Upload
lythu
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era 1980 merupakan periode di mana terjadinya pergeseran saluran-
saluran distribusi dalam lingkup Perbankan melalui pelayanan Self-service. Salah
satu produk layanan berbasis teknologi yang merupakan pelopor lahirnya internet
banking yang telah sukses dikembangkan perusahaan-perusahaan perbankan adalah
Automatic Teller Machine (ATM). Namun, menurut Jeaneth (2013), saat ini,
penambahan mesin ATM dan kantor cabang merupakan strategi yang tidak lagi
efisien dan efektif . Dengan memanfaatkan IPTEK, perusahaan perbankan berusaha
mengembangkan sarana baru untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan dengan
basis teknologi salah satunya yaitu internet banking (Raharjo,2007).
Pada tahun 2000, implementasi e-Banking mulai dilakukan oleh beberapa
Bank di Indonesia. Pemasaran melalui internet pun telah memasuki babak baru dan
efeknya menyebabkan perubahan secara drastis dalam cara penyampaian jasa yang
pernah ada sebelumnya seperti yang diutarakan oleh Kiang (2013) dan Joseph
(2012). Berbagai kemudahan dan manfaat yang ditawarkan dengan menggunakan
internet banking pun sangat mengesankan.
Layanan internet banking dapat menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan
efisien bagi Bank. Pengembangan layanan berbasis Teknologi ini juga mampu
menciptakan pelayanan yang lebih baik dalam berinteraksi dengan pelanggan. Sebuah
Bank dapat menghemat dan mengurangi biaya-biaya operasional transaksi dalam jumlah
yang sangat signifikan. Sistem ini dapat menjadi salah satu kekuatan dalam menciptakan
suatu Brand image yang baru dalam masyarakat. internet banking juga memiliki
kemampuan lebih cepat dalam merespon permintaan pasar (Yudha,2012). Dalam
penelitiannya, Awamleh. et al (2012) mengutip penelitian yang dilakukan Kurtas (2012)
yang membandingkan biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk setiap transaksi yang
dilakukan di Kantor, Telepon, ATM dan internet banking.
Rata-rata biaya transaksi melalui situs web atau internet banking sebesar
US$0,010. Jika dibandingkan dengan transaksi melalui ATM sebesar US$0,27,
2
transaksi melalui saluran telepon US$0,54 dan transaksi di kantor bank sebesar
US$1,07.
Bagi nasabah Bank BNI Syariah, keuntungan yang dapat diperoleh dari layanan
internet banking bank BNI Syariah adalah kemudahan mendapatkan informasi tabungan,
mencetak rekening koran, melihat mutasi rekening, transfer uang antar bank maupun
ke rekening di Bank lain melalui fasilitas kliring dan BI-RTGS, membayar tagihan
telepon, listrik dan pulsa telepon genggam, membayar uang kuliah, pembelian tiket
Airline seperti Garuda dan Lion Air, pembayaran tagihan Hasanah Card (kartu
pembiayaan BNI Syariah) dan pembayaran zakat, infaq & shadaqoh. Selain itu,
nasabah juga dapat mengubah PIN, hingga melakukan simulasi perhitungan
tabungan hari tua. Dengan jaringan internet secara online, memungkinkan setiap
nasabah untuk melakukan layanan perbankan di mana saja dan kapan saja tanpa
batas. Bank BNI Syariah juga menjamin kemudahan dalam menggunakan dan
mengakses internet banking dengan tampilan navigasi yang sederhana dan menu
transaksi yang jelas.
Data statistik yang dikeluarkan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) sampai dengan Oktober 2016 menunjukkan angka 132,7 juta
pengguna internet di Indonesia. Hasil survey tersebut menunjukkan peningkatan dari
tahun-tahun sebelumya pengguna internet di Indonesia pada 2015 sebanyak 88,1 juta
pengguna, pada 2014 sebanyak 71 juta pengguna, dan 2013 sebanyak 63 juta
pengguna. Nasabah yang menggunakan internet banking sekitar tiga kali dalam
sebulan untuk setiap nasabah. Estimasi untuk tahun 2017, diperkirakan nasabah yang
menggunakan internet banking akan meningkat menjadi sekitar enam kali dalam
sebulan untuk setiap nasabah. Total transaksi yang terjadi melalui internet banking
tercatat sebesar Rp 5,6 triliun pada tahun 2014. Diperkirakan akan terjadi
peningkatan transaksi dengan menggunakan internet banking menjadi Rp35,51
triliun untuk tahun 2017. Preferensi pemanfaatan internet banking bagi nasabah,
tercatat sekitar 81% nasabah menggunakan internet banking untuk melihat informasi
saldo. Sebanyak 10% nasabah memanfaatkan internet banking untuk melakukan
transfer dana. Sebanyak 9% nasabah yang menggunakan internet banking untuk
keperluan membayar tagihan. Tahun 2014, untuk rata-rata nilai transaksi setiap
nasabah bank yang menggunakan layanan internet banking dalam sebulan adalah
sebesar Rp 3,7 juta dan pada tahun 2017 diperkirakan akan terjadi peningkatan rata-
rata transaksi menjadi Rp.4,72 juta per bulan untuk setiap nasabah.
3
Data di atas memperlihatkan adanya kecenderungan kenaikan penggunaan
layanan internet banking. Namun,data di atas juga memperlihatkan bahwa masih
banyak nasabah yang belum memanfaatkan secara maksimal layanan internet
banking. Hal tersebut dapat dilihat dari preferensi pemanfaatan, bahwa sebagian
besar pengguna internet banking hanya melihat saldo rekening.
Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen Bank BNI Syariah Cabang
Tempo Pavilion, bahwa belum semua nasabah menggunakan internet banking BNI
Syariah. Tampaknya fasilitas layanan yang diberikan bagi setiap nasabah ini belum
disikapi secara positif karena belum dirasakan bermanfaat sehingga masih belum
digunakan sepenuhnya oleh nasabah. Bagi Bank BNI Syariah, Hal ini merupakan
kesempatan baik mengembangkan strategi pemasaran untuk meningkatkan minat
pemakaian internet banking mengingat keuntungan yang dapat diperoleh baik bagi
nasabah maupun perusahaan.
Selain manfaat yang diperoleh dari internet banking untuk nasabah, layanan
internet banking juga memiliki manfaat tersendiri bagi pihak bank, seperti yang
diungkapkan oleh Budi Raharjo (2007). Manfaat tersebut meliputi:
1. Business expansion
Mesin ATM digunakan oleh bank sebagai penyedia layanan perbankan yang
dapat digunakan oleh customer tanpa harus antri di bank dan dapat digunakan setiap
saat tanpa harus terbatas dengan jam operasional bank. Dahulu sebelum adanya mesin
ATM, bank harus membuka kantor cabang di berbagai tempat agar dapat menjangkau
semua nasabah di berbagai pelosok wilayah (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). Tentunya
ini akan membutuhkan biaya yang sangat mahal, namun dengan adanya mesin ATM ini
dapat mengurangi biaya pembangunan kantor cabang. Tetapi permasalahan kemudian
muncul karena harga mesin ATM yang tidak murah dan dibutuhkan banyak mesin ATM,
yang kemudian akan menambah biaya operasional bank. Dengan berkembangnya
teknologi, pihak bank dapat mengurangi biaya pembelian mesin ATM dan menggantinya
dengan membuka situs layanan internet banking. Layanan ini juga memiliki keunggulan
yang sama seperti mesin ATM yaitu dapat diakses setiap saat.
2. Customer loyalty
Nasabah, khususnya yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman
untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang
berbeda-beda di berbagai tempat (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). Dia dapat
4
menggunakan satu bank saja, karena dengan hanya menggunakan satu account bank
telah dapat memudahkan semua aktivitas bisnisnya.
3. Revenue and cost improvement
Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui internet banking dapat lebih
murah daripada membuka kantor cabang (Sri Maharsi dan Yuliani, 2007). Pembukaan
cabang baru justru akan menambah biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh bank.
Oleh sebab itu, layanan internet banking dapat meminimalkan biaya-biaya tersebut.
4. Competitive advantage
Bank yang tidak memiliki mesin ATM akan sukar berkompetisi dengan bank
yang memiliki banyak mesin ATM. Demikian pula bank yang memiliki internet banking
akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki internet
banking. Di masa yang akan datang, nasabah memiliki kecenderungan untuk membuka
account di bank yang memiliki fasilitas internet banking (Sri Maharsi dan Yuliani,
2007).
5. New business model
Internet banking memungkinkan adanya bisnis model yang baru (Raharjo, 2007).
Sebagai contoh layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat. Ini
merupakan keuntungan yang dapat dirasakan bank, dan merupakan salah satu cara dalam
penghematan biaya pemasaran.
Meskipun banyak keuntungan yang didapat oleh nasabah, Mochamad Ade
Maulidin (WartaEkonomi.com, 2012) mengatakan bahwa layanan internet banking
memang masih jarang dipergunakan oleh sebagian nasabah khususnya para orang
tua. Kendalanya adalah mereka masih merasa sulit karena belum terbiasa dalam
menggunakan internet banking. Nasabah lebih senang melakukan transaksi via ATM
atau dengan antri di bank. Dalam penelitian Heaney (2012) tentang penggunaan
internet banking pada generasi X (penduduk yang lahir antara tahun 1965-1975) dan
generasi Y (penduduk yang lahir setelah tahun 1977) di Australia, menemukan
bahwa kecenderungan untuk memakai internet banking pada generasi Y lebih tinggi
dibanding generasi X. Dua generasi yang lahir setelah generasi baby boomers (lahir
sekitar tahun 1946-1964) ini juga memperlihatkan bahwa mereka lebih mudah untuk
menerima teknologi baru daripada generasi sebelumnya yang lebih tua.
Salah satu jasa utama yang ditawarkan oleh setiap perusahaan perbankan adalah
jaminan keamanan dan jaminan akan data pribadi nasabah. Tantangan ini juga yang
5
dihadapai oleh perusahaan perbankan ketika akan melakukan sosialisasi layanan internet
banking. Faktor Keamanan dan privasi diduga masih menjadi pertimbangan nasabah
dalam menggunakan layanan internet banking. Indikasi ini tidak lepas dari tindakan
penipuan, dan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang berusaha untuk
membobol sistem keamanan perbankan. Para pelaku kejahatan kini telah memasuki
dunia online dengan menyebarkan virus dan spyware yang dapat mengganggu
kenyamanan baik perusahaan maupun nasabah.
Untuk mengatasi hal ini, Bank BNI Syariah menggunakan Internasional
Internet Standard Security SSL 3.0 dengan sistim enkripsi 128-bit, suatu sistem
pengacak informasi yang tercanggih saat ini, sehingga informasi pribadi & keuangan
nasabah lebih terjamin keamanannya ketika melakukan akses melalui internet
banking. Nasabah juga dapat membuat sendiri User ID & Password yang unik,
sehingga tidak ada duplikasi dan hanya nasabah yang mengetahuinya. Selanjutnya
adalah pengaman dengan menggunakan Token – Sistem encript Password – dalam
melakukan transaksi melalui internet banking di mana alat ini membantu mengacak
password setiap kali melakukan transaksi.
Walaupun demikian, masih banyak yang belum nyaman untuk memakai
internet banking karena mereka merasa bahwa sistem ini belum cukup aman.
Tampaknya, tingkat resiko terjadinya pencurian data pribadi dan nomor rekening di
dunia internet diyakini masih tinggi oleh sebagian besar masyarakat. Cunnigham
et.al (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa resiko yang dianggap paling
tinggi oleh masyarakat adalah berkaitan dengan resiko finansial dan kedua adalah
resiko yang berkaitan dengan keamanan dan privasi sistem tersebut. Berita tentang
pelanggaran kejahatan dalam internet banking juga menyebabkan nasabah
mempertimbangkan kembali untuk memakai layanan ini. Beberapa kejadian seperti
yang dialami oleh bank BCA di mana seseorang melakukan pemalsuan terhadap
situs internet banking BCA yang mirip dengan yang aslinya. Nasabah dapat terjebak
jika salah mengetikkan alamat situs internet banking ke alamat palsu. Selain itu
kasus yang terjadi pada Bank BCA adalah kasus pembobolan rekening nasabah Bank
BCA dengan menggunakan Klik BCA (Kompas, 2015). Selain itu, kurangnya
pengetahuan dan kejelasan dalam masyarakat tentang Cyberlaw di Indonesia juga
merupakan salah satu pertimbangan sehingga masyarakat masih merasa ragu
menggunakan internet banking (Detikzone.com).
6
Forrester Research mempublikasikan laporan pada bulan Mei 2007 yang
memperlihatkan sebanyak lima juta penduduk di Eropa yang telah menggunakan
layanan internet banking memutuskan untuk berhenti menggunakan sistem tersebut
karena mereka masih khawatir akan keamanan sistem tersebut. Menurut Moloney
(2010), hal ini karena mereka masih mempertimbangkan keamanan dan kegunaan
sistem internet banking sebagai alasan utama sehingga mereka belum cukup nyaman
menggunakan layanan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Swarna Yuda
(2012) memperlihatkan bahwa faktor utama masyarakat di Jakarta tidak tertarik
menggunakan internet banking adalah alasan KEAMANAN.
Memang sistem keamanan internet banking belum bisa dikatakan 100%
aman. Namun penelitian menunjukan perbankan konvensional dan syariah masih
lebih rentan terhadap pelaku penipuan dibandingkan dengan sistem internet banking
(Detikzone.com). Akan tetapi, perlu disadari bahwa hal ini tidak dapat berjalan
sampai keprihatinan akan keamanan bagi nasabah dapat diatasi.
Dari penjabaran di atas, maka perlu adanya pemahaman lebih dalam
mengenai sikap dan niat berperilaku nasabah terhadap kehadiran internet banking
sehingga pengembangan atribut-atribut internet banking sesuai dengan situasi dan
kondisi masyarakat saat ini (Pranoto,2012). Penelitian Ramayah (2012)
memperlihatkan bahwa pentingnya mengetahui sikap seseorang terhadap suatu
sistem yang berbasis Teknologi. Bagi para penyedia layanan internet banking,
mengetahui secara akurat pola penyebaran teknologi internet banking dalam masyarakat,
bagaimana sikap masyarakat dalam menerima layanan baru tersebut dan perilaku
masyarakat saat ini terhadap layanan berbasis teknologi, akan sangat membantu untuk
mendesain program pemasaran internet banking yang efektif. Ini dapat menjadi acuan
bagi para peneliti mengingat penelitian tentang bagaimana masyarakat mengadopsi
internet banking masih sedikit di Indonesia di mana hal tersebut sangat diperlukan
khususnya bagi setiap perusahaan perbankan yang sedang meningkatkan kinerja
layanan internet banking termasuk Bank BNI Syariah di Jakarta.
Untuk mengetahui bagaimana pola niat seseorang untuk terus menggunakan
internet banking, penelitian ini menggunakan model penerimaan teknologi
(Technology Acceptance Model) yang disebut juga TAM. Model ini dapat membantu
pemahaman akan persepsi dari pengguna (Guriting dan Ndubisi,2006 dalam Ceva,
2015) dan telah banyak digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan teknologi
informasi. Model yang diperkenalkan oleh Davis (1989) ini didasari dari teori induk
7
dibidang kajian keyakinan, sikap dan perilaku yang diformulasikan oleh Ajzen dan
Fishbein (1980) dalam Wahyu (2016) yaitu Theory of Reasoned Action (TRA), dan
Theory of Planned Behaviour (TPB) (Ajzen,1985) dalam Mugi (2016).
Model ini berkaitan dengan niat perilaku seseorang (Behavioral Intention) dalam
menggunakan suatu sistem informasi yang berbasis teknologi di mana dalam penelitian
ini adalah internet banking. Niat tersebut ditentukan oleh dua variabel pokok yaitu;
perceived ease of use (kemudahan yang dirasakan seseorang dalam menggunakan suatu
sistem) dan perceived usefulness (kegunaan atau manfaat yang dirasakan seseorang akan
suatu sistem) melalui sikap (attitude) seseorang akan layanan internet banking.
Hipotesis dari model TAM mengatakan bahwa semakin besar seseorang merasakan
kegunaan dan kemudahan suatu inovasi maka akan semakin besar niat mereka untuk
menggunakannya (Hernandez dan Mazzon,2006).
Sependapat dengan Guriting dan Ndubisi (2006) dalam Ceva (2015)
mengenai kemudahaan dan kegunaan akan online banking dalam meningkatkan
intensitas penggunaan layanan online banking, bagaimana nasabah Bank BNI
Syariah Cabang Tempo Pavilion merasakan kemudahan dan kegunaan (perceived
usefulness) diduga merupakan faktor yang mempengaruhi niat mereka untuk
menggunakan layanan internet banking. Variabel ini akan dipakai untuk
menganalisa nasabah Bank BNI Syariah Cabang Tempo Pavilion sebagai obyek
dalam penelitian ini.
Davis (1989) menemukan bahwa perceived usefulness dipengaruhi oleh
perceived ease of use, di mana hal-hal yang lain diasumsikan sama. Dengan kata
lain, jika seseorang merasa semakin mudah suatu sistem diakses dan digunakan,
maka ia akan merasa sistem tersebut semakin berguna (McKechine,2010). Semakin
nasabah merasa bahwa mereka tidak perlu melakukan usaha keras dalam memakai
dan menggunakan Internet banking, maka semakin mereka merasa sistem tersebut
dapat membantu mereka bahkan membantu meningkatkan kinerja dalam beraktivitas
mereka sehari-hari.
Davis (1989) juga merekomendasikan untuk mengevaluasi variabel-variabel
lain (external variabel) yang dapat mempengaruhi variabel perceived usefulness dan
perceived ease of use serta sikap seseorang terhadap intensitas perilakunya dalam
menggunakan suatu sistem. Sebagai contoh, McCloskey (2011) menemukan variabel
kepercayaan (trust) mempengaruhi variabel kegunaan (usefulness) dan secara
bersama-sama kedua variabel ini mempengaruhi niat berperilaku seseorang dalam
8
menggunakan suatu sistem informasi. Contoh yang lain yaitu penelitian oleh
Klopping dan McKinney (2011), menemukan bahwa pengalaman experience
merupakan variabel external yang mempengaruhi persepsi seseorang akan kegunaan
suatu sistem informasi.
Dalam menggunakan internet banking, tingkat keamanan dan privasi suatu
sistem internet banking dianggap merupakan faktor yang mempengaruhi niat
nasabah dalam menggunakan layanan internet banking. Apalagi jika hal tersebut
menyangkut keamanan rekening nasabah. Perusahaan perbankan harus mampu
meyakinkan dan mengklarifikasi serta mengendalikan tingkat keamanan sistem
layanan berbasis teknologi ini. Hal-hal yang menyangkut keaslian, kerahasiaan, dan
integritas data harus dapat dijamin oleh bank sehingga memberikan rasa aman dan
nyaman kepada nasabah. Lebih lanjut, walaupun nasabah memiliki kepercayaan
yang kuat pada Bank-nya, namun belum tentu dia memiliki kepercayaan pada suatu
sistem teknologi. Hal ini mendasari penelitian ini untuk juga menganalisa faktor
keamanan dan privasi pada nasabah Bank BNI Syariah. Diindikasikan bahwa
Keamanan & Privasi Yang Dirasakan merupakan variabel eksogen yang berpengaruh
terhadap niat untuk terus menggunakan internet banking.
Di satu sisi, bagi Bank BNI Syariah, internet banking dapat meningkatkan
kinerja dan efisiensi operasional usaha perusahaan. Bagi nasabah, kegunaanya pun
sangat menguntungkan. Namun, di sisi lain, internet banking merupakan suatu
bentuk layanan baru. Melakukan transaksi keuangan dengan menggunakan fasilitas
teknologi internet masih merupakan hal yang awam bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia.
Dengan mengetahui Kegunaan yang dirasakan (Perceived usefulness),
Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakan (Perceived ease of use),
Keamanan dan Privasi yang dirasakan seseorang diindikasikan sebagai faktor yang
mempengaruhi sikap nasabah terhadap niatnya untuk terus menggunakan internet
banking. Disamping itu, keamanan dan privasi yang dirasakan apakah dapat
mempengaruhi seseorang akan Kegunaan dan Kemudahan yang dirasakannya.
Beberapa hal di atas perlu menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan
pemasaran dalam mengimplementasikan program pengembangan pengguna internet
banking bagi Bank BNI Syariah.
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah yang terjadi di atas maka
dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kegunaan,
9
Kemudahan Menggunakan dan Keamanan dan Privasi yang Dirasakan
Terhadap Niat Nasabah untuk Terus Menggunakan Internet Banking Pada
BNI Syariah Cabang Tempo Pavilion Jakarta.”
1.2. Perumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang di atas yang berkaitan dengan faktor-faktor
yang diyakini merupakan indikator yang mempengaruhi penerimaan nasabah Bank
BNI Syariah Kantor Pusat Cabang Tempo Pavilion Jakarta akan internet banking,
maka beberapa pertanyaan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Kegunaan/manfaat internet banking yang dirasakan nasabah
mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan internet banking?
2. Apakah Kegunaan/manfaat internet banking yang dirasakan nasabah
mempengaruhi niatnya untuk terus menggunakan internet banking?
3. Apakah Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakan nasabah
mempengaruhi sikapnya terhadap penggunaan internet banking?
4. Apakah Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakan nasabah
berpengaruh terhadap Kegunaan internet banking yang dirasakannya?
5. Apakah Keamanan dan Privasi yang dirasakan nasabah berpengaruh terhadap
Kegunaan internet banking yang dirasakannya?
6. Apakah Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
berpengaruh terhadap Kemudahan menggunakan internet banking yang
dirasakannya?
7. Apakah Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
berpengaruh terhadap Sikapnya akan penggunaan internet banking?
8. Apakah Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
berpengaruh terhadap Niatnya untuk terus menggunakan internet banking?
9. Apakah Sikap nasabah terhadap penggunaan internet banking mempengaruhi
niatnya untuk terus menggunakan internet banking?
10
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh Kegunaan/manfaat yang
dirasakan (Perceived Usefulness), Kemudahan menggunakan yang dirasakan
(Perceived Ease of Use) dan Keamanan & Privasi yang dirasakan (Perceived
Security & Privacy) terhadap niatnya untuk terus menggunakan internet banking
pada Nasabah Pengguna internet banking Bank BNI Syariah Kantor Pusat Gedung
Tempo. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh Kegunaan/manfaat internet banking yang dirasakan nasabah
terhadap sikapnya akan penggunaan internet banking.
2. Pengaruh Kegunaan/manfaat internet banking yang dirasakan nasabah
terhadap niatnya untuk terus menggunakan internet banking.
3. Pengaruh Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakan
nasabah terhadap sikapnya akan penggunaan internet banking.
4. Pengaruh Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakan
nasabah terhadap Kegunaan internet banking yang dirasakannya.
5. Pengaruh Keamanan dan Privasi yang dirasakan nasabah terhadap Kegunaan
internet banking yang dirasakannya.
6. Pengaruh Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
terhadap Kemudahan menggunakan internet banking yang dirasakannya.
7. Pengaruh Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
terhadap Sikapnya akan penggunaan internet banking.
8. Pengaruh Keamanan & Privasi internet banking yang dirasakan nasabah
terhadap Niatnya untuk terus menggunakan internet banking.
9. Pengaruh Sikap nasabah terhadap penggunaan internet banking Niatnya
untuk terus menggunakan internet banking.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Dari hasil yang akan dicapai dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi:
1. Manajemen Perbankan
Untuk mendapatkan pola dan gambaran secara jelas pengaruh Kegunaan,
Kemudahan, Keamanan dan sikap terhadap niat pengguna layanan internet
11
banking. Hal ini dapat menjadi acuan dan dasar untuk membantu manajemen
dalam merancang format strategi pemasaran khususnya dalam
meningkatkannasabah pengguna dan juga meningkatkan pemanfaatan secara
maksimal bagi para nasabah yang telah menggunakan internet banking.
2. Akademik
Sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut yang berkaitan
dengan penggunaan produk atau jasa yang berkaitan dengan Teknologi
Informasi khususnya internet banking di dalam sektor Perbankan.
3. Peneliti
Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan
teori-teori yang telah diperoleh selama perkuliahan serta mengaplikasikannya
dengan melakukan penelitian di Perusahaan.
4. Pembaca
Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut di masa mendatang dan dapat
menambah pemahaman dan pengetahuan pembaca dalam hal marketing yang ada
di perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
1.4. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan berisi informasi mengenai materi dan hal-hal yang
dibahas dalam tiap-tiap bab. Hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan dalam
penelitian ini dibagi menjadi lima (5) bab, yaitu:
Bab I merupakan gambaran secara menyeluruh tentang latar belakang
penelitian yang akan dilakukan yang berkaitan dengan internet banking dalam
masyarakat saat ini. Dari latar belakang dirumuskan beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan latar belakang tersebut. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang
tujuan dan manfaat penelitian ini.
Bab II Akan menjelaskan konsep pemahaman teori dan model yang akan
dipakai sebagai landasan untuk mendukung dan mempermudah dalam menuntun
penelitian ini, penelitian sebelumnya dan teknologi internet banking yang berkaitan
dengan penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.
Bab III Akan menjelaskan metode dan model TAM yang mendukung
penelitian, langkah-langkah yang akan dilakukan, variabel-variabel yang akan
12
digunakan dalam penelitian. Jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data dan
teknik analisis yang akan dipakai dalam membahas penelitian ini.
Bab IV adalah gambaran secara singkat tentang perusahaan. Pada bab ini
peneliti akan menjelaskan secara rinci mengenai hasil penelitian berupa analisis data
yang disertai dengan pembahasan.
Bab V berisi tentang kesimpulan dari hasil penjelasan dan pembahasan
penelitian terhadap temuan yang didapat. Bab ini juga berisi saran-saran yang dapat
dijadikan acuan bagi perusahaan dan bagi penelitian selanjutnya.