Upload
asif-dzaki
View
199
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 1/21
M A T E R I K U L IA H H U K U M A D A T
D isusun O leh :
J B . SO ES A N TO , S .H . M S
F A K U L T A S H U K U M
U N I V E R S IT A S W A H I D H A S Y I M
S E M A R A N G
2011
1
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 2/21
H U K U M A D A T W A R IS
1 . P E N G E R T I AN H U K U M A D A TW A R I S .
Hukum adat waris meliputi norma-norma hukum yang menetapkan harta
kekayaan baik yang materiil maupun yang immateriil yang manakah dari
seseorang yang dapat diserahkan kepada keturunannya serta yang sekaligus
juga mengatur saat, cara dan pro ses peralihannya.
Prof. Soepomo dalam " Bab-bab tentang hukum Adat " merumuskan
hukum adat waris sebagai berikut: " Hu kum adat waris memuat peraturan-
peraturan yang mengatur proses meneruskan serta mengoperkan barang-
barang har ta benda dan barang-barang yang tidak terwujud benda
(immateriele goederen) dari suatu angkatan manu sia (generatie) kepada
turunannya. (Halaman 67 buku tersebut).
Ter Haar dalam "Beginselen en stelsel v/h adat recht" merumuskan
hukum adat waris sebagai beri kut: "Hukum adat waris meliputi peraturan-
peraturan hukum yang bersangkutan dengan proses yang sangat
mengesankan serta yang akan selalu berjalan tentang penerusan dan
pengoperan kekayaan materiil, dan immateriil dari satu generasi kepada
genera si berikutnya." (Halaman 197 buku tersebut),
Proses peralihannya itu sendiri.sesungguhnya sudah dapat dimulai semasa
pemilik harta kekayaan itu sendiri masih hidup serta proses itu selanjutnya
berjalan terus hingga keturunannya itu masing-masing menjadi keluarga-
keluarga baru yang berdiri sendiri-sendiri (mentas dan mencar (Jawa).
Hal yang penting dalam masalah warisan ini adalah, bahwa pengertian
warisan itu memperlihat-kan adanya tiga unsur, yang masing-masing merupakan
unsur esenaialia (mutlak), yakni :
2
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 3/21
a. seorang peninggal warisan yang pada wafatnya meninggalkan harta
kekayaan.
b. seorang atau beberapa orang ahli waris yang berhak menerima kekayaan
yang ditinggalkan itu.
c. harta warisan atau harta peninggalan, yaitu kekayaan "in concreto" yang
ditinggalkan dan sekali beralih kepada para ahli waris itu.
2. SIFAT HUKUM ADAT WARIS.
Hukum Adat waris menunjukkan corak-corak yang khas dari aliran pikiran
tradisionil Indonesia. Hukum Adat Waris bersendi atas prinsip yang timbul dari
aliran-aliran pikiran komunal serta konkrit bangsa Indonesia.Oleh karena itu,
maka hukum adat waris memperlihatkan perbedaan yang prinsipiil dengan
Hukum Waris Barat a.l. sbb. :
Hukum Adat Waris Hkum Waris Barat seperti yang
tercantum dalam KUH Perd
Tidak mengenal “legitieme portie”,
akan tetapi Hukum adat waris
menetapkan dasar persamaan hak, hak
sama ini mengandung hak untuk
diperlakukan sama oleh orang tuanya
di dalam proses meneruskan dan
mengoperkan harta benda keluarga.
Disamping dasar persamaan hak
hokum adat waris juga meletakkan
dasar kerukunan pada proses
pelaksanaan pembagian berjalan
secara rukun dengan memperhatikan
keadaan istimewa dari tiap waris.
Harta warisan tidak boleh dipaksakan
untuk dibagi antara para ahli waris.
Mengenal hak tiap-tiap ahli waris atas
bagian yang tertentu dari harta
peninggalan, bagian warisan menurut
ketentuan Undang-undang (“wetttelijk
erfdeel” atau “legitieme portie” pasal
913 s/d 929).
Menentukan adanya hak mutlak dari
ahllli waris masing-masing untuk
sewaktu-waktu menuntut pembagian
dari harta warisan. (Pasal 1066 KUH.
Perdata).
3
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 4/21
Sedangkan, kalau kita adakan perbandingan dengan hukum waris
menurut hukum Islam, maka diketemukan perbedaan-perbedaan prinsipiil yang
a.l. sbb :
Hukum adat waris sangatlah erat hubungannya dengan sifat-sifat
kekeluargaan daripada masyarakat hukum ybs. beserta pengaruhnya pada harta-
kekayaan yang ditinggalkan dan berada dalam masyarakat itu.
Lain daripada itu, hukum adat waris juga mendapat pengaruh tidak hanyadari perubahan-perubahan sosial, misalnya yang disebabkan makin kuatnya
hubungan kekeluargaan "somah" dan makin lemahnya ika tan clan dan kerabat,
tetapi juga dari peraturan peraturan hukum asing sejenis- yang oleh para hakim
agama selalu diterapkan in concrete walaupun pengaruhnya itu sangat kecil.
3. SISTIM KEWARISAN ADAT
Di Indonesia ini kita menjumpai tiga sistim kewarisan dalam hukum adat
sebagai berikut :
a. Sistim kewarisan individual.
Cirinya harta peninggalan dapat dibagi-bagikan diantara para ahliwaris
seperti dalam masyarakat bilateral di Java. b. Sistim kewarisan kolektif
Cirinya harta peninggalan itu diwaris oleh sekumpulan ahli waris yang
bersama-sama merupakan -semacam badan hukum dimana harta tsb., yang
disebut harta pusaka, tidak boleh dibagi-bagikan pemilikannya diantara para
ahliwaris dimaksud dan hanya boleh dibagi-bagikan pemakaiannya saja
kepada mereka itu (hanya mempunyai hak pakai saja) seperti dalam
masyarakat matrilineal di Minangkabau.
4
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 5/21
c. Sistim, kewarisan mayorat
Ciri harta peninggalan diwaris keseluruhannya atau sebagian besar (sejumlah
harta pokok dari satu keluarga) oleh seorang anak saja, halnya di Bali dimana
terdapat hak mayorat anak laki-laki yang tertua dan di Tanah-Semendo di
Sumatera Selatan dimana terdapat hak mayorat anak per rempuan yang tertua.
Sebab sesuatu sistim tsb. diatas dapat diketemukan juga dalam berbagai
bentuk susunan masya rakat ataupun dalam satu bentuk susunan masyarakat
dapat pula dijumpai lebih dari satu sistim kewarisan dimaksud diatas.Contohnya misalnya :
- sistim kewarisan mayorat (hak anak perempuan tertua) selain dijumpai pada
masyarakat patri-lineal di Tanah Semendo Sumatera Selatan,didapat juga di
Kalimantan Barat pada masyarakat bilateral suku Dayak.
- sistim kewarisan kolektif, selain didapat dalam masyarakat matrilineal di
Minangkabau, dalam batas-batas tertentu dijumpai pula di Minahasa, dalam
masyarakat yang bilateral.
4. HARTA PENINGGALAN YANG TIDAK DAPAT DI BAGI-BAGI
Harta peninggalan yang tidak dapat dibagi-bagi ini, berdasarkan atas
alasannya tidak dibagi-bagi, dapat dibeda-bedakan sbb. :
a. Karena sifatnya memang tidak memungkinkan untuk dibagi-bagi (misalnya barang-barang milik suatu kerabat atau famili.)
b. Karena kedudukan hukumnya memang terikat kepada suatu tempat/jabatan
tertentu (contohnya misalnya barang-barang keramat keraton Kasepuhan
Cirebon seluruhnya tetap jatuh pada ahliwaris yang menjadi Sultan Sepuh
serta barang-barang itu tetap disimpan dikeraton Kesepuhan).
c. Karena belum bebas dari kekuasaan persekutuan hukum ybs., seperti tanah
kasikepan di daerah Cirebon.
5
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 6/21
d. Karena pembagiannya untuk sementara ditunda, seperti banyak dijumpai di
Jawa,misalnya apabila terdapat anak-anak yang ditinggalkan masih belum
dewasa, maka demi kepentingan janda berserta anak-anaknya supaya tetap
mendapat nafkah untuk hidup terus harta peninggalan tidak dibagi-bagi. Dan
tiap tuntutan untuk membagi-bagi dari ahliwaris yang menurut hakim akan
mengakibatkan terlantarnya janda beserta anak-anak tsb. Selalu akan ditolak
oleh hakim.
e. Karena hanya diwaris oleh seorang saja (sistim kewarisan mayorat), sehingga
tidak perlu dibagi-bagi.
Harta peninggalan yang tidak dapat dibagi-bagi ini dibeberapa
lingkungan hukum adat disebabkan karena sifatnya yang memang tidak memberi
kemungkinan untuk tidak memiliki barang itu bersama-sama, dengan ahli waris
lain-lainnya
Sebagai contoh daripada harta peninggalan semacam ini dapat disebut :
a. harta-pusaka di Minangkabau.
b. tanah-dati disemenanjung
Harta-pusaka di Minangkabau
Sifat kekeluargaan di Minangkabau yang matriarchaal ini
memperlihatkan adanya barang-barang keluarga seperti tanah pertanian,
pekarangan dengan rumah dan ternak, perkebunan, keris dlsb., yang merupa-kan
harta-pusaka tnilik suatu keluarga. Barang-barang demikian ini hanya dapat
dipakai saja ("genggambaun tuiq") oleh segenap warga keluarga ybs., tetapi ti
dak boleh dimiliki oleh mereka itu masing Oleh para anggota keluarga tsb.hanya
memiliki hak pakai saja, maka meninggalnya seseorang anggota tidak
mempunyai akibat sedikitpun terhadap hubungan hukum antara para anggota
keluarga dimaksud yang masih hidup dengan harta-pusaka ybs. Tetapi wafatnya
seorang anggota malahan menambah harta-pusaka keluarga ybs. dengan barang-
barang yang diperoleh orang yang wafat itu (harta pencaharian) setelah di
6
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 7/21
kurangi dengan pembayaran hutang-hutang si-wafat tsb.
Misalnya di daerah Minangkabau ini ads seorang isteri yang mempunyai
milik perorangan sebidang sawah meninggal dunia, maka sawah ini menjadi
harta-pusaka dari anak-anak kandungnya; harta-pusaka demikian ini dinamakan
"harta pusaka dalam generasi pertama", juga disebut "harta saka" atau "harta-
pusaka rendah.
Dengan demikian, maka harta-pusaka itu mempunyai tingkatan yang
sesuai, dengan tingkatan-tingkatan keluarga, artinya sebagai berikut :
a. harta pusaka tinggi dikuasai oleh keluarga yg lebih besar atau kerabat
(Ter Haar menyebut -"familie") yang dipimpin oleh seorang "penghulu
andiko."
b. "harta-pusaka rendah" dikuasai oleh keluarga yang lebih kecil, yang terdiri
atas isteri de ngan anak-anaknya, atau suami dengan saudara-saudaranya
sekandung beserta keturunan saudaranya perempuan yang sekandung.
Tanah - dati disemenanjung Hitu (Ambon)
Sifat kekeluargaan didaerah ini adalah patriarchaal. Tanah-tanah yang
didapat seorang secara membeli atau membuka hutan, lama-lama menjadi
miliknya keluarga dan kemudian menjadi miliknya famili keturunan-pemilik
semula. Jadi sepeninggalnya pemilik semula tanah-tanah dengan tatanannya
tetap tinggal tidak dibagi-bagi. Seperti halnya harta-pusaka di Minangkabau,
maka tanah dati ini, apabila bati (=kerabat) yang menguasai tanah itu lenyap
(habis karena tiada keturunannya lagi), maka tanah itu jatuh ketangan. Dati yang
mempunyai hubungan kekeluargaan yang terdekat
Di Minahasa terdapat juga suatu sebidang tanah yang selalu
dipertahankan menjadi milik bersama-famili, yaitu. yang disebut "tanah
wawakes un teranak". Tanah demikian ini mempunyai fungsi sebagai tanda
pengikat yang riil terhadap tali kekeluargaan famili, jadi sebagai lambang
7
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 8/21
persatuan, dan kesatuan famili. Disamping itu, tanah demian ini lazimnya
merupakan sejengkal tanah yang kurang artinya apabila akan dibagi-bagi merata
diantara para akhliwaris.
Ada pula harta peninggalan yang tidak dibagi-bagi bukan karena harta itu
tidak dapat dibagi-bagi, melainkan karena pembagiannya memang untuk
semetara ditangguhkan. Hal demikian ini dapat dijumpai didaerah - daerah
dengan sifat kekeluargaan parental, seperti misalnya di Jawa. Pertangguhan
pembagian harta peninggalan di sini pada pokoknya berdasar atas kebutuhan
menegakkan langsung hidupnya suatu somah yang terdiri atas suatni-isteri dananak-anak.
5. PENGHIBAHAN ATAU PEWARISAN (TER HAAR:
"TOESCHEIDINGEN")
Merupakan kebalikan daripada harta-peninggalan yang tidak dapat
dibagi-bagi adalah perbuatan penghibahan atau pewarisan, yaitu pembagian
keseluruhan ataupun sebagian dari pada harta-kekaya-an semasa pemiliknya
masih hidup.
Adapun dasar pokok ataupun motif daripada penghibahan ini adalah
tidak berbeda dengan motif dari pada tidak memperbolehkan membagi-bagi
harta peninggalan kepada para akhliwaris yang berhak, yaitu harta kekayaan
somah raerupakan dasar kehidupan materiil yang disediakan bagi warga somahybs. beserta keturunannya.
Agar supaya didapat gambaran yang jelas mengenai masalah
penghibahan ini, maka di bawah ini diuraikan beberapa contoh penghibahan
yang terjadi diketiga daerah sifat kekeluargaan yang ada, yaitu parentil,
patriarchaal dan matriarchaal.
8
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 9/21
a. Pada suatu somah dengan sifat kekeluargaan parentil
Kita ambil sebagai contoh suatu keluarga di Java yang terdiri atas suami-
isteri dengan beberapa anak laki-laki dan anak perempuan. Apabila anak yang
tertua itu seorang anak laki-lakit maka ada suatu kebiasaan untuk memberikan
kepadanya secara hibah sebagian daripada harta keluarga, misalnya sebidang
tanah pertanian, pada waktu ia menjadi dewasa dan telah cakap bekerja sendiri
( kuat gawe ) sebagai dasar materiil untuk kehidupannya selanjutnya setelah ia
mentas.
Kepada anak perempuan yang telah dewasa dan dikawinkan, lazimnya
pada waktu dikawinkan itu, juga sebagai dasar materiil bagi kehidupannya lebih
lanjut setelah ia berdiri sendiri dengan suaminya sebagai suatu keluarga baru,
dihibahkan dari harta keluarga itu sebagian, misalnya sebidang tanah
perkebunan atau sebuah rumah.
Penghibahan sebagian dari harta keluarga kcpa da seorang atau beberapa
orang anak demikian ini, kemudian setelah meninggalnya orangtua yang
menghibahkan itu dan akan dilakukan pembagian harta peninggalan kepada para
ahliwaris, diperhatikan serta diperhitungkan dengan bagian yang semustinya
diterima oleh anak-anak ybs
b. Pada suatu keluarga dengan sifat kekeluargaan patriarchaal
Menurut hukum adat waris yang berlaku di daerah Minangkabau, maka
harta-pencarian seorang suami tidak akan diwaris oleh anak-anaknya sendiri,
melainkan oleh saudara-saudaranya sekandung beserta keturunan saudara-
saudara perempuan sekandung. Ketentuan adat ini mungkin sekali
kini,mengingat akan kenyataan adanya perkembangan-perkembangan yang
sangat menguntungkan bagi hubungan kekeluargaan somah (suami-isteri dan
9
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 10/21
anak) didalam masyarakat Minangkabau, sudah berubah.
c. Pada suatu keluarga dengan sifat kekeluargaan patriarchaal
Pada suku Batak di daerah Toba, ketentuan hukum adat warisnya adalah,
bahwa hanya anak-anak laki laki sajalah yang akan mewarisi harta peninggalan
bapaknya.
Ketentuan-ketentuan demikian ini dalam prakteknya diperlu nak dengan
penghibahan sawah atau ternak oleh bapak kepada anak-anak perempuan yang
tidak atau yang sudah kawin bahkan juga kepada cucu-cucunya yang pertama.
Juga di Ambon, seorang bapak lazimnya melakukan penghibahan kepada
anak perempuannya yang kawin yang berwujud kebun buah-buahan yang
disebut "dusun lelepeello”.
Lain daripada itu, perlu pula diketahui, bahwa sesuai dengan Keputusan
Mahkamah Agung tanggal 23-8-1960 Reg.No. 225 K/Sip/1960tentang hibah ini
ditetapkan sebagai berikut :
a. Hibah tidak memerlukan persetujuan ahliwaris
b. Hibah tidak mengakibatkan akhliwaris dari si-penghibah tidak berhak lagi atas
harta pening galan dari sipenghibah.
6. HIBAH-WASIYAT , WEKASAN, (JAWA) , UMANAT
(MINANGKABAU PENUNEUSAN, (ACEH ), NGENDESKAN
(BATAK)
Hibah-wasiyat merupakan juga suatu jalan bagi pemilik harta kekayaan
untuk semasa masih hidupnya menyatakan keinginannya yang terakhir tentang
pembagian harta peninggalannya kepada ahli waris yang baru akan berlaku
setelah ia meninggal dunia.
10
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 11/21
Keinginan terakhir ini, lazimnya diucapkan pada waktu sipeninggal
warisan sudah sakit keras serta tidak dapat diharapkan sembuh kembali lagi,
bahkan kadang-kadang dilakukan pada saat sebelum ia menghembuskan
nafasnya yang terakhir. Mengucapkan kemauan terakhir ini, biasanya dilakukan
dihadapan anggota keluarganya yang terdekat dan yang terpercaya olehnya.
Ucapan terakhir tentang keinginannya inilah yang di Jawa disebut "wekasan"
:atau"welingan", di Minangkabau "umanat", di Aceh "peuneusan" dan di
Tapanuli "ngeudes-kan.
Di kota-kota besar khususnya, pada akhir-akhir ini tidak jarang hibah-
wasiyat itu ditulis oleh seorang notaris yang khusus diundang untuk
mendengarkan ucapan terakhir itu dengan disaksikan oleh dua orang saksi;
dengan cara demikian maka hibah-wasiyat memperoleh bentuk akta notaris dan
disebut "testamen"
Tetapi meskipun sudah berbentuk testamen, sah atau tidaknya, isi hibah
wasiyat itu tetap dikuasai hukum adat materiil. Misalnya tidak akan sah semua
ketentuan yang bertentangan dengan peraturan-peraturan hukum adat waris
setetnpat, seperti pemberian sebidang sawah kasikepan kepada seorang yang
bukan warga sedesa Dengan hibah wasiyat ini, peninggal warisan dapat
menentukan bagaimana harta-kekayaannya kelak akan dibagi-bagi diantara
anak-anaknya.
Apakah sesungguhnya maksud hibah-wasiyat itu? Maksudnya ialah
terutama untuk mewajibkan para ahliwarisnya membagi-bagi harta
peninggalannya dengan cara yang layak menurut anggapannya.
Maksud kedua ialah untuk mencegah perselisihan, keributan dan cekcok
dalam membagi harta-peninggalannya dikemudian hari diantara para ahliwaris.
11
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 12/21
Hibah-wasiyat ini, seperti juga pewarisan atau penghibahan, menurut
Prof. Soepomo mempunyai dua corak sbb. :
a. Mereka yang menerima barang-barang harta itu adalah ahliwaris, yaitu isteri
dan anak-anak. Olehsebab itu pewarisan atau hibah-wasiyat hanya
merupakan perpindahan harta-benda didalam ahliwaris.
b. Orang-tua yang mewariskan itu meskipun terikat oleh peraturan, bahwa
segala anak harus mendapat bagian yang layak.
Lagi pula pewarisan atau hibah-wasiyat mempunyai fungsi lain, yaitu :
"mengadakan koreksi dimana perlu, terhadap hukum waris abintestato menurut
peraturan-peraturan tradisionil atau agama, yang dianggap tidak memuaskan lagi
oleh peninggal warisan"
7. HARTA-KEKAYAAN KELUARGA YANG MERUPAKAN
HARTA-PENINGGALAN.
Harta-peninggalan keluarga tidak merupakan satu kumpulan ataupun
kesatuan harta benda yang semacam dan se-asal. Oleh karena itu, maka
pelaksanaan pembagiannya kepada para ahliwaris yang berkepentingan tidak
dapat begitu saja dilakukan melainkan wajib di-perhatikan sepenuhnya sifat
(macam), asal dan kedudukan hukum dari pada barang-barang itu masing-
masing.
Didalam harta-benda kekayaan keluarga yang merupakan harta-
peninggalan itu terdapat barang dari suami, barang asal dari isteri dan barang
gono-gini. Perbedaan sifat dari pada barang barang ini, sama sekali tidak berarti,
apabila suami-isteri ybs. mempunyai anak.
12
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 13/21
Barang-barang kerabat ataupun barang-barang famili
Barang-barang ini biasanya dibawa kedalam harta kekayaan keluarga
oleh isteri atau suami sebagai barang asal yang diperolehnya secara warisan dari
orang-tuanya dan orang-tuanya ini memperoleh barang-barang itu dulu juga
secara warisan dan be-gitu seterusnya; pokoknya barang-barang itu sudah turun-
menurun menjadi barang warisan
Apabila peninggal warisan tidak mempunyai anak, maka barang-barangfamili demikian ini kembali lagi kepada famili ybs, artinya barang asal dari
famili suami kembali kepada famili suami dan barang asal dari famili isteri
kembali kepada famili isteri. Adapun maksud dari pada ketentuan ini adalah agar
supaya barang-barang itu tetap menjadi harta milik famili ybs.
Barang-barang pusaka yang keramat
Barang-barang pusaka yang keramat, seperti keris , tumbak rencong dan
lain sebagainya yang dianggap dapat membawa kebahagiaan kepada keluarga,
tidak boleh disamakan dengan barang-barang biasa rumah - tangga lain-lainnya.
Barang-barang keramat ini kadang-kadang terikat kepada kwalitas yang
memegangnya, misalnya barang-barang keramat dari keraton Kesepuhan di
Cirebon akan tetap selalu diwaris oleh yang akan mengganti jadi Sultan Sepuh.
Barang-barang somah atau barang-barang keluarga.
Hubungan kekeluargaan didalam somah (suami-isteri-anak-anak)
menyebabkan adanya perbedaan hak mewaris terhadap barang-barang somah
bagi anak-anak dari per kawinan pertama, bagi anak-anak dari perkawinan ke-
dua, ketiga dan seterusnya.
13
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 14/21
Anak-anak dari perkawinan pertama berhak mewaris-barang-barang yang
diperoleh dalam masa perkawinan pertama, sedangkan anak-anak dari
perkawinan kedua tidak mempunyai hak itu. Ketentuan inilah yg menyebabkan
orang-orang di Sulawesi Selatan (Muna) ber kata " barang-barang somah yang
satu tidak boleh, berpindah kesomah yang lain.
Di Jawa kesulitan-kesulitan yang tirnbul karena seseorang kawin
beberapa kali, lazimnya diatasi dengan jalan menghibahkan barang-barang ybs.
semasa hi dupnya.
Barang-barang yang belum bebas dari hak pertuanan, hak ulayat desa
Seperti sawah "Kasikepan" di Cirebon yang tidak bebas dari hak
pertuanan itu, apabila pemegangnya meninggal dunia, maka sawah itu tidak
boleh jatuh kepada orang yang :
a. bukan warga desa ybs.
b. tidak bertempat-tinggal di desa didalam daerah mana sawah kasikepan
dimaksud terletak.
c. telah memiliki sawah kasikepan yang lain.
Barang-barang dengan wujud tertentu.
Peraturan sendiri yang mengatur tentang pengoperan barangbarang
dengan wujud tertentu ini ("feit elijk bepaalde goederen") bukan merupakan
peraturan yang melarang atau mewajibkan, melainkan merupakan suatu anjuran
yang seberapa boleh supaya diturut
Di Aceh misalnya, pekarangan yang menjadi tempat kediaman orang-tua,
pada waktu mereka meninggal dunia, seberapa boleh beralih kepada anak
perempuan yang tertua.
14
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 15/21
Hutang-hutang
Terhadap peninggalan yang merupakan beban ini terdapat kebiasaan-
kebiasaan sebagai berikut :
− Di daerah-daerah Tapanuli (suku Batak), Kalimantan (suku Dayak) dan di
pulau Bali misalnya, para akhliwaris wajib membayar hutang pewaris.
− Di daerah Gianyar di pulau Bali rupa-rupanya hutang-hutang sipeninggal
warisan hanya beralih dari orang tua kepada anak-anaknya dan dari suamikepada isteri atau sebaliknya.
− Di Jawa, orang menganggap bahwa hanya harta peninggalan pewaris dapat
dipergunakan untuk membayar hutangnya, sehingga harta itu tidak boleh
dibagi-bagi dulu, sebelum hutang pewaris dibayar dari harta tsb.
7. PEMBAGIAN HARTA PENINGGALAN
Pembagian harta-peninggalan adalah merupakan suatu perbuatan
daripada para akhliwaris bersama sama.
Apabila harta-peninggalan dibagi-bagi antara para akhliwaris, maka
pembagian itu biasanya berjalan secara rukun, didalam suasana ramah- tamah
dengan memperhatikan keadaan istimewa dari tiap-tiap waris. Pembagian
berjalan atas dasar kerukunan.
Didalam menjalankan kerukunan itu semua pihak mengetahui haknya
masing-masing menurut hukum, sehingga mereka mengetahui juga apabila ada
pembagian yang menyimpang serta seberapa jauh penyimpangan tersebut dari
peraturan-peraturan hukum
Pembagian harta peninggalan yang dijalankan atas dasar kerukunan,
biasanya terjadi dengan penuh pengetahuan, bahwa semua anak, baik laki mau
15
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 16/21
pun perempuan, pada dasarnya mempunyai hak sama atas harta peninggalan
orang tuanya.
Apabila ternyata tidak terdapat permufakatan dalam penyelenggaraan
pembagian harta peninggalan ini, maka hakim berwenang atas permohonan para
ahliwaris, untuk menetapkan cara pembagiannya serta memimpin sendiri
pelaksanaan pembagiannya.
8. PARA AHLIWARIS.
Unsur akhliwaris ini, seperti telah diuraikan pada awal paragrap ini
menimbulkan suatu persoalan, yaitu bagaimana dan sampai dimana harus ada
tali-kekeluargaan antara si-peninggal warisan di satu pihak dan para akhliwaris
dilain pihak agar harta-kekayaan si-peninggal warisan dapat beralih kepada para
akhliwaris.
Dalam hukum adat anak-anak dari sipeninggal warisan merupakangolongan akhliwaris yang terpenting oleh karena mereka pada hakekatnya
merupakan satu-satunya golongan akhliwaris.
Didalam masyarakat Indonesia tidak hanya dikenal anak kandung saja,
melainkan terdapat juga : a. anak angkat. b. anak tiri, dan disamping itu, juga
anak yang lahir diluar perkawinan.
Anak yang lahir diluar perkawinan
Menurut hukum adat waris di Jawa, anak yang lahir diluar perkawinan
itu hanya menjadi waris didalam harta-peninggalan ibunya saja serta juga
didalam harta-peninggalan kerabat ataupun famili dari pihak ibu.
16
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 17/21
Anak angkat
Kedudukan hukum anak angkat ini, dibeberapa daerah lingkungan
hukum adat di Indonesia ternyata tidak sama, Didalam masyarakat hukum yang
sifat susunan kekeluargaannya parentil, seperti di Jawa Tengah dan di Jawa
Barat, dan didalam masyarakat hukum yang sifat susunan kekeluargaannya
patriarchaal, seperti dipulau Bali, kedudukan anak angkat adalah berbeda.
Di pulau Bali perbuatan mengangkat anak adalah merupakan perbuatan
hukum yang melepaskan anak itu dari pertalian keluarga dengan orang tuanyasendiri serta memasukkan anak itu kedalam keluarga bapak angkat.
Di Jawa (Timur-Tengah-Barat) perbuatan mengangkat anak itu hanyalah
memasukkan anak itu ke kehidupan rumah tangganya saja sehingga ia
selanjutnya menjadi anggota rumah-tangga orang-tua yg mengangkatnya, tetapi
tidak memutuskan pertalian-keluarga antara anak itu dengan orang-tuanya
sendiri.
Khusus di Jawa dan umumnya di daerah-daerah yang mengenal anak
angkat ini, maka dengan perbuatan mengambil serta mengasuh anak itu sampai
menjadi dewasa dalam lingkungan somahnya, lambat laun timbul dan
berkembanglah hubungan kerumah-tanggaan antara orang-tua angkat dan anak
yang diangkat
Konsekwensi itu digambarkan dalam beberapa yuris prudensi seperti dibawah
ini :
a. Putugan Landraad Purworejo tanggal 25 Agustus 1937, barang pencarian dan
barang gono-gini jatuh kepada janda dan anak angkat, sedangkan barang asal
kembali pada saudara-saudara peninggal harta, jikalau yang meninggal itu
tidak mempunyai anak kandung.
17
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 18/21
b. Putusan Raad Justisi Jakarta dahulu tanggal 24 Mei 1940 menurut hukum
adat Jawa-Barat, anak angkat berhak atas barang-barang gono-gini orang-
tuanya angkat yang telah meninggal, jikalau tidak ada anak kandung atau
turunan seterusnya.
Dalam kedua yurisprudensi diatas nampak dengan jelas digambarkan kedudukan
anak angkat sebagai anggota rumah-tangga, sedangkan ia bukan waris.
Jikalau orang-tua angkat semasa hidupnya telah menghibahkan barang-
barang kepada anaknya angkat , sejumlah demikian, hingga nafkah anak.tsb.telah terjamin seperlunya, maka ia pada pembagian harta peninggalan sudah
tidak berhak apa-apa lagi
Landraad Purworejo pada tanggal 6 Oktober 1937 dimuat dalam T.148
halaman 307 memutuskan, bahwa karena adopsi seorang-orang anak tidak
kehilangan hak warisnya dari harta peninggalan orangtuanya kandung
Anak tiri
Anak tiri yang hidup bersama dalam satu rumah dengan Ibu kandung dan
bapak tiri atau sebaliknya adalah warga serumah-tangga pula. Terhadap ibunya
atau bapaknya kandung, anak itu adalah akhliwaris, tetapi terhadap ibunya atau
bapaknya tiri, anak itu bukan akhliwaris, melainkan hanya warga serumah-
tangga saja.
Hidup bersama dalam satu rumah-tangga ini membawa hak-hak dan
kewajiban-kewajiban antara anggota yang satu terbadap anggota yang lain.
Kadang-kadang pertalian rumah tangga antara bapak tiri dan anak tiri yang
hidup bersama dalam satu-rumah-tangga itu menjadi begitu eratnya, hingga
terjadi kenyataan kenyataan, bahwa seorang bapak tiri menghibahkan sebidang
sawah kepada anak tirinya.
18
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 19/21
Anak tiri tidak berhak atas warisan bapak tirinya, tetapi ia ikut mendapat
penghasilan dan bagian dari harta peninggalannya bapak tiri yang diberikan
kepada ibu kandungnya sebagai nafkah janda (Putusan Landraad Purworejo
tanggal 14 Agustus 1937 dalam T.148 halaman 286).
Kedudukan Janda.
Selanjutnya menurut hukum adat di daerah Tapanuli pada perjalanan zaman
pada waktu sekarang temyata terdapat ketentuan- ketentuan sebagai berikut :
a. Si isteri dapat mewarisi harta pencaharian sang suami yang meninggal dunia. b. Anak yang belutn dewasa dipelihara dan berada dalam pengampunan ibu.
c. Karena anak berada dibawah pengampunan ibu, maka harta kekayaan anak
dikuasai dan diurus oleh ibu.
Putusan Mahkamah Agung tanggal 17-1-1959 Reg.No. 320 K/Sip./1958).
Hanya si janda tsb.wajib tetap berada dalam ikatan kekeluargaan kerabat
suaminya, bahkan sering terjadi janda itu kemudian menjadi isteri saudara laki-
laki almarhum suaminya
Janda berhak mendapat nafkah seterusnya, sehingga untuk keperluan itu
kadang-kadang harta peninggalan dibiarkan padanya tak dibagi-bagi, termasuk
juga barang asal suaminya. Janda atau orang tua lainnya yang masih hidup
( duda dalam bahasa Jawa ) selalu mendapat bagian waris bersama-sama dengan
ahli waris lain-lainnya.
Hukum Adat diseluruh Indonesia perihal warisan mengenai seorang
janda perempuan dapat dirumuskan sedemikian rupa, bahwa seorang janda
perempuan selalu merupakan akhliwaris terhadap barang asal suaminya dalam
arti, bahwa sekurang-kurangnya dari barang-barang asal itu sebagian harus tetap
berada ditangan janda, sepanjang perlu untuk hidup secara pantas sampai ia
meninggal dunia atau kawin lagi.
19
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 20/21
Kedudukan janda laki-laki atau "duda" (Jawa)
Juga kedudukan janda laki-laki atau " duda" (Jawa) ini dimasing-masing
daerah dengan sifat kekeluargaannya yang matrilineal, patrilineal atau parentil
itu tidak sama.
Di daerah Minangkabau dengan sifat kekeluargaan matrilineal, suami
pada hakekatnya tidak masuk keluarga isteri. Akibat daripada keadaan ini
adalah, bahwa suami pada hakekatnya tidak berhak menerima.apa-apa dari harta
warisan isterinya.
Di pulau Bali yang sifat kekeluargaannya patriarchaal, ditegaskan, bahwa
janda laki-laki mendapat bagian dari harta warisan isterinya, yaitu dari barang-
barang yang dulu oleh isteri dibawa dari rumahnya sendiri pada waktu nikah.
Ahli waris - ahli waris lainnya (selain anak dan janda)
Kalau peninggal warisan tidak meninggalkan anak atau cucu serta
keturunan seterusnya kebawah, maka orang tuanya adalah berhak atas harta
warisannya bersama - sama dengan jandanya kalau ada; kalau orang tuanya itu
sudah wafat lebih dahulu , maka harta warisannya jatuh kepada saudara-
saudaranya sekandung.
20
5/7/2018 Bab 10 Hukum Adat Waris - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-10-hukum-adat-waris 21/21
9. BEBERAPA HAL LAIN SEKITAR HUKUM ADAT ] WARIS.
Hadiah kepada orang bukan waris peninggal harta.
Dapatkah seorang yang mempunyai isteri dan anak menghadiahkan barang-
barang harta kekayaannya kepada seorang bukan waris?
Menurut Djojodigoeno-Tirtawinata di Jawa Tengah sering terjadi hadiah
kepada bukan waris. Pemberian hadiah ini tidak diganggu, kecuali jikalau
peristiwa itu akan menyebabkan para waris kehilangan bagian warisannya.
Dapatkah penghibahan itu dicabut ?
Putusan Raad Justisi Jakarta tanggal 31 Maret 1939 dalam T.151 halaman 183
berbunyi, bahwa penghibahan dapat dicabut kembali atas alasan-alasan berdasar
adat, sebagai misalnya kurang hormat atau tabiat lain yang membuktikankelalaian anak terhadap orang tua.
Djojodigoeno Tirtawinata menegaskan, bahwa pencabutan hibah demikian ini
hanya mungkin, sekedar barang-barang yang dihibahkan itu. masih ditangan
waris yang menerima hibah dimaksud.
21