Arcaka 1-November2013 Highres

Embed Size (px)

DESCRIPTION

majalah arsitektur uajy

Citation preview

  • UAJY

    RAKA

    NOVEMBER2013ISSUE #1.

  • CONTACT US:

    Biro Penelitian dan Penulisan

    Sekretariat Himpunan Mahasiswa Arsitektur TRIAKA

    Universitas Atma Jaya Yogyakarta

    Jl. Babarsari No.44 , Sleman, Yogyakarta 55281- Indonesia

    email : [email protected]

    Membangun kecerdasan, kecintaan, dan

    kelestarian dunia arsitektur nusantara

    yang berwawasan internasional.

    1.Menyajikan informasi sesuai dengan

    realita dalam proses berfikir kritis

    mahasiswa.

    2.Menjadi acuan dan pedoman untuk

    memperkaya keilmuan di bidang

    arsitektur

    3.Membangun, mengajak, dan

    menginspirasi pembaca untuk

    sadar, berpikir, dan berkarya bagi

    masyarakat.

    V I S I A R A K A

    M I S I A R A K A

    koordinator biro penelitian & penulisan

    BILLY GERRARDUS SANTO

    wakil koordinator biro penelitian & penulisan

    AJI BAYU KUSUMA

    sekretaris

    JECKHI HENG

    reporter

    AGNES ARDIANA ARIANTI

    ELIZABETH NADA TRISUCI W.

    desain & layout

    ALEICIA VIDYA PHITALOKA

    THOMAS A. SANTOSO

    marketing

    WAYA THERESIA UTOMO

    RAKA

    M A J A L A H I L M I A H P O P U L E R

    A R S I T E KT U R UA J Y

    WHO USARE

  • ARSITEKTUR HIJAU diangkat sebagai tema penting dalam terbitan edisi pertama majalah ilmiah populer

    mahasiswa UAJY yang berjuluk ARAKA. Green Stream dalam arsitektur masa kini seakan-akan berkembang

    menjadi tema seksi di tengah hiruk-pikuk kerusakan lingkungan yang merajalela dimana-mana. Manusia merasakan

    beban berat dari kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai belahan bumi akibat dari ulah manusia sendiri yang

    konon menjauh atau tidak bersahabat dengan alam. Ketika manusia mengabaikan alam, melakukan tindakan yang

    merugikan alam, bahkan melukai alam, pada gilirannya alam murka dan bertindak menghukum manusia dengan

    beragam bentuk bencana alam dan kemanusiaan.

    Arsitektur Hijau ternyata merupakan tema yang menarik dan asyik diperbincangkan. Berbagai upaya kreatif disodorkan

    untuk mengembangkan pemikiran maupun tindakan arsitektural yang menggunakan green sebagai paradigma. Arus

    arsitektur hijau merambah ke mana-mana, bagaikan jamur yang tumbuh subur pada musim hujan. Arsitektur hijau yang

    memanifestasi secara beragam seakan-akan menyihir para arsitek di berbagai tempat untuk merasuknya sebagai

    ideologi. Arsitektur hijau telah menjadi idola yang diyakini mampu menyelamatkan bumi dari kerusakan yang lebih parah.

    Para arsitek yang tergila-gila mengidolakan arsitektur hijau telah berhasil membuka cakrawala baru yang memberi

    karakter kuat pada desain arsitektur yang mereka ciptakan. Kini, arsitektur hijau menjadi sepenggal era baru dalam

    sejarah arsitektur yang memuja kelestarian alam.

    Diskusi tentang penyelamatan bumi mengingatkan pada sosok AVATAR. Film animasi berjudul Avatar : The Last

    Airbender buatan Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko (2005-2008) ini menampilkan sosok penyelamat

    bumi bernama Avatar Aang. Ia diilustrasikan sebagai sosok yang mampu menguasai dan mengendalikan unsur-unsur

    alam berupa udara, air, tanah, api, dan angin. Sosok Avatar sebagai penyelamat kehidupan ternyata adalah tokoh penting

    dalam kepercayaan Hindu. Avatar atau Awatara dalam agama Hindu diyakini merupakan penjelmaan Tuhan. Ia pernah

    hadir berkali-kali (berinkarnasi) ke dalam berbagai jaman dengan wujud fisik berbeda-beda sesuai dengan tema

    penyelamatan jaman yang dihadirinya. Ada sepuluh Avatar yang diyakini dan sembilan diantaranya pernah hadir di bumi.

    Avatar terakhir diyakini akan hadir pada akhir jaman.

    Paradigma green dalam arsitektur tampaknya sejalan dengan misi dan upaya penyelamatan bumi yang menjadi tugas

    Avatar. Paradigma green dengan wujudnya yang beragam, mulai dari yang bersifat saintifik hingga bermuatan kearifan

    lokal, memiliki muara yang sama, yaitu menyelamatkan bumi dan membangun bumi agar dapat ditempati manusia dan

    kehidupannya secara berkelanjutan. Tugas arsitek berparadigma green mirip dengan tugas Avatar, menyelamatkan bumi

    dengan mengendalikan elemen-elemen kunci bumi.

    Semoga arsitektur hijau menjadi sarana dan ideologi penting bagi para arsitek dalam membantu Avatar untuk

    menyelamatkan bumi dan kehidupan yang berlangsung di atasnya. Semoga ia bukan Avatar ke sepuluh, yang

    kehadirannya menandai akhir jaman.

    EDITORIAL

    FROM THE EDITOR

  • WAYA THERESIA UTOMOARS 2011

    THOMAS A. SANTOSOARS 2012

    ELIZABETH NADA T.ARS 2012

    BILLY GERRARDUS S.ARS 2011

    AJI BAYU KUSUMAARS 2011

    JECKHI HENGARS 2011

    AGNES ARDIANAARS 2012

    ALEICIA VIDYA P.ARS 2011

    RAKA

    THE CONTRIBUTORS

  • Photograph by Billy Gerrardus

    Centralized at Green School, Bali

  • AGENDA 10

    PROFILE 14YOUNG ARCHITECT

    YULI SRI

    HARTANTO

    SENIOR ARCHITECT

    DJOKO ISTIADJI

    17

    DESIGN

    PROJECTS

    20LOCAL

    MASJID PATHOK

    NEGARA

    PLOSOKUNING

    ALMAMATER

    RUMAH SAKIT

    KHUSUS

    BERSALIN

    ADINDA

    23

    26WORLDWIDE 28

    GOLDEN

    SECTION

    32

    STUDENT

    WORKS!

    39COMPETITION RESEARCH 44

    CONTENTS

    BCA ZERO

    ENERGY

    BUILDING

    KROON

    HALL

    YALE UNIVERSITY

    BERARSITEKTUR DALAM GREEN STREAM

    WEX UGM 2013

    MENUJU

    INDONESIA

    HIJAU

  • OPINION48

    GO GREEN KATA MEREKA...

    POINT51ARCHITECTURAL EVENTS 52

    53CAMPUS NEWS 54

    55

    TECHNOLOGY

    & INNOVATION

    56 57

    ANJANGSANA58JEJAK ARSITEKTUR FENOMENA & LIFESTYLE 60

    FTKIMAI 2013

    PAMERAN STPK

    2013

    WELPARCH!

    STUDI BANDING

    UNDIP-UAJY

    WANAPRASTA

    BATA INOVASI

    LIMBAH ABU

    BATAKO

    STYROFOAM

    IKATAN MASA

    LALU AKAN

    KOTAGEDE

    MANDALA

    MENURUT

    KOSMOLOGIS

    BUDDHIS

  • AGENDA

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 10

  • AGENDA

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 11

  • AGENDA

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 12

  • http://research.unt.edu/sites/default/files/Gandhi02_0.jpg

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 13

    TheEarthprovidesenoughtosatisfyeverymansneeds,

    butnoteverymansgreed.

    -MahatmaGandhi

  • GREEN DI ATAS KERTAS TIDAK HANYAYULI SRI HARTANTO

    Yuli Sri Hartanto, begitu nama lengkap arsitek muda kita yang sudah melanglang buana jauh ke negeri

    orang. Akrab disapa dengan sebutan Mas Yuli, pria asli

    Yogyakarta ini berbagi cerita kepada ARAKA seputar

    perjalanan karirnya dari Jogja ke Jerman dan berbagi

    pandangannya seputar Green Architecture.

    Perjalanan Berarsitektur dari Jogja ke Jerman Sebelum memutuskan untuk

    belajar berarsitektur, sebenarnya Mas Yuli

    sudah memiliki minat dan keterkaitan

    akan bentuk dan performa. Ia menyadari

    minatnya tersebut ketika melihat film

    anime dan tokusatsu dari Jepang.

    Mendapatkan brosur dari fakultas teknik

    Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),

    tanpa pikir panjang Ia mengisi formulir

    pendaftaran, memilih jurusan Arsitektur

    dan langsung mengirimnya.

    Masa kuliah Ia nikmati dengan

    bermain bentuk dan proporsi. Tahun

    2001-2005 Mas Yuli nyambi membuat

    maket di studio milik Andy Santosa

    bernama Archigramm. Proses membuat

    maket dilanjutkan dengan bekerja di

    Lokket bersama beberapa teman. Di

    akhir tahun 2005, Mas Yuli diperkenalkan

    dengan Agus Handoko,seorang arsitek

    yang mengajarkannya banyak hal tentang

    detail baik standard detail ataupun special

    detail.

    Kendala dalam melakukan Tugas Akhir terjadi ketika Gempa 6,2 Skala Richter

    mengguncang Yogyakarta tanggal 27 Mei

    2006 pukul 05.55. Mas Yuli pun berhenti

    sejenak dari proses penyusunan tugas akhir

    dan fokus untuk membangun kembali rumah

    nya yang rusak total.

    Setelah wisuda, Ia mendapat undangan wawancara dan test di Budi

    Pradono Arsitek. Mas Yuli pun diterima dan

    berkarya bersama Budi Pradono dan tim

    selama 3 tahun 7 bulan. Proyek di Budi

    Pradono Arsitek antara lain Villa Berawa di Bali

    dan Pure Shi Shi Lin Exhibition di Taipei.

    Setelah mendapatkan kesempatan jalan-jalan ke Jerman tahun 2010, Mas Yuli

    pulang ke Tanah Air untuk mengasah

    kemampuannya dalam berarsitektur dan

    belajar bahasa Jerman di Goethe Institute,

    Jakarta. Setahun kemudian Mas Yuli kembali

    ke Jerman dan mulai berjibaku dengan

    pesaing dari beberapa negara di Eropa untuk

    memperoleh kesempatan magang.

    2001-2003

    Model Maker ( Archigramm )

    2003 2005

    Model Maker ( LOKKET)

    2006 2007

    Assistant Architect and

    3D Modeler

    ( CV.MAA)

    2010 2011

    Free Architect (HSH Architekten

    Berlin,Germany )

    2011 2012

    Jumior Architect ( Weberwurschinger

    Architekten , Berlin , Germany )

    2012 sekarang

    Junior Architect ( White Sky Group

    Gewers & Pudewill,Berlin,Germany )

    PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 14

  • Arsitek dan Arsitektur Hijau Dari pengalamannya bekerja di Jerman, Mas Yuli menyimpulkan bahwa

    arsitektur hijau bukan lagi menjadi tema,

    karena semua produk dan standar

    kualitasnya sudah dites berdasarkan

    standar arsitektur hijau , yaitu daur ulang,

    tahan lama, dan bebas efek buruk bagi

    kesehatan.

    Mas Yuli berpendapat bahwa

    dalam dekade ini, profesi arsitek yang

    berorientasi pada kebutuhan tempat

    tinggal, dan estetika, mempunyai

    t a n g g u n g j a w a b b a r u , y a i t u

    mengakomodasi dan menerapkan

    rancangan yang tidak hanya memiliki

    karakter kekinian, akan tetapi juga tanggap

    terhadap isu-isu lingkungan.

    Selama Ia bekerja di Tanah Air, Ia

    belum sekalipun mengalami atau

    menemui ujian kelayakan bangunan.

    Ujian tersebut, difokuskan pada beberapa

    poin pokok, yaitu standar kelayakan

    dalam lingkup penghuni, standar

    kelayakan dalam lingkup bertetangga dan

    standar kenyamanan dalam lingkup kota.

    Memulai belajar dari nol karena standard berarsitektur yang

    berbeda dari Asia, Mas Yuli magang

    selama 6 bulan di HSH Architekten

    yang dibimbing langsung oleh Harald

    Schindele. Enam bulan selanjutnya

    Ia melanjutkan kerja magang di

    Weberwrschinger Architekten

    bersama Haye Baker. Disinilah Mas

    Yuli mengetahui tentang tes

    kelayakan dan uji standard bangunan

    di Berlin. Saat ini Mas Yuli bekerja

    sebagai junior architect di Gewers &

    Pudewill dan masih disibukkan

    dalam proyek masterplan di Saudi

    Arabia.

    S e c a r a t i d a k langsung dan perlahan, Mas Yuli

    merasakan bahwa arsitektur itu

    seperti halnya never ending story atau

    never ending adventure. Mas Yuli

    berkata Setiap akhir adalah awal.

    Puncak adalah dasar. Setiap tempat

    baru memiliki keanekaragaman yang

    tidak akan pernah selesai dijelajahi.

    Setiap langkah progress adalah proses

    pencarian jati diri.

    Villa Berawa by Budi Pradono Architects

    Photograph : Courtesy of Budi Pradono Architect

    PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 15

  • Beberapa proyek green yang pernah Mas Yuli kerjakan yaitu di Jakarta, bersama Budi Pradono Arsitek, membangun Resort and Spa di Uluwatu Bali.

    Konsep yang ditawarkan adalah recycle material, yaitu memanfaatkan kayu bekas

    kapal dan untuk dinding dalam bangunan menggunakan batu cadas sisa pondasi

    yang di potong kecil kecil.

    Arsitek sebaiknya mencermati kembali tradisi, kearifan lokal baik dari segi kedekatan dengan

    alam, material maupun teknik dan prinsip bangun untuk dapat diolah sedemikan rupa sehingga menghasilkan

    citra dan karakter kekinian.

    Sementara itu di Jerman ada proyek apartemen yang menggunakan konsep passive system house, yaitu rumah yang dapat menyulai energi sendiri.

    Bangunan memiliki solar system sehingga hemat energi. Passive house sendiri

    menjadi tren di Jerman saat ini.

    Ia yakin jika kita menciptakan jarak dengan alam, maka kita sendiri akan tahu dampak yang akan timbul. Dari Arsitektur tradisional leluhur, kita melihat dan

    merasakan sendiri, bahwa Arsitektur tersebut tidak hanya hijau terintegrasi dengan

    alam tetapi juga memiliki estetika tertentu berdasarkan filosofi kesepahaman

    antara Tuhan dan alam tempat mereka tinggal. kata Mas Yuli menutup

    perbincangan mengenai arsitektur hijau.

    Pada akhirnya, yang menjadi daya tarik dan daya jual suatu karya adalah kekuatan ciri khas dari desain,kejujuran,dan konsistensi.

    Pure Shi Shi Lin Exhibition Taipei by Budi Pradono Architects

    Photograph : Courtesy of Budi Pradono Architect

    PERSPECTIVE - YOUNG ARCHITECT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 16

  • Perjalanan Karier Pak Djoko memulai pendidikan arsitektur

    di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas

    Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985 dan

    lulus pada tahun 1992. Beliau memiliki

    pandangan bahwa arsitektur adalah ilmu terapan

    yang membutuhkan praktek di dunia nyata. Atas

    dasar itulah, pada awal masa kuliah Pak Djoko

    membentuk kelompok dengan 5 kawannya dan

    mengidentitaskan diri sebagai Studio 85

    Utama. Kelompok kecil ini kemudian berkelana

    bersama untuk mecari pengalaman-pengalaman

    di lapangan. Mereka mulai belajar dari proyek-

    proyek kecil yang ada di Yogyakarta. Tahun 1990-

    1992, Kelompok ini mengalami vakum karena

    konsentrasi untuk menyelesaikan kuliah. Seiring

    berjalannya waktu anggota Studio 85 Utama

    mulai meniti karirnya masing-masing dan hingga

    saat ini studio tersebut masih dilanjutkan oleh Pak

    Djoko.

    Pada tahun 1993 sampai sekarang, Pak

    Djoko mengabdi sebagai dosen program studi

    Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Atma

    Jaya Yogyakarta. Pada tahun 2000, beliau

    melanjutkan pendidikan magisternya di

    National University of Singapore School of Design

    & Environment: Building Perfomance &

    Sustainability. Pak Djoko memiliki prinsip bahwa

    sebuah bangunan tidak hanya harus terlihat

    cantik, namun juga harus memiliki performa

    yang baik.

    Menurutnya, performa yang baik dari

    sebuah bangunan dapat dicapai dengan

    menyeimbangkan aspek yang terukur dan

    aspek yang tidak terukur dari bangunan

    tersebut. Aspek yang tidak terukur antara lain

    estetika, warna, komposisi bentuk, seharusnya

    dipadupadankan dengan aspek terukur yang

    bersangkutan dengan fisika bangunan. Dalam

    Arsitektur, hal-hal tidak terukur atau spekulatif

    tersebut seharusnya dapat lebih didefinitifkan,

    agar menciptakan sebuah karya arsitektur yang

    seimbang, ujar Pak Djoko.

    Arsitektur terdiri dari dua pokok pikiran

    penting yaitu hal yang terukur dan hal yang

    tidak terukur, namun pada umumnya para

    arsitek kurang memikirkan hal-hal yang

    terukur.

    3 ESENSI Green Architecture

    Ir.A.Djoko Istiadji,MSc.Bld.

    Teks oleh Waya Theresia Utomo

    Ir. A. Djoko Istiadji, MSc.Bld.Sc.,

    memulai pendidikan arsitektur di Universitas

    Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 1985.

    Beliau memulai karir sebagai arsitek sejak

    duduk di bangku kuliah. Pada tahun 2000, Pak

    Djoko melanjutkan studi di NUS School of

    Design & Environment: Building Perfomance &

    Sustainability. ARAKA mencoba mengulas

    riwayat karir dan pandangan beliau tentang

    green architecture.

    PERSPECTIVE - SENIOR ARCHITECT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 17

  • 3 Esensi Green ArchitetureIsu arsitektur yang muncul dari masa ke

    masa selalu berbeda-beda sesuai dengan

    permasalahan yang ada pada zaman tersebut.

    Isu green architecture jelas sedang menjadi

    tren di zaman ini. Beliau memiliki pandangan

    bahwa green architecture memang perlu untuk

    diterapkan pada masa kini, karena kondisi alam

    yang sudah tidak seimbang.

    Pak Djoko berpendapat bahwa terdapat 3

    esensi dalam pemikiran green architecture :

    1. Sebuah karya arsitektur harus meminimalisir

    dampaknya pada lingkungan. Bangunan

    seharusnya memperhatikan kondisi

    lingkungan di sekitarnya, sehingga tidak

    memberikan pengaruh buruk.

    2. Karya arsitektur harus mengoptimalkan

    penggunaan energi pada bangunan.

    Pengoptimalan ini dapat dilakukan dengan 2

    sistem, yaitu passive system dan active

    system.

    passive system : energi dari alam harus

    dimanfaatkan seoptimal mungkin.

    active system : menggunakan energi

    mekanik yang diimbangi dengan

    optimalisasi energi. Active system

    baiknya dilakukan apabila passive system

    sudah dimanfaatkan dengan optimal.

    3. Performa bangunan yang dimiliki oleh

    sebuah bangunan haruslah optimal. Bagi

    beliau, hal ini sangat berpengaruh bagi

    pengguna bangunan tersebut, karena

    kualitas kegiatan dari pengguna sangat

    bergantung pada performa bangunan

    tersebut.

    Beliau berpendapat bahwa 3 esensi ini

    seharusnya sudah menjadi pegangan umum

    bagi para arsitek dalam merancang sebuah

    bangunan, terlepas dari adanya konsep pikir

    green architecture.

    1 2 salah satu project Pak Djoko, Hotel Grand Sae Solo

    yang menerapkan konsep green dengan

    mengaplikasikan recycle water, green roof, dan

    pencahayaan alami. 3 pemanfaatan vegetasi pada Hotel

    2

    3

    1

    PERSPECTIVE - SENIOR ARCHITECT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 18

  • http://www.designwikipedia.org/Imag/Architecten%20&%20designers/Fo.%20Norman%20Foster.jpg

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 19

    webelievethequalityofoursurroundings

    canliftthequalityofourlives."

    -Foster+Partners

  • POLITIK HARMONI KERATON DAN MASJID

    [GARIS KERAS!]

    DESIGN PROJECT - LOCAL

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 20

  • Masjid Pathok Nagari Sulthoni

    berlokasi di jalan Plosokuning Raya No.99,

    Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik,

    Kabupaten Sleman, Daerah Ist imewa

    Yogyakarta. Masjid ini didirikan oleh Sri Sultan

    Hamengkubuwono III, dengan luas lahan 2 2

    2500 m dan luas bangunan 328m .

    Nama Plosokuning diambil dari

    sebuah pohon ploso yang berdaun kuning

    yang berada di sebelah timur masjid.

    SEJARAH Masjid Pathok Negara Plosokuning

    dibangun pada masa Raden Mustafa (1812-

    1814), sebagai rasa hormat kepada sang guru

    dan sebagai dasar hukum agama atau yang

    memberi nasehat spiritual bagi Sang Raja.

    Raden Mustafa adalah putra dari Raden

    Mursada. Raden Mursada adalah putra Kyai

    Nur Iman yang tak lain adalah kakak kandung

    S r i Su l t an Hamengkubuwana I dan

    Pakubuwana II.

    KONSEP FILOSOFIS Di depan masjid terdapat dua kolam

    dengan kedalaman tiga meter, bermakna setiap

    orang yang akan memasuki masjid harus

    bersuci dulu dan apabilla menuntut ilmu harus

    sedalam-dalamnya.

    Masj id memi l ik i p intu gerbang

    berundak. Tiga undakan pertama menunjukkan

    bahwa islam terdiri dari 3 elemen yaitu iman,

    islam, dan ikhsan. Lima undakan kedua

    menunjukkan rukun silam, sedangkan enam

    undakan ketiga menunjukkan rukun iman.

    EKSPLORASI Pathok Negara berarti tanda yang tidak

    dapat berubah pada kerajaan atau Negara.

    Masjid Pathok Negara Plosokuning adalah

    masjid jami sebagai simbol pusat pemerintahan.

    Ciri-ciri masjid berupa : (1) beratap tumpang

    gasal, (2) denah bujur sangkar / persegi panjang

    dengan batur yang lebih tinggi dibanding daerah

    sekitar, (3) memiliki serambi, (4) memiliki ruang

    pawestren, (5) terletak dekat dengan pusat

    pemerintahan, (6) terdapat mihrab, mimbar,

    bedug, dan kentongan, (7) terdapat makam di

    sekitar masjid, (8) terdapat kolam keliling, dan

    (9) dibatasi tembok keliling.

    1 2

    4

    1Gerbang masuk menuju

    masjid 2 Regol utama masjid 3

    Tampak samping kanan 4

    Serambi masjid 5 Detail atap

    masjid

    DESIGN PROJECT - LOCAL

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 21

  • MATERIAL & KONSTRUKSI Lantai masjid Pathok Negara terbuat

    dari plester ubin yang kini sudah diganti dengan

    keramik. Tiang penyangga (kolom) utama

    menggunakan kayu yang ditumpu pada kondisi

    umpak (umpak motif sulur dan polos).

    Dinding menggunakan batu bata

    dengan cat sebagai nishing. Beberapa bagian

    memiliki artikulasi berupa jalusi, roster dan

    bukaan. Penutup atap dan kerangka atap terbuat

    dari kayu.

    Bagian utama masjid menggunakan

    bentuk masjid dan tajug lambang gantung. Hal ini

    dipengaruhi oleh pemakaian saka bentung (tiang

    bentung) sebagai penggantung atap menanggap

    p a d a a t a p b r u j u n g . S e r a m b i m a s j i d

    menggunakan limasan lawaka, susunan tiangnya

    seperti limasan trajumas yang diberi atap emper

    pada keempat sisinya, seperti diuraikan

    Ismunandar (Joglo Arsitektur Rumah Tradisional

    Jawa, 2003: Hlm 121 & 163).

    RUANG

    Kualitas ruang yang dapat dirasakan

    ketika berada di dalam masjid yakni pencahayaan

    yang optimal akibat peletakan sistem bukaan

    yang tepat, penghawaan yang sejuk karena

    sirkulasi udara yang lancar, dan ruang yang

    affordance.

    Susunan tata ruang yang tegas

    memisahkan fungsi bangunan utama dengan

    serambi. Pemisahan teritori yang sesuai dengan

    kaidah islam, perempuan bagian kanan dan laki-

    laki di bagian kiri.

    Sumber Pustaka:

    Ismunandar .K, 2003, Joglo Arsitektur Rumah

    Tradisional Jawa, Semarang : Effar & Dahara Prize.

    Jurnal Menengok Hubungan Kraton dan Masjid di

    Dunia Kerajaan Melayu dan Jawa : Menjadi Pusat

    Pengembangan Kebudayaan Lokal Nusantara yang

    Harmonis dan Toleran, Djoko Suryo

    Masjid Pathok Negara. http://www.tembi.org/situs-

    prev/dongkelan.htm. Diakses 17 November 2013.

    1

    2

    1 ruang dalam masjid 2 atap masjid 3 mimbar masjid

    DESIGN PROJECT - LOCAL

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 22

  • DENGAN IDE MEMBAWA SUASANA KENYAMANAN RUMAH KE DALAM RUMAH SAKIT,

    SEMUA KEEKSKLUSIFAN DAN BATASAN DIRIPUN DITEROBOS SANG ARSITEK.

    RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN

    Achitect

    Ir. Didik S. Margono

    Client

    Dr. Indera Istiadi

    Year

    2008

    Location

    Jl. Soragan 14, Ngestiharjo

    Kasihan, Bantul

    UMAH. Itulah suasana yang tim

    RA R A K A r a s a k a n k a l a mengunjungi rumah sakit khusus bersalin Adinda. Permainan warna jingga

    hitam yang tak lazim ditemui pada rumah

    sakit pada umumnya menjadi ciri khas

    sekaligus bentuk perwujudan ide yang

    dasar diusung.

    Ir. Didik S. Margono yang

    merupakan perancang sekaligus

    pemborong bangunan ini mengaku

    bila konsep yang ingin dibawa

    sederhana yaitu kenyamanan rumah.

    Alumni Program Studi Arsitektur

    Fakultas Teknik UAJY angkatan 1983

    ini ingin membuat terobosan

    menanggapi isu yang berkembang

    tentang eksklusifitas dan batasan diri

    yang ada dalam rumah sakit pada

    umumnya.all photo by Dionysius Christian S.

    DESIGN PROJECT - ALMAMATER

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 23

  • Lobby

    Saat memasuki Lobby rumah sakit

    Adinda, semua batasan rumah

    sakit dalam benak kami hilang.

    Lukisan yang terpajang hampir

    disetiap sudut ruangan, ornamen

    seni, serta karya-karya kriya yang

    terpampang membuat kami

    sejenak betah menikmati.

    Warna putih yang mendominasi

    pada rumah sakit pada umumnya

    terganti oleh warna jingga

    menyala yang berkarakter hangat

    dan bersahabat , seh ingga

    melalui ruang lobi arsitek

    tampaknya ingin menyambut

    pengguna bangunan dengan

    hangat bersahabat seperti di

    rumah sendiri.

    1Tampak depan bangunan Rumah

    Sakit Adinda 2 Lobby rumah sakit 3

    Hiasan dinding di ruang lobby

    1

    2 3

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 24

    DESIGN PROJECT - ALMAMATER

  • Lorong

    Langkah kami berlanjut untuk

    menelusuri bangunan ini lebih

    dalam. Dengan lebar 1,8 meter

    lorong-lorong dalam bangunan

    ini mencukupi kebutuhan

    sirkulasi yang cukup vital bagi

    kepentingan rumah sakit .

    Namun tak sebatas memenuhi

    fungsi, dengan penghias dinding

    seperti lampu bergaya klasik di

    kanan-kiri lorong, arsitek tetap

    pada garis besar konsep awal,

    yaitu membawa kenyamanan

    rumah.

    Foyer

    Denah bangunan ini berbentuk persegi panjang,

    memanjang dari arah utara ke selatan sehingga

    pencahayaan alami pagi dan sore merata ke seluruh

    bangunan. Namun dengan lebar bangunan yang cukup

    besar, membuat masuknya cahaya alami tidak sampai di

    tengah ruangan. Oleh karena itu, Pak Didik mengatasi

    permasalahan tersebut dengan membuat foyer. Selain

    berfungsi masuknya pencahayaan alami, pengahawaan

    alami pun dapat tersalurkan ke tengah ruangan. Gemericik

    air mancur di tengah foyer juga menjadi musik alami yang

    menemani.

    Keberadaan foyer mempertegas suasana rumah yang ingin

    diciptakan oleh Pak Didik dalam karyanya ini, melengkapi

    usaha-usaha pak Didik dalam mencapai ide pokok yang

    ingin dia wujudkan dalam karyanya yaitu suasana rumah

    didalam rumah sakit.

    1Foyer yang melengkapi suasana rumah

    yang ingin diciptakan oleh arsitek 2,3

    lorong di dalam rumah sakit yang tetap

    terang tanpa lampu 4 lampu bergaya

    klasik pada dinding lorong

    1

    DESIGN PROJECT - ALMAMATER

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 25

  • The Building and Construction

    Academy (BCA)

    Architect

    DP Architech

    Client

    Building Construction

    Authority of Singapore

    Year

    2009

    Alamat

    200, Braddell Road,

    Singapura (579700)

    Semua itu dilakukan untuk

    mencapai net-zero energy

    consumption dan menghasilkan

    100% dari kebutuhan energi

    untuk institusi melalui tenaga

    surya.

    Moderate pass i ve

    design mendapatkan panas

    matahar i bangunan dan

    ventilasi alami melalui dinding

    hijau, atap hijau, perangkat

    bayangan, low-E glass, lapisan

    solar film, dan dinding panel

    komposit.

    Sementara itu, saluran

    cermin dan sistem rak cahaya,

    pipa dan tabung membawa

    cahaya alami ke dalam ruang

    bangunan, dan saluran sistem

    pembuangan udara panas dari

    setiap tingkat melalui dinding

    bangunan dan atap harus

    dihilangkan oleh cerobong asap

    knalpot.

    Zero Energy Building, Singapura Teks oleh Jeckhi Heng

    khir-akhir ini, banyak

    Adiantara para Arsitek dan desainer muda semak in gencar da l am

    pendirian dan perancangan

    bangunan yang berkonsep

    Zero Energy Building. Zero

    Energy Bui ld ing ada lah

    b a n g u n a n t a n p a

    m e n g g u n a k a n e n e r g i .

    Bangunan yang menciptakan

    no l emi s i ka rbon dan

    mengonsumsi nol energi per

    tahun. Cara ini dianggap paling

    mutakhir untuk mengurangi

    dampak buruk terhadap

    lingkungan hidup.

    Di Asia Tenggara,

    Singapura merupakan negara

    pertama yang memiliki ZEB di

    tahun 2009. Gedung seluas

    4.500 m ini memperoleh

    energi lewat panel-panel

    surya seluas 1.540 m2 yang

    dipasang di atap gedung dan

    tempat strategis lain.

    The Building and

    Construction Academy (BCA)

    Zero Energy Building adalah

    sebuah proyek bangunan yang

    d i d i r i k a n h a n y a u n t u k

    percobaan, berfungsi sebagai

    eksplorasi penggunaan energi

    pada masa yang akan datang

    dan program pendidikan

    penghijauan (green) di iklim

    tropis.

    B a n g u n a n y a n g

    direnovasi menjadi bangunan

    institusi tiga lantai berfungsi

    sebagai energy self-sufficient

    school dan tempat kerja.

    Proyek ini bekerja dua

    kali lipat. Pertama, Passive

    Systems diterapkan untuk

    m e n g u r a n g i b e b a n

    pendinginan bangunan. Lalu,

    Bangunan ini juga dilengkapi

    dengan intelligent active

    f eedback s y s tems yang

    memerlukan ketergantungan

    minimal terhadap sumber

    daya alam.

    beca.com

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 26

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

  • Sistem manajemen bangunan

    berfungsi sebagai active feedback

    mechanism, pemantauan real-time data

    stream berkelanjutan untuk menjaga

    kenyamanan penggunaan daya

    minimal. Bangunan ini menggunakan

    panel photovoltaic untuk menghasilkan

    100% energi terbaru yang bersih,

    sehingga tidak ada energi yang

    terbuang, setiap kelebihan daya

    didistribusikan ke kampus akademi BCA

    atau ke grid kota.

    Pada bangunan gedung ZEB

    BCA terdapat ruang-ruang yang terdiri

    dari kantor-kantor, laboratorium

    penelitian, ruang kelas dan aula terbuka

    untuk fungsi-fungsi yang lebih besar.

    Terdapat juga sebuah pusat pengunjung

    yang ditampilkan sebagai fasilitas

    pendidikan masyarakat, menampilkan

    teknologi dan strategi dimasukkan ke

    dalam desain bangunan hijau.

    1 Instalasi Mirror ducts pada siang hari 2 Bagian Atap

    Bangunan 3 PV Roof 4 Penggunaan Laci Cahaya

    1

    2

    3

    4beca.com

    dpa.com

    Sumber Referensi:

    http://www.dpa.com.sg/projects/zero-energy-building/

    beca.com

    beca.com

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 27

  • 1roon hall setinggi 4 tingkat merupakan

    Kbagian dari Yale University yang berfungsi sebagai kantor fakultas, ruang kelas, perpustakaan, auditorium dan student

    lounge. Bangunan ini menerima sertifikasi LEED

    (Leadership in Energy and Environmental Design)

    Platinum oleh US Green Building Council sebagai

    bangunan ramah lingkungan. Bangunan yang

    dirancang oleh Hopkins Architects and Planners yang

    berkolaborasi dengan Centerbrook Architects dan

    Atelier Ten Environmental Designers ini menerima 59

    poin secara keseluruhan dari hasil penilaian.

    Menurut www.public.asu.edu, diperkirakan pengunjung sekitar 522 orang per minggu dengan

    estimasi waktu 18 jam per minggu per pengunjung.

    Kroon hall ini juga dapat digunakan untuk acara yang

    berhubungan dengan masyarakat khususnya ruang

    auditoriumnya. Hal ini memungkinkan terjadinya

    koneksi antara Universitas ini dengan lingkungannya.

    1 tampak depan Kroon Hall 2

    Perspektif Kroon Hall 3 Interior

    ROON ALLHK

    YALE UNIVERSITYTeks: Elizabeth Nada

    Foto & Gambar: Courtesy of Hopkins Architects

    2

    3

    Architect

    Centerbrook Architects

    and

    Planners Hopkins Architects

    Client

    Yale University

    Year

    2009

    Location

    School of Forestry & Environmental Studies

    195 Prospect Street

    New HavenConnecticut06511

    United States

    1

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 28

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

  • Mengacu ke www.archinnovation.com

    dan ada beberapa www.public.asu.edu,

    aspek yang akan dibahas mengenai Kroon

    Hall , antara lain sustainable sites , energi

    dan bahan, serta efisiensi air

    SUSTAINABLE SITES

    Bangunan in i d i rancang guna

    memperlihatkan suatu pembangunan yang

    berkelanjutan (Sustainable Building)

    dengan memperhatikan lingkungan dimasa

    yang akan datang dengan mengurangi emisi

    gas rumah kaca, kesinambungan dengan

    alam dan pemanfaatan limbah-limbah yang

    dihasilkan dari bangunan ini.

    Kroon Hall didesain 81% hemat air,

    58% hemat energi, dan menghasilkan

    25% listrik dari sumber terbarukan. Kroon

    Hall memiliki desain yang berbeda di

    banding dengan bangunan sekitarnya yang

    bernuasa arsitektur neo-gothic. Walaupun

    begitu bangunan ini tetap terlihat selaras

    dengan lingkungan sekitarnya, bentuknya

    yang memanjang menyesuaikan dengan

    kontur yang ada.

    ENERGI DAN BAHAN

    Kroon hall menggunakan desain pasif

    yaitu mengoptimalkan pencahayaan dan

    penggabungan sumber energi terbarukan.

    Or i en t a s i b angunan mengamb i l

    keuntungan dari akses matahari dan

    ventilasi alami sehingga mengurangi

    penggunaan AC.

    Dinding beton dan langit-langit beton

    ekspos berfungsi menahan panas agar tidak

    keluar di musim dingin dan membantu

    mendinginkan di musim panas.

    4 Simulasi sistem aliran udara saat musim dingin 5 Simulasi

    sistem aliran udara saat musim panas 6 Simulasi sistem aliran

    udara saat musim dingin

    4

    5

    6

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 29

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

    PVs

    Water Temperature 50-60F / 10-16C

    Rooflights

    Rooflights

    Return Air PathPVs

    Solar Hot Water

    Collectors

    Water Temperature 50-60F / 10-16C

    Under Floor AirDisplacement

    Heat Exchanger

    Open Loop Wells

    PVs

    Pressure PressureWind Direction

    Natural VentilationMeeting Rooms

    Dedicated AHU

  • SUMBER GAMBAR

    http://www.aiatopten.org/node/112

    http://www.public.asu.edu/~kroel/www558/KroonHall%20P

    aper.pdf

    SUMBER REFERENSI

    http://news.yale.edu/2010/02/01/kroon-hall

    http://www.public.asu.edu/~kroel/www558/KroonHall%20P

    aper.pdf

    www.archinnovation.com

    7 tanaman penyaring stormwater 8 sistem

    pengolahan air dengan tanaman penyaring

    stormwater

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 30

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

    7

    8

    EFFISIENSI AIR

    Kroon Hall menggunakan inovasi

    untuk menghemat air yaitu penggunaan

    kembali limbah air. Stormwater dari atap

    dan dari bawah dikumpulkan lalu disaring

    melalui tanaman. Air limbah dikumpulkan

    dalam bak cuci dan air hujan kemudian

    digunakan untuk semua kebutuhan non-

    minum seperti toilet dan irigasi.

    Carbon FilterSand Filter

    Roof InflowInflow from north courtyard

    Day tank for

    toilet flushing

    and irrigation

    Pump

    Foundation Grains

    Filtering Aquatic PlantsOverflow

    PumpPumpWater Treatment System

    Emergency OverflowBulk Tank

  • http://editoratlarge.com/system/Image/Paula-Wallace.jpg

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 31

    the isgreenestarchitecture

    buildingfromwhatsalreadythere.

    -PaulaWallace

  • BERARSITEKTUR

    DALAM

    GREEN STREAM

    BERARSITEKTURDALAM

    GREEN STREAM KETIKA MANUSIA SADAR AKAN PENTINGNYA

    MENJAGA LINGKUNGAN, SELURUH DUNIA BERGERAK

    BERSAMA DALAM BERBAGAI KARYA, MENCIPTAKAN

    SEBUAH ARUS POSITIF YANG DIIKUTI BANYAK ORANG

    DAN TERUS BERTAMBAH.

    Teks oleh Billy Gerrardus S.

    GOLDEN SECTION

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 32

  • danya isu global warming telah

    Amenjadi keprihatinan bersama dalam beberapa tahun terakhir. Gerakan-gerakan berwawasan lingkungan

    bermunculan, berlomba-lomba menciptakan

    berbagai macam ide baru yang membuahkan

    inovasi-inovasi positif bagi manusia dan

    lingkungan. Konsep 3R (Reuse, Reduce dan

    Recycle) telah menjadi fundamental dari

    berbagai buah pemikiran serta inovasi baru,

    terutama dalam dunia engineering, arts, dan

    architecture.

    Arsitektur hi jau kini seringkal i

    terdengar tidak hanya di telinga kalangan

    mahasiswa, peneliti dan praktisi arsitektur, tapi

    juga masyarakat awam. Seakan-akan

    arsitektur hijau menjadi gaya baru dalam dunia

    arsitektur, menjadi renaissance masa kini,

    menuju era baru dalam arsitektur.

    Apakah sebenarnya green architecture itu

    sendiri? Jimmy Priatman dalam buku Energy-

    Efcient Architecture - Paradigma dan Manifestasi

    Arsitektur Hijau (2005) mengemukakan konsep

    ars i tektur h i jau sebaga i ars i tektur yang

    berwawasan lingkungan dan berlandaskan

    kepedulian tentang konservasi lingkungan global

    alami dengan penekanan pada esiensi energi

    (energy-efcient), pola berkelanjutan (sustainable)

    dan pendekatan holistik (holistic approach).

    S E B E L U M N Y A K o n s t r u k s i

    berbentuk perahu bambu di

    Green School Bali.

    BAWAH Stacking Green House,

    Saigon, Vietnam

    Hiroyuki Oki

    http://www.archdaily.com/199755/

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 33

    GOLDEN SECTION

  • Untuk memantau perkembangan

    arsitektur hijau di dunia, pada bulan

    Februari lalu McGraw-Hill Construction

    da l am ker j a sama dengan Un i ted

    Technologies, USGBC dan World Green

    Building Council telah merilis sebuah

    SmartMarket Report yang berjudul World

    Green Building Trends. Hasilnya cukup luar

    biasa, green building bertumbuh dengan

    pesat di seluruh dunia. Data survey diambil

    mulai tahun 2008 hingga tahun 2013

    dengan 62 negara maju dan berkembang

    sebagai responden, termasuk Indonesia.

    28% persen arsitek, insinyur,

    kontraktor, pemil ik bangunan dan

    konsultan di seluruh dunia melaporkan

    bahwa mereka sedang mengerjakan

    sustainable design dan green projects

    dengan presentase 60% dari keseluruhan

    proyek. Angka ini beberapa kali lipat dari

    tahun 2009, yaitu hanya 13%. Dari hasil

    survey, adanya permintaan pasar dan klien

    yang sangat kuat pada tahun 2012

    menunjukkan bahwa aspek green telah

    menjadi pengaruh yang masif dalam bisnis.

    Selain peningkatan-peningkatan

    permintaan green building yang meningkat

    (institusi pendidikan hingga 45% dalam tiga

    tahun), hasil studi juga menunjukkan hal-

    hal yang memacu pertumbuhan green

    building diseluruh dunia, antara lain karena

    permintaan klien, permintaan pasar, biaya

    operasional yang rendah, branding,

    transformasi pasar, dan juga karena

    kesadaran perlunya green building (Right

    Thing to Do).

    Data-data ini menunjukkan

    betapa besarnya potensi green architecture

    dan akan terus berkembang terutama ke

    arah negara-negara berkembang yang

    banyak berada di Asia termasuk Indonesia.

    Apabila dibandingkan dengan negara-

    negara lainnya di seluruh dunia, Singapura

    telah menunjukkan besarnya potensi green

    architecture dengan rata-rata proyek green

    building hingga 64%.

    Top Sectors with Planned Green Building

    Activity Over the Next Three Years

    Source: McGraw-Hill Construction, 2013

    Top Triggers Driving Growth of Green Building

    Around the World

    Source: McGraw-Hill Construction, 2013

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 34

    GOLDEN SECTION

  • Bila dibandingkan dengan

    Indonesia saat ini, Singapura telah

    memiliki BCA (Building & Construction

    Authority) Green Mark Scheme sejak

    tahun 2005 yang mempromosikan

    kepedu l i an l i n g kungan da l am

    konstruksi dan sektor real estate serta

    memberikan sertikasi pada green

    building . Tidak hanya itu, Singapura

    juga telah memiliki SGBC (Singapore

    Green Building Council) sejak 2009

    d a n m e n j a d i n e g a r a a n g g o t a

    WorldGBC (World Green Building

    Council) pertama di Asia.

    Dengan dukungan dari pemerintah, bangunan-bangunan hijau di Singapura kerap

    bertambah, salah satunya adalah Nanyang Technological University yang menerapkan fasad kaca

    yang mengurangi solar gain dan heat load sehingga mendapatkan natural views dan pencahayaan yang

    efektif.

    Bangunan ini juga dikenal dengan green roof yang melengkung sebagai ruang terbuka hijau

    yang digunakan untuk tempat berkumpul. Tidak hanya itu, green roof ini juga berfungsi sebagai insulasi

    termal, dan rainwater harvesting untuk irigasi lansekap. Rumput yang ditanam juga dibuat

    menyesuaikan lansekap sekitar agar bangunan menyatu dengan lingkungan.

    ATAS Sisi bagian dalam NTU

    BAWAH Green Roof Nanyang

    Techno l o g i ca l Un i v e r s i t y,

    Singapore

    courtesy of inhabitat.com

    courtesy of inhabitat.com

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 35

    GOLDEN SECTION

  • B a g a i m a n a d e n g a n

    perkembangan green bui ld ing di

    Indonesia? Sejak tahun 2009 Indonesia

    memiliki GBCI (Green Building Council

    Indonesia) dengan kegiatan utama

    edukasi, diseminasi, dan sertikasi. Selain

    m e l a k u k a n p r o g r a m - p r o g r a m

    kerjasama, GBCI juga melakukan

    sertikasi yang nantinya akan menjadi

    pengakuan atas kinerja sik bangunan

    dan diyakini dapat memotivasi semua

    orang untuk ikut dalam berkebiasaan

    green.

    Tujuan sertikasi tersebut

    diwujudkan dengan membuat tolak ukur

    untuk bangunan hijau berupa greenship.

    Greenship untuk Bangunan Baru

    (versi1.0) terdiri dari 42 kriteria dan 101

    poin. Sertikat BRONZE diberikan

    untuk bangunan yang mencapai 35 poin,

    GOLD 58 poin, dan yang tertinggi;

    PLATINUM 74 poin.

    Saat ini baru ada beberapa bangunan yang

    mendapat sertikat greenship di Indonesia, yaitu

    Gedung Kantor Manajemen Pusat Dahana di Subang

    (Platinum), Gedung Menara BCA (Bank Central Asia)

    di Jakarta (Platinum), dan Gedung Sampoerna

    Strategic Square di Jakarta (Gold).

    Beberapa konsep green architecture yang

    diterapkan di Gedung Kantor Manajemen Pusat PT

    Dahana antara lain: land efcient, energy efcient,

    water & local environmental friendly materials serta

    healthy indoor air.

    Sementara itu dari artikel energitoday.com

    yang berjudul Besar dan Jangkung Tetap Ramah

    L i n g k un gan , Gedung Mena r a BCA y ang

    berketinggian 230 meter dengan 57 lantai juga

    memperoleh greenship karena mampu menghemat

    konsumsi energi listrik hingga 35% (bila dibandingkan

    dengan pemakaian energi listrik gedung sejenis).

    Hampir seluruh lampu di bangunan ini menggunakan

    lampu LED dengan sensor cahaya yang mampu

    meghemat listrik hingga 70% bila dibandingkan

    dengan lampu lain. Penerapan kaca double glazing

    yang diisi gas diantaranya juga diterapkan untuk

    insulasi thermal sehingga suhu ruang terjaga.

    Gedung Dahana, Subang , Indonesia

    courtesy of dahana.com

    Masterplan Gedung Dahana

    courtesy of dahana.com

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 36

    GOLDEN SECTION

  • Namun pada kenyataannya,

    arsitek hanya bisa mendesain se-hijau

    mungkin dan menghasilkan green building

    dengan konsep green architecture.

    Menggunakan sistem yang lebih esien

    dengan maksud mengurangi pemborosan

    bisa saja justru memacu pemborosan itu

    sendiri karena penggunaan energi yang

    tidak hati-hati, atau yang dikenal dengan

    fenomena Jevons Paradox.

    Gedung Menara BCA contohnya,

    mengatasi masalah tersebut dengan

    menambahkan parkir sepeda dan layanan

    shower bagi pesepeda, serta pelatihan

    internal bagi penghuni gedung untuk

    memacu green lifestyle pekerjanya.

    Green architecture sebenarnya

    hanya merupakan sebagian kecil dari

    berbagai macam gerakan peduli lingkungan

    yang harus dipahami dan diterapkan.

    Gerakan-gerakan inilah yang seakan

    menciptakan sebuah arus hijau (green

    stream) menuju hidup yang lebih baik.

    Oleh karena itu, selain memperhatikan

    desain yang hijau untuk memperoleh

    sertikasi greenship, gaya hidup yang hijau

    juga harus diterapkan mulai dari skala yang

    terkecil yaitu diri sendiri.

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 37

    http://inhabitat.com/amazing-green-roof-art-school-in-

    singapore/

    http://www.dahana.com/news/dahana-s-office-

    architecture-design-won-award/

    http://www.dahana.com/news/dahana-s-central-

    management-office-kampus-an-

    environmentally-friendly-green-building/

    http://energitoday.com/2013/08/25/besar-dan-jangkung-

    tetap-ramah-dan-untung/

    "Stacking green / Vo Trong Nghia + Daisuke Sanuki +

    Shunri Nishizawa" 20 Jan 2012. ArchDaily.

    Accessed 22 Nov 2013.

    SUMBER REFERENSI

    INIAS Resource Center. 2013, Green Listing

    Indonesia

    McGraw-Hill Construction, (2013), World

    Green Building Trends, SmartMarket Report,

    McGraw-Hill Construction

    Pr ia tman, J . (2002) , Energy-E f f ic ien t

    Architecture, Paradigma dan Manifestasi

    Arsitektur

    Hijau, Jurnal Dimensi Arsitektur , 30. Surabaya:

    Teknik Arsitektur Universitas Kristen Petra

    Hiroyuki Oki

    http://www.archdaily.com/199755/

    study nature,

    love nature,

    stay close to nature.

    It will never fail you.

    -Frank Lloyd Wright

    GOLDEN SECTION

  • http://cdn.archinect.net/images/514x/bf/bfbd0f1a6b9acc60b7462e1dc4274ed2.jpg

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 38

    ButIabsolutelybelievethatarchitectureisasocialactivitythathasto

    dowithsomesortofcommunicationorplacesof interaction,and

    thattochangetheenvironmentistochangebehaviour.

    -ThomMayne

  • WEX UGM 2013

    2ndWINNER

    RUANG EMPATI

    OMAH GUYUB KAMPUNG

    Rimba HarendanaARS 09

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 39

    STUDENT WORKS - COMPETITION

  • STUDENT WORKS - COMPETITION

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 40

  • STUDENT WORKS - COMPETITION

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 41

  • STUDENT WORKS - COMPETITION

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 42

  • STUDENT WORKS - COMPETITION

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 43

  • MENUJU

    INDONESIA

    HIJAUTeks oleh Aji Bayu Kusuma & Waya

    ewasa ini, berkembangnya isu pemanasan global semakin marak. Dampak

    Dperubahan iklim berpengaruh besar terhadap Rencana Tata Ruang Kota (RTRW) yang berbasis Kajian Lingkungan Strategi Hidup (KLSH) sehingga muncul kebijakan dengan beragam fungsi dan kegunaannya. Dalam hal ini, pemerintah selaku pembuat kebijakan

    mengeluarkan aturan seperti yang telah tercantum dalam peraturan-peraturan pemerintah

    Indonesia.

    Permasalahan alih fungsi ruang hijau seperti hutan lindung, lahan pertanian, dan hutan bakau

    menjadi pertambangan liar, pemukiman, daerah tambak dan sebagainya sangat marak terjadi di

    Indonesia. Untuk mengoptimalkan upaya meminimalisir permasalahan tersebut, maka diperlukan

    arah tujuan kota hijau yang tepat, terarah, dan fokus.

    Terdapat 7 kriteria menuju

    kota hijau yang harus ada dalam

    RTRW berbasis KSLH, yaitu zero

    waste (reduce, reuse, recycle),

    zero run off (eco-drainage-reduce,

    r e u s e , r e c y c l e , r e c h a r g e ,

    recorvery), infrastruktur hijau,

    transportasi hijau, ruang terbuka

    hijau (RTH), bangunan hijau, dan

    komunitas hijau.

    KAJIAN PERANCANGAN

    Mokhamad Ediadi

    Alrizki Marino

    Jakarta Green City

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 44

    STUDENT WORKS - RESEARCH

  • Pembangunan semestinya

    selaras dengan kondisi geogras dan

    lingkungan setempat, akar budaya,

    adat istiadat, bahkan kepercayaan yang

    d i a n u t m a s y a r a k a t . M e n u r u t

    Kementerian Lingkungan Hidup, ada

    tiga indikator untuk mewujudkan kota

    hijau, yaitu udara bersih (clean air), air

    bersih (clean water), dan tanah bersih

    (clean land). Hal ini sangat tegantung

    pada pada kemampuan manusia untuk

    menjaga kelestarian sungai, danau, dan

    air dalam tanah.

    C o n t o h k a s u s y a n g s e r i n g

    ditemukan ditengah masyarakat adalah

    terjadinya banjir yang diakibatkan oleh

    pengaturan sistem drainase kota yang

    kurang baik, oleh karena itu kehadiran ruang

    terbuka hijau menjadi angin segar bagi

    perkembangan pembangunan kota, yang

    ber l andaskan RTRW. Penggunaan

    insfrastruktur hijau selama ini masih menjadi

    polemik, hal ini dikarenakan perkembangan

    teknologi bahan yang masih terbatas, ketika

    dihadapkan pada penggunaan teknologi

    beton yang selama ini menghiasi kota, atau

    sering disebut sebagai hutan beton kota,

    ternyata belum ramah lingkungan, dimana 2

    semen mengandung CO yang melimpah.

    Mengacu pada arah pembangunan

    kota yang berkelanjutan, penerapan zero

    waste (reduce, reuse, recycle) belum

    menjadi prioritas bagi kalangan pembangun

    dalam hal ini pengembang (developer), dan

    kontraktor. Intervensi pemerintah dalam

    hal pemilihan material yang akan digunakan

    dalam pelaksanaan pembangunan kurang

    memiliki suara. Sehingga ketika berhadapan

    dengan realitas yang sudah terjadi selama

    ini, zero waste hanyalah isu energi hijau yang

    belum mampu diterapkan di negara ini.

    Sementara zero run off (eco drainage-

    reduce, reuse, recycle, recharge, recovery)

    jauh lebih dipikirkan oleh banyak pihak.

    wikimedia.org

    Jakarta Panorama

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 45

    STUDENT WORKS - RESEARCH

  • Namun kabar gembira ketika

    pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk

    mengakomodir transportasi hijau, salah satu

    caranya dengan uji emisi karbon pada

    kendaraan, serta pemikiran dan tindakan

    nyata akan ruang terbuka hijau (RTH),

    bangunan hijau, dan komunitas hijau yang

    akhir-akhir ini didengungkan oleh banyak

    kalangan terutama akademisi dan praktisi

    barsangkutan. Ketika menilik perkembangan

    pembangunan yang berkelanjutan, maka

    aspek udara bersih (clean air), air bersih

    (clean water), dan tanah bersih (clean land)

    menjadi prioritas, dan membutuhkan badan

    penyelenggara khusus yang mampu

    mengakomodasi kepentingan mengenai

    kebijakan energi hijau. Semua bergantung

    pada kebijakan pemerintah, yang kini

    dilematis akibat pemerintah yang korup.

    Terkadang pemikiran dan pelaksanakan

    pembangunan berkelanjutan terkalahkan

    dengan kepentingan pembuat kebijakan.

    L a n g k a h I n d o n e s i a u n t u k

    m e n g g a l a k k a n k o t a h i j a u m e l a l u i

    perencanaan RTRW yang berbasis KLSH

    pada tiap daerah merupakan langkah awal

    yang baik. Mulai terlihat benih-benih

    kegiatan positif yang telah dilakukan oleh

    pemerintah, developer, dan masyarakat,

    tetapi belum mencapai hasil yang maksimal.

    Untuk itu, perlu adanya kerjasama yang baik

    antara ketiga pihak untuk menciptakan kota

    hijau yang baik.

    SUMBER:

    Buletin Nirwono Joga: RTRW BERBASIS KAJIAN STRATEGIS LINGKUNGAN HIDUP

    http://jakarta.kompasiana.com

    http://www.tataruangindonesia.com

    http://repository.library.uksw.edu

    SUMBER GAMBAR:

    http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/3/3b/Jakarta-Panorama.jpg

    http://blog.cifor.org/14368/indonesian-province-explores-green-growth-amidst-economic-

    expansion#.UpBKYuLcBQ6

    http://www.traveldailynews.asia/news/article/50373/ten-indonesian-cities-designated-as

    Nama : DIPTYA ANGGITA

    NPM : 105401482

    Konsentrasi : Arsitektur

    Judul Tesis :Kajian Penerapan

    Arsitektur Ramah

    Lingkungan dengan Tolok

    Ukur Greenship pada

    Bangunan

    Jumlah Halaman: 171 Halaman

    Green Building Council Indonesia (GBCI)

    sebagai lembaga nirlaba menyelenggarakan

    sert ikasi bangunan hi jau di Indonesia

    berdasarkan Greenship. Greenship memiliki

    enam kategori yakni : Tepat Guna Lahan / ASD

    (Appropriate Site Development) ; Esiensi dan

    Konservasi Energi / EEC (Energy & Efciency

    Conservation) ; Konservasi Air / WAC (Water

    Conservation) ; Sumber dan Siklus Material /

    MRC (Material Resources and Cycle) ; Kualitas

    Udara dan Kenyamanan Ruang / IHC (Indoor

    Health and Comfort) ; dan Manajemen

    Lingkungan Bangunan / BEM (Building

    Environment Management).

    Pene l i t i an in i menyatakan bahwa

    penerapan tolok ukur Greenship pada

    bangunan memerlukan : (1) evaluasi untuk

    memudahkan penerapan dan penilaiannya ; (2)

    criteria bangunan yang lebih spesik untuk

    prasyarat awal penerapan, sebelum sebelum

    menggunakan tolok ukur Greenship. Hal ini

    d isebabkan bangunan memi l ik i fungs i ,

    letak/lokasi, kebutuhan ukuran, bentuk,

    ketinggian, peraturan daerah, dan peraturan

    menteri.

    RESENSI

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 46

    STUDENT WORKS - RESEARCH

  • http://pds.exblog.jp/pds/1/200711/05/51/d0079151_23382081.jpg

    Butnowsustainabilityissuchapoliticalcategorythatit'sgetting

    moreandmoredifficulttothinkaboutitinaseriousway.

    Sustainabilityhasbecomeanornament.

    -RemKoolhaas

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 47

  • GO GREEN KATA MEREKA...

    GO GREEN KATA MEREKA...

    aat ini isu mengenai pemanasan

    Sglobal sedang menjadi masalah bersama da lam masyarakat . Kemudian, muncullah gagasan-gagasan yang

    menuju konsep hijau melalui berbagai sudut

    pandang, salah satunya dari sudut pandang

    arsitektur yang menerapkan program green pada

    bangunan atau green building.

    Terdapat dua pendapat mengenai green

    building. Pertama, pendapat dari Ibu Ir. M.K. Sinta

    Dewi., MSc. atau yang kerap disapa Ibu Sinta dan

    Ibu V. Reni Vita Surya, ST., M.T. atau yang kerap

    disapa Ibu Reni. Kedua tokoh tersebut merupakan

    dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Teks oleh Agnes Ardiana

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 48

    OPINION

  • Apa itu green Architecture? Ibu Sinta mengatakan Green Building itu seperti yang ada di Green Counseling, yaitu bangunan yang ramah lingkungan. Green itu dapat dimulai dengan hal yang sederhana, tidak harus dengan material yang organik, misalnya seperti mempelajari site. Kemudian mempertimbangkan kebutuhan ruang dan tidak lepas pula diskusi dengan klien How to Persuade. Da l am mengo l ah s i t e pe r l u adanya pertimbangkan yang matang. Seperti dalam KDB, 60% untuk bangunan dan 40% untuk lahan terbuka. Lahan terbuka tersebut dapat dimanfaatkan untuk vegetasi, pencahayaan dan untuk tumbuhnya rumput yang berfungsi menyerap hujan agar air hujan tidak terbuang begitu saja. Tidak diperkenankan menebang pohon, melainkan menggunakan vegetasi yang sudah ada. Harapannya bangunan dapat memenuhi fungsi kedepan dalam jangka waktu 10-20 tahun. Bangunan sebisa mungkin berhubungan dengan udara luar dan menghindari terjadinya ruang di dalam ruang, minimal memiliki dua arah bukaan .

    Bila setiap bangunan

    melakukan hal tersebut, tentu

    hasilnya akan baik. Ibu Sinta

    menerapkan cara tersebut pada

    proyek gereja, rumah, dan pada

    proyek lainnya.

    Bagaimana dengan di

    Indonesia?

    Selain itu, menurut Ibu Sinta

    Keadaan arsitektur di Indonesia

    sendiri kalau di desa justru malah

    masih green, namun untuk yang di

    kota menuju sadar akan hijau,

    karena saat ini semakin disadari akan

    pentingnya green building.

    Apa itu green Architecture?

    Ibu Reni mengatakan Green Building

    merupakan konsep yang harus dipakai untuk sustain.

    Melalui hal-hal kecil, seperti prilaku yang

    mempertimbangkan hemat energi, bebas emisi,

    membuang sampah pada tempatnya. Tidak hanya

    itu, sebagai pengajar dapat memberikan potensi

    mengedukasi orang lain.

    Untuk memperoleh desain yang ideal

    terdapat tiga tahap penting dalam merancang yaitu

    kebutuhan, lingkungan, dan sosialisasi.

    Penerapan green building yang pernah

    dilakukan Ibu Reni terdapat pada desainnya yang

    berupa kapel (gereja kecil) di Sengkan, Kaliurang,

    dengan menggunakan material ramah

    lingkungan, penghawaan maksimal,

    sistem semi basement, dan tampilan Joglo

    yang mengadaptasi dengan lingkungan.

    bagaimana dengan di Indonesia?

    Ibu Reni mengatakan, Kalau untuk

    bangunan di Indonesia saat ini belum

    semua green, namun berusaha menuju

    green. Sedangkan, bangunan yang

    sederhana justru masih menerapkan

    green building.

    D e s a i n y a n g p a l i n g

    mempertimbangkan penghawaan dan

    perlindungan adalah bangunan tradisional

    karya nenek moyang.

    Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa green building adalah

    membangun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan memenuhi fungsi untuk jangka

    waktu yang panjang. Keadaan arsitektur di Indonesia saat ini sedang mengarah menuju green dan

    untuk bangunan tradisional di Indonesia justru masih menerapkan prinsip green building.

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 49

    OPINION

  • p int

    cam

    pusnew

    s

    arc

    hitectu

    ral events

  • FORUM KOMUNIKASI TEMU KARYA ILMIAH

    MAHASISWA ARSITEKTUR INDONESIA 2013

    Teks oleh Thomas A. Santoso

    ampung Kota itulah tema besar yang diusung bagi

    Kpameran tahunan kali ini, pameran yang diadakan di Solo Paragon Mall mulai dari 20-24 oktober 2013 ini merupakan bagian rangkaian acara besar satu minggu

    FKTKIMAI (Forum Komunikasi Temu Karya Ilmiah Mahasiswa

    Arsitektur Indonesia) 2013 Jateng. Pameran ini diikuti oleh

    peserta perwakilan dari seluruh wilayah Indonesia.

    Menuru t Prase tyo , se l aku koord ina tor

    pameran,Jadi kampung kota itu memiliki makna bahwa

    Kampung dan Kota itu sama bukan lebih baik antara satu

    dibanding yang lainnya. Sehingga kampung harus seperti kota

    dalam kemajuan pembangunan, dan kota harus seperti

    kampung yang asri dan tentram, bukan kumuh dan

    semrawut.

    Sehingga dari pameran ini diharapkan masyarakat

    lebih berhati-hati dalam membangun supaya pembangunan

    justru tidak menjadi bumerang yang justru menimbulkan

    kesemrawutan namun tetap asri dan tentram seperti di

    kampung. , demikianlah penuturan mahasiswa Universitas

    Muhammadiyah Surakarta ini menyimpulkan tujuan

    terselenggaranya pameran.

    Menyenangkan karena jadi mengenal identitas

    masing-masing daerah. itulah kesan Arrin, salah satu peserta

    pameran perwakilan dari BPR-15 Sumatera Selatan yang

    merupakan mahasiswa Sriwijaya Palembang.

    1

    2

    4

    3

    1suasana area pameran. FTKIMAI 2 Prasetyo, Koordinator Pameran

    FTKIMAI 2013. 3 area Pameran BPR 15. 4 Pameran Foto BPR 1 - Jakarta

    POINT- ARCHITECTURAL EVENT

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 51

  • PAMERAN KARYA SEJARAH DAN

    TEORI PERKEMBANGAN KOTA

    Teks oleh Agnes Ardiana

    cara ini merupakan pameran perdana mata

    Akuliah Sejarah Teori Perancangan Kota (STPK) jurusan Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Mata kuliah STPK dibimbing

    oleh Ibu Ch. Dwi Astuti Depari, ST., M. T. dan Ibu

    V. Reni Vita Surya, ST., M.T.

    Pameran yang dipersiapkan sekitar dua

    minggu ini diselenggarakan oleh PPLK (Pusat

    Perencanaan Lingkungan Kawasan) yang

    bekerjasama dengan Biro Pameran. Pameran ini

    diadakan di lobby kampus Thomas Aquinas selama

    satu minggu, mulai tanggal 4 November 2013.

    Pameran yang bertema Transformasi

    Desain Kawsan Bersejarah di Yogyakarta ini

    bertujuan mengekspos karya mahasiswa.

    Pamerannya bagus, walaupun terlihat

    agak sepi namun banyaknya pengunjung nampak

    dari tanda tangan pada kolom pesan kesan.

    semoga ini bisa menjadi awal untuk pameran

    selanjutnya, jelas Tatan, salah satu pengunjung

    pameran.

    Harapannya dengan pameran STPK ini

    pemahaman akan kawasan bersejarah di

    Yogyakarta dapat semakin diperdalam. Selain itu

    diharapkan mahasiswa semakin termotivasi untuk

    memaks imalkan karya, sehingga dapat

    dipamerkan pada kesempatan berikutnya.

    3

    2

    1

    1 suasana area pameran STPK. 2 pameran diharapkan

    dapat menjadi motivasi baru bagi mahasiswa lintas

    angkatan 3 pameran STPK 2013 merubah layout default

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 52

    POINT- ARCHITECTURAL EVENT

  • WELPARCH!Teks oleh Agnes Ardiana

    21 Sepetember 2013-HIMA

    Triaka, mengadakan acara bagi teman-

    teman angkatan baru yang diberi nama

    Welcome Party Architecture (WelPaRch

    2013)

    Rangkaian acara WelPaRch

    dimulai pukul 08.00 WIB, yang dibuka

    oleh ketua HIMA. Setelah itu lomba

    makan kerupuk, makan sayur,

    memecahkan balon, tarik tambang,

    balap karung dan ambil koin. Adanya

    yel-yel juga ikut meramaikan acara.

    Meskipun debu berterbangan

    cukup mengganggu, namun antusiasme

    para mahasiswa baru tidak dapat

    dihalangi. Suasana WelPaRch sangat

    ramai dan mahasiswa baru ikut larut

    dalam acara, ditambah dengan alunan

    musik yang membuat acara semakin

    menyenangkan.

    Acara WelPaRch ini seru dan

    bagus, tapi sayang game-nya kurang.,

    tutur Mia, salah satu mahasiswa baru.

    Acara WelPaRch ini memang baru

    pertama kali dilakukan, semoga

    kedepannya lebih baik dan bermanfaat

    dalam mengakrabkan mahasiswa baru.

    SELAMAT DATANG KELUARGA BARU!

    1

    2

    1 toast kelas Presentasi Arsitektural-C sebagai juara umum bersama Yosandi

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 53

    POINT- CAMPUS NEWS

  • Study Banding HMA AMOGHASIDA dan HIMA TRIAKA

    27 September 2013 - HIMA

    Triaka kedatangan HMA Amoghasida

    dari Universitas Diponegoro. Himpunan

    yang memiliki total anggota 62 orang ini

    dimpimpin oleh Fahry Nur Faizal (2010)

    sebagai ketua dan Rissa Fahriyan (2011)

    sebagai wakil. Kedatangan Amoghasida ini

    dalam rangka Studi Banding mengenai

    program kerja himpunan.

    Acara ini dibuka oleh ketua HIMA

    Triaka, kemudian presentasi yang

    menje laskan program ker ja dan

    perkenalan anggota, setelah itu sharing

    antar departemen dan biro.

    Bagi Amoghasida, ini merupakan

    kunjungan pertama ke Universitas Swasta

    di Yogyakarta. Atma itu hangat, kami

    kagum karena merasa sangat disambut.

    tutur Fahry. Memang beda Universitas

    Swasta dengan Negeri. sambung Rissa.

    Dari toilet saja sudah berbeda, lebih

    bersih dan suasana di sini lebih akrab.

    Fahry kembali menambahkan.

    Setelah presentasi dan sharing

    bersama, HMA Amoghasida merasa

    mendapatkan sesuatu yang baru dari

    Triaka.

    Kami tertarik dengan sistem biro

    Triaka, karena lebih spesifik dan fokus

    pada bidang masin-masing. Tidak seperti

    sistem Departemen Amoghasida yang

    terlalu umum dan luas cakupannya. Selain

    itu, penggunaan video pada presentasi

    Triaka lebih kreatif, kami sendiri belum

    ada., ujar Fahry dan Rissa.

    Di penghujung acara, masing-

    masing himpunan saling mengungkapkan

    kesan dan terima kasih. HIMA Triaka

    merasa bangga karena telah dikunjungi

    oleh HMA Amoghasida. Studi Banding ini

    diharapkan dapat menguatkan tali

    silaturahmi HIMA Triaka dengan

    Amoghasida.

    Teks oleh Agnes Ardiana

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 54

    POINT- CAMPUS NEWS

  • Teks oleh Elizabeth Nada

    ksara. Sebuah huruf yang mewakili satu

    Aindividu, membentuk kata, kalimat dan sebuah cerita. Dari pribadi saat ini menjadi pribadi yang lebih baik. Itulah tema yang

    dipilih oleh panitia untuk acara Wanaprasta

    2013 .

    Wanaprasta merupakan acara tahunan

    yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa

    Arsitektur TRIAKA yang bertujuan untuk

    melakukan kaderisasi, melatih leadership,

    kerjasama dan kebersamaan bagi teman-teman

    angkatan baru.

    Wanaprasta yang berlokasi di bumi

    perkemahan Wonogondang ini diikuti oleh 56

    peserta. Rangkaian acara dimulai tanggal 25

    Oktober 2013 pukul 12.30 dengan dinamika

    keberangkatan yang unik.

    Acara yang berlangsung dari tanggal

    25-27 Oktober 2013 diisi dengan kegiatan yang

    padat, berisi dan seru, mulai dari refleksi malam,

    outbound, dan acara inagurasi pada hari ketiga.

    Panitia, peserta, dan seluruh kakak angkatan

    berkumpul menjadi satu pada acara ini.

    Melalui Wanaprasta, para peserta

    diajak untuk berbagi kepada sesama yakni

    dengan srawung bersama anak-anak sekitar

    desa Wonogondang dengan bermain,

    benyanyi, dan berbagi mainan serta buku-

    buku.

    Berbagai komentar muncul dari

    peserta wanaprasta tahun ini ketika ARAKA

    mewawancarai mereka. Proficiat acaranya

    bagus, tetapi aku sendiri belum dapat

    meny impu l k an apa - apa da r i a c a r a

    (Wanaprasta). Semoga tahun depan

    Wanaprasta bisa lebih sukses. kata Tius yang

    dipilih sebagai ketua wanaprasta tahun 2014.

    Lain hal nya dengan Tius, Caca dan

    Niken punya tanggapan lain tentang acara ini,

    Waktu briefing aku agak takut, karena tampilan

    kakak-kakak nyeremin tetapi ternyata

    semuanya baik. kata Caca. Acaranya seru

    sekali. Tema AK.SA.RA dapat diserap dengan

    baik, aku jadi dapat mengetahui diriku seperti

    apa dan menyadarkan bahwa kita memiliki

    keluarga di arsitek ini. lanjut niken

    m e n a m b a h k a n . Ke d u a n y a k o m p a k

    berpendapat, Kebersamaannya terasa sekali.

    Semoga tahun depan acaranya lebih baik lagi.

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 55

    POINT- CAMPUS NEWS

  • Bata Inovasi Limbah Abu

    idak hanya sampah

    Tplastik dan styrofoam yang dapat di olah, abu l imbah pabr ik pun dapat

    dimanfaatkan menjadi bahan

    bangunan. Seperti yang dilakukan

    oleh bapak Agus Sucahyo yang

    memanfaatkan Abu Limbah

    pabrik Gula Madukismo menjadi

    bata inovasi.

    Bata abu limbah ini

    t idak merusak l ingkungan

    karena tidak pake tanah, ujar

    Mbak Pindo, selaku staff dari

    pabrik bata inovasi abu limbah

    yang ditemui di kantornya.

    B a t a i n o v a s i i n i

    memiliki perbandingan semen,

    limbah abu dan pasir (4:3:3).

    Bata limbah abu memiliki

    ukuran 6x11x25 cm, membuat

    proses emasangan lebih cepat

    dan hemat.

    P a d a p r o s e s

    pembuatannya bata ini terdapat

    perbedaan dengan batako pada

    umumnya, karena pada bata

    inovasi ini tidak melalui proses

    pembakaran, namun melalui

    p r o s e s p r e s s d e n g a n menggunakan mesin .

    Bata yang memiliki

    tampilan menyerupai batu candi

    ini, bisa menjadi alternatif desain

    yang membutuhkan batu candi

    d i t e n g a h s u s a h n y a

    memperoleh batu candi. Warna

    abu-abu kehitaman juga dapat

    menjadi kelebihan bata ini untuk

    diekspos.

    Selain itu, bata inovasi

    ini memiliki karakter yang unik,

    karena sensitif akan sentuhan,

    jika disentuh bata ini akan

    berubah warna menjadi hitam.

    Tempat produksi bata

    inovasi ini terletak di Jalan Raya

    Kembaran, Kasihan Bantul.

    Untuk masalah harga, bata

    inovasi limbah abu ini dijual

    dengan harga Rp. 650,00 per

    keping. Saat ini pemasaran

    bata abu limbah masih sekitar

    kota Jogja sampai Klaten.

    Teks oleh Aleicia Vidya

    Alat pencetak bata inovasi

    contoh penerapan bata

    Tumpukan bata inovasi

    Tumpukan Limbah Abu Gula

    Bata Inovasi

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 56

    TECHNOLOGY & INNOVATION

  • BATAKO

    STYROFOAM

    erawal dari belum adanya

    Bpelayanan sampah yang baik di desa Sukunan-Gamping, membuat warga

    setempat merasa perlu menyulap

    sampah limbah rumah tangga

    menjadi barang-barang yang

    bermanfaat.

    Sampah styrofoam yang

    merupakan salah satu masalah

    dijadikan warga desa Sukunan

    untuk menunjukan kekreatifitasan

    menciptakan batako dengan bahan

    dasar styrofoam.

    Peralatan yang sederhana

    tak lantas menyurutkan semangat

    warga untuk memproduksi batako

    styrofoam ini, bahkan batako

    styrofoam ini telah lulus uji oleh

    salah satu universitas negeri di

    Yogyakar ta un tuk masa l ah

    kekuatannya.

    Tidak hanya styrofoam,

    sampah plastik, dan kertas juga

    dimanfaatkan warga sebagai

    furniture seperti meja dan kursi.

    Styrofoam Menjadi

    Batako

    Sesuai dengan namanya

    batako ini merupakan campuran

    dengan perbandingan 1(semen):

    3 (styrofoam):3(pasir), dan jika

    ingin di tambahkan kapur mentah

    sebagai perkat, perbandingan

    yang d igunakan ada lah 1

    (semen):3(styrofoam) :3(pasir):

    1(kapur).

    Hampir sama dengan

    batako biasa, hanya saja untuk

    pembuatannya styrofoam digiling

    terlebih dahulu dengan parut

    kelapa yang mata pisaunya kasar

    lalu digiling bersamaan dengan

    campuran pasir dan semen dan

    tidak dibakar. jelas pak Harto

    yang ditemui di kediamannya. Pak

    Harto adalah salah satu pencetus

    lahirnya batako styrofoam di desa

    ini.

    Lebih

    Menguntungkan

    S e p e r t i y a n g

    diketahui limbah styrofoam

    merupakan limbah yang

    su sah t e ru ra i , maka

    pemanfaatan styrofoam

    menjadi batako sudah pasti

    menjadi salah satu solusi

    dalam masalah tersebut.

    Lebih green karena kita

    menggunakan metode 3R

    ( Reuse, Reduce, Recycle)

    dan pastinya lebih hemat.

    jelas pak Harto.

    Bukan Untuk

    Kolom Kelemahan batako

    styrofoam ini, tidak bisa

    digunakan untuk kolom, dan

    hanya dapat digunakan untuk

    dinding atau sekat.

    Pemanfaatannya

    Sudah terdapat 5

    rumah yang menggunakan

    batako styrofoam ini. Selain

    sebagai dinding, batako ini

    dimanfaatkan sebagai pot

    tanaman pada sepanjang

    jalan desa dan beberapa

    kerajinan lainnya.

    Teks oleh Aleicia Vidya

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 57

    DESIGN PROJECT - WORLDWIDE

  • Teks oleh Agnes Ardiana

    Ikatan Masa Laluakan Kotagede

    Ikatan Masa Laluakan Kotagede

    ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 58

  • otagede atau yang biasa disebut

    Ksebagai kota perak merupakan s e b u a h k a w a s a n y a n g menyimpan pesona luar biasa, terletak di sebelah

    selatan kota Jogja. Tidak hanya kerajinan perak

    saja, melainkan bangunan kunonya yang

    merupakan perkawinan Jawa dan Kolonial.

    Bahkan secara Internasional mengakui

    kekhasan Kotagede, dan berusaha membangun

    kembali. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan

    pelestarian Belanda seperti Rodi Besik (membeli,

    membangun), Faster Parent (Bapak angkat), Nasir

    Tamara (Tenaga Ahli) .

    SejarahDahulu Kotagede merupakan pusat

    Kerajaan Mataram, kemudian berpindah ke

    Pleret dan sekarang menjadi Masjid Mataram dan

    makam, sehingga muncul periodesasi berupa

    Trend Maska Mataraman. Pada masa itu

    bangunan menunjukkan status social, seperti

    jog lo , l imasan ,kampung. Ak iba t t rend

    mengalahkan budaya kerajaan, maka abdi dalem

    merosot.

    Berdasarkan sudut pandang arsitektural,

    banguna masjid dan makan Mataram terbuat

    dari susunan bata yang menjulang tinggi seperti

    sebuah candi, karena pada masa itu berkembang

    Majapahit yang bercorak Hindu.

    Abad 18 sekitar 300an rumah kuno

    berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu

    muncullah bangunan Eropa, karena adanya kaum

    pedagang atau orang-orang Kalang yang berhasil

    dan memiliki uang lebih ingin membangun

    rumah dengan trend eropa yang menerapkan

    Barroque dan Art Deco.

    Bangunan

    otagede atau biasa disebut

    Ksebagai Kota Perak. Kawasan yang terletak di sebelah selatan kota Jogja ini menyimpan pesona luar biasa.

    Tidak hanya kerajinan perak saja, melainkan

    bangunan kuno yang merupakan perkawinan

    Jawa dan Kolonial.

    Secara internasionalpun kekhasan

    Kotagede diakui, dan banyak pihak berusaha

    membangun kembali bangunan-bangunan kuno

    tersebut. Kemudian lahirlah gerakan-gerakan

    pelestarian Belanda seperti Rodi Besik (membeli,

    membangun), Faster Parent (Bapak angkat), Nasir

    Tamara (Tenaga Ahli).

    Sejarah

    Dahulu Kotagede merupakan pusat

    Kerajaan Mataram. Awalnya Kerajaan Mataram

    ditinggal berpindah ke Pleret dan sekarang

    menjadi Masjid Mataram dan makam, sehingga

    muncul periodesasi berupa trend Maska

    Mataraman.

    Pada masa itu bangunan menunjukkan

    status sosial yang dapat dilihat dari bentuk

    atapnya. Contonya rumah Joglo (dipakai

    kalangan Raja), rumah Limasan (dipakai rakyat

    biasa) dan rumah kampung (yang banyak di

    perkampungan). Trend mengalahkan budaya

    kerajaan dan menyebabkan budaya abdi dalem

    merosot.

    Berdasarkan sudut pandang arsitektural

    bentuk bangunan masjid dan makam

    menyerupai candi yang terbuat dari susunan

    bata menjulang tinggi seperti sebuah candi, hal

    ini dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu yang

    berkembang di Kerajaan Majapahit.

    Pada abad 18, sekitar 300 rumah

    kuno berkembang di 5 kelurahan. Setelah itu

    munculah kaum pedagang atau orang-orang

    Kalang yang berhasil dan memiliki uang lebih

    yang ingin membangun rumah dengan tren

    Eropa yang menerapkan gaya arsitektur

    Baroque dan Art Deco.

    21Rumah Orang Kalang

    2 Gerbang makam Raja

    44

    1

    ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 59

  • 3 Omah dhuwur 4 Konsul

    Besi 5 Gardu Listrik 6 Detail

    rumah kawasan Kotagede

    Bangunan

    B e b e r a p a c o n t o h

    bangunan kuno di Kotagede

    antara lain Omah Dhuwur (yang

    berarsitektur Eropa), gardu

    listrik (gaya Belanda) dan rumah

    model Jengki (tren 1960an, yang

    meniru rumah juragan batik di

    Pekalongan). Tidak hanya

    peninggalan berupa bangunan

    kuno, melainkan juga detail

    arsitektural yang berupa boven,

    roster dan konsul (konsul kayu

    bernama baut dan yang

    diterapkan pada bangunan klasik

    Kotagede, kemudian beralih ke

    konsul besi pada banguan

    kolonial).

    Keunikan dari bangunan

    kolonial di Kotagede bi la

    dibandingkan dengan bangunan

    kolonial pada umumnya yaitu

    memiliki pagar tinggi yang

    mengutamakan privacy, sehingga

    ruang terbuka hijaunya tidak

    terlihat . Oleh karena itu, yang

    dapat mengetahui hanya pemilik,

    kecuali tamu yang diperbolehkan

    masuk.

    Ketika gempa Jogja

    tahun 2006, sebagian bangunan

    kuno juga mengalami kerusakan,

    karena belum memiliki tulangan.

    Saat ini tidak semua masyarakat

    Kotagede berminat terhadap

    bangunan kuno. Sehingga

    sebagian orang yang masih

    membangun rumah dengan

    gaya-gaya kuno karena memiki

    ikatan masa lalu, tutur Pak

    Erwito Wibowo, ketua RW 07

    sekaligus Ketua Pusat Studi

    Kebudayaan Kotagede.

    3

    4

    5

    6

    ANJANGSANA - JEJAK ARSITEKTUR

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 60

  • MandalaMenurut Kosmologis Buddhis

    i d u n i a i n i

    Ds e b e n a r n y a banyak terdapat fenomena yang belum

    d i ke t ahu i . Da r i t i a p

    f e n o m e n a t e r d a p a t

    p e r b e d a a n m a k n a

    te r sebut . Sa l ah sa tu

    d i a n t a r a n y a a d a l a h

    Mandala. Dalam praktik

    kehidupan sehari-hari,

    Mandala sudah menjadi

    nama umum untuk rencana

    yang mana pun, grafik,

    atau geometris pola yang

    mewakili kosmos secara

    m e t a f i s i k a t a u

    s imbol ik ,mikrokosmos

    semesta dari perspektif

    manusiawi.

    M a n d a l a , k h u s u s n y a

    pusatnya, bisa dipakai

    selama meditasi sebagai

    benda untuk memusatkan

    p e r h a t i a n . M a n d a l a

    merupakan seluruh konsep

    alam semesta, terutama

    dalam agama Buddha aliran

    Mahayana Tibet.

    Pada agama Buddha aliran

    Mahayana Tibet, terdapat

    Dalam alam semesta,

    bayangkan l ah bahwa

    gunung besar di tengah-

    tengah, dikelilingi oleh

    empat benua, satu benua

    pada tiap arah dari ke

    empat mata angin utama,

    dikelilingi samudra yang

    luas. Tiap benua memiliki

    penduduk dan seluruh

    h a r t a d a l a m b e n u a

    tersebut.

    Teks oleh Jeckhi Heng

    cowbird.com Persembahan Mandala dalam bentuk Mudra

    Mandala beserta isinya

    kepeng-nusantara.com

    Persembahan Mandala dalam bentuk pasir

    vincentspirit.blogspot.com

    ANJANGSANA - FENOMENA & LIFESTYLE

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 61

  • Saat dipersembahkan,

    umat dapat membayangkan

    b a h w a u m a t

    mempersembahkan seluruh

    alam semesta kepada Buddha.

    Perlu diingat bahwa yang umat

    persembahkan adalah alam

    semesta dengan seluruh isinya.

    Seperti, air, tanah, logam-logam

    mulia yang terkandung yang di

    d a l amnya , d an se l u ruh

    makhluk hidup yang ada di

    dalamnya. Pada kenyataannya

    hal tersebut tidak bisa kita

    persembahkan karena alam

    semesta bukan milik kita, jadi

    f a k t a n y a y a n g u m a t

    persembahkan adalah pikiran

    t u l u s m e r e k a u n t u k

    mempersembahkan sesuatu

    yang amat berharga dan

    perbuatan baik mereka sendiri

    kepada Buddha.

    Hal ini biasanya sering dilakukan pada puja bhakti (kebaktian umat Buddha) dalam sehari-hari, atau puja bhakti khusus. Puja bhakti khusus yang dimaksud bisa pada contoh puja tara, ya i tu puja dengan membacakan pujian kepada Dewi Tara yang merupakan figur utama dari Candi Kalasan, s eh i ngga pu j a t e r sebu t dilakukan di Candi Kalasan, daerah Kalasan, Yogyakarta. Saat umat merasa kebajikan mereka sangatlah kurang untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup mereka, umat bisa m e m b u a t p e r s e m b a h a n mandala sebanyak-banyaknya sampai tak terhingga sehingga kebajikan umat cukup untuk mencapai tujuan tersebut.

    Ketika seorang guru besar dari Tibet yang bernama Je Tsongkhapa (1357-1419), akan menyusun sebuah karya terbesar beliau dalam hidupnya, beliau banyak melakukan persembahan Mandala kepada Buddha agar tujuan mulia tersebut tercapai. Ketika beliau melakukan persembahan Mandala, beliau menggunakan kerikil dan batu-batuan sebagai pengisi Mandala, akhirnya batu-batu tersebut menjadi sangat halus dan hal ini masih bisa kita lihat di tempat dimana guru Je Ts o n g k h a p a m e l a k u k a n persembahan Mandala.

    Salah satu komunitas y a n g m a s i h m e l a k u k a n persembahan Mandala yang dilakukan oleh gurubesar Je Tshongkapa adalah komunitas Dharma Cen t re Kadam Choeling Indonesia. Komunitas ini sudah memiliki cabang sekitar 10 Dharma Centre di bumi Nusantara, salah satu di Yogyakarta. Komunitas tersebut mengajak umat mereka untuk melakukan kebajikan, salah satu diantaranya adalah praktik m e m b u a t p e r s e m b a h a n Mandala.

    kepeng-nusantara.com

    Mandala stone

    ANJANGSANA - FENOMENA & LIFESTYLE

    ARAKA #1 | NOVEMBER 2013 62

    Sumber Referensi:

    Rinpoche, Dagpo. 2005. Penjelasan Tentang Teks Permata Bagi Mereka yang

    Beruntung & Persembahan Mandala. Bandung : Kadam Choeling Indonesia

    littletibetgiftshop.com

    Mandala tanpa pasir

  • WEWANTYOU!

    TO BE THE NEXT CONTRIBUTORS FOR OUR NEXT ISSUE

    ARAKA #2: EDISI 2014SEPEKAN ARSITEKTUR#UAJY STUDENTS & EX-STUDENTS ONLY

    kritik. saran. info : [email protected]