26
Sistem Neurologi Departemen Keperawatan Dewasa LAPORAN PENDAHULUAN VERTIGO Jackline Bt.Mohd.Idrus, S.Kep NIM : 70500113042 CI Lahan CI Institusi ( ) ( ) Jackline Bt.Mohd.Idrus Program Profesi NERS Angk.VI UIN Alauddin Makassar

Lp vertigo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

know about vertigo

Citation preview

Page 1: Lp vertigo

Sistem Neurologi

Departemen Keperawatan Dewasa

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO

Jackline Bt.Mohd.Idrus, S.Kep

NIM : 70500113042

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2014

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 2: Lp vertigo

RESUME KEPERAWATAN

Pada Ny.H dengan Vertigo

Di Ruang Perawatan Rinra

Rumah Sakit Umum Haji

Makassar

Jackline Bt.Mohd.Idrus, S.Kep

NIM : 70500113042

CI Lahan CI Institusi

( ) ( )

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2014

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 3: Lp vertigo

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan

sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonomik

akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo mungkin bukan hanya

terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan kumpulan gejala atau

sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik

(pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing. Dari

(http://www.kalbefarma.com).

Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam

telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing

dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar'

ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus

vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang

disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan saraf vestibular atau juga

dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari sel inti vestibular atau

aktivitas vestibulocerebellar(Wikipedia, 2013)

Jenis Vertigo

Vertigo terbagi menjadi beberapa jenis namun secara umum berdasarkan

keterlibatan vestibulum, Vertigo terbagi menjadi 2 jenis yakni vertigo

direk/vestibuler dan vertigo indirek/non-vestibuler.

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 4: Lp vertigo

1. Vertigo vestibuler

Memiliki karakteristik: lesi di bagian perifer dari apparatus vestibuler

seperti: organ vestibuler atau saraf vestibulokoklear. Pasien merasa

lingkungan sekitarnya berputar (oscillopsia), rasanya naik turun seperti berada

di atas kapal. Vertigo vestibuler seringkali diikuti dengan gejala otonom

seperti nausea dan muntah serta nistagmus. Lesi vestibuler juga ada yang di

bagian sentral contohnya lesi pada nukleus vestibuler di batang otak. Lesi

sentral vestibuler juga bisa menyebabkan vertigo direk, akan tetapi secara

umum lebih ringan dibandingkan lesi perifer. Gejala otonom juga cenderung

lebih minim atau bahkan tidak ada.

2. Vertigo nonvestibuler

Vertigo nonvestibuler seringkali sulit dideskripsikan secara jelas oleh

pasien. Pasien biasanya mengeluhkan rasa pusing, kekosongan di kepala, dan

gelap pada mata. Kondisi oscillopsia dan gejala otonom tidak pernah

ditemukan. Lesi pada bagian saraf pusat dapat menyebabkan nistagmus

patologis Vertigo nonvestibuler bisa disebabkan lesi pada bagian

nonvestibuler dari sistem regulator keseimbangan atau bisa juga disebabkan

kesalahan proses informasi di sistem saraf pusat(misal karena lesi cerebelar).

Hipotensi ortostatik dan stenosis aorta dapat menjadi penyebab vertigo

nonvestibuler.

a. Migrain : Vertigo yang disebabkan karena migrain dikarenakan

Vasospasme atau cacat metabolik yang diturunkan.

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 5: Lp vertigo

b. Insufisiensi Vertebrobasilar : Biasanya disebabkan oleh aterosklerosis

pada arteri subklavia, tulang belakang, dan basilar. Vertigo juga umum

dihubungkan dengan infark batang otak lateral atau otak kecil.

c. Tumor sudut cerebellar-pontine : Tumor ini tumbuh lambat,

memungkinkan sistem vestibular untuk mengakomodasi perubahan yang

terjadi. Sehingga manifestasi klinis yang dihasilkan biasanya berupa

sensasi samar ketidakseimbangan bukan vertigo akut.

B. Etiologi

Menurut (http://www.kalbefarma.com)

1. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :

a. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.

b. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media

purulenta akut, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma,

rudapaksa dengan perdarahan.

c. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan

vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,

vertigo postural.

d. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.

e. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria serebeli

posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.

2. Penyakit SSP :

a. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,

hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 6: Lp vertigo

insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,

blok jantung.

b. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses.

c. Trauma kepala/ labirin.

d. Tumor.

e. Migren.

f. Epilepsi.

3. Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor medula

adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.

4. Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi, fobia.

5. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.

6. Intoksikasi.

C. Patofisiologi

Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang

disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem

ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus

menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang

berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang

menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh

reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan

kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 7: Lp vertigo

dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik. Dalam kondisi

fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat keseimbangan

tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik kanan dan kiri

akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan wajar, akan

diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata

dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang

menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi

alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/

tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka

proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo

dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak

adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,

unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya.

D. Manifestasi Klinik

Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan

reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun,

lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah, puyeng

(dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah,

mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.

E. Pemeriksaan Penunjang

Vertigo patogologis bisa bermacam-macam jenis. Ada yang sementara

atau persisten, fungsional atau struktural penurunan nilai vestibular atau nilai

visual, atau sistem proprioseptif sistem atau dari pusat integratif mealui suatu

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 8: Lp vertigo

mekanisme juga menyebabkan "ketidakcocokan". Dengan kata lain banyak hal

yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan diagnosis vertigo.Evaluasi

vertigo memiliki dua tujuan mendasar yakni: menentukan lokalisasi sumber

asalnya dan menentukan etiologinya/penyebabnya.

Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari

vertigo. Gerakan mata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi di

telinga bagian dalam atau saraf yang menghubungkannya dengan otak.

Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke

bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan

diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita

secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga. Untuk

menguji keseimbangan, penderita diminta berdiri dan kemudian berjalan

dalam satu garis lurus, awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata

tertutup.Tes pendengaran seringkali bisa menentukan adanya kelainan telinga

yang memengaruhi keseimbangan dan pendengaran.Pemeriksaan lainnya

adalah CT scan atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau

tumor yang menekan saraf. Jika diduga suatu infeksi, bisa diambil contoh

cairan dari telinga atau sinus atau dari tulang belakang. Jika diduga terdapat

penurunan aliran darah ke otak, maka dilakukan pemeriksaan angiogram,

untuk melihat adanya sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ke otak.

F. Penatalaksanaan

Pada fase akut penderita harus dibaringkan dan diberi Avoming 25 mg tiap

6 jam. Kalau muntah dan vertigo hebat penderita perlu dirawat di Rumah

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 9: Lp vertigo

Sakit. Promethazine 25 mg dan Chlorpromazine 1,25 mg melalui IM tiap 6jam

selama 24 jam akan mengurangi muntah dan vertigo yang hebat. Pada fase

tenang penderita dianjurkan untuk :

a. Mengurangi minum hanya sampai tiga gelas sehari.

b. Pantang garam.

Sebagian besar penderita sembuh dengan cara tersebut diatas. Hanya

sebagian kecil saja vertigonya kambuh yang memerlukan operasi pada teling

yang terkena. Bilamana pendengaran masih baik dianjurkan operasi untuk

menghilangkan vertigo sambil mempertahankan pendengarannya seperti:

a. Miringotomi dan pemasangan gromet dapat mengurangi vertigo.

b. Dekomprese sakus endolimfatikus untuk mengurangi tekanan di dalam

labirin mukosa dapat menghilangkan vertigo.

c. Perusakan dengan ultra sonik terhadap labirin untuk mempertahankan

koklea telah dicoba pula tetapi cara ini sudah banyak ditinggalkan oleh

ahli THT.

d. Bilamana satu telinga tuli besar dan menyebabkan kambuhnya vertigo

perusakan labirin membranosa perlu dilakukan dengan cara operasi ini

penderita dibebaskan sama sekali dari vertigo sedangkan hilangnya

pendengaran tidak merisaukan penderita.

G. Komplikasi

Komplikasi penyakit vertigo ini biasanya adalah penyakit meniere, trauma

telinga dan labirimitis, epidemic atau akibat otitis media kronika. Vertigo juga

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 10: Lp vertigo

dapat disebabkan karena penyakit pada saraf akustikus serebelum atau sistem

kardiovaskuler.

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 11: Lp vertigo

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat :

Letih, lemah, malaise

Keterbatasan gerak

Ketegangan mata, kesulitan membaca

Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.

Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja) atau

karena perubahan cuaca.

2. Sirkulasi :

Riwayat hypertensi

Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.

Pucat, wajah tampak kemerahan.

3. Integritas Ego : Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu

Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan ketidakberdayaan depresi

Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala

Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).

4. Makanan dan cairan : Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya

kafein, coklat, bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan

berlemak, jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).

Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)

Penurunan berat badan

5. Neurosensoris : Pening, disorientasi (selama sakit kepala)

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.

Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.

Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis.

Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore

Perubahan pada pola bicara/pola pikir

Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.

Penurunan refleks tendon dalam

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 12: Lp vertigo

Papiledema.

6. Nyeri/ kenyamanan: Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit

kepala, misal migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,

sinusitis.

Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Fokus menyempit

Fokus pada diri sendiri

Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.

Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

7. Keamanan : Riwayat alergi atau reaksi alergi

Demam (sakit kepala)

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis

Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).

8. Interaksi sosial : Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi

sosial yang berhubungan dengan penyakit.

9. Penyuluhan / pembelajaran :

Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga

Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi oral/hormone,

menopause.

B. Diagnose Keperawatan

1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan, iritasi/

tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intracranial

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah.

3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 13: Lp vertigo

informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,

ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

4. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan

relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

5. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal

informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,

ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.

C. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)1. Nyeri akut

berhubungan dengan: Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringanDS:- Laporan secara

verbal DO:- Posisi untuk

menahan nyeri- Tingkah laku

berhati-hati- Gangguan tidur

(mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)

- Terfokus pada diri sendiri

- Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan)

- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang

- Pain Level, - pain control, - comfort levelSetelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 3x24 jam Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:- Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

- Tidak mengalami gangguan tidur

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasiR/ Untuk mengantisipasi jika klien malas makan dan minum

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananR/Untuk melihat apakah klien mengatakan nyeri sesuai dengan reaksi verbal

3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukunganR/Agar keluarga dapat mengetahui dukungan untuk mengatasi nyeri

4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisinganR/Untuk mengurangi nyeri klien

5. Kurangi faktor presipitasi nyeriR/Agar nyeri tidak bertambah

6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensiR/Untuk menentukan

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 14: Lp vertigo

lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)

- Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)

- Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)

- Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)

- Perubahan dalam nafsu makan dan minum

intervensi yang sesuai7. Ajarkan tentang teknik non

farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dinginR/Untuk mengalihkan perhatian klien agar tidak terlalu memikirkan nyerinya

8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ………R/Untuk mengurangi nyeri

9. Tingkatkan istirahatR/Agar nyeri dapat berkurang

10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedurR/Agar klien dapat mengerti fisiologis nyeri

11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kaliR/Merupakan indicator derajat nyeri yang sedang dialami klien

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhBerhubungan dengan : Ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis atau ekonomi. DS:- Nyeri abdomen- Muntah- Kejang perut- Rasa penuh tiba-

tiba setelah makanDO:- Diare- Rontok rambut

yang berlebih- Kurang nafsu

makan- Bising usus

berlebih- Konjungtiva pucat

- Nutritional status: Adequacy of nutrient

- Nutritional Status : food and Fluid Intake

- Weight ControlSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nutrisi kurang teratasi dengan indikator:- Albumin serum- Pre albumin serum- Hematokrit- Hemoglobin- Total iron binding

capacity- Jumlah limfosit

1. Kaji adanya alergi makananR/ Agar dapat memilih makanan yang bergizi dan menghindari respon alergi

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasienR/ Memberikan masukan gizi dan kalori yang dibutuhkan tubuh.

3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasiR/ Mencegah klien dari konstipasi.

4. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.R/ supaya klien tahu makanan yang bergizi untu tubuhnya

5. Monitor adanya penurunan BB dan gula darahR/ Penurunan berat badan

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 15: Lp vertigo

- Denyut nadi lemah mengindikasikan pemasukan nutrisi tidak adekuat.

6. Monitor lingkungan selama makanR/ Lingkungan yang kotor dapat mempengaruhi selera makan seseorang.

7. Monitor turgor kulitR/ Mengindikasikan tubuh sedang kekurangan cairan.

8. Monitor mual dan muntahR/ Mual dan muntah dapat berpengaruh kepada nafsu makan klien.

9. Kelola pemberan anti emetik:R/ Untuk mengatasi rasa mual dan muntah klien.

10. Anjurkan banyak minumR/ Mencegah dehidrasi yang dapat meningkat dengan peningkatan kehilangan cairan yang tampak dan menurunkan resiko konstipasi.

11. Pertahankan terapi IV lineR/ Untuk mengantisipasi jika klien malas makan dan minum

3. Kurang PengetahuanBerhubungan dengan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.DS: Menyatakan secara verbal adanya masalahDO: ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai

- Kowlwdge : disease process

- Kowledge : health Behavior

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. pasien menunjukkan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:- Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

- Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

- Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

8. Diskusikan pilihan terapi

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 16: Lp vertigo

kesehatan lainnya atau penanganan9. Dukung pasien untuk

mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

10. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

4. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam , koping individual tidak efektif teratasi dengan criteria hasil :- Mengidentifikasi

prilaku yang tidak efektif

- Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang di miliki.

- Mengkaji situasi saat ini yang akurat

- Menunjukkan perubahan gaya hidup yang diperlukan atau situasi yang tepat.

1. Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.R/ Mengenal sejauh dan mengidentifikasi penyimpangan fungsi fisiologis tubuh dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

2. Sarankan klien untuk mengekspresikan perasaannya.R/ klien akan merasakan kelegaan setelah mengungkapkan segala perasaannya dan menjadi lebih tenang.

3. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penenangan dan hasil yang diharapkanR/ agar klien mengetahui kondisi dan pengobatan yang diterimanya, dan memberikan klien harapan dan semangat untuk pulih.

4. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian, ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.R/ membuat klien merasa lebih berarti dan dihargai.

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar

Page 17: Lp vertigo

DAFTAR PUSTAKA

Corwin Elizabeth J, 2009. Buku Saku Patofisiologi ed.3. EGC. 2009

Diambil dari : http://odesyafar.wordpress.com/2011/05/15/askep-vertigo/ Online

diakses tanggal 1 Juni 2013

Diambil dari : http://id.wikipedia.org/wiki/vertigo, Online diakses tanggal 1 Juni

2013

Diambil dari:

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/

14415TerapiAkupunkturuntukVertigo.pdf/

144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html Online diakses tanggal 1 Juni 2013.

Doengoes Marylin E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. EGC. Jakarta

Wilkinson Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis

NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC ed.9. EGC. Jakarta

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second

Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second

Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.

Jakarta: Prima Medika

Jackline Bt.Mohd.IdrusProgram Profesi NERS Angk.VI

UIN Alauddin Makassar