7
1. Anatomi Retina. Retina adalah lapisan terdalam dari bola mata. Secara makroskopis, retina terdiri dari bagian-bagian fungsional dengan lokasi yang berbeda, yaitu bagian optik dan bagian retina non-visual. Bagian optik dari retina sensitif terhadap rangsangan cahaya dan mempunyai 2 lapisan sel yaitu lapisan neuron dan lapisan sel pigmen. Lapisan neuron fungsinya untuk menerima cahaya. Lapisan sel pigmen terdiri dari satu lapis sel yang menstimulasi penyerapan cahaya dari choroid dengan mengurangi penyebaran cahaya dalam bola mata. Sedangkan bagian retina non visual adalah sebuah terusan keanterior dari lapisan sel pigmen dan sebuah lapisan sel penyangga dari badan siliari dan permukaan posterior dari iris (Moore, 2006) Secara mikroskopis retina dibagi menjadi 10 lapisan , yang dapat dilihat pada gambar mulai dari sisi luar (1) terdiri dari sel epitel berpigmen membentuk satu lapisan yang ada pada membran Bruch yang memisahkannya dengan choroid. (2) Lapisan berikutnya adalah lapisan fotoreseptor yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut dengan suatu struktur eosinofilik yang tipis yaitu (3) membran limitan externa yang memisahkannya dengan 1 lapisan inti yang disebut (4) lapisan inti luar yang mengandung badan sel dari fotoreseptor sel batang dan kerucut. Lapisan berikutnya yaitu (5) lapisan pleksiform luar yang mempunyai hubungan

Anatomi Retina

Embed Size (px)

DESCRIPTION

retina

Citation preview

Anatomi Retina.

Anatomi Retina.

Retina adalah lapisan terdalam dari bola mata. Secara makroskopis, retina terdiri dari bagian-bagian fungsional dengan lokasi yang berbeda, yaitu bagian optik dan bagian retina non-visual. Bagian optik dari retina sensitif terhadap rangsangan cahaya dan mempunyai 2 lapisan sel yaitu lapisan neuron dan lapisan sel pigmen. Lapisan neuron fungsinya untuk menerima cahaya. Lapisan sel pigmen terdiri dari satu lapis sel yang menstimulasi penyerapan cahaya dari choroid dengan mengurangi penyebaran cahaya dalam bola mata. Sedangkan bagian retina non visual adalah sebuah terusan keanterior dari lapisan sel pigmen dan sebuah lapisan sel penyangga dari badan siliari dan permukaan posterior dari iris (Moore, 2006)Secara mikroskopis retina dibagi menjadi 10 lapisan , yang dapat dilihat pada gambar mulai dari sisi luar (1) terdiri dari sel epitel berpigmen membentuk satu lapisan yang ada pada membran Bruch yang memisahkannya dengan choroid. (2) Lapisan berikutnya adalah lapisan fotoreseptor yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut dengan suatu struktur eosinofilik yang tipis yaitu (3) membran limitan externa yang memisahkannya dengan 1 lapisan inti yang disebut (4) lapisan inti luar yang mengandung badan sel dari fotoreseptor sel batang dan kerucut. Lapisan berikutnya yaitu (5) lapisan pleksiform luar yang mempunyai hubungan dengan akson pendek dari sel fotoreseptor dan neuron-neuron, yaitu badan sel yang terletak diatas (6) lapisan inti dalam. Kemudian (7) lapissan pleksiform dalam neuron-neuron kemudian berhubungan sinaptik dengan dendrit yang aksonnya membentuk traktus optikus. Badan sel dari traktus optikus (sel ganglion retina) membentuk (8) lapisan sel ganglion. Bagian dalam lapisan tersebut adalah (9)lapisan serat saraf aferen yang melewati optic disc yang akan menjadi nervus optikus. Lapisan terakhir yaitu lapisan (10) membran limitan interna yang memisahkan aspek interna retina dari badan vitreous (Young et al, 2007).

Gambar 1.1 Lapisan retina

Fundus adalah bagian posterior dari bola mata. Mempunyai area lingkaran yang rata disebut optic disc dimana serat sensori dan pembuluh darah bersama-sama dengann nervus optikus memasuki bola mata. Karena optic disc tidak mempunyai fotoreseptor, maka tidak sensitif terhadap cahaya, sehingga bagian dari retina ini biasanya disebut blind spot(Moore, 2006).Terdapat 2 reseptor penglihatan yaitu sel batang dan sel kerucut. Sel batang mendeteksi adanya cahaya, sedangkan sel kerucut mendeteksi warna. Sel batang lebih banyak terdapat pada bagian tepi atau perifer retina yang fungsinya ketajaman penglihatan pada saat malam hari atau kondisi kurang pencahayaan. Sel kerucut lebih banyak pada bagian tengah retina khususnya suatu area yang disebut macula lutea, terletak sejajar dengan lensa yang disebut visual axis. Fovea yang mengandung hanya sel kerucut, yang adalah sebuah bentukan datar pada makula dan terbaik untuk penglihatan warna.

Bagian optik fungsional dari retina berhenti sepanjang anterior ora serrata, yang mempunyai batas tidak rata berada pada posterior dari badan siliari. Ora serrata menandai terminasi anterior bagian retina yang menerima cahaya. Retina disuplai oleh arteri retina centralis, adalah cabang arteri opthalmica. sel kerucut dan sel batang dari lapisan neuron menerima nutrisi dari choriocapillaris(Moore, 2006).

Fisiologi Retina

Retina merupakan jaringan okular yang paling kompleks. Mata berfungsi sebagai alat optik sebagai suatu reseptor yang kompleks dan sebagai transducer yang efektif. Sel-sel batang dan kerucut pada lapisan fotoreseptor mengubah stimulus cahaya menjadi impuls saraf yang dibawa melalui jalur visual ke korteks oksipital. Fovea yang sebagian besar sel kerucut bertanggung jawab untuk ketajaman penglihatan dan warna (photopic vision) dan bagian retina perifer yang sel-selnya adalah sel batang, bertanggung jawab untuk penglihatan perifer dan malam hari (scotopic vision). Fotoreseptor sel kerucut dan batang terletak pada lapisan terluar dari retina dan adalah tempat reaksi kimia yang menginisiasi proses penglihatan(Vaughn, 2007).

Hipertensi Retinopati

Definisi Hipertensi RetinopatiHipertensi retinopati adalah penyakit mata akibat dari hipertensi sistemik yang tidak terkontrol. Respon utama dari arteriol retina pada hipertensi sistemik adalah penyempitan (narrowing). Kejadiannya bisa melibatkan kedua mata (bilateral), tetapi ada kemungkinan progres penyakit dapat terjadi secara asimetri dan penurunan penglihatan dapat terjadi. Penampakan fundus akan bergantung apakah onsetnya akut atau kronik(K.W. Sehu, 2006).Patogenesis

Terdapat tigs faktor yang berperan terhadap patogenesis hipertensi retinopati yaitu penyempitan arteriolar, kebocoran vaskular dan arteriosklerosis.

Penyempitan arteriolar

Penyempitan arteriolar dapat terjadi secara general atau fokal. Diagnosis pada opthalmoskop sangat sulit. Penyempitan tersebut kemungkinan akan meningkatakn tekanan darah. Hipertensi yang parah dapat menimbulakn gambaran cotton-wool spots.

Kebocoran Vaskuler

Kebocoran Vaskuler mengakibatkan timbulnya suatu gambaran flame-shaped perdarahan retina dan retina edema. Edema retina kronik membuat deposisi eksudat keras sekitar fovea.

Arteriosklerosis melibatkan penebalan dinding pembuluh darah. Tanda klinis yang sangat penting adalah arteriovenous crossing (AV nipping. Tanda ini dapat mengindikasikan hipertensi yang dialami pasien sudah berlangsung sejak bertahun-tahun yang lalu.

Keith dan Wegner (1939) telah mengklasifikasikan hipertensi retinopati menjadi 4:

Grade I. Terdiri dari penipisan arteriol menyeluruh yang ringan, terjadi pada cabang-cabang pembuluh darah kecil, dengan perluasan refleks arteri dan pengaburan vena (vein concealment).

Grade II. Terdiri dari penyempitan menyeluruh dan penipisan fokal arteriol yang berhubungan dengan defleksi vena-vena pada arteriovenus crossings (Salus' sign)

Grade III.

Copper-wiring of arteriols.Pengumpulan vena-vena distal ke arteriovenous crossings (Bonnet sign)

Penurunan ketebalan vena-vena dari salah satu sisi yang terjadi arteriovenous crossings (Gunn sign), right angle deflection of veins (Salus' sign)

Grade IV: grade III ditambah silver-wiring arteriols dan papilledema(Khurana, 2007)..

A

B

A

B

C

D

Gambar 2.1 Hypertensive retinopathy: A, grade I, B, grade II, C, grade III; D, grade IV

C

D

DAFTAR PUSTAKA

Moore, Keith L.; Dalley, Arthur F., 2006. Clinically Oriented Anatomy, 5th Edition. Toronto : Lippincott Williams & Wilkins.

Young, Barbara.; Lowe, James S; Stevens, Alan; Heath, John W.,2007 .Wheater's Functional Histology :A Text And Colour Atlas, 5th Edition. New York: Churchill Livingstone, 2006.

Riordan, Paul.; Whitcher, John P., 2007. Vaughn & Asbury's General Opthalmology, 17th Edition. McGraw Hill.

Sehu, K.W.; Weng .W.R., 2005. Opthalmic Pathology. Blackwell Publishing.

5.Khurana, A. K., Comprehensive Opthalmology 4th Edition, 2007. New Delhi: New Age International (P) Ltd. Publishers.