Language (DML).
c. DBMS menyediakan akses control ke database, yaitu:
1. Security system, sistem yang dapat mencegah pengguna yang tidak memiliki
otoritas untuk mengakses database.
2. Integrity system, sistem yang menjaga konsisten penyimpanan data.
3. Concurrency control system, sistem yang memungkinkan pengguna untuk
mengakses database bersamaan dengan pengguna lain.
4. Recovery control system, mengembalikan Database ke kondisi sebelumnya
bila terjadi kerusakan atau kesalahan pada perangkat keras atau lunak.
5. User-accessible catalog, adanya deskripsi data di dalam sebuah database.
43
Pada Gambar 2.23 menunjukan bagaimana DBMS menjembatani antara
pengguna dengan database sehingga pengguna dapat melakukan manipulasi data,
mengakses, mengontrol dan merawat database.
Gambar 2. 23 Contoh database processing (Connolly dan Begg, 2015)
2.17.3 Oracle
Oracle Corporation yang berdiri pada tahun 1977 sebelumnya
mengembangkan database Oracle sebagai perangkat lunak yang dipakai 4 oleh pihak
militer US. Namun seiring perkembangan database Oracle juga dipergunakan dan
dijual ke pihak sipil atau bisnis. Dengan demikian citra militer seperti tangguh dan
siap dalam segala situasi juga turut melekat dalam database Oracle. (Helmy
kusuma, 2011)
Oracle merupakan sebuah database relasional atau relational database
management system (RDBMS) yang sangat populer dan saat ini banyak digunakan
oleh perusahaan perusahaan besar berskala internasional. Keandalan Oracle dalam
melakukan pengolahan dan pemeliharaan data sudah tidak diragukan lagi di kalangan
praktisi yang bergelut di dunia pemrograman database. Oracle memiliki sistem
keamanan yang tinggi sehingga data-datanya dapat terjaga dengan baik, selain itu
Oracle merupakan software database yang bisa menampung serta mengelola data
44
dengan kapasitas yang sangat besar serta dapat mengaksesnya dengan sangat cepat
pula.
Perkembangan pemrograman yang dikeluarkan oleh produk Oracle sangatlah
cepat dan karena perkembangannya tersebut, maka setiap perusahaan banyak
menggunakan jasa dari perusahaan Oracle ini. Mulai dari penggunaan databasenya,
membuat aplikasi dan bahkan support juga untuk aplikasi web. Alasan mengapa
banyak perusahaan menggunakan jasa dari Oracle adalah karena kelebihan dari
database Oracle yaitu :
1. Memiliki kemampuan yang baik untuk melakukan manajemen sistem database.
Kelebihan Database Oracle yang pertama adalah mampu untuk melakukan
manajemen sistem data dengan baik. Hal ini memungkinkan user ataupun
programmer yang menggunakan Database Oracle dapat melakukan manajemen
database dengan baik dan juga sempurna.
2. Jumlah data dan juga angka yang dihandle sangat besar
Sesuai dengan sejarah yang sudah pernah dituliskan oleh Oracle pada awal
berdiri, sistem Database Oracle mampu untuk meng handel data dan juga angka
dalam jumlah yang sangat besar, sehingga penggunaan dari Database Oracle
sangat efektif untuk ditanamkan pada perusahaan – perusahaan dengan skala
besar dan multi corporate. Dengan penggunaan Database Oracle, maka semua
data yang dimiliki oleh perusahaan besar tersebut mampu untuk di tangani
dengan mudah dan juga cepat.
3. Dapat mengolah data dengan cepat dan akurat
Pengolahan data yang dapat dilakukan oleh database Oracle merupakan salah
satu pengolahan data yang cepat dan juga akurat. Pengguna ataupun programmer
yang menggunakan Database Oracle mengerti cara mengoperasikannya, maka
hasil dan pengolahan data akan muncul secara akurat tanpa ada kesalahan. Selain
itu, berkat spesifikasi yang tinggi dari Oracle, sistem manajemen database ini
juga dapat bekerja lebih cepat dibandingkan sistem DBMS yang lainnya.
4. Dapat melakukan management User
Database Oracle juga memiliki kelebihan lainnya, yaitu mampu untuk
melakukan management user. Hal ini berkaitan dengan pembatasan hak yang
dimiliki oleh user sebagai pengguna Database Oracle.
5. Multi-Platform
45
Multi platform, berarti Database Oracle bisa digunakan pada berbagai macam
platform. Berbeda dengan Microsoft SQL Server yang hanya bisa digunakan pada
Sistem Operasi Windows saja, maka Database Oracle bisa beroperasi pada
Sistem Operasi lainnya, seperti Mac, dan juga Linux.
6. Memiliki kemampuan flashback
Flashback merupakan kemampuan untuk melakukan pemulihan pada suatu
database yang tidak sengaja mengalami error, seperti mengalami mati listrik.
Ketika melakukan manajemen database, pekerjaan yang sudah dilakukan akan
tersimpan secara otomatis, sehingga ketika mengalami masalah dengan komputer
ataupun mengalami mati listrik, pekerjaan tersebut bisa dipulihkan kembali
dengan menggunakan fitur flashback ini.
Gambar 2.24 adalah contoh gambar homepage dari oracle 11g xe dimana
konfigurasi database Oracle baik itu melakukan management user seperti
perubahan parameter maupun penambahan user schema baru sesuai dengan
kebutuhan dapat dilakukan dengan mudah.
Gambar 2. 24 Contoh login page database oracle 11g xe (Jones and Holloway, 2012)
2.18 System Interface
System Interface adalah input dan output yang melibatkan seminimal
mungkin bahkan cenderung tidak ada interaksi dengan pengguna (Satzinger, Jackson,
Burd, 2012), Termasuk dalam hal tampilan dan hasil cetakan, seperti pemberitahuan
46
tagihan, laporan, formulir cetak, dan keluaran elektronik untuk sistem otomatis
lainnya. Input yang otomatis atau berasal dari perangkat yang bukan pengguna
antarmuka juga disertakan. Misalnya, input dari pemindai otomatis, pembaca kode
batang, perangkat pengenalan karakter optik, dan sistem komputer lainnya
dimasukkan sebagai bagian dari system interface.
Contoh system interface dapat dilihat pada Gambar 2.25, dengan penjelasan
input dan output nya sebagai berikut :
1. Input dari sistem lain atau output ke sistem lain – bentuk ini merupakan interaksi
langsung dengan sistem lain, biasanya dalam bentuk pesan jaringan. Electronic
Data Interchange (EDI) dan banyak sistem web lainnya terintegrasi dengan
sistem lain melalui pengiriman pesan langsung.
2. Input dan output yang terotomatisasi – data yang diambil menggunakan sebuah
perangkat seperti scanner atau data yang dihasilkan oleh seseorang yang diproses
tanpa memerlukan campur tangan manusia lagi.
3. Input dan output ke database eksternal – dapat memberikan input untuk atau
menerima output dari sebuah sistem. seperti pada penggunaan Pesan pada mesin
EDI, namun interaksi langsung dengan database sistem lain akan lebih efisien
47
Gambar 2. 25 Contoh System Interface (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
2.19 User Interface
User Interface adalah input dan output yang secara langsung melibatkan user
dengan system, baik itu pengguna internal maupun pengguna external. (Satzinger,
Jackson, Burd, 2012). User Interface yang baik mampu memberikan pengalaman
interaksi yang dapat dimengerti dengan mudah oleh penggunanya (user friendly).
Terdapat tiga aspek penting di dalam perancangan user interface, yaitu sebagai
berikut :
1. Physical aspects, terdiri dari perangkat yang disentuh oleh user, termasuk desk,
chair, light, keyboard, mouse, touch screen atau keypad.
2. Perceptual aspects, terdiri dari semua hal yang dilihat, didengar atau disentuh
oleh pengguna akhir (di luar physical devices), termasuk segala hal yang
terdapat di layar monitor.
48
3. Conceptual aspects, terdiri dari semua hal yang diketahui oleh pengguna di
dalam menggunakan sistem, seperti customers, partners, orders, shipment dan
feedback.
Contoh Users interface dapat dilihat pada Gambar 2.26, dimana terdapat
beberapa tipe data entry yg digunakan pada user interfaces yaitu:
1. Text Box - berbentuk kotak segi empat yang dapat menerima teks yang
diketik pada keyboard atau dikenali dari masukan suara.
2. List Box - kotak teks yang berisi daftar dari data-data yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Combo box - kotak teks yang berisi daftar inputan data yang telah ditentukan
sebelumnya, tetapi memungkinkan pengguna untuk memasukkan nilai baru
ketika daftar tersebut tidak berisi nilai yang diinginkan.
4. Radio buttons - sekelompok pilihan dimana pengguna dapat memilih hanya
satu tombol, kemudian sistem secara otomatis mematikan semua tombol lain
dalam satu kelompok.
5. Check Boxes - sama dengan Radio Buttons tetapi pengguna dapat memilih
lebih dari satu pilihan dalam satu kelompok.
Gambar 2. 26 Contoh User Interface (Satzinger, Jackson and Burd, 2012)
49
2.20 Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.27. Tahapan
dimulai dari analisis proses bisnis yang sedang berjalan, identifikasi masalah dengan
studi pustaka, observasi dan wawancara, metode analisis dan perancangan, hingga
perancangan sistem informasi pelayanan akta.
Gambar 2. 27 Kerangka Pikir Penelitian
1. Analisis Proses yang Sedang Berjalan
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap proses pelayanan akta catatan
sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, yakni
proses bisnis yang berjalan dalam melakukan penerbitan kembali akta catatan sipil
baik akta kelahiran, akta kematian, akta perkawinan maupun akta perceraian dan
masalah yang muncul akan dianalisis secara detail.
2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dimulai dengan mengumpulkan informasi melalui studi
pustaka, observasi, dan wawancara. Berdasarkan informasi yang telah terkumpul
50
akan diidentifikasi masalah yang terdapat pada pelayanan akta catatan sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.
a. Studi Pustaka
Pada studi pustaka akan dilakukan proses membaca, mempelajari dan
mengambil teori dari berbagai sumber referensi yang berkaitan dengan topik
penelitian dan mendukung pengerjaan penelitian. Selain itu mempelajari
penelitian sejenis atau yang memiliki proses bisnis sejenis yang dapat
dijadikan acuan dalam menghasilkan penelitian yang lebih baik dari yang
sebelumnya.
b. Observasi
Pada observasi dilakukan pengamatan langsung ke Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta untuk mempelajari
dan memahami sistem yang berjalan saat ini, sekaligus mengidentifikasi
masalah yang terjadi.
c. Wawancara
Pada wawancara dilakukan perbincangan langsung dengan pegawai di
Dinas Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta untuk memperoleh proses bisnis
yang berjalan secara detail dan masalah yang muncul sepanjang proses bisnis
tersebut. Wawancara yang dilakukan membahas tentang proses penerbitan
kembali akta catatan sipil yang memiliki banyak permohonan dari
masyarakat. Banyaknya permintaan penerbitan akta kembali dan proses
penerbitannya yang memerlukan beberapa tahapan proses, menimbulkan
banyak kendala dan masalah di dalam penerbitan kembali akta tersebut.
Sehingga dari permasalahan tersebut, kami melakukan penelitian untuk
menganalisis dan merancang sistem informasi pelayanan akta catatan sipil.
3. Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Akta
Setiap usulan pemecahan masalah akan dijelaskan dengan detail sesuai
dengan permasalahan yang muncul pada proses bisnis yang berjalan. Oleh karena itu,
pada tahapan ini akan dilakukan perancangan sistem informasi pelayanan akta
catatan sipil pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta.
Perancangan tersebut akan direpresentasikan dengan UML diagram yang sudah
dibahas di bab sebelumnya.