Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
1
ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Syauqi Jazuli
1112053000037
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438 H
2
ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Syauqi Jazuli
NIM 1112053000037
Pembimbing :
Drs. H. Hasanudin, MA.
NIP ; 19660605 199403 1 005
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1438 H
3
4
5
ABSTRAK
Syauqi Jazuli
Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT El-Syifa
Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji strategi pemasaran produk
pembiayaan dan analisis SWOT pada strategi pemasaran proses
pembiayaan pada lembaga BMT El-Syifa Ciganjur dengan pendekatan
deskriptif-kualitatif. Berdasarkan metode Marketing Mix menurut Phillip
Kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran sebagai
seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan didalam pasar
sasaran.
Analisis SWOT identifikasi berbagai factor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan Strengths (Kekuatan), Opportunities
(Peluang), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses
(Kelemahan), dan Treats (Ancaman).
Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan
factor kunci sukses yang mungkin dimiliki BMT-BMT di Indonesia.
Factor kunci sukses ini penting sekali sebab akan memberikan informasi
bagaimana sebenarnya profil keunggulan bersaing (Competitive Advantage
Profile) yang mempunyai suatu perbankan syariah.
Hasil penelitian menggunakan metode Analisis SWOT dari factor
Internal dan Eksternal menunjukkan bahwa BMT El-Syifa masuk pada
tipe kuadran I. (positif, positif). merupakan posisi yang sangat
menguntungkan, Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga
ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal, Seyogyanya
menerapkan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif.
Kata Kunci : Analisis SWOT, Strategi Pemasaran/Marketing Mix,
Produk Pembiayaan.
6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur saya panjatkan ke hadirat
Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Shalawat beserta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW keluarga beserta sahabat yang selalu setia.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada orang tua tercinta
sekaligus motivasi terbesar saya, Abuya Rizal Ibrahim S.Pd. dan Umi
Sopiah semoga Allah SWT selalu sehatkan raganya, yang senantiasa
mendidik, membantu, mendukung, mendoakan, dan mencurahkan kasih
sayang yang tiada hentinya, untuk adik-adikku yang tercinta, Kautsar
Zafira, Nadya Syifa, Muhammad Syafiq yang tak henti-hentinya
memberikan semangat, mendoakan dan motivasi baik secara moril dan
semoga Allah SWT membalas kebaikannya dan menjadi penerus untuk
Agama dan Bangsa.
Skripsi ini dapat terealisasikan karena adanya bantuan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak, dan kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Suparto M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Dr. Raudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III
Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
7
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
dan Drs. Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah
3. Drs. H. Hasanudin, MA. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta
motivasi untuk terus semangat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Study Rizal LK, MA Selaku Dosen Penguji I dan Drs. H. Nurul
Jamali, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan arahan dan
masukannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Helmi Rustandi, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik, yang
telah membantu membimbing dalam menyusun skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik penulis selama
melakukan studi. Penulis berharap semoga ilmu yang diberikan dapat
bermanfaat untuk orang lain.
7. Drs. Ahmad Ruslan sebagai Manager, Dra. Ida Saidah selaku Bendahara
Pembiayaan, Rika Rahmawati selaku Teller, Encun, sarifin dan yang
tidak bisa disebutkan satu- persatu, dalam membantu penelitian skripsi ini.
8. Teman-teman Bidikmisi angkatan 2012 Rizkyatul Hilwah, Ulfah
Cendarningsih, Dede Nurfiani, Putri Septiani, Nita Listiani, Abdil Azizul,
Risris Bayanillah, Mawardi, Dwiky Surahman, Irfan Fauzi, Juadir Ichan
8
dan teman-teman lainnya yang tidak bias saya sebutkan satu-persatu yang
telah memberikan motivasi dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2012 Jurusan Manajemen Dakwah
M. Musyfiq Hidayat S.Sos, Tsalis M. Duha, Kharisma Syahputra, Nazar
Rudiansyah, Habibullah Mustafa, Muhamad Soeharto dan teman-teman
lainnya yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penulisan
ini.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan Fun Swingers, M. Al-Bisri, Ade Wahyudi
S.Psi, Fakhri Abdillah, A. Fikri Ulwan SE., Naufal D. Hanan, yang selalu
mendukung dalam penulisan maupun arahan dalam pembuatan skripsi ini.
11. Teman-teman KKN SANGKARA 2 0 1 5 , yang telah membantu
mendukung penulis dalam menyusun skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
masih bayak kekurangan, untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini
bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Ciputat, 19 Oktober 2016
Penulis,
9
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 5
1. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
2. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
D. Metodologi Penelitian ……………………………………… 6
E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 11
F. Sistematika Penulisan ……………………………………… 13
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG ANALISIS SWOT,
PRODUK PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PEMARASAN 14
A. Analisis SWOT ..................................................................... 14
1. Pengertian Analisis SWOT ............................................. 15
2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT ................ 16
3. Mekanisme dan ancangan Strategi Analisis SWOT ........ 17
B. Produk Pembiayaan .............................................................. 25
1. Pengertian Pembiayaan ................................................... 25
2. Jenis – Jenis Pembiayaan ................................................ 26
3. Prinsip – prinsip Pembiayaan .......................................... 27
C. Strategi Pemasaran ................................................................. 28
1. Pengertian Strategi Pemasaran ........................................ 28
2. Analisis dan Strategi Pemasaran .................................... 32
10
3. Perumusan Strategi Pemasaran ........................................ 35
BAB III GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA CIGANJUR ........... 42
A. Sejarah Singkat BMT El-Syifa ............................................. 42
B. Visi dan Misi BMT El-Syifa ................................................. 44
C. Produk yang Ditawarkan BMT El-Syifa ............................... 45
1. Pembiayaan Mudharabah ................................................ 45
2. Pembiayaan Murabahah .................................................. 45
3. Pembiayaan Qardul Hasan ............................................... 46
D. Struktur Organisasi BMT El-Syifa ....................................... 48
BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
BMT EL-SYIFA ......................................................................... 49
A. Strategi Pemasaran BMT El - Syifa ....................................... 49
B. Analisis SWOT berdasarkan Faktor Eksternal dan
Internal ................................................................................... 58
BAB V Kesimpulan dan Saran .............................................................. 66
A. Kesimpulan ........................................................................... 66
B. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................... 72
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Produk pembiayaan belum terlalu dikenal masyarakat. Hal ini disebabkan
system perbankan syariah masih tergolong baru di Indonesia dan produk ini
belum terpasarkan secara baik ke pihak-pihak yang membutuhkan.
Masyarakat belum mendapat informasi secara lengkap tentang pembiyaan ini,
sementara kelompok yang sudah Bank Minded masih merujuk kepada
produk-produk konvensional dan belum terlalu focus untuk mencari tahu
produk-produk dari syariah.1
Pada saat ini, tiap-tiap bank maupun BMT dituntuk untuk dapat membuat
strategi pemasaran dalam memberikan atau meningkatkan pelayanan kepada
nasabah agar sasaran perusahaan tercapai. Strategi pemasaran kini dilakukan
secara terpadu sebagai usaha untuk memuaskan keinginan nasabah. Secara
umum strategi pemasaran dilakukan dengan menerapkan bauran pemasaran
(Marketing Mix), yang terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Bauran
pemasaran (Marketing Mix) sangat menentukan keberhasilan dalam merebut
pasa. Strategi emasran merupakan ujung tombak bagi bank untuk
mengenalkan dan memasarkan keunggulan produk-produknya. Tetapi strategi
1 A. Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I, (Jakarta :
UIN Press,2009), h.3
12
pemasaran tidak akan optimal bila produk yang ditawarkan kurang memiliki
daya saing dibandingkan dengan produk pesaing. 2
Padahal perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan
konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen. Beberapa cara dalam
pemasaran jasa menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat
yang digunakan pemasar untuk menentukan karakteristik yang ditawarkan
kepada pelanggan. Dimana unsur-unsur bauran pemasaran terdiri dari:
product, price, promotion, people, process, dan physical evidence. Alat-alat
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan
merancang teknik jangka pendek.3
Suatu produk yang dikeluarkan pasti mempunyai keunggulan, kelemahan
tersendiri, untuk menilai keunggulan dan kelemahan tersebut biasanya
menggunakan analisis atau penelitian. Analisis SWOT diangap mampu
menilai produk dan memasarkan produknya. Tujuan dilakukannya analisis
SWOT ini, adalah untuk melakukan diagnose produk sehingga bias dilakukan
secara tepat terhadap produk yang dipasarkan. Maka, fungsi dari analisis
SWOT dan strategi kompetitif adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan,
kelemahan, serta keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan yang
dilakukan melalui analisa terhadap kondisi internal perusahaan yang
dilakukan melalui analisa terhadap kondisi eksternal perusahaan. Teknik
2 Lutfi Hamid, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi Publishing. Jakarta :
2003) h. 79 3 Muchammad Parmudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam, (Yogyakarta : Kutub
,2005) h.21
13
analisis SWOT pada dasarnya merupakan satu teknik untuk mengenali
berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi. 4
Tujuan dilakukan analisis SWOT ini, walau ada unsur subyektifitas,
adalah untuk melakukan diagnose produk sehingga bias dilakukan prognosa
yang tepat terhadap produk yang dimiliki. Langkah awal yang bias
dikembangkan adalah menginvertasi factor internal yang ada pada perbankan.
Keberadaan factor internal inilah yang akan menggambarkan bagaimana
kondisi rill BMT dalam menggembangkan produknya.5
Dengan menggunakan analisis SWOT akhirnya bisa dirumuskan factor
kunci sukses yang mungkin dimiliki BMT-BMT di Indonesia. Factor kunci
sukses ini penting sekali sebab akan memberikan informasi bagaimana
sebenarnya profil keunggulan bersaing (Competitive Advantage Profile) yang
mempunyai suatu perbankan syariah. Langkah selanjutnya dalam
menganalisis SWOT adalah menginvertasikan factor eksternal. Saat ini,
peluang BMT untuk mengembangkan produknya terbuka lebar sebab
pemerintah telah berpihak pada ekonomi islam yang melibatkan Majelis
Ulama Indonesia. Namun, demikian tantangan yang dihadapinya juga
semakin kompleks. Tantangan itu berupa ketatnya persaingan pada bisnis
mendatang karena selain diperlukan modal yang tidak sedikit langkah
4 Prof H. A. Jazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag, Lembaga-lembaga
Perekonomian Umat : Sebuah Perkenalan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h.
183 5 Karnaen A Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, h. 213
14
pengembangan produk akan berhadapan langsung dengan perbankan
konvensional yang telah mapan dan lebih berpengalaman.6
Pada dasarnya peran pemasaran merupakan hal penting untuk
memperkenalkan eksistensi BMT di masyarakat, sehingga bagi masyarakat
yang membutuhkan dana cepat tidak perlu pergi ke bank umum karena
dengan datang ke BMT persyaratannya lebih mudah di bandingkan dengan
bank. Maka dari itu, apabila pemasaran berjalan dengan baik maka
berdampak baik pula untuk berkembang dan suksesnya BMT. Tetapi, tidak
jarang pula BMT mengalami kebangkrutan dikarenakan proses pemasaran
dan hal lain tidak berjalan dengan baik.7
Dengan demikian, kita memerlukan perencanaan bisnis yang akurat.
Sehingga dapat memusatkan perhatian posisi dalam bisnis tersebut,
mengetahui ke arah mana perusahaan akan pergi, bagaimana mencapainya
serta tindakan apa yang perlu dilakukan agar dapat memaksimalkan kekuatan
dan merebut peluang yang ada sehingga berhasil. Karena itu, perencanaan
bisnis yang baik merupakan alat yang sangat berguna
Berdasarkan uraian di atas, bahwa kesuksesan pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah adalah suksesnya strategi pemasaran BMT di tengah-tengah
masyarakat dan UMKM itu sendiri. Sebagai rumah pembiayaan yang
berperan aktif dalam membangun pertumbuhan ekonomi kecil (UMKM),
maka penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi tentang
6 Muhammad Luthfi Al-Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, h.88
7 Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran ; Dasar, Konsep & Strategi, cet. VII,
(Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 198
15
“Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT El -
Syifa”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Banyak yang bisa kita di teliti dari lembaga sepeti BMT, namun
penulis ingin membatasi masalah ini pada strategi pemasaran produk
pembiayaan BMT El - Syifa yaitu Al – Mudharabah, Al – Murabahah,
dan Qardul Hasan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulisan yang diangkat di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan pada BMT El –
Syifa?
b. Analisis SWOT pada strategi pemasaran proses pembiayaan BMT
El – Syifa (Internal dan Eksternal)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang strategi pemasaran Marketing Mix yang
dilakukan oleh BMT El – Syifa
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran pada BMT El – Syifa berdasarkan analisis SWOT
16
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya:
a. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khasanah
ilmu pengetahuan kepada mahasiswa/I khususnya konsentrasi
Manajemen Lembaga Keuangan Syariah (MLKS) mengenai
“Analisis SWOT Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan pada BMT
El – Syifa Ciganjur”.
b. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman secara
mendalam mengenai informasi dan wawasan bagi peneliti maupun
lembaga yang berkaitan.
D. Metodologi Penelitian
Metodelogi penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Langkah-langkah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
adalah tatacara penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu apa
yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan dan prilaku
17
nyata.8 Penelitian kualitatif datanya dapat penulis dari lapangan, baik
data lisan maupun data tertulis.
2. Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deksriptif memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat
penelitian berlangsung. Melalui penelitian deksriptif, peneliti berusaha
mendeskripsikan perisrtiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian
tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.
Variabel yang diteliti bias tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari
satu variabel.9
3. Sumber Data
Sumber data primer adalah sumber subjek dari mana data dapat
diperoleh. Adapun sumber yang dipakai pada penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan
informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki
hubungan dengan maslah pokok penelitian sebagai bahan informasi
8 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung : Remaja
Rosda Karya,2005), h.6 9 Belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian-pendidikan/
diakses tanggal 2 juni 2016
18
yang dicari.10
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber.
Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data
yang diambil dari sumber yang pertama berupa hasil wawancara
langsung dengan manajer operasional BMT El - Syifa Ciganjur
beserta anggota-anggotanya yang terkait. Sedangkan data yang
menjadi objek informan adalah seluruh data-data yang ada pada
BMT El - Syifa Ciganjur baik tertulis maupun berupa dokumen-
dokumen.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber
yang sudah ada. Contoh data sekunder misalnya catatan atau
dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan
publikasi perusahaan, lporan pemerintah, data yang diperoleh dari
majalah, dan lain sebagainya.
Sedangkan data yang termasuk data sekunder dalam penelitian
ini adalah data yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan
dengan pembiayaan di lembaga keuangan syariah (BMT) seperti
buku-buku yang relevan dengan pembahasan produk pembiayaan,
serta sumber yang lain berupa hasil laporan penelitian yang masih
ada hubungannya dengan tema yang dibahas sebagai pelengkap yang
10
Safidin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), h.
91
19
dapat dikorelasikan dengan data primer. Data tersebut adalah
tambahan yang berasal dari sumber tertulis.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua
macam teknis pengumpulan data yaitu melalui penelitian kepustakaan
(Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research)11
.
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan yaitu, peneliti melakukan penelusuran
literature dan buku rujukan yang relevan dengan pembahasan skripsi.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan yaitu, melakukan penelitian angsung ke
tempat yang dijadikan objek penelitian, dalam hal ini adalah BMT.
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dilakukan dengan cara :
1) Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung yang dilakukan secara
sistematis dari fenomena yang diselidiki12
.
2) Wawancara
Yaitu percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (Interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan diwawancarai (Interviewee) yang
11
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT Asdi
Mahasetya, 2004), h. 61 12
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fak. Psikologi UGM,
1994), h. 136
20
memberikan jawaban atas pertanyaan itu13
. Dalam penelitian ini
penulis melakukan wawancara langsung dengan
pengurus/pengelola beserta jajarannya, untuk mendapatkan data
yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
3) Studi Dokumen
Yaitu teknik pengumpulan data berdasarakan data-data yang
bersifat tidak langsung, seperti dokumen-dokumen, laporan,
buku-buku yang diperoleh di BMT El – Syifa dan laporan
lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BMT El – Syifa Jl. Gunung Raya,
Cirendeu, Ciputat, Tanggerang Selatan. Telp. : (021) 7432728
Adapun penelitian ini dimulai pada 19 september s/d 22 september
2016.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses penyusunan data agar data
tersebut dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkan ke
dalam kategori tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna
terhadap analisis, menjelaskan ketegori dan mencari hubungan antara
berbagai konsep.14
13
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung : Remaja
Rosda Karya,2005), h.135 14
Dadang Ahmad, Metode Penelitian Agama : Perspektif Ilmu Perbandingan
Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), Cet. I, h158
21
Agar dalam menganalisa data dapt dilaksanakan dengan baik, maka
harus sesuai dengan prosedur atau langkah-langkah, menurut Lexy J.
Meleong proses analisa data dimulai adalah :
a. Mencatat sebuah data yang tersedia dari bebagai sumber, yaitu
dari wawancara, pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan
lapangan, dokumen resmi,
b. Menggumpulkan, memilah-milah data dengan membuat
rangkuman yang inti dari hasil wawancara, pengamatan yang
sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen resmi.
c. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorikan
pada langkah berikutnya.
d. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data.
e. Membuat kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari
pemeriksaan keabsahan data.
7. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu
pada penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang disusun oleh tim
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diterbitkan oleh
UIN Press tahun 2000 , cetakan ke III.
E. Tinjauan Pustaka
Setelah ditelaah pada penelitian sebelumnya, penulis mendapati
penelitian terlebih dahulu sebagai berikut :
22
1. Judul Skripsi “Strategi Pemasaran Produk Pembiayaan KBMT Al –
Jibaal Cirendeu” penulis Aries Firdaus, Mahasiswa Jurusan Manajemen
Dakwah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada skripsi ini membahasa bagaimana strategi pemasaran berdasarkan
marketing mix. Pembahasan ini hanya mencakup pembiayaan profit,
sedangkan yang akan penulis bahas mencakup seluruh pembiayaan
profit dan non profit (qardul hasan).
2. Judul Skripsi “Analisis Bauran Pemasaran Produk Murabahah pada
BSM Cabang Tangerang” penulis Ahmad Sodaqoh Alhamidi,
Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penelitian ini dibahas bagaimana BSM cabang Tangerang
mengembangkan bauran pemasaran (Marketing Mix) hanya pada produk
Murabahah.
3. Judul Skripsi “Strategi Pemasaran BMT melalui Media Internet” penulis
Irwan Siska, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini membahas bagaimana pelaksanaan dan pengaruh pemasaran
melalui media internet. Dengan tujuan untuk menginformasikan dan
menawarkan produk kepada nasabah-nasabah yang belum kenal BMT.
Tidak ada bagian yang sama dengan apa yang penulis teliti.
23
F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dimaksud untuk memberikan gambaran tentang
isi skripsi secara garis besar. Dalam sistematika pembahasan skripsi ini
terbagi dalam lima bab yang masing-masing terbagi dalam sub-sub bahasan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar skripsi secara
keseluruhan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, apa yang menjadi tujuan
dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pengertian Analisis
SWOT, Strategi dan Pemasaran, Pengertian Strategi
Pemasaran, Analisis dan Strategi Pemasaran, (Analisis
Peluang, Analisis Kompetitif, dan Target Pemasaran).
BAB III GAMBARAN UMUM BMT
Bab ini menjelaskan tentang Sejarah dan Perkembangan
BMT, Profil, Visi dan Misi, , Kegiatan dan Produk BMT,
Pengajuan Pembiayaan dan Struktur Organisasi.
BAB IV ANALISIS SWOT PADA BMT EL - SYIFA
Tentang Analisis SWOT, Strategi Produk Pembiayaan
BMT Al – Syifa (Marketing Mix).
24
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan penelitian secara keseluruhan dan
saran-saran yang bersifat membangun bagi pengembangan
BMT Al – Syifa.
25
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Teknik analisis SWOT pada dasarnya merupakan suatu teknik untuk
mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan strategi.
Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis perlu
dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan
kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk
lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan suatu proses
analisis yang banyak didasarakan pada peta kondisi SWOT dari isu tersebut.
SWOT singkatan dari bahasa Inggris, yaitu Strengths (Kekuatan),
Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Treats (Ancaman).15
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian, perencanaan strategi (Strategic Planner) harus menganalisis
faktor-faktor strategis perusahaan (Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan
Ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis
situasi, model yang paing popular untuk analisis situasi adalah analisis
SWOT.16
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
15
www.Goodgovernance.co.id/Dokumentasi/A02 diakses 9 september 2016 16
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, hlm 19
26
pada logika yang dapat memaksimalkan Strengths (Kekuatan), Opportunities
(Peluang), namun secara bersamaan dapat meminimalkan Weaknesses
(Kelemahan), dan Treats (Ancaman).17
2. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
Secara umum analisis SWOT sudah dikenal oleh sebagian besar tim teknis
penyusunan Corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan
strategiterfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan
kapabilitas yang memadai untuk menjalankan misinya dan mewujudkan
visinya.pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu perusahaan
untuk tetap manaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru, sedangkan
penilaian yang jujur terhadap kelemahan–kelemahan yang ada akan
memberikan bobot realism pada rencana-rencana yang akan dibuat
perusahaan, jadi fungsi analisis SWOT adalah menganalisis mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui
telaah terhadap kondisi internal perusahaan serta mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi perusahaan yang yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi eksternal perusahaan.18
b. Manfaat Analisis SWOT
17
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis, (Jakarta PT
Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, hlm 18 18
Www.Perform.or.id/files/modul prosbumd04_Find.pdf, h. 3 diakses 9
september 2016
27
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam
bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa
depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan
manajemen perusahaan dalam menjalankan misisnya dan mewujudkan
visinya. Hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap
lingkungannya dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta
dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5
tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para
stakeholder.
c. Tujuan Analisis SWOT
Untuk mengetahui kelemahaan perusahaan dan menciptakan kelemahan
itu menjadi suatu kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk
dijadikan suatu peluang, maka perlu identifikasi terhadap peluang dan
ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi
sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
organisasi yang realistic dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan
analisis SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dimiliki dan atau dihadapi perusahaan. Bila pihak perusahaan
telah menjalankan analisis SWOT dari perumusan masalah, hal tersebut bias
dijadikan dasar dalam membuat keputusan atau jawaban agar permasalahan
berjalan dengan baik, untuk itu permasalahan harus bias mengolah dan
mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik.
28
3. Mekanisme dan Ancangan Strategi SWOT
a. Mekanisme SWOT
Mekanisme pembahasan SWOT adalah mencakup tiga tahapan, yaitu :
a. Penyepakatan pengertian / persepsi diantara stakeholder
Dibawah ini disampaikan upaya-upaya sistematis untuk dapat
dipergunakan sebagai bahan untuk mendeskripsikan kondisi yang
dihadapi:
1) Strengths (Kekuatan)
Adalah sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama (internal-
sesuatu yang dapat di pengaruhi secara langsung) dari dulu sampai
sekarang.
Contoh Kekuatan :
a) Perusahaan memiliki modal yang cukup
b) Perusahaan memiliki citra yang baik di masyarakat
c) Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
d) Lokasi perusahaan strategis
e) Pendapatan perusahan meningkat dari tahun ke tahun
2) Weaknesses (Kelemahan)
Adalah suatu yang menjadi kelemahan utama (internal) dari dulu
sampai sekarang.
Contoh Kelemahan :
a) Promosi perusahaan terhadap produk masih kurang
b) Produk yang ditawarkan masih sedikit/terbatas
29
c) Sumber daya manusia kurang memadai
3) Opportunities (Peluang)
Adalah berbagai potensial yang dapat di ekspolorasi untuk
mempengaruhi pencapaian sasaran yang diharapkan.
Contoh Peluang :
a) Factor ekonomi makro yang membaik
b) Meningkatnya kehidupan masyarakat
4) Treats (Ancaman)
Adalah sesuatu yang dapat membatasi / mengagalkan pencapaian
(eksternal) sasaran yang ditetapkan tetapi belum pernah terjadi dan
tidak dapat dipengaruhi secara langsung.
Contoh Ancaman :
a) Banyaknya pesaing perusahaan
b) Factor makro ekonomi setelah krisis
b. Pengisian infromasi untuk tiap variable atau aspek SWOT
Setelah ngengenali pengertian atau batasan tiap aspek SWOT
diatas, menjadi sangat diperlukan untuk mendapatkan isinya, yang
paling memungkinkan untuk mendapatkan isi tersebut :
1) Brainstorming
Saling mengajukan pendapat atas dasar pengalamannya untuk
didiskusikan bersama-sama sampai didapat kesepakatan bahwa apa
yang disampaikan memang sesuai untuk mengisi aspek SWOT.
30
2) Kuestioner
Untuk menginventarisir berbagai pandangan atau pendapat tentang
isi dari setip aspek SWOT untuk kasus tertentu.
c. Menilai relevansi data
Melalui mekanisme koleksi data seperti dimaksud diatas akan
menghasilkan beberapa hasil temuan / identifikasi yang berupa daftar
panjang di tiap aspek SWOT yang ada, dengan kedalaman informasi
yang berbeda-beda, maka daftar panjang tersebut perlu disusun
persepsi yang sama diantara stakeholder, yakni dengan cara
menyususn bobot tiap temuan di masing-masing aspek SWOT, seperti
table berikut.
31
32
Hasil akhir dari keseluruhan proses berupa informasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman yang telah disepakati oleh seluruh
stakeholder yang akan menjadi bahan masukan utama bagi penyusunan
strategi penanganan isu terkait. Informasi SWOT disini mengandung bahwa :
a. Pengelompokan informasi ke dalam masing-masing aspek SWOT
sudah tidak diragukan lagi dengan adanya persepsi yang sama.
b. Peran atau keterkaitan antara tiap informasi di dalam tiap kelompok
aspek SWOT sudah dapt dibedakan karena keberadaan bobot masing-
masing informasi tersebut.
1. Ancangan Strategi SWOT
Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan factor internal Kekuatan
(Strenght) dan Kelemahan (Weaknesses).19
Perencanaan usaha yang baik
dengan metode SWOT dirangkung dalam matriks SWOT yang
dikembangkan oleh kearns (1992).20
19
Freddy Rangkuti, h. 19 20
Freddy Rangkuti, h. 83
33
IFAS
EFAS
(Strenght)
Kekuatan
(Weaknesses)
Kelemahan
(Opportunities)
Peluang
Startegi SO
(Agresif)
Strategi WO
(Turn-Around)
(Threats)
Ancaman
Strategi ST
(Diversifikasi)
Strategi WT
(Defensif)
IFAS adalah internal Strategic factors analisys summary, yaitu factor-
faktor strategis internal suatu perusahaan. EFAS adalah factor-faktor strategi
eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat
menghasilkan alternative strategi ( SO, ST, WO dan WT ). Hasil analisis pada
table matriks evaluasi factor eksternal dan matriks factor internal dipetakan
pada matriks posisi organisasi dengan cara sebagai berikut.
a) Sumbu horizontal (x) menunjukkan kekuatan dan kelemahan , sedangkan
b) Sumbu vertical (y) menunjukkan peluang dan ancaman
c) Posisi perusahaan ditentukan dengan hasil analisis sebagai berikut
d) Kalau peluang lebih besar daripada ancaman maka nilai y˃0 dan
sebaliknya
e) Ancaman lebih besar daripada peluang maka nilai y˂0
f) Kalau kekuatan lebih besar daripada kelemahan maka nilai x˃0 dan
g) Sebaliknya kelemahan lebih besar daripada kekuatan maka x˂0
34
Lihat Diagram Berikut :
a. Strategi SO = Kuadran 1
a) Merupakan posisi yang sangat menguntungkan
35
b) Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal
c) Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif
b. Strategi ST = kuadran 2
a) Meskipunm menghadapi berbagai ancaman, perusahaan mempunyai
keunggulan sumber daya
b) Perusahaan-perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan
kekuatannya untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
c) Dilakukan melalui penggunaan strategi divertivikasi produk atau pasar
c. Strategi WO = kuadran 3
a) Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumber
dayanya lemah
b) Karena itu tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal
c) Focus strategi perusahaan pada posisi seperti ini ialah meminimalkan
kendala-kendala internal perusahaan
d. Strategi WT = kuadran 4
a) Merupakan kondisi yang serba tidak menguntungkan
b) Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara sumber
daya yang dimiliki mempunyai banyak kelemahan
c) Strategi yang diambil : defensive, penciutan atau likuidasi
36
B. Produk Pembiayaan
1. Pengertain Pembiayaan
Pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul
kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan dibiayai
agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola
oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab. 21
Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan
Usaha Kecil Dan Menengah No: 91/Kep/M.KUKMI/IX/2004 tentang
Petunjuk Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah: Pembiayaan
adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama
permodalan antar koperasi dengan anggota, calon anggotanya, yang
mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasai pokok pembiayaan
yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad diserta pembayaran
sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai
atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
Menurut Syafi‟I Antonio, pembiayaan merupakan salah satu tugas
pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit.22
Berdasarkan
definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah suatu
aktifitas penyaluran dana kepada pihak yang membutuhkan, untuk
21
Ahmad Sumiyatno, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan untuk Pemilik,
Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam Format Koperasi,
(Yogyakarta: Ises Publishing, 2008) hlm. 160 22
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktek, (Jakarta :
Gema Insani Press, 2004) h, 165
37
dipergunakan dalam aktifitas yang produktif sehingga anggota dapat
melunasi pembiayaan tersebut.
2. Jenis-jenis pembiayaan
Secara garis besar produk pembiayaan syariah terdiri dari 3 kategori yang
dibedakan berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu sebagai berikut :
a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang yang
dilakukan dengan prinsip jual beli.
b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa yang
dilakukan dengan prinsip sewa-menyewa.
c. Transaksi pembiayaan untuk kerjasama yang ditujukan untuk
mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil.23
Berikut ini jenis-jenis pembiayaan oleh bank syariah :
1) Al-Musyarakah
Yaitu pembiayaan yang berdasarkan prinsip bagi hasil, merupakan
akad kerja dua pihak atau lebih untuk untuk melakukan usaha
bersama. Masing-masing pihak memberikan dana dengan
kesepakatan keuntungan dan resiko ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
2) Al-Mudharabah
Yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal artinya
akad kerja sama dimana bank syariah membiayai seluruh modal
23
Hasanudin Rahman Daeng Naja, Hukum Kredit dan bank Garansi (The
Bnakers Hand Book), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005), h. 68
38
dan nasabah sebagai pengelola. Pembagian keuntungan dituang
dalam kontrak yang disepakati sebelumnya.
3) Baial‟Murabahah
Yaitu kegiatan jual beli barang. Pembiayaan ini meliputi penentuan
harga pokok ditambah keuntungan yang diharapkan oleh nasabah
dan dibiayai oleh bank. Pembayaran oleh nasabah dilakukan secara
cicilan sesuai dengan jangka waktu usaha.
4) Ijarah
Yaitu pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa
pilihan atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh phak lain yang disebut
ijarah wa iqtina.24
3. Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Prinsip pembiayaan adalah pedoman-pedoman yang harus diperhatikan
dalam melakukan analisis kelayakan usaha.25
Secara umum prinsip tersebt
berdasarkan pada 5C, Antara lain:
a. Character adalah sifat atau karakter dari pihak pengelola usaha.
Analisis sering kali dilakukan dengan metode wawancara langsung
kepada mudharib dan orang-orang disekitar lingkungannya.
b. Capacity adalah kemampuan mudharib dalam menjalankan usaha
dan mengembalikan modal yang diberikan shahibul maal.
24
Kasmir, Kewirausahaan, hlm 131-132 25
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN), hlm 60.
39
c. Capital adalah modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha
tersebut. Terdiri dari tangible asset seperti dana dan material
pendukung usaha. Tapi terdapat intangible asset yang penting
untuk dimiliki pengusaha yanitu manajemen, keahlian dan system
teknologi.
d. Collateral adalah jaminan yang akan diberikan mudharib kepada
shahibul maal. Jaminan tersebut biasanya senilai atau lebih besar
dari modal usaha.
e. Condition adalah keadaan usaha mudharib yang dilihat dari pangsa
pasar, trend, prospek usaha bank dan kondisi politik dan ekonomi.
C. Strategi Pemasaran
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi berasal dari kata yunani Strategos, yang berarti jenderal. Oleh
karena itu, kata strategi secara harfiah berarti “seni para jenderal”. Kata ini
mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak
organisasi. Secara khusus, strategi adalah „penempaan‟ misi perusahaan,
penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan
internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk memcapai sasaran
dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran
utama organisasi akan tercapai.26
Menurut kamus manajemen kata strategi diartikan sebagai rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
26
Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi Manajemen, Cet. II,
(Jakarta : Erlangga, 1997), h.18
40
berhubungan dalam hal waktu dan ukuran27
. Sedangkan dalam kamus
marketing, strategi adalah rencana, kadang-kadang dalam garis besar saja,
untuk mencapai tujuan tertentu, biasanya di kuantifikasi dan lebih sering atas
dasar waktu yang relevan lama28
.
Penyusunan strategi bisa membantu organisasi mengumpulkan,
menganalisis, dan mengorganisasikan informasi. Melacak tren industry dan
kompetisi, mengembangkan model perkiraan dan analisis scenario,
mengevaluasi kinerja korporasi dan devisi, menemukan peluang pasar yang
baru, mengidentifikasi ancaman bisnis, dan mengembangkan rencana
pelaksanaan yang kreatif. Perencanaan strategi biasanya memainkan peran
sebagai konsultan atau penyumbang saran29
.
Oleh karena itu, strategi merupakan sebuah keputusan besar organisasi
dalam menentukan tujuan jangka panjang yang diharapkan.
Sedangkan pengertian pemasaran adalah usaha untuk menyampaikan dan
menyediakan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada
tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi
yang tepat. Oleh karena itu, terdapat pengertian atau definisi lain yang lebih
tentang pemasaran, yaitu sebagai usaha untuk menciptakan dan menyerahkan
suatu standar kehidupan30
.
27
B. N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2003),
Cet. I h. 340 28
Norman A. Hart dan John Stapleton, Kamus Marketing, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2005), Cet. II h. 200 29
Ichsan Setiyo Budi, ed., Manajemen Strategi, (Jakarta : Salemba Empat, 2006),
h. 11-12 30
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Cet. VII,
(Jakarta : PT Raja Grafindo, 2004), h.3-5
41
Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi
American Marketing Association 1960, yang menyatakan pemasaran adalah
hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang
dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Disamping penafsiran ini
terdapat pula pandangan yang lebih luas, yang menyatakan pemasaran
merupakan proses kegiatan yang mulai jatuh sebelum barang/bahan-bahan
masuk dalam produksi.
Definisi AMA tersebut meletakkan konsep pertukaran atau exchange
sebagai konsep sentral dalam pemasaran. Harus terdapat tiga hal yang
menjadi syarat agar suatu pertukaran dapat terjadi, yaitu: Pertama, haruslah
terdapat dua atau lebih pihak yang memiliki sesuatu yang bernilai untuk dapat
saling dipertukarkan; Kedua, adanya keinginan dan kemampuan untuk
memberikan sesuatu itu kepada pihak lain; dan Ketiga, adanya suatu cara
untuk saling berkomunikasi.
Sedangkan menurut pandangan islam pemasaran adalah upaya yang
dilakuakan agar memudahkan terjadinya penjualan/perdagangan. Pada
dasarnya ada lima konsep menurut pandangan islam, yaitu Pertama,
Kejujuranyang di iringi dengan konsep Kedua, Ikhlas, dimana dengan
keikhlasan seorang pemasar tidak akan tunggang langgang mengejar materi
belaka, konsep kedua ini di bingkai menjadi konsep Ketiga,
Profefionalisme, seorang yang professional akan bekerja dengan maksimal,
konsep Keempat, Silaturahmi yang mendasari pola hubungan dengan
nasabah, calon pelanggan, pemodal dan pesaing. Sedangkan konsep
42
Kelima¸murah hati dalam melakukan kegiatan perdagangan. Lima konsep
ini menyatu dengan apa yang disebut sebagai Soul Marketing yang nantinya
akan melahirkan kepercayaan (trust). Kepercayaan ini merupakan suatu
modal yang tidak ternilai dalam bisnis.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran adalah pernyataan
pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan
pada target pasar yang ditentukan. Dengan kata lain strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan dan sasaran. Kebijakan dan aturan yang memberi
arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu, pada masing-
masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaiangan yang
selalu berubah31
.
Adapun tujuan strategi pemasaran yaitu32
:
1. Menetapkan arah kegiatan perusahaan
2. Memberikan informasi kepada manajemen puncak dan merumuskan
tujuan
3. Sasaran untuk mengantisispasi berbagai permasalahan dan keaadaan
yang berubah dimasa mendatang.
Strategi pemasaran merupakan hasil dari perencanaaan pemasaran.
Pengembangan strategi pemasaran memerlukan serangkaian tahapan :
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2004) Edisi 1, Cet. 7 h. 168 32
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, h. 3
43
identifikasi segmen pasar, target pasar, penentuan posisi produk, dan
formulasi bauran pemasaran (Marketing Mix).33
2. Analisis dan Strategi Pemasaran
Setiap organisasi atau perusahaan yang ingin berhasil dalam pemasaran
harus terlebih dahulu memiliki sesuatu rencana pemasaran strategis
(strategic marketing plan) yang berfungsi sebagai panduan dalam
menggunakan sumber daya yang dimiliki. Strategi pemasaran ditentukan
berdasarkan analisis situasi, yaitu situasi terperinci mengenai kondisi pasar
yang dihadapi perusahaan berserta kondisi produk dan merek yang dimiliki.
Berdasarkan analisis situasi ini, perusahaan mencoba memahami pasar yang
mencakup segmentasi konsumen dan tingkat persaingan didalamnya.34
1. Analisis Peluang
Analisis yang cermat terhadap pasar akan memberikan peluang bagi
setiap produk untuk masuk ke pasar. Peluang Pasar (market
opportunities) adalah wilayah dimana terdapat kecenderungan permintaan
yang menguntungkan, dimana perusahaan percaya kebutuhan konsumen
belum terpuaskan dan dimana perusahaan dapat bersaing efektif.35
Suatu
perusahaann biasaya mengidentifikasi peuang pasar dengan cara
memperhatikan pasar secara cermat dan menandai jika terdapat
kecenderungan kenaikan permintaan dan juga memperhatikan tingkat
kompetisi yang terdapat pada setiap segmen pasar. Suatu pasar tidak dapat
33
Hargo Utomo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Gunadarma, 1993), h. 13 34
Morisan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hlm 51. 35
Diadaptasi dari George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and
promotion : An Integrated Marketing Communications Perspective, hlm. 40.
44
dipandang sebagai satu kelompok besar konsumen yang homogen tetapi
terdiri dari kelompok-kelompok konsumen heterogen.
2. Analisis Kompetitif
Dalam mempersiapkan strategi dan rencana pemasaran, praktisi
pemasaran harus melakukan analisis secara cermat terhadap persaingan
yang ada pada suatu segmen pasar. Suatu persaingan terdiri atas
persaingan langsung (termasuk persaingan di antara sejumlah merek yang
dimiliki sendiri) dan persaingan tidak langsung (munculnya produk
substitusi).36
Salah satu aspek penting dalam perencanaan strategi pemasaran adalah
meneliti keuntungan kompetitif (Competitive advantage), yaitu
something special a firm does or has that gives it an edge over
competitors.37
(suatu hal khusus yang dimiliki atau yang dilakukan
perusahaan yang memberikannya keunggulan dibandingkan competitor).
3. Target Pemasaran
Mereka yang baru terjun ke bisnis, menjadi pengusaha pada umumnya
membidik konsumennya secara intuitif yaitu berdasarkan perkiraan atau
naluri mereka saja. Mereka mengira tahu persis siapa konsumennya dan
apa yang menjadi kebutuhan konsumen. Pandangan mereka tentang
36
Morisan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, hlm 53. 37
George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and promotion : An
Integrated Marketing Communications Perspective, hlm. 41.
45
kosumen cenderung ditentukan oleh kaca matanya sendiri, yaitu
membayangkan dirinya sendiri sebagai salah seorang konsumen dari
produk yang dibuatnya. Untuk jangka waktu tertentu cara ini mungkin
berhasil, tetapi tidak untuk jangka panjang. Suatu ketika konsumen tentu
akan berubah. Generasi baru datang, pesaing baru bermunculan,
persaingan semakin tajam, sementara berbagai produk menawarkan gaya
hidup baru. Dengan demikian konsumen bisa berubah. Perkembangan
telah menimbulkan globalisasi, pembangunan ekonomi, dan perbaikan
kesejahteraan sehingga melahirkan kelompok-kelompok baru dalam
masyarakat.
Praktisi pemasaran yang baik tidak akan pernah mau memasuki
keseluruhan segmen pasar hanya dengan mengandalkan satu produk, satu
merk dan satu jasa. Mereka akan menggunakan produk yang berbeda dan
strategi yang berbeda pula. Pasar dibagi-bagi kedalam sejumlah segmen
yang kemudian dipilih untuk dijadikan target pasar yang akan menjadi
fokus kegiatan pemasaran dan promosi. Target atau sasaran setiap segmen
tentu saja tidak sama, ini berarti praktisi pemasaran harus menyediakan
anggaran yang berbeda serta strategi bauran promosi yang berbeda juga.
3. Perumusan Strategi Pemasaran
1. Strategi Pasar yang dituju
Produsen pada dasarnya melakukan penciptaan nilaisekaligus
penyerahan nilai. Phillip Kotler menggabungkan proses penciptaan dan
46
penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang disebut STP
(Segmentasi, Targeting dan Positioning).38
a. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar menurut para ahli:
1) Menurut Wendel R. Smith segmentasi pasar adalah pembagian dari
pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan
kebutuhan dan ciri-ciri konsumen.
2) Menurut Rhenald Kasali segmentasi pasar adalah suatu konsep
yang sangat penting dalam kehiduoan ini. Bukan hanya untuk
kepentingan bisnis, tapi juga untuk kegiatan kemasyarakatan atau
kegiatan nirlaba lainya.39
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa
segmetasi pasar adalah suatu konsep yang penting dalam kehidupan ini
yaitu dengan membagi pasar secara berkelompok sesuai dengan ciri dan
kebutuhan konsumen
b. Targeting
Merupakan pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan
kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut. Sebagian
besar perusahaan memasuki sebuah pasar harus baru dengan melayani satu
38
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi Targeting Positioning,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998), h.23 39
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi Targeting Positioning,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998), h. 26
47
segmen tunggal, dan jika terbukti maka mereka menambah segmen dan
kemudian memperluas secara vertikal atau secara horizontal.
c. Positioning
Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu
pasar. Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan
konsumen sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pemasaran bertujuan untuk memaksimalkan kepuasaan konsumen
yang merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi Kelangsungan hidup
perusahaan sehingga semua kegiatan perusahaan, baik produksi, teknik,
keuangan maupun pemasaran (termasuk variabel-variabel 4P dari
marketing mix) harus diperhatikan.
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan
hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat
kebutuhan dan keinginan konsumen yang dilanjutkan dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan
konsumen dan menawarkan produk tersebut dengan harga (price) tertentu
serta mendistribusikannya agar tersedia ditempat-tempat (place) yang
menjadi pasar bagi produk bersangkutan.
Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau
komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen
kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut marketing mix atau bauran
48
pemasaran.40
Oleh karna itu setiap element Marketing Mix membutuhkan
strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan element lainya.41
Phillip Kotler dan Garry Amstrong mendefinisikan bauran pemasaran
sebagai seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan
didalam pasar sasaran.
a. Strategi Produk
berdasakan definisi dari Philip Kotler produk yaitu segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan,
dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Karena merupakan suatu penawaran maka
produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar.42
b. Strategi Harga
Harga merupakan sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk
memproses suatu produk. Pengertian harga menurut William J.
Stantion adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah berupa barang)
yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah
produk dan pelayanan yang menyertainya. Philip Kotler menyatakan
bahwa harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yan
menghasilkan pendapatan penjualan.
40
Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi 1, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2010) h.6 41
Kasmir, Manajemen Perbankan; (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.
186 42
Kasmir, Manajemen Perbankan; (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006), h.
186
49
Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah citra
atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan. Penetapan
harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut
adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan
barang yang biasa dipergunakan oleh masyrakat kalangan atas.
Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan tercipta
image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murah.
Strategi ini dikenal dengan strategi barang murah. Dalam penentuan
strategi harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu
sendiri, yaitu: (1) bertahan (2) memaksimalkan laba (3)
memaksimalkan penjualan (4) gengsi atau prestis, (5) pengembalian
atau investasi.43
c. Strategi Tempat atau distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyaampaian produk sampai
ketangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh
karena itu, kebijakan distribusi meruapakan salah satu kebijakan
pemasaran terpadu yang mencakup penentuan saluran pemasaran
(marketing channeles) dan distribusi fisik (physical distribution).
Kedua faktor ini mempunyai hubungan yang sangat erat dalam
keberhasilan penyaluran dan sekaligus keberhasilan pemasaran produk
43
Lipoyadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba), h.
105
50
perusahaan efektifitas penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk
menjamin tersedianya produk di setaip mata rantai saluran tersebut.44
Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
produsen untuk menjadikan sutau produk yang dihasilkan dapat
diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang
tepat dimanapun konsumen berada.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi
cabang suatu bank adalah dengan peritmbangan sebagai berikut: (1)
dekat dengan kawasan industri atau pabrik (2) dekat dengan lokasi
perkantoran (3) dekat dengan lokasi pasar (4) dekat dengan perumahan
atau masyarakat (5) mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada
disuatu lokasi.45
d. Stretegi Promosi
Promosi merupakan usaha peningkatan penjualan perusahaan
menjalankan berbagai hal seperti memperbaiki dan memperluas
penyaluran produknya serta meningkatkan pelayanan pada konsumen.
Dalam praktiknya paling tidak ada empat macam sarana promosi yang
dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk
maupun jasanya, adapun keempat ini disebut dengan Promotion Mix,
yaitu:
1) Periklanan (advertising)
44
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi, (Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada, 2004). Edisi 1 Cet. 7, h. 223-224 45
Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi 1 Cet. 4 (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2003), h. 208
51
Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank
guna menginformasikan, segala sesuatu produk yang dihasilkan
oleh bank. Informasi yang diberikan adalah manfaat produk, harga
produk serta keuntungan- keuntungan produk dibandingkan
pesaing.46
2) Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan merupakan salah satu cara yang
bertujuan untuk menarik nasabah agar membeli setiap produk atau
jasa yang ditawarkan dan untuk meningkatkan penjualan atau
untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dapat
dilakukan melalui pemberian diskon, kontes, kupon, atau sampel
produk.47
3) Publisitas (publicity)
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide,
barang dan jasa secara non personal yang mana orang atau
organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas
merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam
suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan.
4) Penjualan pribadi (personal selling)
Menurut Basu Swasta, Personal selling yaitu terjadi
interaksi langsung, saling bertemu muka antara pemebeli dan
46
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.177 47
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.177
52
penjual. Dalam hal ini penjual dituntut mahir dalam berkomunikasi
sehingga dapat mempengaruhi calon pembeli.
3. Tujuan Pemasaran
Setiap badan usaha atau perusahaan, baik yang mencari laba maupun
nirlaba, pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut bias bersifat
jangka pendek dan juga tujuan jangka panjang. Adapun tujuan umum dari
pemasaran sendiri adalah sebagai berikut:48
a. Memaksimumkan konsumsi dengan kata lain memudahkan dan
merangsang konsumsi, sehingga dapat menarik nasabah untuk membeli
produk yang ditawarkan oleh bank secara berulang-ulang.
b. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan
yang diinginkan nasabah, nasabah yang puas akan menjadi ujung
tombak pemasaran selanjutnya, karena kepuasan ini akan ditularkan
kepada nasabah lain melalui ceritanya.
c. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan
berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan
pula.
d. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai
kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yang efisien
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT EL – SYIFA CIGANJUR
48
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005) h.180
53
A. Sejarah Singkat BMT El – Syifa Ciganjur49
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul
Maal dan Baitul Tamwil. Baitul Maal lebih mengarah pada usaha-usaha
mengumpulkan dan menyalurkan dana non profit/social oriented, seperti
zakat, infaq, shodaqoh dan waqaf. Penyaluran dananya seperti akad al-
qardul hasan (pinjaman kebajikan). Sementara Baitul Tamwil sebagai
usaha mengumpulkan dan menyalurkan dana dengan tujuan memperoleh
keuntungan/profit oriented dengan akad bagi hasil (mudharabah), jual beli
(murabahah), sewa-menyewa (al-ijarah) dan akad syariah lainnya.
Berdirinya BMT El-Syifa yang merupakan lembaga keuangan mikro
syariah dan berbadan hukum koperasi, berfungsi menghimpun dana dari
anggota, menyalurkan pembiayaan, mengawasi dan membina anggota
serta memberikan jasa pelayanan system pembayaran.
BMT berinduk kepada INKOPSYAH BMT, yang digandeng oleh
PINBUK Indonesia dan Asosiasi BMT Seluruh Indonesia (ABSINDO).
Bermitra dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah
lainnya. Bimbingan dan pengawasan Baitul Maal Muamalat (BMM) dan
Microfin Indonesia.
Bermula dari adanya undangan ICMI Pusat kepada pengurus koperasi
dan BMT se-Jakarta dalam rangka silaturahim antara pengurus koperasi
dan BMT se-Jakarta. Menggapai undangan tersebut, pengurus koperasi
49
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 22.
54
pesantren (KOPONTREN) El-Syifa mengirimkan utusannya untuk
menghadiri silaturahim tersebut.
Dilihat dari letak yang strategis dan kondisi masyarakat pada saat itu,
pendirian BMT diproyeksikan akan sukses jika di dirikan di wilayah ini.
Pertimbangan ini di dasarkan dari jauhnya jangkauan pelayanan
perbankan, sehingga menimbulkan solusi pendirian BMT diharapkan
menjadi alternatif untuk memberdayakan usaha kecil dan mendorong
ekonomi ummat untuk lebih baik.
Dengan sarana dan prasana yang sederhana mulailah BMT beroperasi
dengan nama BMT El-Syifa pada tanggal 21 Mei 1996 dengan menerima
simpanan dari anggota. Adapun pemberian nama BMT El-Syifa, karena
BMT El-Syifa merupakan pengembangan KOPONTREN EL-SYIFA yang
telah sejak lama beroperasi di wilayah Ciganjur khususnya di kalangan
pondok pesantren El-Syifa.
Melihat keseriusan pendirian BMT El-Syifa, maka tanggal 31 Mei
1996 bertempat di Pamulang. Direktur BMI, Zainul Bahar Nur
meresmikan beroperasinya BMT El-Syifa. Satu bulan kemudian Dirut
PINBUK memberikan sertifikat operasi No. 0903007/PINBUK/VI/96
kepada BMT El-Syifa. Setelah dilakukan penelitian bahwa para anggota
dan pengurus telah siap mengelola BMT dengan baik.
Sementara Badan Hukum BMT El-Syifa yang merupakan mitra usaha
dari koperasi pondik pesantren El-Syifa, berdasarkan SK MENKOP dan
PPK No. 045/BH/KWK.9/II/1995, dengan mendapatkan sertifikat operasi
55
dari PINBUK di atas. Pada tahap awal beroperasinya BMT El-Syifa
diadakan kerjasama dengan BMT Al-Azhar Pasar Minggu dan sampai saat
ini konsultasi, tukar-menukar informasi masih tetap terjalin dengan baik.
B. Visi dan Misi BMT El - Syifa Ciganjur50
BMT El-Syifa turut berperan serta dalam mengoptimalkan syiar Islam
dalam benttuk kegiatan kelembagaan keuangan yang berlandaskan Islam,
terutama dalam menghimpun dana ummat untuk dikembangkan pada
usaha-usaha yang produktif dan dialokasikan kepada masyarakat
pengusaha ekonomi menengah kebawah khususnya mereka yang menjadi
anggota BMT, dan tak melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan
syariat Islam (profit social oriented).
Untuk mencapai itu semua BMT El-Syifa bertekad untuk menciptakan
dan berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai dengan
peraturan pemerintah dan tuntunan syariah. Hal ini diupayakan dengan
mengidentifikasikan kebutuhan para anggota serta menawarkan produk
yang beragam. Semua itu dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh
sumber daya manusia yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan
profesional.
C. Produk Yang Ditawarkan BMT El - Syifa Ciganjur51
1. Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama antara dua pihak, dimana
pihak pertama (Shahibul Maal) menyediakan seluruh (100%) modal,
50
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 23. 51
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 24.
56
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan
mudharabah ini dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal
selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola.
Seandaina kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau
kelalaian si pengelola harus bertanggung jawab atar kerugian
tersebut. Dalam proses pengelolaannya, pihak BMT El-Syifa
menyerahkan modal yang diperlukan peminjam untuk membiayai
suatu usaha dimana keuntungan usaha tersebut dibagi secara
berimbang sesuai proporsi jumlah dana atau kesepakatan bersama.
2. Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam bai‟ al-Murabahah,
penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Pada
prosesnya, pihak BMT El-Syifa menyediakan barang-barang modal
kerja dalam waktu pendek, dan keuntungan yang diperoleh BMT
tersebut yaitu penjualan barang.
3. Pembiayaan Non Profit (Qordul Hasan)
Qordul Hasan adalah kegiatan transaksi dengan akad pinjaman
dana non komersial, dimana si peminjam mempunyai kewajiban
untuk membayar dana pokok yang dipinjam kepada yang memberi
57
pinjaman tanpa imbalan atau bagi hasil dalam waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan.
Pinjaman dana pada BMT El-Syifa ini diberikan kepada delapan
golongan (mustahiq) yang memerlukan modal kerja dan harus
dikembalikan dengan mencicil tanpa dibebankan bagi hasil.
PROSEDUR PERMOHONAN PEMBIAYAAN
ANGGOTA BMT EL-SYIFA
a) Tahap I (Perlengkapan Administrasi)
1) Memiliki nomor rekening simpanan di BMT El-Syifa
2) Aktif (minimal 6 bulan)
3) Untuk penambahan modal usaha, usaha telah berjalan minimal
1 tahun
4) Memiliki saldo tabungan 20% dari modal yang diperlukan
5) Mengisi formulir permohonan pembiayaan
6) Mengisi surat Avalis (penjamin) atau surat rekomendasi
7) Mengisi data analisa usaha
8) Menyerahkan photo copy KTP
9) Menyerahkan photo copy Kartu Keluarga
10) Menyerahkan photo copy surat jaminan
11) Survei lokasi
12) Menunggu informasi
b) Tahap II (Jika permohonan disetujui)
58
1) Membaca akad pembiayaan
2) Membayar administrasi
3) Menyerahkan surat jaminan
4) Menandatangani realisasi pembiayaan
5) Menerima dana pembiayaan
c) Struktur Organisasi BMT El - Syifa Ciganjur52
STRUKTUR ORGANISASI BMT EL-SYIFA CIGANJUR
52
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 25.
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Pemasaran BMT EL-Syifa
60
Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan dalam mencapai
visi dan misinya, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha
mempertahankan dan meningkatkan tingkat keuntungan/laba perusahaan.
Dalam hal itu perusahaan hanya dapat mempertahankan dan menigkatkan
penjualannya, melalui usaha mencari dan membina nasabah serta usaha
menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat dicapai apabila bagian pemasran
perusahaan melakukan strategi untuk dapat menggunakan kesempatan atau
peluang yang ada dalam pemasaran, sehinga posisi atau kedudukan
perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Dalam hal tersebut dapat dilihat dari perumusan strategi pemasaran
yang terdiri dari:
1. Berdasarkan Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat berkembang dan
mampu bersaing. Dalam hal inilah setiap perusahaan selalu
menetapkan dan menerapkan strategi dan cara pelaksanaan
kegiatan pemasaran. Salah satu unsur strategi pemasaran adalah
strategi acuan/bauran pemasaran, merupakan strategi yang telah
dilakukan oleh BMT El-Syifa :
a. Strategi Produk
Strategi produk pembiayaan yang ada di BMT El-Syifa
sebagai berukut :53
1) Murabahah
53
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm. 34
61
Akad jual beli barang seharga perolehan ditambah margin
keuntungan yang disepakati oleh kedua pihak (FATWA
DSN MUI NO: 04DSN-MUI/IV/200). Murabahah adalah
jual beli barang pada harga awal dengan tambahan yang
disepakati.54
BMT El-Syifa dalam produk pembiayaan
murabahah (jual beli), bertindak sebagai penjual, sementara
anggota/nasabah sebagai pembeli. Barang/jasa yang
diperjual belikan dalam produk pembiayaan murabahah
pada BMT El-Syifa ialah seperti pembelian motor, barang-
barang elektronik dan lain-lain. Ilustrasinya BMT El-Syifa
akan membeli barang yang di perlukan anggota/nasabah
dari pemasok, kemudian anggota/nasabah akan membelinya
kepada BMT El-Syifa dengan selisih keuntungan (margin)
yang disepakati.
2) Musyarakah
Akad kerjasama usaha dimana sumber modal dari dua
pihak atau lebih dengan pembagian keuntungan sesuai
dengan nisbah yang disepakati. (FATWA DSN MUI NO.
08/DSN-MUI/IV/2000). Selanjutnya keuntungan dan resiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
3) Mudharabah
62
Akad kerjasama usaha dimana sumber modal 100% dari
shahibul maal / pemilik dana dan pengelola usaha.
Pembagian hasil usaha berdasarkan nisbah yang disepakati
(FATWA DSN MUI NO. 07/DSN-MUI/IV/2000). Nasabah
sebagai pengelola usaha harus berkontribusi dalam bentuk
keahlian, skill, keterampilan dan manajemen. Keuntungan
dari hasil usaha dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati
pada awal akad, dan KBMT akan menerima bagi-hasil pada
setiap periode yang telah disepakati. Jika terjadi kerugian
ditanggung shahibul maal.
4) Ijarah
Yaitu akad sewa-menyewa barang atau jasa. BMT El-Syifa
menyewakan jasa atau barang kepada mitra dengan harga
sewa yang telah disepakati dan diangsur selama jangka
waktu tertentu. (FATWA DSN MUI NO. 09/DSN-
MUI/IV/2000). Jasa pembiayaan ini diberikan kepada
nasabah yang tidak memiliki cash in hand tetapi punya
kebutuhan mendesak, misalnya untuk pengobatan,
pendidikan dan lain-lain.
5) Al-Qardh
Sebagaimana diterangkan dalam fatwa DSN MUI No.
19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh adalah pinjaman
yang diberikan kepada nasabah lembaga keuangan syariah
63
(muqtarid) bagi yang memerlukan. Dikatakan Qardhul
Hasan karena pinjaman ini merupakan wujud peran sosial
lembaga keuangan syariah untuk membantu masyarakat
muslim yang kekurangan secara finansial. Disamping itu,
karena sifatnya dana sosial, pinjaman ini juga bersifat
lunak. Artinya jika nasabah mengalami kesulitan untuk
membayar atau mengangsur tagihan bulanan, maka pihak
LKS harus memberikan dispensasi/keringanan dengan tidak
memberikan denda atau tambahan bunga sebagaimana yang
berlaku pada lembaga keuangan konvensional dan
menunggu sampai nasabah mempunyai kemampuan untuk
membayarnya. Bahkan pada kondisi tertentu dimana
nasabah benar-benar pailit pihak BMT dapat membebaskan
nasabah dari segala tanggungan hutang.
b. Strategi Harga
Strategi harga pemasaran produk pembiayaan di BMT El-
Syifa, ialah dari ketentuan margin dan nisbah, dimulai dari
perhitungan operasional, biaya tenaga kerja, listrik kemudian
liat pasar margin diluar sana, berapa rate rata-rata margin di
BMT lain, setelah itu dihitung jangan sampai kita rugi. Baru
ditetapkan margin dan nisbah, kira-kira 2 s.d 2,5 % karena
seandainya 1.5% bisa tidak menutupi biaya operasional.
Kemudian harga jual dicantumkan dalam akad jual-beli
64
termasuk di brosur, berikutnya nasabah akan mengajukan
pembiayaan, pembiayaan dimulai dari Rp. 500.000 s.d
50.000.000.55
Setelah nasabah mendapatkan pembiayaan,
kemudian pembacaan akad sampai selesai dan uang / barang
diserahkan kepada anggota/nasabah untuk digunakan, jika
barang tidak bisa dibelikan oleh pihak BMT El-Syifa maka
akad wakalah (titipan) akan berperan yang selanjutnya nasabah
boleh membeli sendiri barang yang dibutuhkan dan bukti/struk
pembelian harus dikembalikan kepada BMT, apabila bukti
pembelian/struk tidak dikembalikan maka BMT akan
memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada
nasabah.Selanjutnya pembayaran angsuran/cicilan dibayar
langsung dengan cara mingguan atau bulanan dan angsurannya
bersifat tetap tidak berubah sepanjang jangka waktu yang telah
disepakati. Ini berlaku pada semua produk pembiayaan yang
ada di BMT El-Syifa.56
Ada beberapa tambahan untuk ketentuan harga, bagi
nasabah baru maka umumnya tidak ada tawar-menawar nisbah
atau margin, sudah tertera di dalam brosur untuk Ilustrasi
Angsuran Pembiayaan yang akan dikenakan 2% s.d 2.5%,
55
Brosur BMT El-Syifa mengenai produk pembiayaan 56
Hasil Wawacara, Pengurus BMT El-Syifa tgl. 22 september 2016 di BMT El-
Syifa
65
sedangkan bagi nasabah lama dan baik dalam angsuran maka
boleh tawar menawar.57
c. Strategi Promosi
Adapun Promosi yang dilakukan oleh BMT El-Syifa dalam
memasarkan produk pembiayaan adalah dengan cara:58
1) Dari mulut ke mulut
Masyarakat yang tinggal di Ciganjur dan sekitarnya pasti
sudah tahu Koperasi BMT El-Syifa, karena letaknya di
jalur utama jalan, dan pada masa pendiriannya melibatkan
Yayasan El-Syifa maka dilakukan strategi dari mulut ke
mulut, dari awal pendirian sampai sekarang strategi ini
masih digunakan. Strategi yang dilakukan dari mulut ke
mulut saat ini cukup efektif, namun tidak dapat diukur dan
diprediksi berapa banyak yang menjadi anggota/nasabah
dari hasil promosi ini karena yang menyebarkan semua
anggota dan pengurus BMT El-Syifa.
2) Lewat pengajian.
Pengajian yang biasa diadakan warga Ciganjur dan
sekitarnya ada 3 golongan, yaitu pengajian Bapak-bapak,
Ibu-ibu dan Remaja. Pengajian yang ada di masjid El-Syifa
ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pemasaran yang
57
Brosur BMT El-Syifa Mengenai Produk Pembiayaan 58
Hasil Wawancara, Karyawan BMT El-Syifa tgl. 22 september 2016 di BMT
El-Syifa
66
ada. Strategi yang dilakukan lewat pengajian saat ini masih
kurang efektif, menurut bapak ruslan selaku manajer BMT
El-Syifa masih jarang atau bahkan sedikit yang mengerti
tentang BMT maka biasanya di pengajian atau di masjid
hanya sekedar membagikan brosur.
3) Penyebaran Brosur
Sampai saat ini brosur hanya di disebar di titik-titik area
Ciganjur dan sekitarnya, waktu penyebaran brosur kapan
saja sesuai jam kerja dan disebar khusus kepada warga
yang memiliki usaha seperti, warteg, warung-warung,
pedagang buah, pedagang pakan burung, pedagang keliling,
sayur-sayuran dan lain-lain. Alasan belum disebar diluar
ciganjur karena masih banyak pertimbangan, dimulai
tenaga marketing yang saat ini hanya ada satu dan masih
kurangnya SDM maka belum dilakukan diluar Ciganjur.
Kalaupun ada nasabah yang menjadi anggota diluar
ciganjur, karna pernah lewat jalur utama ciganjur atau tahu
dari temannya. Strategi ini sangat efektif, dapat dilihat
pencapain anggota setiap tahunnya naik. Sampai saat ini
jumlah anggota BMT El-Syifa sebanyak 384 per Januari
2016. BMT El-Syifa biasa memproduksi Brosur sebanyak 2
rim atau 1000 lembar bisa sampai 4-5 bulan.
4) Banner/papan petunjuk BMT.
67
Media ini hanya dipasang didepan kantor saja sebagai
informasi sederhana dan sebagai alat penunjuk keberadaan
BMT El-Syifa.
5) Penjualan Pribadi (Personal Selling).
Promosi yang dilakukan oleh pengelola BMT El-Syifa
dalam melayani dan mensosialisasikan dengan menawarkan
produk-produk pembiayaan, baik melalui saluran telepon
maupun kepada nasabah yang datang langsung ke Koperasi.
Nasabah yang datang ke Koperasi tidak semuanya
ditawarkan lagi hanya orang tertentu saja. Promosi yang
dilakukan oleh BMT El-Syifa Ciganjur belum sampai pada
metode periklanan, Televisi, Radio dan Majalah. Masih
dalam bentuk sederhana akan tetapi BMT El-Syifa sudah
mempu membuat website sendiri agar lebih mudah dalam
mengakses dan mengenal lebih dalam BMT El-Syifa. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kegiatan BMT El-Syifa dalam
Strategi Pemasaran yang paling banyak digunakan adalah
dimulai dari tahap promosi yaitu penyebaran Brosur,
strategi ini yang paling banyak dilakukan dalam
memasarkan produk pembiayaan BMT El-Syifa karena
sangat mudah dipasarkan dan sangat efektif, didalam brosur
dimuat berbagai informasi dan Ilustrasi Angsuran
Pembiayaan, sehingga sangat menarik baik anggota lama
68
atau calon anggota, jelas tertulis plafond peminjaman dari
Rp. 500.000 s.d Rp. 50.000.000, biaya angsuran dan jangka
waktu angsuran pilihan sudah tertera. Ini yang menjadikan
banyak UKM cepat mengambil keputusan untuk
mengajukan pembiayaan. Singkatnya, informasi yang
terdapat di dalam brosur sudah sangat jelas bukan informasi
umum yang kurang jelas dan membingungkan para
pengusaha. Tahap selanjutnya produk yang dipilih oleh
nasabah dan paling banyak diminati yaitu produk
Murabahah dengan alasan resiko rendah, perputaran cepat
dan mudah. Tahap terakhir strategi harga yaitu dengan
memasang tingkat keuntungan yang didapat (margin)
dimulai dari 2% s.d 2.5 % dan disesuaikan dengan pasaran
BMT umumnya, disini bisa tawar menawar berupa
kesepakatan harga margin dan nisbah khusus bagi nasabah
lama, dan pilihan angsuran boleh mingguan atau bulanan.
d. Strategi Tempat dan Distribusi
Tempat BMT El-Syifa berada di jalur utama Ciganjur
tepatnya di Jl. Raden Moh. Kahfi I Kp Setu, Ciganjur,
Jagakarsa, Jakarta Selatan. Seperti sudah dijelaskan di atas
setelah akad dibacakan maka uang atau barang akan diberikan
69
langsung di kantor BMT El-Syifa berada, tidak dtransfer atau
di kirim ke rumah.59
Maka, dapat penulis simpulkan bahwa dalam Marketing Mix yang dilakukan
oleh BMT El-Syifa sudah sesuai dengan apa yang menjadi target sasaran jangka
panjang. Tapi, dalam keadaan yang terpaparkan, strategi pemasaran pada BMT
El-Syifa belum berjalan sesai dengan keinginan dan masih banyak kendala-
kendala yang perlu diselesaikan.
B. Analisis SWOT Berdasarkan Faktor Eksternal dan Internal
Koperasi BMT El-Syifa berdiri sejak tahun 1996 dan tetap exsis
sampai saat ini tentunya telah memiliki anggota pembiayaan tetap.
Hal ini tentunya menjadi point utama dalam perkembangan koperasi
kedepannya sehingga koperasi BMT El-Syifa merasa walaupun saat ini
begitu banyak koperasi yang ada di Jakarta Selatan, khususnya wilayah
ciganjur tidak ada persaingan yang dapat merugikan Koperasi BMT El-
Syifa. Berikut ini adalah rincian mengenai kekuatan, kelemahan dan
ancaman yang penulis sudah rangkum melalui hasil data wawancara:
1. Faktor Internal
a) Kekuatan (Strenght)
1) Mutu dan Produk sudah terjamin
2) Saluran distribusi yang efektif
3) Citra produk yang baik
4) Memiliki produk unggulan
59
Arsip BMT El – Syifa Ciganjur, hlm 3
70
5) Perusahaan memiliki jaringan kerja yang luas
6) Anggota terdiri atas elemen Masyarakat sekitar Ciganjur
7) Warga sekitar sudah mengenal Koperasi BMT El-Syifa
8) Pembagian keuntungan sesuai dengan syar‟i yaitu dengan
system bagi hasil
b) Kelemahan (Weakness)
1) Sisi fundrising, anggota meningkat dana kekurangan
2) SDM tenaga pemasaran yang harus ditingkatkan
3) Manajemen Kerja Masih Kurang Baik
4) Belum maksimal dalam menanggapi keluhan nasabah
5) Tenaga marketing hanya 1 orang
6) Strategi promosi yang kurang
2. Faktor Eksternal
a) Peluang (Oppurtunity)
1) segmen pasar dan konsumen yang jelas
2) bekerjasama dengan BMT/BPRS/BANK
3) hubungan yang baik dengan nasabah
4) SDM yang berusia muda menjadi asset perusahaan
b) Ancaman (Threats)
1) Gencarnya promosi, iklan dari competitor
2) Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil
3) Pemahaman nasabah yang kurang mengenai konsep syariah
4) Semakin banyak competitor baru
71
Dari analisis SWOT yang digambarkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa masih banyak kekurangan dalam Koperasi yang sudah
berdiri lama, pada akhirnya BMT El-Syifa yang berbadan hukum koperasi
sebagai lembaga sosial profit kalah maju dengan Koperasi lain yang ada
disekitar Jakarta Selatan. Solusi yang ditawarkan yaitu berani menambah
jumlah pegawai untuk menempati wilayah kerja yang masih kosong,
jangan sampai pekerjaan menumpuk, di kendalikan oleh satu orang, ini
tidak akan berjalan dengan baik dan sangat tidak efektif.
Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan BMT El-
Syifa dalam menetukan kebijakan strategi pemasaran diperlukan matrik
SWOT yang bisa menunjukan faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman yang dimiliki oleh BMT El-Syifa, sehingga kemungkinan salah
dalam mengambil keputusan dalam pemasaran dapat dihindari.
Berdasarkan matriks SWOT oleh Fred R. David maka diperoleh hasil
analisis SWOT BMT El-Syifa, adalah sebagai berikut:
Tabel IFAS
1. Kekuatan
No Strenght bobot skor
Nilai
skor
1 Mutu dan Produk sudah terjamin
0,1 4 0,4
2 Anggaran Biaya Promosi yang minimal 0,2 5 1
3 Citra produk yang baik
0,1 5 0,5
72
4 Memiliki produk unggulan
0,1 4 0,4
5 Perusahaan memiliki jaringan kerja
yang luas 0,2 4 0,8
6 Saluran distribusi yang efektif
0,2 5 1
7 Pembagian keuntungan sesuai dengan
syar‟i yaitu dengan system bagi hasil 0,1 4 0,4
Sub Total 1 4,5
2. Ancaman
No Weakness bobot skor
Nilai
skor
1 Sisi fundrising, anggota meningkat dana
kekurangan 0,1 3 0,3
2 SDM tenaga pemasaran yang harus
ditingkatkan
0,2 3 0,6
3 Minim promosi untuk produk 0,2 2 0,4
4 Belum maksimal dalam menanggapi
keluhan nasabah
0,2 2 0,4
5 Spesifikasi Kurang Jelas 0,1 2 0,2
6 Produk yang ditawarkan masih
sedikit/terbatas 0,2 2 0,4
Sub Total 1 2,3
73
Dari hasil analisis tabel pada faktor Strenght mempunyai total nilai 4,5
sedangkan Weakness 2,3.
Tabel EFAS
3. Peluang
No Opportunities bobot skor
Nialai
skor
1 Luasnya pangsa pasar 0,2 4 0,8
2 Bekerja sama dengan
BMT/BPRS/BANK 0,3 5 1,5
3 hubungan yang baik dengan nasabah
0,2 4 0,8
4 SDM yang berusia muda menjadi asset
perusahaan
0,3 5 1,5
Sub Total 1 4,6
4. Ancaman
No Threats bobot skor
Nilai
skor
1 Gencarnya promosi, iklan dari
competitor
0,3 3 0,9
2 Semakin banyak competitor baru
0,2 3 0,6
3 Pihak bank melirik sektor mikro dan
kecil 0,3 2 0,6
74
4 Pemahaman nasabah yang kurang
mengenai konsep syariah 0,2 2 0,4
Sub Total 1 2,5
Pada tabel ini menunjukan bahwa untuk faktor opportunity nilai
skornya 4,6 dan faktor Threats 2,5. Selanjutnya nilai total skor dari
masing-masing faktor dapat dirinci, Strenght : 4,5 , Weakness 2,3 ,
Opputunities 4,6 dan Threats 2,5.
Maka dapat diketahui nilai Strenght diatas nilai Weakness Selisih (+)
2,2 dan nilai Oppurtunities dan Threatas selisish (-) 2,1. Dari hasil
identifikasi faktor tersebt maka dapat digambarkan dalam diagram SWOT.
Daftar Tabel SWOT
B
M
T
E
l
-
S
y
i
fa
75
Dari hasil diatas menunjukan bahwa BMT El-Syifa masuk pada tipe
kuadran I. (positif, positif). Posisi ini menandakan bahwa BMT El-Syifa
dalam kondisi yang kuat dan berpeluang, Sehingga sangat dimungkinkan
untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal.
IFAS
EFAS
(Strenght)
Kekuatan
(Weaknesses)
Kelemahan
(Opportunities)
Peluang
Startegi SO
(Agresif)
= 4,5 + 4,6
= 9,1
Strategi WO
(Turn-Around)
= 2,3 + 4,5
= 6,8
(Threats)
Ancaman
Strategi ST
(Diversifikasi)
= 4,5 + 2,5
= 7,0
Strategi WT
(Defensif)
= 2,3 + 2,5
= 4,8
76
Dari tabel diatas bisa disampulkan bahwa kekuatan + peluang (SO) =
9,1 . peluang + kelemahan (OW) = 6,8. Kekuatan + Ancaman (ST) = 7,0
dan kelemahan + ancaman (WT) = 4,8. Sehingga dalam perencanaan
strategi ini yang harus dilakukan BMT El-Syifa adalah memanfaatkan
startegi SO yang nilainya 9,1 kemudian ST, OW dan terakhir WT.
Dari Analisis SWOT diatas dapat dilihat bahwa faktor kekuatan dan
peluang dibandingkan dengan faktor kelemahan dan ancaman . oleh
karena itu, merupakan posisi yang sangat menguntungkan, Perusahaan
mempunyai peluang dan kekuatan sehingga ia dapat memanfaatkan
peluang yang ada secara maksimal, Seyogyanya menerapkan strategi yang
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
77
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka ada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Perumusan Strategi Pemasaran BMT El-Syifa
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh BMT El-Syifa
berdasarakn perumusan strategi pemasaran yang terdiri dari bauran
pemasaran dan pasar sasaran maka dapat diambil simpulan bahwa:
pasar sasaran dari BMT El-Syifa adalah seluruh masyarakat karena
tujuan pendirian dari BMT El-Syifa adalah untuk menciptakan dan
berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya sesuai
dengan peraturan pemerintah dan tuntunan syariah
2. Hasil analisis SWOT menyebutkan bahwa BMT El-Syifa
Berada pada posisi kuadran I yang mana menunjukan bahwa
BMT El-Syifa kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Agresif, artinya koperasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan
ekspansi serta memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal. Perusahaan mempunyai peluang dan kekuatan
78
sehingga ia dapat memanfaatkan peluang yang ada secara
maksimal, Seyogyanya menerapkan strategi yang mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif
3. Langkah selanjutnya dalam pengambilan keputusan
Untuk strategi pemasaran pada BMT El-Syifa yang dapat
dilakukan dengan strategi SO yang memanfaatkan kekuatan dan
peluang yang ada. Adapun strategi-strategi baru yang dihasilkan
dalam pengembangan melalui analsis SWOT pada BMT El-Syifa
adalah sebagai berikut:
a) Strategi SO (Strenght Opportunities)
Yakni, Memperkuat pangsa pasar, Peningkatan promosi
pada media sosial, Menginkatan fasilitas dan pelayanana,
Meningkatkan promosi untuk produk baru, Menggunakan
mitra kerjasama.
b) Strategi WO (Weakness Opportunities)
Meliputi, Memperluas wilayah promosi, Memaksimalkan
peran manajemen strategis untuk pemasaran dan Menjalin
serta memperkuat kerjasama.
c) Strategi ST (Strenght Threats)
Yakni, Menetapkan strategi pemasaran, Menampilkan
keunggulan produk serta Meningkatkan kepercayaan calon
nasabah.
d) Strategi WT (Weakness Threats)
79
Yakni, Meningkatkan strategi pemasaran yang efektif dan
efisien.
B. SARAN
Saran-saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini khususnya
bagi BMT El-Syifa adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan jumlah nasabah, maka promosi harus lebih
gencar dilakukan baik secra langsung maupun tidak langsung.
2. Peningkatan pelayanan yang maksimal baik fasilitas yang memadai
serta transaksi yang mudah bagi nasabah
3. Produk yang ditawarkan hendaknya memiliki keunggulan yang
tidak dilimiliki pesaing
4. Jaringan sangat berpengaruh terhadap kemajuan operasional, oleh
karena itu hendaknya BMT El-SYifa lebih meningkatkan
hubungan dengan pihak-pihak terkain yang bermanfaat bagi laju
perkembangan operasinal.
5. Agar dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif hendaknya
BMT El-Syifa mampu memprediksi peluang-peluang yang bisa
dimanfaatkan oleh koperasi dan selalu melakukan inovasi- inovasi
yang bisa dimanfaatkan oleh koperasi dan selalu melakukan
inovasi-inovasi bagi produk yang mempunyai nilai jual tinggi.
80
6. Dalam menentukan strategi pemasaran, BMT El-Syifa harus
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki serta
memperhatikan faktor kelemahan dan ancaman yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama : Perspektif Ilmu
Perbandingan Agama, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), Cet. I
Amin, Riawan, Menata Perbankan Syariah di Indonesia, cet.I,
(Jakarta : UIN Press,2009)
Amrin, Abdullah, Strategi Pemasaran Asuransi Syariah, (Jakarta :
Grasindo, 2007)
Ashshofa, Burhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : PT
Asdi Mahasetya, 2004)
Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran ; Dasar, Konsep &
Strategi, cet. VII, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004)
Azwar, Safidin, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 1998)
Chandra, Gregorius, Strategi dan Program Pemasaran,
(Yogyakarta)
Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Citra Aditya Bhakti.
Bandung : 2000)
George E. Belch & Michael A. Blech, Advertising and promotion :
An Integrated Marketing Communications Perspective
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta : Fak. Psikologi
UGM, 1994)
Hamid, Lutfi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Senayan Abadi
Publishing. Jakarta : 2003)
81
Kasali, Rhenald, Membidik Pasar Indonesia; Segmentasi
Targeting Positioning, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama 1998)
Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi 1 Cet. 4 (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2003)
Kasmir, Pemasaran Bank, Cet. 2, (Jakarta : Prenada Media, 2005)
Kotler dan Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran
Lipoyadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta,
Salemba)
Marbun, B. N., Kamus Manajemen, (Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan, 2003), Cet. I
Meleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Cet, X, (Bandung :
Remaja Rosda Karya,2005)
Morissan, M.A, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, edisi
1, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010)
Muchammad Parmudi, Sejarah dan Doktrin Bank Islam,
(Yogyakarta : Kutub ,2005)
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta:
UPP AMP YKPN)
Norman A. Hart dan John Stapleton, Kamus Marketing, (Jakarta :
Bumi Aksara, 2005), Cet. II
Perwaatmadja, Karnaen A, Membumikan Ekonomi Islam di
Indonesia
Prof H. A. Jazuli dan Drs. Yadi Janwari, M.Ag, Lembaga-lembaga
Perekonomian Umat : Sebuah Perkenalan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2002)
Rahman Daeng Naja, Hasanudin, Hukum Kredit dan bank Garansi
(The Bnakers Hand Book), (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2005)
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik membedah kasus bisnis,
(Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12
Setiyo Budi, Ichsan, ed., Manajemen Strategi, (Jakarta : Salemba
Empat, 2006)
82
Sumiyatno, Ahmad, BMT Menuju Koperasi Modern; Panduan
untuk Pemilik, Pengelola dan Pemerhati Baitul Maal wat Tamwiiil dalam
Format Koperasi, (Yogyakarta: Ises Publishing, 2008)
Syafi‟I Antonio, Muhammad, Bank Syariah dari teori ke praktek,
(Jakarta : Gema Insani Press, 2004)
Ticoalu dan Agus Dharma, ed., Kebijakan dan Strategi
Manajemen, Cet. II, (Jakarta : Erlangga, 1997)
Utomo, Hargo, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Gunadarma,
1993)
Non Buku :
Belajarpsikologi.com/pendekatan-jenis-dan-metode-penelitian-
pendidikan/ diakses tanggal 2 juni 2016
www.Goodgovernance.co.id/Dokumentasi/A02 diakses 9
september 2016
Www.Perform.or.id/files/modul prosbumd04_Find.pdf, diakses 9
september 2016
83
LAMPIRAN 1
KUESIONER
84
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI DAN ILMU
DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
85
1348 H/2016 M
PENGANTAR
Dalam rangka penyelesaian Studi pada Program S1 Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang saya ikuti saat ini, mempersyaratkan
karya tulis dalam bentuk Skripsi sebagai tugas akhir.
Untuk memenuhi persyaratan tersebut, saya bermaksud menyusun Skripsi
yang berjudul:“ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN PRODUK
PEMBIAYAAN PADA BMT EL – SYIFA CIGANJUR ”.
Penyusunan Skripsi tersebut memerlukan data-data dari pendapat
Bapak/Ibu/Sdr di BMT El – Syifa Ciganjur. Besar harapan saya agar
Bapak/Ibu/Sdr bersedia membantu dengan menjawab pertanyaan yang ada pada
kuesioner ini tanpa adanya tekanan atau pengaruh apapun. Mohon Bapak/Ibu/Sdr
membaca dengan teliti untuk setiap butir pertanyaan dan alternatif jawaban yang
disediakan.
Data yang diperoleh dari penelitian ini semata-mata hanya untuk kajian
ilmiah. Atas kerjasama dan perhatian dari Bapak/Ibu/Sdr. saya mengucapkan
terima kasih.
Jakarta, 22 September 2016
Hormat Saya,
86
Syauqi Jazuli
A. PEMBERIAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
Petunjuk pengisian:
1. Berilah rating (peringkat) pada masing-masing faktor internal
(kekuatan/kelemahan) yang ada dalam perusahaan sesuai dengan
keadaan perusahaan saat ini dengan menggunakan parameter angka
sebagai berikut:
Nilai 1 = kelemahan utama
Nilai 2 = kelemahan kecil
Nilai 3 = kekuatan kecil
Nilai 4 = kekuatan utama
Berilah tanda (X) pada kolom-kolom rating sesuai dengan pilihan yang
menurut anda benar.
No Strenght 1 2 3 4
87
1 Saluran Distribusi yang Efektif
2 Anggaran Biaya Promosi yang minimal
3 Memiliki Legalitas
4 Manager Oprasional yang Cekatan
5 Perusahaan memiliki jaringan kerja yang
luas
6 Pendapatan perusahaan meningkat dari
tahun ke tahun
7 Pembagian keuntungan sesuai dengan
syar‟i yaitu dengan system bagi hasil
No Weakness 1 2 3 4
1 Sisi fundrising, anggota meningkat dana
kekurangan
2 SDM masih kurang
3 Minim promosi untuk produk
4 Manajemen Kerja Masih Kurang Baik
5 Spesifikasi Kurang Jelas
6 Produk yang ditawarkan masih
sedikit/terbatas
88
2. Alternatif pemberian rating terhadap faktor-faktor strategis eksternal
perusahaan (peluang dan ancaman) adalah sebagai berikut:
Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan BMT El –
Syifa Ciganjur dalam meraih peluang yang ada. Pemberian nilai
peringkat didasarkan pada keterangan berikut:
Nilai 4 = jika respon perusahaan sangat bagus terhadap faktor tersebut
Nilai 3 = jika respon perusahaan diatas rata-rata terhadap faktor
tersebut
Niali 2 = jika respon perusahaan rata-rata terhadap faktor tersebut
Nilai 1 = jika respon perusahaan dibawah rata-rata terhadap fektor
tersebut.
89
No Opportunities 1 2 3 4
1 Luasnya pangsa pasar
2 Bekerja sama dengan BMT/BPRS/BANK
3 Meningkatnya kehidupan masyarakat
singga menarik minat nasabah
4 Faktor ekonomi makro membaik
No Threats 1 2 3 4
1 Banyaknya pesaing perusahaan
2 Faktor makro ekonomi setelah krisis
3 Pihak bank melirik sektor mikro dan kecil
4 Pemahaman nasabah yang kurang
mengenai konsep syariah
LEMBAR OBSERVASI
PENERAPAN ANALISIS SWOT DALAM STRATEGI PEMASARAN
BMT El – SYIFA CIGANJUR
No Pengamatan Ya Tidak
1 Brosur yang mudah dimengerti
2 Bekerja sama dengan BMT/BPRS/BANK
90
3 Papan petunjuk ditepi jalan
5 Pelayanan yang ramah dan cepat
6 Manajer Operasional yang cepat dan
tanggap
7 Tempat tunggu yang nyaman
8 Mudah melakukan pembiayaan
9 Pemberdayaan jaringan internet dan
telepon untuk pelayanan nasabah
10 Pemasaran dengan media sosial
1) Website
2) Facebook
PEDOMAN WAWANCARA
BMT EL – SYIFA CIGANJUR
Nama : Drs. Ahmad Ruslan
Jabatan : Manager Operasional
Tempat : BMT El-Syifa
Tanggal : 22 September 2016
Waktu : 13.00 s/d 15.00 WIB
91
1. Apakah BMT el – Syifa menerapkan manajemen strategis khususnya
dalam perencanaan pemasaran?
Jawaban :
Untuk saat ini BMT El-Syifa sudah menerapkan strategi pemasaran,tapi
belum maksimal karena dilihat dari SDM-nya yang belum memadai,
sehingga dalam menjalankan perencanaan pemasaran hanya menggukan
yang sudah ada saja.
2. Akad apa saja yang digunakan dalam produk pembiayaan di BMT el –
Syifa?
Jawaban :
Akad yang digunakan tentunya sesuai dengan Fatwa DSN mengenai akad-
akad syariah, seperti murabahah, mudharabah, ijarah, wadiah, dan lain
sebagainya.
3. Bagaimana promosi yang dilakukan oleh BMT el – Syifa ini?
Jawaban :
Untuk saat ini promosi yang dilakukan dengan menggunakan brosur, dan
dari mulut ke mulut. Ada juga di website bmt.el-syifa.com/ yang dapat di
akses.
4. Kemana saja BMT mempromosikan produknya?
Jawaban :
untuk saat ini kami hanya mempromosikan produk di sekitar daerah
ciganjur saja, karena jangkauan kami masih belum sampai lebih jauh.
5. Adakah segmentasi pasar yang diterapkan oleh BMT el – Syifa?
92
Jawaban :
Ada, BMT El-Syifa turut berperan serta dalam mengoptimalkan syiar
Islam dalam bentuk kegiatan kelembagaan keuangan yang berlandaskan
Islam, terutama dalam menghimpun dana ummat untuk dikembangkan
pada usaha-usaha yang produktif dan dialokasikan kepada masyarakat
pengusaha ekonomi menengah kebawah khususnya mereka yang menjadi
anggota BMT, dan tak melupakan tanggung jawab sosialnya sesuai dengan
syariat Islam (profit social oriented).
6. Adakah testimony dari pada nasabah mengenai produk? Apakah testimony
menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan BMT?
Jawaban :
Tidak ada, tapi untuk hal mengenai pertanyaan kami tatap menerima saran
dan masukan baik anggota atau non anggota.
7. Apakah BMT el – Syifa menjalin kerjasama dengan lembaga lain? Adakah
keuntungan yang didapat dari kerjasama tersebut?
Jawaban :
Iya, BMT el-Syifa bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BMT Al-
Azhar. Keuntungannya membawa BMT el-syifa kedepan lebih maju dan
mengangkat nama BMT kami.
8. Apakah keberadaan BMT el – Syifa ini sudah efektif (dapat dijangkau
oleh anggota)? Jika tidak, adakah solusi untuk mengatasi ini?
Dilihat dari pertahun jumlah nasabah kami sedikit demi sedikit bertambah,
karena BMT kami berada tepat di jalan utama Moh. Kahfi I Ciganjur.
93
9. Adakah system informasi yang memadai untuk pengambilan keputusan
manajemen baik untuk keputusan pemasaran?
Jawaban :
Ada, untuk data-data anggota BMT el-syifa tersimpan dengan rapih dan
dipegang oleh orang yang mampu menjalankan tugasnya.
Wawancara kepada nasabah (mudharib)
1. Apa pendapat ibu/bapak tentang BMT El-Syifa?
94
Jawaban:
“Dalam segi tabungan bagus, swaktu-waktu bisa di ambil. Sedangkan dari
segi simpan pinjam menurut hukum islam lebih dari konvensional,
nasabah/ mudharib tidak pernah tahu bunga tabungan/ bagi hasilnya
berapa”.
2. Bagaimana pembiayaan yang diberikan BMT El-Syifa?
Jawaban:
“pembiayaannya sangat mudah , ingin pinjam berapa pasti di kasih”.
3. Bagaimana bagi hasilnya?
Jawaban:
“Dari BMT El-Syifa, tidak tahu bagi hasilnya berapa, hanya asal ambil/
pinjam uang. Jika pinjam uang dapat di cicil perhari dalam jangka waktu
hingga hutangnya terlunasi, misal pinjam Rp 1.500.000 ( satu juta lima
ratus ribu rupiah) perhari nasabah/ mudharib dapat mencicil uang sebesar
Rp 20.000- Rp 30. 000 ( tiga puluh rupiah- dua puluh ribu rupiah), yang
terpenting di pinjami uang, usaha lancar, masalah mengembalikan urusan
belakangan”.
4. Apakah ibu/bapak nyaman dengan prosedur pembiayaan yang diberikan
BMT El-Syifa?
Jawaban:
“nasabah/ mudharib banyak yang tidak mengetahui prosedur BMT,
masalah menabung dan pembiayaan hanya mengikuti alur karyawan
BMT”.
95
5. Sudah berapa tahun ibu/bapak menerima pembiayaan dari BMT BIF?
Jawaban:
“sudah lama sekali sejak 2 tahun BMT ini beroperasi”.
6. Apakah bagi hasilnya sudah sesuai dengan syariah?
Jawaban:
“belum sesuai dengan konsep syariah karena bagi hasil dalam tabungan
tidak pernah di berikan (pengetahuan nasabah/ mudharib minim karena
pada notabennya yang namanya bagi hasil tergantung dengan dana yang di
berikan)”.
7. Apakah bagi hasilnya sama dengan bank konvensional atau lebih besar?
Jawabannya:
“belum pernah menabung di konvensional, jadi nasabah/ mudharib tidak
tahu/ tidak bisa membandingkan”.
8. Pelatihan apa saja yang diberikan BMT?
Jawaban:
“baru sebagian nasabah/ mudharib saja yang mendapatkan pelatihan”.
9. Bagaimana pendapat ibu/bapak tentang produk yang di tawarkan BMT?
Jawaban:
“masalah tabungan, untuk para pelaku usaha/ pedagang sangat nyaman
sekali dengan sistem jemput bola”.
10. Menurut ibu/bapak adakah kekurangan di BMT El-Syifa?
Jawaban:
“tidak ada kekurangannya”.
96
11. Apa kelebihan BMT sehingga ibu mempercayakan uang ibu disimpan di
BMT El-Syifa?
Jawaban:
“prospeknya mudah tidak terlalu ribet, tidak perlu ke kantor dan
meluangkan waktu karena pedagang sibuk dengan jualannya.”
12. Kemajuan apa saja yang ibu alami setelah mendapatkan pembiayaan dari
BMT El-Syifa?
Jawaban:
“tetap berdagang dan mempunyai penghasilan, dari pinjaman BMT
sebagian dana di pakai sendiri, sebagian untuk modal berdagang”.
13. Bagaimana kondisi lapak ibu sebelum mendapat pembiayaan dari BMT
El-Syifa?
Jawaban:
“berjalan dengan lancar hingga saat ini karena mendapatkan pembiayaan
dari BMT El-Syifa secara keseluruhan, sebelum berjualan mengambil
modal dahulu”.
14. Berapa banyak pinjaman yang diberikan?
Jawaban:
“sesuai dengan yang di minta”.
15. Apakah ibu juga menabung di bank konvensional?
Jawaban: “tidak.”
16. Bagaimanakah kenyamanan ibu diantara menabung di BMT dan di bank
konvensional?
97
Jawaban:
“belum pernah menabung di bank konvensional”.
17. Apa jaminannya jika ibu meminjam uang di BMT?
Jawaban:
“tidak ada jaminan, hanya dengan modal kepercayaan dengan syarat: KTP,
surat pasar dan surat perjanjian”.
18. Bagaimana strategi penjualan ibu agar tidak kalah dengan pedagang
lainnya?
Jawaban:
“bersaing secara sehat, sesama pedagang rukun dan tidak terlalu banyak
ambil untung.”
19. Apa harapan ibu mengenai BMT El-Syifa?
Jawaban:
“harapan, prosedur BMT lebih di jelaskan lagi kepada nasabah/ mudharib
tanpa di minta”.
20. Adakah pesan2 atau kritik yang ingin ibu sampaikan kepada BMT El-
Syifa?
Jawaban:
“Tidak ada, BMT El-Syifa sudah bagus”.
98
Wawancara kepada karyawan
1. Bagaimana pendapat ibu tentang BMT El-Syifa ini?
Jawaban :
“BMT merupakan lembaga keuangan syari‟ah yang bagus, dengan adanya
lembaga keuangan islam non perbankan mendorong sektor- sektor mikro
itu lebih maju”.
2. Bagaimana perkembangan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“perkembangannya sangat bagus”.
3. Bagaimana produk yang di hasilkan pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“Produk yang aktif tabungan mudharabah dan simpan pinjam”.
4. Bagai mana keahlian manajemen dari tahun 2015-2016?
Jawaban:
99
“Manajemnnya bagus, minimal pendidikan karyawan D3, lulusan SMA
sudah sngat jarang”.
5. Bagaimana kondisi persaingan BMT pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“Persaingan di pasar-pasar sudah cukup bersaing dengan BMT lain, tapi
harus mampu bersaing dengan meningkatkan produk BMT terutama
pelyanan BMT”.
6. Bagaimana keahlian SDM pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“Keahlian SDM bagus, selalu meningkat dari tahun ke tahun”.
7. Apa saja kelemahan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“Kalau menyebutkan kelemahan itu susah ya mbak, untuk saat ini
kelemahannya belum online antar BMT dan juga belum punya ATM”.
8. Apa saja kekuatan BMT El-Syifa pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“Kekuatannya gedung sudah milik sendiri, karyawan bagian pengurus
minimal S2 dan sudah profesional”.
9. Apa saja peluang yang ada di tahun 2015-2016?
Jawaban:
“peluangnya yaitu sasaran utama adalah pasar, dengan pendekatan ke
masjid-masjid atau takmir supaya dananya di endapkan ke BMT atau bisa
di sebut menabung di BMT”.
100
10. Apa saja ancaman yang ada di tahun 2015-2016?
Jawabannya:
“persaingannya adalah bank-bank sekarang masuk pasar dengan memakai
bunga yang kecil, sedangkan persaingan antar usaha mikro yaitu semakin
banyak pedagang yang meminjam uang ke BMT”.
11. Bagaimana perhatian pemerintah kepada BMT El-Syifa pada tahun 2015-
2016?
Jawaban:
“perhatian pemerintah yaitu adanya pinjaman lembaga bergulir dari
pemerintah, bunganya kecil denngan sistem bagi hasil”.
12. Bagaimana pembiayaan BMT El-Syifa kepada para UKM?
Jawaban:
“pinjaman UKM di lakukan dengan pinjaman secara kelompok/ perajin.
Jika perorangan ada syarat-syarat khusus, seperti KTP, KK, jaminan”.
13. Bagaimana kreditor yang ada pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“kreditor yang macet tidak terlalu banyak, sedah ada kolektornya untuk
mengatasi dan menagih jika marketing tidak mampu”.
14. Bagaimana kepercayaan masyarakat pada tahun 2015-2016?
jawaban:
“kepercayaan masyarakat semakin tahun semakin bagus”
15. Bagaimana tekhnologi informasinya pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
101
“untuk saat ini TI (Tekhnologi Informasi) dengan sistem UC untuk entri
data”.
16. Bagaimana bagi hasil BMT dengan mudharib pada tahun 2015-2016?
Jawaban:
“bagi hasil dalam syariah bukan berarti selamanya kecil, bisa jadi lebih
dari konvensional, tergantung dana dan usahanya”.
17. Bagaimana potensi pasar UKM di bawah pembiayaan BMT El-Syifa pada
tahun 2015-2016?
Jawaban:
“potensi pasar belum menembus pasar internasional, pengembangannya
masih daerah kecamatan saja”.
18. Apakah bagi hasilnya sudah sesuai dengan konsep syariah?
Jawaban:
“sudah sesuai dengan hukum islam”.
102
103
104
105