Upload
tities2006
View
1.251
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Su
DENGAN DIABETES MELITUS DI RT 14 RW 0 2 DUSUN KRAJAN DESA GADING KULON
KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
A. DATA UMUM KELUARGA
a. Nama kepala keluarga : Tn. Se
b. Umur : 53 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Tani
f. Suku / Bangsa: Jawa/ Indonesia
g. Alamat : RT 14 RW 02 Dusun Krajan Desa Gading Kulon
h. Anggota keluarga :
No Nama Jenis
kelamin
Usia Agama Status dalam
keluarga
Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. Se L 53 th Islam KK SD Tani
2. Ny. Su P 53 th Islam Istri SD IRT
3. Tn. Sj L 26 th Islam Anak menantu SMK Tani
4. Ny. L P 23 th Islam Anak SMK IRT
5. An. A P 1bln Islam Cucu - -
i. Bentuk keluarga : keluarga besar (Extended family) yang terdiri dari
kakek, nenek, suami, istri dan anak
j. Genogram :
Ny.Su Tn.Se
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
: Perempuan : Garis tinggal 1 rumah
k. Sifat Keluarga
1). Pengambilan Keputusan
Jika ada masalah dalam keluarga, keputusan diambil oleh Tn. Se atas dasar
musyawarah dengan seluruh anggota keluarga.
2). Kebiasaan Hidup Sehari-hari
a) Kebiasaan tidur / istirahat
Tn. Se biasa tidur siang kurang lebih selama 0,5 sampai 1 jam, tidur malam
antara jam 09.00 s/d 05.00.
b) Kebiasaan rekreasi
Kebiasaan rekreasi keluarga adalah nonton TV, selain itu Tn. Se dan Ny.Su
menghibur diri dengan bercanda dan bermain bersama cucunya.
c) Kebiasaan makan keluarga
Keluarga rata-rata sehari makan sebanyak 3x, menu yang dihidangkan terdiri
dari nasi, sayur, lauk dan kadang-kadang buah. Untuk Ny. Su menunya
hampir sama dengan anggota keluarga yang lain, tetapi nasinya diganti
dengan nasi jagung atau nasi yang di nanak kemarin.
l. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Sebagai kepala keluarga Tn. Se bekerja sebagai petani dan anak menantunya Tn. Sj
juga bekerja sebagai petani, sedangkan istri Tn.Se kadang-kadang membantu di
sawah.
m. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Tn.Se dan keluarganya sama-sama berasal dari satu suku, yaitu suku Jawa. Keluarga
dipengaruhi oleh adat istiadat dan budaya Jawa. Bahasa yang digunakan sehari-hari
adalah bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
n. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Semua keluarga Tn.Se memeluk agama Islam. Semua anggota keluarga
melaksanakan ibadah sholat 5 waktu dan puasa Romadhon. Tn.Se dan Ny. Su tidak
mengikuti tahlilan yang diadakan desa tiap minggu, karena Ny. Su baru tinggal di
rumah tersebut selama 1 bulan karena sebelumnya Ny. Su bekerja sebagai
pengasuh bayi di Blimbing.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
_____Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan), karena anak terakhir Tn.Se berada pada usia dewasa 29 th, belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua (Tn.J dan Ny.S)
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluarga usia
pertengahan, karena tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan) belum terpenuhi oleh karena anak terakhir Tn. J belum menikah.
c. Riwayat keluarga inti
Tn. Se dan Ny. Su menikah dan mempunyai 1 orang anak. Sekarang Tn. Se dan
Ny.Su tinggal bersama anak, menantunya dan cucunya.
d. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Ke dua orang tua Tn. Se dan Ny. Su sudah meninggal dan sekarang Tn. Se dan Ny.
Su tinggal bersama anak semata wayangnya.
C. LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
a) Dinding Rumah
Terbuat dari batubata yang dilapisi semen, tidak lembab ataupun berjamur.
b) Atap Rumah
Terbuat dari genting. Terpasang plafon sebagai langit-langit rumah yang
terbuat dari triplek.
c) Lantai
Terbuat dari semen/plester. Kebersihan sangat dijaga, hal ini tampak dari
lantainya yang bersih. Keluarga mempunyai kebiasaan tidak memakai sandal
di dalam rumah.
d) Kamar Tidur
Terdapat 3 kamar tidur di dalam rumah dan satu tempat tidur yang diletakkan
di depan tv.
e) Status Rumah
Rumah sendiri.
b. Ventilasi dan penerangan
_____Rumah mendapat ventilasi yang kurang. Hal ini terlihat dari jendela ruang tamu
ditutup.
c. Persediaan air bersih
Air bersih diperoleh dari sumber mata air dari pegunungan yang dialirkan ke rumah-
rumah warga.
d. Pembuangan sampah
Sampah dibuang ke tempat sampah yang di belakang rumah yang dibuat dengan
cara menggali tanah, setelah sampah kering baru di bakar.
e. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah (air sisa mandi atau keperluan keluarga) dibuang/dialirkan ke
got di depan rumah.
f. Jamban / WC (tipe, jarak dari sumber air)
Kamar mandi dan WC menjadi satu, terletak di dalam rumah, dekat dengan dapur.
Keluarga menggunakan WC leher angsa dengan septic tank. Jarak septic tank jauh
dari sumber air (> 10 meter). Sumber air yang digunakan adalah air sumber yang
disediakan secara swadaya oleh desa dan masyarakat.
g. Lingkungan sekitar rumah
Lingkungan sekitar rumah cukup bersih, lantai terbuat dari semen/plester dan bebas
dari sampah.
h. Sarana komunikasi dan transportasi
Sarana komunikasi yang digunakan keluarga untuk menghubungi saudara yang jauh
adalah menggunakan telepon seluler. Sedangkan sarana transportasi yang
digunakan jika bepergian adalah sepeda motor.
i. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)
Fasilitas hiburan yang ada di ruang keluarga adalah TV yang biasa ditonton secara
bersama-sama dengan anggota keluarga yang lain, di dalam kamar Tn.Se sendiri
terdapat radio baterai yang biasa dihidupkan Tn.Se menjelang tidur.
j. Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan terdekat adalah bidan desa, namun jika kontrol Ny. Su
pergi ke dokter tetapi selama 4 bulan terakir Ny. Su tidak kontrol lagi.
D. SOSIAL
a. Karakteristik tetangga dan komunitas
Sebagian besar warga adalah penduduk asli. Kebanyakan warga bekerja di ladang
pada pagi hari dan baru pulang menjelang sore. Jarak antar rumah cukup dekat.
Sesama warga hubungannya sangat baik dan budaya gotong-royong masih sangat
kental terasa, hal ini terlihat jika salah satu warga ada yang punya hajatan tetangga
pasti datang untuk membantu, dan jika ada tetangga yang sakit mreka memiliki
kesadaran untuk menjenguk.
b. Mobilitas geografis keluarga
Sejak kecil Tn.Se tinggal di Desa Gading Kulon dan belum pernah pindah.
Sedangkan Ny. Su baru satu bulan tinggal di desa tersebut karena sebelumnya
bekerja menjadi pengasuh bayi di daerah Blimbing.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Perkumpulan yang ada di masyarakat Desa Gading Kulon adalah perkumpulan tahlil
yang diadakan tiap minggu, namun Ny.S tidak aktif mengikuti kegiatan tersebut.
d. Sistem pendukung keluarga
Hubungan keluarga Tn.Se dan saudara-saudaranya sangat baik, namun sekarang
sudah jarang berkunjung karena kesibukannya .
E. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn.Se adalah terbuka, jika ada masalah selalu diselesaikan
dengan musyawarah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Setiap keputusan yang diambil dalam menyelesaikan masalah adalah berdasarkan
keputusan dan kesepakatan bersama. Jadi tidak ada pihak yang dominan dalam
memutuskan suatu masalah.
c. Struktur Peran (formal dan informal)
Sebagai kepala keluarga Tn.Se mencari nafkah dengan bekerja sebagai petani yang
dibantu oleh anak menantunya.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga mengikuti dan menerapkan nilai-nilai budaya setempat yang umum
dilakukan masyarakat.
F. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Semua anggota keluarga saling menghormati dan menyayangi, komunikasi selalu
dilakukan secara terbuka, tidak ada masalah yang dipendam, jika ada masalah
langsung dibicarakan bersama.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi keluarga dengan masyarakat sekitar sangat baik. Mereka ikut berperan
serta jika ada kegiatan-kegiatan yang diadakan di wilayahnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Penapisan masalah berdasarkan 5 tugas perawatan kesehatan:
1). Mengenal masalah kesehatan
Keluarga kurang bisa mengenali masalah kesehatan, karena pendidikan mereka
rata-rata hanya SD.
2). Memutuskan untuk merawat
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, anggota keluarga yang lain
memutuskan untuk merawat sendiri atau dibawa ke pelayanan kesehatan.
3). Mampu merawat
Untuk masalah kesehatan yang ringan seperti flu, keluarga hanya membawa ke
bidan setempat kemudian dirawat sendiri di rumah. Namun untuk masalah
kesehatan diabetes melitus yang dialami oleh Ny. Su, Ny. Su priksa sendiri ke
dokter tetapi empat bulan terakhir ini sudah tidak priksa lagi.
4). Modifikasi lingkungan
Keluarga masih belum bisa memodifikasi lingkungan yang sehat, hal ini dapat
dilihat dari kondisi ventilasi rumah yang kurang, jendela tidak dibuka tiap hari.
5). Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Baik, jika ada anggota keluarga yang sakit berobat ke bidan desa atau RS atau ke
dokter.
d. Fungsi reproduksi
Tn.Se dan Ny.Su mempunyai 1 orang anak perempuan, da memiliki 1 orang cucu
perempuan.
c. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga Tn.Se termasuk cukup, karena dapat memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor
Ny. Su sudah 4 bulan tidak periksa karena tempat priksanya jauh.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Jika ada masalah dalam keluarga, keluarga akan menyelesaikannya dengan
berdasarkan kesepakatan bersama.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga selalu mendiskusikan masalah yang dihadapi melalui pengambilan
keputusan yang terbaik menurut anggota keluarga mereka. Jadi, tidak ada salah satu
anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terdapat masalah pada koping yang digunakan keluarga dalam pengambilan
keputusan.
H. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
a. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a). Tn. Se
Tiga tahun terakhir ini Tn.Se menderita usus buntu dan sudah di operasi. Tn. Se
juga sempat dirawat di RS selama 5 hari.
b). Ny. Su
Ny.Su menderita hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, dan menderita diabetes
melitus sejak 17 tahun yang lalu. Ny. Su mengatakan sudah tidak mengkonsumsi
obat untuk menurunkan Hipertensi tetapi masih tetap mengkonsumsi glibenklamid
(OAD) 1 kali tiap hari dan jika Glibenklamid habis langsung membeli di apotek
tanpa harus priksa ke dokter dahulu.
c). Ny. L
Satu bulan yang lalu Ny. L melahirkan putri pertamanya. Sebelum hamil tepatnya
2 tahun yang lalu Ny. L di diagnose menderita Mola hidatidosa dan sudah
dilakukan kuretase 2 kali
d). Tn. Sj
Tn.Sj tidak memiliki riwayat DM ataupun Hipertensi. Tn. Sj juga merokok setiap
hari.
e). An. A
An. A baru lahir satu bulan yang lalu.
b. Keluarga berencana
Ny.Su tidak menggunakan KB apapun.
I. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA
a. Pemeriksaan fisik Tn.Se
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) Tanda-tanda vital
a) TD : 130/90 mmhg
b) N : 88x/ menit
c) RR : 20x/ menit
d) t : 37C
4) Kepala
a) Rambut : mulai memutih
b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik, fungsi penglihatan
menurun.
c) Hidung: lubang simetris, polip
d) Telinga : fungsi pendengaran menurun
e) Mulut : kotor, gigi mulai ompong.
5) Dada / Thorax
- Inspeksi : bentuk normal, tidak terdapat lesi dan pembengkakan.
- Perkusi : sonor pada daerah paru
- Palpasi : nyeri tekan tidak ada, krepitasi tidak ada.
- Auskultasi : ronkhi dan wheezing tidak ada
6) Perut / Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat asites dan tampak bekas insisi di bagian kiri
bawah
- Perkusi : tympani
- Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Auskultasi : bising usus
7) Genetalia / Anus : tidak dikaji
8) Ekstremitas
Atas kanan-kiri tidak ada oedem. Kaki kanan tidak ada oedem.
b. Pemeriksaan fisik Ny.Su
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) Tanda-tanda vital
a) TD : 130/60 mmHg
b) N : 88x/ menit
c) RR : 18x/ menit
d) t : 37C
4) Kepala
a) Rambut : mulai memutih, distribusi merata, digelung.
b) Mata : konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan menurun.
c) Hidung : lubang simetris, polip tidak ada.
d) Telinga : fungsi pendengaran baik, tidak terdapat lesi.
e) Mulut : agak kotor, gigi masih utuh.
5) Dada / Thorax
- Inspeksi : tidak terdapat lesi
- Perkusi : daerah paru sonor
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
- Auskultasi : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
6) Perut / Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat lesi maupun asites.
- Perkusi : tympani
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Auskultasi : bising usus
7) Genetalia / Anus : tidak terkaji
8) Ekstremitas :
Atas kanan-kiri, bawah kanan-kiri tidak oedem.
c. Pemeriksaan Fisik Tn. Sj
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) Tanda-tanda vital
a) TD : 130/60 mmHg
b) N : 88x/ menit
c) RR : 18x/ menit
d) t : 37C
4) Kepala
e) Rambut : warna hitam, rambut pendek, distribusi merata, digelung.
f) Mata : konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan menurun.
g) Hidung : lubang simetris, polip tidak ada.
h) Telinga : fungsi pendengaran baik, tidak terdapat lesi.
i) Mulut : agak kotor, gigi masih utuh.
5) Dada / Thorax
- Inspeksi : tidak terdapat lesi
- Perkusi : daerah paru sonor
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
- Auskultasi : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
6) Perut / Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat lesi maupun asites.
- Perkusi : tympani
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Auskultasi : bising usus
7) Genetalia / Anus : tidak terkaji
8) Ekstremitas :
Atas kanan-kiri, bawah kanan-kiri tidak oedem
d. Pemeriksaan Fisik Ny. L
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) Tanda-tanda vital
a) TD : 110/70 mmHg
b) N : 88x/ menit
c) RR : 18x/ menit
d) t : 37C
4) Kepala
e) Rambut : Warna hitam, distribusi merata, diikat.
f) Mata : konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
g) Hidung : lubang simetris, polip tidak ada.
h) Telinga : fungsi pendengaran baik, tidak terdapat lesi.
i) Mulut : agak kotor, gigi masih utuh.
5) Dada / Thorax
- Inspeksi : tidak terdapat lesi
- Perkusi : daerah paru sonor
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
- Auskultasi : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
6) Perut / Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat lesi maupun asites.
- Perkusi : tympani
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Auskultasi : bising usus
7) Genetalia / Anus : tidak terkaji
8) Ekstremitas :
Atas kanan-kiri, bawah kanan-kiri tidak oedem
e. Pemeriksaan Fisik An. A
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : CM
3) Kepala
a) Rambut : berwarna hitam, distribusi merata.
b) Mata : konjungtiva tidak anemis, tidak ada ikterus pada sklera.
c) Hidung : lubang simetris, polip tidak ada.
d) Telinga : fungsi pendengaran baik, tidak terdapat lesi.
e) Mulut : agak kotor, gigi belum tumbuh.
4) Dada / Thorax
- Inspeksi : tidak terdapat lesi
- Perkusi : daerah paru sonor
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
- Auskultasi : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
5) Perut / Abdomen
- Inspeksi : tidak terdapat lesi maupun asites.
- Perkusi : tympani
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Auskultasi : bising usus
6) Genetalia / Anus : tidak terkaji
7) Ekstremitas :
Atas kanan-kiri, bawah kanan-kiri tidak oedem. An. A mampu menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah.
J. HARAPAN KELUARGA
Tn. Se berharap kehidupan anak dan cucu-cucunya bisa lebih baik dari kehidupanya
sekarang, keluarga senantiasa sehat dan dilindungi Tuhan Yang Maha Esa.
ANALISA DATA
Tanggal Data Etiologi Masalah
26/04
2010
DS:
- Ny. Su mengatakan
menderita penyakit
kencing manis sejak
17 tahun yang lalu.
- Ny. Su mengatakan
mengkonsumsi
Glibenklamid 1 kali
tiap hari.
- Ny. Su mengatakan
sudah 4 bulan tidak
Periksa lagi
DO:
- Ny. Su tidak bisa
menjawab saat
ditanya mengenai
efek dari minum
glibenklamid setiap
hari tanpa ke dokter
terlebih dahulu.
- Ny. Su sering
bertanya tentang
penyakit yang
dideritanya.
Kurang informasi
tentang penyakit
diabetes mellitus.
Resiko Hipoglikemi
26/04
2010
DS:
- Keluarga mengatakan
jika glibenklamid
habis langsung di
belikan di apotek
- Ny. Su mengatakan
sudah 4 bulan tidak
kontrol
DO:
- Keluarga bertanya
mengenai makanan
apa saja yang boleh
di makan bagi
penderita diabetes
mellitus dan
Kurang informasi
tentang
penatalaksanaan
penyakit diabetes
mellitus dan
hipertesi.
Kurangnya kemampuan
keluarga merawat
anggota keluarga yang
sakit.
hipertensi
- Ketika di tanya
mengenai bahaya
diabetes mellitus dan
hipertensi jika tidak
terkontrol, keluarga
tidak dapat menjawab
SKALA PRIORITAS MASALAH
Masalah 1: Resiko terjadinya Hipoglikemi.
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
Ancaman kesehatan
2/3 x 1 2/3 Hipoglikemi dapat
menyebabkan
penurunan
kesadaran
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Dengan mudah
2 /2 x 2 2 Ny. Su dan keluarga
mempunyai
keinginan yang kuat
untuk mencegah
terjadinya
hipoglikemi
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Tinggi
3/3 x 1 1 Masalah dapat
dicegah dengan
mencari informasi
yang cukup
mengenai diabetes
melitus.
4. Menonjolnya
masalah
Segera
2/2 x 1 1 Keluarga tidak
menyadari
pentingnya
memeriksakan gula
darah secara rutin
Skor 4 2 /3
Masalah 2: Kurangnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
Tidak/kurang sehat
3/3 x 1 1 Tidak/ kurang sehat
dan memerlukan
penanganan untuk
mencegah timbulnya
komplikasi akibat
penatalaksanaan
yang kurang benar.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Sebagian
½ x 2 1 Kurangnya informasi
tentang cara
penanganan, diit
bagi penderita
diabetes mellitus
dan hipertensi, serta
cara
pencegahannya
4. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Cukup
2/3 x 1 2/3Keluarga
berkeinginan untuk
dapat merawat
keluarga yang sakit.
5. Menonjolnya
masalah
Segera
2/2 x 1 1 Keluarga
menganggap jika
hasil pemeriksaan
gula darah yang
sebelumnya normal
tidak perlu priksa
secara rutin dan
dapat minum obat
seperti biasanya.
Skor 3 2 /3
Prioritas Masalah :
1. Resiko terjadinya Hipoglikemi.
2. Kurangnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Diagnosa Keperawatan :
1. Resiko terjadinya Hipoglikemi berhubungan dengan Kurang informasi tentang
penyakit diabetes mellitus.
2. Kurangnya kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan
dengan kurang informasi tentang penatalakanaan penyakit diabetes mellitus dan
hipertensi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Jangka
Panjang
Tujuan Jangka
Pendek
Kriteria Evaluasi Intervensi Evaluasi Standart
1 Resiko terjadinya
Hipoglikemi
berhubungan
dengan Kurang
informasi tentang
penyakit diabetes
mellitus
Keluarga mampu
memahami dan
mengerti tentang
penyakit diabetes
melitus.
Setelah dilakukan
kunjungan rumah 1,
keluarga dapat :
a. Menjelaskan
pengertian penyakit
diabetes melitus.
b. Menyebutkan
penyebab penyakit
diabetes melitus.
c. Menyebutkan tanda
gejala penyakit
diabetes melitus.
1. Ada umpan balik
secara lisan dari
keluarga tentang
penyakit diabetes
melitus.
2. Keluarga
menyebutkan 3
penyebab diabetes
melitus.
3. Keluarga mampu
menyebutkan 3 dari
7 tanda dan gejala
diabetes melitus.
1. Jelaskan tentang
pengertian dari penyakit
Diabetes melitus.
2. Berikan penjelasan
tentang penyebab dari
penyakit diabetes melitus.
3. Jelaskan tentang tanda
dan gejala penyakit
diabetes melitus
4. Berikan kesempatan pada
keluarga untuk bertanya
5. Berikan leaflet tentang
diabetes melitus.
Pengetahuan keluarga
tentang penyakit
diabetes melitus
meningkat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Jangka
Panjang
Tujuan Jangka
Pendek
Kriteria Evaluasi Intervensi Kriteria Standart
2. Kurangnya
kemampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
berhubungan
dengan kurang
informasi tentang
penatalakanaan
penyakit diabetes
melitus dan
hipertensi.
Keluarga mampu
memahami tentang
cara
penatalaksanaan
penyakit, diit dan
cara pencegahan
diabetes melitus dan
hipertensi.
Setelah dilakukan
kunjungan rumah ke 2,
keluarga mampu
melakukan perawatan
bagi keluarga yang
menderita penyakit
diabetes melitus dan
mengetahui cara
pencegahan penyakit
diabetes melitus serta
hipertensi.
Ada umpan balik
secara lisan dari
keluarga tentang
penatalaksanaan, diit
bagi penderita diabetes
melitus dan cara
pencegahan penyakit
diabetes melitus.
1. Jelaskan pada keluarga
tentang penatalaksanaan
diabetes melitus dan
hipertensi.
2. Jelaskan tentang makanan
yang boleh dikonsumsi
dan makanan yang tidak
boleh dikonsumsi.
3. Jelaskan tentang
pentingnya periksa gula
darah dan tekanan darah
secara rutin
4. Jelaskan tentang upaya
pencegahan penyakit
diabetes melitus.
Pengetahuan keluarga
tentang
penatalaksanaan, diit
serta upaya
pencegahan penyakit
diabetes melitus dan
hipertensi meningkat.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi
1. Senin, 26 April
2010 jam 12.30
WIB
1. Memperkenalkan diri dengan keluarga.
2. Menjelaskan tujuan kunjungan.
3. Melakukan pengkajian terhadap anggota
keluarga dan lingkungan rumah.
4. Membuat janji untuk melakukan
kunjungan ulang.
S : Ny.Su dan keluarga mengatakan bersedia jika
diberikan penyuluhan.
O : Ekspresi wajah tampak bersahabat (senyum).
Menyambut kedatangan pengkaji dengan baik
A : Masalah teratasi
P : Berdasarkan kesepakan, penyuluhan akan
dilaksanakan pada hari selasa, 5 Mei 2010 jam
10.00 WIB.
2. Selasa, 5 Mei
2010 jam 10.00
WIB
1. Kurangnya
kemampuan
keluarga mengenal
masalah
kesehatan
berhubungan
dengan kurang
informasi tentang
penyakit diabetes
melitus.
1. Membuka penyuluhan dengan salam.
2. Meminta keluarga untuk menyampaikan
pengetahuan mereka tentang penyakit
diabetes melitus.
3. Menjelaskan pengertian, penyebab dan
tanda-gejala penyakit diabetes melitus.
1. Menjelaskan tentang penatalaksanaan
S : Ny. Su mengatakan ternyata jika minum
glibenklamid tiap hari tetapi tidak periksa
secara rutin dapat menyebabkan hipoglikemi.
O : Ny. Su dan Ny. L mampu menjawab pertanyaan
perawat dan menyebutkan kembali hal-hal
yang telah dijelaskan perawat.
A : Masalah teratasi
P : Anjurkan pada keluarga untuk membaca leaflet
yang telah diberikan dan motivasi keluarga
untuk bertanya pada perawat jika masih ada
yang belum jelas.
2. Kurangnya
kemampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
penyakit diabetes melitus.
2. Menjelaskan tentang makanan yang boleh
dan tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
diabetes melitus dan hipertensi.
3. Menjelaskan tentang bagaimana cara
mencegah penyakit diabetes melitus dan
hipertensi.
3. Menanyakan kembali kepada keluarga
tentang penjelasan yang telah diberikan.
4. Membuat janji untuk melakukan
kunjungan ulang.
2. Kamis, 7 Mei
2010.
Terminasi 1. Bertanya pada keluarga apakah ada hal-
hal yang belum jelas dan perlu
diklarifikasi.
2. Memberikan reinforcement pada keluarga
atas kesediaannya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang masalah kesehatan
dan memperbaiki keadaan yang kurang
sehat dalam menangani masalah
kesehatan yang dialami keluarga.
3. Melakukan terminasi
S : Ny. Su dan keluarga bertanya tentang hal-hal
yang belum jelas dan belum sempat
ditanyakan pada pertemuan sebelumnya.
O : Keluarga tampak puas dengan jawaban yang
diberikan perawat.
A : Masalah teratasi.
P : Hentikan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC.
Long, B. C. (1995).Perawatan medikal bedah. (Essential of medical surgical nursing),
Penerjemah R. karnaen, Syamsunir adam, maria ulfa, hotma rumahorbo, nurlina
supartini, eva berty, eri suhaeri. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Carpenito, L. J. (1999). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing
Diagnosis). Edisi 7, Alih Bahasa Monica Ester. Jakarta: EGC
Carpenito, L. J. (2001). Buku saku diagnosa keperawatan. (Handbook of Nursing
Diagnosis). Edisi 8, Alih bahasa monica Ester. Jakarta: EGC
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.(Family nursing teori
and practice). Edisi 3. Alih bahasa Ina debora R. L. Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta;
EGC
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. Su
DENGAN DIABETES MELITUS DI RT 14 RW 02 DUSUN KRAJAN
DESA GADING KULON KECAMATAN DAU KABUPATEN MALANG
Di susun Oleh:
Ria GanarsihNIM 0710722079
PROGRAM STIDI ILMU KEPERAWATAN B
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2010