69
MAKALAH KONSEP DASAR KELUARGA DAN PARADIGMA KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA Disusun Oleh : ANDRI KURNIAWAN ARGANATA SURYA P. DWI DESI SETIANINGTIAS EDI HARTONO EKO PRAYUGO SAPUTRO ELIS IKA PRIMADIANTI

ASKEP KELUARGA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP KELUARGA

MA KA LAH

KON S EP D A SA R KELU AR GA D AN PA R AD I GMA KO NS EP

KEPER A WATA N KELU AR GA

Di su s u n Ole h :

ANDRI KURNIAWAN

ARGANATA SURYA P.

DWI DESI SETIANINGTIAS

EDI HARTONO

EKO PRAYUGO SAPUTRO

ELIS IKA PRIMADIANTI

AK AD EMI KES EHA TA N R U S TID A

PR OGR A M S TUD I DI I I K EPER AWA TA N

KR IK ILA N -GLEN MOR E

2012-2013

Page 2: ASKEP KELUARGA

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini

dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “KON S EP

DA S A R K ELUA R GA DA N PA RA D IG MA K ON S EP KEP ERA WA TAN

KELU AR GA ” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah

ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun

maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan

kritiknya. Terima kasih.

Krikilan, 10 April 2013

Penyusun

Page 3: ASKEP KELUARGA

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keperawatan kesehatan masyarakat pada tingkat keluarga, pembahasaannya akan dibagi

menjadi 3 bagian, bagian 1 akan membahas tentang konsep keluarga, bagian 2 akan membahas

tentang keperawatan kesehatan keluarga, dan bagian 3 membahas tentang proses keperawatan

keluarga. Maksudnya adalah untuk memberikan gambaran dapat membedakan dengan jelas

antara konsep keluarga, keperawatan keluarga dan aplikasinya dalam proses keperawatan dan

keterkaitan diantara ketiganya.

Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada

unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien atau

resipien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan paea anggota keluarga sudah

ditanggulangi secara insidental, tetapi keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan.

sebenarnya, keluarga sebagai unir asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya terhadap

individu dan kelompik.

Oleh karena itu penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan keperawatan adalah

hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya, tetapi

Kesatuannya yang unik dalam menghadapi mengahadapi masalah. Keunikannya terlihat dari cara

berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, niali, cita-cita, hubungan dengan masy luas dan

gaya hidup yang tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Perbedaan tersebut

dipengaruhi oleh lingkungan, jaman, dan geografis. Keluarga didesa sangat berbeda dengan

dikota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya hidupnya.

TUJUAN

Mampu menjelaskan pengertian keluarga

Mampu menjelaskan type keluarga

Mampu menjelaskan struktur keluarga

Page 4: ASKEP KELUARGA

Mampu menjelaskan perkembangan keluarga

Mampu menjelaskan peran keluarga

Mampu menjelaskan fungsi keluarga

Mampu menjelaskan pengertian keperawatan keluarga

Mampu menjelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan

kesehatan

Mampu menjelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system sosiologi

Mampu menjelaskan dan membedakan paradigma keperawatan keluarga dengan

keperawatan diklinik

Mampu menyebutkan fungsi keperawatan keluarga

Mampu menjelaskan peran dan fungsi keperawatan komunitas : pemberi asuhan,

pendidik, konselor, advokasi, kolaborasi, fasilitator dan peneliti

RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian keluarga?

Apa saja type keluarga?

Bagaimana struktur keluarga?

Bagaimana perkembangan dalam keluarga?

Bagaiman peran keluarga?

Apa sajakah fungsi keluarga?

Apakah pengertian keperawatan keluarga?

Jelaskan urgensi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan?

Jelaskan paradigma keperawatan keluarga sebagai system sosiologi?

Apakah perbedaan paradigma keperawatan keluarga dengan keperawatan diklinik?

Apakah fungsi keperawatan keluarga?

Apa sajakah peran dan fungsi keperawatan komunitas : pemberi asuhan, pendidik,

konselor, advokasi, kolaborasi, fasilitator dan penelitian

Page 5: ASKEP KELUARGA

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI KELUARGA

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam

keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. (Effendy, 1998).

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau

adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan

satu sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial

: suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan

perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2. STRUKTUR KELUARGA

Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :

a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.

Page 6: ASKEP KELUARGA

b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.

c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

d) Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami atau istri.

3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA

Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

a. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

b. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota kelurga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing. (Jhonson R, 2010 : 22)

4. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA

1.Suami sebagai pengambil keputusan

2.Merupakan suatu kesatuan yang utuh

3. Berbentuk monogram

4. Bertanggung jawab

5.Pengambil keputusan

6.Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa

7.Ikatan kekeluargaan sangat erat

8. Mempunyai semangat gotong-royong

5. MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA

1. TRADISIONAL :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam

saturumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

Page 7: ASKEP KELUARGA

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat

waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti

nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi

biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai

tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota

keluarga pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam

satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling

menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,

televisi, telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan

anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. NON - TRADISIONAL :

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa

Page 8: ASKEP KELUARGA

nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang

hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang

sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama.

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-

istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan

tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa

telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan

membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain

dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan

bertanggung jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu

sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk

menyatukan kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena

krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan

mental

Page 9: ASKEP KELUARGA

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan

dan kriminal dalam kehidupannya.

6. PERANAN KELUARGA

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,

pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari

kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus

rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah

satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.

3. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

7. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)

a. Fungsi Afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit TBC

Page 10: ASKEP KELUARGA

akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi

Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.

Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan

mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan

kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi

penderita.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan

keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,

diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat

penting.

d. Fungsi Ekonomi

Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan,

pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di

bidang kesehatan.

8. TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN / PERKEMBANGAN KELUARGA

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun

secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 1998) :

1. Pasangan baru (keluarga baru)

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan

membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis)

keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

Page 11: ASKEP KELUARGA

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran

anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan

kegiatan keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak

berusia 5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan

rasa aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga

harus terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir

pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga

maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

Page 12: ASKEP KELUARGA

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk

kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-

7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan

keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan

yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja

sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,

kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak

dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama

orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir

saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

Page 13: ASKEP KELUARGA

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan

pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

9. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Menurut Duval adalah :

Tahap pembentukan keluarga

Tahap menjelang kelahiran anak

Tahap menghadapi bayi

Tahap menghadapi anak pra sekolah

Tahap menghadapi anak sekolah

Tahap menghadapi anak remaja

Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Tahap berdua kembali

Tahap masa tua

10. Tugas-tugas keluarga

Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :

Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.

Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga

Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannnya masing-

masing.

Page 14: ASKEP KELUARGA

Sosialisasi antar anggota keluarga

Pengaturan jumlah anggota keluarga

Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga

Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.

Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya.(Padila : 2012).

11. Paradigma konsep keperawatan keluarga

Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.

Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah laku. (Adam Smith, 1975,

cit Gaffar, 1997).

Komponen paradigm keperawatan keluarga:

Paradigma keperawatan terdiri atas 4 konsep dasar :

  Manusia

  Keperawatan

  Sehat-sakit

  Lingkungan

1. Konsep Manusia

Manusia adalah makhluk bio – psiko – social – spiritual, kesatuan dari aspek jasmani

dan rohani, dan mempunyai karakter yang unik. Manusia dimasyarakat dipandang sebagai

klien yaitu individu, kelompok, masyarakat dalam suatu sistem.

Manusia sebagai individu yaitu sasaran dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia

berupa kebutuhan fisiologis, keamanan, kenyamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi

diri.

Klien sebagai keluarga

rawatan

Lingkungan

manusia

kesehatan

Page 15: ASKEP KELUARGA

Dalam pemberian asuhan keperawatan harus memandang askep keluarga dapat diketahui

factor yang mempengaruhi masalah kesehatan keluarga meningkatkan kemampuan

menyelesaikan masalah (tugas) kesehatan secara mandiri.

Klien yang bersifat masyarakat

Melalui masyarakat, kemampuan individu dapat dipengaruhi dengan adanya fasilitas

pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi, transport, komunikasi.

Klien sebagai sistem

Sistem terbuka : dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

Sitem adaptif : akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan

Sistem personal, interpersonal, social (holistik) : memiliki persepsi, pola kepribadian,

tumbuh kembang, kemampuan interaksi, peran, komunikasi,dan kemampuan dalam

kehidupan bermasyarakat yaitu : (pengambilan keputusan) yang berbeda.

2. Konsep Keperawatan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga

dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

(Lokakarya, 1983).

Bentuk asuhan keperawatan yang diberikan :

Askep pada klien yang tidka mampu memenuhi kebutuhan dasar manusia: diberikan

untuk memulihkan kebutuhan fisiologis.

Askep pada klien yang tidak mau memenuhi kebutuhan dasar manusia : diberikan

melalui Yankep berupa motivasi.

Askep pada klien yang tidak tahu dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia: diberikan

melalui yankep berupa penkes (individu, keluarga, dan masyarakat).

3. Konsep kesehatan

Kesehatan manusia dapat dilihat dalam rentang sehat sakit. Dimana rentang sehat

sakit ini digunakan sebagai alat ukur dalam penilaian status kesehatan yang dinamis dan

dapat menjadi batasan oleh seseorang perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang

jelas.

Rentang sehat sakit (WHO, 1947):

Page 16: ASKEP KELUARGA

Sejahtera sehat sekali sehat normal ½ sakit sakit kronis mati

Sehat adalah keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social, serta tidak

hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. (WHO,

1947).

Karakteristik sehat :

Marefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia

Berpandangan terhadpa sehat dalam konteks lingkungan (baik internal maupn eksternal)

Kreatif dan produktif.

4. Konsep Lingkungan

Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb)

yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap

perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan

kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.

Lingkungan dibagi 2 yaitu :

Lingkungan dalam terdiri dari:

      -  Lingkungan fisik (physical enviroment)

Lingkungan

Pelayanan kesehatan Harapan tentang diri

Keturunan

Status kesehatan

Pengalaman masa lalu

sosiokultural

perkembangan

Page 17: ASKEP KELUARGA

Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan

udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu

akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari

debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih,

tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga

memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi

penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk

beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari

kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa

supaya mendapat ventilasi.

     -  Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)

F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat

menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu

ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,

makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk

membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien

dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan

dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang

dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang

baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak

boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang

kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia

berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat

memberikan rasa nyaman.

      - Lingkungan sosial (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan

data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk

pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan

observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-

data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan

lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu

Page 18: ASKEP KELUARGA

lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau

lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap

lingkungan secara khusus.

Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,

pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi

lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap

penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan

tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

1. Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat

b) Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

c) Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.

d) Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan

preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.

e) Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan

pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.

f) kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di

rumah sakit.

g) Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.

h) Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat

masyarakat.

i) Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.

j) Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.

k) Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk

kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang

sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang

baru kembali dari rumah sakit.

Page 19: ASKEP KELUARGA

l) Home visite sangat penting.

m) Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.

n) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan

kesehatan yang ada.

o) Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu

puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit

pelayanan.

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat

yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,

dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.

Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut

kehidupan masyarakat

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya

3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu

angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota

keluarga lainnya

4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga

tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para

anggotanya

5.Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan

masyarakat.

Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga

1. Tujuan umum :

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka,

sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya

2. Tujuan khusus :

a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi oleh keluarga

Page 20: ASKEP KELUARGA

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan

dasar dalam keluarga

c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam

mengatasi masalah kesehatan para anggotanya

d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota

keluarganya

e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga

mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.

Freeman (1981) :

1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3.Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda

4.Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan

kepribadian anggota keluarga

5.Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga

kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang

ada.

Peran Perawat Keluarga :

1. Pendidik

Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

2. Koordinator

Page 21: ASKEP KELUARGA

Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif

dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau

terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan

3. Pelaksana

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di

rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.Kontak pertama

perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat

mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan

keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit

4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau

kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang

kesehatan keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan

perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat

dipercaya.

6. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau

anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal

7. Fasilitator

Page 22: ASKEP KELUARGA

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat

kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat

komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)

8. Penemu kasus

Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan

atau wabah.

9. Modifikasi lingkungan

Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan

rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

Doheny ( 1982 )mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat profesional,

meliputi : 

1.    Care Giver (pemberi asuhan keperawatan perawat dapat memberikan pelayanan

keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, dengan menggunakan

proses keperawatan meliputi : Pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi),

2.    Client Advocate (pelindung klien), 

3.    Counsellor (pembimbing), 

4.    Educator (pendidik klien), 

5.    Collaborator (bekerja sama dengan tim), 

6.    Coordinator (perawat memanfaatkan semua sumber dan potensi yang ada baik

materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi

yang terlewatkan maupun tumpang tindih),

7.    Change Agent (sebagai pembaharu), 

8.    Consultant (sebagai sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien).

Dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan, perawat memperhatikan

individu sebagai makhluk yang holistic dan unik.

Page 23: ASKEP KELUARGA

Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien meliputi

treatmen keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan dan menjalankan treatment

medical sesuai dengan pendelegasian yang diberikan

Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama

3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga

4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan

peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan

tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif

6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber

daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan

8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan

keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses

keperawatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah

penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

Urgensi dan Kontribusi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan.

1. Urgensi keperawatan keluarga.

- Keluarga sebagai seluruh sistem juga membutuhkan pelayanan kesehatan seperti

halnya individu agar ia dapat memenuhi tugasnya dalam setiap fase perkembangan.

- Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu

pun sebaliknya.

Page 24: ASKEP KELUARGA

- Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat

mempengaruhi derajat kesehatan sistem atasnya.

2. Kontribusi keperawatan keluarga dalam konteks pembangunan kesehatan.

Bersinergi dengan program pemerintah yang ada:

- MDGs.

            - Tujuan depkes.

            - Puskesmas.

            - Tujuan askep keluarga itu sendiri.

1. Asuhan keperawatan keluarga

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan nyata pelayanan

kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan

metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi

etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Sedangkan asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran keluarga, yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Secara umum tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah peningkatan

kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Sedangkan

tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga dalam :

Mengenal masalah kesehatan keluarga

Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga

Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang sakit,

mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan bantuan sesuai

dengan kemampuan keluarga

Page 25: ASKEP KELUARGA

Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga

dapat meningkatkan kesehatan keluarga

Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan keluarga

Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan

kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap

timbulnya masalah kesehatan, baik individu maupun keluarga itu sendiri.

Berikut ini, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perawat :

1. Menetapkan keluarga yang menjadi sasaran kunjungan serta menentukan kasus-kasus

yang perlu ditindaklanjuti di rumah, melalui seleksi kasus di puskesmas sesuai prioritas

2. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota

keluarga pengambil keputusan

3. Menyiapkan perlengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kunjungan,

antara lain :

o Mempelajari riwayat penyakit klien dari rekam kesehatan keluarga (family folder) di

puskesmas dan pencatatan lain yang ada kaitannya dengan klien tersebut

o Membuat catatan singkat mengenai masalah klien dan keluarga sebagai dasar kajian

lebih lanjut di keluarga

o Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang diperlukan

o Kit Primary Health Nursing (PHN) yang berisikan peralatan dan obat-obatan

sederhana

o Alat bantu penyuluhan

Metodologi proses asuhan keperawatan keluarga merupakan metodologi

penyelesaian masalah kesehatan klien secara ilmiah berdasarkan pengetahuan ilmiah serta

menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan, meliputi tahap :

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi

secara terus-menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah

awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang

akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa

yang lazim digunakan, lugas dan sederhana.

Page 26: ASKEP KELUARGA

Pada kegiatan pengkajian ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, antara lain :

o Membina hubungan yang baik

Hubungan yang baik antara perawat dan keluarga merupakan modal utama

pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Hubungan yang baik dapat terbentuk

dengan menerapkan komunikasi terapeutik yang merupakan strategi perawat untuk

memberikan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya. Untuk

membina hubungan yang baik tersebut, maka beberapa hal perlu diperhatikan perawat

saat melaksanakan pengkajian seperti berikut ini :

a. Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah

b. Menjelaskan tujuan kunjungan

c. Menyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga

menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di keluarga

d. Menjelaskan secara rinci kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan

e. Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang menjadi jaringan perawat

Pengkajian awal à terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit pelayanan kesehatan

(puskemas)

Pengkajian lanjutan (tahap kedua)

Pengkajian tahap lanjutan dilaksanakan untuk memperoleh data yang lebih

lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Saat

ini juga merupakan saat yang tepat perawat mengungkapkan keadaan keluarga apa

penyebab dari masalah kesehatan yang paling mendasar.

1. Macam sumber data

Pengumpulan data/informasi dari keluarga dapat menggunakan metode

wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan fisik pada setiap anggota

keluarga yang merupakan data primer. Sedangkan data sekunder dapat berupa hasil

pemeriksaan laboratorium, foto rontgen, rekam medik, dll.

Berikut ini, data-data yang perlu didapatkan perawat dalam tahap pengkajian

antara lain :

Data umum

a. Mencakup kepala keluarga (KK), alamat lengkap, pekerjaan, pendidikan dan

komposisi keluarga dan selanjutnya komposisi keluarga dibuat genogramnya.

Page 27: ASKEP KELUARGA

N

oNama

Jenis

kela

min

Hub.

Dgn

KK

Um

ur

Pendid

ikan

Status immunisasiK

etBC

G

Polio DPT Hep Cam

pak1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Aturan yang harus dipenui dalam pembuatan genogram :

Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri

Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau perempuan

Tahun dan penyebab kematian ditulis di sebelah simbol laki-laki atau perempuan

b. Tipe keluarga

c. Suku bangsa

d. Agama

e. Status sosial ekonomi keluarga à penghasilan seluruh anggota keluarga

f. Aktifitas rekreasi keluarga

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini à ditentukan oleh usia anak tertua di

keluarga inti

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

3. Riwayat kesehatan keluarga inti à meliputi riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit, upaya dan

pengalaman keluarga terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan kesehatan

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (generasi di atasnya) à meliputi

riwayat penyakit keturunan, upaya penanggulangannya dan upaya kesehatan

yang dipertahankan sampai saat ini

Data lingkungan

a. Karakteristik rumah à meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan

ruangan, jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana pembuangan

air limbah dan kebutuhan mck (mandi, cuci dan kakus), sarana air bersih dan

minum yang digunakan disertai dengan denah rumah

Page 28: ASKEP KELUARGA

b. Karakteristik tetangga dan komunitasnya à meliputi kebiasaan, nilai atau norma

serta aturan/kesepakatan penduduk setempat dan budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan

c. Mobilitas geografis keluarga

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e. Sistem pendukung keluarga à meliputi jumlah anggota keluarga yang sehat dan

fasilitas keluarga yang menunjang kesehatan, fasilitas fisik dan fasilitas sosial

yang ada disekitar keluarga yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan upaya

kesehatan

Struktur keluarga

a. Struktur peran

b. Nilai dan norma keluarga

c. Pola komunikasi keluarga à meliputi siapa pengambil keputusan utama dan

bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi

d. Struktur kekuatan keluarga à menjelaskan kemampuan keluarga untuk

mempengaruhi dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku

yang berhubungan dengan kesehatan

Fungsi keluarga

a. Fungsi ekonomi à bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan

sandang, pangan dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk

meningkatkan penghasilan keluarga

b. Fungsi mendapatkan status sosial

c. Fungsi pendidikan

d. Fungsi sosialisasi

e. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan, meliputi :

1. Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan, yang

terdiri dari sejauhmana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan,

meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan faktor yang

mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang

dialami keluarga

Page 29: ASKEP KELUARGA

2. Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, yang terdiri dari : sifat dan luasnya masalah,

apakah masalah dirasakan oleh keluarga, dampak psikologis terhadap

masalah dalam keluarga, sikap negatif terhadap upaya kesehatan,

kemampuan menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan, kepercayaan

terhadap tenaga kesehatan dan informasi yang diperoleh tentang masalah

kesehatan yang dialami

3. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit, perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang penyakit,

perawatannya, pemanfaatan sumber pelayanan kesehatan dan sikap keluarga

terhadap anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan bantuan kesehatan

4. Mengetahui kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan

rumah yang sehat, perlu dikaji pengetahuan keluarga tentang sumber yang

dimiliki disekitar rumah, keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan,

sikap terhadap sanitasi lingkungan yang hygienis, pengetahuan tentang

pencegahan penyakit, peningkatan dan pemeliharaan lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan keluarga

5. Mengetahui kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat, perlu dikaji : pengetahuan keluarga tentang

keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, keuntungan

yang diperoleh, tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan petugas

kesehatan, pengalaman yang kurang menyenangkan dengan fasilitas

pelayanan kesehatan

f. Fungsi religius

g. Fungsi rekreasi

h. Fungsi reproduksi

i. Fungsi afektif à meliputi gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki

dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga, hubungan psikososial

dalam keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai

Stress dan koping keluarga

Page 30: ASKEP KELUARGA

a. Stressor jangka pendek à stressor yang dialami keluarga dan memerlukan

waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan

b. Stressor jangka panjang à stressor yang dialami keluarga dan memerlukan

waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan

c. Koping keluarga à kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang ada.

Strategi koping yang digunakan (mekanisme pembelaan) untuk menyelesaikan

masalah atau sumber stress yang ada dalam keluarga. Disfungsi strategi adaptasi

menyebabkan perilaku keluarga tidak adaptif dalam menyelesaikan masalah

yang ada dalam keluarga

Pemeriksaan kesehatan

Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga dilaksanakan tidak

berbeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah sakit) yang meliputi

pengkajian kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang

diperlukan. Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan pada setiap individu yang

tinggal dalam satu rumah keluarga.

Harapan keluarga

Perlu dikaji sejauhmana harapan keluarga terhadap perawat/petugas kesehatan

dalam membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang terjadi.

Page 31: ASKEP KELUARGA

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Pengelompokan data

Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat

mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa

masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.

Perumusan diagnosa keperawatan

Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan keperawatan klinik, yang

meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan sign/symptom (tanda/gejala). Perumusan

diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang telah disepakati, terdiri atas :

a. Masalah (problem) à pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami

oleh keluarga atau anggota keluarga.

b. Penyebab (etiologi) à suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu

kepada 5 tugas keluarga.

c. Tanda/gejala (sign/symptom) à sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh

perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung, yang mendukung masalah dan

penyebab.

Tipologi masalah

Tipologi diagnosa keperawtan keluarga dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

a. Diagnosa aktual à masalah keperawatan yang sedang dialami keluarga dan memerlukan

bantuan dari perawat dengan cepat.

b. Diagnosa resiko tinggi à masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi tanda untuk

menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera

mendapat bantuan perawat.

c. Diagnosa potensial à suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga telah mampu

memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan dapat ditingkatkan.

Contoh perumusan diagnosa keperawatan :

Aktual

Page 32: ASKEP KELUARGA

·         Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur pada Ibu B keluarga Bapak Am yang

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk

istirahat dan tidur.

·         Perubahan peran menjadi orangtua tunggal pada Bapak I yang berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran orangtua tunggal setelah istrinya meninggal.

·         Gangguan pemenuhan kebutuhan aktifitas gerak pada Anak De keluarga Bapak Rm yang

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memodifikasi (menata) lingkungan yang aman

untuk latihan berjalan bagi Anak De.

High risk (resiko tinggi)

·         Resiko tinggi (resti) terjadinya serangan ulang yang berbahaya pada lansia Er keluarga Bapak

Li yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan (puskesmas) yang dekat dengan tempat tinggal keluarga.

·         Resti gangguan perkembangan balita Yi keluarga Bapak Ni yang berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan stimulus pada balita.

·         Resti konflik antara orangtua dan anak remaja keluarga Bapak Kar yang berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi yang tepat bagi anak remajanya.

3.       Potensial

Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu Ju yang sedang hamil di keluarga Bapak Man.

Potensial peningkatan status kesehatan balita di keluarga Bapak Xi.

Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.

Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi

Perawat Amerika (NANDA) yang dapat digunakan, antara lain :

1.       Gangguan proses keluarga

2.       Gangguan pemeliharaan kesehatan

3.       Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh

4.       Gangguan peran menjadi orangtua

5.       Gangguan pola eliminasi

6.       Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan

Page 33: ASKEP KELUARGA

7.       Gangguan penampilan peran

8.       Gangguan pola seksual

9.       Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan

10.    Konflik pengambilan keputusan

11.    Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional

12.    Potensial berkembangnya koping keluarga

13.    Koping keluarga tidak efektif

14.    Gangguan manajemen pemeliharaan rumah

15.    Hambatan interaksi sosial

16.    Defisit pengetahuan tentang …………………

17.    Tidak diizinkannya ……………….. (contoh : anak remaja keluar rumah)

18.    Konflik peran keluarga

19.    Resiko perubahan peran orangtua

20.    Resiko terjadi trauma

21.    Resiko tinggi perilaku kekerasan

22.    Ketidakberdayaan ……..

23.    Terjadinya isolasi sosial, etc.

Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan

Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih dari satu

dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan ketentuan

sebagai berikut :

1.       Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat

2.       Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan dengan bobot

3.       Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)

Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978)

No Kriteria Score Bobot

1 Sifat masalah

         Tidak/kurang sehat

         Ancaman kesehatan

         Keadaan sejahtera

3

2

1

1

Page 34: ASKEP KELUARGA

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

         Mudah

         Sebagian

         Tidak dapat

2

1

0

2

3. Potensial masalah untuk dicegah

         Tinggi

         Cukup

         Rendah

3

2

1

1

4. Menonjolnya masalah

         Masalah berat harus segera ditangani

         Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani

         Masalah tidak dirasakan

2

1

0

1

Prioritas masalah

Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan

seperti berikut ini :

1.       Sifat masalah

Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan

biasanya disadari anggota keluarga.

2.       Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :

·         Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah

·         Sumber daya keluarga à fisik, keuangan, tenaga

·         Sumber daya perawat à pengetahuan, ketrampilan, waktu

·         Sumber daya lingkungan à fasilitas, organisasi dan dukungan

3.       Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :

·         Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah

·         Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu

·         Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah

·         Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah

4.       Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai

masalah keperawatan tersebut.

Page 35: ASKEP KELUARGA

Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang

mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat

perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu

diatasi segera.

Berikut ini, contoh salah satu scoring diagnosa keperawatan keluarga.

“Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Bapak An yang berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.”

No Kriteria Score Pembenaran

1 Sifat masalah

         Ancaman kesehatan2/3 x 1 =

2/3

Bila keadaan tersebut tidak segera

diatasi akan membahayakan lansia

yang tinggal bersama keluarga, karena

lansia setiap hari di rumah tanpa

pengawasan.

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

         Mudah

2/2 x 2 = 2

Penyediaan sarana yang murah dan

mudah di dapat oleh keluarga, misalnya

sandal karet.

3. Potensial masalah untuk

dicegah

         Cukup 2/3 x 1 =

2/3

Keluarga mempunyai kesibukan yang

cukup tinggi, tetapi merawat orangtua

yang telah lansia merupakan

penghormatan dan pengabdian anak

yang perlu dilakukan.

4. Menonjolnya masalah

         Masalah tidak dirasakan

0/2 x 1 = 0

Keluarga merasa keadaan tersebut telah

berlangsung lama dan tidak pernah ada

kejadian yang mengakibatkan lansia

mengalami suatu cidera (terjatuh) di

rumah akibat lantai yang licin.

Page 36: ASKEP KELUARGA

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan

keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan keluarga

(family care plan).

Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana asuhan keperawatan :

o    Masalah/Problem à digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka pendek-

panjang.

o    Penyebab/ Etiologi à digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan sebagai

tolak ukur suatu keberhasilan

o    Tanda-gejala/Sign-symptom à digunakan untuk mendukung perumusan rencana

tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan standar.

Rencana tindakan keperawatan terhadap keluarga, meliputi kegiatan yang bertujuan :

1.       Menstimulus kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan

dengan cara :

a.       Memberikan informasi yang tepat

b.       Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

c.        Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

2.       Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :

a.       Mengidentifikasi konsekwensinya bila tidak melakukan tindakan

b.       Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada disekitar keluarga

c.        Mendiskusikan tentang konsekwensi tipe tindakan

3.       Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara :

a. Mendemonstrasikan cara perawatan

b. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

c. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4.       Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan yang dapat meningkatkan

kesehatan keluarga, dengan cara :

Page 37: ASKEP KELUARGA

a. Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

b. Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga seoptimal mungkin

5.       Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan

cara :

a. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan keluarga

b. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan

keluarga yaitu :

1.       Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai

dengan kondisi keluarga

2.       Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera

perawat dengan objektif

3.       Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga

dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi

Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia!

·         Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak

terjatuh

·         Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5

melalui kunjungan kerumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia

·         Kriteria hasil

Pengetahuan :

o    Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin

o    Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh

o    Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin

Sikap :

o    Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga

lainnya

o    Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia

Psikomotor :

Page 38: ASKEP KELUARGA

o    Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia

o    Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia

·         Rencana tindakan (intervensi keperawatan)

o    Mendiskusikan tentang bahaya lantai yang licin

o    Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh

o    Mendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh

o    Mengajarkan kepada keluarga cara untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga

o    Tanpa waktu yang disepakati dengan keluarga, perawat melaksanakan observasi terhadap lansia

selama dalam rumah dan diluar rumah

o    Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman di dalam dan di luar rumah

Catatan :

Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap

dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan,

sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab

akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk menghormati dan

menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung

kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah

dilibatkan sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab.

Berikut contoh tabel diagnosa keperawatan dan rencana tindakan :

Tujuan Kriteria Hasil / Standar Intervensi

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

...................................

...................................

Pengetahuan

Tindakan

1.       Keluarga

dapat ..................

2.       Keluarga

mampu ................

3.       Keluarga

dapat ...................

4.       Keluarga dapat

memodifikasi ................

1.       Diskusikan ........

2.       Diksusikan ........

3.       Diskusikan ........

4.       Bersama

keluarga .................

Page 39: ASKEP KELUARGA

IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya

tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang

menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap

implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak

memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.

Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan

kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan

dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang

melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung

implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan

agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan

keperawatan dilaksanakan.

Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan

didahului perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak

sebelumnya. Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga

dengan bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.

Berikut ini contoh format catatan implementasi :

Tanggal

& Waktu

No.

Diag

.

Kep

Implementasi

23 Mar

2005

15.00-

16.00

1 Pendidikan kesehatan tentang ………………… dan ……… dengan

keluarga Bapak An yang dihadiri …………………

Kontrak selanjutnya tanggal .............................. jam ............... untuk

kegiatan ...................................

Apabila dalam perencanaan kegiatan (tahap intervensi) direncanakan untuk dilaksanakan

pendidikan/penyuluhan kesehatan, maka perawat sebaiknya sebelum melaksanakannya

Page 40: ASKEP KELUARGA

mempersiapkan dengan seksama sesuai dengan prinsip belajar mengajar pada tingkat keluarga,

meliputi persiapan :

1.       Materi à hendaknya persiapan materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan

2.       Media à media yang disiapkan sesuai dengan kriteria pada rencana asuhan keperawatan

keluarga agar diperoleh efektifitas yang maksimal, misalnya dengan menyiapkan brosur/leaflet

yang dibuat sendiri oleh perawat, poster, rekaman AVA, dsb.

Berikut ini contoh format rencana kegiatan :

Sasaran : Keluarga Bapak An

Hari/Tanggal : Minggu, 23 Maret 2005

Waktu : 60 menit (jam 15.00-16.00)

Dx keperawatan : No.1

Intervensi : No.1, 2 dan 3

Kunjungan ke : 5

Latar belakang :

Lansia yang tinggal di rumah Bapak An adalah ibu dari istrinya yang setiap hari (siang)

tinggal sendiri di rumah tanpa pengawas. Keadaan lingkungan (lantai) rumah terbuat dari

keramik yang dapat membahayakan lansia terjatuh bila lansia melakukan aktifitas (memenuhi

kebutuhan personal hygiene) ke/dari kamar mandi. Peningkatan pengetahuan keluarga

merupakan kebutuhan utama sebelum keluarga menyikapi dan menyediakan sarana yang aman

bagi lansia di rumah.

Tujuan :

Setelah dilaksanakan tindakan keperawatan dalam bentuk pendidikan kesehatan selama

60 menit di keluarga Bapak An, diharapkan keluarga meningkatkan pengetahuannya dengan

tolak ukur/kriteria :

1.       Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. bahaya lingkungan (lantai yang licin)

2.       Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. akibat yang diderita lansia bila terjatuh

3.       Keluarga dapat menyebutkan minimal …. dari ….. cara mencegah lansia terjatuh akibat lantai

yang licin

Page 41: ASKEP KELUARGA

Kegiatan :

Tahap &

WaktuKegiatan Perawat Kegiatan Keluarga

Pendahuluan

(10 menit)

         Mengucapkan salam kepada keluarga

         Mengingatkan kontrak yang telah

disepakati

         Menanyakan kesiapan keluarga untuk

kontrak saat ini

         Menginformasikan tujuan yang hendak

dicapai dalam kunjungan saat ini

         Menjawab salam

         Memberikan respons

         Menjawab tentang

kesiapan

         memperhatikan

Pelaksanaan

(40 menit)

         menjelaskan tentang lingkungan rumah

yang sehat dan memenuhi syarat kesehatan

         menjelaskan lantai yang tidak

membahayakan bagi lansia

         memberi kesempatan keluarga bertanya

terhadap penjelasan yang telah diberikan

perawat dan menjawab pertanyaan

         memberikan penguatan terhadap respons

yang telah dilakukan keluarga

         menjelaskan tentang akibat yang terjadi

jika lansia terjatuh

         menjelaskan cara mencegah lansia

terjatuh akibat lantai yang licin

         memberi kesempatan keluarga bertanya

terhadap penjelasan yang telah diberikan

perawat dan menjawab pertanyaan

         memberikan penguatan terhadap respons

yang telah dilakukan keluarga

         Memperhatikan

         Memperhatikan

         Bertanya

         Memperhatikan

         Memperhatikan

         Memperhatikan

         Bertanya

         Memperhatikan

Penutup

(10 menit)

         Membuat kesimpulan dengan keluarga

tentang materi pendidikan kesehatan yang

telah didiskusikan

         Membuat kesimpulan

bersama keluarga

Page 42: ASKEP KELUARGA

         Memberikan informasi cara dan tempat

memperoleh informasi lanjutan yang

berhubungan dengan materi pendidikan

kesehatan

         Membuat kontrak yang akan datang

         Memperhatikan

         Mengungkapkan tentang

kontrak yang akan datang

dan menyatakan

kesanggupan

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi tidak

berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan

juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu

pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan pengertian

Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini ada 2 (dua)

evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi :

1.       Evaluasi formatif/respons à bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra bertahap

sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan

2.       Evaluasi sumatif/hasil akhir à bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian

diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian, diteruskan dengan

perubahan intervensi atau dihentikan

Page 43: ASKEP KELUARGA

Berikut ini contoh format evaluasi sumatif :

Tanggal

& Waktu

No.

Diag

.

Kep

Evaluasi sumatif

23 Mar

2005

jam 16.00

1 : Keluarga mengatakan bahwa bahwa masih ada materi minggu

lalu yang tidak dipahami tentang ……………………………

Keluarga mengatakan tidak mampu untuk menyediakan sarana

bagi lansia sesuai dengan saran perawat.

: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang

………………………….

Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang

………………………

Lansia yang berada di keluarga Bapak An belum mengenakan

sandal karet setiap hari selama di rumah.

Alat bantu untuk berjalan yang ditempel di dinding belum

disediakan keluarga.

: Diagnosa keperawatan belum teratasi

: Lanjutkan intervensi.

Rujuk ke lembaga swadaya masyarakat yang menyediakan dana

bagi lansia.

Ajarkan keluarga membuat sandal karet dari ban bekas.

Page 44: ASKEP KELUARGA

BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang

dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang

perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

3.2 SARAN

Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat

menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak

bisa menambah pengetahuan pembaca. Disampin itu kami juga mengharapkan saran dan

kritik dari para pembaca sehingga kami  bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami

selanjutnya.

Page 45: ASKEP KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta, PT.

Rineka Cipta.

2. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti

3. Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2.

Jakarta : Rineka Cipta.

4. http://www.docstoc.com/docs/40365020/SEJARAH-KEPERAWATAN-KOMUNITAS-

_-KONSEP-MODEL-KEPERAWATAN

5. http://soepritjahjono.wordpress.com/2009/11/22/perkembangan-kesehatan-masyarakat-

di-indonesia/ diakses tanggal 20 maret 2010

6. http://makalah-pendidikan.com/2011/konsep-keperawatan-kesehatan-masyarakat/