Upload
rendy-yunanto
View
60
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AKPRI
Citation preview
RENDY YUNANTOC1C011022AKUNTANSI KEPERILAKUAN
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERENCANAAN LABA DAN PENGANGGARAN
1.Anggaran
Anggaran adalah pedoman kerja diwaktu mendatang. Anggaran diterima secara luas sebagai
fokus bagi aktivitas perencanaan jangka pendek perusahaan dan dasar dari sistem pengendalian.
Sementara itu, penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut.
Penyusunan anggaran adalah suatu tugas yang bersifat teknis namun disusun oleh manusia yang
harus hidup dengan anggaran tersebut. Jadi aspek keperilakuan dari penganggaran mengacu pada
perilaku manusia yang muncul dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku manusia yang
didorong ketika manusia mencoba untuk hidup dengan anggaran.
2.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Anggaran dan akuntansi berkaitan erat sebab akuntansi menyajikan data historis yang
bermanfaat untuk mengadakan estimasi-estimasi didalam anggaran yang akan dijadikan
pedoman kerja diwaktu mendatang. Selain itu akuntansi juga melakukan pencatatan secara
sistematis dan teratur tentang pelaksanaan anggaran tersebut dari hari ke hari sehingga dapat
menyajikan data realisasi pelaksanaan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan
anggaran inilah yang nantinya akan dibandingkan dengan data yang tercantum dalam taksiran
anggaran itu sendiri untuk penilaian (evaluasi) kerja perusahaan. Dengan membandingkan data
akuntansi dan data anggaran, dapat nilai sukses atau tidaknya perusahaan. Jadi akuntansi sangat
bermanfaat untuk menunjang fungsi pengawasan kerja dari anggaran.
3.Berbagai Fungsi Dari Perencanaan Laba Dan Anggaran
Berikut beberapa fungsi anggaran:
1.Anggaran merupakan hasil akhir dari proses perencanaan perusahaan. Sebagai hasil
negoisasi antar-anggota organisasi yang dominan, anggaran mencerminkan kondensus
organisasional mengenai tujuan operasi untuk masa depan.
2. Anggaran merupakan cetak biru suatu perusahaan untuk bertindak yang mencerminkan
prioritas manajemen dalam alokasi sumber daya organisasi.
3. Anggaran bertindak sebagai suatu alat komunikasi internal yang menghubungkan
beragam departemen atau divisi organisasi antara yang satu dengan yang lain dan dengan
manajemen puncak.
4.Dengan menetapkan tujuan dalam kriteria kinerja yang dapat diukur , anggaran
berfungsi sebagai standar terhadap hasil operasi aktual dapat dibandingkan. Hal ini, merupakan
dasar untuk mengevaluasi kinerja dari manajer pusat biaya dan laba.
5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk
menemukan bidang-bidang yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Hal ini
memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan korektif yang tepat.
6.Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer maupun
karyawan untuk terus bertindak dangan cara yang konsisten dengan operasi yang efektif dan
efisien serta selaras dengan tujuan organisasi.
4.Pandangan Perilaku Terhadap Proses Penyusunan Anggaran
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyusun suatu anggaran sebagai berikut:
1.Manajemen puncak harus memutuskan tujuan jangka pendek perusahaan dan strategi
mana yang akan digunakan untuk mencapainya.
2.Tujuan harus ditetapkan dan sumber daya dialokasikan.
3. Suatu anggaran atau rencana laba yang komprehensif harus disusun, kemudian
disetujui oleh manajemen puncak. Setelah disetujui, anggaran harus dikomunikasikan kepada
penyelia dan karyawan yang kinerjanya dikendalikan.
4. Anggaran digunakan untuk mengendalikan biaya dan menentukan bidang-bidang
masalah dalam organisasi tersebut dengan membandingkan hasil kinerja actual dengan tujuan
yang telah dianggarkan secara periodik.
Tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran antara lain :
1. Penetapan tujuan
2. Implementasi
3.Pengendalian dan evaluasi kinerja
Tahap Penetapan Tujuan
Aktivitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan organisasi yang luas kedalam
tujuan-tujuan aktivitas yang khusus. Untuk menyusun rencana yang realistis dan menciptakan
anggaran yang praktis, interaksi yang ekstensif diperlukan antara manajer lini dan manajer staf
organisasi. Dalam suatu perusahaan, direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam
proses manusia dari penyusunan anggaran ini.
Tahap Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal tersebut digunakan untuk mengkomunikasikan tujuan
dan strategi organisasi, serta untuk memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Rencana
harus dikomunikasikan secara efektif dengan demikian rencana formal mungkin akan menerima
kerja sama penuh dari berbagai kelompok yang ingin dimotivasi olehnya.
Tahap Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja
Setelah diimplementasikan, rencana formal tersebut berfungsi sebagai elemen kunci dalam
sistem pengendalian. Anggaran menjadi tolak ukur terhadap kinerja aktual.
5.Konsep-Konsep Keperilakuan Yang Relevan Dalam Proses Penyusunan Anggaran
a. Tahap Penetapan Tujuan
Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan anggota organisasi yang terkadang
mencerminkan kebutuhan individual dan tujuan pribadi yang saling bertentangan anggota
organisasi yang dominan. Tujuan organisasi ditentukan melalui negoisasi.
b. Keselarasan Tujuan
Keselarasan tujuan organisasi dengan sub-sub unit dan anggota-anggota yang berpartisipasi akan
terjadi ketika individu memandang bahwa kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi dengan
mencapai tujuan organisasi. Keselarasan antara tujuan organisasi dan pribadi juga dapat
ditingkatkan dengan menjelaskan kepada karyawan alasan atas tujuan organisasi didasarkan.
c. Partisipasi
Partisipasi adalah suatu “proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih
pihak dimana keputusan tersebut akan memiliki dampak masa depan terhadap mereka yang
membuatnya”. Dengan kata lain manajer tingkat bawah dan karyawan memiliki suara dalam
proses manajemen. Keterlibatan tersebut dapat berupa kehadiran pada pertemuan-pertemuan
anggaran sampai pada partisipasi dalam diskusi yang berkaitan dengan kewajararan dari kuota
penjualan dan target produksi, serta pada hak untuk melakukan negoisasi dalam menetapkan
sasaran dari orang itu sendiri.
d. Manfaat Partisipasi
Manfaat dari partisipasi yang berhasil antara lain, partisipan menjadi terlibat secara emosi bukan
hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka.Partisipasi juga dapat menurunkan ketidakadilan
yang dianggap ada dalam alokasi sumber daya organisasi diantara subunit organisasi dan
menghindari permasalahan potensial yang berkaitan dengan anggaran karena masing-masing
mengetahui permasalahan antar departemen.
e. Batasan dan Permasalahan Partisipasi
Partisipasi dalam penetapan tujuan memiliki keterbatasan tersendiri. Proses partisipasi
memberikan kekuasaan kepada para manajer untuk menetapkan anggaran mereka. Kekuasaan ini
memiliki konsekuensi disfungsional bagi organisasi itu. Contoh : para manajer bisa memasukan
“slack organisasional” ke dalam anggaran mereka. Slack adalah selisih antara sumber daya yang
sebenarnya diperlukan untuk secara efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya
yang lebih besar dan diperuntukkan bagi tugas tersebut. Dengan kata
lain slack adalahpenggelembungan anggaran.
6.Tahap Implementasi
Anggaran diimplementasi melalui komunikasi kepada karyawan kunci dalam organisasi. Hal ini
menginformasikan kepada mereka mengenai harapan manajemen, alokasi sumber daya, kuota
produksi dan tenggang waktu. Semua karyawan harus melihat anggaran sebagai alat perencanaan
dan pengendalian aktivitas organisasi bukan sebagai beban atau senjata manajemen.
a.Pengkomunikasian Anggaran
Pengontrol atau direktur perencanaan bertanggung jawab mengimplementasikan anggaran
dengan cara mengkomunikasikan sasaran operasional yang disetujui kepada orang-orang di
tingkat organisasi yang lebih rendah.
b.Kerjasama dan Koordinasi
Implementasi anggaran yang berhasil membutuhkan kerja sama dari orang-orang dengan
beraneka ragam keterampilan dan bakat. Hal ini juga memperlihatkan tugas-tugas yang saling
berhubungan yang menyusun seluruh aktivitas organisasi dan mengungkapkan peran yang
dimainkan oleh setiap subunit.
Koordinasi adalah seni menggabungkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif. Dari
sudut pandang keperilakuan, hal ini berarti menggabungkan bakat dan kekuatan dari setiap
partisipan organisasi dan membuatnya berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.
7.Tahap Pengendalian Dan Evaluasi Kinerja
Tujuan-tujuan yang dianggarkan jarang dicapai tanpa memantau kemajuan karyawan
secara kontinu terhadap tujuan mereka. Dalam tahap pengendalian dan evaluasi kinerja, kinerja
actual dibandingkan dengan standar yang dianggarkan guna menentukan bidang-bidang
permasalahan dalam organisasi tersebut dan menyarankan tindakan yang sesuai untuk
memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Perbandingan antara biaya aktual dan biaya yang
dianggarkan juga akan mengindikasikan kinerja di atas anggaran.
Laporan Kinerja
Untuk mempertahankan kendali atas biaya dan menjaga agar karyawan termotivasi
kearah pencapaian sasaran, laporan kinerja sebaiknya disusun dan didistribusikan paling tidak
secara sebulan. Penerbitan laporan kinerja yang tepat waktu memiliki dampak mendorong moral
karyawan dan kinerja. Selain itu meningkatkan akurasi tugas dan keyakinan serta hubungan baik
yang tinggi.
8.Relevansi Konsep Ilmu Keperilakuan Dalam Lingkungan Perencanaan
Dampak dari lingkungan perencanaan
Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, dan pola-pola interaksi dalam
penetapan kerja. Hal ini meliputi tingkat formalitas dalam interaksi manusia, penerimaan
manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur dan perangkat untuk membuat agar pekerjaan
dilakukan, perasaan identifikasi dengan organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja dan
seterusnya.
Faktor yang mempengaruhi lingkungan dijelaskan sebagai berikut:
a.Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran organisasi dipandang sebagai jumlah karyawan, nilai rupiah dari pabrik fisik, volume
penjualan, jumlah kantor cabang, atau ukuran kuantitatif lainnya yang membedakan organisasi.
Struktur organisasi mengacu pada hubungan formal dan informal antara para anggota organisasi
meliputi jumlah lapisan wewenang, jumlah kantor atau posisi pada setiap lapisan, tanggungjawab
dari setiap kantor, dan prosedur untuk membuat pekerjaan dilakukan.
b.Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Mc Gregor
menjelaskan gaya kepemimpinan yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Teori X
mengimplikasikan bahwa anggaran akan disusun oleh manajemen puncak (pengontrol atau
direktur perencanaan) dan dikenakan pada manajemen tingkat bawah. Gaya kepemimpinan
otoriter, anggaran dipandang sebagai alat pengendalian manajemen untuk memastikan kepatuhan
karyawan. Kelebihan teori X ini yaitu secara nyata mengkoordinasi dan pengendalian atas
aktivitas khususnya ketika tanggungjawab atas tugas tersebut tidak jelas. Kelebihan lain, gaya
kepemimpinan ini efisien dalam kasus perbedaan bahasa dan budaya. Namun kelemahannya,
tidak mendorong partisipasi dan dapat menimbulkan tekanan anggaran yang berlebihan,
kegelisahan dan rusaknya motivasi. Teori Y adalah gaya kepemimpinan demokratis, mendorong
keterlibatan dan partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan.
Kelebihannya yaitu, proses penyusunan anggaran lebih fleksibel dan memberikan peluang bagi
karyawan untuk terlibat dalam perancangan arah organisasi, mengekspresikan ide-ide mereka
dan memanfaatkan bakat mereka secara efektif.
c.Stabilitas Lingkungan Organisasi
Lingkungan eksternal meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur
industry yang melayani organanisasi, hakikat persaingan dan lain-lain. Lingkungan yang stabil
mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi
demokratis dan partisipatif.
9.Konsekuensi Disfunsional Dari Proses Penyusunan Anggaran
Penyusunan anggaran dapat menimbulkan dampak psikologis langsung pada karyawan. Berbagai
fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengendalian dan mekanismen evaluasi kinerja
dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional seperti rasa tidak percaya, resistensi, konflik
internal, dan efek samping lain yang tidak diinginkan. Hal ini memiliki implikasi negatif seperti
kesalahan alokasi sumber daya dan bias dalam evaluasi kinerja bawahan terhadap unit
pertanggung jawaban mereka dan akan menimbulkan kesenjangan atau slack. Oleh karena itu
diperlukan adanya monitoring dan meningkatkan kualitas pengungkapan untuk mengurangi
dampak negatif dari penyusunan anggaran.
a.Rasa tidak percaya
Anggaran merupakan suatu sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, rasa
permusuhan, dan mengarah pada penurunan kinerja. Alasan dari rasa tidak percaya ini
didasarkan pada keyakinan penyelia.
b.Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung, anggaran
masih ditolak oleh banyak partisipan dalam suatu organisasi. Salah satu alasan utama adalah
anggaran menandai dan membawa perubahan sehingga merupakan suatu ancaman
terhadap status qou. Banyak orang menjadi terbiasa melakukan sesuatu dan memandang kejadian
dengan cara-cara tertentu, serta tidak tertarik untuk berubah.
c.Konflik internal
Anggaran memerlukan interakasi antara orang-orang pada berbagai tingkatan organisasi yang
berbeda. Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat
dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lain. Gejala-
gejala umum dari konflik adalah ketidakmampuan mencapai kerja sama antar pribadi dan antar
kelompok selama proses penyusunan anggaran.
d. Budgetary Slack
Menurut Belkaoui (1989) slack atau “senjangan” adalah kecendrungan dari organisasi atau
individu untuk tidak mengoptimalkan sumber daya yang tersedia dan kecendrungan untuk tidak
melakukan efisiensi. Pada umumnya ada dua bentuk slack yaitu organizational slack dan
budgetary slack. Organizational slack mengacu pada kapasitas yang tidak digunakan sedangkan
budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan adanya distorsi secara sengaja
dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan meningkatkan biaya yang dianggarkan.
e.Efek samping lain yang tidak diinginkan
Anggaran barangkali menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan. Salah satu pengaruhnya
adalah terbentuknya kelompok-kelompok informal yang kecil yang menentang tujuan anggaran.