Upload
leduong
View
249
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Jumal Nihongo. Vol. 7, No.1, Maret 2015 ISSN 2085-1251
Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia
4Y~*~713*1i••$~
Olterbltkan atas kerjasamaASPBJI dengan The Japan Foundation Jakarta
Jurnal Nihongo ini diterbitkan oleh Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang
(ASPBJI). Terbit dua kali dalam setahun setiap bulan Maret dan November. Batas
akhir pengiriman naskah untuk edisi Maret adalah bulan Januari dan untuk edisi
Nopember adalah bulan September. Naskah yang masuk akan diseleksi oleh tim
reviewer dari berbagai lembaga di Indonesia.
Redaksi menerima naskah dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan bahasa
Jepang dan naskah yang yang sudah dikirim Dewan Redaksi tidak akan
dikembalikan.
Redaksi berhak melakukan penyuntingan terhadap setiap naskah tulisan yang
akan diterbitkan.
Susunan PengurusDewan Redaksi Jurnal Nihongo ASPBJI
(Tanpa gelar akademis)
Penanggung Jawab
Ketua Redaksi
PenyuntingAhli
Pengelola Administrasi :
Agus S. Suryadimulya
Ahmad Dahidi
Nandang Rahmat
Ahmad Dahidi
Dedi Sutedi
Susi Widianti
Tatang Hariri
Mikami Kyoko
Sugihartono
Alamat Redaksi :Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang
dJa. Pusat Studi Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
JI.Raya Bandung - Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat
TellFax 022-7786388
Alamat email: [email protected]
Dicetak oleh Balatin Offsetlsi di luar tanggung jawab percetakan
DAFTARISI
Prakata - i
Dari Redaksi - iii
~-y '7~c A/':Y~i-PJ:~CT0-1/' 1"*'/7 AS*~!j!:'I§''I!f'-::toit0
S *iil!fO)f.t~TifO)ifF'i¥J*~ -lIi1.iJ&~)lHt'-: J: 05J"fJi'-.r-..:=. • .r-../vT '7 T -{ - 1
~M~M'-:~~0A~-1N·~7~0)~~~~
-13*c-1 /' F*~71;:~ft0A:fYj;~~O)f~ffll-:tt§L-ePika Yestia Ginanjar-14
ANALISIS KEJANGGALAN YANG TERJADI PADA PENGGUNAAN KAT
GANTI ORANG PERTAMA "WATASHF' PADA KALIMAT PERKENALAN
PEMBELAJAR BAHASA JEPANG
Juariah, Hari Setiawan, Riri Hendriati - 27
KEMAMPUAN BUNPO TINGKAT DASAR PADA MAHASISWA PROGRAMSTUDI SASTRA JEPANG DAN PROGRAM STUDI PENDIDlKAN BAHASADAN SASTRAJEPANG ANGKATAN 2012 FAKULTAS ILMU BUDAYAUNIVERSITAS BRAWIJAYA
Dewi Puspitasari, Nadya Inda Syartanti - 42
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL W:L V /'iJ't:JE~ ! (-:
II Iv '::'-Z: ~*T ~ ERIN GA CHOUSEN, NIHONGO DEKIMASU TERHADAP
KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG
Yeni -59
PENGARUH INTERPRETASI MAKNA TERHADAP KEMAMPUAN
MENGARTIKAN JUKUGO DALAM PEMBELAJARAN KANJI LEVEL
CHUUKYUU DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Febi Ariani Saragih - 75
v
KEMAMPUAN BUNPO TINGKAT DASARPADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JEPANGANGKATAN 2012 FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
De\\'i Puspitasarj')Nadya Inda Syartanti')
ABSTRAK
Tata bahasa atau bunpo pada tingkat dasar merupakan kuncidari keberhasilan penguasaan bahasa Jepang pada tahap selanjutnya.Untuk memahami tata bahasa, dimulailah dari mempelajari berbagaipola kalimat, salah satunya adalah perubahan bentuk verba.Perubahan bentuk verba yang dipelajari pada tingkat dasar adalahperubahan verba bentuk -maSlI ke dalam bentuk verba bentuk kamus-/"II. bentuk negasi -nai. dan bemllk lampau -Ia. Pola-pola kalimattersebut dipilih pada penelitian ini karena dipelajari pada semesterdua.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yangbertujuan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalammempelajari bllnpo tingkat dasar dalam perubahan verba bentuk-maslI ke dalam bentuk verba bemuk kamus -ru, bentuk negasi -nai,dan bentuk lampau -10. Populasi yang digunakan dalam penelitian iniadalah mahasiswa semester 2 tahun akademik 2012/2013 ProgramStudi S I Sastra Jepang dan Program Studi Pendidikan Bahasa danSastra Jepang FIB-UB angkatan 2012, yang masing-masingberjumlah 30 mahasiswa yang telah memprogram mata kuliah TataBahasa II dan Bunpo Daini, sedangkan sampel yang digunakanadalah simple random sampling. Instrumen penelitian berupa testertulis dan wawancara.
Terdapat perbedaan hasil kemampuan mahasiswa Program StudiSastra Jepang dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa danSastra Jepang terhadap pemahaman materi dengan adanya perbedaanbeban sks. Perbedaan beban sks tersebut memberikan perbedaankemampuan mahasiswa dalam memahami materi. Hal ini dapat dilihatdari hasil tes yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil tes tersebutdapat dilihat bahwa pertemuan tata bahasa yang dilaksanakan dua kalidalam seminggu dianggap efektif daripada diJaksanakan sekali dalamsemlnggu. •
Kala kunci: Verba, Konjugasi Verba, Verba bentuk kamus, Verbabentuk negasi. Verba bentuk lampau
I42 I Kemompuon Bunpo Tingkol Dosor podo Mohosiswo Progrom Sludi Soslro Jepong ...
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Ada beberapa hal yang harns dipelajari dalam bahasa Jepang. mulai dari
tulisan (huruf Kanji. hiragana, dan ka/akana), kosakata (got), sampai pola kalimat
(tata bahasa!bunpo). Oi antara ketiga hal tersebut, salah satu yang sering
dipermasalahkan oleh pembelajar bahasa Jepang adalah tata bahasa (bunpo). Oi
dalam bunpo. pembelajar akan mempelajari segala bemuk pola kalimat, partikel,
dan lain-lain. Pola kalimat sebagai salah satu bag ian dari bllnpo memiliki jumlah
yang tidak sedikil. Pembelajar harus mempelajari pola kalimat dari tingkat dasar
sampai tingkat menengah.
Untuk mengetahui berbagai pola kalimat yang digunakan. terlebih dahulu
pembelajar harus mengetahui, salah satunya adalah perubahan bemuk verba.
Perubahan bemuk verba yang harus dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang
tingkat dasar adalah perubahan verba bemuk -masu ke dalam verba bemuk kamus
-I'll. bentuk -nai. dan bentuk lampau -ta. Pola-poJa kalimat ini dipilih karena
akan dipelaiari pada semester satu.
Mata kuliah tata bahasa (bllnpo) yang diprogram oleh mahasiswa semester
1 di Program Studi Sastra Jepang. Fakultas IImu Budaya. Universitas Brawijaya
dinamakan Tata Bahasa II. sedangkan di Program Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jepang, Fakultas llmu Budaya, Universitas Brawijaya. dinamakan Bunpo Oai-ni.
Adapun buku teks yang digunakan oleh mahasiswa semester 2 dalam Tala Bahasa
II dan Bunpo Oai-ni adalah buku Minna no Nihongo I dan 2. Meskipun
menggunakan buku teks yang sama, namun kedua mata kuliah tersebut memiliki
beban sks yang berbeda, yaitu Tata Bahasa II dengan 4 sks dan Bunpo Oai-ni
dengan 3 sks. Untuk selanjutnya, penulis akan menggunakan istilah Bunpo yang
mengacu ullluk kedua mata kuliah tersebul.
Beban sks yang berbeda pada mala kuliah Bunpo diperkirakan akan
menghasilkan kemampuan yang dimiliki mahasiswa juga berbeda. Namun,
banyaknya jumlah mahasiswa di Universitas Brawijaya berdampak pada tingginya
kompetisi akademik yang harns diperoleh mahasiswa. Hal ini menyebabkan
mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan hasil akhir yang sama.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, limbul
pertanyaan "Bagaimana kemampuan mahasiswa Program Studi Sastra Jepang dan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang dalam mempelajari BunpoTingkat Dasar? ,.
1.3 Tujuan Penelitian
Mengacu kepada rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka
peneJitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam
Kemampuan Bunpa Tingkat Dasar pada Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang... I 43
mempelajari Bunpo tingkat dasar, khususnya dalam mengubah verba bentuk
-masli ke dalam bentuk kamus -ru, bentuk negatif -nai, dan bentuk lampau -lao
1.4 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
I. Dapat memberikan gambaran tenlang pembelajaran Bunpo khususnya
perubahan bentuk verba.
1. Dapat memberikan referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya mengenai
peningkatan kemampuan perubahan verba.
~. Dapat memberikan hasil evaluasi dari mata kuliah dengan beban 4 sks dan 3
sks, khususnya mata kuliah Blinpo.
1.5 Metode Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada masa perkuliahan Bunpo yang
diprogram oleh mahasiswa Program Studi Sastra Jepang dan mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang angkatan 2011 sebagai mata kuliah
\\ ajib pada semester genap tahun akademik 2012/2013. Perkuliahan dimulai pada
bulan Januari sampai dengan Juli 2013, dan dilaksanakan di Gedung Fakultas
Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester
1 tahun akademik 2012/2013 Program Studi S I Sastra Jepang dan S I Pendidikan
Bahasa dan Sastra Jepang FIB-UB, masing-masing berjumlah 30 orang yang telah
memprogram mata kuliah Bunpo Tingkat Dasar. Pemilihan jenis populasi in i
dianggap relevan, karena peneliti berkeinginan unluk membandingkan
kemampuan mahasiswa yang memiliki beban sks berbeda tetapi dituntut untuk
memiliki kemampuan hasil akhir yang sama. Sampel yang digunakan adalah
random sampling dengan metode simple random sampling. Metode ini digunakan
unluk memilih beberapa mahasiswa sebagai anggota sampel yang telah
memprogram mata kuliah Bunpo Tingkat Dasar.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitati( dimana
penelitian ini memaparkan hasil perbandingan kemampuan Bunpo tingkat dasar
pada mahasiswa Program Studi Sastra Jepang dan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Jepang angkatan 2012. Hasil kemampuan tersebut diperoleh
dari penilaian atas instrumen penelitian bentuk tes tertulis dan wawancara.
Adapun bentuk tes berupa tes tertulis yang dibuat oleh peneliti untuk
menguji kemampuan mahasiswa mengenai tata bahasa. Tes diambil dari soal-soal
yang telah dilampirkan dalam bahan ajar. Soal-soal latihan sebagai review atas
materi pelajaran yang telah diajarkan. Soal-soal tersebut digunakan sebagai tes
Bunpo yang dilaksanakan sebanyak 4 kali. Sedangkan instrumen pendukung
Ixrupa wawancara bertujuan untuk mengetahui alasan atau kesulitan yang
dihadapi oleh mahasiswa terhadap tes Blinpo yang telah dikerjakan.
441 Kenampuan Bunpo Tingkat Dasar poda Mahasiswa Program Studi Saslra Jepong ...
Soal tes diambil dari buku Minna No Nihongo Vol. I yang terdiri atas bab
sampai dengan bab 25. Namun, yang digunakan sebagai sumber data penelitian
hanya diambil dari bab 17 sampai dengan bab 19. Hal ini dikarenakan ketiga bab
tersebut secara berurutan membahas mengenai konjugasi verba bentuk negatif
nai. bentuk kamus - ru. dan bentuk lalllpau - lao
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Illemilih soal tes yang
Illengandung konjugasi verba bentuk negasi (bab 17), bentuk kamus (bab 18), dan
bentuk lalllpau (bab 19), sena I jenis tes yang merupakan gabungan dari ketiga
soal tes tersebul. Data yang diperoleh Illelalui instrulllen bentuk tes berupa tes
tenulis. akan dilakukan tabulasi data dengan memberikan skor soalles yang telah
dibuat. Pember ian skor tersebut Illerupakan hasil dari penjumlahan nilai dari
keseluruhan nilai kuis yang dilaksanakan 4 kali. Akumulasi nilai angka dan nilai
hurufyang berlaku di Universitas Brawijaya dapat dilihat tabel J berikul.
Tabell. Nilai Huruf l"lutu dan Nilai Angka
No HurufMulu Nilai AnakaJ A 81-1002 8+ 76-803 8 70-754 C+ 61-695 C 56-606 D+ 51-557 D 45-508 E 0-44
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pola KalimatBahasa Jepang adalah bahasa yang unik. Hal ini dikarenakan pola kalimat
bahasa Jepang ditentukan oleh perubahan verba atau konjugasi verba yang terletak
di belakang kalilllal. Dapat dilihat pada conloh di bawah ini:
(I) :tllil Ii ::'1:;1: Iv ~it'" ;J;: ToTamu wa gahan \\'0 labemasu.'Taro makan nasi:
(2) j,:JlII l;t =: lilv ~it",;J;:it lv,Tarou wa gallan \1'0 tabemasen.'Taro tidak makan nasi.'
Pada kalimal (I) verba tabemasu memiliki ani 'makan', tetapi kelika mengalami
perubahan sepeni pada kalimal (2) menjadi tabemasen memiliki ani 'tidak
makan'. Sehingga dapat dikatakan perubahan verba tersebut menyebabkan pola
kalimat berubah pula. Kalilllat (I) dapat digolongkan sebagai kalimal positif; dan.
kalimat (2) adalah kalimat negatif.
Kemampuan Bunpo Tingkat Dasor pada Mahasiswa Program Stud; Sastra Jepang ... 145
Pola kalimat bahasa Jepang memiliki beberapa bentuk, yaitu pola kalimat "'"
positif. kalimat negatif. dan kalimat interogatif; poJa kalimat lampau dan non
lampau; pola kalimat honorifik dan non honorifik; dan lain sebagainya. Pada
penelitian ini peneliti ingin memfokuskan pada pola kalimat non honorifik dalam
bentuk kalimat positif. negatif, dan lampau. Hal ini dapat dicontohkan sebaga i
berikut:
(3) ;k'¥-"1'J <0
Daigaku he ikll.'Pergi ke kampus.'
(4) ;k'¥-"1'Jtpf~v '0Daigaku he ikanai.:Tidak pergi ke kampus.'
(5) ;k'¥-"n--::> t=oDaigaku he itta.'Telah pergi ke kampus.'
Pemilihan terna penelitian ini disebabkan karena penelili ingin mengetahui
kemampuan mahasiswa semester dua dalam mempelajari pola kalimat non
honorifik. yairu dalam mengubah verba bentuk - masu ke dalam verba bentuk
kamus -I'U, bentuk -nai, dan benluk lampau -lao Pola-pola kalimat ini dipilih
karena akan dipelajari pada semester dua. Selanjutnya akan dibahas mengenai
perubahan-perubahan bentuk verba tersebul.
2.2 Verba Sentuk Kamus
Verba bentuk kamus adalah bemuk dasar kata yang belum mendapat
imbuhan apapun atau tidak dilekati oleh morfem terikat apapun. Karena hal
tersebut maka dicamumkan di dalam kamus, sehingga disebut dengan bentuk
kamus. Verba bentuk kamus pada umumnya berakhiran dengan bentuk -I'U.
Sedangan di awal pembelajaran bahasa Jepang, para peserta didik diajarkan
menggunakan verba bentuk -masu. Verba bentuk -masu termasuk dalam pola
kalimat honorifik. Sehingga peserta didik dituntuk untuk dapat memahami pola
perubahan verba bentuk -masu ke dalam verba bentuk kamus.
Berikut ini adalah pola perubahan verba bentuk -masu ke dalam verba
bentuk kamus. Pada verba kelompok I suku kata akhir sebelum -masu semuanya
berada di kolom -i diubah menjadi kolom -II. Verba kelompok II suku kata
-masu digami dengan -I'U. Verba kelompok 1II kata kimasu menjadi kuru dan
shimasu menjadi Sllru.
46 I Kemompuan Bunpo Tingkat Doser pada Mahosiswa Program Studi Sostro Jepang ...
Tabel 2. Pembentukan Verba Bentuk -masa Menjadi Verba Bentuk Kamus -fa
]\'0 Verba Bentuk -Alasu Verba Bentuk Kamus -Ru;!.Pl·) ~ T i kaimasu 'membeli' fj'? I kay"
I (j: G l \ j: T I haraimasl/ 'membay"ar' Ii G ? I hara!.!.tJ~~ '1 T/ kakimasu 'menulis' fj'< / kakut:. t;,;t T! lachimasu 'berdiri" t:. "':) / iaTsli
-t If ~ T / yobimasu .memanggi I' J::.&=: / yabuJ: Ji.. '1 T I yomimasu 'membaca' J:. tr / yomu~ J:. €";. i- / o)'ogimasu 'berenang' ~ J:: (. / O)'Ogj£
lift l j: i- I hanashimasu 'berbicara' Ii f,,: i- / hanaslIII 1;;) '11- ;' nemaslI ·tidur' i'J.g / neru
t:'--'<1."1 / rabemaSll 'makan' t: ~ -5 I rabenlH. '1 T I mimas/( 'melihat" ;}-;'/5 I mini
1J~ IJ '* T.I karimaslI ' meminjam' t;~ IJ 0 I kariruIII ~ j: T ,I kimaslI 'dalang' < Q / kuru
l ;: T ! shimasu 'melakukan' T g /511,.1/
2.3 Verba Bentuk Negatif
Verba bentuk negalif menyalakan sebllah pernyataan menjadi kalimal
negalif Pada awal pembelajaran. peserta didik diajarkan penggunakan verba
benlllk negalif dalam bentuk -masen yang lermasuk bag ian dari benlllk honorifik.
Sedangkan yang dipelajari pada lingkat selanjutnya adalah bentuk negalif yang
dinyatakan dalam bentllk -noi.
Berikut adalah pola perubahan verba bentuk -masu ke dalal1l verba bentllk
negatif -nal. Pada verba kelompok I sukll kata akhir sebeilim -lI1asu semuanya
berada di kolol1l -i diubah menjadi kolol1l -a+nai. Verba kelompok II suku kata
-masu diganti dengan -nai. Verba kelol1lpok III kata kimasu menjadi konai dan
shimaslI menjadi shinai.
Tabel3. Pembentukan Verba Bentuk -lIlasa Menjadi Verba Bentuk Negatif -1Iai
1\0 Verba Bentuk -ItJasli Verba Bentuk Kamus -NaiI l'i G l' i. T I haraimasll 'membayar' liGht,,:,' / harall'anai
1.,12: $. TI kakimasu 'menulis' fj,fj,t,,:, , / kakanai
t: t:.J *T / lGchimaSli 'berdiri' t:J:: t,,:,' / talalwi
1. L.J'j: T / yahimasll 'memanggil- J: If t,,:, 'i yobanai
1: J..;..:t T I yomimasll 'membaca' J: *f,,:,' / yamallai:OJ:: 2:'"'J:T / oyogimasu "berenang' :to 1.;6' it ~ \ i oyogonai
~j:ft L *T I hanashimaslI 'berbicara' Ii tt ~ t,,:,' / hanasanaiII 7.') i T / nemasu "tidur' bit v\ / nenai
t:''--'::'~T /labemaslt 'makan' t::·"'" it v\ I tabella;;..;. *-4- I mimasu 'melihat' J.;.ttv\ / minai
1.i' ~ *- T / karimasli ' meminjam' fj, ~ t,,:,' / karillai
III 2:' j: -r / kimasli 'datang' .:. it v \/ konai
L t. T I shimas1f 'melakukan' L- t,,:, '/ shillai
Kemompuon Bunpo Tingkot Doser podo Mohosiswo Program Studi Sostro Jepong ... 147
2.4 Verba Bentuk Lampau
Verba bentuk lampau menyatakan sebuah pernyataan menjadi kalimat
lampau. Pada awal pembelajaran. peserta didik diajarkan penggunakan verba
benlUk lampau dalam bentuk -mashira yang termasuk bagian dari bentuk
honorifik. Sedangkan yang akan dipelajari pada tingkat selanjutnya adaJah bemuk
lampau yang dinyatakan dalam bentuk -Ta.
Berikut adalah pola peruabahan verba bentuk -masu ke dalam verba
bentuk lampau -(a. Pada verba kelompok I perubahan terjadi pada suku kata akhir
sebelum -masll. Verba kelompok 11 suku kata -masu diganti dengan -(a. Verba
kelompok 1JI suku kata -ma.w diganti dengan -(a.
Tabel4. Pembentukan Verba Bentuk -masu Menjadi Verba Bentuk Lampau -10..
No Verba Bentuk -.-\fa.HI Verba Bentuk Kamus -Taj'l'*T I kaimaslI "membeli' j;~,? t:. / karta
I t:. t? ~ T IlOchimasli "berdiri" t:. -? t:./ latta
!'j: L ~ t. T! hashirimasli "berlari !i L "'? t:.1 hashiltG
J:. r;: *-t" I yobimasli .memanggil" J:. Iv t~ Iyonda
(J)d-;. '* -t" I nomimasu 'rninum' (J) Iv f:' I nondaL(:1.-t"f shinimasu 'mati" L/vt:./ shindat; 1 t: *~-I kakimasli 'menulis' t)1~'t:. / kojlQ
}jJ: ~~T I oyogimasu "berenang' :t3 J: ~ \ t:. I oyoida!j:7~ L ~ T I honQshimasli "berbicara' (oj: tt L t:. / hanashila
II 22. ~ -t :' ne!ll.f!.H!- "tidur" h. t:. / netat:..r< *- T I labemasl/ •makan' t:. "'-t: / raberal-;.;: i-! mimasu 'melihat" Ji. t:./ milaii' tj ~ ~ I karimaslI . meminjam' fl> '1 t:. / karila
III ~ .i:. T I kimasu "datang" ~ t:. / kilaL ~ T ; shimasu .melakukan' L t:. / shila
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Mata Kuliah BUllpo (Tata Bahasa II dan Bunpo Dai-ni)
Mata kuliah hl/llpo di Program Studi Sastra Jepang bemarna "'Tata Bahasa
Jr'. dan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang bernama "Bunpo
Dai-ni". Meskipun memiliki istilah yang berbeda tetapi secara mendasar tidak
terdapat perbedaan. Mata kuliah ini mengajarkan tentang pola kalimat bahasa
Jepang dan diberikan kepada mahasiswa secara bertahap. Pada mahasiswa
program studi Sastra Jepang berupa Tata Bahasa I sampai Tata Bahasa IV; dan
pada mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang berupa
Bunpo Dai-ichi sampai Bunpo Dai-go. Pada penelitian ini hanya akan membahas
megenai mata kuliah Tata Bahasa II dan Bunpo Dai-ni. Untuk selanjutnya akan
menggunakan istilah Bllnpo yang mengacu pada kedua mata kuliah tersebut.
481 Kemampuan Bunpo Tingkat Dosor pado Mahosiswa Program Studi Sostra Jepang ...
3.1.1 Mala Kuliah Tala Bahasa II
Mala kuliah Tata Bahasa II dengan jumlah 4 sks yang diberikan di
semester 2. merupakan kelanjutan dari mala kuliah Tata Bahasa I. Dalam mata
kuliah ini, disamping penyampaian materi berupa kosakata dan pola kalimal
bahasa Jepang tingkat dasar. mahasiswa diarahkan untuk secara aktif berlatih
menyusun kalimat menggunakan kosakata dan pola kalimat yang telah dipelajari.
Bahan ajar yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah Minna no
Nihongo Vol. 1 dan 2. Adapun materi yang dipelajari dimulai dari bab 16 sampai
bab 25 dari Minna no Nihongo Vol. I, dan bab 26 sampai bab 33 dari Minna no
Nihongo Vol. 2. Materi tersebut disampaikan kepada mahasiswa pada perkuliahan
yang dilaksanakan seminggu dua kali pada hari Selasa dan Kamis, dengan durasi
selama 90 menit per penemuan. Adapun alur materi yang diberikan dalam tiap
penemuan dapat dil ihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Alur Maleri dalam Tata Bahasa II
\1in o gu ke- Pembahasan Pertemuan II Bab 16 1.2 I2 Bab 17 3.-1 I3 Bab 18+ 19 5.64 Bab20+21 7.85 Bab 22 9.106 Bab 23 + 24 11.127 Bab 25 13.148 UTS 15.169 Bab 26 17.1810 Bab 27 ~ 28 19.20II Bab29 21.2212 Bab 30 23.2413 Bab 31 25.2614 Bab 32 27.2815 Bab 33 29.3016 VAS 31.32
TabeJ 5 memperlihatkan bahwa dari 16 minggu perkuliahan, 10 minggu
perkuJiahan membahas materi satu bab dalam dua kali penemuan dan hanya 4
minggu perkuliahan yang membahas materi dua bab dalam dua kali penemuan.
3.1.2 Mala Kuliah Bunpo Dai-ni
Mata kuliah Bunpo Dai-ni dengan jumlah 3 sks yang diberikan di semester
2. merupakan kelanjutan dari mata kuliah Bunpo Dai-ichi. Dalam mala kuliah ini,
disamping penyampaian materi berupa kosakata dan poJa kalimat bahasa Jepang
tingkat dasar, mahasiswa diarahkan unluk secara aklif berlatih menyusun kalimat
menggunakan kosakata dan pola kalimat yang telah dipelajari.
Bahan ajar yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah Minna no
Nihongo Vol. 1 dan 2. Adapun materi yang dipelajari dimulai dari bab 16 sampai.
bab 25 dari Minna no Nihongo Vol. I, dan bab 26 sampai bab 33 dari Minna no
Kemompuon Bunpo Tingkot Doser podo Mohosiswo Program Stud; Sostro Jepong I 49
Nihongo Vol. 1. Materi tersebut disampaikan kepada mahasiswa pada perkuliahan
yang dilaksanakan seminggu satu kali pada hari Selasa, dengan durasi selama 150
men it per pertemuan. Adapun alur materi yang diberikan dalam tiap pertemuandapat dilihat pada tabe I 6 berikut.
Tabel6. Alur Mater! dalam Bunpo Dai-ni
I MinU2u ke- Pembahasan Pertemuan
I I Bab16+17 I
I c Bab17+18 Cj .' Bab19+20 3
! 4 Bab20+21 4i 5 Bab 22 + 23 5,i 6 Bab 23 + 24 6
I 7 Bab c5 7
I 8 UTS 8
i 9 Bab c6 9i 10 Bab 27 + 28 10,
II Bab28 +29 J Ii
i 12 Bab 30 12I 13 Bab 31 13,i 14 Bab:';2 14j 15 Bab 33 15
I 16 UAS 16
Tabel 6 memperhhatkan bahwa dan 16 mlOggu perkuhahan, 8 minggu
perkuliahan membahas materi dua bab dalam satu kali pertemuan. sedangkan 6
minggu perkuliahan membahas materi satu bab dalam satu kali pertemuan.
3.2 Materi BUllpo pada Bab 17, 18, dan 19
3.2.1 Materi BUllpo dalam Bab 17
Materi bZ/npo yang dipelajari dalam bab 17 adalah penggunaan bentuk
negasi -noi. Adapun pola kalimat yang diajarkan dalam bab 17 adalah sebagai
berikut:
Tabel7 Pola Kalimat dalam Bab 17~o Pola Kalimat Pem!unaan
IV;tt"tB: ftt,-c:<t:'2lt\
Menyatakan larangan(Verba bentuk -nai + -nai de kudasai)
V ft., 'Jf:i~ it.ltil!;i'tt.'? "tiUv (tt
2 ~ 'c J.,\;t*1±:Jv) Menyatakan keharusan 3tau kewajiban(Verba bentuk -nai + -nakereba
narimasen/-nai to ikemasen)
3vttt\~+f,t< -ctJ.,'J.,'-ri-
Menyatakan ketidakharusan suatu ak.tivitas(Verba bentuk -nai + nakulemo ii desu)
4 ~I;j: (-wa)Mengubah objek kalima! menjadi topik
kalimat
Untuk memahami pola kalimat seperti pada tabel 7 di a!as, terlebih dahulu
mahasiswa mempelajari tentang perubahan verba bentuk -noi. Adapun perubahan.
50 I Kemampuan Bunpo Tingkot Dosar pada Mahasiswa Program Stud; Saslra Jepang ...
verba tersebut disesuaikan dengan jenis kelompok (grup) verba, seperti terlihat
pada tabel 3 pada subbab 2.4 di atas.
3.2.2 Materi Bunpo dalam Bab 18
Materi bllnpo yang dipelajari dalam bab IS adalah penggunaan bentuk
kamus -rll. Adapun pola kalimat yang diajarkan dalam bab 18 adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Pola Kalimat dalam Bab 18
No Pola Kalimat Peneunaan
1 N 11;l:N2;J, c·~tT(Nomina 1 wo Nomina 2?,Q dekimasu)
N11;l:N20)N3t.J;\.'~tT
2 (Nomina 1 wa Nomina 2 no Nomina 3 go Mel1~·a13k.ankemampuan atau kesanggupandekimasu) dalarn melakukan ak.'1ivitas
N 1!"j:!\2~Vkamus:'cn~~~"1T3 (Nomina I wa omina 2 0 Verba kamus
Kola flO dekimasu)
4Adv-r1\1);-::~~T
(Adverbia de Nomina ga dekimasu)Adv\.'N 1O)N2iJ;\.'~;j;i-
5 (Adverbia de Nomina I no Nomina 2 go Mcnyatakan kemungkinan melakukandekimasu) aktivitas
Adv l"."N~Vkamus=C:tJ; ...~~j2.T6 (Adverbia de Nomina 0 Verba kamus kOlo
ga dekimasu)
7l\:J O)L'9>Ji.Ii:N2-:'i-
(Nomina 1 no shumi \l'a Nomina 2 desu)N lO)L'9>Ji.I;l:N2""Vkamus:,!::\.'T Menyatakan hobi
8 (Nomina I no shumi wa Nomina 2 0 Verbakamus kOlO deslI)
9 Vkamus/NO)t;tI':, Menyatakan ak.'1ivitas sebelum ak'1ivitas(Verba kamusfNomina no mae ni, ) sebelumnya
10AdvO);j;;tI.:, Menyatakan ak'1i\~tas beberapa wak.w yang
(Adverbia no mae ni. ) laJu
Untuk memahami pola kalimat seperti pada tabel 8, terlebih dahulu
mahasiswa mempelajari tentang perubahan verba bentuk -ru. Adapun perubahan
verba tersebut disesuaikan dengan jenis kelompok (grup) verba, seperti terlihat
pada tabel 2 pada subbab 2.3 di atas.
3.2,3 Materi BUI/po dalam Bab 19
Materi bunpo yang dipelajari dalam bab 19 adalah penggunaan bentuk
lampau -Ia. Adapun pola kalimat yang diajarkan dalam bab 19 adalah sebagai
berikut:
Kemampuan Bunpo Tingkot Dosar poda Mahosiswa Prc-gam Studi Sostra Jepang... 151
Tabel 9. Pola Kalimat dalam Bab 19
~o Pola Kalimat Pen<Junaan
Ivt~+ =- UJiil?'? 1T Menyatakan pengalaman yang pemah
(Verba bentuk -10 .... kola RQ arimasu) dialaminya
2\'t~'? vt~ 'J L,1T Menyatakan dua atau tiga dari banyak
(Verba -rari, Verba -ran" shimasu) ak'tifitas yang dilakukan! ,\djl->-7 <It '? 1 T
3(.-\iektiva i -7 -ku narimasll)
I ~Adj4-7i:lt'? 1T
Menyatakan perubahan sualU keadaan(Ajektiv3 nQ -7 -nl narimasu)
5 K::lt'J",T"
G\omina Hi narimasu)
unruk memahami pola kalimat seperti pada tabel 9, terlebih dahulu
mahasiswa mempelajari tentang perubahan verba bentuk -Ta. Adapun perubahan
\'erba terse but disesuaikan dengan jenis kelompok (grup) verba, seperti terlihatpada label .+ pada subbab 2.5 di atas.
3.3 Hasil Tes BUllpo Mahasiswa Prodi Sastr-a Jepang dan Prodi PendidikanBahasa dan Sastra Jepang
Hasi! tes bunpo merupakan hasil nilai yang diperoleh mahasiswa setelah
mengikuti perkuliahan Tata Bahasa II, bagi mahasiswa program studi Sastra
Jepang dan Bunpo Dai-ni bagi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan
5astra Jepang pada semester genap tahun akademik 2012/2013. Tes bUllpo yangdiberikan kepada mahasiswa di kedua program studi tersebut dilakukan dalam 4
kali les. yailU tes I yang mengandung konjugasi verba benruk negasi (bab 17), tes
" bentuk kamus (bab 18), dan tes 3 bentuk lampau (bab 19). serta les 4 merupakangabungan dari ketiga soaltes tersebut.
3.3.1 HasH Tes BUllpo Mahasiswa Program Studi Sastr.l JepangHasil tes blillPO mahasiswa program studi 5astra Jepang angkatan 2012
yang dilakukan pada semester genap tahun akademik 2012/2013 dapat dilihat
pada tabe I I0 berikut.
TabellO. HasH Tes BIIllPO Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang
Nilai'(0 ,(L\1 Tes 1 Tes2 Tes 3
Tes 4(Ne~asi) (Kamus (Lampau)
I I 125110200111001 93 100 83 90! 2 125110200111002 93 100 92 94
3 125110200111010 100 87 87,5 93I ~ 125110200111014 100 100 91 I 97
5 125110200111021 100 87 87,5 I 906 125110200111026 93 100 92 967 125110'00 III 039 40 86 45 I 548 12511020011104' 80 87 83 839 1'5110200111048 93 100 83 89
521 Kemompuon Bunpo Tingkot Doser podo Mohosiswo Program Stud! Sostro Jepong ,,,
10 125110200111050 100 100 92 95II 125110200111053 93 100 87,5 8612 125110200111054 87 100 92 9613 125110200111061 33 100 67 7214 125110200111062 66 93 83 8015 125110200111073 6,6 0 0 1616 125110200111074 93 80 83 8317 125110200111089 100 87 87,5 8918 125110201111002 67 87 67 7719 125110201111005 100 100 91 9820 125110201111006 87 87 62,5 8321 125110201111008 86 0 0 ~9
2' 125110201111013 87 100 87,5 92J' 125110201111018 ~O 87 87,5 I 6~-,24 125110201111020 40 86 83 ~
25 125110201111028 93 87 87,5 8626 125110205111001 ~7 80 87,5 il27 125110207111014 60 100 54 6~
28 125110200111032 60 80 62.5 5829 125110200111043 73 93 87,5 8330 125110200111051 93 100 83 87
Nilai Rata-rata Tes 76,79 86,47 75,88 79..3Nilai Huruf B+ A B+ B+
Dari tabel 10 di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rala les yang
diperoleh mahasiswa program studi Sastra Jepang, adalah tes I (bentuk negasi)sebesar 76.79 atau memperoleh nilai hurufB+, nilai rata-rata tes 2 (bentuk kamus)
sebesar 86.47 atau memperoleh nilai huruf A. dan nilai rata-rata tes 3 (bentuk
lampau) sebesar 75,88 atau memperoleh nilai huruf B+. serta nilai rata·rata tes 4
(gabungan dari tes 1 sampai 4) sebesar 79,3 atau memperoleh nilai huruf B-.
3.3.2 HasH Tes Bunpo Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Jepang
Hasil tes bunpo mahasiswa program slUdi Pendidikan Bahasa dan SastraJepang angkatan 2012 yang dilakukan pada semester genap tahun akademik
2012/2013 dapat dilihat pada tabelll berikut.
Tabeili. Hasil Tes Bunpo MahasiswaProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jepang
NilaiNo N[M Tes J Tes 2 Tes3
Tes 4fNeoasil fKamus fLamoaul
1 125110600111002 100 100 87,5 932 125110600111003 40 80 87,5 803 125110600111006 100 100 100 954 125110600111007 60 100 100 915 125110600111009 80 100 1::!,5 566 125110600111011 60 100 75 i~
7 125110600111013 100 80 87.5 87
8 125110600111014 60 80 100 90
Kemampuan Bunpo Tingkat Dosor poda Mahosiswa Program Studi Sostra Jepang ... 153
9 175110600111017 40 80 75 7710 125110600111018 20 100 25 5911 125110600111023 100 100 87,5 9412 125110600111024 40 80 75 6013 125110600111026 93 80 100 9214 125110600111032 20 60 50 4515 125110600111037 60 100 25 7316 125110600111042 60 0 0 5417 125110600111044 53 0 0 4418 125110601111004 0 0 0 2619 125110601111006 80 80 50 7020 125110601111012 100 100 87,5 95~I 125110601111013 0 40 12,5 22
" 125110601111018 80 80 50 73--'3 125110601111023 100 100 75 9224 125110607111005 100 100 87,5 91~5 125110607111008 0 0 0 3826 125110607111015 100 60 100 92--
2i 125110607111016 93 60 50 7028 125110607111020 40 80 62,6 7029 125110607111022 60 100 100 89::0 125110607111024 33 80 37,5 39
Nilai Rata-rata Tes 62,4 74 60 71,03Nilai Huruf C+ B C I B
Dari tabel I J di atas, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata tes yang diperoleh
mahasiswa program studi Pendidikan dan Sastra Jepang, adalah tes 1 (bentuk
negasi) sebesar 62,4 atau memperoleh nilai huruf C+. nilai rata-rata tes 2 (bentuk
kamu,s) sebesar 74 atau memperoleh nilai huruf B. dan nilai rata-rata tes 3 (bentuk
lampau) sebesar 60 atau memperoleh nilai huruf C, serta nilai rata-rata tes 4
(gabungan dari tes J sampai 4) sebesar 71,03 atau memperoleh nilai hurufB.
3.4 HasH Wawancara Mahasiswa Prodi Sastra Jepang dan Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Jepang
Wawancara ditujukan untuk mengetahui aJasan atau kesulitan yang
dihadapi oleh mahasiswa program studi Sastra Jepang dan mahasiswa program
studi Pendidikan dan Sastra Jepang angkatan 2012 terhadap tes bunpo yang telah
dikerjakan dan dilaksanakan pada semester genap tahun akademik 2012/2013.
Mahasiswa yang diwawancara diambiJ sebanyak 6 orang. dengan kategori 2 orang
yang memperoleh nilai 81-100, 2 orang yang memperoleh 60-70. dan 2 orang
yang memperoleh nilai 0-50.
3.4.1 HasH Wawancara Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang
Hasil wawancara mahasiswa program studi Sastra Jepang terhadappertanyaan "Bagaimana menurut Anda mengenai pertemuan Tata Bahasa yang
diselenggarakan seminggu dua kali dengan materi yang diajarkan sebanyak satu
bab? Apakah ada kendala yang dialami'" dapat dilihat pada gambar I berikut.
541 Kemampuan Bunpo Tingkat Doser pada Mahosiswa Program Studi Sostra Jepang ...
-
Keefektifan BelajarTata Bahasa 1 Minggu2 kali dengan Materi 1-2 Bab
_ Sangal Efektif _ Cukup Efeklif _ Kurang Efeklif
0%
Gambar I. Keefektifan Belajar Tata Bahasa 1 Minggu 2 kali
dengan Materi 1-2 Bab
Dari gambar I dapat terlihat bahwa 33% mahasiswa yang menyatakan
pertemuan Tala Bahasa yang dilaksanakan satu minggu dua kali dengan materi
satu bab sangat efektif, tidak mengalami kendala yang berarti dalam mengikutiproses belajar mengajar Tata Bahasa yang diberikan di kelas, karena mahasiswa
dapat memahami materi Tata Bahasa yang dijelaskan oleh dosen, dan dapat
mengulangi materi yang telah dipelajari tersebut melalui latihan soal yang dibahas
di pertemuan berikutnya. Sedangkan, 67% mahasiswa yang menyatakan cukup
efelni( mengalami sedikit kendala dalam mengikuti proses belajar mengajar Tata
Bahasa yang diberikan di kelas, karena maleri Tata Bahasa di tiap bab semakin
sulit. Sebaliknya, tidak ada mahasiswa yang menyatakan pertemuan Tata Bahasayang dilaksanakan satu minggu dua kali dengan materi satu bab kurang efekti(
Hal ini dapat terlihat pada hasil tes mahasiswa (label 4.8). dimana nilai rata-rata
tes 4 (gabungan tes I sampai 3) adalah 79,3 atau memperoleh nilai hurufB+.
3.4.2 HasH Wawancara Mahasiswa Program Studi Peudidikan Bahasa dan
Sastra JepangHasil wawancara mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jepang terhadap pertanyaan "Bagaimana menurut Anda mengenai pertemuan TataBahasa yang diselenggarakan seminggu satu kali dengan materi yang diajarkan
sebanyak satu sampai dua bab? Apakah ada kendala yang dialamiT dapat dilihat
pada gambar berikut.
Kemompuon Bunpo Tingkot DOlor pada Mahosiswa Program Studi Sostra Jepang ... 155
Keefeklifan Belajar Tala Bahasa 1 Minggu1 kali dengan Materi 1-2 Bab
_ Sangal Efeklif _ Cukup Efeklif "Kurang Efektif
0%
Gambar 2. Keefektifan Belajar Tata Bahasa 1 Minggu 1 kalidengan :\1aten 1-2 Bab
Dari gambar 2 dapat terlihat bahwa 33% mahasis\\'a yang menyatakan pertemuanTala Bahasa yang dilaksanakan satu minggu satu kali dengan materi satu sampai
dua bab cukup efektif. mengalami sedikit kendala dalam mengikuti proses belajar
mengajar Tata Bahasa yang diberikan di kelas, karena materi Tata Bahasa di tiapbab semakin suli!. Sedangkan, 67% mahasiswa yang menyatakan kurang efektif,
mengalami banyak kendala karena tidak hanya maleri Tata Bahasa yang sel]1akin
su lit, tetapi kurangnya pembahasan latihan soal sebagai review alas materi Tata
Bahasa yang telah dipelajari. Oleh karena itu. tidak ada mahasiswa yang
menyatakan pertemuan Tata Bahasa yang dilaksanakan satu minggu satu kalidengan materi satu sampai dua bab sangal efektif. Hal ini dapat terlihal pada hasil
tes mahasiswa (label 4.9), dimana nilai rata-rata les 4 (gabungan les I sampai 3)
adalah 71,03 alau memperoleh nilai hurufB.
4. Penutup
4.1 SimpulaoPenelitian ini mengkaji mengenai kemampuan mahasiswa Program Studi
Sastra Jepang dan mahasiswa Program Sludi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jepang terhadap pemahaman maleri dengan adanya perbedaan beban sks.
Perbedaan beban sks tersebut memberikan perbedaan kemampuan mahasiswadalam memahami maleri. Hal ini dapat dilihal dari hasilles yang telah dilakukan.
Nilai rala-rala tes yang diperoleh mahasiswa program slUdi Sastra Jepang
yang telah diakumulasi dalam nilai huruf, yaitu tes I sebesar B+; tes 2 sebesar A;
les 3 sebesar B+; dan tes 4 sebesar B+. Berdasarkan nilai rata-rata tes tersebut
dapat dilihat bahwa pertemuan tata bahasa yang dilaksanakan dua kali dalam
seminggu dianggap efektif. Hal ini diperkuat pula dengan hasil wawancara yangmenyatakan bahwa 33% mahasiswa menyatakan bahwa perkuliahan dianggap
sangat efektif. Sedangkan 67% mahasiswa yang menyatakan cukup efektif.
~
561 Kemampuan Bunpa TIngkat Dosar pada Mahosiswa Program Studi Sostra Jepang ...
Dikarenakan sedikit mengalami kendala dalam memahami materi yang telah
dipelajari.
Nilai rata-rata tes yang diperoleh mahasiswa program studi Pendidikan dan
Sastra Jepang yang telah diakumulasi dengan nilai huruf, yaitu tes I sebesar C+;
tes 2 sebesar B; tes 3 sebesar C; dan tes 4 sebesar B. Berdasarkan nilai rata-rata
tes tersebut dapat dilihat bahwa pertemuan tata bahasa yang dilaksanakan sekali
dalam seminggu dianggap cukup efektif. Hal ini diperkuat pula dengan hasil
wawancara yang menyatakan bahwa 33% mahasiswa menyatakan bahwa
perkuliahan dianggap cukup efektif. Sedangkan 67% mahasiswa menyatakan
kurang efektif. Dikarenakan mengalami banyak kendala karena kurang memahami
materi yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil evaluasi dan wawancara yang telah dilakukan pada mata
kuliah Bunpo. maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan kurikulum
dengan beban 4 sks (2 kali pertemuan) dirasa lebih ideal daripada perkuliahan
dengan beban 3 sks (I kali pertemuan).
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelilian yang telah dilakukan. maka saran dari
penelitian ini sebagai berikut:
I. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan unlUk perbaikan kurikuJum,
khususnya tentang perkuliahan dengan beban 3 sks.
2. Dapal dilakukan penelitian lanjutan yang terkait dengan kemampuan
mahasiswa dalam pemahaman maleri perkuliahan.
Daftar Pustaka
__---::----::-. 2012. Pedoman Pendidikan Fakultas llmu Budaya UniversitasBrawijaya. Malang: Universitas Brawijaya
__---,_,--. 2002. Minna no Nihongo Shokyuu 1. Surabaya: Pustaka LintasBudaya.
__---::=--=--. 2002. Minna no Nihongo Shok)1lU 2. Surabaya: Pustaka LintasBudaya.
__---,=----::. 2008. Minna no Nihongo Shoky/l/l 2: Terjemahan dan KeteranganTata Bahasa. Surabaya: Pustaka Limas Budaya.
_____. 2013. Bahasa Jepang. Diakses tanggal 24 Februari 2013 padahtlp:llid.wikipedia.orgl wikilBahasa_Jepang
Evergreen. (2013). Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Diakses langgal 24 Februari2013 pada http://kursus-jepang-evergreen.comlindex.php/tata-bahasa-jepangIl7-pola-kalimat-bahasa-jepang.
Kemampuan Bunpo TIngkat Dasor pada Mahasiswa Program Studi Sastra Jepang ... 157
Fakultas I1mu Budaya. 2011. Pedoman Pendidikan Fakultas l/mu BudayaUniversitas Brawijaya. Malang: FIB-UB
Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang: Panduan bagi Gurudan Ca/on Guru da/am Menelili Bahasa Jepang dan Pengajarannya.Bandung: Humaniora.
Tae Kim. (2006). Tata Bahasa Penting. Diakses tanggal 24 Februari 2013 pada
http://ayo-cari.com/jepang/tutorialjepang_tae_kim/essentia I. htm!.
Sari. Irma Nurmala. (2012). Pengajaran Tata Bahasa Jepang pada Tahap Pemu/a.Diakses tanggal 24 Februari 2013 pada
http://imccentersurabaya.blogspot.com/2012_0J_01_archive.htm!.
* Dewi Puspilasari. Staf Pengajar Fakultas I1mu Budaya Universitas Brawijaya
* Nadya Inda Syananti, Staf Pengajar Fakultas I1mu Budaya Universitas Brawijaya
581 Kemampuan Bunpo Tingkal Daser pada Mahasiswa Program Sfudi Sastra Jepang ...