11

Click here to load reader

askep dyspepsia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: askep dyspepsia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu kemampuan organism hidup adalah dapat bergerak untuk

berpindah tempat maupun gerakan lain dari bagian-bagian tubuh. Adakalanya

sistem gerak terpisah dari sitem kerangka artinya pergerakan tidak harus

menggunakan kerangka. Namun adakalanya sistem gerak tidak dapat dipisahkan

dari sistem rangka.

Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan

mengukur pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain

dalam berbagai bentuk untuk memperoleh fungsi sistem muskuloskeletal yang

optimum. Aktivitas gerak tubuh manusia tergantung pada efektifnya interaksi

antara sendi yang normal unit-unit neuromuskular yang menggerakkannya.

Elemen-elemen tersebut juga berinteraksi untuk mendistribusikan stress mekanik

ke jaringan sekitar sendi. Otot, ligamen, rawan sendi dan tulang saling

bekerjasama dibawah kendali sistem saraf agar fungsi tersebut dapat berlangsung

dengan sempurna.

Dalam makalah ini dibahas tentang perubahan sistem muskuloskeletal

pada dewasa.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan umum

Adapun tujuan umum disusunnya makalah ini adalah untuk

mengetahui bagaimana perubahan struktur dan fungsi sistem

muskuloskeletal pada dewasa.

1.2.2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah sebagai

berikut:

1

Page 2: askep dyspepsia

1. Agar mampu memahami tentang definisi sistem muskuloskeletal.

2. Agar mampu memahami struktur dari sistem muskuloskeletal

3. Agar mampu memahami fungsi dari sistem muskuloskeletal.

4. Untuk mengetahui perubahan struktur dan fungsi sistem

muskuloskeletal pada dewasa.

2

Page 3: askep dyspepsia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Muskuloskeletal

Sistem muskuloskeletal merupakan sistem tubuh yang terdiri dari otot

(muskulo) dan tulang-tulang yang membentuk rangka (skelet). Otot adalah

jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah energi kimia menjadi

energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari

tulang –tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk, sikap dan

posisi. Sistem muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh. Sistem

muskuloskeletal melindungi organ-organ penting, misalnya otak dilindungi oleh

tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat pada rongga dada yang

dibentuk oleh tulang-tulang kostae (iga).

2.2. Struktur dan fungsi muskuloskeletal

2.2.1. Struktur

a. Struktur tulang dewasa

1. Periosteum: jaringan ikat kuat dan vascular yang melekat erat pada

bagian luar tulang. Periosteum penting untuk penebalan tulang dan

perbaikan fraktur.

2. Substantia compacta: lapisan luar tulang yang keras dan padat

3. Substantia spongiosa: bagian dalam tulang, berbentuk trabecula,

tersusun dalam pola yang memungkinkan untuk menahan berat dan

tekanan

4. Cavitas medularis: berisi medulla osseum, merupakan jaringan

pembentuk darah Terdapat 2 macam perkembangan tulang atau

ossifikasi, yaitu:

5. Enchondral: terjadi pada tulang panjang, di mana perkembangan

tulang berasal dari kartilago, diubah menjadi tulang

3

Page 4: askep dyspepsia

6. Intramembranosa: tulang berkembang langsung dari jaringan ikat.

Contohnya adalah pada tulang-tulang cranium dan os sesamoidea

b. Struktur otot

1. Sel otot, disebut juga fibra otot yang dibungkus oleh endomysium.

Setiap fibra otot mengandung myofibril yang berjalan parallel

terhadap aksis panjang. Myofibril dibentuk oleh sarcomer. Sarcomer

inilah yang berkontraksi dan memendek dari panjang sebenarnya.

Jika semakin keras kerja otot, semakin banyak metabolit/zat sisa/zat

buangan yang tertumpuk dalam otot dan membuat otot lelah karena

beban ini.

2. Beberapa fibra otot yang bergabung dan dibungkus oleh perimysium

disebut Fasciculus

3. Fasciculi; Beberapa fasciculus yang dibungkus epimysium

4. Otot, dibentuk oleh banyak fasciculi, dibungkus oleh fascia.

2.2.2. Fungsi

a. Sistem rangka

1. Tulang memberikan topangan dan bentuk pada tubuh

2. Pergerakan, tulang berartikulasi dengan tulang lain pada sebuah

persendian dan berfungsi sebagai pengungkit. Jika otot-otot (yang

tertanam pada tulang) berkontraksi, kekuatan yang diberikan pada

pengungkit menghasilkan gerakan.

3. Perlindungan, sistem rangka melindungi organ-organ lunak yang ada

dalam tubuh.

4. Pembentukan sel darah (henatopoisis).Sumsum tulang merah yang

ditemukan pada orang dewasa dalam tulang sternum, tulang iga, badan

vertebra, tulang pipih pada kranium, dan pada bagian uung tulang

panjang, merupakan tempat produksi sel darah merah, sel darah putih,

dan trombosit darah.

4

Page 5: askep dyspepsia

5. Tempat penyimpanan mineral. Matriks tulang tersusun dari sekitar

62% garam anorganik, terutama kalsium fosfat dan kalsium karbonat

dengan jumlah magnesium, klorida, florida, sitrat yang lebih sedikit.

6. Rangka mengandung 99% kalsium tubuh. Kasium dan fosfor disimpan

dalam tulang agar bisa ditarik kembali dan dipakai untuk fungsi-fungsi

tubuh ; zat tersebut kemudian diganti melalui nutrisi yang diterima.

b. Sistem muskular

1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot

tersebut melekat dan bergerak dalam bagian-bagian organ internal

tubuh.

2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka

dan mempertahankan tubuh pada saat berada dalam posisi berdiri atau

saat duduk terhadap gaya gravitasi.

3. Produksi panas. Kontraksi otot secara metabolis menghasilkan panas

untuk mempertahankan suhu normal tubuh.

2.3. Perubahan struktur dan fungsi muskuloskeletal pada dewasa

Selama manusia hidup, tulang akan terus mengalami perbaikan dan

perkembangan. Proses yang terjadi pada tulang yaitu formation dan

resorption. Selama resorption, sel tulang lama akan mengalami kerusakan dan

digantikan oleh sel-sel khusus yang disebut osteoclasts. Pada proses bone

formation, jaringan tulang baru akan menggantikan sel-sel tulang lama. Sel yang

melakukan proses ini adalah osteoblasts. Osteoblas dan osteoclasts selama

melakukan proses perbaikan pada tulang membutuhkan berbagai banyak vitanan

dan hormon, yaitu :

calcitonin.

parathyroid.

vitamin C.

hormon testosteron (pada lelaki).

5

Page 6: askep dyspepsia

hormon estrogen (pada perempuan)

Pubertas memiliki peran penting dalam pertumbuhan tulang. tulang

memanjang dan mengalami peningkatan kepadatan. Pada akhir masa pubertas,

kemampuan tulang untuk memanjang berakhir. Ketika ini terjadi, remaja telah

mencapai tinggi maksimal dan massa tulang mencapai puncaknya. pubertas dini

dikaitkan dengan massa tulang yang lebih besar sementara pubertas terlambat

mengakibatkan massa tulang kurang. Remaja dengan perawakan pendek kadang-

kadang menjalani intervensi medis untuk menunda pubertas dalam upaya untuk

mencapai tinggi badan yang lebih. Penelitian ini menunjukkan bahwa

memperpanjang masa pertumbuhan dengan menunda pubertas mungkin memiliki

konsekuensi tak terduga di kemudian hari.

Tubuh memiliki sekitar 300 tulang saat baru dilahirkan, tapi seiring

berjalannya waktu dan pertumbuhan maka tulang yang terbentuk saat dewasa

hanya sekitar 206 tulang saja. Saat bayi tulang terbuat dari tulang rawan (cartiage)

yang lembut serta fleksibel, tulang ini akan tumbuh dan lambat laun akan

digantikan oleh tulang yang keras dengan bantuan kalsium. Pada usia 20-an

tahun, proses ini sudah lengkap dan tidak ada lagi pertumbuhan. Tulang-tulang

tersebut sudah besar dengan kerangka yang sangat kuat dan ringan.

Pada masa anak-anak sampai usia remaja, secara normal mineral tulang

akan meningkat secara progresif sam-pai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28

tahun (wanita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki-laki) menurut beberapa ahli

puncak kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran

kepadatan tu-lang & kekuatan tulang yg progresif (laki-laki & wanita) mulai

terjadi pada awal usia 20-an. Penurunan kepadatan tulang akan disertai dengan

meningkatnya porositas tulang. Wanita cenderung memiliki tulang yang lebih

kecil & area tulang kortikal yang lebih kecil daripada laki-laki. Perubahan

kekuatan tulang juga terjadi pada laki-laki tetapi laki-laki mengalami perubahan

yang tidak terlalu signifikan dibandingkan wanita.

6

Page 7: askep dyspepsia

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tulang pada tubuh manusia berjumlah sekitar 206 tulang. Sistem skeletal

terdiri dari axial skeleton dan appendicular/perifer skeleton. Axial skeleton

adalah tulang2 yang membentuk axis tubuh yaitu tengkorak, vertebra, sternum,

dan costa. Appendicular skeleton adalah tulang2 yang membentuk

tambahan/pelengkap tubuh, yaitu tulang2 pada extremitas superior dan inferior.

Pada masa anak2 sampai usia remaja, secara normal mineral tulang akan

meningkat secara progresif sampai mencapai puncaknya pada usia 25 – 28 tahun

(wanita) dan usia sekitar 30 – 35 tahun (laki2) menurut beberapa ahli puncak

kepadatan tulang bervariasi. Menurut beberapa peneliti, kemunduran kepadatan

tulang & kekuatan tulang yg progresif (laki2 & wanita) mulai terjadi pada awal

usia 20-an.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu memahami

perubahan struktur dan fungsi muskuloskeletal pada dewasa

7

Page 8: askep dyspepsia

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, andien. (2012). Biologi: Sistem muskuloskeletal. http://andienchandra.wordpress.com/b-i-o-l-o-g-i/sistem-gerak/sistem-muskuloskeletal/. Tanggal akses: 31/10/2012

Irianto, Kus. (2010). Struktur Dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama Widya

Rasjad, Chairuddin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makasar : Bintang Lamumpatue

Sadler, T.W. (1991). Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta: EGC

8