Upload
abdul
View
53
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENATALAKSANAAN SERANGAN ASMA
Eva Lydia Munthe
Eva Lydia Munthe
EPIDEMIOLOGI
Asma merupakan penyakit kronik yang banyak diderita oleh anak dan dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Sekitar 300 juta manusia di dunia menderita asma dan diperkirakan akan terus meningkat hingga mencapai 400 juta pada tahun 2025.
Eva Lydia Munthe
Di Indonesia : prevalensi asma belum diketahui secara pasti,diperkirakan 2 – 5 % penduduk Indonesia menderita asma
Separuh dari semua kasus asma berkembang sejak masa kanak2 sedangkan sepertiganya pada masa dewasa sebelum umur 40 tahun.
Eva Lydia Munthe
Meskipun dengan pengobatan efektif, angka morbiditas dan mortalitas asma masih tetap tinggi.
Satu dari 250 orang yang meninggal adalah penderita asma.
Eva Lydia Munthe
DEFINISI ASMADEFINISI ASMA
Inflamasi kronik saluran napas Hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan Keterlibatan sel inflamasi antara lain sel mast,
eosinofil dan makrofag Penyempitan saluran napas difus Derajat penyempitan bervariasi Membaik spontan atau dengan pengobatan
Eva Lydia Munthe
INFLAMASIKRONIK
SALURAN NAPAS
SEL INFLAMASI
SEL MASTEOSINOFILLIMFOSIT TMAKROFAGNEUTROFILSEL EPITEL
FAKTOR LINGKUNGAN
FAKTOR PENCETUS
FAKTORPEJAMU
Eva Lydia Munthe
FAKTOR PEJAMU:Bakat yang diturunkan( GENETIK )AsmaAtopi /alergikHiperreaktivitas bronkusJenis kelaminRas/etnik
FAKTOR LINGKUNGANAlergenInfeksi pernapasanAsap rokok/ polusi udaraHewan peliharaan
Mempengaruhi berkembangnya asma
Eva Lydia Munthe
DUST MITE
KECOAK
TEPUNG SARI
JAMUR KAYU
ASAP ROKOK
Eva Lydia Munthe
POLUSI UDARA
Eva Lydia Munthe
ALERGENPOLUSI UDARAINFEKSI PERNAPASANMAKANANASAP ROKOK
EXERCISEHIPERVENTILASI
EMOSI YANG BERLEBIHAN
IRITAN
Gangguan otot polos
Inflamasi jalannapas
Infiltrasi / aktivasi sel
inflamasi Edema mukosa Proliferasi sel Proliferasi epitel
Bronkokonstriksi Hipereaktivitas bronkus Hipertrofi / hiperplasia Pelepasan mediator inflamasi
Gejala / Eksaserbasi
PATOFISIOLOGI ASMA
Widespread, variable, and often reversible airflow limitation
Eva Lydia Munthe
Normal During an attack
Epithelium Submucosa
Smooth muscle
Lumen
Eva Lydia Munthe
AsthmaNormal
Eva Lydia Munthe
EPISODIKREVERSIBEL
BATUKSESAK NAPAS
RASA BERAT DI DADABERDAHAK
MEMBURUK TERUTAMA MALAM/DINI HARI
DIAWALI OLEH FAKTOR PENCETUSRESPONS TERHADAP BRONKODILATOR
PERTIMBANGKAN RIWAYAT KELUARGA ( ATOPI ), RIW. ALERGI, PENYAKITLAIN YANG MEMBERATKAN
KARAKTERISTIK ASMAKARAKTERISTIK ASMA
Makin cepat pengobatan dimulai
makin mudah mengatasi serangan
Makin lama dan makin berat
serangan makin sukar pengobatannya
dan penyembuhannya juga makin lama
Eva Lydia Munthe
DAPAT NORMAL ( RINGAN ) SIANOSIS, GELISAH,PENGGUNAAN OTOT BANTU NAPAS, HIPERINFLASI ( BERAT ) AUSKULTASI : DAPAT NORMAL
MENGI PADA EKSPIRASI PAKSA SILENT CHEST
Eva Lydia Munthe
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUMLABORATORIUM
Darah rutin eosinofilia Sputum eosinofil, spiral
Curschmann dan kristal Charcot-
leyden Serum IgE spesifik Uji kulit
RADIOLOGIRADIOLOGI
Umumnya normal
Hiperinflasi paru
Eva Lydia Munthe
Umumnya Normal
PEMERIKSAAN FAAL PARUPEMERIKSAAN FAAL PARU
Penunjang diagnosis
Arus puncak ekspirasi
Spirometri
PEMERIKSAAN FAAL PARUPEMERIKSAAN FAAL PARU
Pemeriksaan spirometri
~ VEP1
~ VEP1/KVP
Spirometri Flow Volume Curve
UJI BRONKODILATORUJI BRONKODILATOR
VEP1 post BD - VEP1 pre BD
100%
VEP1 pre BD
VARIABILITAS HARIANVARIABILITAS HARIAN
APE malam – APE pagi
½ (APE malam + APE pagi)
X 100
MENENTUKAN
KLASIFIKASI ASMA
MENENTUKAN
KLASIFIKASI ASMA
KLASIFIKASI ASMA KLASIFIKASI ASMA
Klasifikasi (2003) Ditentukan
oleh: Frekuensi serangan Serangan asma malam Gangguan aktivitas Nilai faal paru (VEP1 atau APE) Variabilitas harian
ASMA INTERMITENASMA INTERMITEN
Gejala < 1 kali seminggu Gejala asma malam < 2 kali sebulan Serangan singkat tidak mengganggu
aktivitas Nilai VEP1 atau APE > 80% nilai prediksi Variabilitas < 20%
ASMA PERSISTEN RINGANASMA PERSISTEN RINGAN
Gejala > 1 kali seminggu serangan tapi < 1 kali
sehari Eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas
dan tidur Gejala asma malam > 2 kali sebulan Nilai APE / VEP1 > 80% nilai prediksi Variabilitas 20 – 30%
Gejala tiap hari Gejala asma malam > 1 kali seminggu Eksaserbasi mengganggu aktivitas dan
tidur Nilai VEP1 atau APE > 60% tetapi <
80% nilai prediksi Variabilitas > 30%
ASMA PERSISTEN SEDANGASMA PERSISTEN SEDANG
ASMA PERSISTEN BERATASMA PERSISTEN BERAT
Gejala berkepanjangan Eksaserbasi sering Gejala asma malam sering Aktivitas fisik terbatas
Nilai APE / VEP1 < 60% nilai prediksi
Variabilitas > 30%
KLASIFIKASI GINA 2006KLASIFIKASI GINA 2006
Asma terkontrol total Asma terkontrol sebagian Asma tidak terkontrol
KRITERIA ASMA TERKONTROLKRITERIA ASMA TERKONTROL
Tidak ada gejala asma atau minimal TIidak ada gejala asma malam Tidak ada keterbatasan aktivitas
Nilai APE / VEP1 normal
Pemakaian obat pelega napas minimal Tidak ada kunjungan ke Unit Gawat
Darurat
ASMA TERKONTROL TOTALASMA TERKONTROL TOTAL
Bila semua kriteria asma
terkontrol dipenuhi
ASMA TERKONTROL SEBAGIANASMA TERKONTROL SEBAGIAN
Bila lebih dari 3 kriteria
asma terkontrol dipenuhi
ASMA TIDAK TERKONTROLASMA TIDAK TERKONTROL
Bila kriteria asma
terkontrol yang dicapai
kurang dari 3 buah
DEFINISI KONTROL TOTAL
TOTAL kontrol bila semua keadaan bertahan selama 7 dari 8 minggu
Tidak ada
Tidak ada
Tiap hari
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Gejala
Pemakaian salbutamol
APE pagi ³80%
Terbangun malam hari
Eksaserbasi
Kunjungan ke IGD
Efek samping obat
Bateman et al. ARJCCM 2004
PENGOBATAN
YANG OPTIMAL
PENGOBATAN
YANG OPTIMAL
MENGHINDARI
FAKTOR
PENCETUS
MENGHINDARI
FAKTOR
PENCETUS
OBAT OBAT ASMA
Obat pelega napas ( Reliever )
Obat pengontrol asma (Controller)
OBAT PELEGA NAPASOBAT PELEGA NAPAS
Dipakai saat serangan
Bersifat bronkodilator
OBAT PELEGA NAPASOBAT PELEGA NAPAS
Agonis 2 kerja singkat inhalasi
Kortikosteroid sistemik
Antikolinergik inhalasi
Teofilin kerja singkat
Agonis 2 kerja singkat oral
OBAT PENGONTROL ASMAOBAT PENGONTROL ASMA
Dipakai rutin setiap hari
Anti inflamasi
Bronkodilator kerja lama
OBAT PENGONTROL ASMAOBAT PENGONTROL ASMA
Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium kromolin Sodium nedokromil
Teofilin lepas lambat Agonis 2 kerja lama inhalasi Agonis 2 kerja lama oral Antileukotrien
PENGOBATAN
EKSASERBASI AKUT
PENGOBATAN
EKSASERBASI AKUT
Eva Lydia Munthe
NAPAS PENDEK
B A T U K
M E N G I
RASA BERAT DADA
↓ VEP1
CEPATDAN PROGRESIF
FAKTOR RISIKO UNTUK EKSASERBASI ASMA
FAKTOR RISIKO UNTUK EKSASERBASI ASMA
Alergen Infeksi saluran napas Exercise dan hiperventilasi Cuaca Sulfur dioksida Makanan, bumbu, obat-obatan
KARAKTERISTIK ASMAKARAKTERISTIK ASMA
Makin cepat pengobatan dimulai
makin mudah mengatasi serangan asma
Makin lama dan makin berat
serangan makin sukar pengobatannya
dan penyembuhannya juga makin lama
TUJUAN PENATALAKSANAAN PADA EKSASERBASI AKUT
TUJUAN PENATALAKSANAAN PADA EKSASERBASI AKUT
Menghilangkan obstruksi secepat mungkin
Menghilangkan hipoksemi
Mengembalikan faal paru ke normal
secepat mungkin
Mencegah kekambuhan
FAKTOR YANG MENINGKATKAN RISIKO KEMATIAN KARENA ASMA
Riwayat gagal napas dan pemasangan intubasi Pemakaian steroid sistemik Kunjungan ke unit gawat darurat / perawatan
karena asma Penatalaksanaan asma yang tidak adekuat Depresi berat dan atau masalah psikososial
Penilaian AwalAnamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan
Terapi Awal• Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam.• Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)• Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya sudah
menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat• Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.
Penilaian Ulang setelah 1 jamAPE, saturasi Q2, tes lain yang diperlukan
PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT
PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT
Sesak napas : berjalan Posisi : tidur terlentang Cara berbicara : Satu kalimat Kesadaran : mungkin gelisah Frek napas : < 20kali/menit Nadi, puls paradoksus : < 100, 10 mmHg Otot bantu napas : tdk ada Mengi : akhir ekspirasi APE : > 80% AGD : > 95%
Eva Lydia Munthe
Pulsus paradoksus:
Beda tekanan darah sistolik waktu insp dan ekspirasi > 10 mmHg [ tekanan sistolik inspirasi lebih rendah drpd tekanan sistolik ekspirasi ]
Pada tamponade jantung dan gagal jantung berat, asma.
Eva Lydia Munthe
Sesak napas : berbicara Posisi : duduk Cara berbicara : beberapa kata Kesadaran : gelisah Frek napas : 20-30x/menit Nadi : 100-120 Pulsus paradoksus :10-20 mmHg Retraksi : + Mengi : akhir ekspirasi APE : 60-80% AGD ( PO2, PCO2, SaO2 ) :
80-60 mm Hg, < 45 mmHg, 91-95%
Eva Lydia Munthe
Sesak napas : Istirahat Posisi : duduk membungkuk Cara bicara : kata demi kata Kesadaran : gelisah Frek.napas : > 30x/menit Nadi : >120 P.Paradoksus : >25 mmHg Retraksi SS : + Mengi : Inspirasi dan ekspirasi APE : < 60% AGD ( PaO2,PaCO2, SaO2 )
< 60 mmHg, > 45 mmHg, < 90%
Eva Lydia Munthe
Kesadaran : mengantuk,menurun
Nadi : bradikardia Otot bantu napas : kelelahan otot
torakoabdominal paradoksal
Mengi : silent chest
Eva Lydia Munthe
TERAPI AWALTERAPI AWAL
Inhalasi agonis β2 kerja singkat terus menerus selama I jam
Oksigen sampai saturasi ≥ 90% Steroid sistemik bila :
- tidak ada respons segera
- pasien sudah dapat steroid oral - keparahan sudah berat Sedasi merupakan kontra indikasi pada semua eksaserbasi
TERAPI ALTERNATIF TERAPI ALTERNATIF
Injeksi adrenalin 0.2 – 0.3 mg subcutan
diberikan tiap 15 menit sebanyak tiga kali
Injeksi terbutalin 0.5 mg subcutan
diberikan tiap 15 menit sebanyak tiga kali
2. PENGOBATAN AWAL Kortikosteroid sistemik :
~ tidak ada respons segera
~ mendapat steroid oral
~ serangan berat
Sedativa merupakan kontra indikasi
Kortikosteroid sistemik : Mempercepat perbaikan Oral biasanya sama efektif dengan intravena Bila ada mual dan muntah intra vena Diberikan pada serangan sedang dan berat Mengurangi angka kekambuhan
KORTIKOSTEROID PADA EKSASERBASI AKUT
KORTIKOSTEROID PADA EKSASERBASI AKUT
Oral, intravena Dianjurkan yang short acting Mengurangi angka perawatan Mencegah kekambuhan Mencegah kematian
KORTIKOSTEROID SISTEMIKKORTIKOSTEROID SISTEMIK
KORTIKOSTEROID INHALASIKORTIKOSTEROID INHALASI
Budesonid 1 mg tiap 20 menit
sebanyak tiga kali Flutikason 0.5 mg setiap 20 menit
sebanyak tiga kali
PENILAIAN ULANG Setelah satu jam
PENILAIAN ULANG Setelah satu jam
APE Saturasi oksigen Uji lain yang diperlukan
Penilaian Ulang stlh 1 jam
Derajat Sedang• APE 60-80% dari yang diperkirakan• Pem. Fisis : gejala sedang, penggunaan
otot bantu pernapasan
• Oksigen• Inhalasi 2-agonis dan anti-kolinergik setiap
60 menit• Glukokortikosteroid oral• Teruskan terapi 1-3 jam jika ada perbaikan
Derajat Berat• APE < 60% dari yang diperkirakan• PF: gejala berat saat istirahat, retraksi dada• Riwayat faktor risiko mendekati asma yangg
fatal• Tidak ada perbaikan setelah terapi awal
• Inhalasi 2 -agonis dan anti-kolinergik• Oksigen• Glukokortikosteroid sistemik• Magnesium IV
Respons baikRespons tidak baik
selama 1-2 jamRespons burukselama 1-2 jam
lanjutan ….
Penilaian Ulang stlh 1-2 jam
DERAJAT SEDANGDERAJAT SEDANG
APE 60-80% dari yang diperkirakan Pemeriksan fisis : gejala sedang, penggunaan
otot bantu napas
Oksigen Inhalasi agonis β2 terus menerus setiap 60
menit Kortikosteroid oral Teruskan terapi 1-3 jam bila ada perbaikan
DERAJAT BERATDERAJAT BERAT APE < 60% dari yang diperkirakan Pemeriksan fisis : gejala berat saat istirahat, retraksi dada Riwayat faktor risiko mendekati asma yang fatal Tidak ada perbaikan setelah terapi awal Inhalasi agonis β2 dan antikolinergik Oksigen Kortikosteroid sistemik Magnesium IV
Respons baikRespons tidak baik
selama 1-2 jamRespons burukselama 1-2 jam
lanjutan ….
Penilaian Ulang stlh 1-2 jam
Respons Baik• Bertahan 60 menit setelah
terapi terakhir• PF : normal• APE > 70%• Tidak stres• Saturasi O2 > 90%
(95% pada anak-anak)
Respons tidak lengkap selama 1-2 jam
• Pasien risiko tinggi• PF: gejala ringan-sedang• APE < 70%• Saturasi O2 tidak membaik
Respons burukselama 1 jam
• Pasien risiko tinggi• PF: gejala berat, kesadaran
menurun, kebingungan• APE < 30%• PCO2 > 45mm Hg• PO2 < 60mm Hg
Perbaikan Tidak membaikKriteria bisa dipulangkan • jika APE > 60% dari yang
diperkirakan• Kondisi tetap pada saat
terapi oral / inhalasi
Rawat di ICUJika tidak ada perbaikan
setelah 6-12 jam
Pulangkan ke Rumah• Lanjutkan 2-agonis inhalasi
• Pertimbangkan steroid oral• Pertimbangkan inhaler
kombinasi• Edukasi pasien: Cara pakai obat yang benar Buat rencana aksi Follow-up teratur
Rawat di Rumah Sakit(acute care setting)
• Inh 2-agonis ± anti-kolinergik• Steroid sistemik• Oksigen• Magnesium IV• Monitor APE, saturasi O2 , nadi
Rawat di ICU• Inh b2-agonis + anti-kolinergik• Steroid IV• Pertimbangkan 2 -agonis IV• Oksigen• Pertimbangkan teofilin IV• Intubasi dan ventilasi mekanis
jika perlu
RESPONS BAIKRESPONS BAIK
Bertahan 60 menit setelah terapi terakhir Pemeriksaan fisis normal Ape > 60% Tidak stres Saturasi O2 > 90%
Pulangkan ke rumah
PULANGKAN KE RUMAHPULANGKAN KE RUMAH
Lanjutkan agonis β2 inhalasi Pertimbangkan steroid oral Pertimbangkan inhalasi kombinasi Edukasi pasien : - cara pakai obat
- rencana terapi
- follow up teratur
RESPONS TIDAK LENGKAPSelama 1-2 jam
RESPONS TIDAK LENGKAPSelama 1-2 jam
Pasien risiko tinggi Pemeriksaan fisis : gejala ringan, sedang APE < 70% Tidak stres Saturasi O2 tidak membaik
Rawat di rumah sakit
RESPONS BURUKSelama 1-2 jam
RESPONS BURUKSelama 1-2 jam
Pasien risiko tinggi Pemeriksaan fisis : gejala berat, kesadaran turun,
kebingungan APE < 70% PCO2 > 45 mmHg PO2 < 60 mmHg
Rawat di ICU
Perbaikan Tidak membaikKriteria bisa dipulangkan • jika APE > 60% dari yang
diperkirakan• Kondisi tetap pada saat
terapi oral / inhalasi
Rawat di ICUJika tidak ada perbaikan
setelah 6-12 jam
Pulangkan ke Rumah• Lanjutkan 2-agonis inhalasi
• Pertimbangkan steroid oral• Pertimbangkan inhaler
kombinasi• Edukasi pasien: Cara pakai obat yang benar Buat rencana aksi Follow-up teratur
Rawat di Rumah Sakit(acute care setting)
• Inh 2-agonis ± anti-kolinergik• Steroid sistemik• Oksigen• Magnesium IV• Monitor APE, saturasi O2 , nadi
Rawat di ICU• Inh b2-agonis + anti-kolinergik• Steroid IV• Pertimbangkan 2 -agonis IV• Oksigen• Pertimbangkan teofilin IV• Intubasi dan ventilasi mekanis
jika perlu
KRITERIA BISA DIPULANGKANKRITERIA BISA DIPULANGKAN
Bila APE > 60% dari yang diperkirakan Kondisi menetap pada saat terapi oral /
inhalasi
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
Diberikan secara oral atau
intravena Dianjurkan yang short atau
intermediate acting Mengurangi angka perawatan Mencegah kekambuhan Mencegah kematian
PEMBERIAN STEROID PADA ASMA EKSASERBASI AKUT
PEMBERIAN STEROID PADA ASMA EKSASERBASI AKUT
Asma akut sedang dan berat diberikan
kortikosteroid sistemik Kortikosteroid sistemik :
~ Mempercepat penyembuhan
~ Mencegah kekambuhan
~ Memperpendek hari rawat
~ Mencegah kematian
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
KORTIKOSTEROID SISTEMIK
ORAL
Metilprednisolon atau prednison
mulai 60 mg, 40 - 60 mg dalam
dosis terbagi
KORTIKOSTEROID SISTEMIKKORTIKOSTEROID SISTEMIK
INTRAVENA Metilprednisolon : 40 - 125 mg IV
setiap 6-8 jam Hidrokortison : 2,0 mg/Kg BB IV
tiap 4 jam : 0,5 mg/Kg BB drip
KONTROL PENGOBATAN
BERKALA
KONTROL PENGOBATAN
BERKALA
EVALUASI PENGOBATANEVALUASI PENGOBATAN
Nilai tiap 3 bulan
Tambahkan / kurangi obat
Identifikasi perburukan penyakit
PEMERIKSAAN FAAL PARU PEMERIKSAAN FAAL PARU
Evaluasi pengobatan
Menentukan prognosis
MENINGKATKAN KEBUGARAN
FISIS DENGAN
LATIHAN/OLAHRAGA
MENINGKATKAN KEBUGARAN
FISIS DENGAN
LATIHAN/OLAHRAGA
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI
Olahraga yang teratur
Meningkatkan kemampuan otot napas
Meningkatkan kebugaran jasmani Menambah rasa percaya diri Meningkatkan toleransi terhadap
latihan
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI
MENINGKATKAN KEBUGARAN JASMANI
Olahraga yang dianjurkan adalah olah raga yang tidak mempunyai intensitas yang tinggi, antara lain adalah :
Renang Bersepeda Senam Asma
RENANGRENANG
Tidak ada EIA
Menguatkan otot napas
PENELITIAN MANFAAT SENAM ASMA INDONESIA
PENELITIAN MANFAAT SENAM ASMA INDONESIA
20 pasien melakukan senam 2 kali
perminggu selama 8 minggu
20 pasien tidak mengikuti senam
Yunus F, Anwar J, Fachrurodji F. J Respir Indo 2002
SENAM ASMA INDONESIASENAM ASMA INDONESIA
Mengurangi frekuensi serangan
Mengurangi pemakaian obat
Meringankan gejala
Meningkatkan VO2 maks
PENUTUPPENUTUP Asma penyakit inflamasi kronik saluran napas Manifestasi klinik bervariasi Klasifikasi berat penyakit menentukan pengobatan Antiinflamasi perlu pada asma persisten
PENUTUPPENUTUP Tujuan pengobatan asma mencapai
asma terkontrol dan meningkatkan
kualitas hidup Langkah pertama pengobatan asma
adalah menghindari faktor pencetus Terapi steroid inhalasi obat pilihan
untuk mengontrol asma
TERIMA KASIH