Upload
magda-jeane-bera
View
217
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
d
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar TeoriMinyak goreng adalah minyak yang telah mengalami proses pemurnian yang meliputi
degumming, netralisasi, pemucatan dan deodorisasi. Secara umum komponen utama minyak
sangat menentukan mutu minyak adalah asam lemaknya, karena asam lemak menentukan
sifat kimia maupun stabilitas minyak Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok
masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng yang
sering digunakan oleh masyarakat terdiri dari dua jenis, minyak goreng bermerek dan minyak
goreng tidak bermerek. Minyak goreng bermerek merupakan minyak yang proses
pengolahannya dilakukan di pabrik dengan berbagai perlakuan. Minyak goreng tak bermerek
(curah) merupakan minyak goreng hasil olahan pengusaha industri kecil yang memerlukan
penanganan yang lebih mengingat proses pengolahannya yang bersifat tradisional. Minyak
goreng yang dihasilkan dari bahan yang berbeda mempunyai stabilitas yang berbeda pula,
karena stabilitas minyak goreng dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain derajat ketidak
jenuhan asam lemak yang dikandungnya, penyebaran ikatan rangkap dan bahan – bahan
pembantu yang dapat mempercepat atau menghambat proses kerusakan, dimana bahan
pembantu tersebut terdapat secara alami ataupun sengaja ditambahkan Minyak yang
digunakan untuk proses penggorengan akan mengalami 4 perubahan besar yang terjadi yaitu
perubahan warna, oksidasi, polimerasi dan hidrolisis.
Minyak jelantah merupakan minyak yang berasal dari sisa minyak penggorengan
bahan makanan. Minyak goreng bekas maupun minyak nabati yang baru tersusun atas
gliserida yang mempunyai rantai karbon panjang, yaitu ester antara gliserol dengan asam
karboksilat. Perbedaan minyak goreng bekas dengan minyak nabati yang baru terletak pada
komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuhnya. Minyak goreng bekas memiliki kandungan
asam lemak jenuh lebih besar dari minyak nabati yang baru. Hal ini disebabkan pada proses
penggorengan terjadi perubahan rantai tak jenuh pada senyawa penyusunnya. Komposisi
asam lemak tak jenuh minyak jelantah adalah 30% sedangkan asam lemak jenuh 70%.
Ditinjau dari komposisi kimianya, mengandung senyawasenyawa yang bersifat karsinogenik,
yang terjadi selama proses penggorengan. Pemakaian minyak goreng hanya diperbolehkan
selama 2 sampai empat kali penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian minyak jelantah yang
berkelanjutan dapat merusak kesehatan manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan dapat
mengurangi kecerdasan generasi berikutnya. Semakin sering minyak goreng tersebut
digunakan kandungan asam lemak jenuhnya akan semakin meningkan dan asam lemak tak
jenuhnya berkurang.
GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua meto
de analisis senyawa yaitu kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara
kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.
Gas kromatografi merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan prinsip
pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen
penyusunnya. Gas kromatografi biasa digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang
terdapat pada campuran gas dan juga menentukan konsentrasi suatu senyawa dalam fase gas.
Penggunaan kromatografi gas dapat dipadukan dengan spektroskopi massa. Paduan keduanya
dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam pengidentifikasian senyawa yang
dilengakapi dengan struktur molekulnya. Pada metode analisis GCMS (Gas Cromatografy
Mass Spektroscopy) adalah dengan membaca spektra yang terdapat pada kedua metode yang
digabung tersebut. Pada spektra GC jika terdapat bahwa dari sampel mengandung banyak
senyawa, yaitu terlihat dari banyaknya puncak (peak) dalam spektra GC tersebut.
Berdasarkan data waktu retensi yang sudah diketahui dari literatur, bisa diketahui
senyawa apa saja yang ada dalam sampel. Selanjutnya adalah dengan mnginjeksikan
senyawa yang diduga tersebut ke dalam instrumen spektroskopi massa. Hal ini dapat
dilakukan karena salah satu kegunaan dari kromatografi gas adalah untuk memisahkan
senyawa-senyawa dari suatu sampel. Setelah itu, didapat hasil dari spektra spektroskopi
massa pada grafik yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit?
2. Bagaimana cara analisis minyak goreng menggunakan instrument GCMS ?
3. Bagaimana perbandingan metode derivatisasi asam lemak pada minyak goreng ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit
2. Mengetahui cara analisis minyak goreng dengan instrument GCMS.
3. Mengetahui perbandingan metode derivatisasi asam lemak pada minyak goreng.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit merupakan senyawa yang tidak larut dalam air, sedangkan komponen penyusun utamanya adalah trigliserida dan nontrigliserida. . Minyak kelapa sawit terdiri atas trigliserida yang merupakan ester dari gliserol.
Semakin jenuh molekul asal lemak dalam molekul trigliserida, makin tinggi titik beku atau titik cair minyak tersebut. Sehingga pada suhu kamar biasanya berada pada fase padat. Sebaliknya semakin tidak jenuh asam lemak dalam molekul trigliserida maka makin rendah titik cair minyak tersebut sehingga pada suhu kamar berada pada fase cair. Berikut ini adalah tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi asam lemak dari minyak kelapa sawit :
Komposisi Trigliserida Dalam Minyak Kelapa Sawit
Trigliserida Jumlah (%)Tripalmitin
Dipalmito – StearineOleo – Miristopalmitin
Oleo – DipalmitinOleo- Palmitostearine
Palmito – DioleinStearo – DioleinLinoleo - Diolein
3 –51 – 30 – 5
21 – 4310 – 1132 – 480 – 63 – 12
(Ketaren , S . 1986)
Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa SawitAsam Lemak Jumlah (%)Asam KaprilatAsam KaproatAsam MiristatAsam PalmitatAsam StearatAsam OleatAsam Laurat
Asam Linoleat
--
1,1 – 2,540 – 463,6 – 4,730 – 45
-7 – 11
Senyawa Non Trigliserida Pada Minyak Kelapa Sawit.Senyawa non trigliserida dalam minyak kelapa sawit ada dalam jumlah kecil. Dalam
proses pemurnian dengan proses penyabunan beberapa senyawa non trigliserida dapat dihilangkan. Komposisi Senyawa Yang Tak Tersabunkan Dalam Minyak Sawit
Senyawa % ppmKarotenoida
α - Karotenoidaβ - Karotenoidaγ - Karotenoida
LikopeneXantophylTokoperol
α - tokoperolγ - tokoperolδ – tokoperol
Σ + ђ + tokoperolSterolKolesterol
KompesterolStigmasterolβ - sitosterol
PhospatidaAlkohol Total
Triterpenik alkoholAlifatik alkohol
36,254,43,33,82,23535102042121638026
500-700500-800
Mendekati 300Mendekati 800
2.2. Prinsip analisis asam lemak dengan instrument GCMS.
Pemisahan senyawa pada kromatografi didasarkan pada perbedaan distribusi
(migrasi) zat dalam dua fasa yang berbeda yaitu fasa diam dan fasa gerak.
Perbedaan interaksi senyawa terhadap senyawa lain (zat pada fasa gerak maupun
pada fasa diam) menyebabkan senyawa tersebut berbeda dalam hal distribusinya
dalam fasa gerak maupun dalam fasa diam. Distribusi senyawa campuran yang
terserap dalam fasa diam dan fasa gerak merupakan proses kesetimbangan.
Kromatografi gas-spektroskopi massa merupakan gabungan dari
kromatografi gas yang menghasilkan pemisahan dari komponen-komponen dalam
campuran dan spektroskopi massa yang merupakan alat untuk mengetahui berat
senyawa dari setiap puncak kromatogram. Pada metode ini komponen-komponen
dalam sampel dipisahkan oleh kromatografi gas dan hasil pemisahan dianalisis
oleh spektroskopi massa. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi sampel
campuran dari beberapa komponen. Puncak-puncak kromatogram memberikan
informasi jumlah komponen yang ada dalam sampel dan spektra dari spektroskopi
massa memberikan kunci-kunci penting dalam proses identifikasi senyawa.
Prinsip dari instrumen ini adalah menguapkan senyawa organik dan
mengionkan uapnya. Molekul-molekul organik ditembak dengan berkas elektron
dan diubah menjadi ion-ion bermuatan positif (ion molekul) yang dapat dipecah
menjadi ion-ion yang lebih kecil. Molekul organik mengalami proses pelepasan
satu elektron menghasilkan ion radikal yang mengandung satu elektron tidak
berpasangan.
Spektra massa merupakan gambar antara limpahan relatif lawan perbandingan
massa/muatan (m/z). Kromatografi gas-spektroskopi massa ini biasa digunakan
untuk analisis kualitatif senyawa organik yang pada umumnya bersifat dapat
diuapkan. Campuran metil ester hasil transesterifikasi minyak nabati memenuhi
kriteria ini sehingga dapat dianalisis dengan kromatografi gas-spektroskopi massa.
Pemisahan yang dihasilkan dari setiap jenis senyawa yang dianalisis bersifat khas
untuk tiap senyawa. Demikian juga untuk senyawa-senyawa metil ester. Ion-ion
pecahan dari metil ester diakibatkan penataan ulang hidrogen dan pecahan satu
ikatan yang dipisahkan dari gugus C=O
2.3. Perbandingan metode derivatisasi asam lemak pada minyak goring
a. Metode Hidrolisis
Metode hidrolisis merupakan reaksi yang memutus ikatan ester dari Triasilgliserol yang
direaksikan dengan air. Katalis yang digunakan dapat berupa katalis asam atau basa dan
juga enzim. Reaksi yang menggunakan enzim lipase akan menhasilkan asam lemak bebas
sedangkan reaksi yang menggunakan katalis asam atau basa akan menghasilkan asam
lemak dan garam.
b. Metode transesterifikasi
metode ini disebut juga reaksi alkoholisis. Metode ini menggunakan katalis basa seperti
natrium hidroksida atau hidroksida atau dalam bentuk alkoholat natrium atau kalium.
Metode transesterifikasi bermanfaat dalam pembentukan metil ester untuk bahan bakar
biodiesel. Katalis asam seperti asam sulfat dan asam klorida juga dapat digunakan dalam
reaksi ini. Reaksi yang terjadi adalah :