7
ANALISIS SKENARIO Keluhan mata merah timbul akibat terjadinya perubahan warna bola mata yang sebelumnya berwarna putih menjadi merah. Pada mata normal sklera terlihat berwarna putih karena sklera dapat terlihat melalui bagian konjungtiva dan kapsul Tenon yang tipis dan tembus sinar. Hiperemia konjungtiva terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah. Bila terjadi perlebaran pembuluh darah konjungtiva atau episklera atau perdarahan antara konjungtiva dan sklera maka akan terlihat warna merah pada mata yang sebelumnya berwarna putih. Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva, yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atau iridosiklitis. Pada konjungtivitis di mana pembuluh darah superfisial yang melebar, maka bila diberi epinefrin topikal akan terjadi vasokonstriksi sehingga mata akan kembali putih. Pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar. Pada iritis dan glaukoma akut kongestif, pembuluh darah arteri perikornea yang letak lebih dalam akan melebar. Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah : o Arteri konjungtiva posterior yang memperdarahi konjungtiva bulbi o Arteri siliar anterior atau episklera yang memberikan cabang :

ANALISIS SKENARIO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: ANALISIS SKENARIO

ANALISIS SKENARIO

Keluhan mata merah timbul akibat terjadinya perubahan warna bola mata yang sebelumnya

berwarna putih menjadi merah. Pada mata normal sklera terlihat berwarna putih karena sklera

dapat terlihat melalui bagian konjungtiva dan kapsul Tenon yang tipis dan tembus sinar.

Hiperemia konjungtiva terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun

berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh darah.

Bila terjadi perlebaran pembuluh darah konjungtiva atau episklera atau perdarahan antara

konjungtiva dan sklera maka akan terlihat warna merah pada mata yang sebelumnya berwarna

putih.

Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah konjungtiva, yang terjadi pada

peradangan mata akut, misalnya : konjungtivitis, keratitis, atau iridosiklitis.

Pada konjungtivitis di mana pembuluh darah superfisial yang melebar, maka bila diberi

epinefrin topikal akan terjadi vasokonstriksi sehingga mata akan kembali putih.

Pada keratitis, pleksus arteri konjungtiva permukaan melebar.

Pada iritis dan glaukoma akut kongestif, pembuluh darah arteri perikornea yang letak lebih

dalam akan melebar.

Pada konjungtiva terdapat pembuluh darah :

o Arteri konjungtiva posterior yang memperdarahi konjungtiva bulbi

o Arteri siliar anterior atau episklera yang memberikan cabang :

Arteri episklera masuk ke dalam bola mata dan dengan arteri siliar posterior longus

bergabung membentuk arteri sirkular mayor atau pleksus siliar, yang akan memperdarahi

iris dan badan siliar.

Arteri perikornea, yang memperdarahi kornea.

Arteri episklera yang terletak di atas sklera, merupakan bagian arteri siliar anterior yang

memberikan pedarahan ke dalam bola mata.

Bila terjadi pelebaran pembuluh-pembuluh darah di atas maka akan terjadi mata merah. Selain

melebarnya pembuluh darah, mata merah dapat juga terjadi akibat pecahnya salah satu dari

kedua pembuluh darah di atas dan darah tertimbun di bawah jaringan konjungtiva. Keadaan ini

disebut sebagai perdarahan subkonjungtiva.

Page 2: ANALISIS SKENARIO

Injeksi Konjungtival

Melebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior. Injeksi konjungtival ini dapat terjadi

akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva.

Injeksi konjungtival mempunyai sifat :

- Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat

secara longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari dasarnya sklera,

- Pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama didapatkan di dae rah forniks

- Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari bagian perifer

atau arteri siliar anterior

- Berwarna pembuluh darah yang merah segar

- Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara - Gatal

- Fotofobia tidak ada

- Pupil ukuran normal dengan reaksi normal.

Injeksi Siliar

Melebarnya pembuluh darah perikornea (a. siliar anterior) atau injeksi siliar atau injeksi

perikornea terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang

jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis ataupun panoftalmitis.

Injeksi siliar ini mempunyai sifat :

- Berwarna lebih ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva.

- Pembuluh darah tidak tampak

- Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel erat

dengan jaringan perikornea.

- Ukuran sangat halus terletak di sekitar kornea, paling padat sekitar kornea, dan berkurang

ke arah forniks

- Pembuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau adrenalin 1 : 1000

- Hanya lakrimasi

- Fotofobia

- Sakit tekan yang dalam sekitar kornea

Page 3: ANALISIS SKENARIO

- Pupil iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)

Tabel: Diagnosis banding melebarnya (injeksi) pembuluh darah

Injeksi KonjungtivalInjeksi

Siliar/PerikornealInjeksi Episkleral

Asal a. konjungtiva

posterior

a. siliar a. siliar longus

Memperdarahi Konjungtiva bulbi Kornea segmen

anterior

Intraocular

Lokalisasi konjungtiva dasar konjungtiva Episklera

Warna merah ungu Merah gelap

Arah aliran/lebar ke perifer ke sentral ke sentral

Konjungtiva

digerakkan

ikut bergerak tidak bergerak tidak ikut bergerak

Dengan epinefrin

1:1000

menciut tidak menciut tidak menciut

Penyakit konjungtiva kornea, iris, glaukoma glaukoma,

endoftalmitis,

panoftalmitis

Sekret + - -

Penglihatan normal menurun sangat menurun

Mata merah yang disebabkan injeksi siliar atau injeksi konjungtival dapat memberikan gejala

bersama-sama dengan keluhan dan gejala tambahan lain berikut :

1. Penglihatan menurun.

2. Terdapat atau tidak terdapatnya sekret

Page 4: ANALISIS SKENARIO

3. Terdapatnya peningkatan tekanan bola mata pada keadaan mata merah tertentu sehingga

diperlukan pemeriksaan tekanan bola mata.

Umumnya pada mata merah terdapat beberapa kemungkinan penyebab seperti konjungtivitis

akut, iritis akut, keratitis, tukak kornea, skleritis, episkleritis, glaukoma akut, endoftalmitis, dan

panoftalmitis. Mata merah dapat dibagi menjadi mata merah dengan visus normal, ataupun mata

merah dengan visus terganggu akibat keruhnya media penglihatan bersama-sama mata yang

merah.

Diagnosis Banding :

Penyakit Mata merah & Nyeri

Visus Injeksi Discharge Bengkak kelopak

Lain-lain

Blefaritis Nyeri orbita dan kelopak mata, gatal, lakrimasi

Tidak menurun

_ _ Kemerahan pada tepi

kelopak mata+

Proptosis, krusta bulu mata,

telangiektasia

Hordeolum (stye)

Iritasi akut & nyeri lokal

Tidak menurun

_ _ + Nodul inflamasi kecil

Konjungtivitis viral

nyeri membakar, tak terlalu menyolok,

terasa seperti benda asing

Tidak menurun

Injeksi konjungtiva

++

Cair/serousJernihsedikit

++

+ Limfadenopati preaurikuler, demam,

bilateral

Konjungtivitis bakteri

Mata merah merata-

terbatas, nyeri membakar, tak terlalu menyolok,

terasa seperti benda asing

Tidak menurun

Injeksi konjungtiva

(+++)

PurulenPutih,kekuni

nganbanyak

+++

Unilateral kemudian menjadi bilateral

Konjungtivitis fungal

Mata merah terbatas, nyeri

membakar, tak terlalu menyolok,

terasa seperti benda asing

Tidak menurun

Injeksi konjungtiva

mukoidPutih-kuningsedikit

Kronis, unilateral

Konjungtivitis alergi

Mata merah merata, gatal

Tidak menurun

Injeksi konjungtiva

(+)

MukusJernihsedikit

Kronis, bilateral

Episkleritis Nyeri tumpul ringan (non-

Tidak menurun

Injeksi episclera

_ Terjadi dengan adanya penyakit

Page 5: ANALISIS SKENARIO

tender) lokal autoimunSkleritis Nyeri yang

sangat, menyebar ke

dahi, alis, dagu(tender)

Visus menurun

Injeksi sclera dan episklera

Disertai hipersensitivitas III/

IV, biasanya sistemik, lakrimasi

Pterigium Iritasi, visus tidak

menurun/ menurun

Injeksi medial lokal

Bilateral, astigmatisma ringan