Askep Haemoragic Post Partum

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    1/8

    BAB 1.PENDAHULUAN

    A.LATAR BELAKANG

    Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat

    Kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Mengingat masih tingginya angka kematianPada ibu dengan hemoragic post partum di Indonesia diharapkan tenaga kesehatan dapatmeningkatkan ketrampilan dan pengetahuan dalam bidang persalinan sehingga dapat mencegahdan menangani dengan tepat dan benar untuk setiap kejadian pendarahan post partum.

    Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan dasar .Kematian perempuan usi a subur disebabkan masalah terkait kehamilan,persalinan,dan nifasakibat Perdarahan. Data WHO menunjukan bahwa 25% dari kematian maternal disebabkan olehPerdarahan post partum dan diperkirakan 100.000 kematian maternal tiap tahun(WHO,2008)

    B.TUJUAN

    1.UmumMempelajari pengaruh perdarahan pada masa nifas pada ibu dan Asuhan keperawatannya

    pada Ibu dengan perdarahan pada mas a nifas atau haemoragic post partum.

    2.Khuss Mahasiswa mampu:

    a.Menjelaskan pengertian haemoragic post partumb.Menyebutkan klasifikasi perdarahan pada masa nifasc.Menyebutkan penyebab dari haemoragic post partumd.Menyebutkan faktor predisposisi dari haemoragic post partume.Menjelaskan phatofisiologi dari haemoragic post partum

    f.Menyebutkan gejala-gejala pada pasien haemoragic post partumg.Menyebutkan komplikasi pada pasien haemoragic post partum

    3.Menyusunrencanakeperawatan pada ibu dengan perdarahan pada masa nifas

    4.Menguraikan intervensi keperawatan pada ibu dengan prdarahan postPartum

    5.Melakukan evaluasi terhadap intervinsi yang telah dilakukan pada asuahAn keperawatn tersebut.

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    PERDARAHAN POST PARTUMA. Definisi

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    2/8

    setelah anak lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partumadalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc dalam 24 jam setelah Perdarahanpostpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam anak dan plasenta lahir (Prof.Dr. Rustam Mochtar, MPH, 1998). Haemoragic Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebihdari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (Williams, 1998). HPP biasanyakehilangan darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran (Marylin E Dongoes, 2001).

    Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahirTiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi perdarahanpostpartum :1. Menghentikan perdarahan.2. Mencegah timbulnya syok.3. Mengganti darah yang hilang.Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkanpenyebabnya :1. Atoni uteri (50-60%).2. Retensio plasenta (16-17%).

    3. Sisa plasenta (23-24%).4. Laserasi jalan lahir (4-5%).5. Kelainan darah (0,5-0,8%).

    B. EtiologiPenyebab umum perdarahan postpartum adalah:1. Atonia Uteri2. Retensi Plasenta3. Sisa Plasenta dan selaput ketuban* Pelekatan yang abnormal (plasaenta akreta dan perkreta)* Tidak ada kelainan perlekatan (plasenta seccenturia)4. Trauma jalan lahir

    * Episiotomi yang lebar* Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim* Rupture uteri5. Penyakit darahKelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia /hipofibrinogenemia.Tanda yang sering dijumpai :Perdarahan yang banyak.Solusio plasenta.Kematian janin yang lama dalam kandungan.Pre eklampsia dan eklampsia.Infeksi, hepatitis dan syok septik.6. Hematoma7. Inversi Uterus

    8. Subinvolusi Uterus

    Hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan perdarahan pasca persalinan. Yaitu;v Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:1. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.2. Grande multipara (lebih dari empat anak).

    3. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).

    4. Bekas operasi Caesar.5. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    3/8

    Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:1. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.2. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.3. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.4. Uterus yang lembek akibat narkosa.5. Inversi uteri primer dan sekunder.

    C. Manifestasi KlinisSuhu meningkat lebih dari 380 C, air ketuban keruh kecoklatan dan berbau, leukositosis lebih dari15.000/mm3 pada kehamilan atau lebih dari 20.000/mm3 dari persalinan. (arief mansur, 1999).Gejala Klinis umum yang terjadi adalah kehilangan darah dalam jumlah yang banyak (> 500 ml),nadi lemah, pucat, lochea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, dan dapat terjadi syokhipovolemik, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, mual.Gejala Klinis berdasarkan penyebab:a) Atonia UteriGejala yang selalu ada: Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan perdarahan segerasetelah anak lahir (perarahan postpartum primer).Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lain-lain)

    b) Robekan jalan lahirGejala yang selalu ada: perdarahan segera, darah segar mengalir segera setelah bayi lahir,kontraksi uteru baik, plasenta baik.Gejala yang kadang-kadang timbul: pucat, lemah, menggigil.c) Retensio plasentaGejala yang selalu ada: plasenta belum lahir setelah 30 menit, perdarahan segera, kontraksi uterusbaik

    Gejala yang kadang-kadang timbul: tali pusat putus akibat traksi berlebihan, inversi uteri akibattarikan, perdarahan lanjutand) Tertinggalnya plasenta (sisa plasenta)

    Gejala yang selalu ada : plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah) tidaklengkap dan perdarahan segeraGejala yang kadang-kadang timbul: Uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus tidak berkurang.e) Inversio uterusGejala yang selalu ada: uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat (jikaplasenta belum lahir), perdarahan segera, dan nyeri sedikit atau berat.Gejala yang kadang-kadang timbul: Syok neurogenik dan pucatD. PatofisiologiDalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk meningkatkan sirkulasi kesana, atoni uteri dan subinvolusi uterus menyebabkan kontraksi uterus menurun sehinggapembuluh darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempurna sehinggaperdarahan terjadi terus menerus. Trauma jalan lahir seperti epiostomi yang lebar, laserasiperineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan karena terbukanya pembuluh darah,

    penyakit darah pada ibu; misalnya afibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada ataukurangnya fibrin untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dariperdarahan postpartum. Perdarahan yang sulit dihentikan bisa mendorong pada keadaan shockhemoragik.Perbedaan perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan robekan jalan lahir adalah:Atonia uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir).1. Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar (fundus uteri masih tinggi.2. Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.3. Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian uterotonika, kontraksi yang lemah tersebutmenjadi kuat.Robekan jalan lahir (robekan jaringan lunak).1. Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.

    2. Perdarahan terjadi langsung setelah anak lahir. Perdarahan ini terus-menerus. Penanganannya,ambil spekulum dan cari robekan.

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    4/8

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    5/8

    2. Riwayat kesehatan sekarangKeluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi

    lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah,ekstremitas dingin, dan mual.3. Riwayat kesehatan keluarga

    Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit jantung, dan

    pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.- Riwayat obstetric

    a. Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya , keluhan waktuhaid, HPHTb. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai hamilc. Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu1. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta2. Riwayat persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin, apakahada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir, panjang waktulahir3. Riwayat nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan

    kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksid. Riwayat Kehamilan sekarang

    1. Hamil muda, keluhan selama hamil muda2. Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,

    pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain3. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta

    pengobatannya yang didapatPola aktifitas sehari-haria. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan, frekuensi, baik sebelum dirawat maupun

    selama dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas harus bermutu dan bergizi, cukupkalori, makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah buahan.

    b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah warna, konsistensi. Adanya perubahan pola

    miksi dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum sedangkan miksi hendaklah secepatnyadilakukan sendiri (Rustam Mukthar, 1995 )c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan

    kelelahan yang berlebihan.d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas, baik

    sebelum dan selama dirawat serta perawatan mengganti balutan atau duk.

    B. Diagnosa Keperawatan1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginam2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam3. Cemas/ketakutan b/d perubahan keadaan atau ancaman kematian

    4. Resiko infeksi b/d perdarahan5. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan.C. Rencana tindakan keperawatan

    1. Kekurangan volume cairan b/d perdarahan pervaginamTujuan : Mencegah disfungsional bleeding dan memperbaiki volume cairanRencana tindakan :1. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedangkan badannya tetap terlentangR/ Dengan kaki lebih tinggi akan meningkatkan venous return dan memungkinkan darah keotakdan organ lain.2. Monitor tanda vitalR/ Perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin hebat3. Monitor intake dan output setiap 5-10 menit

    R/ Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan fungsi ginjal4. Evaluasi kandung kencing

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    6/8

    R/ Kandung kencing yang penuh menghalangi kontraksi uterus5. Lakukan masage uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya diletakan diatas simpisis.R/ Massage uterus merangsang kontraksi uterus dan membantu pelepasan placenta, satu tangandiatas simpisis mencegah terjadinya inversio uteri6. Batasi pemeriksaan vagina dan rectumR/ Trauma yang terjadi pada daerah vagina serta rektum meningkatkan terjadinya perdarahan

    yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada serviks / perineum atau terdapat hematomBila tekanandarah semakin turun, denyut nadi makin lemah, kecil dan cepat, pasien merasa mengantuk,perdarahan semakin hebat, segera kolaborasi.7. Berikan infus atau cairan intravenaR/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular8. Berikan uterotonika ( bila perdarahan karena atonia uteri )R/ Uterotonika merangsang kontraksi uterus dan mengontrol perdarahan

    9. Berikan antibioticR/ Antibiotik mencegah infeksi yang mungkin terjadi karena perdarahan

    10. Berikan transfusi whole blood ( bila perlu )R/ Whole blood membantu menormalkan volume cairan tubuh.

    2. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginamTujuan: Tanda vital dan gas darah dalam batas normalRencana keperawatan :

    1. Monitor tanda vital tiap 5-10 menitR/ Perubahan perfusi jaringan menimbulkan perubahan pada tanda vital

    2. Catat perubahan warna kuku, mukosa bibir, gusi dan lidah, suhu kulitR/ Dengan vasokontriksi dan hubungan keorgan vital, sirkulasi di jaingan perifer berkurangsehingga menimbulkan cyanosis dan suhu kulit yang dingin

    3. Kaji ada / tidak adanya produksi ASI

    R/ Perfusi yang jelek menghambat produksi prolaktin dimana diperlukan dalam produksi ASI4. Tindakan kolaborasi :5. Monitor kadar gas darah dan PH ( perubahan kadar gas darah dan PH merupakan tanda

    hipoksia jaringan )6. Berikan terapi oksigen ( Oksigen diperlukan untuk memaksimalkan transportasi sirkulasi

    jaringan ).3. Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan atau ancaman kematianTujuan : Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaancemas berkurang atau hilang.Rencana tindakan :

    1. Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinanR/ Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya

    2. Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )

    R/ Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis3. Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung

    R/ Memberikan dukungan emosi4. Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan

    R/ Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui

    5.Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasR/ Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas

    6. Kaji mekanisme koping yang digunakan klienR/ Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat.4. Resiko infeksi sehubungan dengan perdarahanTujuan : Tidak terjadi infeksi ( lokea tidak berbau dan TV dalam batas normal )

    Rencana tindakan :1. Catat perubahan tanda vital

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    7/8

    R/ Perubahan tanda vital ( suhu ) merupakan indikasi terjadinya infeksi2. Catat adanya tanda lemas, kedinginan, anoreksia, kontraksi uterus yang lembek, dan nyeripanggulR/ Tanda-tanda tersebut merupakan indikasi terjadinya bakterimia, shock yang tidak terdeteksi3. Monitor involusi uterus dan pengeluaran locheaR/ Infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi pengeluaran lokea yang berkepanjangan

    4. Perhatikan kemungkinan infeksi di tempat lain, misalnya infeksi saluran nafas, mastitis dansaluran kencingR/ Infeksi di tempat lain memperburuk keadaan5.Berikan perawatan perineal,dan pertahankan agar pembalut tidak terlalu basah|R/Pembalut yang terlalur basah menyebabkan kulit iritasi dan dapat menjadi media untukPertumbuhan bakteri,peningkatan resiko infeksi.6.Tindakan kolaborasi Berikan zat besi ( Anemi memperberat keadaan ) Beri antibiotika ( Pemberian antibiotika yang tepat diperlukan untuk keadaan infeksi ).5.Resiko shock hipovolemik s/d perdarahan.Tujuan: Tidak terjadi shock(tidak terjadi penurunan kesadarandan tanda-tanda dalam batas normal)

    Rencana tindakan :1. Anjurkan pasien untuk banyak minumR/ Peningkatan intake cairan dapat meningkatkan volume intravascular sehingga dapatmeningkatkan volume intravascular yang dapat meningkatkan perfusi jaringan.2. Observasitanda-tandavital tiap 4 jamR/ Perubahan tanda-tanda vital dapat merupakan indikator terjadinya dehidrasi secara dini.

    3. Observasi terhadap tanda-tanda dehidrasi.R/ Dehidrasi merupakan terjadinya shock bila dehidrasi tidak ditangani secara baik.4. Observasi intake cairan dan outputR/ Intake cairan yang adekuat dapat menyeimbangi pengeluaran cairan yang berlebihan.

    5. Kolaborasi dalam : - Pemberian cairan infus / transfusiR/ Cairan intravena dapat meningkatkan volume intravaskular yang dapat meningkatkan perfusijaringan sehingga dapat mencegah terjadinya shock - Pemberian koagulantia dan uterotonika R/Koagulan membantu dalam proses pembekuan darah dan uterotonika merangsang kontraksiuterus dan mengontrol perdarahan.

    D.EvaluasiSemua tindakan yang dilakukan diharapkan memberikan hasil : Tanda vital dalam batas normal : Kadar Hb : Lebih atau sama dengan 10 g/dl Gas darah dalam batas normal Klien dan keluarganya mengekspresikan bahwa dia mengerti tentang komplikasi dan pengobatanyang dilakukan

    Klien dan keluarganya menunjukkan kemampuannya dalam mengungkapkan perasaan psikologisdan emosinya Klien dapat melakukan aktifitasnya sehari-hari Klien tidak merasa nyeri Klien dapat mengungkapkan secara verbal perasaan cemasnya

  • 7/31/2019 Askep Haemoragic Post Partum

    8/8

    DAFTAR PUSTAKABrunner & Suddart,s (1996), Textbook of Medical Surgical Nursing 2, JB. Lippincot Company,Pholadelpia.Klein. S (1997), A Book Midwives; The Hesperien Foundation, Berkeley, CA.Lowdermilk. Perry. Bobak (1995), Maternity Nuring , Fifth Edition, Mosby Year Book, Philadelpia.Prawirohardjo Sarwono ; EdiWiknjosastro H (1997), Ilmu Kandungan, Gramedia, Jakarta.RSUD Dr. Soetomo (2001), Perawatan Kegawat daruratan Pada Ibu Hamil, FK. UNAIR, SurabayaSubowo (1993), Imunologi Klinik, Angkasa, Bandung.http://julianto10.blogspot.com/2011/07/asuhan-keperawatan-ibu-nifas