Upload
tere-zaza
View
217
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita memperhatikan peta negara Indonesia, akan dapat dilihat
dengan jelas bahwa lebih dari setengah wilayah negara kita adalah lautan.
Namun selama ini belum kita sadari betapa pentingnya peran lautan tehadap
kehidupan kita. Selain menghasilkan beragam hasil yang dapat kita konsumsi
dan kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lautan juga sangat
berperan sebagai pengatur iklim dan musim. Seperti yang kita ketahui, musim
di Indonesia dipengaruhi oleh angin yang bertiup dan membawa kandungan
uap air dari lautan.
Tabel 1.1 Potensi Kelautan Indonesia
Luas total lautan Indonesia 5,8 juta km2
Luas perairan teritorial 0,3 juta km2
Perairan pedalaman dan kepulauan 2,8 juta km2
Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km2
Pulau-pulau 17.504 buah
Panjang garis pantai 104.000 km
Spesies ikan 8.500 spesies
Rumput laut 555 spesies
Terumbu karang 950 spesies
Sumber : www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/9822/keanekaragaman-hayati-
laut-indonesia-terbesar-di-dunia
Dengan luasan yang begitu besar, potensi lautan kita belum begitu
tergali. Banyak spesies laut yang terancam kepunahannya. Hal ini diakibatkan
oleh pencemaran lingkungan maupun penangkapan oleh manusia. Pemerintah
telah berusaha untuk meningkatkan upaya pengembangan ilmu kelautan
dengan mendirikan beberapa lembaga yang bergerak di bidang kelautan,
diantaranya : Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Badan Pengkajian
2
dan Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, Pusat Penelitian Perikanan Laut di
Cirebon, dan Dinas Hidrologi dan Oseanografi TNI AL.
Tabel 1.2 Lembaga Penelitian Kelautan di Indonesia
Lembaga Pemerintahan Kementrian Kelautan dan Perikanan
Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi
(BPPT)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Lembaga Penelitian Perikanan Laut di Cirebon
Dinas Hidrologi dan Oseanografi TNI Angkatan
Laut
Lembaga Swasta Oceanarium di Gelanggang Samudra Jaya
Ancol
Sea World Indonesia
Sumber : Eftianto, skripsi, 2003.
Namun, lembaga-lembaga tersebut belum dapat menjangkau semua
aspek kelautan yang unik pada setiap daerah. Untuk itu, alangkah baiknya
pada tiap daerah untuk memiliki pusat penelitian kelautan sendiri agar
penelitian dan potensi dapat dikembangkan secara bersamaan pada tiap
daerah. Salah satu pusat penelitian kelautan di Yogyakarta, yang bertempat
pada wilayah Universitas Gadjah Mada, yaitu Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) yang merupakan kantor cabang dari BPPT
pusat di Jakarta. Badan ini bergerak di bidang dinamika pantai dengan
sebagian besar gedungnya merupakan laboratorium simulasi untuk dinamika
pantai seperti ombak dan gelombang.
Sebagai pemilihan lokasi untuk pusat penelitian kelautan yang baru,
Yogyakarta merupakan lokasi yang tepat. Sebutan kota ini sebagai “kota
pelajar” tentu menjadi pemicu dipilihnya lokasi pusat penelitian di mana
dalam dalam sebuah pusat penelitian terdapat proses pencarian dan
pengolahan data yang sesuai dengan karakter akademik kota Yogyakarta.
Untuk mengatasi permasalahan jarak yang jauh antara laboratorium dan objek
3
penelitian, maka pusat penelitian kelautan yang baru akan bertempat di dekat
lautan.
Pemerintah Daerah Bantul telah membuat rencana pengembangan untuk
Pantai Pandansimo Baru sebagai kawasan zero waste yang terintegrasi
dengan pembagian kawasan Waterfront, Techno-Park, dan Eco-Village. Pusat
penelitian kelautan akan dibangun di kawasan Techno-Park.
Pendekatan yang akan digunakan dalam perancangan adalah
Perancangan Ekologis. Pemilihan perancangan ekologis dikarenakan
kerusakan lingkungan terus bertambah dan untuk menguranginya diperlukan
tindakan nyata untuk menyelaraskan proses perancangan dengan ekosistem
lingkungan sekitarnya.
B. Rumusan Masalah
1. Permasalahan Non Arsitektural
- Kurang tersedianya bangunan pusat penelitian kelautan di Indonesia yang
benar-benar didesain sesuai kebutuhan ruang yang diperlukan.
Kebanyakan bangunan penelitian hanya berupa bangunan umum yang
dialihfungsikan.
- Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu adanya
tempat khusus untuk mengadakan penelitian kelautan.
- Kurang menonjolnya pemanfaatan potensi kelautan di Indonesia meskipun
luas wilayah lautan lebih besar dari pada daratan.
- Banyak spesies laut yang terancam kepunahannya akibat pencemaran
lingkungan dan penangkapan oleh manusia.
2. Permasalahan Arsitektural
- Bagaimana menciptakan bangunan pusat penelitian yang nyaman bagi
pengguna sehingga kegiatan yang yang ada di dalamnya dapat berjalan
dengan lancar.
- Bagaimana menciptakan bangunan pusat penelitian yang mampu
menciptakan citra ramah lingkungan dan futuristik sehingga mampu
menarik investor untuk membiayai jalannya penelitian.
4
- Dilihat dari segi fungsi, bagaimana sebuah bangunan pusat penelitian
dapat mewadahi berbagai fungsi yang berbeda di dalamnya dengan
optimal.
- Dari segi sirkulasi, bagaimana menata alur sirkulasi yang dapat
menghubungkan antar fasilitas dengan efektif.
- Dari segi tata ruang, yaitu penataan ruang dengan mempertimbangkan
aspek kebutuhan tiap-tiap ruang dan keadaan tapak yang ada.
- Dari segi bentuk atau fasad, bagaimana sebuah bangunan pusat penelitian
dapat menciptakan citra akademik, keilmuan, dengan teknologi yang maju
namun tetap ramah lingkungan.
- Dari segi privasi, bagaimana menjaga privasi tiap-tiap pengguna bangunan
dari pihak luar maupun dari fungsi-fungsi yang lain agar tidak saling
bertabrakan.
C. Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah :
- Mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan bangunan
Pusat Penelitian Kelautan dan Konservasi yang mampu memenuhi
kebutuhan tiap-tiap fungsi ruang sebagai laboratorium penelitian, hunian
bagi para peneliti, pusat ekshibisi hasil penelitian, dan fasilitas-fasilitas
penunjangnya sehingga kegiatan yang ada di dalamnya dapat berjalan
dengan lancar.
- Mendapatkan rumusan konsep perancanaan dan perancangan tata ruang
dari bangunan Pusat Penelitian Kelautan dan Konservasi yang efektif,
menekankan pada pemenuhan kebutuhan dan akses tiap-tiap ruang serta
hubungan antar fungsi ruang sehingga terjalin suatu sinergitas dan
kesinambungan antar fungsi ruang.
- Mendapatkan rumusan konsep perencanaan dan perancangan sistem
bangunan secara keseluruhan baik fasad/bentuk dan pengolahan ruang
yang mengaplikasikan teori perancangan ekologis sehingga didapat suatu
bangunan Pusat Penelitian Kelautan dan Konservasi yang tanggap dan
ramah terhadap lingkungan sekitar maupun alam secara keseluruhan.
5
D. Sasaran
- Upaya mendapatkan suatu konsep perencanaan dan perancangan bangunan
Pusat Penelitian Kelautan dan Konservasi yang dapat memfasilitasi
kegiatan yang ada di dalamnya dengan cara menganalisis kebutuhan tiap-
tiap ruang melalui identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang ada pada
fasilitas sejenis. Berusaha menciptakan suatu konsep tata ruang yang
nyaman bagi para penggunanya sehingga proses penelitian dapat berjalan
dengan optimal.
- Menggunakan pendekatan teori perancangan ekologis sebagai konsep
utama perencanaan dan perancangan bangunan, dilakukan dengan cara
mengidentifikasi elemen-elemen dari perancangan ekologis yang sesuai
dengan keadaan tapak bangunan dan tipe bangunan serta berusaha
mengimplementasikannya pada sistem bangunan secara keseluruhan
sehingga didapat suatu konsep bangunan yang peka terhadap lingkungan.
E. Lingkup Pembahasan
Lingkup pembahasan menitikberatkan pada pemecahan permasalahan pada
aspek arsitektural mengenai sebuah bangunan pusat penelitian kelautan. Dimulai
dari penentuan tapak yang sesuai untuk fungsi bangunan pusat penelitian
kelautan, tata ruang yang menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan tiap-tiap
ruang, jenis pendekatan yang dipakai untuk menentukan konsep bangunan, serta
aspek arsitektural pendukung lainnya. Aspek non arsitektural tidak begitu
ditekankan pembahasannya karena hanya merupakan data-data pelengkap untuk
membantu penulis dalam merumuskan permasalahan yang ada serta menemukan
penyelesaian arsitektural yang dibutuhkan.
F. Keaslian Penulisan
Penulisan mengenai kelautan sudah banyak dibahas untuk tugas akhir,
namun sebagian besar masih menitikberatkan pada potensinya sebagai sarana
pariwisata. Penulis menemukan banyak judul yang bertipe pemanfaatan potensi
kelautan untuk sektor pariwisata. Dari banyak skripsi mengenai kelautan, penulis
6
menemukan tujuh skripsi yang membahas mengenai Pusat Penelitian Kelautan,
yaitu :
- Widodo, MC. Prihminto. Fasilitas Pendidikan Ilmu dan Teknologi
Kelautan Universitas Diponegoro. Skripsi. 1989.
Fokus penelitian, dilatarbelakangi oleh kurangnya tenaga ahli kelautan di
Indonesia, Universitas Diponegoro bermaksud menambah jumlah jurusan pada
Ilmu dan Teknologi Kelautan. Untuk itu diperlukan sebuah fasilitas pendidikan
baru untuk mewadahi kegiatan belajar mengajar dikarenakan keadaan gedung
lama sudah tidak memenuhi standar kapasitas dan kenyaman yang diperlukan.
- Rochansyah, Muhammad Sani. Pusat Penelitian Kelautan
Terminologi Teknologis Futuristis. Skripsi. 1995.
Fokus penelitian, lebih menekankan pada ekspresi visual bangunan. Citra yang
ingin didapatkan adalah sebuah bangunan pusat penelitian kelautan yang
teknologis dan futuristik.
- Hartono, Budhi. Marine Station Kampus Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro Jepara. Skripsi. 1999.
Fokus penelitian, dilatarbelakangi oleh penambahan jurusan pada kampus Ilmu
dan Teknologi Kelautan, Universitas Diponegoro berencana membangun Marine
Center yang terletak di Tembalang dan Marine Station di Jepara. Pembangunan
Marine Station bertujuan untuk mendekatkan mahasiswa terhadap objek
penelitian yaitu lautan. Penelitian ini menekankan pada fleksibilitas ruang pada
Marine Station agar dapat dimanfaatkan secara optimal.
- Yossi, Briandara. Pusat Riset dan Monitoring Kelautan di Perancak,
Bali. Skripsi. 2003.
Fokus penelitian, dilatarbelakangi oleh adanya deklarasi dari Konferensi
Pengindraan Jarak jauh Kelautan (Pan ASEAN Remote Sensing Conference
Porsec), Departemen Kelautan dan Perikanan (sekarang Kementrian Kelautan dan
Perikanan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Balai
Meteorologi dan Geofisika, dan TNI Angkatan Laut bermaksud mengadakan
7
kerjasama untuk mendirikan sebuah pusat penelitian dan pemantauan kelautan
dengan standar internasional. Pendekatan yang digunakan adalah teori Waterfront.
- Eftianto. Pusat Penelitian Kelautan di Taman Nasional Karimunjawa.
Skripsi. 2003.
Fokus penelitian, dilatarbelakangi oleh banyaknya penurunan pada potensi alam
di Laut Jawa, penulis melakukan penelitian mengenai potensi dibangunnya sebuah
Pusat Penelitian Kelautan di Karimunjawa untuk mengkonservasi biota laut
seperti terumbu karang dan ikan. Selain itu, pusat penelitian ini juga diharapkan
dapat menjadi daya tarik wisata. Pendekatan yang digunakan adalah konsep
desain ekologis.
- Erwanto. Pusat Penelitian Kelautan di Semarang. Skripsi. 2003.
Fokus penelitian, menanggapi potensi dan permasalahan kelautan yang ada di
Indonesia, penulis melakukan penelitian dengan penekanan pada sifat air yang
unik sebagai konsep sebuah bangunan pusat penelitian kelautan.
- Ifandi, Muhammad. Pusat Penelitian Kelautan dan Pelabuhan
Pendaratan Ikan di Pantai Sadeng Yogyakarta sebagai Sarana
Rekreasi. Skripsi. 2004.
Fokus penelitian, menggabungkan antara bangunan pusat penelitian dan
pelabuhan pendaratan ikan. Menggunakan pendekatan waterfront sebagai
konsepnya. Dengan latar belakang potensi kelautan Indonesia dan permasalahan
yang ada pada kelompok nelayan pantai selatan DIY.
G. Metoda Penulisan
- Studi Pustaka
Dalam proses pembuatan tulisan ini, pertama penulis melakukan studi
pustaka mengenai pengertian dan cakupan dari ilmu kelautan. Dikarenakan
pengetahuan ini sangat diperlukan dalam proses perencanaan dan perancangan
sebuah bangunan yang akan mewadahi kegiatan di bidang tersebut. Penulis juga
melakukan studi pustaka mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang laboratorium
yang digunakan untuk masing-masing bidang. Mengenai konsep bangunan secara
keseluruhan, penulis melakukan studi pustaka mengenai teori perancangan
8
ekologis yang akan digunakan sebagai pendekatan konsep secara keseluruhan.
Studi pustaka juga dilakukan untuk mengetahui informasi-informasi mengenai
tapak yang dipilih untuk mengetahui karakteristik serta potensi yang dimiliki
sehingga dapat dikembangkan secara optimal. Proses studi pustaka ini sangat
penting untuk memberi gambaran pengetahuan mengenai bidang dan teori
pendekatan yang dipilih.
- Observasi/Survei
Pengamatan langsung sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan nyata di
lapangan. Terkadang pengetahuan yang kita peroleh dari studi pustaka tidak
sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Untuk itulah dilakukan survei atau
observasi. Hal yang perlu diamati adalah keadaan tapak yang dipilih. Tapak
merupakan aspek penting dalam perancangan sebuah bangunan, oleh karena itu
pengamatan langsung sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai
faktor-faktor yang ada pada tapak seperti faktor kebisingan, visual, dan
hubungannya dengan lingkungan sekitar. Selain keadaan tapak, pengamatan juga
dilakukan pada fasilitas-fasilitas serupa yang dapat dijadikan pedoman sebagai
preseden dari bangunan yang akan kita rancang. Dari pengamatan tersebut akan
didapat bagaimana mengaplikasikan teori-teori yang ada pada kasus yang nyata.
- Analisis
Merupakan proses pengolahan data-data yang didapat dari hasil studi pustaka
dan pengamatan. Dari bahan-bahan yang diperoleh, tidak semuanya dapat
langsung dimasukkan ke dalam laporan penelitian. Perlu dipilah-pilah mana data-
data yang sesuai dan dibutuhkan dalam proses pencarian konsep. Setelah itu data-
data dapat dikelompokkan sesuai dengan kategori yang sesuai. Selanjutnya dapat
dicari tahu hubungan antar fakta yang ada.
- Sintesis
Merupakan lanjutan dari proses analisis. Proses ini melihat data-data yang
telah diolah dalam tahap analisis kemudian ditarik kesimpulan. Dari proses ini
akan didapat data-data yang lebih praktikal yang dapat menjadi acuan dalam
implementasinya pada proses perencanaan dan perancangan.
9
H. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan, merupakan penjelasan mengenai latar belakang
penulisan, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penulisan, lingkup
pembahasan, keaslian penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan, dan
kerangka pemikiran.
Bab II Tinjauan Teori, merupakan penjelasan mengenai teori yang dipakai
dalam pengembangan konsep. Dalam penulisan laporan ini teori yang digunakan
meliputi pengertian ilmu kelautan beserta cakupannya, pengertian bangunan pusat
penelitian beserta standar yang ada, contoh preseden bangunan pusat penelitian
kelautan, pengertian perancangan ekologis serta implementasinya dalam
bangunan.
Bab III Tinjauan Lapangan, merupakan penjelasan mengenai keadaan
wilayah dari kemungkinan tapak yang akan dipilih, meliputi profil daerah
(geografis,geologis, dan topografis) dan isu-isu pengembangan daerah, alternatif
tapak yang akan dipilih, pertimbangan-pertimbangan pemilihan tapak.
Bab IV Analisis dan Pendekatan, merupakan proses analisis dari data-data
yang telah diperoleh, meliputi analisis tapak terpilih, analisis lingkungan sekitar
tapak, analisis keterkaitan dengan fasilitas yang ada, analisis kebutuhan ruang,
dan analisis pendekatan perancangan ekologis.
Bab V Konsep Perancangan, merupakan penjelasan konsep bangunan
meliputi hubungannya dengan tapak, penataan ruang, sirkulasi, bentukan dan
fasad bangunan, struktur dan material yang digunakan, dan sistem utilitas yang
dipakai.
10
I. Kerangka Pemikiran
Permasalahan non Arsitektural
Kurang tersedianya fasilitas pusat penelitian kelautan.
Perkembangan zaman menuntut kemajuan teknologi di
bidang kelautan.
Kurang menonjolnya pengolahan potensi kelautan
Indonesia.
Permasalahan Arsitektural
Dilihat dari segi kenyamanan, fungsionalitas, tata ruang,
sirkulasi, ekspresi, bentukan dan fasad serta privasi pada
bangunan pusat penelitian kelautan.
Latar Belakang
Potensi dan permasalahan kelautan di Indonesia.
Kurangnya fasilitas pusat penelitian kelautan.
Penerapan pendekatan perancangan ekologis sebagai
usaha menanggapi permasalahan lingkungan.
Studi Pustaka
Teori Ilmu Kelautan
Teori Bangunan Pusat
Penelitian Kelautan
Teori Perancangan
Ekologis
Contoh bangunan pusat
penelitian kelautan.
Pengamatan Lapangan
Tapak terpilih
Contoh bangunan pusat
penelitian kelautan.
Analisis
Konsep Rancangan