Upload
yogi-oktopianto
View
6.466
Download
38
Embed Size (px)
DESCRIPTION
SIGNATURE TOWER, BANGUNAN TERTINGGI KE 5 DUNIA DAN TERTINGGI DI INDONESIA YANG AKAN DIBANGUN DI JAKARTA.
Citation preview
SISTEM UTILITAS BANGUNAN TINGGI
SIGNATURE TOWER
Nama : Yogi Oktopianto
NPM : 16309875
Fakultas : Teknik Sipil dan Perencanaan
Jurusan : Teknik Sipil
Tugas : Utilitas Bangunan
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Timbulnya bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu
meningkat terutama di pusat-pusat kota,baik sebagai ruang kerja kantor maupun
tempat tinggal. Kemajuan teknologi pembangunan terutama setelah ditemukanya
bahan beton bertulang, baja, alumunium, dan kaca menambah pesatnya
pembangunan gedung-gedung tinggi. Penduduk di dunia meningkat terus
sedangkan tanah bumi ini tidak bertambah, sehingga harga tanah di kota-kota
besar menanjak terus, memaksa manusia untuk membangun ke atas.
Pada saat ini sedang diperbincangkan tentang pembangunan Signature
Tower yang akan dibangun di Jakarta setinggi 638 meter dengan jumlah 111
lantai. Signature Tower akan menjadi gedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi
ke-5 dunia direncanakan mulai dibangun tahun ini.
Dalam pembangunan gedung setinggi 638 meter ini tentukan dibutuhkan
teknologi yang canggih untuk mendukung utilitas bangunan. Utilitas bangunan
adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya
unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan
mobilitas dalam pembangunan
1.2 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu meliputi sebagai berikut:
1. Mempelajari secara umum tentang bangunan tertinggi di dunia
2. Menganalisis bangunan tertinggi ke 5 di dunia yaitu Signature Tower yang
akan dibangun di Jakarta
3. Mempelajari sistem utilitas bangunan tinggi
1.3 BATASAN MASALAH
Penulisan dalam makalah ini dibatasi pada pembahasan mengenai hal-hal
berikut ini :
1. Pembangunan Signature Tower yang akan menjadi bangunan tertinggi ke
5 dunia.
2. Sistem utilitas bangunan untuk bangunan tinggi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 URAIAN UMUM
Sebuah bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Biasanya,
fungsi bangunan ditambahkan, contohnya bangunan apartemen tinggi atau
perkantoran tinggi.
Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan penemuan elevator (lift) dan
bahan bangunan yang lebih murah dan kuat. Bangunan antara 75 kaki dan 491
kaki (23 m hingga 150 m), berdasarkan beberapa standar, dianggap bangunan
tinggi. Bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar
langit.
Berikut merupakan 5 bangunan tertinggi di dunia yang tercatat pada tahun
2011:
1. Burj Khalifa, Dubai (828 m)
Burj Khalifa sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah gedung
pencakar langit di Dubai, Uni Emirat Arab yang diresmikan pembukaannya pada
4 Januari 2010. Ketinggian pencakar langit ini adalah 828 meter (2.717 kaki).
(sumber: enlighteningyourcity)
Gambar 2.1 Burj Khalifa
2. Taipei 101 (508 m)
Taipei 101 adalah pencakar langit setinggi 101 tingkat di Distrik Xinyi,
Taipei, Taiwan. Nama resminya adalah Gedung Finansial Internasional Taipei.
Menara ini menjadi gedung tertinggi kedua di dunia. Dalam banyak aspek,
gedung baru ini adalah salah satu pencakar langit yang paling maju yang
pernah dibuat sampai sekarang.
(Sumber: i-travelz)
Gambar 2.2 2. Taipei 101
3. Shanghai World Financial Center (492 m)
Shanghai World Financial Center adalah gedung pencakar langit di
Shanghai, Cina. Gedung ini merupakan gedung yang terdiri dari kantor, hotel,
ruangan konferensi, dek pengamatan dan mall. Tinggi total gedung pencakar
langit ini adalah 492 m dan merupakan gedung pencakar langit tertinggi di
Shanghai.
(sumber: skyscrapercity)
Gambar 2.3 3. Shanghai World Financial Center
4. International Commerce Center (484 m)
International Commerce Center adalah gedung berlantai 118, yang
memiliki ketinggian sekitar 484 m di West Kowloon, Hong Kong. Gedung ini
merupakan bagian dari proyek Union Square dibangun di atas Kowloon
Station. Pembangunannya dimiliki secara kemitraan antara MTR Corporation
Limited dan Sun Hung Kai Properties, masing-masing metro operator Hong
Kong dan pengembang properti terbesar. Saat ini bangunan ini menempati ke
empat bangunan tertinggi di dunia, serta bangunan tertinggi di Hong Kong.
(Sumber: luxuo)
Gambar 2.4 International Commerce Center
5. Menara PETRONAS (452 m)
Menara PETRONAS adalah dua buah pencakar langit kembar di Kuala
Lumpur, Malaysia yang sempat menjadi gedung tertinggi di dunia dilihat dari
tinggi pintu masuk utama ke bagian struktur paling tinggi. Menara ini
dirancang oleh Adamson Associates Architects, Kanada bersama dengan
Cesar Pelli dari Cesar Pelli of Cesar Pelli & Associates Architects Amerika
serikat yang selesai dibangun setinggi 88 lantai pada 1998 dengan desain
Interior yang merefleksikan budaya Islam yang mengakar di Malaysia. Pada
17 Oktober 2003, Taipei 101 mengambil rekor menara kembar ini. Tetapi
Menara Kembar Petronas tetap memegang gelar menara kembar tertinggi di
dunia.
(sumber: graftonalehousepubquiz.blogspot)
Gambar 2.5 Menara PETRONAS
2. 2 UTILITAS BANGUNAN
Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan teknologi yang
tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan bagi pengguna, salah
satunya adalah masalah utilitas bangunan. Utilitas Bangunan adalah suatu
kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas
dalam pembangunan
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur,
arsitektur, interior dan lain-lain). Berikut perencanaan utilitas bangunan yang
harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi
Sedangkan sistem plambing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem
pembuangan air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang
memenuhi syarat, yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan,
standar tentang peralatan dan instalasinya .
Sistem plambing yang baik bergantung pada sistem plambing pemipaan
yang baik pula. Selain pemipaan, terdapat hubungan yang erat juga antara masalah
penyediaan air dan sanitasi, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan
beberapa aspek berikut:
1. Kesehatan.
2. Penggunaan air.
3. Pengolahan dan pembuangan limbah.
2. Perancangan Pencegahan Kebakaran
Untuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu bangunan, diperlukan
suata cara atau sistem pencegahan kebakaran karena bahaya kebakaran dapat
menimbulkan kerugian berupa korban manusia, harta benda, terganggunya proses
produksi barang dan jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat.
Bahaya kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Bahaya kebakaran ringan
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas rendah dan menjalarnya api lambat.
2. Bahaya kebakaran sedang.
3. Bahaya kebakaran berat.
Merupakan bahaya terbakar pada tempat dimana terdapat bahan-bahan yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas sangat tinggi dan menjalarnya api sangat cepat.
Perancangan sistem ini erat kaitannya dengan sistem plumbing karena agar
meminimalisir bahaya bencana kebakaran maka dikembangkan sistem-istem
yang melingkupi pengaliran air, sebagai media pemadaman guna mencegah
bahaya kebakaran skala besar, sistem pencegahan tersebut diantaranya adalah:
1. Sistem hidran
2. Sistem sprinkle
Sumber : http://digilib.its.ac.id, 2011
Gambar 2.6 Sprinkler System
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran hidup dalam rumah
tinggal atau bangunan bertingkat, khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada daerah yang beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan kelembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar dari
aliran udara alam maupun aliran udara buatan . Perencangan pengudaraan atau
penghawaan adalah perencanaan untuk mendapatkan aliran udara yang tepat
untuk ruangan serta pengontrolannya.
Gambar 2.7 Penyejuk Udara Buatan (AC)
4. Perancangan Penerangan/pencahayaan
Pada perencanaan penerangan dan pencahayaan gedung dimaksudkan agar
bangunan tersebut mendapat pencahayaan dan penerangan yang baik pada siang
hari maupun pada malam hari . Dewasa ini pemanfaatan pencahayaandigunakan
sumber alami dan telah diatur berdasarkan SNI 03 – 2396 – 2001 tentang “Tata
cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung”.
Selain itu dalam perencanaan penerangan atau pencahayaan juga
mempertimbangkan tentang standar pencahayaan buatan yang diatur pada SNI 03-
6575-2001 tentang “Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada
bangunan gedung”.
5. Perancangan Telepon
Perancangan telepon pada gedung harus mempertimbangkan kepada
perencanaan sistem komunikasi antara ruangan (intercom) dan perencanaan
sistem komunikasi luar. Perancangan ini juga harus memperhatikan sistem
pengaturan pemasangan kabel dalam bangunan sedemikian rupa sehingga tidak
menggangu estetika pada bangunan serta untuk memudahkan dalam perawatan.
Perencanaan arus lemah telepon, sistem telepon harus menggunakan sistem
hubungan seperti saluran untuk daya pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam
lantai (floor duct).
Gambar 2.8 Telepon
6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk
memonitor suatu ruangan melalui layar televisi atau monitor, yang menampilkan
gambar dari rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan (biasanya
tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Sistem kameran dan televisi
ini terbatas pada gedung tersebut (closed). Semua kegiatan di dalamnya dapat
dimonitor di suatu ruangan sekuriti.
Gambar 2.9 Sistem Keamanan CCTV
7. Perancangan Penangkal Petir
Pengamanan bangunan bertingkat dari bahaya sambaran petir perlu dilakukan
dengan memasang suatu alat penangkal petir pada puncak bangunan tersebut.
Penangkal petir ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimal
bangunan 2 lantai, terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya.
Sumber : http://networking.jaringan-komputer.com, 2011
Gambar 2.10 Komponen Istalasi Penangkal Petir
8. Perancangan Tata Suara
Sistem tata suara perlu direncanakan untuk memberikan fasilitas kelengkapan
pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa background music dan announcing
system (public address) yang berfungsi sebagai penghias keheningan ruangan atau
kalau ada pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu juga ada sistem untuk
car call, bagi bangunan-bangunan umum. Peralatan dari sistem tata suara tersebut
dapat berupa, microphone, cassette deck, mix amplifier, speaker, speaker selector
switch, volume control, dan horn speaker (untuk car call).
9. Perancangan Transportasi dalam bangunan
Sebuah bangunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu alat angkut
transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan dalam berlalu-lalang di
bangunan tersebut. Alat transportasi tersebut mempunyai sifat berdasarkan arah
geraknya sebagai alat angkut dalam bentuk arah vertikal berupa elevator, arah
horizontal berupa konveyor, arah diagonal berupa eskalator.
Gambar 2.11 Elevator
10. Perancangan Landasan Helikopter
Bangunan yang tinggi, lebih dari 40 m, dianjurkan untuk membuat suatu
landasan helikopter. Landasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendarat
supaya dapat dengan mudah dan cepat memberikan pertolongan apabila terjadi
kecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak diruang atas.
11. Perancangan Alat Pembersih bangunan
Perancangan alat pembersih bangunan yang diterapkan pada bangunan tinggi
biasanya menggunakan gondola. Sistem gondola digunakan untuk membersihkan
debu pada dinding dan kaca bangunan, sehingga warnanya tetap terjaga dan
terawat.
Gambar 2.12 Gondola
Begitu pula pada pembangunan Signature Tower yang akan menjadi
gedung tertinggi di Indonesia dan tertinggi ke-5 dunia, yang direncanakan mulai
dibangun tahun ini. Semua utilitas bangunan tersebut harus dilengkapi, dan
tentunya akan dibutuhkan teknologi utilitas bangunan yang tepat untuk memenuhi
kebutuhan bangunan yang direncanakan mempunyai tinggi 638 meter dengan
jumlah 111 lantai.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 DATA UMUM SIGNATURE TOWER
Nama : SIGNATURE TOWER
Lokasi : Kawasan Sudirman Central Business District (SCBD)
Tinggi : 638 meter
Jumlah Lantai : 111 lantai
Fungsi : Hotel / Office
Material : Composite
Gambar 3.1 Signature Tower
3.2 PEMBANGUNAN SIGNATURE TOWER
Seperti kita ketahui bersama bahwa gedung tertinggi di Indonesia saat ini
adalah Wisma 46 dengan ketinggian 262 meter yang terletak di komplek Kota
BNI di Jakarta Pusat, Indonesia. Pada saat ini muncul rencana untuk membangun
menara setinggi 638 meter, hampir tiga kali lebih tinggi dari wisma 46. Menara
yang akan di bangun ini memiliki nama Signature Tower. Seperti di lansir
Archdaily.com, Bahwa Signature Tower merupakan gedung tertinggi ke-5 di
Dunia pada tahun 2020 setelah Seoul Light DMC Tower di Korea dengan tinggi
640 meter. Sedangkan urutan kedua dan ketiganya adalah Burj Khalifa, Dubai
dengan tinggi 828 meter dan Ping An Finance Center de, Shenzhen dengan tinggi
660 meter serta bangunan tertinggi di dunia adalah Kingdom Tower, Jeddah
dengan tinggi 1.000 meter.
Posisi Signature Tower
Gambar 3.2 Urutan Signature Tower
3.3 HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PEMBANGUNAN SIGNATURE TOWER.
Berdasarkan www.jurnalproperti.com sebagai gedung tertinggi di
Indonesia tentunya banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pembangunanya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Dampak lingkungan termasuk traffic analysis.
2. Studi ketahanan struktur gedung terhadap pengaruh gempa dan pengaruh
angin.
3. Pemakaian energi dan antisipasinya terhadap pasokan yang tersedia.
4. Penanggulangan kebakaran.
5. Keselamatan penerbangan.
6. Jumlah pasokan ruang yang ada terhadap kebutuhan.
7. Tidak merusak lingkungan, tidak rakus air (green building).
8. Mengandalkan dukungan transportasi public.
9. Menggunakan bahan lokal sebanyak mungkin.
3.4 SISTEM UTILITAS BANGUNAN
Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan
fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan lain (struktur,
arsitektur, interior dan lain-lain). Berikut perencanaan utilitas bangunan yang
harus dipenuhi pada sebuah pembangunan konstruksi:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi
Sistem Peralatan plambing adalah suatu system penyediaan atau pengeluaran
air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau pencemaran
terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan
penghuninya dalam masalah air.
Air Bersih
Pada bangunan tinggi dapat diterapkan Sistem Vertikal. Pengambilan sumber
air bersih sistem vertikal ini dapat melalui jaringan PDAM dengan sumber
cadangan dari sumur artesis, untuk bangunan berlantai banyak disediakan bak
reservoir yang terdiri dari ground reservoir dan top reservoir.
PAM METERAN POMPA RESERVOIR BAWAH
SUMUR ARTESIS POMPA DISTRIBUSI
RESERVOIR ATAS
UNIT-UNIT BANGUNAN
Air Panas
Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem plambing air panas ini
menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang
asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut
sebagai isolator yang baik untuk menahan panas).
Alat pemanas yang digunakan adalah :
a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan.
b. Pemanas air listrik.
c. Pemanas air energi surya, system pemanas air energi surya menggunakan
tabung penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas atap bangunan
untuk mendapatkan panas matahari.
Air Buangan/Air Kotor
Pada Signature Tower yang direncanakan mempunyai 111 lantai tentunya
akan menghasilkan jumlah air buangan/air kotor yang besar, sehingga dibutuhkan
sistem pengolahan yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul
akibat limbah terhadap lingkungan sekitar. Salah satu yang dapat diterapkan
adalah megolah kembali air bungan/air kotor tersebut untuk kebutuhan tertu sperti
untuk kebutuhan taman dan air untuk pemadam kebakaran.
PEMIPAAN
Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air
bersih( panas dan dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor , air
buangan air hujan dan air limbah.
Jenis pipa digunakan juga beragam jenisnya: air bersih dialirkan melalui
pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis , pipa PVC atau pipa tembaga
(copper pipe). Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran ( hidran dan spinkler), dituntut untuk mampu menahan beban
tertentu. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal ( riser, down feed, atau stand
feed) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok, sedangkan pada arah
horizontal biasanya diletakkan diatas langit-langit atau dilantai instalasi .
Gambar 3.3 Skema Pemipaan
2. Perancangan Pencegahan Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran dapat dilakukan dengan cara melengkapi
bangunan tersebut dengan alat-alat yang dapat membantu mencegah kebakaran
dan mengurangi membesarnya api. Oleh karena itu, perlindungan disediakan
untuk seluruh gedung, masing-masing untuk zona hunian, termasuk tersedianya
tangga dan lift untuk keadaan darurat pada saat terjadi kebakaran. Disamping itu
harus tersedia sistem pembuangan asap pada saat terjadi kebakaran pada setiap
lantainya. Pada Signature Tower layaknya seperti bangunan tinggi lain diperlukan
alat-alat yang dapat mencegah kebakaran pada sebuah bangunan, seperti harus
tersedianya alat pemadam api ringan (APAR), Alarm Detector, Sprinkler, Fire
Hose Reel dan Hydrant Pillar.
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Alarm Detector
Sprinkler
Fire Hose Reel Hydrant Pillar
3. Perancangan Pengudaraan/penghawaan
Sistem perancangan pengudaraan/penghawaan merupakan bagian dari utilitas
bangunan untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan pada penghuninya.
Penerapan sistem pengudaraan/penghawaan dapat dilakukan diberbagai jenis
gedung salah satunya adalah pada Signature Tower . Seperti yang diketahui
Signature Tower yang direncanakan mempunyai tinggi 638 meter tentunya
membutuhkan sistem penggudaraan yang tepat untuk kenyamaanan pengguna.
Dengan tinggi 638 meter selain dapat memanfaatkan pengudaraan alami, akan
dibutuhkan pengudaraan buatan, sebagai bangunan yang direncanakan
mempunyai 111 lantai akan membutuhkan jumlah pendingin yang besar, dengan
ini pada Signature Tower dapat digunakan AC Sentral dengan sistem Water
Cooler maupun Air Cooler.
Sebagai contoh dapat menerapkan sistem pengudaraan seperti Burj Al Taqa,
dimana pengudaraanya adalah sebagai berikut :
1. Bangunan ini menggunakan pengudaraan alami untuk pendinginan hawanya.
2. Bentuk silinder dari bangunan didesain untuk meminimalkan permukaan yang
terekspos pada matahari dengan kata lain mempunyai sesedikit mungkin
permukaan area yang terekspos ke arah matahari
3. Mengenai penghawaan udara, sistem utama untuk mendinginkan udara di
dalam menara menggunakan sebuah sistem pancaran yang mendorong udara
dingin di lantai bawah dan mengisapnya keluar ke bagian atas dari menara.
Pendingin udara ini akan menggunakan air dan 3 unit pendingin bawah tanah.
4. Menara ini juga mempunyai sebuah lapisan pelindung massif untuk
melindunginya dari matahari, dan kaca vakum / kedap udara yang akan
mengurangi jumlah panas yang diserap dari suhu temperatur yang ekstrem
yang mana mengurangi ketergantungan terhadap sistem pendingin.
Gambar 3.4 Kaca vakum / kedap udara
4. Perancangan Penerangan/pencahayaan
Sebuah bangunan pencakar langit seperti Signature Tower, untuk penerangan
dan pencahayaanya dapat dirancang dimana bangunan tersebut dapat
menghasilkan semua kebutuhan energinya sendiri melalui peralatan yang dapat
diperbarui seperti turbin angin dan solar panel (pengolahan tenaga angin dan
sinar matahari). Pada puncak bangunan ini dapat menerapkan photovoltaic system
yang akan memenuhi untuk kebutuhan listrik bangunan ini.
Sebagai contoh dapat menerapkan sistem pengudaraan seperti Burj Al Taqa,
dimana pengudaraanya adalah sebagai berikut :
1. Pada bangunan ini terdapat 15.000 m2 panel photovoltaic system bagian atas
bangunan. Sebagai sumber energy yang akan digunakan untuk pencahayaan
buatan.
Sumber : http://pcelectricalandsolar.co.uk/solar-panels/faqs/
Gambar 3.5 Photovoltaic System
2. Pada puncak Burj Al Taqa juga terdapat alat untuk menangkap energy
matahari.
3. Alat ini dilengkapi sensor yang dapat mendeteksi posisi matahari, sensor ini
memungkinkan Burj Al Taqa untuk dapat mengoptimalkan penangkapan sinar
matahari dan juga pengolahan angin.
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Signature Tower yang mempunyai tinggi 638 meter akan menjadi
bangunan tertinggi di Indonesia dan ke 5 dunia.
2. Pembangunan Signature Tower harus memperhatikan hal-hal terkait
menyangkut lingkungan (green building)
3. Signature Tower sebagai sebuah bangunan menara pencakar langit,
seetidaknya bangunan tersebut dapat menghasilkan kebutuhan energinya
sendiri melalui peralatan yang dapat diperbarui
4.2 SARAN
1. Dalam pelaksanaan pembangunan struktur Signature Tower baik dari segi
struktural maupun perancangan utilitas bangunan harus berdasarkan
standar yang berlaku .
2. Sebagai gedung tertinggi ke 5 dunia, Signature Tower setiknya harus
mampu untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri sebagaimana
gedung tertinggi lainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://skyscrapercenter.com/building.php?building_id=12333
http://www.kabarsitektur.com/2012/signature-tower-icon-baru-indonesia-2020
http://id.wikipedia.org/wiki/Wisma_46
http://mappaturi.wordpress.com/2009/11/12/sejarah-perkembangan-bangunan-
tinggi/
http://www.burjkhalifa.ae/the-tower/structure.aspx
http://repository.tamu.edu/handle/1969.1/4529?show=full
http://egg-animation.blogspot.com/2012/01/gambar-signature-tower-gedung-
tertinggi.html