Upload
others
View
38
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
MT RIDERS INDONESIA – (MTRI)
MASTER OF TORQUE RIDERS INDONESIA
MUKADIMAH
Dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia disertai semangat Bhineka
Tunggal Ika dalam membangun persatuan, kesatuan, dan persaudaraan antara
sesama pecinta otomotif umumnya pecinta dan pengendara sepeda motor dan
khususnya pengendara MT Series guna meningkatkan kreatifitas dan apresiasi
dalam satu wadah organisasi otomotif serta untuk turut berperan aktif dalam
membangun Indonesia dan mendukung perencanaan program-program pemerintah
Republik Indonesia, maka tercetuslah untuk membuat satu wadah bersama yaitu
MT Riders Indonesia yang bertempat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sehingga akan ada suatu pergerakan dari anak bangsa dalam
memberikan sumbangsih terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Dengan Motto
semangat baru menjadi cita - cita bersama di seluruh wilayah indonesia bersatu.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dengan ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha
Esa dibentuklah satu wadah Organisasi dengan nama MT RIDERS INDONESIA
atau disingkat dengan MTRI dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga sebagai berikut :
ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama MT Riders Indonesia wilayah Indonesia disingkat (MTRI)
Pasal 2
Waktu Dan Tempat
MT Riders Indonesia (MTRI) didirikan di JAKARTA, pada tanggal 06 September
2015, untuk waktu yang tidak terbatas.
Pasal 3
Cakupan
MT Riders Indonesia mencakup wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Sebagai Organisasi kegiatan bagi pemilik dan pengendara .
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 4
Asas
MT Riders Indonesia (MTRI) berasaskan :
1. Pancasila
2. Undang Undang Dasar 1945
3. Kekeluargaan dan persaudaraan
4. Tidak berpihak/bersifat netral
5. Bebas dari kepentingan pribadi, kelompok dan golongan
Pasal 5
Tujuan
MT Riders Indonesia (MTRI) sebagai Organisasi kegiatan bersama pemilik dan
pengendara sepeda motor Master of Torque Series, dengan tujuan untuk
membangun persatuan dan persaudaraan antar sesama klub dan komunitas motor
pada umumnya, serta klub dan komunitas di wilayah Indonesia pada khususnya.
BAB III
BENTUK DAN SIFAT
Pasal 6
Bentuk
MT Riders Indonesia Indonesia (MTRI) sebagai Organisasi kegiatan bersama para
anggota pengendara kendaraan sepeda motor MT Series yang berbasis otomotif.
Pasal 7
Sifat
MT Riders Indonesia (MTRI) bersifat Organisasi sosial yang bergerak dalam bidang
otomotif dengan latar belakang minat serta hobi yang sama terhadap sepeda motor
MT Series, dan Organisasi Nirlaba ( non-Profit Organization ).
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 8
Anggota
Anggota MT Riders Indonesia (MTRI) adalah para pemilik atau pengendara sepeda
motor Master of Torque yang mendaftarkan diri sebagai calon anggota dan
memenuhi persyaratan keanggotaan, serta dibuktikan dengan Nomor Registrasi
Anggota (NRA) yang dikeluarkan oleh Pengurus Nasional MTRI.
Pasal 8a
Nomor Registrasi Anggota
Nomor registrasi anggota (NRA) adalah Nomor identitas keanggotaan bagi tiap-tiap
anggota yang tercatat, dan diterbitkan oleh Pengurus Nasional MTRI. setelah calon
anggota melalui evaluasi oleh Divisi Keanggotaan dan telah memenuhi persyaratan,
maka berhak mendapatkan Nomor Registrasi Anggota (NRA). Nomor Registrasi
Anggota (NRA) melekat pada Individu.
Pasal 8b
Pembekuan / Pencabutan Nomor Registrasi Anggota
Nomor registrasi anggota (NRA) dapat dibekukan atau dicabut oleh Pengurus
nasional atas usulan Pengurus Chapter.
BAB V
KEDAULATAN DAN MANDAT
Pasal 9
Kedaulatan
Kedaulatan tertinggi MTRI berada di tangan anggota yang diwujudkan dalam
Musyawarah Nasional ( MUNAS ) MTRI dan Musyawarah Nasional Luar Biasa (
MUNASLUB ) sebagai forum tertinggi dalam Organisasi.
Pasal 10
Mandat
Ketua Umum MTRI adalah pemegang kekuasaan tertinggi asosisasi yang
merupakan mandataris Musyawarah Nasional ( MUNAS ) dan atau Musyawarah
Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB ) MT Riders Indonesia (MTRI) serta berwenang
dan berkewajiban melaksanakan AD/ART MTRI.
Pasal 11
Pengalihan Mandat
Apabila Ketua umum MTRI dengan nyata melanggar AD/ART serta hasil-hasil
rekomendasi (MUNAS) MTRI atau mengundurkan diri, maka dapat dilaksanakan
Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) MTRI dalam rangka pengalihan
mandat kepengurusan.
Pasal 12
Forum
Forum-forum komunikasi MTRI terdiri dari:
1. Grup sosial media dan internet
2. Pertemuan antar anggota
3. Rapat Pengurus
Pasal 13
Rapat Pengurus
Rapat pengurus dilakukan bersama oleh Dewan Penasehat dan Pengurus untuk
mencapai mufakat perihal agenda atau kegiatan yang akan dilaksanakan. Setiap
hasil rapat pengurus di dokumentasikan secara tertulis,dan di koordinasikan kepada
Ketua umum MTRI.
BAB VI
KEPENGURUSAN
Pasal 14
Kepengurusan Nasional dalam MT Riders Indonesia ( MTRI ) terdiri dari :
1. Dewan Pembina
2. Penasehat
3. Ketua Umum
4. Sekertaris Jendral
5. Bendahara
6. Humas
7. Tata tertib
8. Divisi Organisasi
9. Divisi Dana Usaha
10. Divisi Kegiatan
a. Kegiatan Sosial
b. Kegiatan Umum
11. Divisi Advokasi
12. Divisi LitBang
Pasal 15
Regional
1. Regional adalah provinsi dan wilayah yang dapat dicakup.
2. Regional di Pimpin oleh seorang Koordinator Wilayah (Korwil).
3. Kepengurusan regional di bentuk melalui Musyawarah Daerah.
4. Surat Keputusan (SK) Korwil di terbitkan oleh Pengurus Nasional.
Pasal 15a
Chapter
1. Untuk kepengurusan daerah dapat dibentuk pengurus daerah yang disebut
chapter.
2. Chapter adalah perwakilan daerah MTRI yg berkedudukan di DATI II
3. Chapter dapat diajukan jika anggota disuatu daerah sudah mencapai 3 anggota
dan melakukan deklarasi serta memiliki struktur kepengurusan.
4. Organisasi dan peraturan chapter mengacu kepada AD/ART.
5. SK chapter diterbitkan oleh pengurus Nasional.
Pasal 15b
Kepengurusan Chapter dalam MT Riders Indonesia ( MTRI ) terdiri dari :
1. Penasehat
2. Ketua Chapter
3. Sekertaris Umum
4. Bendahara
6. Humas
7. Seksi Keanggotaan
8. Seksi Dana Usaha
9. Seksi Kegiatan
a. Kegiatan Sosial
b. Kegiatan Umum
Pasal 16
Kendali Organisasi
Setiap instruksi, arahan, petunjuk dan keputusan dari ketua umum yang didasarkan
kepada musyawarah pengurus MTRI demi kepentingan dan kebaikan Organisasi,
bersifat mengikat bagi kepengurusan maupun individu - individu di bawahnya.
Pasal 17
Masa Bakti
Masa bakti kepengurusan Organisasi MT Riders Indonesia ( MTRI) adalah 2 (dua)
tahun dan maksimal masa jabatan selama 2 (dua) periode berturut-turut.
BAB VII
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 18a
Lambang Organisasi MT RIDERS INDONESIA adalah :
1. Warna dasar logo hitam, melambangkan dan diambil dari logo asli MT.
2. Bentuk tulisan MT Riders Indonesia dan singkatnya ( MTRI ) menggunakan
Font Gloucester Extra Condensend.
3. Lambang Perisai melambangkan perjuangan, pertahanan dan perlindungan diri
untuk mencapai tujuan.
4. Warna merah putih didalam perisai melambangkan Bahwa MTRI berkedudukan
di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berasaskan Pancasila.
5. Pita warna merah bertuliskan Master of Torque Riders Indonesia
melambangkan semangat pemersatu pemilik dan pengendara Master of Torque
di wilayah Indonesia.
Pasal 18b
Bendera
Bendera MT Riders Indonesia ( MTRI ) :
Bendera berbentuk persegi, dengan warna dasar hitam dan lambang MTRI.
Pasal 19
Semboyan
Semboyan Organisasi MT RIDERS INDONESIA ( MTRI ) adalah :
MTRI, Together we make a family
Pasal 20
Stempel
Stempel Organisasi MTRI berbentuk
1. Lambang MT Riders Indonesia ( MTRI).
2. Tulisan serta Sketsa lambang MT RIDERS INDONESIA memakai tinta warna.
BAB VIII
KEKAYAAN DAN PEMBIAYAAN ORGANISASI
Pasal 21a
Sumber Dana
Sumber dana Organisasi didapatkan secara legal melalui :
1. Pemasukan melalui kegiatan unit usaha organisasi
2. Iuran Wajib anggota sebesar Rp. 100.000,- dalam 1 tahun
3. Sumbangan yang tidak mengikat
4. Sponsorship
Pasal 21b
1. Penggunaan dana yang sudah terkumpul adalah dilakukan oleh pengurus
dipimpin oleh ketua umum dengan pertanggung jawaban yang secara rutin
dilaporkan kepada anggota.
2. Setiap penyelenggaraan event skala nasional panitia wajib membuat laporan
pertanggungjawaban.
BAB IX
PERUBAHANAN ORGANISASI
Pasal 22
Perubahan Organisasi dilaksanakan melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa
(MUNASLUB) MTRI yang diselenggarakan khusus untuk itu serta harus dihadiri
oleh minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah pengurus dan disetujui oleh minimal 2/3
(dua pertiga) forum.
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Tiap - tiap kepengurusan Organisasi diwajibkan untuk segera melakukan
penyesuaian terhadap Anggaran Dasar ini.
Pasal II
Segala peraturan Organisasi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar ini
dinyatakan tidak berlaku lagi.
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Organisasi ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus lainnya.
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Anggaran Rumah Tangga ini adalah Anggaran Rumah Tangga MTRI yang
merupakan pengaturan lebih lanjut atau turunan atas Anggaran Dasar MTRI.
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 2
Syarat Anggota
Persyaratan menjadi anggota MT Riders Indonesia (MTRI) adalah sebagai berikut:
1. Pengendara yang memiliki motor MT series.
2. Telah mengajukan permohonan dan mengisi formulir anggota serta
menyerahkan photo copy KTP, SIM, dan STNK.
3. Memiliki Nomor Registrasi Anggota (NRA) melalui pengurus MTRI.
4. Sanggup menyetujui dan menerima Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, dan kebijakan organisasi.
5. Memiliki pemahaman dan menyepakati prinsip MTRI.
6. Syarat – syarat keanggotaan secara administratif dibuat dan dilaksanakan oleh
rapat pengurus.
Pasal 3
Hilang Status Keanggotaan
Anggota MT Riders Indonesia (MTRI) kehilangan status keanggotaannya apabila :
1. Organisasi MTRI dinyatakan demisioner.
2. Dicabut haknya sebagai anggota atau dipecat apabila melanggar peraturan
yang sudah ditetapkan di AD/ART dan tata tertib.
3. Mengundurkan diri dari keanggotaan, permintaan disampaikan secara tertulis
kepada Ketua umum.
4. Melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik Organisasi.
5. Anggota Organisasi tidak di perkenankan terdaftar pada Organisasi sepeda
motor MT lainya.
Pasal 4
Kartu Anggota
Nomor Registrasi Anggota (NRA) MTRI dikeluarkan oleh pengurus MTRI dan
disahkan oleh Ketua umum.
Pasal 5
Hak Anggota
1. Hak Partisipasi, yaitu hak dalam mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan
Organisasi MTRI.
2. Hak Suara, yaitu hak memilih atau menentukan pilihan dalam proses
pengambilan suatu keputusan.
3. Hak Bicara, yaitu hak mengeluarkan pendapat secara lisan maupun tertulis
dalam forum resmi Organisasi maupun forum tidak resmi.
4. Hak Dipilih, yaitu hak dipilih untuk menduduki jabatan dalam struktur Organisasi
MTRI.
5. Hak Menggunakan Fasilitas Organisasi, yaitu hak dalam menggunakan dan
memanfaatkan sarana serta fasilitas milik MTRI dalam rangka kegiatan
Organisasi.
6. Hak Mengundurkan Diri dari keanggotaan, yaitu hak untuk tidak lagi menduduki
jabatan dalam struktur MT Riders Indonesia ( MTRI ) atau tidak lagi menjadi
anggota MT Riders Indonesia ( MTRI ).
7. Hak memperoleh informasi yang berhubungan dengan perkembangan
Organisasi.
Pasal 6
Kewajiban Anggota
1. Menjaga nama baik Organisasi MTRI.
2. Menerima dan mentaati AD/ART MTRI, tata tertib keanggotaan yang berlaku,
dan keputusan/ketetapan serta kebijakan Pengurus.
3. Menerima dan melaksanakan Program Kerja MTRI.
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Organisasi sesuai dengan Program Kerja
MTRI.
5. Menerapkan cara berkendara yang baik di jalan (safety riding) dan mematuhi
peraturan lalu lintas.
6. Setiap anggota di wajibkan kehadirannya dalam acara kopdar wajib (Kopdar
Akbar) minimal 1 bulan sekali, dan jika memang berhalangan diharuskan
memberikan informasi ke pengurus.
Pasal 7
Sanksi Keanggotaan
1. Anggota yang melakukan pelanggaran Organisasi bisa dikenakan sanksi
berupa:
a) Peringatan lisan
b) Peringatan tertulis
c) Dicabut haknya sementara (skorsing)
d) Dicabut keanggotaan secara tetap (dipecat)
2. Peringatan lisan dan tertulis bisa dijatuhkan langsung oleh Ketua umum kepada
anggota yang bersangkutan. Sementara sanksi berupa skorsing dan pemecatan
dilakukan melalui mekanisme Rapat pengurus dihadiri Dewan Penasehat dan
Pengurus yang diadakan khusus untuk membahas pelanggaran tersebut dan
dikoordinasikan kepada Pengurus.
3. Setiap anggota yang diberikan sanksi berupa skorsing ataupun pemecatan
dapat mengajukan pembelaan diri pada saat Rapat Pengurus yang diadakan
khusus untuk membahas pelanggaran tersebut. Jika pembelaan diri diterima,
Pengurus memberikan pencabutan sanksi dan klarifikasi.
4. Sanksi skorsing adalah tidak diperkenankan untuk mengikuti kegiatan yang
diselenggarakan oleh MTRI dan memakai atribut MTRI dalam jangka waktu
tertentu.
5. Surat pemecatan sebagai anggota diterbitkan oleh Ketua umum atas hasil
keputusan Rapat Pengurus yang diadakan khusus untuk membahas
pelanggaran tersebut dan di publikasikan kepada anggota.
BAB III
FORUM ORGANISASI
Pasal 8
Musyawarah Nasional ( MUNAS ) MT Riders Indonesia (MTRI)
1. Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI wilayah Indonesia merupakan forum
tertinggi dalam Organisasi MT Riders Indonesia (MTRI) wilayah Indonesia.
yang berwenang:
a). Meninjau, merubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga MTRI wilayah Indonesia.
b). Memilih dan menetapkan anggota Dewan Penasehat MTRI wilayah
Indonesia minimal dua orang serta maksimal lima orang.
c). Meminta laporan pertanggung jawaban pengurus MTRI wilayah Indonesia.
d). Mengangkat atau memberhentikan Ketua umum MTRI wilayah Indonesia.
e). Menghasilkan rekomendasi serta ketetapan-ketetapan lain untuk Organisasi.
f). Laporan pertanggung jawaban kegiatan akan dilaporkan selambat-lambatnya
14 hari.
2. Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI wilayah Indonesia dilaksanakan setiap 2 (
dua ) tahun sekali.
3. Panitia pelaksana Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI wilayah Indonesia
dibentuk oleh Pengurus MTRI wilayah Indonesia yang diatur lebih lanjut dalam
peraturan organisasi.
4. Musyawarah Nasional ( MUNAS ) MTRI wilayah Indonesia. :
a) Peserta Penuh (Anggota), yakni peserta yang memiliki hak suara (hak
memilih & hak dipilih) dan hak bicara. Peserta Penuh terdiri dari Dewan
Pembina, Penasehat, Pengurus dan seluruh anggota MTRI wilayah
Indonesia.
b) Peserta Peninjau, yakni peserta yang tidak memiliki hak suara, hanya
memiliki hak bicara. Peserta Peninjau terdiri dari calon anggota serta pihak
lain yang dipandang kompeten dalam memberikan rekomendasi bagi
perkembangan organisasi.
c) Laporan pertanggung jawaban Pengurus MTRI yang disampaikan oleh Ketua
pada saat penyelenggaraan MUNAS.
Pasal 9
Musyawarah Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB )
1. Musyawarah Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB ) MTRI merupakan forum
Organisasi yang sejenis atau setingkat Musyawarah Nasional ( MUNAS ) MTRI
yang diselenggarakan dalam situasi darurat atau keadaan khusus.
2. Musyawarah Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB ) MTRI diusulkan oleh, Ketua
Umum / Pengurus / Dewan Pembina MT Riders Indonesia
3. Usulan Musyawarah Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB ) MTRI dinyatakan sah
apabila dihadiri anggota dan perwakilan daerah dari jumlah keseluruhan anggota
MTRI wilayah Indonesia, dan disetujui ½ +1 yang hadir di forum.
4. Situasi darurat atau keadaan khusus yang mendorong perlunya Musyawarah
Nasional Luar Biasa ( MUNASLUB ) MTRI dapat diselenggarakan:
a. Apabila 50% + 1 anggota penuh melihat perlu dan mendesak untuk
melakukan perubahan atas ketetapan Musyawarah Nasional ( MUNAS )
MTRI.
b. Apabila Ketua umum MTRI berhalangan tetap (3 Bulan) atau mengembalikan
mandatnya (mengundurkan diri).
c. Apabila Pengurus MTRI tidak mampu melaksanakan atau melanggar
ketentuan yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga MTRI.
d. Apabila ada perkembangan kondisi umum internal yang dipandang
mengancam eksistensi MTRI.
Pasal 10
Rapat Kerja
1. Dalam melaksanakan jalannya Organisasi MTRI. Pengurus MTRI mempunyai
wewenang melaksanakan Rapat Kerja.
2. Rapat Kerja merupakan forum yang diselenggarakan untuk merumuskan dan
menetapkan program kerja kepengurusan, peraturan dan kebijakan Organisasi
serta hal-hal lain yang dianggap perlu.
3. Rapat Kerja dilaksanakan secara periodik (1 tahunan) sesuai perkembangan
dinamika dan kebutuhan organisasi.
4. Mekanisme Rapat Kerja diatur oleh Pengurus MTRI.
Pasal 11
Rapat Pengurus
1. Rapat pengurus merupakan forum besar yang diselenggarakan untuk
mengkoordinasi setiap persiapan dalam rangka pelaksanaan program kerja.
2. Rapat pengurus wajib dihadiri oleh Dewan Pembina,Penasehat dan seluruh
pengurus MTRI.
3. Dalam rapat koordinasi, Pengurus MTRI. dapat membentuk kepanitiaan atau tim
kerja untuk memaksimalkan pelaksanaan program kerja
4. Apabila dipandang perlu, Pengurus MTRI. dapat melaksanakan Rapat
Koordinasi bersama dengan pihak-pihak lain yang dipandang kompeten.
5. Mekanisme Rapat Koordinasi diatur oleh Pengurus MTRI.
BAB IV
KEPENGURUSAN
Pasal 12
Dewan Pembina
1. Dewan Pembina merupakan orang-orang yang memiliki keterkaitan sejarah
Organisasi MTRI (founder) Dewan Pembina bertugas memberikan saran serta
rekomendasi kepada Pengurus MTRI untuk perkembangan Organisasi.
2. Anggota Dewan terdiri dari minimal dua orang serta maksimal 6.
Keanggotaannya dipilih, diangkat, dan ditetapkan melalui mekanisme forum
Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI. atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
(MUNASLUB) MTRI.
3. Masa Bakti Dewan Pembina adalah 2 (dua) tahun dan dapat dipilih kembali
tanpa batas periode.
4. Sifat keanggotaan Dewan Pembina MTRI adalah kolektif kolegial.
Pasal 13
Penasehat
1. Penasehat dipilih oleh ketua umum Terpilih dan pengurus untuk memberikan
masukan didalam satu masa kepengurusan.
2. Penasehat dapat memberikan masukan apabila diminta oleh pengurus.
3. Masa bakti penasehat adalah masa bakti pengurus.
Pasal 14
Ketua umum
1. Pengurus MTRI wilayah Indonesia dipimpin oleh 1(satu) orang Ketua umum.
2. Ketua umum MTRI wilayah Indonesia, dipilih, diangkat dan ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI atau Musyawarah Nasional Luar Biasa
(MUNASLUB) MTRI. Ketua umum MTRI menyampaikan pertanggung jawaban
kepada anggota melalui Musyawarah Nasional (MUNAS) MTRI atau
Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB) MTRI wilayah Indonesia.
3. Ketua Umum MTRI dapat membentuk komposisi pengurus dengan
mempertimbangkan rekomendasi pengurus dan dewan penasehat untuk
kebutuhan Organisasi.
4. Dalam melaksanakan program kerjanya Ketua Umum MTRI wilayah Indonesia
dapat membentuk pelaksana kegiatan berupa kepanitiaan atau tim kerja yang
bersifat adhoc. Mekanismenya diatur melalui Rapat Pengurus.
Pasal 15
Pengurus
1. Dewan Pembina merupakan orang - orang yang dianggap mempunyai
kemampuan memberikan nasehat dan pandangan untuk kemajuan MTRI,
memutuskan perubahan AD/ART mengangkat dan memberhentikan pengurus,
menetapkan kebijakan umum AD/ART, menetapkan pembentukan dan
pembubaran chapter, menunjuk PJS pengurus.
2. Penasehat, melindungi organisasi, memberikan arahan kebijakan, masukan,
nasehat dan pertimbangan dalam pengembangan organisasi, menampung
seluruh aspirasi anggota
3. Ketua Umum menyampaikan pertanggungjawaban pengurus pada akhir masa
bakti kepengurusan, menetapkan susunan kepengurusan satu periode jabatan,
menetapkan kebijakan opersional kepengurusan, menetapkan program kerja
tahunan
4. Bendahara Umum merupakan orang yang dipilih oleh ketua umum MTRI untuk
mengatur keuangan MTRI
5. Sekretaris Umum merupakan orang yang dipilih oleh ketua umum MTRI untuk
menfasilitasi surat menyurat Organisasi MTRI
6. Hubungan Masyarakat (Humas) merupakan orang yang dipilih ketua umum
MTRI untuk memfasilitasi hubungan kegiatan baik eksternal dan internal MTRI.
7. Keanggotan merupakan orang yang diplih oleh ketua umum MTRI untuk
memfasilitasi pendataan anggota.
8. Kepala Divisi Tata Tertib (Tatib) merupakan orang yang dipilih ketua umum
MTRI untuk semua yang berhubungan dengan keanggotaan.
9. Masing-masing Kepala Divisi dapat memilih dan mengangkat orang-orang yang
membantunya sesuai kebutuhan yang diperlukan dalam membantu pelaksanaan
tugasnya dan pengangkatannya ditetapkan oleh Ketua Umum berdasarkan
Surat Keputusan Ketua Umum.