111
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri ego identity. Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, diantaranya yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman sebayanya (Desmita, 2016: 37). Yang dimaksud hubungan matang disini yaitu mampu menerima kekurangan dan kelebihan teman sebayanya. Pada masa remaja berkembang social cognition yaitu kemampuan memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, maupun perasannya. Pemahaman ini mendorong remaja menjalin hubungan sosial dengan yang lebih akrab dengan mereka, terutama teman sebaya, baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan (Daryanto, 2015: 85). Yang termasuk karakteristik penting yang lain dalam masa remaja yaitu mampu menerima fisik dan mampu menggunakannya secara efektif (Desmita, 2016: 37). Kegagalan mengalami perubahan bentuk tubuh menjadi salah satu penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik selama remaja. Kebingungan remaja dalam menyikapi kondisi fisik dan psikologis pada masa peralihan sering menimbulkan perilaku yang kurang sesuai, yang ditampilkan dalam bentuk rasa rendah diri, cemas yang berlebihan, dan pandangan diri yang cenderung negatif.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak

dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa

pencarian jati diri ego identity. Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik

penting, diantaranya yaitu mencapai hubungan yang matang dengan teman

sebayanya (Desmita, 2016: 37). Yang dimaksud hubungan matang disini yaitu

mampu menerima kekurangan dan kelebihan teman sebayanya. Pada masa remaja

berkembang social cognition yaitu kemampuan memahami orang lain. Remaja

memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat

pribadi, minat, maupun perasannya. Pemahaman ini mendorong remaja menjalin

hubungan sosial dengan yang lebih akrab dengan mereka, terutama teman sebaya,

baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan (Daryanto, 2015: 85).

Yang termasuk karakteristik penting yang lain dalam masa remaja yaitu

mampu menerima fisik dan mampu menggunakannya secara efektif (Desmita,

2016: 37). Kegagalan mengalami perubahan bentuk tubuh menjadi salah satu

penyebab timbulnya konsep diri yang kurang baik selama remaja. Kebingungan

remaja dalam menyikapi kondisi fisik dan psikologis pada masa peralihan sering

menimbulkan perilaku yang kurang sesuai, yang ditampilkan dalam bentuk rasa

rendah diri, cemas yang berlebihan, dan pandangan diri yang cenderung negatif.

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

2

Keadaan fisik pada masa remaja merupakan sumber pembentukan identitas diri dan

konsep diri, maka remaja yang tidak percaya diri terhadap fisik yang dimilikinya

akan mengalami konsep diri yang negatif.

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan belum mengenal akan dirinya,

belum memiliki konsep serta belum bisa menilai apapun yang ada pada dirinya.

Seiring dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, kognitif, dan kemampuan sosial,

maka seseorang mulai mampu mengenal dirinya, mulai mengerti akan konsep diri

masing-masing.

Konsep tentang diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu

karena konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai

situasi (Alex Sobur, 2003: 510). Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri,

yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai

yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara kita

melihat diri kita sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri,

dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang

kita harapkan. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dimaknai jika konsep

diri merupakan pandangan seseorang terhadap diri sendiri.

Menurut Sasse (dalam Suyuti, 2010: 72) mengelompokkan konsep diri

menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Semakin baik atau

positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan.

Sebab, dengan konsep diri yang baik atau positif, seseorang akan bersikap optimis,

berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

3

diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap

dan berfikir positif. Sebaliknya, semakin jelek atau negatif konsep diri seseorang,

maka semakin sulit seseorang untuk berhasil. Sebab, dengan konsep diri yang jelek

atau negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal

sehingga tidak berani mencoba hal-hal baru dan menentang, merasa diri bodoh,

rendah diri, merasa diri tidak berguna, psimis, serta berbagai perasaan dan perilaku

inferior lainnya (Desmita, 2016: 164). Karakteristik konsep diri negatif antara lain

yaitu peka terhadap kritik, kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang

lain sebagai proses refleksi diri. Begitu juga ketika seseorang mengalami hambatan

dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya, merasa kurang mampu berinteraksi

dengan orang lain.

Dalam hal ini, perlu adanya metode yang digunakan untuk memperbaiki

konsep diri siswa, sehingga adanya peningkatan pemikiran siswa untuk lebih baik

yaitu dengan menggunakan konseling kelompok dengan teknik cognitive

restructuring. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mufidatin Anifah,

mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Kependidikan Islam angkatan 2015 dengan judul skripsi

“Implementasi Teknik Cognitive Restructuring Dalam Menangani Konsep Diri

Rendah Pada Siswa X di SMP Negeri Ujungpangkah” membuahkan hasil bahwa

teknik Cognitive Restructuring mampu digunakan dalam menangani rendahnya

konsep diri siswa. Konseling kelompok merupakan interaksi antara konselor

dengan konseli secara kelompok. Adanya interaksi memberi dan menerima dalam

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

4

konseling kelompok diharapkan dapat menimbulkan rasa saling menolong,

menerima dan berempati tulus sehingga terbentuklah konsep diri yang positif pada

klien (Namora Lumongga Lubis, 2011: 200). Biasanya konselor profesional

menggunakan teknik cognitive restructuring dengan klien yang membutuhkan

bantuan untuk mengganti pikiran dan interpretasi negatif dengan pikiran dan

tindakan yang lebih positif. Teknik cognitive restructuring merupakan salah satu

teknik yang dapat digunakan dengan individu-individu yang pikirannya

terpolarisasi, menunjukkan ketakutan dan kecemasan dalam situasi-situasi tertentu,

atau bereaksi berlebihan terhadap masalah-masalah kehidupan biasa dengan

menggunakan langkah-langkah ekstrem (Bradley, 2017: 267).

Berdasarkan observasi pada tanggal 16 September 2019 dengan salah satu

guru Bimbingan dan Konseling SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu ada sebagian

siswa yang kurang percaya diri akan dirinya dalam aspek akademis, diantaranya

siswa kurang rajin dalam mengerjakan tugas dengan alasan belum bisa dan tidak

mau mencoba mengerjakan sesuai kemampuannya. Dalam aspek lain, siswa pun

ada yang kurang percaya diri dengan keadaan fisiknya, sehingga kurang bisa

bersosial dengan temannya. Konsep diri dapat mempengaruhi persepsi individu

tentang lingkungan sekitar dan perilakunya, sebagaimana dikemukakan oleh Jiang

(2000) bahwa perkembangan konsep diri dan percaya diri yang positif akan

berpengaruh positif terhadap perkembangan sosial. Siswa yang memiliki konsep

diri positif menjadi tidak cemas dalam menghadapi situasi baru, mampu bergaul

dengan teman-teman seusianya, lebih kooperatif dan mampu mengikuti aturan-

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

5

aturan dan norma-norma yang berlaku (Syamsul Bachri Thalib, 2017: 122). Dalam

hal ini pun masih ada sebagian siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu yang

belum sadar akan peraturan yang tujuannya untuk meningktakan kedisiplinan,

yakni masih banyak yang telat, berpakaian tidak sesuai aturan, dan lain-lain. Dari

hasil observasi tersebut, maka siswa yang mengalami hal tersebut tergolong siswa

yang mengalami konsep diri negatif.

Berdasarkan fenomena yang ada, maka perlu dikaji mengenai Efektifitas

teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa di SMA Ya

BAKII 2 Gandrungmangu dalam penelitian eksperimen kuasi.

B. Definisi Operasional

1. Efektivitas Teknik Cognitive Restructuring

Efektivitas berasal dari kata “efektif” yang artinya ada efeknya (ada

akibatnya, pengaruhnya, kesannya). Sedangkan yang dimaksud efektivitas

adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan hasil guna sesuai yang

diharapkan (Poerwadarminta, 2007: 311).

Teknik Cognitive Restructuring merupakan teknik yang melibatkan

penerapan prinsip-prinsip belajar pada pikiran. Cognitive restructuring biasa

digunakan untuk siswa yang membutuhkan bantuan untuk mengganti pikiran

dan interpretasi negatif dengan pikiran dan tindakan yang lebih positif. Strategi

Cognitive Restructuring tidak hanya membantu konseli belajar mengenal dan

menghentikan pikiran-pikiran negatif atau yang merusak diri, tetapi juga

mengganti pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih positif

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

6

(Mochamad Nursalim, 2013: 32). Jadi teknik Cognitive Restructuring dalam

penelitian ini yaitu peneliti memberikan konseling kepada siswa dengan cara

mengenalkan dan mengganti pemikiran siswa yang awalnya negatif dengan

pemikiran yang lebih positif, yang mana teknik Cognitive Restructuring ini

dilakukan melalui konseling kepada 4 – 8 siswa yang memiliki konsep diri

rendah.

2. Konsep diri

Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.

Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis (Jalaluddin

Rakhmat, 2012: 99). Konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri yang

mencakup keyakinan, pandangan dan pemikiran seseorang terhadap dirinya

sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan

bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang

kita harapkan. Santrock (1987) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada

evaluasi bidang tertentu dari diri sendiri. Sementara itu, Atwater (1987)

menyebutkan konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi

persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang

berhubungan dengan dirinya (Desmita, 2016: 163).

Yang dimaksud konsep diri dalam penelitian ini adalah pandangan

seseorang terhadap dirinya sendiri, yang meliputi beberapa aspek yang ada

seperti fisik dan akademis dan sosial.

3. Siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

7

Siswa adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang

tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan disekolah, dengan

tujuan menjadi manusia yang berilmu pengetahuan, berketrampilan,

berpengalaman, berkepribadian, berakhlak mulia dan mandiri.

SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu adalah suatu pendidikan

menengah atas yang berdiri di bawah naungan lembaga Ya BAKII yang

beralamat di Jl. Raya Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu,

Kabupaten Cilacap.

Jadi yang dimaksud dengan judul “Efektivitas teknik Cognitive

Restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2

Gandrungmangu” adalah hasil guna dari kegiatan konseling yang dilakukan

kepada 4 – 8 siswa yang memiliki konsep diri rendah dengan cara mengenalkan

dan mengganti pemikiran yang negatif dengan pemikiran yang positif.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, maka dapat

penulis rumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2

Gandrungmangu?

2. Bagaimana efektivitas teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan

konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu?

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

8

D. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh data konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

2. Menguji efektivitas teknik Cognitive Restructuring untuk meningkatkan konsep

diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk mengetahui konsep diri siswa SMA YA BAKII dan lebih mendalami

terkait teknik Cognitive Restructuring.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak sebagai berikut.

a. Bagi peneliti

Menambahkan pengalaman dan pengetahuan mengenai teknik Cognitive

Restructuring untuk meningkatkan konsep diri.

b. Bagi guru Bimbingan dan Konseling

Guru BK SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu, dapat mempergunakan

teknik cognitive restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa,

sehingga mampu memaksimalkan potensi siswa dalam proses

pembelajaran, kehidupan pribadi sosial dan karir.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

9

F. Telaah Pustaka

Sejauh penulis menelaah tentang buku-buku dan bacaan lainnya maka

peneliti menemukan buku yang berkaitan dengan judul diatas, diantaranya adalah:

Buku 40 Teknik yang Harus diketahui setiap konselor (2017) karangan

Bradley T. Erford menjelaskan tentang beberapa teknik-teknik yang harus diketahui

oleh para konselor dalam menjalankan konseling. Dari beberapa teknik yang ada,

disini peneliti mengambil teknik Cognitive Restructuring dalam praktik konseling

kelompok. Cognitive Restructuring adalah sebuah teknik yang lahir dari terapi

kognitif dan biasanya dikaitkan dengan karya Albert Ellis, Aaron Beck, dan Don

Meichenbaum. Cognitive Restructuring melibatkan penerapan prinsip-prinsip

belajar pada pikiran. Teknik ini dirancang untuk membantu mencapai respons

emosional yang lebih baik dengan mengubah kebiasaan penilaian habitual

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu terbias (Dombeck & Wells-Moran,2014).

Buku Psikologi Perkembangan Peserta Didik (2016) Karangan Desmita

yang menjelaskan terkait tugas-tugas perkembangan peserta didik sesuai dengan

fase pertumbuhannya, dan menjelaskan terkait pengertian konsep diri. Didalam

buku ini dijelaskan bahwa karakteristik peserta didik SMA atau seusia remaja

diantaranya yaitu mampu mencapai hubungan yang matang dengan teman

sebanyanya, mampu menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara

efektif. Selain itu juga membahas terkait konsep diri peserta didik. Menurut Burns

(1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita

sendiri. Sedangkan Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

10

seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya,

motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan

sebagainya.

Buku Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif (2017)

karangan Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si yang membahas tentang

pengertian konsep diri, aspek-aspek konsep diri, dan beberapa faktor yang

mempengaruhi konsep diri. Didalam buku ini dijelaskan bahwa konsep diri seagai

gambaran tentang diri sendiri dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu

dengan lingkungan sekitar, pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam

kehidupan keseharian. Sebagaimana halnya dalam perkembangan pada umunya,

keluarga, khususnya orang tua berperan penting dalam perkembangan konsep diri

anak. Konsep diri terbentuk dan atau berkembang secara gradual dalam proses

pengasuhan termasuk interaksi interpersonal antara ibu-anak.

Buku Strategi dan Intervensi Konseling (2013) karya Drs. Mochamad

Nursalim, M.Si yang menjelaskan tentang teknik yang akan peneliti gunakan yaitu

teknik Cognitive Restructuring. Disini dijelaskan bahwa strategi Cognitive

Restructuring ini membantu konseli untuk menetapkan hubungan antara persepsi

dan kognisinya dengan emosi dan perilakunya, dan untuk mengidentifikasi persepsi

atau kognisi yang salah atau merusak diri, dan mengganti persepsi atau kognisi

dengan persepsi yang lebih meningkatkan diri (Cormier dan Cormier, 1985). Dan

dibahas pula terkait beberapa prosedur Cognitive Restructuring dalam enam bagian

utama. Yaitu : rasional, identifikasi pikiran konseli dalm situasi problem,

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

11

pengenalan dan latian coping thought (CT), pindah dari pikiran-pikiran negatif ke

coping thought (CT), pengenalan dan latihan penguatan positif, tugas rumah dan

tindak lanjut.

Buku Psikologi Komunikasi (2012) karangan Drs. Jalaluddin

Rakhmat,M.Sc yang menjelaskan terkait pengertian konsep diri, faktor-faktor yang

mempengaruhi konsep diri, serta pengaruh konsep diri pada komunikasi

interpersonal. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungki

sesuai dengan konsep dirinya. Bila seorang siswa menganggap dirinya sebagai

orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri sekolahan secara teratur, membuat

catatan yang tepat, mempelajari pelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga

memperleh nilai akademis yang baik.

Buku Memahami Dasar-Dasar Konseling Dalam Teori Dan Praktik

(2011) karangan Dr. Namora Lumongga Lubis,M.Sc yang menjelaskan tentang

konseling kelompok meliputi pengertian dan tujuan dari konseling kelompok. Dari

buku ini dijelaskan bahwa konseling kelompok merupakan interaksi antara konselor

dengan konseli secara kelompok.

Buku Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah (2003) karangan Drs. Alex

Sobur, M.Si yang menjelaskan tentang pengertian konsep diri. Konsep diri

merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu, karena konsep diri

menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi.

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

12

Buku Life Balance Ways (2010) karangan Eko Jalu Santoso yang

menjelaskan tentang konsep diri positif. Bahwasannya manusia memiliki banyak

pemikiran. Dalam menyikapi berbagai pikiran yang datang, maka diperlukan

orientasi yang ditentukan oleh diri kita sendiri. Semakin berpikir positif, maka

hasilnya pun akan positif, begitu juga sebaliknya.

Buku Mengapa Rendah Diri (2012) karangan Paul L Centi yang

menjelaskan terkait konsep diri negatif. Orang yang konsep dirinya negatif,

cenderung berpikir tentang diri sendiri dari segi negatifnya, dan sulit untuk

menemukan hal yang pantas untuk dihargai.

Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam

angkatan 2015 bernama Mufidatin Anifah dengan judul skripsi “Implementasi

Teknik Cognitive Restructuring Dalam Menangani Konsep Diri Rendah Pada

Siswa X di SMP Negeri 1 Ujungpangkah” dari hasil penelitian yang Mufidatin

Anifah lakukan, bahwasannya teknik Cognitive Restructuring itu mampu

digunakan dalam menangani siswa yang mengalami konsep diri rendah, karena

teknik tersebut bertujuan untuk mengubah pandangan atau pola pikir seseorang

yang negatif dan melatih siswa dengan tegas untuk mengubah pandangan atau pola

pikir tersebut menjadi lebih baik atau pola pikir menjadi lebih meningkat.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah pada variabel x dan variabel y. Keduanya sama yaitu variabel x-nya

Cognitive Restructuring dan variabel y-nya Konsep diri.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

13

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu pada pendekatan penelitiannya. Pendekatan dari penelitian ini yaitu

menggunakan deskriptif-kualitatif, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan

menggunakan eksperiman-kuantitatif.

Penelitian dengan judul “Teknik Cognitive Restructuring Untuk

Mereduksi Prokrastinasi Akademik Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2

Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017” yang dilakukan oleh Agustin Merdeka Wati

Indramastuti mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan angkatan 2017.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti

yaitu pada variabel X dan jenis pendekatan penelitian. Variabel X dalam penelitian

ini dan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah sama-sama menggunakan

teknik Cognitive Restructuring. Jenis pendekatan dalam penelitian ini dan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah penelitian eksperimen kuasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah pada variabel Y. Pada penelitian ini variabel Y-nya yaitu untuk

mereduksi Prokrastinasi akademik, sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu untuk meningkatkan konsep diri.

Penelitian dengan judul “Efektivitas Teknik Restrukturisasi Kognitif

Dalam Konseling Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa” yang

dilakukan oleh Mahasiswa sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Islam

program Studi Bimbingan dan Konseling Angkatan 2016 yang bernama Suwanto.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

14

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu pada variabel Y dan pada pendekatan penelitian. Pada penelitian ini

dan penelitain yang akan dilakukan oleh peneliti variabel Y-nya yaitu sama-sama

untuk meningkatkan konsep diri. Jenis pendekatan dalam penelitian ini dan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah eksperimen kuasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu pada variabel x-nya. Pada penelitian ini variabel x-nya yaitu

restrukturisasi kognitif, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti yaitu cognitive restructuring.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan sebuah kerangka yang menentukan

bentuk atau gambaran skripsi yang akan dibuat setelah penelitian selesai dilakukan.

Secara umum isinya terdiri dari bagian awal, tengah dan akhir. Bagian awal skripsi

adalah bagian permulaan skripsi yang terdiri halaman judul, halaman persembahan,

halaman motto, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel,

dan halaman gambar atau halaman bagan. Selanjutnya bagian kedua yaitu bagian

tengah yang terdiri dari lima bab, dari bab I sampai bab V:

1. Bab I, berupa pendahuluan : latar belakang masalah, definisi operasional,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah pustaka, dan

sistematika penulisan skripsi.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

15

2. Bab II, berupa landasan teori yaitu pendeskripsian dan analisis teori yang

dijadikan sebagai dasar peneliti dalam melakukan penelitian.

3. Bab III, penggunaan metode penelitian yang terdiri dari jenis dan pendekatan

penelitian, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, subyek penelitian

(populasi, sampel, dan teknik sampling), metode pengumpulan data dan teknik

analisis data.

4. Bab IV, laporan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari beberapa sub

yaitu sub pertama tentang gambaran umum SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

Sub kedua berupa hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang telah

dilakukan peneliti mengenai teknik Cognitive Restructuring untuk

meningkatkan konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu.

5. Bab V, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Bagian akhir memuat daftar pustaka dan lampiran – lampiran.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN TENTANG KONSEP DIRI

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri merupakan bagian penting dalam perkembangan

kepribadian. Konsep diri merupakan representasi diri yang mencakup identitas

diri yakni karakteristik personal, pengalaman, peran, dan status sosial.

Secara umum Greenwald et al., (dalam Campbell et al., 1996)

menjelaskan bahwa Konsep diri sebagai suatu organisasi dinamis didefinisikan

sebagai skema kognitif tentang diri sendiri yang mencakup sifat-sifat, nilai-nilai,

peristiwa-peristiwa, dan memori semantik tentang diri sendiri serta kontrol

terhadap pengolahan informasi diri yang relevan.

Konsep diri sebagai pandangan yang dimiliki setiap orang mengenai

dirinya sendiri yang terbentuk, baik melalui pengalaman maupun pengamatan

terhadap diri sendiri, baik konsep diri secara umum (general self-concept)

maupun konsep diri secara spesifik termasuk konsep diri dalam kaitannya

dengan bidang akademik, karier, atletik, kemampuan artistik, dan fisik. Konsep

diri merupakan verifikasi diri, konsistensi diri, dan kompleksitas diri yang

terbuka untuk interpretasi sehingga secara umum berkaitan dengan pembelajaran

dan menjadi mediasi variabel motivasi dan pilihan tugas-tugas pembelajaran

(Black & Bornholt, 2000) (Syamsul Bachri Thalib. 2017: 121-122).

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

17

Sebagai sebuah konstruk psikologi, konsep diri didefinisikan secara

berbeda oleh para ahli. Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya mendefinisikan

konsep diri sebagai suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang diri sendiri.

Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang

tertentu dari diri sendiri. Sementara itu, Atwater (1987) menyebutkan bahwa

konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang

tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan

dirinya. Selanjutnya, Atwater mengidentifikasi konsep diri atas tiga bentuk.

Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu bagaimana seseorang

melihat dirinya sendiri. Kedua, Ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-

harapan seseorang mengenai dirinya. Ketiga, social self, yaitu bagaimana orang

lain melihat dirinya.

Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan

keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984),

mendefinisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks dari

keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan,

persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Sementara

itu, Cawagas (1983), menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh

pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya,

motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya,

dan sebagainya (Desmita, 2016: 164).

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

18

Williarn D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “those

physical, social, and psycological perceptions of ourselves that we have derived

from experiences and our interaction with outhers” (1974:40). Jadi konsep diri

ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Perspsi tentang diri ini boleh

bersifat psikologi, sosial, dan fisis. Konsep diri bukan hanya sekedar gambaran

deskriptif, tapi juga penilaian anda tentang diri anda. Jadi, konsep diri meliputi

apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tentang diri anda. Oleh

karena itu, Anita Taylor et al. Mendefinisikan konsep diri sebagai “all you think

and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about

yourself”(1977:98) (Jalaluddin Rakhmat, 2012: 98).

Gambaran penilaian tentang konsep diri dapat diketahui melalui

rentang respon dari adaptif sampai dengan maladaptif. Seperti yang

dikemukakan Stuart dan Sundeen tentang pembagian konsep diri sebagai

berikut:

a. Gambaran diri (Body Image)

Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnyaa secara

sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi, perasaan tentang

ukuran, bentuk, fungsi penampilan serta potensi tubuh saat ini dan masa lalu

yang secara kesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap

individu.

Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individu

memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

19

psikologisnya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya menerima dan

mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman,sehingga terhindar dari

rasa fcemas dan meningkatkan harga diri.

b. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi diri individu tentang bagaimana ia harus

berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal

tertentu.

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang

dipengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan

dan harapan pada masa remaja, idela diri ini akan dibentuk melalu proses

identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Agar individu mampu

berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal

diri.

c. Harga diri

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai

dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.

Banyaknya tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah dan harga diri

yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka akan cenderung menjadi harga

diri rendah. Serta harga diri itu diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.

Aspek yang utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang

lain.

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

20

d. Peran

Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan

dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat. Peran yang ditetapkan

adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan sedangkan peran yang

diterima adalah peran yang terpilij atau dipilih oleh individu sebagai

aktualisasi diri. Kemudian harga diri tinggi merupakan hasil dari peran yang

memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

e. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari

observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep

diri sebagai satu kesatuan yang utuh (Mufidatin Anifah, 2015: 22-24).

2. Aspek-Aspek Konsep Diri

Secara umum, konsep diri dirumuskan dalam dimensi yang berbeda-

beda bergantung pada sudut pandang masing-masing ahli. Song dan Hattie

(1984) menyatakan bahwa aspek-aspek konsep diri dibedakan menjadi konsep

diri akademis dan konsep diri non akademis. Konsep diri non-akademis

dibedakan lagi menjadi konsep diri sosial dan penampilan diri. Jadi, pada

dasarnya konsep diri mencakup aspek konsep diri akademis, konsep diri sosial

dan penampilan diri.

Hattie (2000) menggolongkan konsep diri atas dua kategori utama,

yaitu: Konsep diri umum dan konsep diri khusus. Konsep diri khusus mencakup

konsep diri akdemik, konsep diri sosial, dan prestasi diri. Konsep diri akademik

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

21

mencakup kemampuan akademik, prestasi akademik, dan konsep diri berkelas.

Konsep diri sosial termasuk konsep diri dalam hubungannya dengan teman

sebaya dan keluarga. Presentasi diri mencakup kepercayaan diri dan penampilan

fisik (Syamsul Bachri Thalib, 2017: 123).

Sedangkan menurut Berzonsky (1986) konsep diri memiliki empat

aspek, yaitu:

a. Aspek fisik (physical self), meliputi penilaian individu terhadap segala

sesuatu yang dimilikinya, seperti tubuh, pakaian dan benda yang

dimilikinya.

b. Aspek psikis (psychological self), aspek psikis mencakup pikiran, perasaan

dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri.

c. Aspek sosial (social self), meliputi bagaimana perasaan individu dalam

lingkup peran sosial dan penilaian individu terhadap peran tersebut.

d. Aspek moral (moral self), aspek moral merupakan nilai dan prinsip yang

memberi arti dan arah dalam hidup individu dan memandang nilai etika

moral dirinya. Seperti kejujuran, tanggungjawab atas kegagalan yang

dialami, religiusitas, serta perilakunya dengan norma-norma masyarakat

yang ada. (Krisna Susilowati, 2011: 36).

Berdasarkan uraian diatas, aspek-aspek yang dinyatakan oleh

Berzonsky (1986) lebih menyeluruh, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep

diri memiliki empat aspek antara lain: aspek fisik, aspek psikis, aspek sosial dan

aspek moral.

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

22

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsep Diri

a. Orang Lain

Gabriel Marcel, filusuf eksistensialis, yang mencoba menjawab

misteri keberadaan, The Mystery of Being, menulis tentang peranan orang

lain dalam memahami diri kita, “The fact is that we can understand

ourselves by starting from the other, or from other,and only by starting from

them”. Kita mengenal diri kita dengan mengenal orang lain lebih dahulu.

Bagaimana anda menilai diri saya, akan membentuk konsep diri saya.

Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika kita diterima

orang lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan

cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila

orang lain meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan

cenderung tidak akan menyenangi diri kita. Tidak semua orang lain

mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita. Ada yang paling

berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan diri kita

(Jalaluddin Rakhmat, 2010: 100).

b. Orang Tua

Secara umum, konsep diri sebagai gambaran tentang diri sendiri

dipengaruhi oleh hubungan atau interaksi individu dengan lingkungan

sekitar, pengamatan terhadap diri sendiri dan pengalaman dalam kehidupan

keseharian. Sebagaimana halnya dalam perkembangan pada umumnya,

keluarga, khususnya orang tua berperan penting dalam perkembangan

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

23

konsep diri anak. Konsep diri terbentuk dan atau berkembang secara gradual

dalam proses pengasuhan termasuk interaksi interpersonal antara ibu-anak.

Selanjutnya, Friedman (1997) menjelaskan bahwa pengasuhan

orang tua berdampak pada konstruk psikologis anak. Model pengasuhan

yang permisif dan otoriter cenderung mengakibatkan konsep diri dan

kompetensi sosial yang rendah. Pengasuhan dengan model otoritatif

cenderung menghasilkan konsep diri, kompetensi sosial dan independensi

yang tinggi. Orang tua sebagai model berpengaruh terhadap perkembangan

konsep diri anak. Sebagai contoh, orang tua yang senantiasa memandang

dirinya secara negatif dan mengekspresikan perasaan-perasaan negatifnya

akan berpengaruh negatif pula terhadap perkembangan konsep diri anak.

Demikian pula jika orang tua sering memberikan label negatif seperti jelek

atau bodoh, misalnya, maka pada akhirnya anak akan mempercayai

penilaian negatif tersebut dan memandang dirinya secara negatif.

Sebaliknya jika orang tua menekankan penilaian secara positif, maka

penilaian tersebut berpengaruh positif pula terhadap konsep diri, bahkan

dapat mereduksi sikap dan perilaku negatif anak. Hal ini dimungkinkan

karena pada umumnya anak akan merasa lebih senang dan puas dengan diri

mereka apabila mengetahui bahwa keberadaannya diterima dan

menyenangkan dalam kehidupan bersama orang tua (Syamsul Bachri

Thalib, 2017: 123).

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

24

4. Konsep diri positif

Jack Canfield dan Mark Victor Hansen dalam The Aladdin Factor

sebagaimana dikutip oleh Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya Terapi Berpikir

Positif menuliskan bahwa setiap hari manusia menerima lebih dari 60.000

pikiran. Begitu banyaknya pikiran yang masuk setiap harinya, maka diperlukan

kepandaian untuk menyikapi. Dalam menyikapi berbagai pikiran yang datang itu

dibutuhkan adalah orientasi yang ditentukan oleh diri kita sendiri. Jika kita

memutuskan orientasi negatif, maka hasilnya akan negatif. Jika kita memilih

orientasi positif, maka hasilnya akan positif pula. Inilah hukum akal bawah

sadar, bahwa hukum akal bawah sadar membuat pikiran tertentu menyebar (ary

ginanjar. 2010: 69).

Oleh karena itu, bagaimana kita mengarahkan orientasi dalam diri kita

itulah yang akan sangat menentukan hasilnya. Setiap kalimat yang datang

kepada diri kita berarti positif atau negatif kepada diri kita, sesungguhnya

pilihannya ditentukan oleh dirikita sendiri. Semua yang datang kepada diri kita,

akan menjadi positif atau negatif sesungguhnya bergantung bagaimana kita

mengartikannya. Tanpa kita memberikan arti, maka setiap kalimat maupun

keadaan yang datang kepada kita tidak akan memiliki makna sama sekali

terhadap diri kita.

Dengan demikian kata kuncinya adalah bagaimana kita dapat mengembangkan

konsep diri positif, sehingga dapat menerima dan memandang sesuatu yang

datang dalam kehidupan kita dengan pikiran positif.

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

25

5. Konsep diri negatif

Mereka yang memiliki konsep diri negatif adalah orang yang tidak

dapat melihat dirinya secara utuh dan bijak, hanya sedikit tahu tentang ciri-ciri

dirinya, dan tidak wajar/objektif terhadap dirinya sendiri. Mereka yang kurang

menerima dirinya secara apa adanya sehingga kecewa terhadap kekurangan-

kekurangan yang ada pada dirinya. Mereka menilai diri tidak akurat, mengira

terlalu rendah sehingga akibatnya menjadi minder, rendah diri, atau interiority

complex atau sebaliknya terlalu tinggi sehingga menjadi sombong, berlebihan,

dan congkak.

orang yang konsep dirinya negatif biasanya berpikir tentang diri

sendiri terutama dari segi negatif, dan sulit menemukan hal-hal yang pantas

dihargai dalam diri mereka. Mereka cenderung menjadi terlalu kritis terhadap

diri sendiri., mudah mengecam dan menyalahkan diri sendiri karena merasa

kurang “cakap” atau bakat. Jalan pikiran dan pembicaraan mereka penuh dengan

gagasan dan kata-kata yang mengutuk diri.

Konsep diri yang negatif mendorong kita untuk membuat

perbandingan negatif dengan orang lain. Bila kita sebagai pelajar, misalnya,

terus meragukan kemampuan studi kita, kita cenderung menganggap guru kita

super hebat, teman sekelas lebih cemerlang dari pada kita, kita adalah anak

bodoh. Tetapi itu dalam bayangan kita. Sedang dalam kenyataan belum tentu

demikian. Guru kita mungkin biasa – biasa saja. Tidak semua teman sekelas

cemerlang, bahkan tidak sedikit yang lebih lemah dari diri kita, karena kita

Page 26: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

26

dihantui oleh konsep diri kita yang negatif. Konsep dan pemahaman diri yang

negatif, dengan mendorong kita membandingkan diri dengan orang lain, menjadi

semakin kuat berakar dalam benak kita (Paul Centi, 2012: 26)

B. Tinjauan tentang Teknik Cognitive Restructuring

1. Pengertian Teknik Cognitive Restructuring

Menurut Cormier dan Cormier (1985), Cognitive Restructuring pada

awalnya diusulkan oleh Lazarus (1971), dan berakar pada Rational Emotive

Therapy (RET) yang dikembangkan oleh Ellis (1975). CR memusatkan

perhatian pada upaya mengidentifikasi dan mengubah pikiran-pikiran atau

pernyataan diri negatif dan keyakinan-keyakinan konseli yang tidak rasional. CR

menggunakan asumsi bahwa respons-respons perilaku dan emosional yang tidak

adaptif dipengaruhi oleh keyakinan, sikap, dan persepsi (kognisi) konseli.

Strategi ini membantu konseli untuk menetapkan hubungan antara

persepsi dan kognisinya dengan emosi dan perilakunya, dan untuk

mengidentifikasi persepsi atau kognisi yang salah atau merusak diri, dan

mengganti persepsi atau kognisi tersebut dengan persepsi yang lebih

meningkatkan diri (Cormier dan Cormier, 1985) (Mochamad Nursalim, 2013:

32).

Cognitive Restructuring adalah sebuah teknik yang lahir dari terapi

kognitif dan biasanya dikaitkan dengan karya Albert Ellis, Aaron Beck, dan

Meichenbaum. Kadang-kadang teknik ini disebut Correcting Cognitive

Distortions (mengoreksi distorsi kognitif). Cognitive Restructuring melibatkan

Page 27: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

27

penerapan prinsip-prinsip belajar pada pikiran. Teknik ini dirancang untuk

membantu mencapai respons emosional yang lebih baik dengan mengubah

kebiasaan penilaian habitual sedemikian rupa sehingga menjadi tidak terlalu

terbias. Biasanya, konselor profesional menggunakan Cognitive Restructuring

dengan klien yang membutuhkan bantuan untuk mengganti pikiran dan

interpretasi negatif dengan pikiran dan tindakan yang lebih positif (Bradley

Erford, 2017: 255).

Cognitive Restructuring terkadang disebut juga sebagai teknik

correcting cognitive distortion (mengoreksi distorsi kognitif) yang

menitikberatkan pada perubahan pola pikir negatif konseli terhadap masalah

atau solusi permasalahan yang dialaminya. Beck (1976) dalam Barriyah (2009)

menambahkan bahwa terapi kognitif meliputi usaha memberi bantuan kepada

klien agar siswa dapat mengevaluasi perilaku siswa dengan kritis dengan

menitikberatkan pada hal pribadi yang negatif. Dengan merekontruksi pikiran

siswa terhadap hal-hal negatif yang bersifat pribadi tersebut diharapkan siswa

memiliki pola pikir baru yang lebih positif terhadap solusi pemecahan

permasalahan yang sedang dihadapi.

2. Prosedur Cognitive Restructuring

Banyak ahli mengusulkan bebrapa tahapan-tahapan prosedur CR

secara berbeda meskipun tujuannya sama. Berdasarkan reviu tentang

penggunaan CR dalam berbagai tujuan terapi, Cormier dan Cormier (1985)

Page 28: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

28

merangkum tahapan-tahapan prosedur CR kedalam enam bagian utama, sebagai

berikut:

a. Rasional: tujuan dan tinjauan singkat prosedur

Rasional digunakan untuk memperkuat keyakinan konseli bahwa

“pernyataan diri” dapat mempengaruhi perilaku, dan khususnya pernyataan-

pernyataan diri negatif atau pikiran-pikiran menyalahkan diri dapat

menyebabkan tekanan emosional. Suatu rasional dapat berisikan penjelasan

tentang tujuan, gambaran singkat prosedur yang akan dilaksanakan, dan

pembahasan tentang pikiran-pikiran diri positif dan negatif. Setelah rasional

diberikan, konseli diminta persetujuan untuk bersedia mencoba melakukan

strategi ini.

b. Identifikasi pikiran konseli dalam situasi problem

Setelah konseli menerima rasional yang diberikan, langkah

berikutnya adalah melakukan suatu analisis terhadap pikiran-pikiran konseli

dalam situasi yang mengandung tekanan atau situasi yang menimbulkan

kecemasan. Tahapan ini dapat berisikan tiga kegiatan sebagai berikut:

a) Mendeskripsikan pikiran-pikiran konseli dalam situasi problem

b) Memodelkan hubungan antara peristiwa dan emosi

c) Pemodelan pikiran oleh konseli

c. Pengenalan dan latihan Coping Thought (CT)

Pada tahap ini terjadi perpindahan fokus dari pikiran-pikiran

konseli yang merusak diri/mengalahkan diri menuju kebentuk pikiran yang

Page 29: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

29

lebih konstruktif (pikiran yang tidak merusak diri). Pikiran-pikiran yang

lebih konstruktif ini disebut sebagai pikiran yang menanggulangi (coping

thought = CT) atau pernyataan yang menangulangi (coping statement=CS),

atau instruksi diri menanggulangi (coping self-instruction =CSI). Semuanya

dikembangkan untuk konseli.

d. Pindah dari pikiran-pikiran negatif ke coping thought (CT)

Setelah konseli mengidentifikasi pikiran-pikiran negatif dan

mempraktikan CS alternatif, konselor selanjutnya melatih konseli untuk

pindah dari pikiran-pikiran negatif ke CS.

e. Pengenalan dan latihan penguatan positif

Bagian terakhir dari Cognitive Restructuring berisikan kegiatan

mengajar konseli tentang cara-cara memberikan penguatan bagi dirinya

sendiri untuk setiap keberhasilan yang dicapainya. Ini dapat dilakukan

dengan cara konselor memodelkan dan konseli mempraktikan pernyataan-

pernyataan diri yang positif. Maksud dari pernyataan diri positif ini adalah

untuk membantu konseli menghargai setiap keberhasilannya. Meskipun

konselor dapat memberikan penguatan sosial dalam wawancara, konseli tak

selalu dapat tergantung pada dorongan dari seseorang ketika ia dihadapkan

pada situasi yang sulit. Untuk mempermudah konseli, konselor dapat

menjelaskan maksud dan memberikan contoh tentang pernyataan diri

positif, kemudian meminta konseli untuk mempraktikannya.

f. Tugas rumah dan tindak lanjut

Page 30: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

30

Meskipun tugas rumah merupakan bagian integral dari setiap

tahapan prosedur Cognitive Restructuring, konseli pada akhirnya dapat

mampu untuk menggunakan Cognitive Restructuring kapan pun diperlukan

dalam situasi yang menekan. Tugas rumah ini dimaksud untuk memberikan

kesempatan kepada konseli untuk mempraktikan ketrampilan yang

diperoleh dalam menggunakan CS dalam situasi yang sebenarnya. Jikan

pengunaan Cognitive Restructuring tidak mengurangi level penderitaan atau

kecemasan konseli, konselor dan konseli perlu membatasi kembali masalah

dan tujuan terapi (Mochamad Nursalim, 2013: 32-36).

3. Kegunaan teknik Cognitive Restructuring

Menurut Meinchenbeum, menyatakan bahwasannya, “teknik

pengubahan pola berpikir dapat membantu siswa untuk mengubah pandangan

negatif pada kegagalan, serta membuat siswa lebih bersedia untuk melaksanakan

kegiatan yang diinginkan”.

Selain itu Beck, menggunakan teknik kognitif untuk mengubah

kebiasaan-kebiasaan pemikiran otomatis yang negatif, dengan mengganti

menjadi pemikiran otomatis yang konstruktif.

Meinchenbeum juga menunjukna dengan jelas daya pengaruh

pemikiran dalam benak seseorang yang mampu membangkitkan keberfungsian

seseorang. Serta membantu para siswa untuk menghentikan pernyataan-

pernyataan yang negatif mengenai diri mereka, dan menggantinya dengan

Page 31: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

31

pernyataan – pernyataan yang positif mengenai diri, serta dapat membantu

mengubah citra diri mereka.

Dari berbagai pendapat yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan

bahwa kegunaan teknik Cognitive Restructuring adalah untuk membantu

mengubah pandangan atau pola pikir seseorang yang negatif dan melatih siswa

dengan tegas untuk mengubah pandangan atau pola pikir tersebut menjadi lebih

baik (Mufidatin Anifah, 2015: 17).

4. Tujuan Cognitive Restructuring

Tujuan dari Cognitive Restructuring secara umum adalah untuk

merubah pikiran-pikiran negatif terhadap permasalahan yang dimiliki oleh

konseli menjadi pemikiran yang lebih positif, sehingga pemikiran tersebut

berimplikasi terhadap sikap dan perilaku yang diambil oleh konseli.

Secara lebih terperinci Barriyah (2009) menjelaskan tujuan dari teknik

Cognitive Restructuring, antara lain: (1) memberikan bantuan kepada klien agar

dapat mengevaluasi perilakunya dengan kritis dan menitik beratkan pada hal

pribadi yang negatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi berkaitan dengan latar belakang klien yang menangani masalah

dimasa lalu dan masa kini. (2)agar klien tampil dalam mengenali dan mengamati

sejauh mana pikiran dan perasaan pada saat itu. Konselor dapat membesar-

besarkan pemikira irasional untuk membuat poinnya lebih terlihat bagi konseli.

(3) mengubah cara berfikir klien yang salah. (4) agar klien dapat mengevaluasi

Page 32: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

32

perilaku siswa, yang menitikberatkan pada pribadi negatif (Alfin Miftahul

Khairi dkk, 2017: 15).

C. Teknik Cognitive Restructuring untuk meningkatkan Konsep Diri Siswa

Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses pribadi

yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu

kelompok kecil mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana

komunikasi antar pribadi tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman

dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta

untuk belajar perilaku tertentu kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Konseling

kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalm suasana kelompok

dengan jumlah anggota 4-8 anggota atau konseli untuk mendiskusikan atau

memecahkan masalah. Salah satu teknik konseling kelompok yang digunakan dalam

penelitian ini untuk meningkatkan Konsep diri siswa adalah teknik Cognitive

Restructuring.

Teknik Cognitive Restructuring merupakan teknik untuk merubah

pemikiran siswa dari yang negatif menuju pemikiran yang positif. Teknik cognitive

Restructuring ini memusatkan pada upaya mengidentifikasi dan mengubah pikiran-

pikiran ataupun pernyataan diri negatif dan keyakinan-keyakinan konseli yang tidak

rasional. Cognitive Restructuring ini melibatkan penerapan prinsip-prinsip belajar

pada pikiran.

Adapun yang menjadi sasaran utama dalam Cognitive Restructuring ini

yaitu dapat membantu siswa untuk menghentikan pernyataan-pernyataan yang

Page 33: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

33

negatif mengenai diri mereka sendiri, dan menggantikannya dengan pernyataan-

pernyataan yang positif mengenai diri, serta dapat membantu mengubah citra diri

mereka.

Dengan demikian dengan teknik Cognitive Restructuring dapat membantu

siswa untuk meningkatkan konsep dirinya. Melalui pemberian layanan konseling

kelompok menggunakan teknik Cognitive Restructuring tersebut diharapkan dapat

meningkatkan konsep diri siswa.

Konsep diri sebagai bagian penting dalam perkembangan pribadi

seseorang. Dalam masa perkembangan remaja sering kali dikenal dengan masa

pencarian jati diri seseorang. Pada masa remaja, individu memiliki tugas

perkembangan penerimaan sosial yang baik dan tinggi akan tetapi tidak semua

individu mampu mencapai tugas perkembangan tersebut. Adapun yang menjadi

dasar dari perilaku dalam melakukan berbagai hal terdapat pada konsep diri

seseorang. Konsep diri merupakan hal yang penting bagi kehidupan individu karena

konsep diri menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi.

Konsep diri merupakan keseluruhan gambaran diri, yaitu meliputi persepsi

seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan dan nilai-nilai yang berhubungan

dengan dirinya. Konsep diri dibagi menjadi dua, yaitu konsep diri negatif dan

konsep diri positif. Seseorang yang mempunyai konsep diri negatif akan cenderung

melakukan hal-hal negitif. Sebaliknya, seseorang yang memiliki konsep diri positif,

maka akan cenderung melakukan hal yang positif. Oleh karena itu, bagaimana

seseorang mengarahkan orientasi dalam dirinya sendiri.

Page 34: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

34

Siswa yang memiliki konsep diri rendah, perlu dinaikkan atau ditingkatkan

konsep dirinya. Karena, rendahnya konsep diri siswa dapat menyebabkan sulitnya

seseorang bergaul dengan temannya. Didalam sekolah maupun dilingkungan

masyarakat harus ada interaksi sosial yang baik antara seseorang dengan yang

lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka siswa yang memiliki konsep diri

rendah harus dibantu supaya konsep dirinya dapat meningkat menjadi positif.

Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik

Cognitive Restructuring. Peneliti menggunakan teknik Cognitive Restructuring ini

dengan alasan bahwa teknik merupakan teknik yang cocok karena konsep diri

inimerupakan sebagian pemikiran yang rusak. Supaya tidak rusak, atau dapat

diperbaiki maka pemikirannya harus di tata kembali.

Dalam perkembangan, orang lain mempunyai pengaruh terhadap perilaku

seseorang atupun konsep diri seseorang. Orang lain tersebut meliputi semua orang

yangmempengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan kita. Mereka mengarahkan

tindakan kita, membentuk pemikiran kita dan menyentuh kita secara emosional.

Ketika kita tumbuh dewasa, kita mencoba menghimpun penilaian semua orang yang

pernah berkomunikasi dan berhubungan dengan kita, terutama orang-orang yang

kita idolakan. Setelah kita mengamati, menghimpun, lalu kita meniru perilaku tokoh

teladan kita.

Page 35: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

35

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarakan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiono, 2011: 64). Lazimnya hipotesis dalam

penelitian terdiri dari dua yaitu Ho (sebagai hipotesis nihil) dan Ha (sebagai

hipotesis kerja) (Umi Zulfa, 2014: 46). Selanjutnya mengenai pengertian dari Ho

dan Ha diuraikan sebagai berikut:

1. Hipotesis Nihil (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tentang tidak ada

perbedaan atau tidak ada hubungan antara variabel yang menjadi interes si

peneliti.

2. Hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan dalam kalimat

seperti halnya ada perbedaan atau ada hubungan antara variabel yang menjadi

interes si peneliti (Sukardi, 2014: 44).

Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah “Ada peningkatan

yang signifikan konsep diri siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan

konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring”. Sedangkan hipotesis

nihil (Ho) adalah “Tidak ada peningkatan yang signifikan konsep diri siswa antara

sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik Cognitive

Restructuring”.

Page 36: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan penelitian

1. Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian yang bejudul Efektifitas teknik kognitif

restructuring untuk meningkatkan konsep diri yaitu jenis penelitian Eksperimen.

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

kuasi) antar dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa

mengganggu. Jadi eksperimen dilakukan untuk mengetahui akibat dari suatu

perlakuan (Umi Zulfa, 2010: 21).

Penelitian yang paling memiliki derajat kepastian yang dianggap paling

tinggi (tidak mutlak) adalah penelitian eksperimen. Eksperimen melihat kedepan

sehingga bersifat prediktif. Kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti,

perlakuan terhadap objek dilakukan, akibat suatu perlakuan diukur secara

cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan harapan

derajat kepastian jawaban semakin tinggi (Nana dan Ibrahim, 2014: 18)

Dalam penelitian eksperimen kondisi tertentu yang dimaksud adalah

kondisi yang mensyaratkan adanya dua kelompok, yaitu kelompok yang

diberikan perlakuan dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan (Fajri Ismail,

2018: 51). Sedangkan desain yang dipilih dalam penelitian ini yaitu dengan

Nonequevalent Control Group Desain, eksperimen yang dilakukan dengan

Page 37: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

37

menggunakan pengukuran pretest (sebelum) dan postest (sesudah) pemberian

treatmen pada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

hanya saja dalam pendekatan ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara acak. Maksudnya, peneliti menggunakan hasil pretest

untuk menentukan kelompoknya. Secara rinci desain Nonequvalent Control

Group Desain sabagai berikut:

Tabel 3.1

Nonequvalent Control Group Desain

Keterangan:

X= perlakuan pada kelas eksperimen

O1= pretest kelompok eksperimen

O2= posttest kelompok eksperimen

O3= pretest pada kelompok kontrol

O4 = posttest pada kelompok kontrol

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Page 38: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

38

2. Pendekatan Penelitian

Peneliti disini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dalam

melakukan penelitian. Penelitian kuantitatif biasanya dipakai untuk menguji

satu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk

menunjukan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat

mengembangkan konsep.

B. Waktu dan Tempat penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan September sampai

bulan Desember 2019. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti

melakukan observasi pada tanggal 16 September 2019.

2. Tempat Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMA Ya BAKII 2

Gandrungmangu Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Letak SMA Ya

BAKII 2 Gandrungmangu di Jl. Raya Gandrungmangu, Kecamatan

Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap.

C. Subjek dan Objek penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ialah segala sesuatu baik itu berupa manusia, tempat

atau barang / paper yang bisa memberikan informasi (data) yang diperlukan

Page 39: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

39

penelitian (Umi Zulfa, 2011: 48). Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa

SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu kelas XII IPA yang memiliki konsep diri

rendah.

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian. (Suharsimi, 1998: 99). Yang menjadi obyek dalam penelitian

ini adalah konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

1. Variabel independen

Variabel Independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi penyebab atas munculnya sesuatu akibat. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan

huruf X sehingga seringkali disebut variabel X (Umi Zulfa, 2011: 47). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel Independen yaitu teknik Cognitive

Restructuring.

2. Variabel dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

mendapatkan pengaruh atau akibat (Umi Zulfa, 2011: 47). Variabel ini sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia

sering disebut sebagai variabel terikat. Menurut Sugiono (2017) variabel terikat

Page 40: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

40

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas. Variabel ini disimbolkan dengan huruf Y, sehingga sering

disebut juga variabel Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Y yaitu

konsep diri.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Umi Zulfa, 2011: 49).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

kelas XII IPA yang berjumlah 21 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari subyek penelitian yang ada dalam populasi

penelitian (Umi Zulfa, 2011: 50). Selanjutnya sampel dalam penelitian yaitu

sebagian dari siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu. Adapun dalam

pengambilan sampel disini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling.

Purposive artinya bertujuan atau tujuan. Maka yang dimaksud dengan purposive

sampling adalah cara pengambilan sampel dengan memilih secara khusus

berdasarkan tujuan tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya (Umi Zulfa,

2011: 57). Jadi, dalam penelitian ini pemilihan siswa sebagai sampel dengan

memilih siswa yang benar-benar memiliki konsep diri yang rendah. Adapun

sampel dalam penelitian ini yaitu siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

kelas XII IPA yang mempunyai permasalahan konsep diri rendah sejumlah enam

siswa.

Page 41: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

41

F. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi

Metode observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati atau mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki. Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan

menjadi participant observation (observasi berperan serta) dan non participant

observation. Dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik observasi

berperan serta, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data peneliti (Sugiono,

2015: 145). Pengamatan demikian memungkinkan peneliti mampu

mengungkapkan makna secara utuh. Adapun data yang dikumpulkan melalui

observasi adalah tentang konsep diri siswa.

2. Angket

Angket adalah suatu teknik atau alat pengumpulan data yang berbentuk

pernyataan-pernyataan atau pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara

tertulis pula (Sukmadinata, 2014: 271). Angket (Kuesioner) merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2017:

199). Angket dibagi menjadi angket tertutup dan terbuka. Namun yang

digunakan peneliti adalah angket tertutup, yaitu angket yang sudah diberikan

jawabannya sehingga responden tertutup kemungkinannya untuk memberikan

jawaban diluar jawaban yang sudah disediakan dalam angket (Umi Zulfa, 2011:

Page 42: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

42

70). Metode ini digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber

dari responden. Adapun angket akan peneliti gunakan untuk mengukur konsep

diri siswa. Berikut ini dijabarkan mengenai variabel konsep diri siswa:

Tabel 3.2

Variabel Penelitian

Variabel No Aspek Indikator Item Jumlah

Konsep

diri

1 Fisik a. Cara pandang terhadap

kesehatan

b. Cara pandanag terhadap

penampilan

1, 2, 3, 4,

5, 6,

7, 8, 9, 10,

11, 12, 13,

14,

14

2 Psikis a. Pandangan terhadap

kemampuan akademis

b. Pandangan terhadap

perasaan sendiri

c. pandangan terhadap diri

sendiri

89, 90,

15, 22, 24,

34, 36,

37, 45, 57,

64, 82, 84,

85, 67

16, 17, 18,

19, 20, 21,

31, 32, 33,

35, 38, 39,

40, 41, 42,

58, 65, 66,

68, 86,

36

3 Sosial a. Pandangan sosial

terhadap lingkungan dan

49,50,51,

52, 53,54,

31

Page 43: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

43

keluarga

b. Kemampuan melakukan

tugas (disekolah dan

dirumah)

55, 56, 59,

60, 62, 69,

70, 71, 72,

73, 74, 75,

81,

43, 44, 46,

47, 61, 79,

80, 88, 92,

93, 94, 95

4 Moral Pandangan terhadap nilai-

nilai yang berlaku

dilingkungan sekitar

23, 25, 26,

27, 28, 29,

30, 48, 63,

76, 77, 78,

83, 87, 91,

14

Jumlah total 95

Untuk mengukur konsep diri siswa, peneliti menggunakan instrumen

angket yang diberikan kepada siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu yang

menjadi sampel penelitian. Instrumen penelitian angket untuk mengukur konsep

diri siswa terdiri dari empat jawaban alternatif yang sudah tersedia yaitu SS

(Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), dan TS (Tidak Setuju).

G. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran ysng menunjukan tingkat kevalidan

atau kesahihan dari suatu instrumen (Arikunto, 2010: 211). Untuk menguji

validitas butir atau item pernyataan angket digunakan teknik korelasi product

Page 44: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

44

moment dari Pearson yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap butir dengan skor

totalnya. Berikut rumus yang akan digunakan:

Keterangan:

rxy : angka indeks “r” product moment

N : jumlah responden

∑XY : jumlah hasil kalian antara sektor X dan Y

∑Y : jumlah seluruh sektor Y

∑X

: jumlah seluruh sektor X

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS

16. Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor

dengan skor total.

Dalam penelitian ini, yang diuji hanya uji validitas butir angket. Standar

uji validitas butir angket dihitung menggunakan SPSS (Statistical Program For

Social Science) 16.0 for windows dengan hasil sebagai berikut :

Page 45: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

45

Tabel 3.3

Uji Validitas Angket

No Corrected

Item – Total

Correlation

Simpulan

1 .116 Gugur

2 -.370 Gugur

3 .365 Gugur

4 .610 Sahih

5 .093 Gugur

6 .171 Gugur

7 .157 Gugur

8 .248 Gugur

9 .115 Gugur

10 .096 Gugur

11 .141 Gugur

12 .208 Gugur

13 .380 Gugur

14 .187 Gugur

15 .228 Gugur

16 -.617 Gugur

17 .413 Gugur

18 .450 Sahih

19 .435 Sahih

20 .467 Sahih

21 .419 Gugur

22 .153 Gugur

23 .406 Gugur

24 -.028 Gugur

25 .042 Gugur

26 .464 Sahih

27 -.198 Gugur

28 .378 Gugur

29 .612 Sahih

30 -.130 Gugur

31 .396 Gugur

32 .646 Sahih

33 .598 Sahih

34 -.098 Gugur

35 .353 Gugur

36 .178 Gugur

37 .318 Gugur

38 .381 Gugur

39 .175 Gugur

40 .040 Gugur

41 .406 Gugur

42 .435 Sahih

43 .521 Sahih

44 .430 Gugur

45 .241 Gugur

46 .353 Gugur

47 .579 Sahih

Page 46: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

46

48 .424 Gugur

49 .440 Sahih

50 .352 Gugur

51 .175 Gugur

52 .151 Gugur

53 .424 Gugur

54 .268 Gugur

55 .618 Sahih

56 .459 Sahih

57 .181 Gugur

58 .182 Gugur

59 .437 Sahih

60 .556 Sahih

61 .436 Sahih

62 .600 Sahih

63 .366 Gugur

64 .464 Sahih

65 .352 Gugur

66 .194 Gugur

67 .349 Gugur

68 .328 Gugur

69 -.033 Gugur

70 .296 Gugur

71 .499 Sahih

72 .419 Gugur

73 .160 Gugur

74 .224 Gugur

75 .400 Gugur

76 .053 Gugur

77 .568 Sahih

78 .397 Gugur

79 .248 Gugur

80 .070 Gugur

81 .341 Gugur

82 .398 Gugur

83 .137 Gugur

84 .281 Gugur

85 .526 Sahih

86 .490 Sahih

87 .402 Gugur

88 .279 Gugur

89 .068 Gugur

90 .228 Gugur

91 .503 Sahih

92 .317 Gugur

93 .223 Gugur

94 .258 Gugur

95 .341 Gugur

Page 47: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

47

Berdasarkan tabel diatas, butir soal angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai Corrected Item – Total Correlation diatas 0,433 jadi

butir soal yang dibawah 0,433 dinilai gugur, dan yang diatas 0,433 dinilai sahih.

Dari 95 butir angket, terdapat 24 butir nilai soal yang sahih dan 66 butir

soal yang gugur. Jadi instrumen angket yang digunakan oleh peneliti dalam

mengungkap konsep diri siswa terdapat 24 butir soal pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Arikunto (2010:221) menjelaskan bahwa “Reliabilitas menunjukan

suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik”. Reliabilitas suatu tes pada umumnya

diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien tinggi

menunjukan reliabilitas yang tinggi, sebaliknya jika koefisien suatu tes rendah

maka reliabilitas tes rendah. Uji reliabilitas angket konsep diri dalam penelitian

ini menggunakan alpha Cronbact, yaitu untuk menghitung koefisien reliabilitas

instrument.

(

) [

]

Keterangan:

: koefesian reliabilitas instrumen.

: banyaknya butir istrumen.

: variansi skor belahan ke-I atau variansi skor butir ke-I.

Page 48: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

48

: jumlah variansi total soal.

Dalam instrumen ini akan dikatakan reliabel jika koefesien

relialibilitasnya sama atau lebih dari 0,70. Suatu instrumen dikatakan reliabel

apabila mempunyai koefisien Alpha sekurang-kurangnya 0.7. Uji reliabilitas

penelitian ini dengan menggunakan bantuan SPSS 16.

Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 16

for Windows. Perhitungan yang dilakukan adalah uji reliabilitas untuk semua

item yang gugur maupun yang valid dan uji reliabilitas hanya untuk item yang

valid serta digunakan dalam instrumen penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen

angket dari instrumen konsep diri siswa semua item baik yang valid maupun

yang tidak valid didapatkan nilai koefisien Alpa Cronbach’s sebesar 0,714.

Tabel 3.4

Reliabilitas Angket Uji Coba

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa tingkat reliabilitasnya adalah 0,

714 ini menunjukan bahwa butir-butir pernyataan angket sudah Reliabel.

3. Instrumen angket

Angket merupakan alat untuk mencari data dengan cara memberikan

sejumlah pernyataan kepada responden. Angket yang digunakan dalam

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.714 96

Page 49: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

49

penelitian ini disusun dari beberapa aspek. Aspek yang diambil adalah terkait

konsep diri. Masing-masing dari aspek konsep diri tersebut terdiri dari beberapa

indikator, yang kemudian mamasing-masing dari indikator dibuat pernyataan.

Adapun beberapa aspek konsep diri antara lain:

a. Fisik

Aspek fisik ini mencakup beberapa indikator, yaitu cara pandang terhadap

kesehatan dan cara pandang terhadap penampilan. Dari indikator tersebut,

ada pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif dan negatif itu disusun

menjadi 14 butir angket. Adapun jumlah butir angket yang valid dalam

aspek ini adalah satu. Satu butir angket ini mewakili aspek fisik.

b. Psikis

Aspek psikis ini mencakup beberapa indikator, yaitu pandangan terhadap

kemampuan akademis, pandangan terhadap perasaan sendiri, dan pandangan

terhadap diri sendiri. Dari tiga indikator tersebut, terdapat 36 butir

pernyataan. Kemudian dari 36 butir pernyataan itu terdapat sembilan

pernyataan yang valid, enam untuk pernyataan positif dan tiga untuk

pernyataan negatif.

c. Sosial

Aspek sosial ini mencakup beberapa indikator, yaitu pandangan sosial

terhadap lingkungan dan keluarga, dan kemampuan melakukan tugasbaik

disekolah maupun dirumah. Dari dua indikator tersebut, terdapat 31 butir

pernyataan. Kemudian dari 31 butir pernyataan tersebut terdapat 10

Page 50: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

50

pernyataan yang valid, delapan untuk pernyataan positif dan dua untuk

pernyataan negatif.

d. Moral

Dari aspek moral ini ada satu indikator yaitu pandangan terhadap nilai-nilai

yang berlaku dilingkungan sekitar. Dari indikator tersebut ada 14 butir

pernyataan. Adapun yang valid yaitu empat pernyataan. tiga untuk

pernyataan positif dan satu untuk pernyataan negatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, ada empat aspek konsep diri yang

masing-masing aspek terdiri dari beberapa indikator. Dari 4 aspek tersebut, ada

95 butir pernyataan angket yang disusun. Setelah dilakukan uji validitas, hanya

ada 24 butir pernyataan yang valid / sahih. Dari 24 butir pernyataan sahih

tersebut digunakan untuk untuk penelitian. Adapun angket yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah terlampir.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan dan

pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan atau menyalahkan

hipotesis setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul (Nana Sudjana, 2010: 76).

Selanjutnya adalah mengelola dan menganalisis data tersebut. Berdaskan masalah

yang diteliti disini yaitu teknik Cognitive Restructuring (variabel x) dan Konsep diri

(variabel y). Berikut ketentuan skor jawaban angket yang diberikan oleh responden

:

Page 51: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

51

Tabel 3.5

Kriteria pilihan angket

Alternatif

jawaban

Skor

Favorable (+) Unfavorable (-)

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Kurang setuju 2 3

Tidak setuju 1 4

Teknik analisis data yang digunakan yaitu menganalisis data tersebut

yaitu menggunakan uji t. Dalam penelitian ini menggunakan uji t sampel

berpasangan (Paired Sampel T Test) untuk mengukur angket pre test dan post tes

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sedangkan Independent Sampel

T Test mengukur gain skor angket pre test dan post tes dari kelompok eksperiman

dan kontrol.

Paired Sampel T Test adalah analisis untuk mengetahui perbedaan dua

sampel yang berpasangan. Independent Samples T Test adalah analisis untuk

mengetahui perbedaan dua sampel bebas (Sugiono, 2011:93). Jadi, Paired Sampel T

Test merupakan analisis data menggunkan uji t untuk sampel-sampel yang

berkorelasi yaitu nilai atau skor dari kedua sampel diambil dari subjek yang sama

atau dapat juga diambil dari subjek yang berbeda, akan tetapi harus memiliki

karakteristik yang sama. Sedangkan Independent Samples T Test merupakan

analisis uji t untuk sampel-sampel yang tidak berkorelasi ang nilai atau skor dari

kedua sampel diperoleh dari subjek yang berbeda (Hartono, 2010: 153).

Page 52: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

52

Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

Rumus paired samples T test (Supranto,2009:339) :

Keterangan :

= rata-rata beda

n = banyaknya data

Sd = standar deviasi dari beda

Rumus Independent samples T Test (Supranto, 2009:343):

Keterangan:

= Rata-rata skor kelompok eksperimen

= Rata-rata skor kelompok kontrol

= Banyaknya data kelompok eksperimen

= Banyaknya data kelompok kontrol

Page 53: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian yang meliputi : A). Profil SMA Ya

BAKII 2 Gandrungmangu, B). Deskripsi pelaksanaan konseling kelompok dengan

teknik Cognitive Restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa , C). Deskripsi

dan analisis data, D). Hasil penelitian dan pembahasan.

A. Profil SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

1. Visi SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

Terwujudnya peserta didik yang berakhlakul karimah, terampil, mandiri,

berdasarkan sainstek dan imtaq.

2. Misi SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

a. Memberikan pengetahuan agama dengan menekankan pembentukan jiwa

muslim

b. Pelatihan ketrampilan dalam rangka menyiapkan life skill

c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan seara optimal untuk menghadapi

era globalisasi

d. Menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri, dengan mengembangkan

aktifitas berkarya dan berdzikir

Page 54: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

54

B. Deskripsi Pelaksanaan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa

Deskripsi pelaksanaan konseling kelompok dengan teknik Cognitive

Restructuring untuk meningkatkan Konsep diri siswa, pada bagian ini akan

dipaparkan tentang (1) pelaksanaan konseling kelompok, (2) paparan evaluasi dan

indikator keberhasilan. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Konseling Kelompok

a. Tahap 1 identifikasi

Tahap identifikasi dilakukan dengan pengisian angket konsep diri oleh

21 siswa kelas XII IPA. Berdasarkan tahap identifikasi diperoleh 11 siswa

yang termasuk dalam kategori konsep diri rendah. Enam siswa mengikuti

konseling kelompok, sebagai kelompok eksperimen. Sedangkan yang lima

sebagai kelompok kontrol. Adapun yang lainnya tidak mengikuti konseling

kelompok.

b. Tahap 2 (pembentukan kelompok)

Tahap pembentukan kelompok dimulai dengan perkenalan antar

anggota kelompok dan diawali dengan menyebutkan nama, hobi, dan cita-

cita. Setelah semua berkenalan, kemudian peneliti menjelaskan apa maksud

dan tujuan dari konseling kelompok dan teknik Cognitive Restructuring.

Selanjutnya peneliti menjelaskan singkat mengenai konsep diri.

Kemudian peneliti menanyakan kejelasan apa yang dijelaskan terkait konsep

diri tersebut. Setelah semua anggota kelompok paham dengan gambaran

Page 55: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

55

singkat konsep diri, kemudian peneliti memberikan kertas kosong kepada

konseli untuk diisikan konsep dirinya masing-masing yang menurut konseli

dianggap negatif maupun positif.

Pada saat konseli diminta untuk mengisi kertas kosong dengan konsep

dirinya masing-masing, masih ada dua konseli yang masih bingung dengan

konsep dirinya, sehingga peneliti menjelaskan dengan menggunakan contoh.

Dan setelah semuanya menuliskan konsep dirinya dikertas, kemudian

dikumpulkan kepada peneliti. Setelah itu peneliti dan anggota kelompok

mendiskusikan bersama-sama mengenai konsep diri yang telah dituliskan.

Setelah lebih dari 40 menit pembahasan terkait konsep diri, kemudian

anggota kelompok dimintai mengisi absensi proses konseling, dan sesi

perkenalan dan pembahasan konsep diri ditutup.

c. Tahap 3 (tahap kerja)

Tahap tiga ini dilakukan pada sesi kedua, ketiga, keempat, dan kelima.

Adapun pada tahap kerja ada beberapa tahapan teknik Cognitive

Restructring. Tahapannya yaitu sebagai berikut:

Tahap satu yaitu rasional. Tahap rasional ini digunakan untuk

memperkuat keyakinan konseli bahwa konsep diri negatif dapat

mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan hal-hal yang negatif.

Peneliti menjelaskan terkait konsep diri negatif dan beberapa efek dari

seseorang yang mempunyai konsep diri negatif. Tidak hanya itu, peneliti

juga menjelaskan terkait konsep diri positif dan efek atau dampak dari

Page 56: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

56

seseorang yang konsep dirinya positif serta memberikan contoh konsep diri

positif.

Selanjutnya, peneliti menanyakan kepada konseli apa yang menjadi

titik konsep diri negatif dari masing-masing konseli. Namun, masih ada

konseli yang belum bisa menyebutkan konsep diri negatifnya. Kemudian

peneliti memberikan contoh daftar konsep diri negatif, antara lain seseorang

yang kurang percaya diri, seseorang yang merasa dirinya bodoh, seseorang

yang merasa bahwa dirinya sangat rendah dihadapan orang lain. Setelah

sepuluh menit kemudian anggota kelompok mampu menuliskan konsep diri

negatifnya. Ada dari mereka menyebutkan bahwa dirinya tidak berani

berbicara didepan banyak orang, susah bergaul dengan orang yang belum

dikenal. Sebagian yang lain menyebutkan bahwa dirinya kurang bisa

mengendalikan emosi ketika marah, efeknya marah sama satu orang yang

terkena imbasnya bisa sampai beberapa teman yang lain.

Tahap dua yaitu peneliti mengidentifikasi pemikiran konseli dalam

situasi problem. Setelah peneliti memberikan kertas dan diisikan terkait

konsep diri terendahnya konseli, kemudian peneliti meminta konseli untuk

mengungkan apa yang dituliskan. Seperti yang disebutkan oleh UT dan ID ,

bahwasannya “Saya paling takut ketika saya dibentak, disalahkan. Hal itu

bisa mematahkan semangatku”. Lain dengan yang disebutkan oleh AS,

bahwasannya “ Saya sangat sulit bergaul dengan orang yang belum saya

kenal, rasanya saya kurang ada mental untuk bergaul dengan mereka”.

Page 57: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

57

Disebutkan beda juga oleh NA, SH, dan LA bahwasannya, “saya kurang

berani ketika harus bicara didepan banyak orang, rasanya grogi, keringat

dingin, yang tadinya sudah terkonsep dipikiran tiba-tiba hilang entah

kemana”, dan untuk selanjutnya peneliti dalam membantu mengarahkan

supaya konsep dirinya konseli meningkat, peneliti mengelompokan dengan

permasalahan yang sama. Kemudian peneliti memberikan contoh ketika

konseli dalam situasi berbicara didepan banyak orang, yang disitu belum ada

orang yang dikenalnya. “Bagaimana ketika kalian berbicara didepan banyak

orang, sedangkan orang- orang didepan kalian belum ada yang kalian kenal?

Coba kalian pikirkan apa yang membuat kalian grogi? Apa yang membuat

kalian kurang berani?”. Kemudian sebagian konseli menjawab “saya takut

ditertawakan”. Sebagian yang lain menjawab “Saya takut, apa yang saya

katakan salah”. Sebagian yang lain pula menjawab “ Saya kalau sudah grogi,

bicaranya jadi kurang beraturan, jadi takut”. Dari jawaban-jawaban tersebut,

kemudian peneliti memberikan pertanyaan lagi “Kalian sudah pernahkah

maju, kemudian ditertawakan banyak orang?”. Konseli pun menjawab

“Belum, paling kalau salah temen – temen cuma diem”. Sebagian konseli

yang lain menjawab “belum pernah sih, cuma pikiranku saja begitu”.

Peneliti “nah, berati Cuma pemikiran kalian saja, coba hapus pemikiran itu

sebelum maju sebelum berbicara didepan banyak orang. Ganti pemikiran

kalian dengan pemikiran yang bisa membangkitkan keberanian kalian dan

kepercayaan diri kalian”.

Page 58: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

58

Tahap tiga yaitu pengenalan dan latihan coping thought. Setelah

peneliti memahami titik rendahnya konsep diri konseli, kemudian peneliti

mengenalkan Coping Thought kepada konseli supaya konseli bisa

meningkatkan kepercayaan dirinya dan lebih berani menghadapi situasi

didepan banyak orang. Peneliti memberikan kalimat pendek yang mudah

dihafalkan yaitu “Saya pasti berani”. Kalimat itu diucapkan berkali-kali oleh

konseli, supaya benar-benar tertancap dipikirannya. Selain itu peneliti juga

meminta konseli praktik berbicara didepan banyak temannya, untuk

membuktikan apakah konseli sudah berani ataukah belum berbicara didepan

banyak temannya. Kemudian, masih ada dua anak yang kelihatan masih

grogi. Lalu, peneliti memberikan alternatif lain, yaitu konseli yang 2 itu

diminta untuk bercerita didepan teman-teman anggota kelompok tema sesuai

permintaan temannya.

Tahap keempat pindah dari pikiran negatif ke coping thought.

Setelah peneliti mengidentifikasi pikiran negatif konseli, kemudian peneliti

melatih konseli untuk pindah dari pikiran negatif ke coping though. Caranya

dengan cara, setiap kali konseli merasa dirinya kurang berani menghadapi

apapun atau kurang percaya diri dalam mengatasi situasi apapun, maka

peneliti menyarankan untuk mengingat “Saya pasti berani”. Dari hasil

praktik berbicara didepan banyak temannya, peneliti beranggapan bahwa

percaya diri dan keberanian konseli sudah meningkat, yang berarti konsep

diri konseli juga meningkat lebih baik.

Page 59: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

59

Tahap kelima pada sesi ini peneliti mengenalkan dan melatih

penguatan positif. Peneliti memberikan penguatan positif, supaya dapat

membantu konseli menghargai setiap keberhasilannya. Selain itu juga agar

konseli lebih siap menghadapi situasi sulit dalam keadaan apapun, dan lebih

bisa mengatasi masalahnya.

d. Tahap 4 (tindak lanjut)

Pada tahap tindak lanjut ini, gunanya untuk meninjau kemajuan

konseli terkait konsep dirinya, setelah melakukan sesi-sesi konseling

kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring. Dan pada sesi ini juga

dilakukan penyebaran angket pos test konsep diri.

2. Evaluasi dan indikator keberhasilan

Evaluasi dilakukan melalui pengukuran sesudah sesi konseling dan

dibandingkan dengan sebelum sesi konseling. Adapun aspek-aspek yang

menjadi indikator sebagai berikut:

a. Konseli memiliki kesadaran bahwa memahami konsep diri yang dimiliki itu

penting. Artinya bahwa, mengetahui pandangan baik dan buruk dalam diri

sendiri serta pandangan-pandangan tersebut dianggap sebagai nilai ositif

atau negatif.

b. Konseli memiliki kesadaran bahwa konsep diri yang negatif dapat

mengganggu perkembangan maupun perilaku konseli disekolah maupun

dilingkungan masyarakat.

Page 60: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

60

Disisi lain juga dilakukan evaluasi proses konseling disetiap sesinya

sebagai berikut:

Tahap 1 (identifikasi)

Berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan adanya keberhasilan siswa

dalam mengisi angket konsep diri sesuai dengan kondisi siswa yang sebenarnya.

Tahap 2 (pembentukan kelompok)

a. Kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan rangkaian konseling

kelompok, hal ini ditunjukkan dengan kehadiran siswa dalam mengikuti

serangkaian kegiatan koseling tanpa terlewati pada setiap tahapnya.

b. Pemahaman siswa terhadap konsep diri

c. Terbentuknya kelompok yang dinamis

Tahap 3 (tahap kerja)

a. Pemahaman siswa mengenai konsep diri negatif dan positif hal ini

ditunjukkan bahwa siswa dapat menyebutkan ciri konsep diri negatifnya

b. Kesungguhan siswa dalam menerima penguatan positif

Tahap 4 (tindak lanjut)

Lancar, ditandai dengan peningkatan pada angket konsep diri

Page 61: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

61

C. Deskripsi Data

1. Konsep Diri Siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu

Untuk menguji tingkat konsep diri siswa dalam penelitian ini dibagi

menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah.

Pengkategorian ini didapatkan setelah peneliti menetapkan nilai frekuensi dari

masing-masing kategori dengan melihat besarnya nilai maksimum, nilai

minimum, dan standar deviasinya.

Norma yang digunakan untuk menentukan tingkat konsep diri siswa

beserta nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasnya yang dihasilkan

dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Descriptive Statistics Variabel Y

N Minimum

Maximu

m Mean

Std.

Deviation

Konsep diri 21 58 92 72.67 8.200

Valid N

(listwise) 21

Page 62: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

62

Tabel 4.2

Kategori konsep diri

Kategori Skor

Sangat tinggi 86 – 92

Tinggi 79 – 85

Sedang 72 – 78

Rendah 65 – 71

Sangat rendah 58 – 64

Diolah dengan menggunakan statistik Deskriptif data uji coba

Dari tabel standar diatas, maka diperoleh hasil penghitungan konsep

diri siswa. Adapun penghitungan tersebut adalah siswa yang menjadi populasi

dalam penelitian yaitu kelas XII IPA. Berdasarkan hasil penghitungan, dapat

disimpulkan bahwa dari 21 siswa, yang memiliki konsep diri siswa sangat

rendah sebanyak 4 siswa, kategori rendah sebanyak 7 siswa, kategori sedang

sebanyak 5 siswa, kategori tinggi sebanyak 4 siswa, kategori sangat tinggi 1

siswa. Data tersebut diperoleh berdasarkan penyebaran angket pre test untuk

konsep diri. Jadi kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah 6 siswa,

sedangkan yang 5 siswa menjadi kelompok kontrol.

2. Kelompok Eksperimen

Kelompok eksperimen dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII

IPA SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu yang memiliki konsep diri rendah,

yaitu sebanyak 6 siswa antara lain: UT, NA, ID, SH, LA, dan AS.

Kelompok eksperimen diberikan treatment berupa layanan konseling

kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring selama 3 sesi. Selanjutnya

Page 63: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

63

mengenai istrumen yang diberikan adalah angket. Adapun angket diberikan

sebelum dan sesudah sesi konselinh yang berupa angket pre test dan pos test.

Dan hasil skor masing-masing siswa sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Angket Pre Test dan pos test kelompok eksperimen

No Nama Pre Test Pos Test

Skor Kategori Skor Kategori

1 UT 63 Sangat Rendah 73 Sedang

2 NA

58 Sangat Rendah 72 Sedang

3 ID 70 Rendah 81 Tinggi

4 SH 67 Rendah 83 Tinggi

5 LA 71 Rendah 87 Sangat Tinggi

6 AS 68 Rendah 72 Sedang

Dari tabel 4.3 didapati ada empat siswa yang memiliki konsep diri

rendah dan dua siswa yang memiliki konsep diri sangat rendah pada pre test, dan

setelah diberikan treatmen berupa konseling kelompok dengan menggunakan

teknik Cognitive Restructuring, yang didapati dari pos test menunjukkan ada

tiga siswa yang memiliki konsep diri sedang, dua siswa memiliki konsep diri

tinggi dan satu siswa memiliki konsep diri sangat tinggi.

3. Kelompok Kontrol

Page 64: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

64

Dalam penelitian ini selain kelompok eksperimen, peneliti juga

menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding. Sedangkan untuk jumlah

kelompok kontrol hanya ada lima siswa, diambil dari kelas XII IPA SMA Ya

BAKII 2 Gandrungmangu yang juga memiliki konsep diri rendah, namun tidan

diberi treatmen. Untuk membandingkan dengan kelompok eksperimen,

kelompok kontrol juga diukur dengan menggunakan angket sebanyak dua kali

yaitu angket pre test dan pos test. Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.4

Hasil angket pre test dan pos test kelompok kontrol

No Nama Pre Test Pos Test

Skor Kategori Skor Kategori

1 TI 64 Sangat Rendah 58 Sangat Rendah

2 AN 62 Sangat Rendah 60 Sangat Rendah

3 SE 68 Rendah 62 Sangat Rendah

4 AY 69 Rendah 69 Rendah

5 LU 71 Rendah 65 Rendah

Dari tabel 4.4 dari hasil pre test didapati ada tiga siswa yang memiliki

konsep diri rendah, dan ada dua siswa yang memiliki konsep diri sangat rendah.

Dan setelah diberikan angket pos test ada tiga siswa yang memiliki konsep diri

sangat rendah, dan dua siswa memiliki konsep diri rendah.

Page 65: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

65

D. Analisis data

Analisis data menggunakan uji hipotesis data. Dan analisis data ini

menggunakan paired samples test dan independen samples test. Paired simples

test yaitu: analisis untuk mengetahui perbedaaan dua sampel yang berpasangan.

Dan pengujian ini dilakukan untuk angket pre test dan pos test dari kelompok

eksperimen dan kontrol. Dan untuk analisis data berupa independent samples

test yaitu : analisis untuk mengetahui perbedaan 2 samples bebas. Adapun

pengujian ini dilakukan mengukur pos test pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Adapun t hitung yang dihasilkan dengan menggunakan

program SPSS 16.0 for windows sebagai berikut:

1. Paired samples t test pada angket kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol

a. Deskripsi pre test dan pos test dari kelompok eksperimen

Tabel 4.5

Output Paired samples statistics menampilkan jumlah subjek

pada masing-masing pre test dan pos test adalah 5, mean kelompok

eksperimen pre test 65.00, sedangkan pada pos test 78.00

Paired Samples Statistics angket pre test dan pos test

kelompok eksperimen

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre test 65.80 5 5.357 2.396

Pos test 78.60 5 7.403 3.311

Page 66: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

66

Tabel 4.6

Paired Samples Test angket pre test dan pos test kelompok eksperimen

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pai

r 1

Pre test –

pos test -

12.800 2.950 1.319 -16.462 -9.138 -9.704 4

.

0

1

0

Dari tabel 4.6 bahwa output paired samples test dari kelompok

eksperimen menampilkan bahwa analisis output menampilkan mean -

12.800, standard deviasinya 2.950, mean standar errornya 1.319.

Perbedaan terendah keduanya -16.462, sementara perbedaan tertinggi -

9.138. sedangkan hasil uji test t taitu -9.704 dengan df 4 dan signifikasi

0.01 atau .010. Adapun deskripsi data dari tabel sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

a. Ho: tidak ada perbedaan peningkatan signifikan pada konsep diri

sebelum dan sesudah dilakukan konseling kelompok dengan

teknik Cognitive Restructuring pada kelompok eksperimen

Page 67: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

67

b. Ha : ada perbedaan peningkatan signifikan pada konsep diri

sebelum dan sesudah dilakukan konseling kelompok dengan

teknik Cognitive Restructuring pada kelompok eksperimen.

2. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada =5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan

derajat kebedasan (df) n-1, adapun berdasarkan tabel menunjukan df

4 yang diperoleh dari 5-1. Dengan pengujian 2 sisi (signifikasi =

0.025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,776. Adapun untuk

kriteria pengujian sebagai berikut:

a. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

b. Ha ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Berdasarkan tabel diatas menunjukan nilai –t hitung <-t tabel (-9.704

<-2.776) maka Ho ditolak, artinya bahwa ada perbedaan peningkatan

signifikan pada konsep diri siswa sebelum dan sesudah diberikan

layanan konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring.

Pada tabel diatas terlihat rata-rata untuk pre test 65.80 dan untuk pos

test adalah 78.60, hal ini menunjukkan bahwa mean atau rata-rata

pre test lebih rendah dari pada rata-rata atau mean pos test. Dengan

ini dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara

pre test dan pos test pada kelompok eksperiman.

Page 68: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

68

b. Deskripsi pre test dari kelompok kontrol

Output Paired samples statistics menampilkan jumlah subjek

pada masing-masing pre test dan pos test adalah 5, mean kelompok

kontrol pre test 65.75, sedangkan pada pos test 62.25.

P

a

d

a

Dari tabel 4.8 bahwa output paired samples test dari kelompok

kontrol menampilkan hasil analisis yaitu output menampilkan mean

Tabel 4.7

Paired Samples Statistics angket pre test dan pos test

kelompok kontrol

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre test 65.75 4 3.304 1.652

Pos test 62.25 4 4.787 2.394

Tabel 4.8

Paired Samples Test angket pre test dan pos test kelompok kontrol

Paired Differences

t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Devia

tion

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre

test

_po

s

test

3.500 3.000 1.500 -1.274 8.274 2.333 3 .102

Page 69: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

69

3.500, standar deviasinya 3.000, mean standar errornya 1.500.

perbedaan terendah keduanya -1.274, sementara perbedaan tertinggi

8.274. sedangkan hasil uji tes t yaitu 2.333 dengan df 3 dan signifikasi

.102. adapun deskripsi data tabel diatas sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

a. Ho : tidak ada perbedaan peningkatan signifikan pada konsep

diri siswa sebelum dan sesudah dilakukan konseling kelompok

dengan teknik Cognitive Restructuring pada kelompok kontrol

b. Ha : ada perbedaan peningkatan signifikan ada konsep diri

sebelum dan sesudah dilakukan konseling kelompok dengan

teknik Cognitive Restructuring pada kelompok kontrol.

2. Menentukan tingkat signifikasi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikasi α =

5% : 2 = 2.5% yaitu 2,571. Output dari tabel menunjukan nilai

signifikasi 0.102 atau .102, dan untuk uji kriteria pengujian sebagai

berikut:

a. Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

b. Ha ditolak jika –tabel hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Berdasarkan tabel diatas menunjukan nilai signifikasi 2.333 <

2.571 maka Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan peningkatan pada konsep diri siswa sebelum dan

Page 70: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

70

sesudah dilakukan konseling kelompok dengan teknik Cognitive

Restructuring.

c. Independent samples t test pada kelompok eksperimen dan kontrol

Pada bagian perhitungan ini akan mengukur pos test pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun, sebelum

melakukan independent samples t test, dilakukan uji homogenitas. Uji

homogenitas yaitu pengujian mengenai sama tidaknya variasi-variansi

dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas biasanya digunakan

sebagai syarat dalam analisis independent samples T test. Adapun

perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 4.9

Test of Homogeneity of Variances pos test

kelompok eksperimen dan kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.466 1 9 .096

Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi data adalah

homogen. Dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi data adalah

tidak homogen. Dari hasil output diatas, nilai signifikansi adalah 0,096,

karena 0,096 > 0,05 maka distribusi data homogen.

Page 71: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

71

Tabel 4.10

O

Output Group statistics menampilkan jumlah subjek pada

kelompok eksperimen 6, dan kelompok kontrol 5. Mean untuk kelompok

eksperimen pos test adalah 78.00, sedangkan mean untuk kelompok

kontrol pos test adalah 62,60.

Group Statistics kelompok eksperimen dan kontrol pos test

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pos

test

Eksperimen 6 78.00 6.512 2.658

Kontrol 5 62.60 4.615 2.064

Page 72: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

72

Tabel 4.11

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Equal

varianc

es

assume

d

2.656 .138 4.426 9 .002 15.400 3.480 7.528 23.272

Equal

varianc

es not

assume

d

4.576 8.833 .001 15.400 3.366 7.765 23.035

Pengujian berdasarkan signifikansi:

1. Menentukan hipotesis

Ho : tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol pada saat pos test

Ha : ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dengan

kelompok kontrol pada saat pos test

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%

3. Nilai signifikansi

Dari output diatas didapat nilai signifikansi adalah 0,002

Page 73: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

73

4. Kriteria pengujian

Ho diteriman jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05

5. Membandingkan nilai signifikansi

Nilai signifikansi 0,002 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak

6. Kesimpulan

Karena signifikansi (0,002), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada

perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol pada saat pos test.

E. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil penelitian

Pada penelitian efektivitas teknik Cognitive Restructuring untuk

meningkatkan konsep diri siswa SMA Ya BAKII 2 Gandrungmangu,

peneliti ingin melihat seberapa efektivas teknik Cognitive Restructuring

untuk meningkatkan konsep diri siswa. Peneliti menggunakan instrumen

angket pre test dan pos test yang diberikan pada subjek yang memiliki

konsep diri rendah dari kelompok eksperimen dan kontrol. Adapun

kelompok eksperimen berjumlah 6 siswa, dan kelompok kontrol berjumlah

5 siswa. Kemudian kelompok eksperimen diberikan treatmen dengan teknik

Cognitive Restructuring yang dilakukan pada konseling kelompok.

Page 74: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

74

Konsep diri rendah merupakan fokus dalam penelitian ini. Hal ini

dikarenakan mereka yang memiliki konsep diri rendah berhak mendapat

bantuan agar dapat meningkatkan konsep dirinya.

Adapun hasil angket yang telah diuji menggunakan spss 16

menunjukan adanya peningkatan yang signifikan konsep diri antara sebelum

dan sesudah diberikannya perlakuan dengan teknik Cognitive Restructuring.

Hal ini dibuktikan dengan data tabel paired samples test bahwa nilai –t

hitung < -t tabel. Adapun t hitung dalam penelitian ini berjumlah (-9.704 <-

2.776), maka Ho ditolak. Dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya bahwa ada

perbedaan signifikan pada konsep diri siswa sebelum dan sesudah

dilakukannya konseling kelompok dengan teknik Cognitive Restructuring.

Selain itu jyga dibuktikan dengan data tabel independent samples test pos

test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol bahwa nilai signifikasi <

dari 0,05. Adapun nilai signifikasi pada penelitian ini 0.002, karena 0,002<

0.05 maka Ho ditolak. Artinya, ada perbedaan signifikan antara pos test

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Pembahasan

Konsep diri sangatlah penting bagi siswa karena dengan konsep

diri positif dapat meningkatkan kualitas kehidupan siswa dalam berperilaku,

berpikir dan berinteraksi. Konsep diri siswa yang tadinya rendah, meningkat

setelah mengikuti layanan konseling kelompok dengan teknik Cognitive

Page 75: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

75

Restructuring. Siswa menjadi lebih percaya diri, lebih berani berbicara

didepan banyak orang serta lebih bisa berpikir positif.

Jadi kesimpulannya berdasarkan hasil angket yang telah diuji

menggunakan program spss 16.0 bahwa ada peningkatan yang signifikan

konsep diri siswa antara sebelum dan sesudah pelaksanaan konseling

kelompok denga teknik Cognitive Resructuring.

Page 76: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

76

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan mengenai “efektivitas teknik Cognitive

Restructuring untuk meningkatkan konsepdiri siswa” selanjutnya setelah data dari

hasil penelitian diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Konsep diri siswa kelompok eksperimen sebelum diberi layanan konseling

kelompok teknik Cognitive Restructuring adalah rendah. Hal ini dibuktikan

dengan skor angket yang diperoleh oleh siswa sebelum diberikan layanan

konseling kelompok dengan jumlah 58 sampai 70 yang masuk kategori sangat

rendah dan rendah.

2. Konsep diri siswa kelompok eksperimen setelah diberikan layanan konseling

kelompok teknik Cognitive Restructuring adalah menjadi sedang dan tinggi,

hal ini dibuktikan dengan skor pos test setelah dilakukan konseling kelompok

teknik Cognitive Restructuring yaitu dengan jumlah 72 – 83.

3. Analisis yang terakhir yaitu mengenai keefektifan konseling kelompok dengan

teknik Cognitive Restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa. Dari

hasil SPSS 16.0 menunjukan bahwa adanya efektivitas konseling kelompok

dengan teknik Cognitive Restructuring untuk meningkatkan konsep diri siswa.

Hal ini dibuktikan dengan hasil paired samples t test bawa nilai –t hitung <-t

tabel (-9.704 <-2.776), dan dibuktikan pula dengan hasil output independent

Page 77: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

77

bahwa signifikasi < 0,005 (0,002<0,005) berarti Ho ditolak. Maka Ha diterima

artinya ada perbedaan antara sebelum dilakukan konseling kelompok dengan

sesudahnya.

B. SARAN

Saran penelitian ini bagi sekolah antara lain bahwa konsep diri

merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan terutama bagi siswa yang

sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan disekolah maupun di

masyarakat. Karena konsep diri sangatlah berpengaruh dalam perilaku dan

pemikiran. Oleh karena itu, diharapkan semua siswa dapat memiliki konsep diri

yang positif. Bagi sekolah dapat menggunakan teknik Cognitive Restructuring

untuk membantu meningkatkan konsep diri siswa.

C. PENUTUP

Alhamdulillahirobbil’alamin akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini atas berkat usaha jerih payah, do’a dan motivasi dari keluarga, guru, dan

semua teman-teman yang telah memberikan semangat pada peneliti serta yang

paling utama atas pertolongan Alloh SWT. Harapan peneliti, semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi dunia pendidikan. Peneliti juga

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini. Banyak kesalahan dari penelitian ini, peneliti mengharap saran dan

kritik yang membangun demi penyempurnaan penelitian ini.

Page 78: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

78

DAFTAR PUSTAKA

Anifah, Mufidatin, Implementasi Teknik Cognitive Restructuring Dalam

Menangani Konsep Diri Rendah Pada Siswa X Di SMP NEGERI 1

UJUNGPANGKAH. (Surabaya, Perpustakaan UINSBY, 2015).

http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/3676

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Daryanto, Farid M. (2015). Bimbingan Konseling Panduan Guru BK Dan

Guru Umum. Yogyakarta: Gava Media

Desmita.( 2014). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Erford, Bradley. (2017). 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Ginanjar, Ary. (2010). Life Balance Ways. Jakarta : Kompas Gramedia

Hadi, Amirul Haryono.(1998). Metodologi Penelitian 2. Bandung : Pustaka

Setia

Hartono. (2010). SPSS 16.0 Analisis Data Statistik Dan Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Indramastuti, Agustin MW. Teknik Cognitive Restructuring Untuk Mereduksi

Prokrastinasi Akademik Pada Peserta Didik Kelas X SMA N 2

SUKOHARJO Tahun Ajaran 2016/2017. (Surakarta: Perpustakaan

UNS Surakarta, 2017). https://eprints.uns.ac.id/id/eprint/35599.

Page 79: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

79

Nursalim, Mochamad.(2013). Strategi & Intervensi Konseling. Jakarta Barat:

Akademia Permata

Paul Centi. (2012). Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius

Rakhmat, Jalaluddin. (2012). Psikologi Komunikasi. Bandung : Rosdakarya

Sobur, A. (2003). Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pusaka

Setia

Sudjana, Nana dan Ibrahim.(2014).Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana. (2010). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiyah. Bandung: Sinar

Baru Algesindo

Sugiono. (2011). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi

Sukmadinata, Nana Syaodih.(2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan,

Bandung: Remaja Rosdakarya

Supranto. (2009). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Susilowati, Krisna. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Dan Konsep

Diri Dengan Kemandirian Pada Remaja Panti Asuhan

Muhammadiyah Karanganyar, (Surakarta: Perpustakaan UNS,

2011).

Page 80: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

80

https://scholar.google.co.id/scholar?as_vis=1&q=hubungan+antara

+konformitas+teman+sebaya+dan+konsep+diri+dengan+kemandiri

an+pada+remaja+panti+asuhan+muhammadiyah+karanganyar&hl

=id&as_sdt=0,5

Suwanto. Efektivitas Teknik Restrukturisasi Kognitif Dalam Konseling

Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa, (Tasikmalaya:

Perpustakaan UPI Tasikmalaya, 2016).

http://repository.upi.edu/id/eprint/25207

W.J.S. Poerwadarminta.( 2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka

Zulfa, Umi. (2010). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : Cahaya Ilmu

Page 81: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 82: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

82

Lampiran i

Variabel Penelitian

No Aspek Indikator

1 Fisik a. Cara pandang terhadap kesehatan

b. Cara pandanag terhadap penampilan

2 Psikis d. Pandangan terhadap kemampuan akademis

e. Pandangan pengembangan pengetahuan

f. Pandangan terhadap perasaan sendiri

g. Perlakuan terhadap diri sendiri

3 Sosial c. Peranan sosial terhadap lingkungan (masyarakat,

sekolah)

d. Kemampuan melakukan tugas (disekolah dan dirumah)

4 Moral Pandangan terhadap nilai-nilai yang berlaku dilingkungan

sekitar

Page 83: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

83

Lampiran ii

KISI-KISI ANGKET KONSEP DIRI

No Aspek Indikator Item Jumlah

1 Fisik a. Cara pandang terhadap kesehatan

b. Cara pandanag terhadap

penampilan

1, 2, 3, 4, 5, 6,

7, 8, 9, 10, 11,

12, 13, 14,

14

2 Psikis a. Pandangan terhadap kemampuan

akademis

b. Pandangan terhadap perasaan

sendiri

c. pandangan terhadap diri sendiri

89, 90,

15, 22, 24, 34,

36, 37, 45, 57,

64, 82, 84, 85,

67

16, 17, 18, 19,

20, 21, 31, 32,

33, 35, 38, 39,

40, 41, 42, 58,

65, 66, 68, 86,

36

3 Sosial a. Pandangan sosial terhadap

lingkungan dan keluarga

b. Kemampuan melakukan tugas

(disekolah dan dirumah)

49,50,51, 52,

53,54, 55, 56,

59, 60, 62, 69,

70, 71, 72, 73,

74, 75, 81,

43, 44, 46, 47,

61, 79, 80, 88,

92, 93, 94, 95

31

4 Moral Pandangan terhadap nilai-nilai yang

berlaku dilingkungan sekitar

23, 25, 26, 27,

28, 29, 30, 48,

63, 76, 77, 78,

83, 87, 91,

14

Jumlah total 95

Page 84: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

84

Lampiran iii

ANGKET UJI COBA TENTANG KONSEP DIRI

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan SS S KS TS

1 Saya memiliki tubuh yang sehat

2 Saya sering sakit

3 Saya merasa tidak sesehat yang seharusnya

4 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya

5 Saya malas berolahraga

6 Saya suka berolahraga

7 Saya senang tampak rapi sepanjang hari

8 Saya sesorang yang menarik

9 Saya puas dengan ukuran tubuh saya

10 Saya orang yang tidak menarik

11 Ada keinginan dalam hati saya untuk mengubah bagian-bagian

tertentu dari tubuh saya

12 Saya merasa penampilan fisik saya tidak sebagaimana yang

saya harapkan

13 Saya mencoba menjaga penampilan saya sebaik-baiknya

14 Saya tidak peduli dengan kerapihan penampilan saya

15 Saya sering merasa senang

16 Saya sering berperilaku seperti orang yang tau semuanya

17 Saya adalah seseorang yang sopan

18 Saya orang yang sholih

19 Saya orang yang jujur

Page 85: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

85

20 Saya memiliki moral yang buruk

21 Saya adalah orang yang jahat

22 Saya memiliki daya juang yang lemah

23 Saya sangat puas dengan sopan santun dan perilaku saya

24 Saya merasa bahwa saya sangat sulit dipercaya

25 Saya sering berbohong

26 Saya suka melakukan hal yang benar

27 Saya akan berubah saat saya menyadari bahwa saya salah

28 Kadang-kadang saya melakukan cara yangcurang untuk

bergerak maju

29 Kadang-kadang saya melakukan hal buruk

30 Saya memiliki masalah dalam melakukan hal yang benar

31 Saya orang yang ceria

32 Saya memiliki kontrol diri yang tinggi

33 Saya adalah seseorang yang tenang dan mudah untuk berteman

34 Saya dibenci

35 Saya pribadi yang layak diremehkan

36 Pikiran saya kacau

37 Saya puas dengan diri saya sekarang

38 Saya secerdas yang saya inginkan

39 Saya orang yang baik

40 Saya benci diri saya sendiri

41 Saya mudah menyerah

42 Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri

43 Saya bisa memecahkan masalah dengan mudah

44 Saya bersedia mengakui kesalahan saya tanpa merasa marah

45 Saya sering berubah pikiran

46 Saya sering bertindak tapa berpikir dahulu

47 Saya mencba melarikan diri dari masalah

Page 86: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

86

48 Saya memiliki keluarga yang selalu siap membantu saya dalam

kesulitan

49 Saya penting bagi keluarga dan teman-teman saya

50 Saya berasal dari keluarga yang bahagia

51 Saya dibenci oleh keluarga saya

52 Teman-teman saya ragu kepada saya

53 Saya pikir keluarga saya tidak menaruh kepercayaan kepada

saya

54 Saya puas dengan hubungan dalam keluarga saya

55 Saya memperlakukan orang tua saya seperti seharusnya

56 Saya memahami keluarga saya

57 Saya sangan sensitif terhadap apa yang keluarga saya katakan

58 Saya harus meningkatlkan kepercayaan saya terhadap keluarga

saya

59 Seharusnya saya mencintai keluarga saya lebih dari saya

mencintai orang lain

60 Saya mencoba bersikap adil terhadap keluarga dan teman-

teman

61 Saya melakukan tugas saya dirumah

62 Saya memberikan perhatian penuh terhadap keluarga saya

63 Saya sering bertengkar dengan keluarga saya

64 Saya adalah seseorang yang ramah

65 Saya lebih populer dikalangan perempuan

66 Saya lebih populer dikalangan lelaki

67 Saya merasa marah tergadap semua orang

68 Saya masa bodoh ada apa yang orang lain lakukan

69 Saya merasa sulit untuk mengembangkan kedekatan dengan

orang lain

70 Saya bisa bersosialisasi dengan cara-cara yang saya inginkan

Page 87: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

87

71 Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

72 Saya berusaha untuk disenangi, tapi saya tidak berlebihan

73 Saya harus lebih sopan kepada orang lain

74 Saya sulit dalam bergaul

75 Cara bergaul saya kurang memuaskan bagi saya

76 Saya mencoba untuk memahami pandangan orang lain

77 Saya memiliki kesan yang yang baik bagi semua orang

78 Saya bisa menjadi teman yang baik bagi semua orang

79 Saya merasa mudah berbicara dengan orang lain

80 Sulit bagi saya untuk mengampuni orang lain

81 Saya merasa sulit sulit untuk berbicara dengan seseorang yang

saya tidak kenal

82 Saya tidak selalu berbicara kebenaran

83 Kadang-kadang saya memikirkan hal buruk untuk dikatakan

84 Saya kadang-kadang marah

85 Kadang-kadang saya menjadi marah ketika saya tidak sehat

86 Saya tidak menyukai semua orang yang saya kenal

87 Kadang-kadang saya membicarakan kejelekan orang lain

88 Saya suka membolos

89 Saya suka dengan semua pelajaran sekolah

90 Saya mampu mengerjakan semua tugas sekolah dengan baik

91 Saya mematuhi peraturan sekolah

92 Saya suka keluar ketika jam pelajaran

93 Saya berangkat sekolah selalu tepat waktu

94 Saya berangkat sekolah sering telat

95 Saya suka mencontek

Page 88: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

88

Lampiran iv

Angket Sahih dan Gugur

No Corrected

Item – Total

Correlation

Simpulan

1 .116 Gugur

2 -.370 Gugur

3 .365 Gugur

4 .610 Sahih

5 .093 Gugur

6 .171 Gugur

7 .157 Gugur

8 .248 Gugur

9 .115 Gugur

10 .096 Gugur

11 .141 Gugur

12 .208 Gugur

13 .380 Gugur

14 .187 Gugur

15 .228 Gugur

16 -.617 Gugur

17 .413 Gugur

18 .450 Sahih

19 .435 Sahih

20 .467 Sahih

21 .419 Gugur

22 .153 Gugur

23 .406 Gugur

24 -.028 Gugur

25 .042 Gugur

26 .464 Sahih

27 -.198 Gugur

28 .378 Gugur

29 .612 Sahih

30 -.130 Gugur

31 .396 Gugur

32 .646 Sahih

33 .598 Sahih

34 -.098 Gugur

35 .353 Gugur

36 .178 Gugur

37 .318 Gugur

38 .381 Gugur

39 .175 Gugur

40 .040 Gugur

41 .406 Gugur

42 .435 Sahih

43 .521 Sahih

44 .430 Gugur

45 .241 Gugur

46 .353 Gugur

47 .579 Sahih

48 .424 Gugur

49 .440 Sahih

Page 89: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

89

50 .352 Gugur

51 .175 Gugur

52 .151 Gugur

53 .424 Gugur

54 .268 Gugur

55 .618 Sahih

56 .459 Sahih

57 .181 Gugur

58 .182 Gugur

59 .437 Sahih

60 .556 Sahih

61 .436 Sahih

62 .600 Sahih

63 .366 Gugur

64 .464 Sahih

65 .352 Gugur

66 .194 Gugur

67 .349 Gugur

68 .328 Gugur

69 -.033 Gugur

70 .296 Gugur

71 .499 Sahih

72 .419 Gugur

73 .160 Gugur

74 .224 Gugur

75 .400 Gugur

76 .053 Gugur

77 .568 Sahih

78 .397 Gugur

79 .248 Gugur

80 .070 Gugur

81 .341 Gugur

82 .398 Gugur

83 .137 Gugur

84 .281 Gugur

85 .526 Sahih

86 .490 Sahih

87 .402 Gugur

88 .279 Gugur

89 .068 Gugur

90 .228 Gugur

91 .503 Sahih

92 .317 Gugur

93 .223 Gugur

94 .258 Gugur

95 .341 Gugur

Page 90: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

90

Lampiran v

Angket Pre Test Konsep Diri

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan SS S KS TS

1 Saya mematuhi peraturan sekolah

2 Saya memperlakukan orang tua saya seperti seharusnya

3 Saya bisa memecahkan masalah dengan mudah

4 Saya memiliki kontrol diri yang tinggi

5 Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri

6 Saya adalah seseorang yang tenang dan mudah untuk

berteman

7 Saya penting bagi keluarga dan teman-teman saya

8 Saya mencoba melarikan diri dari masalah

9 Kadang-kadang saya melakukan hal yang buruk

10 Seharusnya saya mencintai keluarga saya lebih dari saya

mencintai orang lain

11 Saya mencoba bersikap adil terhadap keluarga dan teman-

teman

12 Saya melakukan tugas saya dirumah

13 Saya adalah seseorang yang ramah

Page 91: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

91

14 Saya memahami keluarga saya

15 Saya memberikan perhatian penuh terhadap keluarga saya

16 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya

17 Saya orang yang sholihah

18 Saya orang yang jujur

19 Saya memiliki moral yang buruk

20 Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

21 Saya memiliki kesan yang baik bagi semua orang

22 Kadang-kadang saya menjadi marah ketika saya tidak sehat

23 Saya tidak menyukai semua orang yang saya kenal

24 Saya akan melakukan hal yang benar

Page 92: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

92

Lampiran vi

ANGKET KONSEP DIRI POS TEST

Pos Test Konsep Diri

Petunjuk pengisian

Pernyataan-pernyataan berikut ini adalah untuk membantu saudara

menggambarkan diri saudara sendiri. Jawablah pernyataan-pernyataan tersebut seakan-

akan saudara sedang menggambarkan diri sendiri sebagaimana adanya saat ini.

Jawablah dengan respon pertama saudara. Jangan melewati satu nomorpun. Bacalah

baik-baik setiap pernyataan lalu pilihlah salah satu dari empat jawaban yang tersedia

dengan menuliskan tanda silang (X) pada kolom yang tersedia. Arti dari empat pilihan

jawaban :

Jawaban SS : Sangat Setuju

Jawaban S : Setuju

Jawaban KS : Kurang Setuju

Jawaban TS : Tidak Setuju

Nama :

Kelas :

No. Pernyataan SS S KS TS

1 Saya akan melakukan hal yang benar

2 Kadang-kadang saya melakukan hal yang buruk

3 Saya adalah seseorang yang tenang dan mudah untuk

berteman

4 Saya memiliki kontrol diri yang tinggi

Page 93: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

93

5 Dalam situasi apapun, saya bisa menjaga diri

6 Saya bisa memecahkan masalah dengan mudah

7 Saya penting bagi keluarga dan teman-teman saya

8 Saya mencoba melarikan diri dari masalah

9 Saya memperlakukan orang tua saya seperti seharusnya

10 Seharusnya saya mencintai keluarga saya lebih dari saya

mencintai orang lain

11 Saya mencoba bersikap adil terhadap keluarga dan teman-

teman

12 Saya melakukan tugas saya dirumah

13 Saya adalah seseorang yang ramah

14 Saya memahami keluarga saya

15 Saya memberikan perhatian penuh terhadap keluarga saya

16 Saya menjaga kesehatan tubuh saya sebaik-baiknya

17 Saya orang yang sholihah

18 Saya orang yang jujur

19 Saya memiliki moral yang buruk

20 Saya puas dengan cara saya memperlakukan orang lain

21 Saya memiliki kesan yang baik bagi semua orang

22 Kadang-kadang saya menjadi marah ketika saya tidak sehat

23 Saya tidak menyukai semua orang yang saya kenal

24 Saya mematuhi peraturan sekolah

Page 94: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

94

Lampiran vii

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Tujuan Tema Metode Waktu

Pre – tes Untuk mengetahui tingkat

konsep diri siswa

Pengisian

angket

Angket konsep diri 45 menit

Perkenalan

dan program

1. Saling mengenal

2. Untuk menyampaikan

tujuan dan program

Lebih kenal

lebih sayang

1. Ceramah

singkat

2. Diskusi

45 menit

Rasional dan

identifikasi

pikiran konseli

dalam situasi

problem

1. memperkuat keyakinan

konseli

2. konseli lebih memahami

diri sendiri

Pemahaman diri

sendiri

1. ceramah

2. diskusi

3. pengisian

lembar

bagaimana diri

saya

45 menit

Pengenalan

dan latihan

coping thought

mengarahkan pemikiran

siswa

Coping thought 1. ceramah

2. diskusi

45 menit

Pengenalan

dan latihan

penguatan

positif serta

tugas rumah

Membantu siswa agar lebih

berpikir positif

Konsep diri

positif

1. pemutaran

video konsep

diri positif

2. ceramah

singkat

3. pemberian

tugas

45 menit

Tindak lanjut

dan post – tes

Menguatkan dan mendorong

anggota kelompok untuk

mempertahankan konsep diri

yang positif

How are you

today?

Pengisian post tes 45 menit

Page 95: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

95

Lampiran viii

Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring sesi 1

Yayasan Badan Amal Dan Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah

SMA YA BAKII 2 Gandrungmangu – Cilacap

Alamat : Jalan Raya Gandrungmangu Cilacap - 53254

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK

1. Nama konseli :UT, NA, ID, SH, LA, AS

2. Hari / Tanggal : Senin, 9 Desember 2019

3. Pertemuan ke - : 1 (Satu)

4. Waktu : 45 Menit

5. Tempat : Ruang konseling

6. Topik : Lebih Kenal Lebih Sayang

7. Media yang digunakan : Kertas, Bolpoin

Cilacap, 7 Desember 2019

Konselor

Saiqotul Khoeriyah

Page 96: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

96

Lampiran ix

Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring sesi 2

Yayasan Badan Amal Dan Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah

SMA YA BAKII 2 Gandrungmangu – Cilacap

Alamat : Jalan Raya Gandrungmangu Cilacap - 53254

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK

1. Nama konseli : UT, NA, ID, SH, LA, AS

2. Hari / Tanggal : Selasa, 10 Desember 2019

3. Pertemuan ke - : 2 (Dua)

4. Waktu : 45 Menit

5. Tempat : Ruang Konseling

6. Topik : Pemahaman Diri Sendiri

7. Media yang digunakan : Meja, Bolpoin, Kertas, Spidol

Cilacap, 7 Desember 2019

Konselor

Saiqotul Khoeriyah

Page 97: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

97

Lampiran x

Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring sesi 3

Yayasan Badan Amal Dan Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah

SMA YA BAKII 2 Gandrungmangu – Cilacap

Alamat : Jalan Raya Gandrungmangu Cilacap - 53254

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK

1. Nama konseli : UT, NA, ID, SH, LA, AS

2. Hari / Tanggal : Kamis, 12 Desember 2019

3. Pertemuan ke - : 3 (Tiga)

4. Waktu :45 Menit

5. Tempat : Ruang Konseling

6. Topik : Coping Thought

7. Media yang digunakan : Papan tulis, Spidol

Cilacap, 7 Desember 2019

Konselor

Saiqotul Khoeriyah

Page 98: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

98

Lampiran xi

Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring sesi 4

Yayasan Badan Amal Dan Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah

SMA YA BAKII 2 Gandrungmangu – Cilacap

Alamat : Jalan Raya Gandrungmangu Cilacap - 53254

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK

1. Nama konseli : UT, NA, ID, SH, LA, AS

2. Hari / Tanggal :Sabtu, 14 Desember 2019

3. Pertemuan ke - : 4 (Empat)

4. Waktu :45 Menit

5. Tempat : Ruang Konseling

6. Topik : Penguatan positif

7. Media yang digunakan : Laptop

Cilacap, 7 Desember 2019

Konselor

Saiqotul Khoeriyah

Page 99: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

99

Lampiran xii

Rencana Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok Dengan Teknik Cognitive

Restructuring sesi 5

Yayasan Badan Amal Dan Kesejahteraan Ittihadul Islamiyah

SMA YA BAKII 2 Gandrungmangu – Cilacap

Alamat : Jalan Raya Gandrungmangu Cilacap - 53254

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN

KONSELING KELOMPOK

1. Nama konseli : UT, NA, ID, SH, LA, AS

2. Hari / Tanggal : Senin, 16 Desember 2019

3. Pertemuan ke - : 5 (Lima)

4. Waktu : 45 Menit

5. Tempat : Ruang Konseling

6. Topik : How are you today?

7. Media yang digunakan : Alat tulis

Cilacap, 7 Desember 2019

Konselor

Saiqotul Khoeriyah

Page 100: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

100

Lampiran xiii

SKOR PRE TEST DAN POS TEST KELAS EKSPERIMEN

No Nama Pre Test Pos Test

Skor Kategori Skor Kategori

1 UT 63 Sangat Rendah 73 Sedang

2 NA

58 Sangat Rendah 72 Sedang

3 ID 70 Rendah 81 Tinggi

4 SH 67 Rendah 83 Tinggi

5 LA 71 Rendah 87 Sangat Tinggi

6 AS 68 Rendah 72 Sedang

Page 101: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

101

Lampiran xiv

SKOR PRE TEST DAN POS TEST KELAS KONTROL

No Nama Pre Test Pos Test

Skor Kategori Skor Kategori

1 TI 64 Sangat Rendah 58 Sangat Rendah

2 AN 62 Sangat Rendah 60 Sangat Rendah

3 SE 68 Rendah 62 Sangat Rendah

4 AY 69 Rendah 69 Rendah

5 LU 71 Rendah 65 Rendah

Page 102: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

102

Lampiran xv

Item total statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

item_1 559.52 1469.262 .103 .714

item_2 559.76 1496.390 -.387 .719

item_3 559.90 1447.690 .343 .710

item_4 559.48 1444.062 .599 .709

item_5 559.90 1467.590 .067 .714

item_6 559.62 1464.748 .153 .713

item_7 559.38 1468.048 .144 .713

item_8 560.10 1459.290 .228 .712

item_9 560.10 1466.190 .090 .713

item_10 559.95 1468.848 .076 .714

item_11 559.43 1464.757 .117 .713

item_12 559.67 1461.233 .187 .712

item_13 559.38 1456.948 .366 .711

item_14 559.10 1467.090 .175 .713

item_15 559.71 1463.814 .213 .713

item_16 561.05 1500.648 -.626 .720

item_17 559.62 1458.848 .403 .711

Page 103: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

103

item_18 560.00 1452.600 .437 .710

item_19 560.00 1456.100 .423 .711

item_20 559.10 1456.690 .457 .711

item_21 559.10 1458.490 .408 .711

item_22 559.43 1468.357 .140 .713

item_23 560.24 1453.090 .391 .710

itwm_24 559.95 1475.148 -.041 .715

itwm_25 559.52 1472.562 .031 .714

item_26 559.67 1451.933 .451 .710

item_27 561.43 1481.357 -.210 .716

item_28 559.86 1456.029 .364 .711

item_29 560.10 1443.290 .601 .708

item_30 560.38 1481.748 -.149 .716

item_31 559.57 1455.857 .383 .711

item_32 560.24 1437.190 .634 .707

item_33 559.71 1443.514 .587 .708

item_34 559.57 1479.357 -.115 .716

item_35 559.43 1456.357 .338 .711

item_36 560.00 1463.100 .157 .713

item_37 560.38 1449.848 .294 .710

item_38 560.52 1448.562 .361 .710

Page 104: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

104

item_39 559.67 1466.833 .161 .713

item_40 559.19 1472.162 .023 .714

item_41 559.52 1452.462 .390 .710

item_42 559.71 1449.614 .419 .710

item_43 560.52 1449.162 .509 .710

item_44 559.86 1449.029 .413 .710

item_45 560.62 1458.748 .220 .712

item_46 560.14 1451.129 .333 .710

item_47 559.43 1452.557 .570 .710

item_48 559.14 1454.929 .412 .711

item_49 559.57 1456.757 .429 .711

item_50 559.33 1460.333 .341 .712

item_51 558.90 1469.090 .166 .713

item_52 559.67 1467.833 .137 .713

item_53 559.14 1454.929 .412 .711

item_54 559.33 1461.833 .254 .712

item_55 559.38 1446.148 .609 .709

item_56 559.38 1450.648 .445 .710

item_57 560.14 1463.229 .161 .713

item_58 559.10 1467.290 .169 .713

item_59 558.90 1461.890 .429 .712

Page 105: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

105

item_60 559.33 1448.633 .545 .709

item_61 559.71 1454.414 .423 .711

item_62 559.67 1449.233 .591 .710

item_63 559.86 1458.929 .354 .712

item_64 560.00 1444.900 .446 .709

item_65 560.57 1448.257 .329 .710

item_66 560.81 1459.562 .169 .712

item_67 559.33 1456.133 .333 .711

item_68 558.86 1378.129 .214 .710

item_69 560.19 1476.262 -.053 .715

item_70 559.71 1462.714 .284 .712

item_71 560.05 1446.848 .484 .709

item_72 559.62 1458.648 .408 .711

item_73 559.10 1468.090 .148 .713

item_74 559.90 1460.790 .204 .712

item_75 560.00 1450.800 .383 .710

item_76 559.57 1471.957 .040 .714

item_77 560.38 1445.048 .556 .709

item_78 559.86 1452.929 .382 .710

item_79 560.10 1461.690 .232 .712

item_80 560.00 1469.800 .047 .714

Page 106: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

106

item_81 560.33 1456.533 .326 .711

item_82 560.24 1455.790 .384 .711

item_83 560.14 1467.929 .122 .713

item_84 560.81 1465.662 .271 .713

item_85 560.29 1446.814 .513 .709

item_86 559.10 1452.390 .479 .710

item_87 560.62 1459.248 .392 .712

item_88 559.10 1463.690 .267 .712

item_89 560.33 1471.033 .052 .714

item_90 560.19 1465.162 .216 .713

item_91 559.86 1452.129 .520 .710

item_92 559.52 1458.962 .302 .712

item_93 559.67 1459.333 .201 .712

item_94 559.43 1459.857 .240 .712

item_95 560.24 1458.390 .327 .711

total 281.38 368.448 1.000 .836

Page 107: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

107

Lampiran xvi

Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 21 100.0

Excludeda 0 .0

Total 21 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.714 96

Page 108: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

108

Lampiran xvii

Paired Simples T Test Angket Pre Test Dan Pos Test Kelompok Eksperimen

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre test 65.80 5 5.357 2.396

Pos test 78.60 5 7.403 3.311

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre test

dan pos

test

5 .943 .016

Paired Samples Test

Paired Differences

T df Sig. (2-tailed)

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre test –

pos test -12.800 2.950 1.319 -16.462 -9.138 -9.704 4 .001

Page 109: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

109

Lampiran xviii

Paired Simples T Test Angket Pre Test Dan Pos Test Kelompok Kontrol

T-Test

[DataSet0]

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre test 65.75 4 3.304 1.652

Pos test 62.25 4 4.787 2.394

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre test –

pos test 4 .785 .215

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Pair 1 Pre test-

pos test 3.500 3.000 1.500 -1.274 8.274 2.333 3 .102

Page 110: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

110

Lampiran xix

Test of Homogeneity of Variances pos test

kelompok eksperimen dan kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.466 1 9 .096

Page 111: BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahrepository.unugha.ac.id/983/2/skripsi.pdf · 2020. 8. 29. · 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan

111

Lampiran xx

Independent samples t test pos test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

T-Test

[DataSet0]

Group Statistics

pos test N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

pre test pre test 6 78.00 6.512 2.658

pos test 5 62.60 4.615 2.064

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

pre test Equal

variances

assumed

2.656 .138 4.426 9 .002 15.400 3.480 7.528 23.272

Equal

variances

not assumed

4.576 8.833 .001 15.400 3.366 7.765 23.035