Upload
virnadia-ekasari-andriani
View
10
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
proposal TAK
Citation preview
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien
gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi
semua pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat. (Kelliat B.A &
Akemat,2004). Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan
lingkungan sosialnya.
Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu tindakan
melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara
langsung (Rawlins, 1993). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap
proses hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak mampu
berespon dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak
percaya diri dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut
tidak segera ditanggulangi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang
lebih berat seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan
penurunan minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan
kerusakan interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan
kelompok. Hal ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan kelompok
dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan kekambuhan serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah
1
Sakit. Dinamika kelompok membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta
mengurangi perilaku maladaptif.
Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku
adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan
interaksi sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon
dengan lingkungan sosialnya.
Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien
mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi
aktivitas kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori klien dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus
yang diberikan, sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan
kemampuan memberi respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu
meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai
tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai
tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk
menstimulasi semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat
(Keliat, 2009)
Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang
digunakan untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi
reaksi sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan stimulus
baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan Umum
Klien dapat berespons terhadap stimulus pancaindra yang diberikan.
2.2.2 Tujuan Khusus
a) Klien mampu berspons terhadap suara yang didengar.
b) Klien mampu berespons terhadap gambar yang dilihat.
c) Klien mampu mengekpresikan perasaan melalui gambar.
2.3 Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas TAK stimulasi sensori dilaksanakan dalam 2 sesi yang melatih
kemampuan klien dalam berespons terhadap stimulasi sensori dan menyediakan
kegiatan mengekspresikan perasaan. Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi
Sensori adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai
dengan kurang komunikasi verbal. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus
terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan
3
nyanyian. Jika hobi klien telah diketahui sebelumnya, dapat digunakan sebagai
stimulus, misalnya lagu kesukaan klien yang dapat digunakan sebagai stimulus.
2.4 Tahap tahap dalam TAK
Pemimpin akan mengembangkan kelompok dalam empat fase, yaitu : fase pra
kelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok, fase terminasi kelompok.
(Stuart dan Laraia, 2001)
a) Fase pra kelompok
Hal terpenting adalah tujuan dari kelompok. Ketercapaian tujuan sangat
dipengaruhi oleh perilaku pimpinan dan pelaksanaan kegiatan kelompok untuk
mencapai tujuan tersebut. Untuk itu, perlu disusun proposal atau panduan
pelaksanaan kegiatan kelompok yang terdiri dari daftar tujuan umum dan khusus,
daftar pemimpin kelompok serta keahliannya, daftar kerangka teoritis yang akan
digunakan pemimpin untuk mencapai tujuan, daftar kriteria anggota kelompok, uraian
struktur kelompok, uraian tentang proses evaluasi anggota, uraian alat dan sumber
yang diperlukan.
b) Fase awal kelompok
Fase ini dibagi menjadi tiga, yaitu : Tahap orientasi , tahap konflik, dan tahap
kohesif
o Orientasi
Pada tahap ini pemimpin kelompok lebih aktif dalam memberi pengarahan.
Pemimpin mengorientasikan anggota pada tugas utama dan melakukan kontrak yang
terdiri dari tujuan, kerahasiaan, waktu pertemuan, struktur, kejujuran dan aturan
komunikasi.
o Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok, anggota mulai memikirkan
siapa yang berkuasa dalam kelompok, bagaimana peran dan tugas anggota, dan
ketergantungan yang akan terjadi.
4
o Kohesif
Anggota kelompok merasakan ikatan yang kuat satu sama lain, perasaan
positif akan sering diungkapkan. Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi
masalah.
c) Fase kerja kelompok
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan
realistis. Perasaan positif dan negative dikoreksi dengan hubungan saling percaya
yang telah dibina. Bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati,
kecemasan menurun, mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, penyelesaian masalah yang kreatif. Pada akhir fase ini, anggota kelompok
menyadari produktivitas, kemampuan yang bertambah disertai rasa percaya diri dan
kemandirian.
d) Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Terminasi juga dapat terjadi
karena anggota kelompok atau pemimpin kelompok keluar dari kelompok. Evaluasi
umumnya difokuskan pada jumlah pencapaian baik kelompok maupun individu. Pada
akhir sesi , perlu dicatat atau didokumentasikan proses yang terjadi. Juga
didokumentasikan pada catatan implementasi tindakan keperawatan tentang
pencapaian dan perilaku yang perlu dilatih pada klien diluar sesi.
2.5 Peran Perawat dalam Terapi Aktivitas Kelompok
a) Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok
b) Sebagai leader dan co leader
c) Sebagai fasilitator
d) Sebagai observer
e) Mengatasi masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
2.6 Uraian Struktur Kelompok
a) Hari/Tanggal :
5
b) Tempat : di ruang puri mitra
c) Waktu : 10.00 – 10.45WIB
d) Lama kegiatan : 45 menit
o Perkenalan dan pengarahan : 5 menit
o Role play : 10 menit
o Permainan dan diskusi : 15 menit
o Evaluasi : 10 menit
o Penutup : 5 menit
e) Jumlah Peserta : 5 orang
f) Perilaku yang diharapkan dari kelompok
Klien dapat melakukan permainan
Klien dapat memberikan respons terhadap suara yang di dengar
(seperti bertepuk tangan, menggelengkan kepala, atau bahkan
berjoget).
Klien dapat memberikan pendapat tentang isi lagu dan perasaannya
setelah mendengarkan lagu
Klien dapat memberikan respons terhadap gambar yang dilihat
Klien dapat mengontrol emosinya selama kegiatan berlangsung
Klien tidak meninggalkan kelompok pada saat permainan
2.7 Metode dan Media
Metode : diskusi kelompok
Media : speaker, handphone, kertas gambar, pensil, crayon
2.8 Pengorganisasian
a) Leader : Yessy Trigathi Pratiwi
Tugas :
o Menyusun rencana TAK (proposal)
o Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
6
o Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan perasaan,
mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
o Sebagai role model
o Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
b) Co-leader : Siti Zulichah
Tugas :
o Membantu leader mengatur anggota kelompok
o Mengingatkan leader jika leader menyimpang.
c) Fasilitator : Rully Setyawan, Syaiful Arif dan Tina Anggraeni
Tugas :
o Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan aktif dan
memotifasi anggota
o Memfokuskan kegiatan
o Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d) Observer : Rivenski Sesutianingsih, Virnadia Ekasari Andriani
Tugas :
o Mengobservasi semua respon klien
o Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan prilaku klien
o Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
o Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader
2.9 Strategi tempat duduk peserta TAK stimulasi sensori
7
Co Leader
Pasien
Pasien
Fasilitator
PasienFasilitator
2.10 Proses pelaksanaan
a) Perkenalan dan pengarahan
o Mempersiapkan lingkungan (suasana tenang dan nyaman)
o Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader
berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota.
o Mempersiapkan anggota kelompok.
b) Pembukaan
o Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan
tempat tinggal
o Leader menjelaskan tujuan TAK stimulasi sensori
o Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain
jika klien ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada
leader, jika ingin menjawab pertanyaan klien diminta untuk
mengacungkan tangan dan diharapkan klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai akhir.
c) Role play
Permainan dimulai dengan bermain peran oleh fasilitator sesuai
petunjuk leader. Setelah itu observer menghidupkan tape recorder dan
memulai permainan, semua fasilitator memberikan respons terhadap lagu
tersebut dan menceritakan apa isi dari lagu tersebut.
d) Permainan
Klien diminta untuk mengambil tempat yang disediakan. Selanjutnya
klien bermain sesuai role play sebelumnya.
8
Pasien
Leader
Observer
Fasilitator
Pasien
Observer
e) Evaluasi
o Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan
o Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
o Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat kegiatan bermain.
f) Penutup
o Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah
mengikuti permainan.
o Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang
mengikuti permainan.
2.11 Antisipasi masalah
a) Klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok penanganannya adalah dengan
memberikan motivasi oleh fasilitator
b) Bila klien meninggalkan permainan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan
alasan klien meninggalkan permainan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti
permainan.
c) Klien lain yang ingin mengikuti permainan, beri penjelasan pada klien
tersebut bahwa permainan ini ditunjukkan pada klien yang terpilih, katakana pada
klien lain tersebut bahwa aka nada waktu khususnya untuk mereka.
2.12 Kriteria evaluasi
a) Evaluasi input
1) Tim terdiri dari leader, co-leader, fasilitator, dan observer
2) Lingkungan memiliki syarat cukup luas dan sirkulasi baik.
3) Peralatan speaker dan handphone (mp3 player) berfungsi dengan baik
b) Evaluasi proses
1) Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
9
2) Fasilitator menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannya permainan.
3) 70 % klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
dengan aktif dari awal sampai selesai.
c) Evaluasi output
Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori dengan 4
klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1) 70 % klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan
aktif dari awal hingga selesai.
2) 70 % klien dapat meningkatkan respom terhadap stimulus yang diberikan
(seperti bertepuk tangan, berjoget, ikut menyanyi dan lain-lain)
3) 70 % klien dapat menceritakan makna lagu dan gambar
4) 70 % klien dapat mengungkapkan perasaannya
10
Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Sensori
Terapi aktivitas kelompok (TAK) : stimulasi sensoris adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat.
Tujuan
Tujuan umum : klien dapat berespons terhadap stimulus panca indra yang diberikan,
dan tujuan khususnya adalah :
1. Klien mampu berespons terhadap suara yang didengar
2. Klien mampu berespons terhadap gambar yang dilihat
3. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar
Aktivitas dan Indikasi
Aktivitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan,
pendengaran, dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang
mempunyai indikasi TAK-stimulasi sensoris adalah klien isolasi social, menarik diri,
harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya komunikasi verbal.
TAK stimulasi sensori suara
Sesi 1 : Mendengarkan music
Tujuan :
1. Klien mampu mengenali music yang didengar
2. Klien mampu memberikan respon terhadap music
11
3. Klien mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan music
Setting:
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
Alat :
1. Tape recorder (atau speaker)
2. Kaset lagu melayu (dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna atau
lagu-lagu yang bermakna religious) atau mp3 player atau handphone
Metode :
1. Diskusi
2. Sharing persepsi
Langkah kegiatan :
1. Persiapan
a) Membuat kontrak dengan klien yang sesuai dengan indikasi : menarik
diri, harga diri rendah, dan tidak mau bicara.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b) Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mendengarkan music
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, maka harus minta izin
pada terapis
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
12
3. Kerja
a) Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan
nama panggilan) dimulai dari terapis secara berurutan searah jarum jam.
b) Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak
semua klien untuk bertepuk tangan.
c) Terapis dan klien memakai papan nama
d) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh tepuk tangan
atau berjoget sesuai dengan irama lagu. Setelah lagu selesai klien akan
diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan perasaan klien setelah
mendengar lagu.
e) Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh berjoget atau tepuk tangan
(kira-kira 15 menit). Musik yang diputar boleh diulang beberapa kali.
Terapis mengobservasi respons klien terhadap music.
f) Secara bergiliran klien diminta menceritakan isi lagu dan perasaannya.
Sampai semua klien mendapat giliran.
g) Terapis memberikan pujian, setiap klien selesai menceritakan
perasaannya, dan mengajak klien lain bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a) Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan music yang disukai dan
bermakna dalam kehidupannya.
c) Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu menggambar
2) Menyepakati waktu dan tempat.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
13
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi sensoris mendengar music, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengikuti kegiatan, respons terhadap music, memberi pendapat tentang music yang
didengar, dan perasaan saat mendengar music. Formulir evaluasi sebagai berikut :
NO Aspek yang dinilaiNama Klien
1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
2. Memberi respon (ikut
bernyanyi/menari/joget/menggerakkan
tangan-kaki-dagu sesuai irama)
3. Memberi pendapat tentang music yang
didengar
4. Menjelaskan perasaan setelah mendengar
lagu
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan klien
mengikuti,merespons,memberi pendapat,menyampaikan perasaan tentang
musikyang didengar.Beri tanda √ jika klien mampu dan tanda × jika klien
tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien.Contoh: Klien mengikuti sesi 1,TAK stimulasi sensori
mendengar musik.Klien mengikuti kegiatan sampai akhir dan menggerakkan jari
14
sesuai dengan irama musik,namun belum mampu memberi pendapat dan perasaan
tentang musik.Latih klien untuk mendengarkan musik di ruang rawat.
Sesi 2: Menggambar
Tujuan
1. Klien dapat mengekspresikan persaan melalui gambar
2. Kilen dapat memberi makna gambar
Setting
1. Klien dapat terapis duduk dalam lingkaran
2. Ruang nyaman dan tenang
Alat
1. Kertas HVS
2. Pensil 2B (bila tersedia krayon juga dapat di gunakan)
Metode
1.dinamika kelompok
2. diskusi
Langkah kegitan
1. Pesiapan
a. Meningkatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1.salam dari terapis kepada klien
15
2.Terapis dan klien memakai papan nama
b. evaluasi atau validasi
menanyakan prasaan klien saat ini.
b. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menggambar dan
menceritakan kepada orang lain.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan,yaitu
menggambarkan dan menceritakan hasil gambar kepada klien lain.
b. Terapis membagikan kertas danpensil,untuk tiap klien.
c. Terapis meminta klien menggambar apa saja sesuai dengan yang di
inginkan saat ini.
d. Sementara klien memulai menggambar,terapis berkeliling dan memberi
penguatan kepada klien untuk terus menggambar.jangan mencela klien
e. Setelah semua klien selesai menggambar,terps meminta masing-masing
klien untuk memperhatikan dan menceritakan gambar yang telah dibuat
nya kepada klien lain.Yang harus di ceritakan adalah gambar apa dan apa
makna gambar tersebut menurut klien.
f. Kegiatan poin e.terus dilakukan sampai semua klien dapat giliran.
g. Setiap kali klien selesai menceritakan gambarnya,terapis mengajak klien
bertepuk tangan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan persaan klie setelah mengikuti TAK.
16
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan melalui
gambar.
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati TAK yang akan datang,yaitu menonton Tv.
2. Menyepakati waktu dan tempat
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khusus nya pada tahap
kerja.aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK.Untuk TAK stimulisasi sensoris menggambar, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mampu mengikti kegiatan, menggambar, menyebutkan apa yng di
gambar dan menceritakan makna gambar.
Sesi 2: TAK
Stimulasi sensori menggambar
Kemampuan memberi respon terhadap menggambar
No Aspek yang dinilaiNama Klien
1 Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
2 Menggambar sampai selesai
3 Menyebutkan gambar apa
4 Menceritakan makna gambar
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
17
2. Untuk tiap klien, memberi penilaian tentang kemapuan klien mengikuti,
menggambar, menyebutkan gambar, menceritkakan makna gambar. Beritanda
√ jika klien mampu dan tanda x jika kien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi sensori
menggambar. Klien mengikuti sampai selesai. Klien mampu menggambar,
menyebutkan nama gambar, dan menceritakan makna gamabar. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perasaan melalui gambar.
18