4
ASKEP VERTIGO 09:50 kumpulan artikel kesehatan No comments  VERTIGO A. Landasan Teoritis. 1.Pengertian. Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya atau sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau bergerak naik turun dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah, bekringat, dan kolaps. Tetapi tidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga lainnya. 2.Tanda dan Gejala. Jenis vertigo ini merupakan sindrom vestibular yang paling sering dijumpai dalam praktek klinis. Pasien dengan kelainan ini tidak mengalami vertigo bila duduk atau berdiri diam tapi serangann timbul bila terjadi perubahan posisi ( misalnya sedang tidur terlentang ke depan dan ke belakang kemudian miring ke posisi yang terganggu ). Atau gerakan kepala atau badan, umumnya gerakan kedepan dan ke belakang yang memicu vertigo, vertigo biasanya hanya berlangsung beberapa detik. Perubahan posisi kepala menghebat vertigo dan helitonitis vestibulans dan beberapa vertigo lain yaitu perifer atau sentra, tetapi pada gejala ini hanya timbul setelah gerakan kepala tertentu. 3.Patofisiologi. Penyebab penyakit ini belum diketahui, kemungkinan karena pemasukan cairan dan garam yang berlebihan, bekerja terlalu berat dan pengaruh emosi. Pada penyakit ini ditemukan pelebaran labirin membran mukosa disertai rusaknya sel saraf sensori pada ampula dan koklea. Biasanya yang terkena saraf telinga lainnya. Penyakit ini lazim terdapat pada penderita setengah tua, tiba-tiba mendapat serangan vertigo berat diikuti mual dan muntah. Serangan timbul beberapa jam, tetapi penderita memerlukan istirahat di tempat tidur selama dua   tiga hari. Diperlukan beberapa waktu untuk dapat bekerja kembali sebab penderita masih belum bisa berjalan sempurna serta kurang percaya akan diri sendiri. Penderita dapat sembuh setelah beberapa hari, tetapi dapat juga sampai beberapa bulan. Selama serangan penderita menjadi tuli namun pulih kembali bila penyakit telah sembuh. Keluhan tinitus pada teling yang terkena sering memburuk sebelum atau selam serangan. Sayangnya banyak penderita yang makin lama makin tuli selama penyakit berjalan. 4.Komplikasi. Komplikasi penyakit vertigo ini biasanya adalah penyakit meniere, trauma telinga dan labirimitis, epidemic atau akibat otitis media kronika. Vertigo juga dapat disebabkan karena penyakit pada saraf akustikus serebelum atau sistem kardiovaskuler. 5.Penatalaksanaan. Pada fase akut penderita harus dibaringkan dan diberi Avoming 25 mg tiap 6 jam. Kalau muntah dan vertigo hebat penderita perlu dirawat di Rumah Sakit. Promethazine 25 mg dan

Askep Vertigo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Vertigo

5/17/2018 Askep Vertigo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-vertigo-55b07e5c4f3a4 1/4

 

ASKEP VERTIGO 

09:50 kumpulan artikel kesehatan No comments 

VERTIGO

A. Landasan Teoritis.1.Pengertian.

Vertigo adalah perasaan yang abnormal, mengenai adanya gerakan penderita sekitarnya atau

sekitarnya terhadap penderita; tiba-tiba semuanya serasa berputar atau bergerak naik turun

dihadapannya. Keadaan ini sering disusul dengan muntah-muntah, bekringat, dan kolaps. Tetapitidak pernah kehilangan kesadaran. Sering kali disertai gejala-gejala penyakit telinga lainnya.

2.Tanda dan Gejala.

Jenis vertigo ini merupakan sindrom vestibular yang paling sering dijumpai dalam praktek klinis.

Pasien dengan kelainan ini tidak mengalami vertigo bila duduk atau berdiri diam tapi seranganntimbul bila terjadi perubahan posisi ( misalnya sedang tidur terlentang ke depan dan ke belakang

kemudian miring ke posisi yang terganggu ). Atau gerakan kepala atau badan, umumnya gerakankedepan dan ke belakang yang memicu vertigo, vertigo biasanya hanya berlangsung beberapa

detik. Perubahan posisi kepala menghebat vertigo dan helitonitis vestibulans dan beberapa

vertigo lain yaitu perifer atau sentra, tetapi pada gejala ini hanya timbul setelah gerakan kepalatertentu.

3.Patofisiologi.

Penyebab penyakit ini belum diketahui, kemungkinan karena pemasukan cairan dan garam yangberlebihan, bekerja terlalu berat dan pengaruh emosi.

Pada penyakit ini ditemukan pelebaran labirin membran mukosa disertai rusaknya sel saraf sensori pada ampula dan koklea. Biasanya yang terkena saraf telinga lainnya.

Penyakit ini lazim terdapat pada penderita setengah tua, tiba-tiba mendapat serangan vertigoberat diikuti mual dan muntah. Serangan timbul beberapa jam, tetapi penderita memerlukan

istirahat di tempat tidur selama dua – tiga hari. Diperlukan beberapa waktu untuk dapat bekerja

kembali sebab penderita masih belum bisa berjalan sempurna serta kurang percaya akan dirisendiri. Penderita dapat sembuh setelah beberapa hari, tetapi dapat juga sampai beberapa bulan.

Selama serangan penderita menjadi tuli namun pulih kembali bila penyakit telah sembuh.

Keluhan tinitus pada teling yang terkena sering memburuk sebelum atau selam serangan.Sayangnya banyak penderita yang makin lama makin tuli selama penyakit berjalan.

4.Komplikasi.Komplikasi penyakit vertigo ini biasanya adalah penyakit meniere, trauma telinga danlabirimitis, epidemic atau akibat otitis media kronika. Vertigo juga dapat disebabkan karena

penyakit pada saraf akustikus serebelum atau sistem kardiovaskuler.

5.Penatalaksanaan.Pada fase akut penderita harus dibaringkan dan diberi Avoming 25 mg tiap 6 jam. Kalau muntah

dan vertigo hebat penderita perlu dirawat di Rumah Sakit. Promethazine 25 mg dan

Page 2: Askep Vertigo

5/17/2018 Askep Vertigo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-vertigo-55b07e5c4f3a4 2/4

 

Chlorpromazine 1,25 mg melalui IM tiap 6jam selama 24 jam akan mengurangi muntah dan

vertigo yang hebat.Pada fase tenang penderita dianjurkan untuk :

a)Mengurangi minum hanya sampai tiga gelas sehari.

b)Pantang garam.

Sebagian besar penderita sembuh dengan cara tersebut diatas. Hanya sebagian kecil saja

vertigonya kambuh yang memerlukan operasi pada teling yang terkena.

Bilamana pendengaran masih baik dianjurkan operasi untuk menghilangkan vertigo sambilmempertahankan pendengarannya seperti :

a)Miringotomi dan pemasangan gromet dapat mengurangi vertigo.

b)Dekomprese sakus endolimfatikus untuk mengurangi tekanan di dalam labirin mukosa dapatmenghilangkan vertigo.

c)Perusakan dengan ultra sonik terhadap labirin untuk mempertahankan koklea telah dicoba pula

tetapi cara ini sudah banyak ditinggalkan oleh ahli THT.

d)Bilamana satu telinga tuli besar dan menyebabkan kambuhnya vertigo perusakan labirin

membranosa perlu dilakukan dengan cara operasi ini penderita dibebaskan sama sekali darivertigo sedangkan hilangnya pendengaran tidak merisaukan penderita.

B.Asuhan Keperawatan.

1.Pengkajian.

☻Aktifitas / Istirahat. Letih, lelah, malaise, keterbatasan akibat keadaan, ketegangan mata, insomnia.

☻Makanan / Cairan. 

Mual / muntah, anoreksia ( selama nyeri ), penurunan berat badan.

☻Neurosensori. Pening, disorientasi ( selama sakit kepala ), tidak mampu berkonsentrasi, riwayat kejang, cedera

kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, infeksi intra kranial, kraniotomi, aura; visual,olfaktorius tinitus, perubahan visual, sensitif terhadap cahaya / suara yang keras, epistaksis,

parestesia, kelemahan progresif / paralisis satu sisi temporer.

☻Nyeri / kenyamanan. 

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon

emosional / prilaku tak terarah, seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah leher menegang,rigiditas nukal.

2.Data Fokus.

☻Inspeksi. 

Letih, lelah, ketegangan mata, mual dan muntah, penurunan berat badan, nyeri, kemerahan, pucat

pada daerah wajah

☻Auskultasi. 

Hipertensi ( peningkatan tekanan darah ).

☻Palpasi. 

☻Perkusi. 

3.Diagnosa Keperawatan.

Page 3: Askep Vertigo

5/17/2018 Askep Vertigo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-vertigo-55b07e5c4f3a4 3/4

 

1)Nyeri akut / kronis B.D stres dan ketegangan, iritasi / tekanan saraf, vasospasme, peningkatan

tekanan intra kranial.2)Resiko tinggi tidak efektifnya koping individual B.D situasi krisis, kerentanan personal, sistem

pendukung tidak adekuat, kelebihan beban kerja / kurang hiburan, ketidak adekuatan relaksasi,

metode koping tidak ade kuat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.

3)Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan B.Dkurang pemajanan / kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasan kognitif.

Intervensi Keperawatan.

☻Diagnosa 1. 1)Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya ( skala 0 – 4 ), karakteristik ( misal; berat,

berdenyut, konstan ), lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk, atau meredakan.

2)Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti; ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah,menangis / meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung / pernafasan, tekanan

darah.

3)Catat adanya pengaruh nyeri, misalnya; hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktifitas,

penurunan berat badan.

☻Diagnosa 2. 1)Diskusikan mengenai metode koping, seperti pemakaian alkohol, kebiasaan merokok, pola

makan, strategi relaksasi mental / fisik.2)Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.

3)Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penanganan dan hasil yang diharapkan.

☻Diagnosa 3. 1)Diskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.

2)Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan faktor predisposisi, seperti stres emosi,

suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan / lingkungan tertentu.

3)Anjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktoryang berhubungan atau faktor presipitasinya.

5.Implementasi dan Rasionalisasi Keperawatan.

☻Diagnosa 1. 1)Meneliti keluhan nyeri, mencatat intensitasnya ( skala 0 – 4 ), karakteristik ( misal;

berat, berdenyut, konstan ), lokasi, lamanya, faktor yang memperburuk, atau meredakan.

Rasional:Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan harus dijelaskan oleh pasien. Mengidentifikasi

karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk 

memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.2)Mengobservasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti; ekspresi wajah, posisi tubuh,

gelisah, menangis / meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung / pernafasan,

tekanan darah.Rasional:Merupakan indikator / derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami. Sakit kepala mungkin

bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi fisiologis bisa muncul / tidak.

3)Mencatat adanya pengaruh nyeri, misalnya; hilangnya perhatian pada hidup, penurunanaktifitas, penurunan berat badan.

Page 4: Askep Vertigo

5/17/2018 Askep Vertigo - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-vertigo-55b07e5c4f3a4 4/4

 

Rasional:

Nyeri dapat mempengaruhi kehidupan sampai pada suatu keadaan yang cukup serius danmungkin berkembang kearah depresi.

☻Diagnosa 2. 

1)Mendiskusikan mengenai metode koping, seperti pemakaian alkohol, kebiasaan merokok, pola

makan, strategi relaksasi mental / fisik.Rasional:

Tingkat laku maladaptif mungkin digunakan untuk mengatasi nyeri yang menetap atau mungkin

berperan dalam berlanjutnya nyeri tersebut.2)Membantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.

Rasional:

Pasien mungkin menganggap dirinya sebagai seseorang yang mengalami sakit kepala dan mulaimelihat dirinya sebagai seorang yang tidak mengalami sakit kepala.

3)Memberikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penanganan dan hasil yang

diharapkan.

Rasional:

Pemahaman terhadap informasi ini dapat membantu pasien dalam menentukan pilihan, belajarmengatasi masalah dan mendapatkan satu sensasi dari pengendalian atas keadaan yang

meningkatkan harga diri.

☻Diagnosa 3. 

1)Mendiskusikan etiologi individual dari sakit kepala bila diketahui.

Rasional:Mempengaruhi pemilihan terhadap penanganan dan berkembang kearah proses penyembuhan.

2)Membantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan faktor predisposisi, seperti stres

emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan / lingkungan tertentu.

Rasional:Menghindari / membatasi faktor-faktor ini seringkali dapat mencegah berulangnya / kambuhnya

serangan.3)Menganjurkan pasien untuk selalu memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-

faktor yang berhubungan atau faktor presipitasinya.Rasional:

Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi / mengendalikan faktor yang mungkin menjadi

pencetus sakit kepala tersebut.

6.Daftar Pustaka.

Doengos, Marily E. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan danPendokumentasian. Edisi 3 EGC; Jakarta.

Mansjoer Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Media Aesculapius FKUI, EGC;

Jakarta.