Arsyad Dan Basrun

Embed Size (px)

Citation preview

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

OLEH: ARSAT (D61111902) BASRUN (D61111004)

MAKASSAR 2 0 11 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Pengolahan Bahan Galian Makalah ini berisi beberapa informasi tentang metode metode yang diterapkan dalam pengolahan bahan galian, terkhusus pada bahan galian logam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Makassar, 27 Maret 2012

(PENULIS)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI........................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... A. LATAR BELAKANG ............................................................... B. RUANG LINGKUP MATERI................................................... C. SASARAN ................................................................................. BAB II MINERAL LOGAM (EMAS) ................................................. A. SIFAT EMAS ............................................................................. B. REAKSI KIMIA UNSUR .......................................................... BAB III METODE PENGOLAHAN .................................................... A. PREPARASI............................................................................... B. KONSENTRASI ........................................................................ C. DEWATHERING ...................................................................... D. OPERASI TAMBAHAN ........................................................... BAB IV HASIL ...................................................................................... A. DIAGRAM ALIR TEHNOLOGI PROSES PENGOLAHAN BIJIH EMAS ............................................................................. B. TEHNOLOGI PROSES PENGOLAHAN EMAS SKALA KOMERSIAL............................................................................. BAB V KESIMPULAN ......................................................................... DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

i ii 1 1 2 2 3 3 6 10 10 15 23 24 25

25

26 35 37

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Istilah pengolahan bahan galian merupakan hasil terjemahan dari istilah mineralprocessing, mineral dressing, ataupun mineral beneficiation yang ber tujuan memisahkan mineral berharga dan gangue-nya (tidak berharga) yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan kadarnya rendah (tailing). Proses pemisahan ini didasarkan pada sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan bersifat menguntungkan. Pengkasifikasian bahan galian terdiri dari bijih, bahan galian industri, dan batubara.Khusus untuk batubara, istilah yang sering dipakai adalah pencucian batubara dan preparasibatubara yang merupakan terjemahan dari coal washingdan coal preparation.Pada saat ini umumnya bahan galian tambang yang terdapat di alam, jarangditemukan dalam keadaan mempunyai kadar mineral atau logam berharga yang tinggi dansiap untuk dijual atau cocok untuk diproses lebih lanjut, seperti peleburan. Oleh karena itubahan tambang tersebut perlu mengalami pengolahan bahan galian (PBG).Banyak ragam cara proses pengolahan dan untuk setiap bahan galian yangmengandung mineral tertentu membutuhkan proses pengolahan yang spesifik berdasarkanperbedaan sifat fisika mineral-mineral yang terkandung dalam bahan galian. Beberapa sifatfisika yang seringkali dijadikan dasar pengolahan suatu bahan galian adalah berat jenis,sifat kemagnetan, sifat kelistrikan, sifat permukaan mineral terhadap gelembung udara(mudah dibasahi

atau tidak), dan lain-lain. Disamping itu bentuk dan ukuran partikel suatumineral serta derajat liberasinya juga sangat menentukan dalam pengolahan bahan galian logam maupun non logam. Untuk mineral logam, Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti, untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65 persen dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik, dan industri keramik. Industri aplikasi ini telah berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar 25 persen dari pasar emas. Oleh karena itu sebagai mine engineer di haruskan mampu mengetahui metode pengolahan mineral-meneral logam, misalnya emas.

B. RUANG LINGKUP MATERI Ruang lingkup dari makalah ini adalah : a. Mineral logam (Emas) b. Metode pengolahan bahan galian logam dan non logam c. Hasil (Metode Pengolahan Bahan Galian Emas) d. Kesimpulan

C. SASARAN Sasaran dari makalah ini yaitu, mahasiswa mampu memahami metode-metode yang diterapkan dalam pengolahan bahan galian dan mampu mengetahui metode yang di terapkan untuk pengolahan mineral Emas.

BAB II MINERAL LOGAM (EMAS )

A. Sifat Emas Emas merupakan logam transisi ( trivalen dan univalen ) yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3 ( skala Mohs). Emas dapat dibentuk jadi lembaran sedemikian tipis hingga tembus

pandang. Sebanyak 120.000 lembar emas dapat ditempa menjadi satu lapisan yang sedemikian tipisnya sehingga tebalnya tidak lebih dari 1 cm. Dari 1 gram emas dapat diulur menjadi kawat sepanjang 2,5 km. Emas mempunyai karakteristik sectile ( lunak, elastis, mudah dibentuk), memiliki warna yang menarik ( kuning, mengkilap, tidak mudah memudar), berat, tahan lama, tahan pada panas tinggi dan daya konduksi listrik juga sebagai perlawanan terhadap oksidasi ( tahan korosi ) sehingga emas memiliki banyak kegunaan. Namun karena emas sebagai salah satu logam coinage yang keberadaannya di alam sangat langka, menjadikannya sebagai logam yang sangat berharga. Emas memberikan sumbangan yang amat besar bagi kehidupan manusia seperti, untuk perhiasan, peralatan elektronik, kedokteran gigi, uang, medali, dll. Sekitar 65 persen dari emas diolah digunakan dalam industri seni, terutama untuk membuat perhiasan. Selain perhiasan, emas juga digunakan di peralatan listrik, elektronik, dan industri keramik. Industri aplikasi ini telah

berkembang dalam beberapa tahun dan kini menempati sekitar 25 persen dari pasar emas.

Dalam perdagangan emas, ukuran berat biasanya dipakai troy ouns, kemurnian emas murni dalam karat ditunjukan angka 24 atau dalam kehalusan ditunjukkan angka 1.000. Karena emas merupakan logam yang relatif lunak ( sectile ) menjadi satu halangan untuk digunakan dalam industri. Untuk mengatasi kelemahan ini, emas biasanya dipadukan dengan logam lain ( alloy ) seperti perak, tembaga, platinum, atau nikel. Emas putih adalah alloy emas dengan platinum, iridium, nikel, atau zink. Alloy emas dengan tembaga berwarna merah atau

kuning. Alloy emas dengan besi berwarna hijau, dan alloy emas dengan aluminum berwarna ungu. Bagian emas yang terdapat dalam campuran diukur dalam karat atau persen. Karat adalah unit sama dengan 1 / 24 bagian dari emas murni dalam alloy. Dengan demikian, emas 24 Karat ( 24K ) adalah emas murni,

sedangkan emas 18 Karat adalah 18 bagian emas murni dan 6 bagian logam lainnya, jadi emas 18 karat 18/24 berarti emas 75 %.

B. Reaksi Kimia Unsur Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya, proses dengan melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya pada ekstraksi logam perak. Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik sederhana. Emas (I) oksida, Au2O, adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas (III) menurut persamaan reaksi : 3Au+(aq) 2Au(s) + Au3+(aq) Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun emas terurai dalam larutan sianida dalam tekanan udara.

Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun. Akan tetapi emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia. Reaksi emas dengan halogen Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida emas (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.

2Au(s) + 3Cl2(g) 2AuCl3(s) 2Au(s) + 3Br2(g) 2AuBr3(s) AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-, suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam emas cair, yaitu suatu campuran spesies emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.

Di lain pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida, AuI.

2Au(s) + I2(g) 2AuI(s) Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat dan atau bagian volum asam nitrat pekat ( Jabir ibnHayyan, ca. 760-815 ) :

Au(s) + 4HCL (aq) + HNO3(aq) HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l) Biji emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori : 1. Biji tipis dimana kandungannya sebesar 0.5 g/1000 kg atau 0.5 g/ton atau 0.5 ppm ( part per million, per satu juta bagian )

2. Biji rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian terowongan terbuka yakni kandungan 1-5 g/1000 kg (1 -5 ppm ) 3. Biji bawah tanah/harrdrock dengan kandungan 3 g/1000 kg ( 3 ppm ) 4. Biji nampak mata ( visible ) dengan kandungan minimal 30 g/1000 kg ( 30 ppm )

Emas di dunia mulai ditambang sejak tahun 2.000 sebelum masehi oleh bangsa-bangsa di dataran Mesir ( bangsa Mesir, Sudan dan Arab Saudi ). Pada sekitar abad ke-19, pencarian emas muncul kapanpun ketika ditemukan adanya deposit emas, termasuk di California, Colorado, Otago, Australia, Black Hills, dan Klondike. Sedangkan deposit emas terbesar ditemukan di Precambrian

Witwatersrand, Afrika Selatan, dengan luasan ratusan mil dan dengan kedalaman di lebih dari dua mil. Sejak tahun 1880-an, Afrika Selatan telah menjadi sumber untuk sebagian besar sediaan emas dunia. Pada tahun 1970, produksinya mencapai hingga 70 % dari persediaan dunia, yaitu memproduksi sekitar 1000 ton, namun produksi di tahun 2004 hanya 342 ton. Penurunan ini berhubungan dengan bertambahnya kesulitan dalam ektraksi dan faktor ekonomi yang memperngaruhi industri Afrika Selatan. Produsen utama lainnya adalah Kanada, Australia, bekas Uni Soviet, dan Amerika Serikat ( Arizona, Colorado, California, Montana, Nevada, South Dakota, dan Washington ). Sebelum Perang Dunia II, Indonesia adalah penghasil emas terbesar di Asia Tenggara. Satu-satunya pengelola tambang emas di Indonesia pada awal

tahun 1980-an adalah PT Aneka Tambang, sebuah BUMN di bawah Departemen Pertambangan dan Energi. Tiga penambang emas besar di Indonesia menurut data tahun 1987 adalah:

PT Freeport Indonesia Inc. yang berlokasi di Tembagapura, Papua dengan jumlah produksi 2,2 ton/tahun ( 1986 ).

PT Lusang Mining yang berlokasi di Bengkulu dengan jumlah produksi 300 kg/tahun ( 1986 ).

PT Aneka Tambang ( Persero ) berlokasi di Cikotok, Jawa Barat dengan jumlah produksi 240 kg/tahun ( 1986 ).

BAB III METODE PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LOGAM DAN NON LOGAM Dalam pengolahan mineral ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu : Preparasi, Konsentrasi, Dewatering, dan Operasi tambahan lain jika diperlukan. A. Preparasi Dalam preparasi ada beberapa tahap yaitu : 1. Kominusi Reduksi ukuran (kominusi) merupakan tahap yang sangat

pentingdalam pengolahanbahan galian, yang bertujuan : a. Menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan (ukuranmaupun bentuk). b. Membebaskan mineral berharga dari pengotor. c. Memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapatberlangsung dengan lebih baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses kominusi : a. Ukuran bijih dari tambang. b. Biasanya ukuran bijih dari tambang dalam bentuk bongkah sehingga berkaitan rat c. dengan pemilihan primary crusher dan proses screening. d. Keadaan bijih, pada bijih yang lengket akan mempengaruhi pemilihan ill/crusher. e. Kesediaan air, hal ini penting khususnya untuk proses basah.

f. Proses-proses berikutnya basah atau kering g. Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding dalam mill). h. Reaksi antara material dengan air. Peralatan kominusi banyak macam dan ragamnya, dan aplikasinya tergantung padakeadaan bahan galian. Kominusi ada dua macam, yaitu : a. Peremukan (crushing) b. Penghalusan/Penggerusan (grinding) a. Peremukan (crushing) Peremukan (crushing) adalah proses reduksi ukuran dari bijih yang berukuran kasar(sekitar 1 m) menjadi ukuran sampai kira-kira 25 mm. Seperti telah disebutkan terdahulu,dalam reduksi ukuran terdapat tahap-tahap primary crushing, secondary crushing, tertiarycrushing dan bahkan quaternary crushing.

b. Penghalusan/Penggerusan (grinding) Grinding adalah proses reduksi ukuran dari bijih yang berukuran halus (sekitar 25mm). Sama halnya seperti pada crushing, dalam grinding juga dikenal tahap-tahap primary,secondary, dan tertiary. Di dalam proses grinding, dibutuhkan media untuk menggerusbijih yang disebut media penggerusan. Media Penggerusan Media penggerusan yang dipakai dalam proses penggerusan antara lain : a. Bola-bola baja atau keramik b. Batang-batang baja c. Tanpa media: autogenous mill d. SAG (Semi Autogenous Mill)

Gambar, Ball Mill

2. Sizing Sizing adalah pengelompokan mineral, yang dapat dilakukan dengan cara : a. Screening & Sieving (pengayakan) Screening dan sieving adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan ukuranpartikel. Istilah sieving dipakai untuk skala laboratorium, dan istilah screening dipakaidalam skala industri. Produk daripada proses pengayakan ada dua, yaitu oversize (ukuranyang lebih besar dari ukuran lubang pengayak) dan undersize (ukuran yang lebih kecildari ukuran lubang pengayak). Pengayakan pada skala laboratorium (sieve) dapat dilakukan baik dengan caramanual ataupun dengan menggunakan alat penggetar (shaker). Dalam operasinya, prosespengayakan bisa dalam bentuk basa atau kering. Contoh pengayak laboratorium dan alatpenggetarnya dapat dilihat pada gambar.

Gambar pengayak skala labolatrorium

Sedangkan contoh-contoh pengayak skala industri

Gambar, Contoh Pengayak Skala Industri b. Klasifikasi Klasifikasi adalah proses pemisahan partikel berdasarkan

kecepatanpengendapannya dalam suatu media (biasanya air). Klasifikasi dilakukan dalam alat yangumumnya disebut classifier. Produk dari proses klasifikasi ada dua, yaitu overflow(produk yang berukuran halus) dan underflow (produk berukuran kasar sebagai hasilpengendapan).

B. Konsentrasi Yaitu proses pemisahan mineral berharga dengan mineral yang tidak berharga, sehingga didapat kadar yang lebh tinggi dan menguntungkan 1. Konsentrasi Grafitasi Konsentrasi Gravitasi yaitu pemisahan mineral berdasarkan berat jenisnya dalam suatu medium fluida, dengan menggunakan perbedaan kecepatan pengendapan. Berdasarkan gerakan fluida, ada tiga cara pemisahan secara gravitasi : a. Fluida tenang, contoh : DMS (Dense Medium Separation). b. Gerak fluida horiSontal, contoh : sluice box, meja goyang, spiral concentrator. c. Aliran fluida vertikal, contoh : jigging.

Konsentrasi

gravitasi

pada

mineral-mineral

yang

mempunyai

perbedaan massa jenis yang menyolok sehingga terjadi: kelompok mineral dengan massa jenis tinggi kelompok mineral dengan massa jenis rendah

dan salah satu dari kelompok mineral tersebut akan menjadi konsentrat.

Peralatan Seperti telah disebutkan sebelumnya, alat konsentrasi gravitasi yang banyak dipakaiantara lain : 1) Jig

2) Shaking table (meja goyang) 3) Sluice box 4) Spiral

2. Konsentrasi Magnetik Dan Elektrostatik Konsentrasi magnetik dan elektrostatik merupakan salah satu metode yang kini masih digunakan dalam industri pengolahan mineral. Pemakaian metode ini tidak hanya untuk memisahkan mineral-mineral logam dari mineral gangue, akan tetapi telah digunakan secara luas juga untuk mineral industri, daur ulang plastik dan logam, serta pada pencucian batubara.

A. Konsdentrasi Elektrostatik Konsentrasi elektrostatik merupakan proses konsentrasi

dengan memanfaatkanperbedaan sifat mudah dan sukarnya mineral untuk menghantarkan arus listrik (sifatkonduktor dan non-konduktor). Konduktor adalah bahan yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik (elektron), sedangkan non-konduktor bersifat sebaliknya. Hambatan

pemakaian proses ini antara lain: Hanya untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar. Proses harus kering sehingga timbul masalah dengan debu yang berterbangan. Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain :

Magnetite Galena Kasiterit Pyrite Molybdenite Ilmenite Wolframite

Pemisahan berdasarkan sifat konduktivitas bahan ini dibagi dua : a. Electro dynamic separation (high tension separation) b. Electrostatic separation

B. Konsetrasi Magnetik Konsentrasi magnetik merupakan proses konsentrasi yang

memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan yang dimiliki oleh bahan (mineral). Prinsip pemisahan dengan memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan material ini dapat digambarkan secara skematik seperti terlihat pada gambar

Gambar. Skema pemisahan mineral dengan metode magnetik

Gambar. Prinsip Operasi Magnetic Pulley

Sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) bahan dapat dibagi atas : Paramagnetic Bahan-bahan yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contoh : hematite, ilmenite, pyrrhotite. Diamagnetic Bahan-bahan yang tidak tertarik oleh medan magnet. Contoh : kwarsa, feldspar. Ferromagnetic Bahan-bahan yang sangat kuat untuk ditarik medan magnet. Contoh : besi, magnetite.

3. Konstrasi Flotasi Dalam pengolahan bahan galian, flotasi didefinisikan sebagai metoda fisika kimiauntuk memisahkan mineral berharga dari yang tidak berharga dengan cara mengapungkan salah satu mineral ke permukaan pulp. Proses pemisahan mineral berharga dari yang tidak berharga dengan cara pengapungan ini didasarkan pada sifat permukaan mineral apakah suka terhadap udara (takut air) atau suka terhadap air (takut udara). Mineral yang diapungkan adalah mineral yang tidak dibasahi (suka udara) disebut mineral hydrophobic, sedangkan mineral yang tidak diapungkan adalah mineral yang dibasahi (suka air) disebutmineral hidrophilic.

A. Pengapungan Kondisi utama agar proses flotasi berlangsung dengan baik yaitu adanya partikel-partikel tertentu (yang akan diapungkan) menempel pada gelembung udara kemudian bersamasama naik ke permukaan. Keterapungan (floatability) dari suatu partikel ditentukan oleh kecenderungannya untuk menempel pada permukaan gelembung udara, dan ini terutama tergantung pada sifat-sifat permukaan partikel. Massa jenis dan sifat-sifat fisika lainnya memegang peranan yang sangat kecil.

B. Reagen Kimia Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa syarat utama

berlangsungnya flotasi dengan baik adalah adanya partikel yang bersifat hidrofobik (suka udara) dan partikel lainnya bersifat hidrofilik (suka air). Mineral-mineral yang bersifat suka udara (tidak dibasahi) terdapat di alam dalam jumlah yang sangat terbatas, misalnya S (sulfur) dan batubara. Hampir semua mineral di alam ini dapat dibasahi sehingga untuk memperoleh mineral yang tidak dapat dibasahi maka perlu ditambahkan reagen kimia. Reagen kimia digunakan dalam proses flotasi untuk menciptakan suatu kondisi agar proses flotasi berlangsung dengan baik. Setiap reagen kimia yang ditambahkan mempunyai fungsi yang spesifik. Ada tiga kelompok utama reagen kimia yang biasa digunakan dalam proses flotasi yaitu kolektor, frother (pembuih), dan modifier.

Operasi atau proses flotasi sebenarnya terdiri dari dua tahap, yaitu : 1) Conditioning Conditioning merupakan tahapan dari flotasi dimana permukaan mineral yang berada dalam pulp diolah dengan reagen kimia sedemikian rupa sehingga apabila diberi udara maka mineral tertentu akan mengapung dan mineral lainnya akan tenggelam agar proses flotasi berlangsung dengan baik. Proses conditioning dilakukan dalam alat yang disebut conditioner. Mekanisme yang diperlukan pada conditioning yaitu : Pengadukan Reagen terdispersi (tersebar) ke seluruh pulp. Kontak berulang-ulang antara molekul-molekul reagen dengan partikel-partikel mineral. Harus cukup waktu kontak agar interaksi reagen dengan partikel berlangsungbaik. Waktu yang diperlukan di sini disebut waktu conditioning. Tidak ada udara yang masuk

2) Proses Aerasi Proses aerasi merupakan tahapan proses flotasi dengan memasukkan aliran udara ke dalam pulp yang telah mengalami conditioning, sehingga timbul gelembung-gelembung udara dalam pulp. Pada proses aerasi ini partikel-partikel mineral yangbersifat hidrofobik (suka udara) akan menempel pada gelembung udara kemudiannaik ke atas dan keluar bersama-sama.

Apungan ini selanjutnya ditampung,gelembung udara pecah dan tinggal padatannya. Partikel-partikel mineral yangbersifat hidrofilik (suka air) akan tetap tenggelam dan menjadi produkta berupaendapan. Dengan demikian dapat dipisahkan antara apungan (froth) dan endapan (sink).

Keterangan : 1. Aliran udara masuk 2. Zona-zona : a. Zona apungan b. Zona benturan partikel - gelembung udara c. Zona pengadukan 3. Impeller 4. Arah aliran gelembung udara Gambar, Mekanisme Flotasi Dan Zona-Zona Dalam Proses Flotasi(Contoh Pada Mesin Flotasi Denver Sub-A).

C. Dewathering Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan: 1. Thickening, yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (%solid=50%).Thickening dicirikan oleh bidang batas antara cairan jernih dengan sedimen dan kapasitasnya dibatasi oleh kondisi underflow.

2. Filtasi, adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (%solid =100%). Filtrasi adalah pemisahan partikel padatan dari cairan dengan melewatkan fluida melalui medium penyaringan. Spesifikasi ukuran peralatan diperlukan untuk menghasikan produk yang disyaratkan. Filter dapat dioprasikan dalam 2 metode yaitu : filtrasi tekanan konstan dan filtrasi laju tetap. Bebagai macam peralatan filtrasi dan yang paling banyakdigunakan yakni tipe continous vacuum filter.

3. Drying, adalah proses menghilangkan air dari padatan dengan jalan pemasanan sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (%solid=100%) .

D. Operasi tambahan Operasi tambahan ini juga sngat besar artinya dalam proses pengolahan yang sedang dijalankan, yang meliputi : 1. Feeding yaitu proses memasukkan feen kedalam unit konsentrasi secara tetap dan lancar baik beratnya feed maupun volumenya. 2. Sampling yaitu proses pengambilan contoh yang sesedikit mungkin tetapi mewakili biji secara keseluruhan. Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan tujuan untuk mengontrol apakh operasi yang sedang berjalan ini sesuai dengan keinginan atau tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan sample dilakukan berkali-kali dengan jumlah yang sedikit dari pada sekali tetapi jumlah yang banyak.

BAB IV HASIL (METODE PENGOLAHAN BAHAN GALIAN EMAS)

A. Diagram Alir Tehnologi Proses Pengolahan Bijih Emas Pertambangan emas pertama kali dilakukan di daerah alluvial, dengan metoda pengolahan cara gravitasi atau cara amalgamasi dengan air raksa. Sejak tahun 1860 kegiatan pertambangan bawah tanah dilakukan untuk endapan primer dengan metoda pengolahan emas cara sianidasi.

Perkembangan selanjutnya teknologi pengolahan emas dengan cara flotasi dilakukan pada tahun 1930. Dan tahun 1960 metoda pengolahan heap leaching yang dasarnya seperti pengolahan sianidasi diterapkan untuk pengolahan bijih emas kadar rendah.

B. Tehnologi Proses Pengolahan Emas Skala Komersial Yang umum digunakan terdiri dari tahap : 1. Comminution / Kominusi Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-mineral lain yang terkandung dalam batuan induk. Proses kominusi ini terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer, sedangkan pada bijih emas sekunder bijih emas merupakan emas yang terbebaskan dari batuan induk yang kemudian terendapkan. Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-masing bijih untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi pada proses ekstraksinya berbeda-beda bergantung pada ukuran mineral emas dan kondisi keterikatannya pada batuan induk. Proses kominusi ini dilakukan bertahap bergantung pada ukuran bijih yang akan diolah, dengan menggunakan :

Refractory ore processing, bijih dipanaskan pada suhu 100 - 110 0C, biasanya sekitar 10 jam sesuai dengan moisture. Proses ini sekaligus mereduksi sulfur pada batuan oksidis.

Crushingmerupakan suatu proses peremukan ore ( bijih ) dari hasil penambangan melalui perlakuan mekanis, dari ukuran batuan tambang