48
Tody Sasmitha

Hukum Waris Adat (Full Version)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hukum waris adat

Citation preview

  • Tody Sasmitha

  • Dalam praktek, masyarakat Indonesia menganut 3 sistem waris.Waris B.W.;Waris Islam;Waris Adat.

    Mungkinkah Indonesia melakukan unifikasi hukum waris?

  • Pewarisan menurut Hukum Adatmeliputi keseluruhan asas, norma dan keputusan/ketetapan hukum yang berkaitan dengan proses penerusan serta pengalihan harta benda, baik materiil maupun immateriil dari generasi yang satu ke generasi selanjutnya.

    Proses pewarisan menurut hukum adat bukan merupakan proses yang sekali terjadi kemudian selesai.

  • Ter Haaraturan hukum yg berkaitan dg penerusan dan peralihan Harta Kekayaan yg berwujud dan tidak berwujud dari generasi ke generasi.

    SoepomoPeraturan-peraturan yang mengatur proses penerusan dan pengoperan Harta Kekayaan yg berwujud dan tidak berwujud dari generasi manusia kepada turunannya.

  • Wirjono ProdjodikoroPerihal soal apakah dan bagaimanakah hak-hak dan kewajiban-kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang lain yang masih hidup

    Hilman HadikusumaHukum waris adat mengandung 3 unsur utama yaitu:Harta Peninggalan atau harta warisanAdanya Pewaris yang meninggalkan harta kekayaanAdanya ahli waris atau waris yang akan meneruskan pengurusannya atau yang akan menerima bagiannya

  • Hukum waris perdata barat dan islam, pewarisan baru bisa terjadi jika si empunya harta (pewaris) sudah meninggal.Selama pewaris masih hidup tidak akan ada pewarisan.

    Hukum adat meskipun pewaris masih hidup, pewarisan tetap dapat terjadi. Pewarisan dimulai saat pewaris masih hidup sampai pewaris ybs meninggal dunia.

  • Tidak berarti bahwa pewarisan menurut hukum adat harus selalu dimulai pada saat pewaris masih hidup.

    Sangat dimungkinkan jika pewaris menghendaki hartanya dibagi setelah pewaris meninggal.

    Atau harta warisan baru diserahkan sebagian pada saat pewaris masih hidup AWAL PEWARISAN

  • Harta yg diberikan oleh pewaris saat masih hidup masuk dalam kelompok harta warisan yang akan diperhitungkan pada saat pembagian waris.

    Sehingga anak yg sudah menerima harta pemberian dianggap telah menerima sebagian warisan, tergantung besarnya harta warisan yang tersisa

  • dalam hukum waris adat TIDAK MENGENAL HIBAH ATAU PEMBERIAN ??

    Hibah tidak dikenal sepanjang pemberian tsb ditujukan kpd ahli waris.merupakan pemberian yg penting dan bernilai tinggipemberian yang dilakukan bertujuan untuk memberikan bekal dasar bagi hidup ahli warisnya kelak

    Hibah atau pemberian seperti apa yang bisa digolongkan sebagai awal pewarisan?Pemberian berupa harta benda yang memiliki nilai tinggi.Ex: pemberian tanah atau rumah oleh ortu kpd anaknya.

    Kewajiban alimentasi tidak tergolong hibah sebagai awal pewarisan.

  • Dalam hukum waris adat, ahli waris tidak diwajibkan untuk menanggung hutang pewarisnya.

    ahli waris dilarang untuk memaksa pewaris agar segera membagi harta warisannya.

    Hal berbeda dengan hukum perdata BW, dimana ahli waris wajib menanggung hutang pewaris apabila ahli waris menerima warisan dari pewaris.

    Oleh karena itu dalam BW diperkenankan kepada ahli waris untuk menolak harta warisan.

  • Hukum Waris IslamTerdapat perhitungan atas hak yang telah ditetapkan oleh Hukum Islam;Anak angkat bukan ahli waris;Tidak dikenal sistem penggantian waris;Pewarisan baru terjadi setelah pewaris meninggalHarta warisan merupakan harta materiil (berwujud dan tidak berwujud)

    Hukum Waris Baratlegitime portie hak tiap ahli waris atas bagian tertentu yang diberikan oleh undang-undang;Memberikan hak mutlak kepada ahli waris untuk menuntut pembagian harta warisan;Pewarisan baru terjadi setelah pewaris meninggal.Harta warisan merupakan harta materiil (berwujud dan tidak berwujud)

  • Hukum Waris AdatTidak mengenal legitime portie;Harta peninggalan bisa bersifat tidak dapat dibagi, dapat dibagi dan dapat dibagi sebagianAnak merupakan ahli waris yang utama;Dikenal sistem penggantian waris;Pewarisan dapat terjadi saat pewaris masih hidupHarta warisan dapat berupa harta materiil ataupun harta immateriil.

  • Struktur kekerabatan masyarakat mempengaruhi sistem pewarisan.

    Proses pewarisan dapat dimulai ketika pewaris masih hidup. Meninggalnya seseorang tidak menimbulkan perubahan yang fundamental dalam proses pewarisan dalam hukum adat.

    Dalam hukum waris adat tidak dikenal hibah. Karena setiap pemberian yang dilakukan sebelum pewaris meninggal merupakan awal pewarisan dalam perspektif hukum adat.

    Fungsi pewarisan adalah pemberian bekal dasar hidup bagi keluarga, kerabat atau bagi brayat/somah yang terbentuk.

  • Semakin erat keluarga mandiri semakin lemah ikatan dg kerabat

    Kekuatan berlaku yg lemah bagi keluarga yg hidup memisahkan diri dari kerabatnya.Semakin erat keluarga mandiri semakin lemah ikatan dengan kerabatKekuatan berlaku yang ;emah bagi keluarga yang hid

  • Penerusan dan pengalihan dalam proses pewarisan dapat berupa pembagian atau usaha untuk mempertahankan keutuhan dari harta warisan. Dipertahankannya harta warisan secara utuh dapat dilakukan sementara atau bisa juga selamanya.

    Pada asasnya pewarisan di dalam hukum adat itu berjalan menurun, artinya pewarisan tersebut dialihkan atau diturunkan kepada anaknya. Sepanjang pewaris memiliki anak, anak adalah satu2nya ahli waris yang akan menutup ahli waris lainnya. anak adalah ahli waris yang pertama dan utama. Ahli waris lainnya baru bisa terbuka apabila pewaris tidak memiliki anak.

  • tidak sepenuhnya berlaku pada masyarakat matrilineal dan patrilinealPatrilineal hanya turun kepada anak laki2Matrilineal hanya turun dari harta peninggalan Ibu. H.Peninggalan ayah turun kpd kemenakannyaLampung Privilege yg berbeda antara anak yg satu dg yg lain.

    hanya bisa berlaku secara penuh dalam sistem kekerabatan parental.

  • Jika pewaris tidak punya anak, maka pewarisan AKAN BERJALAN KE ATAS atau kepada orang tua pewaris.

    Jika ortu pewaris sudah meninggal, maka pewarisan AKAN BERJALAN KE SAMPING ke saudara2 pewaris.

    Jika pewaris tidak memiliki saudara, maka pewarisan akan BERJALAN KE ATAS LAGI kepada garis atas tingkat kedua,

    Jika tidak ada juga maka pewarisan akan kepada saudara dalam tingkat/taraf kedua, dan selanjutnya sampai dengan taraf ketiga

  • Jika ahli waris meninggal lebih dulu dari orang tuanya, namun ahli waris tersebut telah memiliki anak (cucu pewaris).

    Penggantian tempat terjadi dalam artian si cucu menggantikan tempat ayah atau ibunya yang sudah meninggal, untuk menerima waris dari kakek atau neneknya.

  • Dalam hukum waris adat tidak dikenal legitime portie atau bagian-bagian mutlak yang sudah ditentukan sebagaimana dalam hukum waris BW atau waris Islam.

    yang menjadi dasar dari pembagian waris menurut hukum adat adalah kesepakatan sebagai hasil dari musyawarah.

    Jika ingin melakukan pembagian waris, biasanya pewaris akan mengumpulkan seluruh ahli warisnya.

  • Sistem Pewarisan Individual,Sistem Pewarisan KolektifSistem Pewarisan Mayorat

  • Sistem Pewarisan IndividualHarta warisan merupakan harta yang dapat dibagi;memberikan hak waris kepada setiap individu ahli waris, baik laki2 maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk menerima harta warisanlazimnya dilakukan oleh masyarakat parental. Namun dlm keadaan tertentu masy parental juga bisa memberlakukan sistem kewarisan yg lain.

  • Sistem Pewarisan KolektifUntuk harta warisan yang tidak dapat dibagiharta warisan akan diberikan kepada setiap ahli waris untuk dikelola secara kolektif. Manfaat yang timbul juga akan dinikmati secara bersama.Cenderung berlaku terhadap harta peninggalan berupa Harta Pusaka;Harta warisan tidak dibagi2 secara individu, melainkan dikelola bersama-sama.Diterapkan di minangkabau, ambon dan minahasa.

  • Sistem Pewarisan MayoratHarta warisan merupakan harta yg dapat dibagi (secara terbatas).Harta warisan akan dibagi kepada anak laki-laki/ perempuan saja. Terdiri dari mayorat laki2 dan mayorat perempuan. Harta warisan bisa diberikan kepada anak laki2 tertua saja, atau termuda saja, atau setiap anak laki2 yg ada dalam keluarga.Anak laki2 yang menerima harta tersebut memiliki kewajiban dan tanggungjawab untuk mengelola harta tersebut dan menjamin kehidupan adik atau kakak2nya. Berlaku pada struktur masyarakat patrilineal atau matrilineal saja.

  • Sistem mayorat perempuan ataupun sistem kolektif tergantung pada bentuk perkawinannya.

    Jika laki2 masuk ke dalam kerabat istri, maka berlaku sistem kolektif. Tapi jika suami dan istri tetap menjadi anggota kerabatnya sendiri2, maka berlaku sistem mayorat perempuan. Jika si istri meninggal, maka anak2 perempuan akan menerima warisan dari harta ibunya. Harta peninggalan dari ayah/suami akan jatuh kepada kaum kemenakan, yaitu saudara perempuan dan anak2 dari saudara perempuan suami.

  • Apakah masing2 sistem waris dalam hukum adat berlakunya selalu menunjuk pada sistem kekerabatan yang dianut suatu keluarga?

  • Sistem pewarisan tidak selalu berdasarkan pada sistem kekerabatan, karena dalam keadaan tertentu bisa juga mendasarkan pada kondisi lain (sifat atau bentuk harta peninggalan).

    Sistem individual pun tidak berarti menggunakan perbandingan 1:1

    tergantung pada hasil musyawarah dengan memperhatikan kondisi2 dari masing2 ahli waris.

  • Perkawinan Bebas (mentas) Pewarisan individual

    Perkawinan Jujur Pewarisan Mayorat

    Perkawinan Semenda Pewarisan MayoratSemenda Nunggu (laki2 masuk kerabat perempuan) Pewarisan Kolektif

    Pewarisan terhadap Benda Pusaka Pewarisan Kolektif

  • Harta Peninggalan TIDAK SAMA DENGAN Harta Warisan

    Harta Warisan Harta Peninggalan yang sudah bersih

    Berdasarkan Bentuknya:Harta yg dapat dibagi selain harta pusakaHarta yang tidak dapat dibagi harta pusaka

    Berdasarkan Sifatnya:Harta materiil;Harta immateriil

    Harta Pusaka tidak dapat dialihkan dan dikuasai secara individuTanah pusaka tinggi, rumah gadang, lahan pertanian, tanah dati (Ambon)

  • Dalam hukum adat, bukan hanya harta materiil yang bisa diwariskan melainkan juga harta immateriil.

    Seperti misalnya jabatan adat, gelar adat atau kepandaian yang diberikan kepada ahli waris. Biasanya pewarisan semacam ini akan disesuaikan dg sifat dan karakter ahli waris.

  • Harta AsalHarta BawaanPembujangan/ penantian + harta pembekalan (unilateral) harta pembekalan masuk mjd harta suami (patrilineal) atau istri (matrilineal)Harta pembekalan suami + pembekalan istri (bilateral)Harta Peninggalan harta pusakaPeninggalan Tak terbagiPeninggalan Belum TerbagiPeninggalan TerbagiHarta Pencarian harta bersama (gono-gini)Harta Pemberian Hibah WasiatHak & Kewajiban

  • Usaha Mempertahankan Harta Warisan untuk Sementara karena:Ahli waris belum bisa berkumpul semua.Harta warisan masih dalam sengketa.Harta Warisan terbatas, sedangkan ahli warisnya banyakTerdapat ahli waris yg masih anak2 (waris gantungan) sehingga harta warisan akan diberikan setelah ahli waris tersebut dewasa pusaka utk anak laki2.Masih ada ortu/ janda/duda dari ahli waris yang tinggal di rumah ybs, sehingga ahli waris tdk dpt mengusirnya.Janda menikah lg dg saudara laki-laki suaminya (leviraat).Menunggu cucu laki2 yg lahir dr salah satu anak perempuannyaHarta Peninggalan masih dibebani hak tanggungan, atau pewarisnya masih terbelit hutang, atau hutangnya belum terhitung dg jelas

  • Harta warisan yang dipertahankan utk selamanya harta yang menurut sifatnya tidak bisa dibagi.

    Harta Pusaka bukan berarti memiliki kekuatan magis, melainkan merupakan harta yang digunakan untuk kepentingan brsama atau memerlukan pelestarian.

    Contoh: rumah gadang di minangkabau yg merupakan harta pusaka tinggi, atau RUMAH TUA pada masyarakat jawa untuk tempat kumpul keluarga. TANAH KALEKERAN di Minahasa dan TANAH DATI di Ambon, TANAH BUWAY di Lampung, yang ketiganya merupakan tanah kerabat.

  • Pewaris seseorang yang menurunkan atau mengalihkan harta warisan kpd ahli waris, baik saat masih hidup atapun setelah meninggal;

    Ahli waris seseorang atau beberapa orang yang menerima harta warisan dari pewaris, utk kemudian diteruskan penguasaannya atau dimanfaatkan sbg nafkah hidup.

  • Anak & keturunannya garis ke bawahOrang Tua (Ayah & Ibu) garis ke atas ISaudara & keturunannya garis ke samping IKakek & nenek Garis ke atas IISaudara Ortu & keturunannya Garis ke samping IIBuyut (ortu kakek & nenek) Garis ke atas IIISaudara Kakek & Nenek Garis ke samping III

  • Pada dasarnya anak yg menjadi ahli waris adalah anak kandung atau yg kedudukannya dipersamakan dg itu;Anak yg lahir di luar perkawinan hanya memiliki hak mewaris dari Ibunya;Anak asuh dan anak tiri tidak memiliki hak mewaris dari ortu asuh atau ortu tirinya;Berkaitan dg sistem kekerabatan, jenis kelamin anak jg menentukan hak mewarisnya.

  • Anak Laki-laki kandungAnak sulung sebagian besar masy. PatrilinealAnak bungsu Dayak kendayan, Batak (anak bungsu yg tinggal terlama bersama ortu)

    Anak Laki-laki AngkatBagian anak angkat lebih kecil dari anak kandungHak Mewaris penuh apabila ortu angkat tidak punya anak kandung.Tidak berlaku bagi anak angkat karena perkawinan sentana (Bali), Ngakuk Ragah (Lampung Pepadum)

  • Anak Perempuan kandungKhusus bagi Harta Pusaka Anak sulung sebagai tunggu tubang (pengurus harta warisan) dan didampingi kakak laki2 tertua sebagai payung jurai (pelindung keturunan)

    Anak Perempuan AngkatBagian anak angkat lebih kecil dari anak kandungHak Mewaris penuh apabila ortu angkat tidak punya anak kandung.

  • Anak Laki2 dan Anak PerempuanSama2 memiliki hak mewaris namun belum tentu mendapat bagian yang sama.

    Anak AngkatBagian anak angkat lebih kecil dari anak kandungHak Mewaris penuh apabila ortu angkat tidak punya anak kandung.Anak angkat juga mewaris dari ortu kandungnya (kerabat asalnya)

  • Janda atau Duda bukan ahli waris, melainkan jembatan emas pewarisan, yang menghubungkan pewaris dengan ahli warisnya (anak)

    Janda atau duda tetap dapat menikmati harta bersama dan tinggal di kediaman bersama, sepanjang tidak kawin lagi.

    Ahli waris tidak dapat memaksa janda/ duda utk meninggalkan kediaman bersama, sepanjang ia tidak kawin lagi.

  • PatrilinealJanda hanya mendapat nafkah hidup;Janda tidak berhak atas Harta bersama dan Harta Asal Suami (hanya diwariskan kpd anak2nya)Duda menguasai seluruh harta bersamaHarta Bawaan istri diwariskan kpd anak2nyaJanda (krn cerai) hanya menguasai harta bawaannya sendiri

    MatrilinealSemenda Ngangkit kebalikan dr patrilinealAnak mewaris dari harta bersama + harta bawaan Ibu + harta bawaan Ayah

    Semenda Bebas harta bersama dibagi dua, masing2 menguasai harta bawaannya sendiri. Anak hanya mewaris dari harta bersama + harta bawaan IbunyaHarta bawaan ayah diwariskan kpd kemenakannya

  • ParentalJanda/ duda pada dasarnya bukan ahli warisJanda/ duda hanya menerima setengah harta bersama + harta bawaannya sendiriJanda/ duda berhak atas harta peninggalan pasangannya sebagai nafkah hidup, sepanjang tidak menikah lagi.Anak mewaris dari harta bersama kedua ortu + harta bawaan kedua ortu

  • PembekalanPatrilineal: saba bangunan, pauseang (Batak), dusun lele peello (Ambon) tanah utk anak perempuanMatrilineal: Anak laki2 mendapat pembekalan dri Ayahnya Parental: Pembekalan yg diberikan kpd anak angkatWasiatPenunjukkan (wekas, weling, umanat)pembagian harta saat Pewaris msh hidup, dan sudah mendekati akhir hidupnya. Ahli waris akan dikumpulkan dan dan ditunjukkan harta mana saja yang menjadi bagiannya.

  • Musyawarah keluargaMusyawarah AdatPeradilan AdatKAN (Kerapatan Adat Nagari (Minangkabau)Peradilan Gampong (Aceh)Sangkep Desa ( Bali)Litigasi atau pengadilan formal

  • Putusan MA No. 179 K/SIP/1961 (23/10/61)anak laki2 dan perempuan memiliki hak yang sama utk mewaris kasus di Tanah Karo

    Putusan MA No. 415 K/SIP/1970 (30/6/70)Hukum Adat di Tapanuli telah berkembang ke arah pemberian hak yang sama kepada anak perempuan seperti anak lelaki

    Putusan MA No. 1037 K/SIP/1971 (19/2/73)Tanah yang bukan merupakan tanah pusaka di Tapanuli (golad), dalam hal tidak ada anak laki2, dapat diturunkan kpd anak perempuan.

  • Putusan MA No. 14 K/SIP/1975 (13/7/76)Seorang cucu tidak merupakan ahli waris kakeknya, dalam hal ketika sang kakek meninggal, dan ortu masih hidup, si cucu tidak memiliki hak mewarisPutusan MA No. 284 K/SIP/1975 (2/11/1976)dalam hal tidak ada anak, maka setengah bagian warisan untuk janda dan setengah bagian utk keluarga suami, atau janda bisa menikmati seluruhnya sepanjang ia tidak kawin lagi

  • Radja Simatupang menikah dg Voila Harahap melalui perkawinan jujur. Sebelum menikah Radja telah memiliki sebuah rumah dan mobil Toyota Avanza. Sementara Voila membawa serta mobil Honda Jazz ke dlm pernikahannya. Mereka dikaruniai 1 (satu) anak laki2 bernama Rudi dan 1 (satu) anak perempuan bernama Susanti. Voila tinggal bersama di rumah Radja. Setelah menikah mereka membuka usaha penerbitan dg berkantor di salah satu ruko milik ortu Voila. Usahanya semakin hari semakin berkembang dan ditaksir asetnya mencapai Rp. 1 milyar Ketika perkawinan menginjak usia 10 tahun, Radja mendapat warisan tanah seluas 30 Ha yg diatasnya berdiri tegak rumah peninggalan leluhur Radja dan juga perkebunan milik keluarga besar Radja. Karena Steven Jhonson Syndrome yg dideritanya, Radja akhirnya meninggal dunia tepat dihari ulang tahun putranya yang ke 21. Radja meninggalkan 1 istri, 1 putra, 1 putri dan 2 saudara laki-laki.

    Pertanyaan:Tentukan jenis-jenis harta peninggalan dalam kasus tersebut di atas.Dari harta peninggalan Radja Simatupang tersebut, yang manakah merupakan harta peninggalan yang dapat dibagi dan harta peninggalan yang tidak dapat dibagi.Siapa sajakah yg menjadi ahli waris dari Radja Simatupang? Jelaskan alasan saudara!Jelaskan mekanisme pembagian waris berdasarkan kasus di atas.

  • Bejo dan Srintil adalah sepasang pengantin yg baru saja menikah dg bentuk perkawinan mentas. Sebagai modal awal pernikahan mereka, orang tua Srintil memberikan sebidang tanah kepada anaknya senilai Rp. 400 juta, dengan harapan tanah tersebut nantinya dapat dimanfaatkan oleh Srintil untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Oleh Bejo, suami Srintil, tanah tersebut digunakan utk usaha rumah makan hingga akhirnya berkembang dan mampu menghasilkan omzet 5 juta per bulan. Bosan mengontrak rumah, 5 bulan setelah pernikahannya, Srintil memberanikan diri untuk mengajukan kredit ke Bank dan membeli rumah kecil dipinggiran Kota Yogya seharga 350 juta dg masa cicilan 15 tahun. Pada tahun kedua perkawinannya, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yg dinamakan Pitaloka. Setelah Pitaloka lahir kondisi keuangan keluarga Bejo dan Srintil semakin membaik, hingga akhirnya mereka mampu membeli rumah di tengah kota seharga Rp. 950 Juta. Selain itu usaha rumah makan yg dirintis Bejo pun semakin berkembang dan mampu menghasilkan 5 cabang baru, bahkan sampai ke Solo. Ditaksir usaha rumah makan tersebut (di luar harga tanah yang diberikan ortu Srintil) senilai Rp. 800 Juta. Pada tahun ke-5 pernikahan mereka, warisan ortu Bejo dibagikan, dan Bejo juga mendapat tanah perkebunan di Temanggung senilai Rp. 500 Juta.Sejak melahirkan, Srintil semakin menyibukkan diri dg pekerjaaannya yg juga makin menanjak, dan Bejo yang merasa diabaikan akhirnya mencari perhatian kepada wanita lain bernama Yati Mancung, hingga lahirlah seorang anak laki-laki dari hubungan terlarang itu, yang dinamakannya Untung. Bejo secara jantan mengakui bahwa anak yg lahir itu merupakan anak kandungnya dan Ia menyatakan sanggup bertanggungjawab terhadap anak tersebut. Sayangnya di saat Untung belum genap berusia 10 tahun, Bejo meninggal dunia karena terjatuh dari atap rumah saat mengambilkan layang-layang Untung yg tersangkut.

    Pertanyaan:Tentukan jenis-jenis harta peninggalan Bejo dalam kasus tersebut.Siapa sajakah ahli waris dalam kasus di atas?Bagaimakah pembagian waris yang dapat dilakukan pada kasus di atas?

  • Maria Kristova menikah dg Mario Junus melalui perkawinan semenda pd tahun 1980. Mereka memiliki 3 org anak, yaitu Sandi Bahari (1981), Sumbing Jelita (1984) dan Ayu Soka (1985). Sebelum perkawinannya, Maria memiliki sebidang tanah dan rumah (Rp. 500 juta) dan sebidang tanah sawah (Rp. 200 juta) yang merupakan pemberian dari orang tua Maria. Sedangkan Mario membawa 1 unit truk (50 juta) dan sebidang tanah kebun kelapa sawit (700 juta). Pada saat pernikahan mereka, Maria mendapatkan warisan dari ortunya berupa Rumah Gadang peninggalan leluhurnya senilai 400 Juta. Maria sendiri bekerja sebagai guru dg penghasilan 60 juta per tahun dan Mario adalah pengusaha kelapa sawit dengan penghasilan 150 juta per tahun. Setelah 20 tahun membina rumah tangga, mereka memutuskan utk bercerai dg meninggalkan 3 org anak dan 1 org cucu perempuan, anak dri Sumbing Jelita serta 1 org cucu laki2, anak dari Sandi Bahari.Pertanyaan:Tentukan jenis dan sifat harta peninggalan dalam kasus tersebut di atas.Siapa sajakah yg menjadi ahli waris dari Maria Kristova dan Mario Junus apabila keduanya meninggal setelah perceraian? Jelaskan mekanisme pembagian waris berdasarkan kasus di atas.