Bab 2 Dan Analisa

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUMPENGETAHUAN LINGKUNGAN Pengaruh Adanya Vegetasi Terhadap Perubahan Suhu Lingkungan

DI SUSUN OLEH : 1. Efrina Silvilia Santoso (103204081) 2. Luki Maharani 3. Fauriz Rochmah 4. Fela Zeni Firmanila (103204205) (103204219) (103204224)

KELAS : Pend. Biologi B

JURUSAN BIOLOGI

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

1

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum pengetahuan lingkungan yang berjudul Pengaruh Adanya Vegetasi Terhadap Perubahan Suhu dengan baik. Laporan penelitian ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan pengetahuan lingkungan, program studi pendidikan biologi, jurusan biologi, fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam di Universitas Negeri Surabaya. Karena keterbatasan pengetahuan, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari banyak pihak, maka penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat sekurangkurangnya berguna sebagai masukan atau sumbangan pemikiran bagi yang berkepentingan. Wassalamualaikum Wr. Wb

Surabaya, Maret 2011 Penulis

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

2

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Lingkungan adalah semua yang berada di wilayah eksternal jasmani manusia, di antaranya adalah keadaan fisik, biologis, sosial, budaya, dan semua hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dalam suatu populasi. Definisi ini menunjukkan bahwa lingkungan memiliki pengaruh besar dalam menentukan kualitas kesehatan manusia. Dekade ini, dunia digemparkan dengan munculnya fenomena perubahan iklim. Beberapa tanda terjadinya perubahan iklim di antaranya adalah tidak menentunya pergantian musim dari penghujan ke kemarau, pola terbang burung, suhu dunia yang semakin memanas, dan sebagainya. Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya perubahan iklim adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK). Untuk mengurangi efek dari rumah kaca, maka diperlukan vegetasi yang banyak supaya perubahan suhu yang meningkat kini menjadi turun. Penurunan luas vegetasi pohon akan mengurangi penyerapan/perubahan gas karbondioksida menjadi oksigen atau dengan kata lain akan meningkatkan konsentrasi gas karbon dioksida di udara yang pada akhirnya akan berujung pada kerusakan lingkungan (peningkatan suhu permukaan bumi). Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan suatu percobaan dengan judul Pengaruh Adanya Vegetasi terhadap Perubahan Suhu Lingkungan.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimanakah pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu pada lingkungan?

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

3

2. Bagaimana perbedaan antara tempat yang terdapat vegetasi dengan tempat yang tidak ada vegetasi terhadap perubahan suhu? 1.3 TUJUAN Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu 2. Untuk mengetahui perbedaan antara tempat yang terdapat vegetasi dengan tempat yang tidak ada vegetasi terhadap perubahan suhu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan Efek Rumah Kaca 2.1.1. Pengertian Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlangsung sempurna, seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon dioksida. Senyawa karbon dari bahan bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama beratus-ratus milliar tahun lamanya. Dalam jangka waktu satu atau dua abab ini, senyawa karbon ini dieksploitasi dan diubah menjadi karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir (sebagian darinya larut di laut dan danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium), tetapi hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap tahun dan terus meningkat dekade-dekade terakhir. Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untukLaporan praktikum pengetahuan lingkungan 4

lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi. Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut :

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya.Laporan praktikum pengetahuan lingkungan 5

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut. Hal ini dapat diilustrasikan dengan gambar sebagai berikut :

Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer. Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali olehLaporan praktikum pengetahuan lingkungan 6

permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global. Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global. Perubahan iklim secara global karena efek rumah kaca ini dapat di gambarkan sebagai berikut :

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakinLaporan praktikum pengetahuan lingkungan 7

tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya. 2.2.2 Penyebab Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gasgas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gasgas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer 25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca Energi yang masuk ke Bumi:

25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer8

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

25% diserap awan 45% diserap permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya. 2.2.3 Peranan Vegetasi dalam Mencegah Efek Rumah Kaca Tumbuhan atau vegetasi mempunyai perananan penting dalam mencegah efek rumah kaca. Pada proses fotosintesa tumbuhan hijau mengambil CO2 dan mengeluarkan C6H12O6 serta peranan O2 yang sangat dibutuhkan makhluk hidup. Oleh karena itu, peranan tumbuhan hijau sangat diperlukan untuk menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara. Di samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Setiap tahun tumbuh-tumbuhan di bumi ini mempersenyawakan sekira 150.000 juta ton CO2 dan 25.000 juta ton hidrogen dengan membebaskan 400.000 juta ton oksigen ke atmosfer, serta menghasilkan 450.000 juta ton zat-zat organik. Setiap jam 1 ha daun-daun hijau

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

9

menyerap 8 kg CO2 yang ekuivalen dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekira 200 orang dalam waktu yang sama. Setiap pohon yang ditanam mempunyai kapasitas mendinginkan udara sama dengan rata-rata 5 pendingin udara (AC), yang dioperasikan 20 jam terus menerus setiap harinya. Setiap 93 m2 pepohonan mampu menyerap kebisingan suara sebesar 8 desibel, dan setiap 1 ha pepohonan mampu menetralkan CO2 yang dikeluarkan 20 kendaraan.(Zoeraini Djamal Irwan,1996). Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Di alam terjadi proses hubungan timbal balik, saling ketergantungan antar komponen. Apa yang dibuang akan menjadi bahan baku bagi yang lain, sehingga tidak ada komponen yang hilang dengan percuma. Selain itu, di alam tidak ada yang gratis, oleh sebab itu semua dinamika komponen pendukungnya berpengaruh pada lingkungan, termasuk hasil perbuatan manusia. Oleh sebab itu jika kita ingin memperoleh lingkungan yang berkualitas baik, maka kita juga harus memperlakukan lingkungan dengan baik. Salah satu cara adalah dengan peduli terhadap keberadaan pohon, yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, antara lain:

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

10

1. Menahan laju air sehingga akan lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah. Menurut penelitian, tegakan hutan yang berdaun jarum mampu membuat 60% air hujan terserap tanah, bahkan tegakan hutan yang berdaun lebar mampu membuat 80% air hujan terserap tanah. Perlu diketahui, air tanah yang sekarang ini kita nikmati sesungguhnya merupakan hasil resapan air hujan sekitar 6.000 tahun lalu ketika areal serapan air masih sangat luas. Kemampuan inilah yang dapat mencegah terjadinya kekurangan air di musim kemarau dan banjir di musim hujan. 2. Menjaga kesuburan tanah. Saat hujan, butir-butir air hujan tidak langsung menimpa permukaan tanah. Setelah ditahan oleh tajuk pohon selanjutnya ditahan oleh serasah yang berupa daun dan ranting kering. Dengan demikian tidak mengelupaskan dan memercikkan butir-butir lapisan tanah bagian atas, yang umumnya subur/tanah humus. 3. Memasok kebutuhan oksigen (O2). Melalui proses fotosintesis, tajuk pohon mengurangi kadar CO2 (hasil aktivitas manusia, pabrik, kendaraan bermotor) di udara dan menghasilkan O2 yang sangat diperlukan manusia. Menurut Mudjono (1977), setiap 1 hektare lahan hijau dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2. Proses ini sangat penting sebab gas CO2 sangat beracun dan bila dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan efek rumah kaca. 4. Menyaring kotoran (debu jalanan, abu pabrik/rumah tangga). Dengan struktur tajuk dan kerimbunan dedaunan, debu, dan abu dapat menempel pada daun, yang di saat hujan akan tercuci oleh air hujan. Dari berbagai pengamatan yang dirangkum oleh Bianpoen (1977) diketahui bahwa kumpulan pohon yang terdapat di sebidang tanah seluas 300400 m2 mampu menurunkan konsentrasi debu di udara dari 7.000 partikel/liter menjadi 4.000 partikel/liter. Selain itu diketahui pula bahwa antara ujung-ujung suatu jalur hijau yang memiliki panjang 5 km dengan lebar 2 km, terjadi penurunan konsentrasi debu dengan perbandingan 50:3. Dengan tajuknya yang lebat, barisan pohon mampu mengurangi kecepatan angin. Menurut Kitredge (1948), jalur hijau (shelterbelts) mampu mereduksi 20% dari kecepatan angin di tempat terbuka. Ini berarti dapat mengurangi kadar debu yang beterbangan. Yang menurut hasil pengukuran kadar debu oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (R.P. Sudarno, 1984), sejak 1978 konsentrasi debu di semua kota mengalami kenaikan. 5. Mereduksi beberapa zat pencemar udara. Selain CO2, peristiwa pembakaran (terutama yang berbahan bakar minyak) juga menghasilkan limbah asap yang mengandung sulfur dioksida (SO2). Di udara, SO2 ini akan bereaksi dengan uap airLaporan praktikum pengetahuan lingkungan 11

membentuk asam sulfat (H2SO4). Bila bercampur air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi. Dalam hal ini tajuk pohon berfungsi menahan air hujan tersebut, yang kemudian pada beberapa pohon yang mengeluarkan air gutasi, kandungan asamnya dinetralkan. 6. Meningkatkan kenyamanan lingkungan. Pepohonan mampu membentuk mikroklimat yang sejuk, mengurangi kebisingan, mencegah silaunya sinar matahari, mengurangi bau busuk serta menyekat pemandangan yang kurang layak. Kegiatan metabolisme evapotrenspirasi tumbuhan akan menyebabkan suhu di sekitar tajuk menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningka

BAB III METODE

3.1 JENIS PENELITIAN : Eksperimen. Yakni mengamati keberadaan vegetasi didalam sebuah tempat yang ditutup dengan kaca mika dengan yang tidak ada vegetasinya terhadap perubahan suhu dari dua perlakuan tersebut.

3.2 SASARAN PENELITIAN : Perubahan suhu yang dihasilkan Yakni 2 buah termometer disamakan suhu lingkungannya. Setelah itu secara bersamaan termometer yang satu diletakkan di pot yang ada vegetasinya dan yang lain diletakkan di pot yang tidak ada vegetasinya. lalu dihitung hingga 5 menit pertama diukur perubahan suhunya. Lalu 5 menit kedua dan 5 menit ketiga dihutung perubahan suhunya.

3.3 VARIABEL PENELITIAN : Variabel Manipulasi : ~ Pot 1 : Terdapat vegetasi ~ Pot 2 : Tidak ada vegetasi

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

12

Variabel Kontrol

: kaca mika, termometer, pot, suhu awal, tempat

meletakkan penelitian, waktu perhitungan. Variabel Respon

:

~ Perubahan suhu pada pot 1 yakni yang terdapat vegetasi. ~ Perubahan suhu pada pot 2 yakni yang tidak ada vegetasi.

3.4 ALAT DAN BAHAN : Alat : a. 2 buah Kaca mika b. 1 buah pot tanpa vegetasi Bahan: a b Tanaman (vegetasi) Tanah c. 2 buah Termometer d. 1 buah pot dengan vegetasi

3.5 PROSEDUR KERJA : 1. Perubahan suhu pada pot 1 (Terdapat Vegetasi) Pot 1 yang terdapat vegetasi ~Diukur suhu awalnya ~Diletakkan termometer dengan suhu awal pada tempat terdapat vegetasi ~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang tidak ada vegetasi ~Dihitung selama 5 menit pertama Perubahan suhu pada 5 menit pertama~Dicatat perubahan suhunya

yang

~Dinormalkan perubahan suhu dengan suhu lingkungan ~Diletakkan termometer pada tempat yang terdapat vegetasi

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

13

~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang tidak ada vegetasi ~Dihitung selama 5 menit kedua. Perubahan suhu pada 5 menit kedua ~Dicatat perubahan suhunya ~Dinormalkan perubahan suhu dengan suhu lingkungan ~Diletakkan thermometer pada tempat yang terdapat vegetasi ~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang tidak ada vegetasi ~Dihitung selama 5 menit ketiga. Perubahan suhu pada 5 menit ketiga ~Dijumlah dan dirata-rata antara perubahan suhu pada 5 menit pertama, 5 menit kedua, 5 menit ketiga. Perubahan suhu yang dihasilkan pada pot 1 (Terdapat vegetasi)

2.

Perubahan suhu pada pot 2 (Tidak ada Vegetasi)

Pot 2 yang tidak ada vegetasi ~Diukur suhu awalnya ~Diletakkan termometer dengan suhu awal pada tempat tidak ada vegetasi ~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang terdapat vegetasi ~Dihitung selama 5 menit pertama Perubahan suhu pada 5 menit pertama~Dicatat perubahan suhunya

yang

~Dinormalkan perubahan suhu dengan suhu lingkungan ~Diletakkan termometer pada tempat yang tidak ada vegetasi ~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang terdapat vegetasi ~Dihitung selama 5 menit kedua.Laporan praktikum pengetahuan lingkungan 14

Perubahan suhu pada 5 menit kedua ~Dicatat perubahan suhunya ~Dinormalkan perubahan suhu dengan suhu lingkungan ~Diletakkan termometer pada tempat yang tidak ada vegetasi ~Ditutup dengan kaca mika secara bersamaan dengan tempat yang terdapat vegetasi ~Dihitung selama 5 menit ketiga. Perubahan suhu pada 5 menit ketiga ~Dijumlah dan dirata-rata antara perubahan suhu pada 5 menit pertama, 5 menit kedua, 5 menit Perubahan suhu yang dihasilkan pada pot 2 BAB IV (Tidak ada vegetasi) ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 DATA Data kelompok Hasil pengamatan Pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu lingkungan NOPerlakuan pada menit ke-

Suhu awal 350 C 350 C 350 C 350 C 360 C 360 C 350 C 35,70 C

Suhu pada Tabung A Tabung B 360 C 350 C 340 C 350 C

1 2 3

5 10 15 Rata-rata

Keterangan : Tabung A : Tanpa vegetasi Tabung B : Terdapat Vegetasi

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

15

Hasil Pengamatan Pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu lingkungansuhu (0 C)

36 35.5 35 34.5 awal tabung A tabung B

perlakuan

Dari data kelompok kami dapat diketahui bahwa pada awal percobaan kami menyamakan suhu di tabung A dan tabung B sebesar 350 C. Kemudian setelah lima menit didapatkan hasil bahwa pada tabung A yang tanpa vegetasi suhunya 360 C dan tabung B yang terdapat vegetasi suhunya 360 C. Setelah itu pada pada waktu limat menit kedua didapatkan hasil pada tabung A suhunya 360 C dan pada tabung B suhunya 350 C. Pada lima menit ketiga didapatkan hasil bahwa pada tabung A suhunya 350 C dan pada tabung B suhunya 340 C. Kemudian dirata- rata suhunya pada masing- masing tabung. Pada tabung A rata- rata suhunya adalah 35,70 C dan rata- rata suhu pada tabung B sebesar 350 C. Dari hasil yang diperoleh diketahui bahwa suhu rata- rata pada tabung A lebih tinggi dari pada suhu rata- rata pada tabung B. Hal ini terjadi karena pada tabung A tidak terdapat vegetasi sedangkan pada tabung B terdapat vegetasi Data Kelas Rata- rata hasil pengamatan pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu lingkungan No Kelompok Suhu Awal 330 C 310 C 330 C 33,30 C 35,30 C 36,30 C Rata- rata Tabung A 1 2 3 1 2 3 Tabung B 34,670 C 38,30 C 38,30 C

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

16

4 5 6 7 8 9 10

4 5 6 7 8 9 10 Rata- rata

330 C 340 C 340 C 340 C 330 C 330 C 350 C 33,30 C

36,00 C 33,30 C 36,70 C 31,60 C 32,30 C 34,00 C 35,00 C 34,380 C

37,00 C 37,00 C 39,00 C 36,00 C 34,30 C 35,330 C 35,70 C 36,560 C

Keterangan : Tabung A : Terdapat Vegetasi Tabung B : Tidak terdapat vegetasi

rata-rata hasil pengamatan pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu lingkungan38

suhu (0 C)

36 34 32 30 awal tabung A Tabung B

perlakuanDari grafik rata- rata hasil pengamatan pengaruh vegetasi terhadap perubahan suhu lingkungan dapat diketahui bahwa rata- rata suhu pada tabung A lebih rendah daripada suhu pada tabung B. Pada suhu awal sebelum diberi perlakuan suhunya sebesar 33,30 C. Kemudian Pada tabung A yang terdapat vegetasi suhu rata- rata yang di dapat kelas kami adalah 34,380 C dan suhu pada tabung B yang tidak terdapat vegetasi adalah sebesar 36,560 C. 3.2 PEMBAHASAN

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

17

Pada hasil yang diperoleh kelompok kami saat melakukan percobaan, di ketahui bahwa suhu awal dan suhu pada tabung B (yang terdapat vegetasi) sama yakni suhunya sebesar 350 C sedangkan suhu pada tabung A sebesar 35,70 C. Adanya kesamaan suhu antara tabung B dan suhu awal karena saat kami melakukan percobaan cuacanya sedikit tidak mendukung karena saat itu cuacanya mendung dan sedikit cahaya matahari yang muncul. Karena cuaca tersebut maka hasil data yang kami dapatkan kurang memuaskan. Data suhu antara tabung yang terdapat vegetasi dan tidak ada vegetasinya perubahannya tidak cukup signifikan. Namun dengan data tersebut kita dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan antara suhu pada tabung yang ada vegetasinya dan suhu pada tabung yang tidak terdapat vegetasinya. Pada suhu yang tidak ada vegetasinya, rata- rata suhunya lebih tinggi yakni sebesar 35, 70 C dan suhu pada tabung yang terdapat vegetasi rata- rata suhunya sebesar 350 C dengan suhu awal rata- rata 350 C . Sedangkan pada data rata- rata kelas didapatkan hasil bahwa suhu pada tabung yang terdapat vegetasi lebih rendah suhunya dari pada suhu pada tabung yang tidak terdapat vegetasi. Suhu pada tabung yang terdapat vegetasi rata- rata suhunya sebesar 34,380 C dan suhu pada tabung yang tidak terdapat vegetasi rata- rata suhunya sebesar 36,560 C dengan suhu rata- rata awalnya 33,30 C. Data yang diperoleh antara kelompok kami dan rata- rata kelas sama yakni suhu rata- rata pada tabung yang tidak ada vegetasinya lebih tinggi dari pada suhu pada tabung yang tidak terdapat vegetasinya. Pada tabung yang terdapat vegetasi suhunya lebih rendah karena hidup sebuah vegetasi atau tumbuhan yang dapat mengolah sinar matahari dan CO2 yang ada di udara yang masuk ke dalam tabung yang di tutupi plastic mika tersebut untuk digunakan sebagai bahan dalam proses fotosintesis. Karena cahaya matahari dan CO2 yang masuk digunakan sebagai energi untuk proses fotosintesis maka dihasilkan oksigen yang membuat lingkungan di sekitar tumbuhan tersebut lebih sejuk. Sedangkan pada tabung yang tidak terdapat vegetasi cahaya matahari yang masuk ke dalam tabung yang ditutupi kertas mika dan CO2 yang ada di uadara akan membuat tabung tersebut panas atau suhunya akan naik karena cahaya matahari yang masuk dan CO2 tidak digunakan untuk energy fotosintesis karena tidak ada vegetasinya. Pada keadaan saat cahaya matahari tidak digunakan untuk proses fotosintesis maka cahaya matahari tersebut terkungkung dalam tabung karena cahaya matahari yang masuk tidak dapat dilepaskan kembali ke luar karena terhalang oleh plastic mika sehingga membuat suhu semakin naik. Secara kimia proses fotosintesis dapat di tulis :

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

18

6CO2 + 6H2O

C6H12O6 + 6O2

Dari reaksi tersebut kita dapat mengetahui bahwa vegetasi sangat penting untuk mengolah CO2 dan sinar matahari menjadi suatu senyawa yang dibutuhkan tubuh yaitu O2. Selain hal tersebut masih banyak lagi manfaat adanya vegetasi yang telah disebutkan pada kajian pustaka.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

Pada tabung yang terdapat vegetasi suhunya lebih rendah dari pada tabung yang tidak terdapat vegetasi karena adanya vegetasi dapat mengolah CO2 dan sinar matahari menjadi oksigen melalui proses fotosintesis sehingga mengurangi efek rumah kaca

4.2

Saran

1. Sebagai generasi muda khususnya mahasiswa agar ikut serta dalam menjaga lingkungan ini dengan mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku kuliah. 2. Bahaya efek rumah kaca akan terus mengintai ketika kita tidak bisa menjaga keseimbangan lingkungan.

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

19

DAFTAR PUSTAKAhttp://Manfaat vegetasi bagi perbaikan lingkungan _ Manuskrip Kehidupan.html http://faperta.unand.ac.id http://isu-isu-pengaruh-iklim-terhadap.html Tim pengetahuan lingkungan.2011.Petunjuk Praktikum Pengetahuan Lingkungan. Surabaya:Unesa press

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

20

Laporan praktikum pengetahuan lingkungan

21