6
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “F” UMUR 3 BULAN DENGAN IMUNISASI DPT-HB COMBO II DAN POLIO DI BPS Ny. WAHYU ERNAYANTI Amd.Keb Ds. BENDUNG JETIS MOJOKERTO DISUSUN OLEH ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH 200806066 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO MOJOKERTO 2010

ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “F” UMUR 3 BULAN DENGAN IMUNISASI

DPT-HB COMBO II DAN POLIO

DI BPS Ny. WAHYU ERNAYANTI Amd.Keb

Ds. BENDUNG JETIS MOJOKERTO

DISUSUN OLEH

ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

200806066

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

UNIVERSITAS MAYJEN SUNGKONO

MOJOKERTO

2010

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Definisi

─ Imunisasi DPT adalah pemberian vaksin untuk menimbulkan

kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap toksinyang

dihasilkan kuman penyebab difteri pertusis titanus.

─ Imunisasi DPT adalah merupakan vaksin yang mengandung berupa

toksin difteri titanus yang dimurnikan dan pertusis.

─ Hepatitis B adalah merupakan sub unik vaksin yang mengandung

HB Sag murni yang berasal dari HB Sag yang diproduksi melalui

teknologi DNA rekombinasi pada sal ragi.

─ Hepatitis B adalah memberikan vaksin menimbulkan kekebalan

aktif hepatitis B dan imunisasi ini diberikan sedini mungkin.

(Arief Manjoer 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarata. Media

Aesea Puss)

Setiap vaksin mengandung

─ Zat berkhasiat : toxoid difteri murni, toksid tetanus murni, maktivasi B

perlusis 1200 dan HBs Ag.

─ Zat tambahan : Aluminium prospote 1,5 mg, natrium klorid 4,5 mg

methiolate 0,5

A. Indikasi

Memberikan kekebalan imunitas aktif terhadap defteri, perlusis, tetanus dan

hepatitis B.

B. Cara kerja obat

Merangsang tubuh membentuk antibody terhadap defteri, perlusis, tetanus dan

hepatitis B.

C. Patologi

Vaksin DPT, HB combo diberikan secara IM terdiri dari 3 dosis masing-

masing 0,5 mg sebagai berikut :

─ Dosis pertama : pada bayi usia 2 bulan

─ Dosis kesua : pada bulan setelah imunisasi pertama

─ Dosis ketiga : satu bulan setelah imunisasi kedua

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

II. Fisiologi

Vaksin ini terdiri dari toxoid difteri, bakteri perlusis dan tetanus toxoid

masing-masing disebut ”Trip Vaksin” kegunaan vaksin DPT – HB secara

simultan terhadap penyakit-penyakit difteri, pertusi, tetanus pemberian vaksin

imunisasi DPT – HB sebanyaj 3 kali suntikan dengan interval 4 minggu.

A. Cara penyimpanan

Disimpan pada suhu antara ± 20 C - ± 80 C jangan dibekukan, kadaluarsa

setelah 24 bulan (2 tahun)

B. Interaksi obat

Pada orang yang sedang mengalami pengobatan, obat-obatan yang

menurunkan daya tahan tubuh seperti kortikos teroid respon tidak tercapai.

C. Langkah-langkah pemberian vaksin

─ Diberikan secara imunisasi

─ Tempat yang paling baik suntuikan adalah dibagian pertengahan paha

bagian luar

─ Usaplah sekitar kulit yang disuntik dengan kapas – alkhohol

─ Letakan ibu jari dan jari telunjuk pada sisiyang akan disuntik

─ Pegangkan kulit daintara jari telunjuk ibu jari

─ Tusukkan jarum tegak lurus ke bawah melalui kulit antara jari sampai

masuk dalam otot

─ Tarik piston sedikit untuk meyakinkan bahwa jarum tidak mengenai

pembuluh darah

─ Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin

─ Cabutlah jarumnya.

(Diek, George. 1990. Imunisasi dalam Praktek Jakarta Hepoctetos)

III. Efek Samping

a. Reaksi lokal atau siatemik yang bersifat ringan, kasus yang sering terjadi

adalah nyeri, penebalan pad bekas suntikan

b. Menangis lebih dari 3 jam, demam

c. Kadang-kadang erjadi reaksi umum seperti demam > 38,50 C, muntah

diare

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

d. Panas

Kebanyakan anak menderita panas pada sore hari setelah mendapatkan

imunisasi DPT, HB combo. Terapi panas ini akan sembuh dalam 1 – 2

hari, bila panas yang timbul lebih dari 1 hari setelah pemberian DPT

bukanlah disebabkan oleh vaksin DPT, mungkin ada infeksi lain yang

perlu diteliti lebih lanjut. Berikan obat antiseptik dan bila anak panas

tinggi (lebih dari 390 C) maka berika ¼ tablet yang dihancurkan dengan

sedikit air, dianjurkan anak agar tidak dibungkus dengan baju tebal dan

dimandikan dengan cara menyeka saja denga waslap yang dicelupkan ke

dalam air hangat.

e. Rasa sakit didaerah suntikan

Sebagian terasa nyeri, sakit, kemerahan, bengkak, ditempat suntikan hal

ini perlu diberitahukan pada ibu setelah diimunisasi serta menyakinkan

ibu bahwa tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan. Jangan lupa pula

untuk mengingatkan ibu datang membawa anaknya pada pelayanan

kesehatan (imunisasi) bulan depan.

f. Peradangan

Bila aperadangan terjadi seminggu atau lebih sesudah imunisasi, maka hal

ini disebabkan oleh akibat :

─ Jarum suntik tidak steril oleh karena jarum suntik disentuh oleh tangan

sebelum dipakai, jarum suntik tidak diletakkan diatas tempat yang

steril, sterilisasi kurang lama, kontaminasi oleh kuman.

─ Penyuntikan ke dalam kurang

g. Kejang

Reaksi yang jarang terjadi tetapi sebaiknya diketahui oleh petugas

disebabkan oleh komponenP dari vaksin DPT HB karena cukup maka

anak yang pernah menderita reaksi ini tidak boleh diberikan vaksin DPT

lagi, dan sebagai gantinya DT aja. Dosis DT sama dengan DPT yaitu 0,5

mg setiap kali pemberian.

IV. Kontra Indikasi

Hipersensitifitas terhadap komponen vaksin, reaski berat tehadap dosis

vaksin, kombinasi sebelum atau bentuk-bentuk reaksi. Jenis lainnya adalah

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN ANIS LUTHFIANA NAJRO’AH

merupakan kontra indikasi terhadap dosis lanjutan vaksin kombinasi/vaksin

tertentu yang diketahui merpakan efek samping

V.

1.

h.