Askep Umum Alergi Debu

  • Upload
    hakim

  • View
    116

  • Download
    27

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan alergi debu anak anak

Citation preview

Auhan KeperawatanPasien dengan Alergi Debu

1. Pengkajian.a. Identitas pasienNama: Umur: Jenis kelamin: Agama: Pendidikan: Pekerjaan: Alamat: Penanggung jawab:

b. Riwayat kesehatan. Keluhan Utama:Biasanya klien mengeluh nyeri kepala sinus dan tenggorokan. Riwayat Kesehatan Sekarang:Klien masuk rumah sakit dengan keadaan klien mengeluh hidung tersumbat, pilek yang sering kambuh, demam, pusing, ingus kental di hidung, nyeri di antara dua mata, penciuman berkurang, bersin pada malam hari atau pagi harii terutama pada suhhu udara dingin, saat menyapu lantai/ membersihkan tempat tidur, klien mengeluh mengganggu tidur dan aktivitas yang dilakukannya. Klien tampak lemas karena hidung yang tersumbat. Riwayat kesehatan dahulu.Klien memiliki riwayat penyakit perdarahan pada hidung atau trauma pada hidung. Klien juga memilki riwayat penyakit THT. Riwayat kesehatan keluarga.Ayah klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.

c. Pemeriksaan fisik.1. Keadaan umum.Klien tampak pilek keluar ingus dari hidung klien.2. Head to toe. Telinga.Inspeksi :Bentuk dan ukuran : normal.Tidak terdapat benjolan.Tidak terdapat serumen.Tidak terdapat edema. Hidung.Inspeksi:Tidak terdapat kelainan congenital pada hidung.Tidak terdapat jarinagn parut dalam hidung.Tidak terdapat deviasi septum.Tampak pembengkakan dan hiperemis pada konka hidung.Tidak tampak udem mukosa.Mukosa hidung hiperemis.Terdapat secret.Palpasi:Tidak terdapat nyeri tekan.Tidak ada krepitasi. Tenggorokan.Inspeksi:Mukosa lidah dalam batas normal, tidak terdapat gambaran peta.Mukosa faring : hiperemis (+), granuler (+), oedem (+).Ovula : tidak ada kelainan.Tonsil : tidak membesar, tidak hiperemis.Detritus (-)Palpasi:Pembesaran submandibula (-), nyeri tekan (-)

3. Pengkajian 11 fungsional Gordon.a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan.Klien tidak mengetahui penyebab penyakit nya ini. Klien sangat sensitive dengan keadaan seperti banyak debu. Bangun di pagi hari membuat pilek klien makin menjadi, bersin-bersin yang dikeluhkan klien juga bertambah. Klien selalu menjaga diri nya agar tidak terhirup debu yang begitu banyak. Pada saat klien merasakan hal yang demikian, klien hanya menggunakan obat resep apotik dan warung.b. Pola nutrisi dan metabolic.Biasanya pola nutrisi metabolic pada klien yang mengalami hipersensitivitas akan menjadi terganggu, nafsu makan klien akan menjadi berkurang, dan biasanya klien yang mengalami hipersensitivitas tidak dapat memakan sembarang makanan, sehingga mengakibatkan penurunan berat badan pada klien.c. Pola eliminasi.Pola perkemihan klien lancer dank lien juga tidak mengalami masalah pad BAB nya.d. Pola aktivitas dan latihan.Aktifitas klien berjalan seperti biasanya, namun terganggu bila pasien telah bersin-bersin pada saat dingin.e. Pola istirahat dan tidur.Klien mengatakan bahwa istirahatnya terganggu pada malam hari karena bersin-bersin yang berlebihan pada malam hari dan pilek yang melanda klien, sehingga membuat klien susah tidur.f. Pola kognitif dan persepsi.Klien memiliki penglihatan yang masih baik, pendengaran yang masih baik, dan pengecapan klien masih baik, namun pada penciuman klien kadang-kadang terganggu karena hidung klien yang sering tersumbat dan karena pilek yang klien alami.

g. Pola persepsi dan konsep diri.Klien tidak merasa rendah diri. Klien tetap berusaha dan percaya bahwa penyakitnya bisa sembuh.h. Pola peran dan hubungan.Karena penyakit yang diderita oleh klien sekarang mengganggu pekerjaan nya, maka klien tidak dapat membantu penghasilan untuk keluarganya lagi. Klien mem iliki hubungan yang sangat baik dengan anggota keluarga yang lain.i. Pola seksualitas dan produksi.Kebutuhan seksualitas klien tidak terganggu.j. Pola koping dan toleransi stress.Untuk menangani stress yang dialami klien, klien sealu bercerita dengan keluarga nya dan keluarga klien pun memberikan perhatian lebih kepada klien.k. Pola nilai dan keyakinan.Klien mengaku agama penting dalam hidup, klien tidak merasa kesulitan dalam beribadah. Klien tetap melaksanakan ibdah dengan baik, dank lien selalu berdoa dan meminta kepada Yang Maha Kuasa agar klien dapat segera sembuh dari penyakit yang diderita nya sekarang.

2. Diagnosa Keperawatan1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubugan dengan pnmpukan sekret2) Ganguan pola tidur berhubugan dengan penyumbatan pada hidung3) Kurang pengetahauan berhubugan dengan kurangnya informasi

3. Intervensi KeperawatanNoNANDANOCNIC

1Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubugan dengan pnmpukan sekret

Keadaan pernafasan jalan nafas yang jelas indikator: Nilai status pernafasan dalam batas normal Pengeluaran dahak keluar dari jalan nafas tidak ada demam

PERTUKARAN GASIndikator: Kemudahan bernafas Tekanan O2 dalam batas normal Tekanan CO2 dalam batas normal

KEADAAN PERNAFASAN VENTILASI indikator: Nilai pernafasan pada skala yang ditentukan Tingkat kedalaman inspirasi Kemudahan bernafas Pengeluaran dahak dari jalan nafas Pengeluaran udara Tidak adanya pengumpulan nafas melalui bibir Tidak adanya pernafasan dangkal Tidak adanya dyspnea pada saatIstirahatPEMBERSIHAN JALAN NAFAS YANG TIDAK EFEKTIF Masuknya udara pada jalan nafas dan stabilisasi Penatalaksanaan jalan nafas Pengurangan tingkat kegelisahan

PENGATURAN JALAN NAFAS Membuka jalan nafas dengan cara dagu diangkat atau rahang ditinggikan. Memposisikan pasien agar mendapatkan ventilasi yang maksimal. Mengidentifikasi pasien berdasarkan penghirupan nafas yang potensial pada jalan nafas. Penghirupan nafas melalui mulut atau nasopharing.

PEMBERSIHAN JALAN NAFAS Menentukan kebutuhan penyedotan pada mulut dan/atau trakea. Mendengarkan bunyi nafas sebelum dan sesudah penyedotan. Menginformasikan pada pasirn dan keluarga mengenai penyedotan tersebut. Pemberian obat penenang. Melakukan pencegahan umum: memakai sarung tangan, kacamata debu, dan masker. Menyisipkan bunyi sengau untuk memfasilitasi penyedotan pada nasotrake.

2Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake nutrisi Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuan BB ideal sesuai dengan TB Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelan Tidak terjadi penurunan BB yang berarti

Nutrition Management: Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkuangan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar Ht Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan dan keekringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nutrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral

3Gangguan pola tidur berhubungam dengan penyumbatan pada hidung TINGKAT KENYAMANANIndikator : Melaporkan perkembangan kepuasan Melaporkan perkembangan psikologi Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan fisik sekitar

PENINGKATAN TIDUR Anjurkan klien untuk menghindari mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur. Ajarkan kepada klien dan keluarga klien tentang faktor yang dapat menimbulkan gangguan pola tidur Fasilitasi pemeliharaan rutinitas klien sebelum tidur Bantu klien membatasi waktu tidur siang dengan memberi aktivitas yang meningkatkan keterjagaan, jika diperlukan.

MANAJEMEN ENERGI Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien Monitor pola tidur Monitor lokasi ketidaknyamanan/nyeri Bantu pasien membuat jdwal istirahat Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi Monitor intake nutrisi yang adekuat

4Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasiPENGETAHUAN:proses penyakit.Indikator : menjelaskan proses terjadinya penyakit mendeskripsikan penyebab atau faktor-faktor pendukung mendeskripsikan faktor resiko mendeskripsikan akibat penyakit mendeskripsikan tanda dan gejala mendiskripsikan tindakan untuk meminimalkan perkembangan penyakit mendeskripsikan tindakan pencegahan komplikasi

PENGETAHUAN : KEBIASAAN SEHATIndikator : Mendeskripsikan kebiasaan pemenuhan nutrisi Mendeskripsikan pola tidur bangun yang efektif Mendeskripsikan efek kesehatan dari penggunaan alkohol, zat kimia, kafein Mendeskripsikan keamanan penggunaan resep obbta-obatan.

PENGETAHUAN: Sumber tindakanIndikator : Mendeskripsikan tindakan dalam keadaan darurat. Mendeskripsikan sumber untuk perlindungan dalam keadaan darurat.

MEMPERSIAPKAN PERBAIKAN PENGETAHUANAktivitas: Sediakan lingkungan yang aman Adakan hubungan fokus pada masalah pasien yang spesifik bantu klien untuk menyadarai kerentanan untuk komplikasi beri kesempatan pada klien untuk bertanya

Mengajarkan proses penyakitAktivitas: hargai tingkat pengetahuan pasien jelaskan perjalanan suatu penyakit jelaskan tanda-tanda dan gejala penyakit jelaskan proses penyakit identifikasi penyebab yang mungkin sediakan informasi mengenai kondisi kepada pasien diskusikan pemikiran yang ketinggalan yang direkomendasikan manajemen (terapi/pengobatan) jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi

MENGAJARKAN MENENTUKAN PENGOBATANAktivitas: informasikan pada pasien dari yang umum dan berbagai jenis nama di setiap pengobatan informasikan pada pasien maksud dari tindakan disetiap pengobatan informasikan pada pasien takaran, perjalanan dan waktu pengobatan evaluasi kemampuan pasien untuk melakukan pengobatan sendiri informasikan pada pasien akibat dari pengobatan yang tidak dilakukan. instruksikan pada pasien efek samping dari pengobatan