3
1.1 Anatomi dan Histologi Retina Retina merupakan lapisan yang memenuhi 2 /3 bola mata, terletak di belakang badan siliaris, serta berbatasan dengan vitreous body pada anterior dan koroid pada posterior. Retina berfungsi meneruskan cahaya ke sistem saraf pusat melalui serabut-serabut saraf yang terletak di dalam lapisannya. Pada ora serata tebal retina 0,1 mm hingga ke bagian posterior dengan tebal 0,56 mm. 1 Pada bagian tengah retina terdapat makula (bintik kuning) yang merupakan bagian kaya akan xantophil (pigmen luteal) dengan lapisan sel ganglion berlapis. Pada bagian tengah makula terdapat fovea sentralis yang kaya akan sel kerucut. Pada bagian ini, lapisan-lapisan lainnya mengalami penipisan, serta sel ganglion dan sel bipolar terletak pada bagian perifer, sehingga fovea sentralis merupakan bagian dengan tajam penglihatan terbaik. Pada bagian lainnya pada retina terdapat optic disc, yang merupakan bagian tanpa adanya sel fotoreseptor dan sebagai tempat keluarnya saraf optik. 1,2 Gambar 2. Lapisan-lapisan retina 2 Lapisan berpigmen (retinal pigmented layer RPE) merupakan bagian terluar retina yang mengandung pigmen melanin serta all-trans retinal yang berasal dari vitamin A, berfungsi penting dalam fungsi fotoreseptor retina. Lapisan ini tersusun atas epitel kuboid selapis. RPE Gambar 1. Segmen posterior mata 2 Keterangan Gambar VB Vitreous body ILL Inner limiting layer NFL Nerve fiber layer GL Ganglion layer IPL Inner plexiform layer INL Inner nuclear layer OPL Outer plexiform layer ONL Outer nuclear layer OLL Outer limiting layer RCL Rod and cone cell layer PL Pigmented layer C Choroid

Anatomi Dan Histologi Retina

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kedokteran

Citation preview

Page 1: Anatomi Dan Histologi Retina

1.1 Anatomi dan Histologi Retina

Retina merupakan lapisan yang memenuhi 2/3

bola mata, terletak di belakang badan siliaris, serta

berbatasan dengan vitreous body pada anterior dan

koroid pada posterior. Retina berfungsi meneruskan

cahaya ke sistem saraf pusat melalui serabut-serabut

saraf yang terletak di dalam lapisannya. Pada ora

serata tebal retina 0,1 mm hingga ke bagian posterior

dengan tebal 0,56 mm.1

Pada bagian tengah retina terdapat makula

(bintik kuning) yang merupakan bagian kaya akan

xantophil (pigmen luteal) dengan lapisan sel

ganglion berlapis. Pada bagian tengah makula

terdapat fovea sentralis yang kaya akan sel kerucut.

Pada bagian ini, lapisan-lapisan lainnya mengalami penipisan, serta sel ganglion dan sel bipolar

terletak pada bagian perifer, sehingga fovea sentralis merupakan bagian dengan tajam

penglihatan terbaik. Pada bagian lainnya pada retina terdapat optic disc, yang merupakan

bagian tanpa adanya sel fotoreseptor dan sebagai tempat keluarnya saraf optik.1,2

Gambar 2. Lapisan-lapisan retina2

Lapisan berpigmen (retinal pigmented layer – RPE) merupakan bagian terluar retina yang

mengandung pigmen melanin serta all-trans retinal yang berasal dari vitamin A, berfungsi

penting dalam fungsi fotoreseptor retina. Lapisan ini tersusun atas epitel kuboid selapis. RPE

Gambar 1. Segmen posterior mata2

Keterangan Gambar

VB Vitreous body

ILL Inner limiting layer

NFL Nerve fiber layer

GL Ganglion layer

IPL Inner plexiform layer

INL Inner nuclear layer

OPL Outer plexiform layer

ONL Outer nuclear layer

OLL Outer limiting layer

RCL Rod and cone cell layer

PL Pigmented layer

C Choroid

Page 2: Anatomi Dan Histologi Retina

memiliki fungsi antara lain sebagai sawar darah retina, menghindarkan radikal bebas, dan

menyerap sebagian cahaya yang masuk sehingga cahaya yang dipersepsikan lebih jelas. RPE

dan lapisan fotosensitif pada retina berasal dari 2 struktur yang berbeda pada proses

embriogenesis, sehingga kedua bagian ini mudah terlepas.2

Suplai darah pada retina berasal dari arteri retina sentralis, terutama untuk 2/3 bagian

dalam retina. Selain dari arteri tersebut, nutrisi dan oksigen untuk 1/3 bagian luar retina

didapatkan melalui difusi pembuluh darah yang ada di lapisan koroid. Fovea mendapatkan

nutrisi dan oksigen dari koroid sehingga apabila terjadi ablasio retina pada fovea, kerusakan

yang terjadi tidak dapat diperbaiki.1,3

1.2 Fisiologi

Di dalam retina terdapat lapisan yang mengandung sel batang dan sel kerucut sebagai

fotoreseptor. Sel batang berfungsi menerima rangsang cahaya hitam dan putih, sedangkan sel

kerucut menerima rangsang cahaya berwarna. Kedua sel ini dapat menerima dan meneruskan

rangsang cahaya karena memiliki pigmen rodopsin pada sel batang dan fotopsin pada sel

kerucut. Pigmen tersebut terletak pada segmen luar sel batang dan sel kerucut.3

Saat cahaya diterima oleh mata dan lalu diteruskan sampai ke retina, rodopsin pada sel

batang akan berubah secara berturut-turut menjadi batorodopsin, lumirodopsin, metarodopsin

I, metarodopsin II, dan selanjutnya terurai menjadi skotopsin dan all-trans-retinal.

Metarodopsin II merupakan rodopsin yang telah teraktivasi dan selanjutnya akan mengaktifkan

transdusin yang terletak pada membran sel batang. Aktifnya transdusin ini menyebabkan

aktivasi enzim fosfodiesterase sehingga terjadi pemecahan molekul cGMP yang seharusnya

berikatan dengan kanal natrium. Molekul cGMP yang berikatan dengan kanal natrium tersebut

menyebabkan kanal natrium terbuka. Apabila cGMP tidak lagi berikatan dengan kanal natrium,

kanal natrium akan tertutup sehingga keadaan di dalam sel batang menjadi negatif dan

terjadilah hiperpolarisasi. Sementara pada keadaan gelap, rangkaian peristiwa tersebut tidak

terjadi dan sel batang mengalami depolarisasi dengan melepas neurotransmiter glutamat.2,3

Fotopsin pada sel kerucut memiliki mekanisme yang tidak jauh berbeda jika

dibandingkan rodopsin pada sel batang. Terdapat 3 jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut yang

memiliki fotopsin yang peka akan rangsang cahaya merah, hijau, dan biru. Rangsang cahaya

dengan perbedaan warna tersebut diteruskan karena adanya perbedaan panjang gelombang

cahaya. Manusia dapat melihat warna lain selain merah, hijau, dan biru disebabkan oleh

panjang gelombang cahaya tersebut dapat ditangkap oleh beberapa jenis sel kerucut.3

Page 3: Anatomi Dan Histologi Retina

Setelah cahaya diterima pada sel kerucut dan sel batang, impuls saraf diteruskan ke sel

bipolar dan sel horizontal. Sel horizontal selanjutnya meneruskan ke sel bipolar lainnya. Sel

bipolar meneruskan impuls ke sel amakrin dan sel ganglion, hingga selanjutnya sel ganglion

menghantarkan impuls sampai ke saraf optik menuju otak. Berbeda dengan sel-sel saraf pada

umumnya yang bekerja dengan mekanisme potensial aksi, sel-sel saraf pada mata dapat

diteruskan karena adanya konduksi aliran listrik secara langsung, kecuali pada sel ganglion.

Selain berfungsi dalam meneruskan rangsang cahaya ke saraf optik, sel ganglion juga

merupakan fotoreseptor karena mengandung 11-cis retinal dan melanopsin yang berperan

penting dalam pengaturan irama sirkadian tubuh.2,3