22
TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGI Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi Dosen: Ir. Muji Indarwanto, MM. MT. Disusun oleh : Yogatama Ramadhan | 41212010047 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta 2015

Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

analisis tekno ekonomi bangunan tinggi

Citation preview

Page 1: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGI

Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Dosen:

Ir. Muji Indarwanto, MM. MT.

Disusun oleh :

Yogatama Ramadhan | 41212010047

Program Studi Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Mercu Buana

Jakarta

2015

Page 2: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................................2

Bab I : Pengertian Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi..................................................3

1.1. Penilaian Terhadap Waktu........................................................................................6

1.2. Perhitungan bunga....................................................................................................7

1.3. Nilai kemudian dan nilai sekarang............................................................................7

1.4. Jumlah faktor nilai sekarang.....................................................................................8

1.5. Faktor Pemulihan Modal (FPM) atau Capital Recovery Factor..................................9

Bab II : Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan...............................................................11

2.1. Revenue Cost Ratio (R/C) - Perbandingan Pendapatan Terhadap Pengeluaran......12

2.2. Rate Of Return On Investment Before Tax (RIb) - Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak....................................................................................................................13

2.3. Rate Of Return On Investment After Tax (RIa) - Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak......................................................................................................................14

2.4. Rate Of Return On Equity (RE) - Tingkat Pengembalian Modal Sendiri...................15

2.5. Break Event Point (BEP) - Titik Impas......................................................................16

Daftar Pustaka............................................................................................................18

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 2

Page 3: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

BAB I : PENGERTIAN TEKNO-EKONOMI BANGUNAN TINGGI

Untuk dapat mengadakan evaluasi tekno ekonomi sesuatu proyek dalam rangka suatu proses pemutusan apakah mau turut menanam modal atau bersedia memberi modal pinjaman, atau untuk mempertanggung jawabkan suatu usulan proyek, maka perlu dipahamio terlebih dahulu beberapa pengertian dasar yang sering digunakan dalam analisa tekno ekonomi seperti uraian dibawah ini.

DATA BANGUNAN YANG DIGUNAKAN :

a = luas lantai berulang (m2)

a’ = luas lantai netto per orang (m2)

n = jumlah lantai

e = efisiensi bangunan (%)

b = koefisien dasar bangunan (%)

f = koefisien lantai bangunan

m = kapasitas lift (orang)

s = kecepatan lift (mps)

h = tinggi lantai ke lantai (meter)

g = masa konstruksi (tahun)

p = masa pelunasan kredit (tahun)

z = umur eknomis proyek (tahun)

i = suku bunga kredit (% pertahun)

d = perubahan nilai uang terhadap waktu

discount factor (% per tahun)

q = perbandingan modal pinjaman terhadap modal sendiri

u = harga satuan gedung (Rp/m2 atau US$/m2)

s = harga satuan tanah (Rp/m2 atau US$/m2)

t = cadangan pajak (%)

D = depresiasi/ penyusutan (%)

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 3

Page 4: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

C = biaya tidak langsung (%)

v = faktor kekosongan gedung (%)

k = cadangan biaya (%)

Lo = pokok kredit

r = nilai sewa minimum

Sewa Dasar (Base Rate) = Nilai sewa gedung belum termasuk service Charge

Service Charge = Biaya operasi gedung (listrik, AC, air, telepon, asuransi, cleaning service, dll)

Service charge : perkantoran 25 % x sewa dasar, flat 5 % x sewa dasar, hotel ** 20 % x pendapatan total, hotel *** 30 % x pendapatan total, hotel **** 40 % x pendapatan total, hotel ***** 50 % x pendapatan total.

1. Perubahan nilai uang terhadap waktu (discount factor) = d

d > i tidak menguntungkan, i = suku bunga

Modal sendiri keuntungan : tidak mengurangi pajak

Modal pinjaman bunga : bisa mengurangi pajak

2. Perhitungan bunga

Pokok kredit : Lo

Jangka waktu : n Perkembangan kredit = Ln = Lo + Lo.ni = Lo(1+ni)

Suku bunga : i

3. Bunga berbunga (Compound Interest)

Perkembangan kredit : Ln = Lo(1+i)n

4. Nilai kemudian (Future Value)

Ln = Lo(1+i)n FV = PV (1+i)n

FV = Future Value

PV = Present Value

Jika PV = 1 (1+i)n = faktor nilai kemudian

Jika FV = 1 1 = faktor nilai sekarang

(1+i)n

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 4

Page 5: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

- Jumlah faktor nilai sekarang = (1+i) n -1

i(1+i)n

semua rencana pemasukan dan pengeluaran harus dihitung dalam nilai sekarang.

5. Faktor Pemulihan Modal (Capital Recovery Factor)

Pembayaran tahunan yang sama besarnya selama masa pelunasan kredit, yang jumlah nilai sekarang sama dengan perkembangan kredit setelah masa konstruksi atau pokok kredit ditambah bunganya.

Jika pokok kredit + bunga = 1, maka pembayaran yang sama tsb. Sebesar:

A = i(1+i) n

(1+i)n-1

FPM X Pokok kredit amortisasi dari kredit tersebut = pembayaran

pokok kredit + bunga yang sama setiap akhir

waktu.

CONTOH PERHITUNGAN

COMPOUND INTEREST

Modal Rp 100.000, i = 12 %

FV = PV ( 1 + i ) n

Tahun ke

n ( 1 + i )

PV

(Rp)

FV

(Rp)

1 1,12 100.000 112.000

2 1,12 112.000 125.000

3 1,12 125.000 140.492,8

4 1,12 140.492,8 157.351,93

5 1,12 157.351,93 176.234,16

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 5

Page 6: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

F = Rp 100.000, i = 15 %

P = F x 1

( 1 + i ) n

Akhir th ke

n

1

( 1 + i )

FV

(Rp)

PV

(Rp)

1 0,869565 100.000 86.956,50

2 0,869565 86.956,50 75.614,34

3 0,869565 75.614,34 65.751,58

4 0,869565 65.751,58 57.175,27

5 0,869565 57.175,27 49.717,61

1.1. Penilaian Terhadap Waktu

Perubahan nilai uang terhadap waktu dari suatu mata uang tergantung pada tingkat perekonomian Negara yang mempunyai mata uang tersebut, dan tergantung lagi pada keadaan perekonomian dunia, karena tidak ada suatu negara di dunia ini, bagaimana juga majunya yang dapat berdiri sendiri tanpa bergantung sedikit pun dengan negara lain.

Dalam dunia modern seperti sekarang ini, bangsa-bangsa hidup saling bergantung baik politis ekonomis, regional, maupun internasional. Kalau perubahan nilai uang terhadap waktu lebih tinggi dari tingkat bunga yang dapat dibebankan pada suatu jenis usaha, maka hasil evaluasi tekno ekonomi terhadap usaha tersebut, akan selalu negatif (tidak menguntungkan).

Pemerintah yang bijaksana akan selalu mengusahakan agar perubahan nilai uang terhadap waktu selalu serendah-rendahnya dan harus selalu di bawah tingkat bunga yang berlaku, yang masih dapat diterapkan dalam usaha apapun. Sebab kalau tidak, tidak akan ada satu usaha pun yang menguntungkan dalam arti kata yang sebenarnya.

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 6

Page 7: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

1.2. Perhitungan bunga

Perhitungan bunga dapat dilakukan sebanding dengan satuan waktu dan tingkat bunga atau sample interest sebagai berikut : Jika pokok kredit Lo , satuan n dan suku bunga i, maka perkembangan kredit setelah satuan waktu n adalah :

Lo = Lo + Lo ni = Lo (1+ni )...............................................................................(1)

Kemungkinan kedua adalah bahwa bunga yang timbul setelah satuan waktu, diperlukan sebagai pokok lagi ( bunga berbunga ) atau compound interest .

Jadi jumlah uang yang terhutang kepada kreditor dan dipakai lagi oleh peminjam dalam periode bunga yang berikutnya adalah :

Lo + Lo i = Lo (1+i )

Dan oleh karena kreditor berhak atas bunga dari jumlah uang yang terhutang kepadanya, maka bunga dalam periode bunga kedua adalah :

( Lo + Lo i)i = Loi + L0 i2

Jadi dengan adanya bunga, satuan pokok kredit pada permulaan suatu periode bunga akan mempunyai harga (1+i) satruan pada akhir periode tersebut.

Untuk jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Periode atau satuan waktu

Pokok kredit pada awal

Bunga selama periode

Perkembanngan pokok kredit pada akhir periode

1.

2.

3.

4

Lo

Lo (1+i )

Lo (1+i)2

Lo (n-1)

Lo i

Lo (1+i )i

Lo (1+i)2 i

Lo (n-1)i

Lo + Lo i = Lo (1+i )

Lo (1+i ) + Lo (1+i )i = Lo Lo (1+i)2

Lo (1+i)2 + Lo (1+i)2i = Lo (1+i)3

Lo (1+i )n-1+ Lo (1+i )n-1i = Lo (1+i )n

Jadi Ln= Lo (1+i )n............................................................................................(2)

1.3. Nilai kemudian dan nilai sekarang

Dengan menggunakan rumus Ln= Lo (1+i ) dapat diterik kesimpulan bahwa nilai kemudian (future value) dari Lo jika tingkat bunga i % setelah n satuan waktu adalah:

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 7

Page 8: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Lo (1+i )n

Dapat ditulis secara umum:

FV = PV Ln(1+i )n ..............................................................................................(3)

FV = Future Value

PV = Present Value.

Jika PV = 1 , maka nilai kemudian setelah n satuan waktu dan bunga i% adalah (1+i)n

Maka (1+i)n adalah faktor nilai kemudian (future value factor). (1+i )n dapat dihitung dengan berbagai harga i dan n seperti terlihat pada daftar lampiran buku ini.

Dari rumus FV =PV Ln(1+i )n dapat ditarik pengertian :

PV =FV(1+i )n

=FV x 1(1+i )n

Untuk FV = 1 maka nilainya sekarang adalah :

PV = 1(1+i )n .................................................................................................(4)

1(1+ i)n adalah faktor nilai sekarang dari 1 pada suatu harga i dan setelah n satuan waktu (present value factor) factor ini sekarang dapat dihitung untuk berbagai harga i dan n, seperti terlihat pada daftar lampiran buku ini.

1.4. Jumlah faktor nilai sekarang

Untuk dapat mengadakan evaluasi tekno ekonomi yang mendekati kenyataan, semua uang yang akan diterima ataupun yang akan dikeluarkan selama umur ekonomi proyek, harus dihitung dalam nilai sekarang (present value).

Jumlah nilai sekarang dari pembayaran-pembayaran sebesar I selama n tahun yang akan datang adalah :

1(1+ i)1

+ 1(1+i )2

+ 1(1+i )3

+.. . .. .. . .. .. . .+ 1(1+i )n

Ini adalah suatu deret ukur dengan suku

1(1+ i) yang jumlahnya:

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 8

Page 9: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

1(1+i )1

− 1(1+i )n +1

1- 1(1+i )

=1− 1

(1+i )n1

(1+ i )−1=

(1+i )n−1i (1+i )n

∑ PV =

(1+ i)n−1i (1+i )n ………………………………………………………….(4)

1.5. Faktor Pemulihan Modal (FPM) atau Capital Recovery Factor

Dalam analisa tekno ekonomi suatu proyek, perlu didapat rumus untuk menghitung dengan cepat berapakah pembayaran tahunan yang sama besarnya selama masa pelunasan kredit, yang jumlah nilai sekarang sama dengan perkembangan kredit selama msa konstruksi, atau pokok kredit ditambah bunganya, selama proyek belum menghasilkan pendapatan.

Jikja pokok kredit ditambah bunganya sama dengan 1, maka pembayaran yang sama tersebut adalah sebesar :

A =

i (1+i )n

(1+ i)n−1 ……………………………………………………….(5)

Jumlah nilai sekarang dari pembayaran yang sama itu adalah :

i (1+i )n

(1+ i)n−1 [ 1(1+i )1 ]+ i (1+ i )n

(1+i )n−1 [ 1(1+i )2 ]+ i (1+i )n

(1+i )n−1 [ 1(1+i )3 ]+ i (1+i )n

(1+i )n−1 [ 1(1+i )n ]

=

i (1+i )n

(1+ i)n−1 [ 1(1+i )1

+1

(1+i )2+

1(1+ i )3

. .. . .. ..+ 1(1+i )n ]

=

i (1+i )n

(1+ i)n−1×

(1+i )n−1i (1+ i )n

=1

Faktor pemulihan modal dikalikan dengan pokok kredit merupakan amortasi dari kredit tersebut, yang sama dengan pembayaran pokok kredit berikut bunganya, yang dibayar dalam waktu yang sama dan jumlah pembayaran yang sama pada setiap akhir satuan waktu.

Cara pembayaran yang sama itu memudahkan administrasi kredit. FPM dapat dihitung untuk berbagai nilai i dan n, yang dapat dilihat pada lampiran buku ini.

Nilai Sewa Minimum (r)

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 9

Page 10: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Adalah nilai sewa gedung dengan dasar permeter persegi perbulan sebelum ditambah service charce. Sewa dasar gedung diusahakan masih dalam batas yang dapat dipasarkan pada suatu waktu.

Biaya Investasi = I (Biaya Proyek)

Biaya Gedung = US$

Biaya Tanah = US$

Biaya Tidak Langsung = US$

Biaya Cadangan = US$ +

Biaya Investasi = US$

Biaya Investasi

Modal Sendiri = 1 x I = US$ ( 25 % ) q + 1 1:3Modal Pinjaman = q x I = US$ ( 75 % )

q + 1

Pendapatan Proyek R = 12 aenr (1-v) = US$ … (…r)

Pengeluaran Proyek ( C )

Perkembangan kredit setelah masa konstruksi (Lg)

Lg = Lo (1+i)g = US$ ….

Bunga = i (1+i)p x Lg – Lg = US$ …

(1+i)p-1 p

Depresiasi ( D ) = 2,5 % x Biaya bangunan = US$ …

Biaya Operasi & Pemeliharaan ( O )

25 % x R = US$ … ( …r )

Pajak = 15% x (R-bunga-D-O) = US$ … ( …r )

Pembayaran kembali pokok kredit = Lg = US$ … p

Persamaan Pendapatan = Pengeluaran

R = bunga + D + O + pajak + pembayaran kembali pokok kredit

Nilai sewa minimum ( r ) = US$ …/m2/bulan

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 10

Page 11: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Bila ingin menurunkan sewa, dana depresiasi dapat digunakan untuk melunasi kredit, maka persamaan

R + D = bunga + O + pajak + pembayaran pokok kredit

r = US$ … /m2 / bulan

Sewa dasar ( base rate ) = 100/125 x harga sewa ( r )

BAB II : ANALISIS TEKNO-EKONOMI BANGUNAN

Merupakan pedoman singkat bagi para perencana bangunan bertingkat banyak dan developer dalam menyusun study kelayakan (feasibility study) suatu proyek dan analisa ekonomi.

Dalam analisis tekno-ekonomi diperlukan nilai-nilai tertentu yang dijadikan dasar bagi perhitungan selanjutnya. Nilai-nilai yang diperlukan untuk menentukan besarnya biaya, sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya adalah harga satuan tanah dan harga satuan bangunan gedung, yang jika dikalikan dengan jumlah luas lantai (luas lantai bruto) akan menghasilkan biaya bangunan.

Analisa Ekonomi mempertimbangkan :

1. Revenue Cost Ratio (perbandingan pendapatan terhadap pengeluaran) R/C

Ratio ini menentukan besarnya resiko investasi.

Harus >1

makin besar selisihnya terhadap 1 makin kecil resiko

2. Rate of Return on Invesment (Tingkat Pengembalian Investasi)

Ukuran ini menggambarkan daya tarik dan fisibilitas proyek. Makin tinggi rate of return makin menarik proyeknya bagi investor.

Untuk gedung-gedung bertingkat banyak kriteria rate of return digunakan untuk pertimbangan pemutusan jumlah lantai yang akan dibangun, disamping kriteria fisik teknologis yang lain.

Dihitung selama umur ekonomis proyek

Hasil bagi harus > 1 proyek fisibel/ layak

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 11

Page 12: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

a. Tingkat pengembalian sebelum pajak RIb

Jumlah nilai sekarang dari keuntungan sebelum pajak dibagi nilai

sekarang dari investasi total.

b. Tingkat pengembalian sesudah pajak RIa

Jumlah nilai sekarang dari keuntungan setelah pajak dibagi nilai sekarang dari investasi total

3. Rate of Return on Equity (Tingkat Pengembalian Modal Sendiri) RE

Ukuran ini menggambarkan profitibilitas penanaman modal.

Adalah Jumlah nilai sekarang dari pembayaran pengembalian modal + keuntungan + penumpukan modal setelah kredit lunas dibagi jumlah nilai sekarang dari modal yang ditanam.

hasilnya harus > 1

4. Break Even Point (Faktor Okupasi Titik Pulang Pokok) BEP

Berapa % tercapai untuk batas minimum tersewa supaya bisa ditutup dari pendapatan gedung. Makin rendah faktor okupasi impasnya makin kecil resiko investasi proyek.

Berdasarkan Analisa Ekonomi, maka :

Developer dapat mengambil keputusan apakah ikut menanam modal Bank bersedia memberi pinjaman Untuk mempertanggung jawabkan proposal suatu proyek

2.1. Revenue Cost Ratio (R/C) - Perbandingan Pendapatan Terhadap Pengeluaran

Adalah Perbandingan jumlah nilai sekarang dari pendapatan kotor selama umur ekonomis proyek terhadap jumlah nilai sekarang dari pengeluaran-pengeluaran pokok. Ratio ini menentukan besarnya resiko investasi.

Sebelum kredit lunas ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

Jumlah pengeluaran pokok (tanpa penyusutan dan pajak) = bunga + biaya operasi & pemeliharaan = US$ …

Jumlah nilai sekarang ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

(1+d) p -1 x pengeluaran pokok = US$ …

d(1+d)p

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 12

Page 13: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Setelah Kredit Lunas (th 16 s/d th 40)

Jumlah pengeluaran pokok (tanpa penyusutan dan pajak) = biaya operasi & pemeliharaan = US$ …

- Jumlah nilai sekarang (th ke 16 s/d th ke 40)

(1+d) Z -1 – (1-d) p -1 x pengeluaran pokok = US$ …

d(1+d)Z d(1+d)p

Jumlah nilai sekarang

Jumlah nilai sekarang pengeluaran pokok (th 1 s/d 15 + th 16 s/d 40) = US$ ... (… r )

Nilai sekarang pendapatan kotor = (1+d) Z -1 x pendapatan proyek = US$ … (… r ) d(1+d)Z

R/C = jumlah nilai sekarang pendapatan kotor = … r

jumlah nilai sekarang pengeluaran kotor … r

Untuk r = US$ … R/C = … (jika > 1 OK )

2.2. Rate Of Return On Investment Before Tax (RIb) - Tingkat Pengembalian Investasi Sebelum Pajak

Adalah Perbandingan jumlah nilai sekarang laba sebelum pajak ditambah penyusutan , terhadap nilai sekarang jumlah investasi. Ukuran ini menggambarkan daya tarik dan fisibilitas proyek.

Sebelum kredit lunas ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

Laba sebelum pajak ditambah penyusutan

Pendapatan – bunga – biaya operasi & pemeliharaan = US$ ( … r )

Jumlah nilai sekarang ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

(1+d) Z -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)Z

Setelah Kredit Lunas (th ke 16 s/d th ke 40)

Laba sebelum pajak ditambah penyusutan =

Pendapatan – biaya operasi & pemeliharaan = US$ … ( … r )

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 13

Page 14: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Jumlah nilai sekarang (th ke 16 s/d th ke 40)

(1+d) 2 -1 – (1-d) p -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)2 d(1+d)p

Jumlah nilai sekarang Laba sebelum pajak ditambah penyusutan

Jumlah nilai sekarang (th 1 s/d 15 + th 16 s/d 40) = US$ (… r )

Nilai sekarang investasi total = (1 + d/2)g x total investasi = US$ …

RIb = nilai sekarang Laba sebelum pajak = … r

nilai sekarang investasi total …

Untuk r = US$ … RIb = … (jika > 1 OK )

2.3. Rate Of Return On Investment After Tax (RIa) - Tingkat Pengembalian Investasi Setelah Pajak

Adalah Perbandingan jumlah nilai sekarang laba setelah pajak ditambah penyusutan selama umur ekonomis proyek, terhadap nilai sekarang investasi total. Ukuran ini menggambarkan profitibilitas penanaman modal.

Sebelum kredit lunas ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

Laba setelah pajak ditambah penyusutan

Pendapatan – bunga – biaya operasi & pemeliharaan – pajak =

US$ … ( … r )

Jumlah nilai sekarang ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

(1+d) p -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)p

Setelah Kredit Lunas (tidak ada pembatasan bunga)

Pajak = 15 % (pendapatan-penyusutan-operasi & pemeliharaan)

Laba sesudah pajak ditambah penyusutan =

Pendapatan – biaya operasi & pemeliharaan – pajak = US$ ( … r )

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 14

Page 15: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Jumlah nilai sekarang (th ke 16 s/d th ke 40)

(1+d) Z -1 – (1-d) p -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)Z d(1+d)p

Jumlah nilai sekarang Laba sesudah pajak ditambah penyusutan

Jumlah nilai sekarang (th 1 s/d 15 + th 16 s/d 40) = US$ (… r )

Nilai sekarang investasi total = (1 + d)g x total investasi = US$ …

RIa = nilai sekarang Laba sesudah pajak = … r

nilai sekarang investasi total …

Untuk r = US$ … RIb = … (jika > 1 OK )

Jika RIa < 1 sewa minimum ( r ) dinaikan.

2.4. Rate Of Return On Equity (RE) - Tingkat Pengembalian Modal Sendiri

Adalah Perbandingan jumlah nilai sekarang laba sesudah pajak dikurangi pembayaran kembali pokok kredit, terhadap nilai sekarang modal sendiri. Ukuran ini menggambarkan profitibilitas penanaman modal.

Sebelum kredit lunas ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

Laba setelah pajak setelah dikurangi pembayaran kembali pokok kredit = Pendapatan – bunga – biaya operasi & pemeliharaan – pajak – pembayaran kembali pokok kredit = US$ … ( … r )

Jumlah nilai sekarang ( tahun 1 s/d tahun ke 15 )

(1+d) p -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)p

Setelah Kredit Lunas (tidak ada pembayaran bunga dan pokok kredit)

Pajak = 15 % (pendapatan-penyusutan-operasi & pemeliharaan)

Laba sesudah pajak ditambah penyusutan =

Pendapatan – biaya operasi & pemeliharaan – pajak = US$ ( … r )

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 15

Page 16: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

- Jumlah nilai sekarang (th ke 16 s/d th ke 40)

(1+d) Z -1 – (1-d) p -1 x Laba = US$ … ( … r )

d(1+d)Z d(1+d)p

Jumlah nilai sekarang setelah pajak dikurangi pembayaran kembali pokok kredit ditambah penyusutan

Jumlah nilai sekarang (th 1 s/d 15 + th 16 s/d 40) = US$ (… r )

Nilai sekarang modal total = (1 + d)g x modal sendiri = US$ …

RE = nilai sekarang Laba sesudah pajak dikurangi pembayaran pokok kredit = … r

nilai sekarang modal sendiri …

Untuk r = US$ … RE = … (jika > 1 OK )

Jika RE < 1 sewa minimum ( r ) dinaikan.

2.5. Break Event Point (BEP) - Titik Impas

Adalah suatu titik keseimbangan dimana pendapatan dapat menutup pengeluaran –pengeluaran pokok gedung. Jadi berapa persen ruang harus tersewa agar pengeluaran-pengeluaran pokok dapat ditutup.

Pendapatan penuh (Rmax) = 12 aenr = US$ … ( … rv )

Pengeluaran Pokok =

Biaya operasi & pemeliharaan + pembayaran pokok kredit + bunga = US$ … ( … rv)

Titik Impas pendapatan penuh = pengeluaran pokok

rv = US$ … (sewa minimum)

Bila faktor pengisian (okupasi) pada titik impas = V %

maka : Rmax = US$ … ( … rV ) pengeluaran pokok = US$ … ( … rV )

Dari persamaan : Pendapatan = Pengeluaran

V = ……

… r

Untuk r = US$ … V = … ( jika < 0,80 OK )

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 16

Page 17: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

Jadi Break Even Occupancy Factor (V) = … %

Titik Impas Terjadi Pada r = rv

Penghunian Gedung V %

Keterangan :

Pengeluaran Tetap = pembayaran kembali pokok kredit + pembayaran bunga

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 17

Page 18: Analisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

TEKNOLOGI SISTEM BANGUNAN TINGGIAnalisis Tekno-Ekonomi Bangunan Tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Hartono Poerbo (1993), Tekno Ekonomi Bangunan Bertingkat Banyak, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Juwana, J.S. (2005), Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Progam Studi Arsitektur – Universitas Mercu Buana | 18