Asuhan Keperawatan Pada An

Embed Size (px)

DESCRIPTION

askp

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.T DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:HIDROPNEUMOTORAKS di RUANGAN BEDAH UMUNRSUP HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUNOLEH :SusantiRina SulastriFera MutiaraAnne Dwi PPosmahoniHafid MSyaeful HadiLeade HHendroEric A

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPleura dapat dibentuk oleh jaringan yang berasal dari mesodermal. Pembungkus ini dapat dibedakan menjadi pleura viseral yang melapisi paru dan parietal yang melapisi dinding dalam hemihtorax. Diantara kedua pleura tadi terbentuk ruang yang disebut rongga pleura yang sebenarnya tidak berupa tepi merupakan ruang potensial pada keadaan normal rongga pleura tersebut berisi cairan pleura dalam jumlah yang sedikit yang menyelimuti kedua belah pleura yang memisahkan pleura parital dan danpleura viseral. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rongga pleura seperti efusi pleura dan pneumotoraks. Bila terdapat udara disertai cairan didalam ronggapleura disebut hidropneumotoraksKeadaan tersebut disertai dengan nanah (empiema) maka disebut piopneumotoraks. Etiologi piopneumotoraks biasanya berasal dari paru seperti pneumonia, abses paru, adanya fistula bronkopleura, bronkiektasis, tuberkulosis paru, aktinomikosis paru, dan dari luar paru seperti trauma toraks, pembedahan toraks, torakosentesis pada efusi pleura, abses sub phrejik dan abses hati amuba. Patofisiologi dari empiema itu sendiri yaitu akibat invasi kuman piogenik ke pleura. Hal ini menyebabkan timbul keradangan akut i dengan pembentukan eksudat serosis. Dengan bertambahnya sel-sel PMN, baik yang hidup ataupun yang mati dan peningkatan kadar protein didalam cairan pleura, maka cairan pleura menjadi keruh dan kental. Endapan fibrin akan membentuk kantung-kantung yang akhirnya akan melokalisasi nanah tersebut. Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumotoraks belum ada dilakukan, namun insiden dan prevallensi pneumotoraks berkisar antara 2,4-17,8 per 100.000 penduduk pertahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1.

1.2Tujuan PenulisanoMemberikan informmasi tentang hidropneumotoraksoMenjelaskan tentang asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien yang menderita hidropneumotoraks.

1.3Sistematika PenulisanBAB I : Berisi latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisanBAB II : Berisi pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi dan diagnosakeperawatan teoritisBAB III : Berisi format pengkajian, analisa data, prioritas masalah, catatanDan catatan perawatanBAB IV : Berisi pembahasanBAB V : Berisi kesimpulan dan saran

BAB IITINJAUAN TEORITIS

2.1Teoritis Medis2.1.1PengertianHidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Cairan ini bisa juga disertai dengan nanah (empiema) dan hal ini di namakan dengan piopneumotoraks(Djuhari,Widjajakusumah. 2003)

2.1.2EtiologiPerforasi esofagus (cairan lambung masuk ke dalam rongga pleura).Trauma dadahebat.Pleura effusionHemothoraksPneumothorak(Stanley L,Robbins.1989.)

2.1.3PatofisiologiAdanya kebocoran antar alveoli dengan rongga pleura

Udara pindah dari alveoli ke rongga pleura

Paru kolaps (menguncup)

Pneumotoraks (udara terdapat didalam rongga pleura)Infeksi masuk kemenghambat drainasetekanan osmotikrongga pleuralimfatikplasma

peradangan permukaantekanan kapiler parutransudasi cairanpleuameningkatintravaskulerpermeabilitas vaskulertekanan hidrostatikedema

transudasicavum pleuraEfusi pleura

Penumpukan cairan dalam rongga pleura

Ekspansi paru menurunpeningkatan O2& CO2Frekuensi paru

Polanafas tidak efektifGgn. Pertukarangas

KetidakseimbanganNyeri dadaNafsu makan menurunSuplai & kebutuhan O2Kelelahan/intoleransi aktivitasIndikasi pemasangan WSDGgn. Kebutuhan Nutrisi

Ketidakmampuan untuk bernafas Resti infeksi di area tempatpemasangan WSD

Ancaman kematianAnsietas

2.1.4Manifestasi KlinisoSesak napasoNyeri dada saat inspirasioBatukoTachicardioHipotensioAgitasioSianosisoDiaphoresisoNapas cepat

2.1.5 Pemeriksaan DiagnostikThorax dada :Menyatakan adanya akumulasi udara/cairan pada area pleura.Dapat menunjukkan adanya penyimpangan struktur mediastinum.Laboratorium darah :AGD : PCO2kadang-kadang meningkatPO2: kadang-kadang normal atau menurunSaturasi O2: menurun

2.1.6 PenatalaksanaanoPemberian therapi oksigen, diberikan bila nilai gas darah menunjukkan hipoksia.oTorakosentesis : untuk mengurangi tekanan di dalam rongga pleura.oPemasangan WSD : untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura.oPemberian terapi cairan : jika ada kehilangan cairan/darah yang berarti.oTherapi analgetik : mengurangi nyeri akibat pneumothoraks.

2.1.7 KomplikasiGagal nafasKematian

2.2 Teoritis Keperawatan2.2.1 Pengkajian DataAnamnesaPada umumnya tidak bergejala. Makin banyakyang tertimbun makin cepat dan jelas timbulnya karena menyebabkan sesak , disertai demam sub febril pada kondisi tuberculosis.Kebutuhan istirahat dan aktivitasKlien mengeluh lemah, nafas pendek, dengan usaha sekuat-kuatnya,kesulitan tidur, demam pada sore atau malam hari disertai keringat banyak. Ditemukan adanya takikardi, tachypnea/dispnea , perubahan kesadaran (pada tahap lanjut), kelemahan otot, nyeri dan stiffness (kekakuan)Kebutuhan integritas pribadiKlien mengungkapkan factor-faktor stress yang panjang, dan kebutuhan akan pertolongan dan harapan. Dapat ditemukan perilaku denial (terutama pada tahap awal ) dan kecemasan.Kebutuhan kenyamanan / nyeriKlien melaporkan adanya nyeri dada karena batuk. Dapat ditemukan perilaku melindungi bagian yang nyeri, distraksi, dan kurang istirahat/kelelahan.Kebutuhan respirasiKlien melaporkan batuk, baik produktif maupun non produktif, nafas pendek, nyeri dada. Dapat ditemukan peningkatan respiratory rate karena penyakit lanjut dan fibrosis lanjut.

2.2.2Diagnosa Keperawatan Teoritis1.Gangguan pertukaran gas O2b.d penurunan ekspansi paru.IntervensiRasional

Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.

Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral).

Awasi frekuensi jantung/irama.

Pertahankan istirahat dan tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.

Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam , dan batuk efektif.

Berikan terapi oksigen dengan benar.

Awasi GDA,nadi oksimetri

Manifestasi ditres pernafasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umumSianosis kuku menunjukkan vasokontriksi/respon tubuh terhadap demam/menggigil. Namun sianosis daun telinga, membrane mukosa dan kulit disekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.Takikardi biasanya ada akibat demam/dehidrasi tetapi dapat juga sebagai respon terhadap hipoksemia.Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.

tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran secret untuk memperbaiki ventilasi.Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2 diatas 60 mmHg

Mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan terapi paru.

2.Ketidakefektifan pola nafas b.d adanya akumulasi cairan/udara.IntervensiRasional

Auskultasi bunyi nafas.

Kaji fremitus.

Kaji pasien adanya area nyeri tekan bila batuk, nafas dalam.

Pertahankan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.Bila WSD terpasang :Observasi gelembung udara

Catat karakter /jumlah drainase selang dada

Evaluasi kebutuhan untuk memijat selang (milking)

Awasi GDA dan nadi oksimetri. Kaji kapasitas vital/pengukuran volume tidalBerikan oksigen tambahan.Bunyi nafas dapat menurun atau tak ada pada lobus, segmen paru, atau seluruh area paru(unilateral).Suara dan taktil fremitus (vibrasi) menurun pada jaringan yang terisi cairan/konsolidasi.Sokongan terhadap dada dan otot abdominal membuat batuk yang lebih efektif/mengurangi trauma.Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspansi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

Gelembung udara selama ekspirasi menunjukkan lubang angin dari pneumothoraks. Gelembung biasanya menurun seiring dengan ekspansi paru dimana area pleural menurun. Tak adanya gelembung dapat menunjukkan ekspansi paru normal atau adanya komplikasi:obstruksi dalam selangBerguna dalam mengevaluasi perbaikan kondisi/terjadinya komplikasi/ perdarahan yang memerlukan upaya intervensiPemijatan mungkin perlu untuk meyakinkan/mempertahankan drainase pada adanya bekuan darah besar/eksudat purulenMengkaji status pertukaran gas dan ventilasi, perlu untuk kelanjutan/gangguan dalam terapiMeningkatkan penghilangan distress respirasi dan sianosis sehubungan dengan hipoksemia.

3.Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang proses penyakit.(Doenges 2001).IntervensiRasional

Diskusikan aspek ketidakmampuan dari penyakit, lamanya penyembuhan , dan harapan kesembuhan.Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.

Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medic cepat seperti: nyeri dada tiba-tiba, dispnea

Kaji ulang praktik kesehatan yang baik, contoh nutrisi, istirahat dan latihanBuat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan kesejahteraan, mis.,: istirahat dan aktivitas seimbang, diet yang baik.Informasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan.

Kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengikuti program medic.Berulangnya pneumothorak/hidrothoraks memerlukan intervensi medic untuk mencegah/menurunkan potensial komplikasiMempertahankan kesehatan umum meningkatkan penyembuhan dan dapat mencegah kekambuhan.Meningkatkan peratahanan alamiah/imunitas.

BAB IIITINJAUAN KASUSFORMAT PENGKAJIANI. IndentitasA. IDENTITAS PASIENNama: An. TJenis kelamin: Laki-lakiUmur: 14 tahunStatus perkawinan: Belum KawinAgama: IslamPendidikan: SMPSuku: SundaPekerjaan: PelajarAlamat: Lingkar Lembur Balong RT/RW 04/05, Pataruman, Kab. BanjarSumber Biaya: Kontraktor BPJS UmumTanggal masuk RS: 10-03-2014No.RM:14021593Ruangan/kamar: Bedah Umum (Kemuning Lt.4)Diagnoasa medis: Hidropneumothoraks

B. PENANGGUNG JAWABNama: Umur:Hubungan dengan pasien: Pekerjaan: Alamat: II. Riwayat KesehatanA. Riwayat Kesehatan Masuk Rumah SakitSejak 5 bulan SMRS, klien mengeluh sesak nafas hilag timbul sejak terjatuh dari genteng. Sesak dirasakan memberat 3 bulan SMRS, karena keluhannya tersebut klien berobat ke dr. umum, diberikan obat selama 10 hari, namun karena tidak ada perubahan klien berobat ke RS Mitra Idaman di Banjar, dikatakan ada cairan di paru-paru, dilakukan pengambilan cairan dan di sarankan dirawat, namun karena biaya klien menolak. Klien kemudian berobat ke RS Banjar di rawat selama 1 bulan dan di pasang selang dari dada ke paru-paru untuk mengeluarkan cairan, karena tidak ada perubahan di rujuk ke RSHS. Sejak 2 minggu sebelum masuk RSHS, klien mengeluh batuk-batuk dan disertai keluar dahak berwarna putih. Terdapat panas badan yang hilang timbul dan BB dirasakan menurun.B. Riwayat Kesehatan Saat PengkajianKlien mengeluh nyeri pada luka post CTT dengan skala nyeri 7 (0-10), BB dirasakan menurun dari 45kg sampai sekarang 21kg, klien mengeluh tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, klien merasakan sesak nafas yang hilag timbul, klien mengeluh sering terbangun di tengah malam karena banyak mengeluarkan keringat.C. Riwayat Kesehatan yang LaluKlien sebelumnya tidak pernah di rawat di rumah sakit.D. Riwayat Kesehatan KeluargaKlien mempunyai riwayat penyakit asma yang di turunkan dari ..E. Riwayat Psikososial dan SpiritualSelama di rumah sakit klien terus ditemani oleh ibunya, klien sangat kooperatif.F. Lingkungan1. Rumah

2. Sekolah

G. Pola Kebiasaan Sehari-hari sebelum dan saat sakitNoKebiasaanSebelum masuk RSDi RS

1.Pola Nutrisi

a. Asupanb. Frekuensi makanc. Nafsu makand. Makanan tambahane. Makanan alergif. Perubahan dalam 3bulan terakhirOral3x/hariBaikMakanan ringanTidak ada45kg

Oral3x/hariKurangRoti, nasi beli di luarTidak ada21kg

2. Pola Cairan

a. Asupanb. Jenis

c. Frekuensid. Volume OralSusu, air putih, teh manis10 gelas/hari2000ccOralSusu, air putih, teh manis6gelas/hari2800cc

3.Pola Eliminasi

BAK

a. Frekuensib. Jumlah Outputc. Warnad. Baue. Keluhan 6x/hari600ccKuningYaTidak ada6x/hari600ccKuningYaTidak ada

BAB

a. Frekuensib. Warnac. Baud. Konsistensie. Penggunaan obat pencahar1x/hariKuningYaPadatTidak 1x/hariKuningYaPadatTidak

4.Insensible Water LossTidakKeringat malam 300cc

5.Pola Personal Hygiene

a. Mandib. Oral Hygiene Frekuensi Waktuc. Cuci Rambut2x/hari

2x/hariPagi-sore2x/haridi lap saja

6.Pola istirahat dan tidur

a. Lama tidurb. Waktu tidur Siang Malamc. Kebiasaan sebelum tidur Penggunaan obat tidur Kegiatan laind. Kesulitan dalam tidur Menjelang tidur Sering terbangun Merasa tidak nyaman setelah bangun tidur7-8 jam/hari

Tidak7-8 jam/hari

TidakMenonton tv

Tidak adaTidakTidak 6-7 jam/hari

1-2 jam/hari4-5 jam/hari

TidakTidak ada

NyeriNyeri jadi sering terbangunYa, Karena keringat yang banyak

7.Pola Aktivitas dan Latihan

a. Kegiatan dalam pekerjaanb. Waktu bekerjac. Kegiatan waktu luangd. Keluhan dalam beraktivitase. Olahraga Jenis Frekuensif. Keterbatasan dalam hal Mandi Menggunakan pakaian Berhias

8. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan

a. Merokok Frekuensi Jumlah Lama pemakaianb. Minuman keras Frekuensi Jumlah Lama pemakaianc. Ketergantungan obat Frekuensi Jumlah Lama pemakaian

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIALa)Apakah yang diharapkan klien saat ini :Keluarga pasien berharapagar rasa sesak pasien berkurangb)Apakah klien merasa rendah diri dengan kedaanya saat ini : Ya, pasien ingin cepat sembuh dan bisa kembali normal seperti dahulu sebelum sakiT

c)Bagaimana menurut klien dengan keadaanya saat ini:Klien merasa bahwa keadaannya menyusahkan isteri dan keluargany.Apakah klien tinggal di rumah sendiri atau di rumah kontrakan: Di rumah sendirid)Apakah hubungan antar keluarga harmonis atau berjauhan: Ya tampak keluarga selalau menjeguk pasien dan perhatain terhadap pasiene)Siapakah yang mengambil keputusan di dalam keluarga : Istrif)apakah klien merasa cukup dengan keadaan ekonomi keluarganya saat ini: Ya, pasien merasa cukup dengan keadaan ekonomi keluarganyag)Apakah hubungan antar tetangga baik : Ya, tampak sesekali tetangga pasien datang menjenguk pasienh)Apakah klien aktif mengikuti kegiatan kemasayarakatan yang ada disekitar tempat tinggalnya: Ya, klien aktif mengikuti pengajian di daerahnya.VII.POLA AKTIVITAS SEHARI=HARIA. NutrisiKONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

- Selera makan- Kurang- Ada

-Menu makanan- Nasi,sayur,ikan,buah- Bubur sonde

-Frekwensi makan- 3 x makan dalam sehari- 3 x dalam sehari

-Makanan yang disukai- Keripik, kacang- belum diperbolehkan

-Makanan pantangan- Es- Es,makanan yang keras

B. CairantherapyKONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

-Jenis minuman-Air putih,susu- Air minum dan susu

-Frekwensi minum- 8 gelas air minum+2 gelas sussu- 2 gelas+1gelas susu + therapi infus NaCL 0,9% 20 tt/i

-Kebutuhan cairan- Cukup 2800 cc- cukup 2500cc

-Waktu pemberian cairan- saat setelah makan dan ketika pasien haus- saat setelah makan dan diberikan air minum per 2 jam sekali.Memberikan cairan NaCL/8 jam sekaliPukul : 11.00 wib19.00 wib03.00 wib

C.Eliminasi ( BAK & BAB )KONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

-Tempat pembuanganBABBAK- di kloset- di kloset- di pempers- menggunakan kateter

-Frekwensi ( waktu )BABBAK- 1 x / hari 4-7 x /hari-sudah 3 hari belum BABIWLIWL : 40 cc 2000-2500/24 jam

-KonsistensiBABBAK- Lembek-kuning jernih-Hitam,lembek-kuning keruh

-Kesulitan- Tidak ada- Ada

-Obat pencahar- Tidak adaa- Dulcolac

D. IstirahatKONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

-Jam tidur-Cukup 8 jam- Cukup 9 jam

-Siang-13.00wib s/d 14.00 wib- Tidak menentu

-Malam- 21.00 wib- 20.00 wib

-kebiasaan sebelum tidur-Menonton- Tidak ada

-Kesulitan tidur- Tidak ada- Tidak ada

E. Olah ragaKONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

-program olah raga- Tidak ada- Tidak ada

-Jenis dan frekwensi- Tidak ada- Tidak ada

-Kondisi setelah olah raga- Tidak ada- Tidak ada

F. personal higieneKONDISISEBELUM MASUK R.SSESUDAH MASUK R.S

-Mandia. Frekwensib. Cara diman/tempat

-Cuci rambuta. Frekwensib. Cara

-Gunting kukua. Frekwensib. Cara

-Gosok gigia. Frekwensib. Caraa.2 x seharib. Mandiri,di kamar mandi

a. 1 x 2 harib. Mandiri

a. 1x seminggub. Mandiri

a. 2 x seharib. Mandiria. 2x seharib. Dibantu perawat di atas tempat tidur

a. tidak adab. Tidak ada

a. Tidak adab. Tidak ada

a. 1 x seharib. Dibantu perawat

G. Aktivitas/mobilitas fisikKONDISISEBELUM MASUK R.SSETELAH MASUK R.S

-Melakukan pekerjaannya pada waktu luang- Berwiraswasta- Fisik lemah,sesak, dan aktivitas sangat dibatsi/bedrest

H.RekreasiKONDISISEBELUM MASUK R.SSETELAH MASUK R.S

-Waktu luang- Tidak ada- Tidak ada

-Waktu senggang keluarga- Tidak ada- Tidak ada

-Kegiatan hari libur- Tidak ada- Tidak ada

VII. PENGKAJIAN FISIK1. Kesadaran: Compos mentisKeadaan umum : sesak nafas dan lemahTanda-tanda vital :TD: 110/70 mmHgS: 37,1 CP: 32 x / iN: 113 x /i2. KepalaBentuk: AnatomisKeluhan yang berhubungan: SesakPusing / sakit kepala: Pasien mengatakan pusing3. MataUkuran pupil: NormalIsokor: SimetrisReaksi terhadap cahaya: Kanan (+), kiri (+)Aomodasi: Dalam batas normalBentuk: Normal dan anatomisKonjungtiva: AnemisFungsi penglihatanBaik/kabur,/tidak jelas: BaikDua bentuk: Tidak adaRasa sakit: Tidak adaTanda-tand radang: Tidak adaPemeriksaan mata terakhir: Tidak adaOperasi: Tidak adaLain-lain: Tidak ada4. Hidung :Reaksi alergi: Tidak adaCara mengatasinya: Tidak adapernah mengalami flu: PernahFrekwensinya dalam setahun : 4 x setahunSinus: Tidak adaPerdarahaan: Tidak ada5. Mulut dan tenggorokanGigi geligi: NormalCaries: Tidak adaSulit/gangguan bicara: Tidak adakesulitan menelan: Tidak adaPemeriksaan gigi terakhir : Tidak adaLain-lain: NGT terpasang

6. Dada dan paru-paruInspeksi :Bentuk dada: simetris kanan kiriBatuk( + / - ): ada, tetapi tidak produktifSputum( + / - ): ada, warna kehijauanBatuk darah( + / - ): ada, 5cc/batukTidak ada nyeri saat dada ditekan tekanAdanya ketidak simetrisan ekspansi dadaPola nafas: TakhipneuRR : 32x/IPalpasi :Stream fremitus /taktil fremitus :Perkusi :-Dijumpai adnaya hipersonor pada paru kiriAuskultasiSuara nafas: VesikulerRonkhi: Tidak ada suara tambahan

7. Jantung dan sirkulasiNadi perifer: TerabaSuara jantung tambahan:Tidak adaIrama jantung: TeraturNyeri: Tidak adaPalpitasi( + / - ):Tidak adaBaal( + / - ):Tidak adaPerubahan warna ( kulit,kuku,bibir, dll ): Kulit dan kuku anemis, sianosisClubbing( + / - ): Tidak adaSyncope( + / - ): Tidak adaRasa pusing ( + / - ): Tidak ada8. Abdomen :Peristaltik usus: Normal, 15-18 x / menitLingkar perut: 32 cmNyeri tekan: Ada skala4Pembesaran hati: AdaMassa: Tidak adaLuka: Tidak ada9. Genitalia dan status reproduksiKehamilan: Tidak dikajiBuah dada: Tidak dikajiPerdarahan: Tidak dikajiPemeriksaan pap smear:Tidak dilakukanProstat: NormalFlour albus: NormalPenggunaan kateter: Dilakukan10. Statusbneurologis GCS : 15- E:4M: 6V: 5Reflek patologis :Kernig sign (+ / - ): positif, paha pasien dapat fleksi 90 dan tidak nyeriBrusunsky(+ / - ): positif, dagu pasien dapat menyentuh dadaBabinsky(+ / - ):positif, ada refkes pada saat telapak kaki di sentuhLaseg sign(+ / - ):positif, tungkai kaki pasien dapat diangkat 60 Reflek fisiologis :Bisep(+ / - ): positif, kedua tungkai pasien dapat bergerak fleksiTrisep(+ / - ): positif, kedua tungkai dapat bergerak ekstensiPatella(+ / - ): positif, ada rasa seperti kesetrum saat patella diketuk11.EkstremitasKeadaan ekstremitas: Oedema -sup oedemaKesimetrisan: Simetris

IX. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSAA.Diagnosa medis : Localated hydropneumotoraks TB ParuB.Pemeriksaan Diagnostik / penunjang media :1.LaboratoriumJenissatuanhasilrujukanHaemoglobin9%15.6013.2-17.2Eritrosit10/mm5.434.20-4.87Leukosit10/mm14.394.5-11.0Hematokrit%46.4043-49Trombosit10/mm307150-450MCVFL95.9085-95MCHPg29.0028-32MCHC9%30.2033-35RDW%12.1011.0-14.8MPVFL11.207.0-10.2PCT%0.11PDWFL15.8LIDml/j44