BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    1/36

    1 | P a g e

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.

    Latar Belakang

    Dalam mengambil keputusan-keputusan bisnis, manajemen menaruh perhatian

    besar pada peluang-peluang laba dari serangkaian alternative tindakan yang dihadapinya.

    menyangkut alternatif tindakan yang melibatkan perubahan tingkat kegiatan usaha, laba

    tidaklah selalu berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan usaha. Hal ini

    diakibatkan oleh pola perilaku biaya. Konsekuensinya kalangan manajer perlu menyadari

    bahwa evaluasi-evaluasi yang lebih cermat dapat dilakukan terhadap peluang-peluang

    laba dengan cara mempelajari hubungan-hubungan di antara biaya, volume penjualan,

    dan laba. Kajian-kajian terhadap faktor faktor tersebut seyogyanya akan membuahkan

    keputusan-keputusan yang lebih sehat.

    Analisis Biaya, Volume dan Laba merupakan alat yang menyediakan informasi

    bagi manajemen mengenai hubungan antara biaya, laba, bauran produl, dan volume

    penjualan suatu produk atau pun jasa. Analisis biaya volume laba (cost-volume-profit

    analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari hubungan-hubungan

    antara biaya,volume, dan laba. Analisis biaya-volume-laba kerap pula disebut analisis

    titik impas (break-even analysis) karena signifikansiume mengacu pada sebuah pemicu

    biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-

    perubahan pendapatan, biaya, dan laba. Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan

    yang kompleks karena hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor

    yang seluruhnya atau sebagian diluar kendali manajemen. Sebagai contoh, harga jualsebuah produk dipengaruhi tidak hanya oleh biaya produksi saja, yang biasanya berada

    dibawah kendali manajemen, tetapi juga oleh perubahan-perubahan trend perilaku

    konsumen dan tindakan-tindakan pesaing yang umumnya diluar wilayah kendali

    manajemen.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    2/36

    2 | P a g e

    Analisis titik impas itu sendiri digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan

    bauran produk yang diperlukan hanya untuk menutup semua biaya yang terjadi selama

    satu periode tersebut. Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama.

    Sehingga dalam keadaan ini perusahaan tidak mengalami untung maupun rugi atau bias

    juga dikatakan laba yang dicapai adalah (0). Dalam konsep ini berarti jika penjualan jatuh

    dibawah titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian sedangkan sebaliknya

    jika perusahaan mengalami kenaikan penjualan maka perusahaan dapat dikatakan telah

    mengalami keuntungan dalam operasi perusahaan tersebut.

    B.

    Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan Analisis B-V-L dan Model dari Analisis B-V-L?

    2. Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Titik Impas?

    3.

    Apa yang dimaksud analisis B-V-L untuk Perencanaan Pendapatan Biaya?

    4. Bagaimana penerapan B-V-L dalam suatu perusahaan?

    C.

    Tujuan

    1.

    Mahasiswa dapat memahami tentang analisis B-V-L beserta dengan model dari

    analisis B-V-L

    2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Tititk

    Impas

    3.

    Mahasiswa dapat mengetahui tentang analisis B-V-L dalam Perencanaan Pendapatan

    Biaya

    4. Mahasiswa dapat menetahui serta memahami penerapan B-V-L di dalam perusahaan

    D.

    Sistematika Penulisan

    Dalam penyusunan makalah ini, secara sistematika kami membaginya menjadi 3

    BAB yang berhubungan dengan makalah diuraikan sebagai berikut:

    Bab I Pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Sistematika

    Penulisan, dan Tujuan Penulisan.Bab II Pembahasan terdiri dari Model Analisis Biaya, Volume, dan Laba, Analisis BVL

    Untuk Perencanaan Titik Impas, Analisis BVL Untuk Perencanaan Pendapatan Biaya

    Bab III Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.

    Daftar Pustaka

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    3/36

    3 | P a g e

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.

    Analisis B-V-L dan Model dari Analisis B-V-L

    Analisis Biaya-Volume-Laba (B-V-L) merupakan suatu alat yang sangat

    berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena analisis B-

    V-L menekankan keterkaitan antara biaya kuantitas yang terjual, dan harga, maka

    semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalam analisis B-V-L ini.

    Analisis B-V-L ini dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk

    mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu

    devisi dan dapat membantu mencari pemecehan dari masalah atau kesulitan

    tersebut.

    Analisis B-V-L dapat juga mengatasi banyak isu lainnya, seperti jumlah

    unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, dampak pengurangan biaya

    tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba perusahaan.Selain itu, analisis ini memungkinkan para manager untuk melakukan analisis

    sensitivitas dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.

    Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :

    a) Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.

    b) Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi

    secara akurat kedalam elemen biaya tetap dan biaya variabel.

    c) Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.

    d) Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang

    diproduksi sama dengan unit yang terjual.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    4/36

    4 | P a g e

    Pengertian B-V-L menurut para ahli adalah sebagai berikut :

    Mulyadi (1993) mengatakan bahwa analisis biaya-volume-laba merupakan

    suatu teknik untuk mengetahui pengaruh harga jual, volume penjualan dan biaya

    terhadap laba perusahaan. Analisis biaya-volume-laba membantu manajemen

    dalam perencanaan laba jangka pendek.

    Supriyono (1989) mengatakan bahwa analisis biaya-volume-laba

    seringkali secara sederhana dijelaskan sebagai analisis impas, hal ini kurang tepat

    karena analisis impas hanya merupakan salah satu bagian dari konsep analisis

    biaya-volume-laba. Namun demikian juga harus menyadari bahwa analisis impas

    adalah bagian kunci dari analisis biaya-volume-laba. Titik berat analisis impas

    adalah pada tingkat berapa penjualan dapat menghasilkan laba sama dengan nol,

    sedangkan analisis biaya-volume-laba menekankan sampai seberapa jauh

    perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat pada

    perubahan laba perusahaan.

    Menurut Matz (1992) analisis biaya-volume-laba biasanya disusun dari

    angka-angka anggaran tahunan, tetapi angka-angka dari laporan bulanan juga

    dapat digunakan. Selanjutnya, analisis ini dapat digunakan pada kelompok

    produk, saluran distribusi, metode penjualan tertentu dan juga penentuan laba.

    Tujuan B-V-L adalah untuk menentukan volume penjualan dan bauran

    produk yang diperlukan untuk mencapai target laba. B-V-L didasarkan pada

    hubungan akuntansi berikut ini:

    Setara dengan

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    5/36

    5 | P a g e

    Margin Kontribusi

    Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi

    beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang tersedia untuk menutup beban tetap

    dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan

    dulu untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin

    kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap perusahaan, maka akan terjadi

    kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan

    bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan

    produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh kenaikan penjaulan yang

    direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit

    yang terjual dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan

    menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.

    Ratio Margin Kontribusi

    Rasio marjin kontribusi adalah perbandingan antara marjin kontribusi

    (total penghasilan dikurangi biaya variabel) dengan total penghasilan/penjualan.

    Rasio margin kontribusi berfungsi dalam menetapkan kebijakan bisnis. Apabila

    rasio margin kontribusi perusahaan besar dan tingkat produksinya dibawah

    kapasitas maksimal maka dapat diprediksi adanya kenaikan laba operasi dari suatu

    kenaikan volume penjualan, sehingga perusahaan bisa mengambil kebijakan

    dengan lebih mempromosikan barang karena perubahan pada laba operasi akan

    dihasilkan dari perubahan volume penjualan.

    Rasio Margin Kontribusi (Ratio Contribution Margin / RCM) berguna

    karena menunjukkan bagaimana margin kontribusi akan dipengaruhi oleh

    perubahan total penjualan. Beberapa manager lebih suka menggunakan rasio

    margin kontribusi dari pada margin kontribusi per unit. Cara menghitung margin

    kontribusi yaitu sebagai berikut:

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    6/36

    6 | P a g e

    Margin Keamanan

    Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan

    diatas titik impas volume penjualan. Margin keamanan menjelaskan jumlah

    dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi

    margin keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin

    keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk presentase. Presentase ini didapat

    dengan membagi margin keamanan dalam dollar dengan total penjualan.

    Anggaran fleksibel dan kartu biaya standar juga merupakan sumber data yang

    baik karena memisahkan biaya tetap dari biaya variabel.

    Margin of safety memberikan informasi tentang seberapa jauh realisasi

    penjualan dapat turun dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita

    kerugian. Penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan maksimum harus

    sebesar magin of safety agar perusahaan tidak menderita kerugian. Berikut ini

    rumus dari margin of safety:

    Keterangan :

    MS : Margin of Safety atau batas keamanan

    SB :Sales Budgeted atau penjualan yang dianggarkan

    SBE :Sales at BEP atau penjualan pada saat break even

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    7/36

    7 | P a g e

    Perusahaan yang mempunyai margin of safety yang besar lebih baik

    dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai margin of safetyyang rendah,

    karena margin of safety memberikan gambaran kepada manajemen beberapa

    penurunan yang dapat ditolerir sehingga perusahaan tidak menderita rugi tetapi

    juga belum memperoleh laba.

    B.

    Manfaat dan Keterbatasan Analisis Biaya-Volume-Laba

    Ada banyak manfaat dari analisis biaya-volume-laba yang dapat

    dimanfaatkan oleh perusahaan. Matz (1988) mengatakan bahwa kegunaan analisis

    biaya-volume-laba diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Membantu Pengendalian melalui anggaran

    2.

    Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan3. Menganalisis dampak perubahan volume penjualan

    4. Menganalisis harga jual sebagai dampak perubahan biaya

    5. Menganalisis margin kontribusi

    Analisis biaya-volume-laba juga mempunyai berbagai dasar anggapan, jika

    dasar anggapan tersebut tidak terpenuhi karena faktor-faktor tertentu telah

    berubah dibanding dengan prediksi semula maka analisis ini perlu disesuaikan

    dengan perubahan faktor-faktor tersebut. Menurut Supriyono (1989) dasar yang

    digunakan pada analisis biaya-volume-laba adalah sebagai berikut :

    1. Harga jual produk per unit yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai

    tingkat volume penjualan dalam periode yang bersangkutan.

    2. Semua biaya yang dianggarkan dapat dikelompokkan ke dalam elemen

    biaya tetap dan biaya variabel yang mempunyai tingkat variabilitas terhadap

    produk yang diproduksi atau dijual, bukan terhadap dasar kegiatan yang

    lain.

    3. Harga dari biaya yang dianggarkan tetap konstan pada berbagai tingkat

    kegiatan sehingga biaya dapat dianggarkan dalam garis lurus.

    4. Kapasitas yang dimiliki perusahaan tidak berubah misalnya karena ekspansi,

    karena perubahan kapasitas yang dimiliki akan merubah pula pola hubungan

    biaya-volume dan laba.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    8/36

    8 | P a g e

    5. Tingkat efisiensi perusahaan tidak berubah karena program efisiensi yang

    sangat berhasil atau sebaliknya terjadi pemborosan yang luar biasa akan

    bepengaruh pada pola hubungan B-V-L.

    6. Tingkat dan metode teknologi yang dimiliki perusahaan tidak berubah,

    karena perubahan teknologi juga dapat mengubah pola hubungan B-V-L.

    7. Apabila perusahaan menjual berbagai macam produk, maka komposisi

    produk yang dianggarkan pada berbagai tingkat penjualan tidak berubah.

    C.

    Penggolongan Biaya Menurut Perilaku Biaya

    Untuk dapat menyajikan informasi biaya yang bermanfaat pada berbagai

    tingkatan manajemen, akuntansi manajemen harus dapat menggolongkan biaya

    sesuai dengan informasi yang diperlukan, kebutuhan informasi ini mendorong

    timbulnya berbagai cara penggolongan biaya. Pola perilaku biaya memberikan

    pandangan yang berharga untuk perencanaan dan pengawasan operasi-operasi

    jangka pendek dan jangka panjang. Atas dasar perilakunya, maka biaya dapat

    dikelompokkan ke dalam tiga jenis biaya yaitu biaya tetap, biaya variabel dan

    biaya semi variabel.

    1.

    Biaya TetapBiaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran

    perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya tetap per satuan berubah karena

    adanya perubahan volume kegiatan. contoh dalam pengambilan keputusan

    pembelian generator listrik untuk keperluan perusahaan, perusahaan akan

    memperhitungkan permintaan pasar dalam jangka panjang terhadap produk

    yang dihasilkan. Untuk keperluan perencanaan dan pengendalian, maka

    biaya tetap harus dapat dipecah menjadi :

    a) Committed Fixed Cost

    Committed Fixed Cost sebagian besar berupa biaya tetap yang

    timbul dari kepemilikan pabrik, equipment dan organisasi pokok.

    Dalam hal ini Committed Fixed Cost berupa semua biaya yang tetap

    dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna mempertahankan

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    9/36

    9 | P a g e

    kemampuan perusahaan di dalam memenuhi tujuan-tujuan jangka

    panjangnya. Contoh Committed Fixed Cost adalah biaya depresiasi,

    PBB, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama. Biaya ini terutama

    dipengaruhi oleh ramalan penjualan jangka panjang.

    b) Discreationary Fixed Cost

    Discretionary Fixed Cost merupakan biaya (a) yang timbul dari

    keputusan penyediaan anggaran secara berkala (biasanya tahunan) yang

    secara langsung mencerminkan kebijakan manajemen puncak mengenai

    jumlah maksimum biaya yang diizinkan untuk dikeluarkan (yang diukur

    dengan volume penjualan atau produk). Discretionary Fixed Cost tidak

    mempunyai hubungan dengan volume kegiatan. Contohnya adalah

    biaya riset dan pengembangan dan biaya program pelatihan karyawan.

    Discretionary Fixed Cost ini dapat dihentikan sama sekali

    pengeluarannya atas kebijakan manajemen.

    2. Biaya Variabel

    Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya sebanding dengan

    perubahan volume kegiatan. Biaya variabel perusahaan unit konstan (tetap)

    dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya bahan baku merupakan

    contoh biaya variabel yang berubah sebanding dengan perubahan volume

    produksi. bila dihubungkan dengan karakteristik biaya terhadap keluarannya

    maka biaya variabel dapat digolongkan menjadi :

    a) Enginereed Variable Cost

    Hampir semua biaya variabel merupakan Enginereed Variable

    Cost.Enginereed Variable Cost merupakan biaya yang antara masukan

    dan keluarannya mempunyai hubungan erat dan nyata. Contoh

    Enginereed Variable Cost adalah biaya bahan baku.

    b) Discreationary Varible Cost

    Telah disebutkan di atas bahwa hamper semua biaya variabel

    merupakanEnginereed Variable Cost, tapi ada beberapa biaya variabel

    yang pantas untuk dikelompokkan ke dalam Discretionary Variable

    Cost. Hal ini disebabkan karena Discretionary Variable Cost tersebut

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    10/36

    10 | P a g e

    bersifat variabel, berubah sebanding dengan volume kegiatan karena

    manajemen memutuskan kebijakan demikian. Contohnya adalah biaya

    iklan yang ditetapkan oleh manajemen puncak sebesar 2% dari hasil

    penjualan, biaya iklan akan berubah sebanding dengan perubahan

    volume penjualan.

    3.

    Biaya Semi Variabel

    Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur tetap dan

    variabel didalamnya. Unsur biaya tetap merupakan jumlah biaya minimum

    untuk menyediakan jasa, sedangkan unsur biaya variabel merupakan bagian

    dari biaya semi variabel yang dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan.

    Ada dua pendekatandalam memperkirakan fungsi biaya :

    a) Pendekatan Historis : Dalam hal pendekatan historis, fungsi biaya

    ditentukan dengan cara menganalisis perilaku biaya di masa yang lalu.

    b) Pendekatan Analisis : Dalam pendekatan analisis diadakan kerja sama

    di antara orang-orang teknik dan staf penyusunan anggaran untuk

    mengadakan penyelidikan terhadap tiap-tiap fungsi guna menentukan

    pentingnya fungsi tersebut, metode pelaksanaan pekerjaan yang paling

    efisien dan jumlah biaya yang bersangkutan dengan pelaksanaan pekerjaan

    tersebut pada berbagai tingkat kegiatan.

    D.

    Analisis B-V-L untuk Perencanaan Titik Impas

    Titik impas merupakan suatu kondisi dimana perusahaan tidak memperoleh

    laba dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika

    jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya. Analisis impas adalah suatu cara

    untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita

    kerugian tetapi juga belum memperoleh laba, dengan kata lain laba sama juga dengan

    nol. Cara untuk mengetahui impas yaitu melalui pendekatan teknik dengan

    persamaan :

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    11/36

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    12/36

    12 | P a g e

    Ekspansi akan mengakibatkan peningkatan biaya-biaya tetap

    dan variabel, tetapi juga akan meningkatkan penjualan yang

    dihaarapkan.

    c) Proyek modernisasi dan otomatisasi

    Apabila terjadi peningkatan investasi peralatan produksi yang

    mampu menekan biaya variabel khususnya biaya tenaga kerja

    langsung. Analisis break even dapat digunakan untuk menganalisis

    konsekuensi proyek tersebut.

    Dasar Asumsi Analisis Break Even

    Analisis break even mempunyai beberapa asumsi yang tercermin dalam

    anggaran perusahaan masa yang akan datang. Dasar asumsi yang mendasari

    analisis break even menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2005:58)

    sebagai berikut:

    a) Harga jual per unit tidak berubah-ubah pada berbagai volume penjualan.

    b) Perusahaan berproduksi pada jarak kapasitas yang secara relative konstan.

    c) Biaya dapat dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap

    jumlahnya tidak berubah dalam jarak kapasitas tertentu, sedangkan biaya

    variabel berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan

    perusahaan.

    d) Jumlah perubahan persedaiaan awal dan persediaan akhir tidak berarti.

    e) Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, komposisi produk

    yang dijual dianggap tidak berubah.

    Perhitungan Break Even Point (BEP)

    Break even point (BEP) dapat dihitung menggunakan metode persamaandan metode marjin kontribusi. Kedua metode tersebut memberikan hasil yang

    sama.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    13/36

    13 | P a g e

    a) Pendekatan Persamaan

    Pendekatan persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba

    rugi yang disusun dengan format kontribusi. Persamaannya adalah sebagai

    berikut.

    b) Pendekatan Marjin Kontribusi

    Penelitian ini menggunakan pendekatan marjin kontribusi dengan

    alasan bahwa pendekatan marjin kontribusi memiliki kelebihan yaitu dapat

    menunjukan secara jelas bagaimana biaya berubah bersama dengan

    perubahan tingkat penjualan.

    Marjin kontribusi adalah selisih antara hasil penjualan setelah

    dikurangi biaya variabel. Jumlah marjin kontribusi dapat digunakan untuk

    menutup biaya tetap dan membentuk laba. Break even point yang dicari

    dengan metode marjin kontribusi dicapai ketika jumlah marjin kontribusi

    sama besarnya dengan biaya tetap.

    E.

    Metode dan Penerapan Analisis Hubungan B-V-L

    Adanya penerapan pada analisis hubungan Biaya-Volume-Laba

    diharapkan akan memberikan dampak pengaruh dari margin kontribusi terhadap

    perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan.

    Beberapa pengaruh penerapan dalam analisis hubungan B-V-L :

    1) Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan

    Manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan

    anggaran iklan per bulan sebesar $10,000 akan meningkatkan penjualan

    sebesar $30,000 dan 520 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel

    berikut ini

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    14/36

    14 | P a g e

    A

    Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka

    peningkatan anggaran iklan akan meningkatkan laba bersih sebesar $ 2,000.

    terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas yaitu :

    Perhitungan I

    Proyeksi Margin Kontribusi

    ($130,000 x 40% rasio CM)$ 52,000

    Total Margin Kontribusi

    ($100,000 x 40% rasio CM)$ 40,000

    Peningkatan Margin Kontribusi 12,000

    Perubahan dalam biaya tetap

    (-/-) Peningkatan biaya iklan $ 10,000

    Peningkatan Laba Bersih $ 2,000

    Sekarang Revisi

    Penjualan &

    Biaya Iklan

    Peningkatan %

    Penjualan

    Penjualan $ 100,000 $ 130,000 $30,000

    100%

    (-/-) B.

    Variabel

    60,000 78,000

    18,000

    60%

    Margin

    kontribusi

    40,000 52,000

    12,000

    40%

    (-/-)Beban

    tetap

    35,000 45,000 0

    Laba bersih $ 5,000 $ 7,000 $ 12,000

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    15/36

    15 | P a g e

    Perhitungan II

    Peningkatan Margin Kontribusi

    ($30,000 x 40% rasio CM) $ 12,000

    (-/-) Peningkatan biaya iklan 10,000

    Peningkatan Laba Bersih $ 2,000

    Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba

    rugi dan melibatkan analisis perningkatan yang memperhitungkan faktor

    pendapatan, biaya dan volume yang akan berubah jika terdapat perubahan

    diantara faktor-faktor diatas.

    2) Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan

    Manajemen perusahaan mempertimbangkan penggunaan komponen

    berkualitas lebih tinggi yang akan mengakibatkan naiknya biaya variabel

    sebesar $10 namun dengan perbaikan komponen akan meningkatkan

    penjualan menjadi 480 unit per bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada

    tabel berikut ini

    Perhitungan

    Proyeksi Margin Kontribusi

    (480 unit x $90 per unit )$ 43,200

    Total Margin Kontribusi saat ini

    (400 x $100 per unit)40,000

    Peningkatan Margin Kontribusi $ 13,200

    Dari hasil perhitungan disimpulkan peningkatan biaya variabel dapat

    dilakukan karena dapat meningkatkan penjualan sehingga meningkatkan

    total margin kontribusi dan laba bersih sebesar $ 3,200.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    16/36

    16 | P a g e

    3) Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual, dan Volume Penjualan

    Manajemen perusahaan mempertimbangkan menurunkan harga jual

    sebesar $20 per unit dan meningkatkan biaya iklan sebesar $15,000 per

    bulan namun dapat meningkatkan penjualan sebesar 50% atau menjadi 600

    unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Perhitungan dan Laporan Laba Rugi

    Proyeksi Total Margin

    Kontribusi

    (600 unit x $ 80 per unit)

    $ 48,000

    Total Margin Kontribusi

    sekarang

    (400 unit x $100 per unit)

    $ 40,000

    Peningkatan Margin

    Kontribusi8,000

    Perubahan dalam biaya

    tetap

    (-/-) Peningkatan biaya

    iklan$ 15,000

    Penurunan Laba Bersih ($ 7,000)

    Sebelum Revisi Sesudah Revisi

    Total Per Unit Total Unit Selisih

    Penjualan $ 100,000 $ 250 $ 138,000 $ 230 $ 38,000(-/-) B. Variabel 60,000 150 90,000 150 30,000

    Margin kontribusi 40,000 $ 100 48,000 $ 80 8,000

    (-/-) Beban tetap 35,000 50,000 15,000

    Laba bersih $ 5,000 $ 2,000 ($ 7,000)

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    17/36

    17 | P a g e

    Perubahan seharusnya tidak dilakukan karena mengakibatkan penurunan laba

    bersih.

    4) Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Volume Penjualan

    Manajemen perusahaan mempertimbangkan mengganti sistem kompensasi

    dari gaji tetap dengan total $6,000 per bulan menjadi komisi sebesar $15 per unit

    sehingga dapat meningkatkan penjualan sebesar 15% atau menjadi 460 unit.

    Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Perhitungan dan Laporan Laba Rugi

    Proyeksi Total Margin

    Kontribusi

    (460 unit x $ 85 per unit)

    $ 39,100

    Total Margin Kontribusi

    sekarang

    (400 unit x $100 per unit)

    $ 40,000

    Peningkatan Margin

    Kontribusi(900)

    Perubahan dalam biaya

    tetap :

    (+/+) Perubahan gaji

    menjadi komisi$ 6,000

    Penurunan Laba Bersih $ 5,100

    Sebelum Revisi Sesudah

    Revisi

    Total Per

    Unit

    Total Per

    Unit

    Selisih

    Penjualan $ 100,000 $ 250 $ 115,000 $ 250 $ 15,000

    (-/-) B. Variabel 60,000 150 75,900 165 15,900

    Margin 40,000 $ 100 39,100 $ 85 $ 900

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    18/36

    18 | P a g e

    kontribusi

    (-/-) Beban tetap 35,000 29,000 ( 6,000)

    Laba bersih $ 5,000 $ 10,100 $ 5,100

    Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $

    6,000 dari $35,000 menjadi $29,000 dan margin kontribusi per unit menurun

    menjadi $85. implikasi dari semua itu akan meningkatkan laba bersih yang

    berasal dari penghematan biaya tetap tadi.

    5) Perubahan dalam Harga Jual Reguler

    Manajemen perusahaan mempertimbangkan selain penjualan biasa, untuk

    menjual 150 unit kepada penjual grosir dengan harga khusus. Manajemen sedang

    menyusun harga jual khusus agar mendapatkan laba bulanan sebesar $3,000.

    Perhitungan

    Biaya variabel per unit $ 150

    Proyeksi Laba per unit

    ($3,000 / 150 unit)$ 20

    Proyeksi Harga jual per unit $ 170

    Beban tetap tidak diperhitungkan karena tidak terpengaruh oleh penjualan

    harga khusus dimana biaya tetap akan sama jumlahnya berapapun unit terjual dan

    harga yang dkenakan.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    19/36

    19 | P a g e

    F. Penerapan Analisis Biaya,Volume dan Laba Pada PR. Kreatifa

    Mandiri

    Berdasarkan judul yang diteliti yaitu Analisis Break Even Terhadap

    Perencanaan Laba PR. Kreatifa Hasta Mandiri, Yogyakarta maka ada satu jenisanalisis B-V-L dalam perencanaan laba yang diterapkan oleh PR. Kreatifa

    Mandiri yaitu melalui analisis break even. Dalam penelitian ini menggunakan

    data yang menjadi dasar dalam perhitungan perencanaan laba yang dilakukan

    dengan analisis break even, data tersebut adalah sebagai berikut :

    1) Data Realisasi Volume Penjualan tahun 2008,2009,2010

    Produk 2008 2009 2010

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    3.039.940 pak

    2.026.620 pak

    3.869.310 pak

    2.579.540 pak

    1.982.820 pak

    1.321.880 pak

    Total 5.066.560 pak 6.448.850 pak 3.304.700 pak

    2) Data anggaran Volume Penjualan tahun 2009,2010,2011

    Produk 2009 2010 2011

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    3.236.230 pak

    2.157.480 pak

    4.103.350 pak

    2.735.560 pak

    2.385.050 pak

    1.572.030 pak

    Total 5.393.710 pak 6.838.910 pak 3.957.910 pak

    3) Data Realisasi Penjualan Tahun 2008,2009,2010

    Data Realisasi Penjualan 2008

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    4.035

    4.035

    3.039.940 pak

    2.026.620 pak

    12.266.157.900

    8.177.411.700

    Total 5.066.560 pak 20.443.569.600

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    20/36

    20 | P a g e

    Data Realisasi Penjualan 2009

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    4.555

    4.555

    3.869.310 pak

    2.579.540 pak

    17.624.707.050

    11.749.804.700

    Total 29.374.511.750

    Data Realisasi Penjualan 2010

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    4.700

    4.700

    1.982.820 pak

    1.321.880 pak

    9.319.254.000

    6.212.836.000

    Total 15.532.090.000

    4) Data anggaran penjualan 2009,2010,2011

    Data anggaran penjualan 2009

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    3.900

    4.200

    3.236.230 pak

    2.157.480 pak

    12.621.297.000

    9.061.416.000

    Total 21.682.713.000

    Data anggaran penjualan 2010

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    4.350

    4.750

    4.103.350 pak

    2.735.560 pak

    17.849.572.500

    12.993.910.000

    Total 30.843.482.500

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    21/36

    21 | P a g e

    Data anggaran penjualan 2011

    Produk Harga/Unit

    (Rp)

    Vol. Penjualan

    (pak)

    Hasil Penjualan

    (Rp)

    Rokok Rush

    Rokok Exo

    4.500

    4.950

    2.358.050 pak

    1.572.030 pak

    10.611.225.000

    7.781.548.500

    Total 18.392.773.500

    5) Data Realisasi Biaya Produksi 2008,2009,2010

    Biaya Produksi 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)

    1) Biaya Bahan Baku

    a) Tembakau

    b) Saos

    c) Cengkeh

    2.655.435.600

    357.751.800

    77.980.900

    4.798.396.000

    624.455.400

    301.123.500

    1.786.588.500

    198.750.600

    51.000.000

    2) BTKL 628.975.000 1.805.644.300 515.375600

    3) Biaya overhead

    Pabrik

    a)

    Bahan

    Penolong

    b) Biaya Listrik

    c) Biaya

    Reparasi &

    pemeliharaan

    d) Biaya Bahan

    Bakar

    e) Depresiasi

    f) Asuransi

    7.998.985.000

    80.600.000

    18.500.000

    455.433.300

    4.388.678.400

    252.678.000

    11.255.467.800

    272.000.000

    25.000.000

    877.800.500

    5.334.780.900

    170.000.000

    4.687.500.000

    71.650.000

    16.450.000

    218.500.000

    3.871.010.650

    80.500.000

    Biaya Non Produksi

    1) Biaya Adm &

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    22/36

    22 | P a g e

    Umum

    a) Biaya Gaji

    b) Biaya Pos dan

    Telepon

    c) Supplies

    Kantor

    855.750.000

    62.000.000

    25.350.000

    903.845.700

    82.000.000

    25.000.000

    485.365.750

    51.500.500

    17.350.000

    2) Biaya Pemasaran

    a) Biaya Iklan

    b) Perjalanan

    Dinas

    c) Biaya

    Pengiriman

    250.688.500

    80.000.000

    15.780.000

    198.500.000

    105.000.000

    32.500.000

    155.000.000

    55.000.000

    21.500.000

    TOTAL 18.204.586.500 26.811.514.100 12.283.041.600

    6) Data anggaran biaya produksi tahun 2009,2010,2011

    Biaya Produksi 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)

    4) Biaya Bahan Baku

    a)

    Tembakaub) Saos

    c) Cengkeh

    2.825.785.900359.750.000

    80.880.000

    4.798.396.000624.455.400

    301.123.500

    1.786.588.500198.750.600

    51.000.000

    5) BTKL 710.500.000 1.805.644.300 515.375600

    6) Biaya overhead

    Pabrik

    g) Bahan Penolong

    h) Biaya Listrik

    i) Biaya Reparasi

    & pemeliharaan

    j) Biaya Bahan

    Bakar

    k) Depresiasi

    8.000.985.000

    80.600.000

    18.500.000

    650.500.000

    4.388.678.400

    11.255.467.800

    272.000.000

    25.000.000

    877.800.500

    5.334.780.900

    4.687.500.000

    71.650.000

    16.450.000

    218.500.000

    3.871.010.650

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    23/36

    23 | P a g e

    l) Asuransi 252.678.000 170.000.000 80.500.000

    Biaya Non Produksi

    3) Biaya Adm &

    Umum

    d) Biaya Gaji

    e) Biaya Pos dan

    Telepon

    f) Supplies Kantor

    855.750.000

    62.000.000

    25.350.000

    903.845.700

    82.000.000

    25.000.000

    485.365.750

    51.500.500

    17.350.000

    4) Biaya Pemasaran

    d) Biaya Iklan

    e) Perjalanan

    Dinas

    f) Biaya

    Pengiriman

    250.688.500

    80.000.000

    15.780.000

    198.500.000

    105.000.000

    32.500.000

    155.000.000

    55.000.000

    21.500.000

    TOTAL 18.204.586.500 26.811.514.100 12.283.041.600

    Langkah yang dilakukan PR. Kreatifa Hasta Mandiri untuk perencanaan

    labanya dengan analisis break even adalah dengan memisahkan antara total biaya

    tetap, total biaya variabel dan total biaya semi variabel. Hasil pengklasifian

    tersebut akan dijadikan dasar perusahaan untuk melakukan proyeksi perencanaan

    biaya, perencanaan laba dan menyusun anggaran lain. Berikut data perhitungan

    pemisahan biaya tetap, variabel dan semi variabel :

    Realisasi Biaya Tetap tahun 2008,2009, dan 2010, Anggaran Biaya Tetap tahun

    2009,2010, dan 2011

    Jenis Biaya 2008/2009

    ( Rp)

    2009/2010

    (Rp)

    2010/2011

    (Rp)

    1. Biaya Overhead Pabrik

    a) Depresiasi

    b) Biaya Listrik

    4.388.678.400

    22.497.500

    5.334.780.900

    87.539.700

    3.871.010.650

    63.947.300

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    24/36

    24 | P a g e

    Realisasi biaya variabel tahun 2008,2009, dan 2010

    Jenis Biaya 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp)

    1. Biaya Bahan Baku

    a) Tembakau

    b) Saos

    c) Cengkeh

    2.655.435.600

    357.751.800

    77.980.900

    4.798.396.000

    624.455.400

    301.123.500

    1.786.588.500

    198.750.600

    51.000.000

    2.

    Biaya tenaga kerja Langsung 628.975.000 1.805.644.300 515. 375600

    c) Biaya Reparasi

    & Pemeliharaan

    d) Asuransi

    14.489.300

    252.687.000

    11.206.500

    170.000.000

    8.851.400

    80.500.000

    2.

    Biaya Administrasi umu m

    a)

    Biaya gaji

    b) Biaya pos dan

    telepon

    c) Supplies kantor

    855.750.000

    62.000.000

    25.350.000

    903.845.700

    82.000.000

    25.000.000

    485.365.750

    51.500.500

    17.350.000

    3. Biaya Pemasaran

    a)

    Iklan/promosi

    b) Perjalanan dinas

    250.688.500

    80.000.000

    198.500.000

    105.000.000

    155.000.000

    55.000.000

    Total Biaya Tetap 5.952.140.700 6.917.872.800 4.788.525.600

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    25/36

    25 | P a g e

    3. Biaya Overhead Pabrik

    a) Biaya Penolong

    b) Biaya Listrik

    c) Biaya Reparasi dan

    Pemeliharaan

    d) Biaya bahan bakar

    7.998.985.000

    58.102.500

    4.010.700

    455.433.300

    11.255.467.800

    184.460.300

    13.793.500

    877.800.500

    4.687.500.000

    7.702.700

    7.598.600

    218.500.000

    4. Biaya Pemesanan

    a) Biaya pengiriman 15.780.000 32.500.000 21.500.000

    Total Biaya Variabel 12.207.601.700 19.719.557.800 8.187.679.500

    Anggaran Biaya Variabel tahun 2009,2010, dan 2011

    Jenis Biaya 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp)

    1. Biaya Bahan Baku

    a)

    Tembakaub) Saos

    c) Cengkeh

    2.825.785.900359.750.000

    80.880.000

    5.188.745.200650.750.000

    510.567.800

    1.850.800.500210.050.500

    55.000.000

    2. Biaya tenaga kerja langsung 710.500.000 1.805.644.400 550.985.700

    3. Biaya overhead pabrik

    a) Bahan Penolong

    b) Biaya Listrik

    c) Biaya Reparasi &

    pemeliharaan

    d) Biaya Bahan Bakar

    8.000.985.000

    58.102.500

    4.010.700

    650.500.000

    11.500.000.000

    184.460.300

    13.793.500

    950.000.000

    5.100.041.500

    7.702.700

    7.598.600

    375.500.000

    4.

    Biaya Pemasaran

    a) Biaya Pengiriman 21.000.000 35.000.000 30.000.000

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    26/36

    26 | P a g e

    Total Biaya Variabel 12.711.514.100 20.768.961.200 8.187.679.500

    Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2008/2009

    Keterangan Biaya Tetap

    (Rp)

    Biaya Variabel

    (Rp)

    Biaya Listrik 22.497.500 58.102.500

    Biaya Reparasi & Pemeliharaan 14.489.300 4.010.700

    Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2009/2010

    Keterangan Biaya Tetap

    (Rp)

    Biaya Variabel

    (Rp)

    Biaya Listrik 87.539.680 184.460.320

    Biaya Reparasi & Pemeliharaan 11.206.528 13.793.472

    Hasil Pemisahan Biaya Semi Variabel Tahun 2009/2010

    Keterangan Biaya Tetap(Rp)

    Biaya Variabel(Rp)

    Biaya Listrik 63.947.340 7.702.660

    Biaya Reparasi & Pemeliharaan 8.851.430 7.598.570

    Berdasarkan datadata diatas perusahaan dapat melakukan proyeksi perencanaan

    biaya, perencanaan laba dan menyusun anggaran lain. Selain itu manajemen juga dapat

    merencanakan laba yang diingikan perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    Berikut adalah rencana laporan laba dengan metodde kontribusi :

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    27/36

    27 | P a g e

    Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2009

    Unit yang terjual

    Harga Jual

    Penjualan

    Biaya Variabel

    CM

    Biaya Tetap

    Laba Bersih

    Rokok Rush Rokok Exo Total

    3.236.230

    Rp.3.900

    Rp.12.621.297.000

    Rp.8.029.782.500

    Rp.4.591.514.500

    Rp.3.571.284.420

    Rp.1.020.230.080

    2.157.480

    Rp.4.200

    Rp.9.061.416.000

    Rp.4.681.731.600

    Rp.4.379.684.400

    Rp.2.380.856.280

    Rp.1.998.828.120

    Rp.21.682.713.000

    Rp.12.711.514.100

    Rp.8.971.198.900

    Rp.5.952.140.700

    Rp.3.019.058.200

    Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut:

    RCM masing-masing produk tahun 2009 adalah :

    Ratio contribution margin (RCM) sangat penting dalam menentukan kebijakan

    bisnis, karena menunjukan bagaimana contributionmargin akan dipengaruhi oleh total

    penjualan. Tahun 2009 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratio contribution margin

    (RCM) 41%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan

    peningkatan penjualan sebesar Rp.21.682.713.000 untuk tahun 2009, manajemen

    dapat menentukan contibution margin sebesar Rp.8.971.198.900 dan memperoleh laba

    sebesar Rp.3.019.058.200. Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi

    rokok Exo lebih diutamakan, karena ratiomargin contribution rokok Exo lebih besar

    dari pada rokok Rush yaitu sebesar 48%. Artinya peningkatan penjualan rokok Exo

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    28/36

    28 | P a g e

    sebesar Rp.9.061.416.000 untuk tahun 2009, manajemen dapat menentukan

    contribution margin sebesar Rp.4.379.684.400 memperoleh laba Rp.1.998.828.120.

    Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2010

    Unit yang terjual

    Harga Jual

    Penjualan

    Biaya Variabel

    CM

    Biaya Tetap

    Laba Bersih

    Rokok Rush Rokok Exo Total

    4.103.350

    Rp.4.350

    Rp.17.849.572.500

    Rp.12.104.882.500

    Rp.5.744.690.000

    Rp.4.150.723.680

    Rp.1.593.966.320

    2.735.560

    Rp.4.750

    Rp.12.993.910.000

    Rp.8.734.078.700

    Rp.4.259.831.300

    Rp.2.767.149.120

    Rp.1.492.682.180

    Rp.30.843.482.500

    Rp.20.838.961.200

    Rp.10.004.521.300

    Rp.6.917.872.800

    Rp.3.086.648.500

    Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:

    RCM masing-masing produk tahun 2010 adalah :

    Tahun 2010 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratiocontribution margin

    (RCM) 32%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan

    peningkatan penjualan sebesarRp.30.843.482.500, manajemen dapat menentukan

    contibution margin sebesar Rp.10.004.521.300 dan memperoleh laba sebesar

    Rp.3.086.648.500.Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi rokok

    Exo lebih diutamakan, karena ratio margin contribution rokok Exo lebih besar dari

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    29/36

    29 | P a g e

    pada rokok Rush yaitu sebesar 33%. Artinya peningkatan penjualan rokok Exo sebesar

    Rp.12.993.910.000 untuk tahun 2010, manajemen dapat menentukan contribution

    margin sebesar Rp.4.259.831.300 memperoleh laba Rp.1.492.682.180.

    Laporan anggaran laba kontribusi tahun 2011

    Unit yang terjual

    Harga Jual

    Penjualan

    Biaya Variabel

    CM

    Biaya Tetap

    Laba Bersih

    Rokok Rush Rokok Exo Total

    2.358.050

    Rp.4.500

    Rp.10.611.225.000

    Rp.4.716.100.000

    Rp.5.895.125.000

    Rp.2.873.115.360

    Rp.3.022.009.640

    1.572.030

    Rp.4.950

    Rp.7.781.548.500

    Rp.3.471.579.500

    Rp.4.309.969.000

    Rp.1.915.410.240

    Rp.2.394.558.760

    Rp.18.392.773.500

    Rp.8.187.679.500

    Rp.10.205.094.000

    Rp.4.788.525.600

    Rp.5.416.568.400

    Rasio Contribution Margin (RCM ) tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

    RCM masing-masing produk tahun 2011 adalah :

    Tahun 2011 PR. Kreatifa Hasta Mandiri memiliki ratio contribution margin

    (RCM) 55%. Hal ini berarti bahwa PR. Kreatifa Hasta Mandiri merencanakan

    peningkatan penjualan sebesarRp.18.392.773.500, manajemen dapat menentukan

    contribution margin sebesar Rp.10.205.094.000 dan memperoleh laba sebesar

    Rp.5.416.568.400.Melalui perhitungan masing-masing produk maka produksi rokok

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    30/36

    30 | P a g e

    Rushlebih diutamakan, karena ratio margin contribution rokok Rush lebih besardari

    pada rokok Exo yaitu sebesar 56%. Artinya peningkatan penjualanrokok Rush sebesar

    Rp. 10.611.225.000 untuk tahun 2011, manajemen dapat menentukan contribution

    margin sebesar Rp. 5.895.125.000memperoleh laba Rp. 3.022.009.640.

    Dalam perhitungan RCM untuk masing-masing produk maka dapat diketahui

    bahwa produk yang memiliki RCM lebih besar dapat diutamakan dalam produksinya.

    Berikut adalah produk yang diutamakan produksinya pada tahun 2009,2010, dan 2011 :

    Keterangan 2009 2010 2011

    Produksi diutamakan

    RCM

    Laba

    Rokok Exo

    48%

    Rp.1.998.828.120

    Rokok Exo

    33%

    Rp.1.492.682.180

    Rokok Rush

    56%

    Rp.3.022.009.640

    PerhitunganBreak Even Point (BEP)

    1. BEP tahun 2009 adalah :

    BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :

    Pada tahun 2009 BEP total perusahaan sebesar Rp.14.517.416.341,00.

    Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar

    Rp.9.920.234.500,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar

    Rp.4.960.117.250,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    31/36

    31 | P a g e

    memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada

    rokok Rush.

    2. BEP tahun 2010 adalah:

    BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :

    Tahun 2010 BEP total perusahaan sebesar Rp.21.618.352.500,00.

    Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar

    RP.12.917.011.500,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar

    Rp.8.385.300.364,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik

    memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada

    rokok Rush.

    3. BEP tahun 2011 adalah :

    BEP masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut :

    Tahun 2011 BEP total perusahaan sebesar Rp.8.706,410.182,00.

    Perhitungan BEP masing-masing produk yaitu untuk produk rokok Rush sebesar

    RP.5.130.563.143,00, sedangkan untuk produk rokok Exo sebesar

    Rp.3.482.564.073,00. Analisis tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih baik

    memperbanyak produksi rokok Exo karena BEP rokok Exo lebih kecil daripada

    rokok Rush.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    32/36

    32 | P a g e

    PerhitunganMargin of Safety (MOS)

    1. Margin of Safety(MOS) total yahun 2009 dapat dihitung sebagai berikut:

    Dalam rupiah = 34% x 21.682.713.000 = Rp. 7.372.122.420,00

    Margin of Safety(MOS) masing-masing produk tahun 2009 dapat dihitung

    sebagai berikut:

    Dalam rupiah = 46% x 9.061.416.000 = Rp. 4.168.251.360,00

    Margin of safety tahun 2009 sebesar 34% menunjukan bahwa jumlah

    penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 34% (dari

    penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety

    masing-masing produk tahun 2009 pada rokok Rush sebesar 22% sedangkan pada

    rokok Exo sebesar 46%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan

    mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin

    kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini

    terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.

    2. Margin of Safety(MOS) total tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:

    Dalam rupiah = 31% x 30.843.482.500 = Rp. 9.561.479.575,00

    Margin of Safety(MOS) total tahun 2010 dapat dihitung sebagai berikut:

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    33/36

    33 | P a g e

    Dalam rupiah = 28% x 17.849.572.500 = Rp. 4.997.880.300,00

    Dalam rupiah = 35% x 12.993.910.000 = Rp. 4.547.868.500,00

    Margin of safety tahun 2010 sebesar 31% menunjukan bahwa jumlah

    penjualan yang nyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 31% (dari

    penjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety

    masing-masing produk tahun 2010 pada rokok Rush sebesar 28% sedangkan pada

    rokok Exo sebesar 35%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan

    mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin

    kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal initerdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.

    3. Margin of Safety(MOS) total tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

    Dalam rupiah = 53% x 18.392.773.500 = Rp. 9.748.169.955,00

    Margin of Safety(MOS) total tahun 2011 dapat dihitung sebagai berikut:

    Dalam rupiah = 51% x 10.611.225.000 = Rp. 5.411.724.750,00

    Dalam rupiah = 56% x 7.781.548.500 = Rp. 4.357.667.160,00

    Margin of safety tahun 2011 sebesar 53% menunjukan bahwan jumlah

    penjualan yangnyata berkurang atau menyimpang lebih besar dari 53% (daripenjualan yang direncanakan) perusahaan akan menderita rugi. Margin of safety

    masing-masing produk tahun 2011 pada rokok Rush sebesar 51% sedangkan pada

    rokok Exo sebesar 56%. Hasil ini menunjukan penjualan rokok Rush lebih rawan

    mengalami kerugian karena memiliki MOS lebih kecil dari rokok Exo. Semakin

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    34/36

    34 | P a g e

    kecil MOS berarti semakin cepat perusahaan menderita kerugian, dalam hal ini

    terdapat penurunan jumlah penjualan yang nyata.

    Margin of Safety menunjukan jarak antara penjualan yang direncanakan

    dengan penjualan pada break even. Melalui perhitungan margin of safety masing-

    masing produk dari tahun 2009, 2010 dan 2011, produk yang memiliki margin of

    safety lebih kecil menunjukan hasil penjualan produk tersebut lebih rawan

    mengalami kerugian. Berikut ini adalah produk rokok yang lebih rawan

    mengalami kerugian dalam produksinya pada tahun 2009, 2010 dan 2011 yang

    disajikan dalam tabel:

    Produk MOS MOS

    dalam rupiah

    2009

    2010

    2011

    Rokok Rush

    Rokok Rush

    Rokok Rush

    22%

    28%

    51%

    Rp. 2.776.685.340

    Rp. 4.997.880.300

    Rp. 5.411.724.750

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    35/36

    35 | P a g e

    BAB III

    KESIMPULAN

    Analisis Biaya-Volume-Laba (B-V-L) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk

    perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena analisis B-V-L menekankan keterkaitan

    antara biaya kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan

    terkandung di dalam analisis B-V-L ini.

    Dalam kasus PR. Kreatifa Mandiri menunjukkan bahwa management perusahaan tersebut

    ingin merencanakan laba yang diperoleh perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan.

    Dimana perusahaan ini menggunakan analisis BreakEvent Point dalam mengklasifikasikan

    Biaya yang ada dalam perusahaan. Setelah melakukan pengklasifikasian, perusahaan membuat

    data realisasi biaya tetap, data realisasi biaya variabel, dan data realisasi biaya semi variabel.

    Dari data total realisasi tersebut perusahaan dapat melakukan perhitungan Rasio Contribution

    Margin (RCM) sangat penting dalam menentukan kebijakan bisnis, karena menunjukan

    bagaimana contributionmargin akan dipengaruhi oleh total penjualan. Selain itu perusahaan juga

    akan menghitung Break Event Point(BEP) dimana manager perusahaan ingin mengatahui total

    penjualan yang harus dilakukan agar perusahaan berada pada kondisi tidak untung dan juga tidak

    rugi. Setelah itu perusahaan juga akan menghitung Margin of Safety (MOS), perhitungan ini

    berguna bagi perusahaan untuk mengetahui tingkat resiko yang ada dalam produksi masing-

    masing jenis produk.

    Perhitungan yang dijelaskan diatas akan digunakan untuk menentukan kebijakan yang

    akan diambil oleh perusahaan untuk dapat memperoleh laba seperti yang diharapkan perusahaan.

    Setidaknya perhitungan diatas akan memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian yang akan

    dialami oleh perusahaan.

  • 8/10/2019 BAB 1 analisi Biaya, Volume, dan Laba

    36/36

    DAFTAR PUSTAKA

    www.wikipedia.com

    www.google.co.id

    http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.html

    http://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.html

    http://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.html

    http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.google.co.id/http://www.google.co.id/http://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://aristiyan.blogspot.com/2013/10/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://catatanlengkapfatma.blogspot.com/2013/12/analisis-biaya-volume-laba.htmlhttp://feuh-kel11.blogspot.com/2013/09/analisis-hubungan-biaya-volume-laba-bv.htmlhttp://www.google.co.id/http://www.wikipedia.com/