157
ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK PERIODE 2000-2010 Knowledge, Piety, Integrity Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh: FATIA HILMIYATI 106084003586 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK

PERIODE 2000-2010

Knowledge, Piety, Integrity

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat – Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

FATIA HILMIYATI

106084003586

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1434H/2013M

Page 2: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)
Page 3: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)
Page 4: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)
Page 5: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)
Page 6: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Fatia Hilmiyati

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juli 1987

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21

Cempaka Putih - Ciputat Timur

Tangerang Selatan

6. No Telepon : 021-97688986

7. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. Tk : TK Mutiara

2. SD : SD Negeri Legoso-Banten

3. SMP : MTS Islamiyah Ciputat

4. SMA : MAN 4 Pondok Pinang Jakarta

5. Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Drs. H. Djedjen Zainuddin

2. Ibu : Tikah Atikah

3. Alamat : Jalan Semanggi I, Rt 001/03 No 21

Cempaka Putih - Ciputat Timur

Tangerang Selatan

4. Anak Ke : 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara

Page 7: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

ii

ANALYSIS OF THE POTENTIAL ECONOMIC SECTOR IN DEPOK

2000 – 2010 Periods

By : Fatia Hilmiyati

Abstract

This Research is an effort to determine potential areas that affect the

economic growth in Depok during 2000 through 2010, and some of the potential

contribution of these sectors to the economic growth of the region. The data used

is the Gross Regional Domestic Product (GRDP) and Depok West Java in 2000

until 2010. This study used analysis tools Location Quotient (LQ) equipped with

analysts Shift share, which to know the leading sectors in Depok.

In Depok which is a sector basis with an average LQ is the largest building

sector, with an average of LQ (2.00 percent), then the setor trade, Hotel &

Restaurant 1.48%; Sector Electricity, Gas & Water Supply 1,44%, and Sector

Transportation & Communications. Shift share analysis results of the method

using the differential growth component (Dj) in Depok City of 9 sector indicated

that there are 8 sectors, where the proficiency level sector grew more slowly

compared with the same economic sector in West Java, so to 8 sectors have low

competitiveness and no potential to be developed to spur economic growth in the

city of Depok, while the proportional growth component (Pj) show that there are

6 sectors which have an average positive value, it means the city of Depok has a

faster growth in the same sector with the fastest growing sectors in economy of

West Java Province.

Of the 9 sectors in the city of Depok, based on the results of shift share

analysis method using differential component (Dj) in Depok there is only one

sector, namely the Manufacturing sector (Dj) average of 25383.19 is growing

faster than the sector the same economy as the West Java Province.

Keywords : Economic Potency, Location Quotient, Shift Share

Page 8: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

iii

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK

PERIODE 2000 - 2010

Oleh : Fatia Hilmiyati

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk mengetahui potensi-potensi

daerah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Depok selama

tahun 2000 hingga tahun 2010, dan beberapa besar sumbangan sektor-sektor

potensial tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Data yang digunakan

yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Depok dan Jawa Barat

tahun 2000 sampai dengan 2010. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis

Location Quotient (LQ) yang dilengkapi analis Shift share, yang digunakan untuk

mengetahui sektor-sektor unggulan di Kota Depok.

Untuk Kota Depok yang merupakan sektor basis dengan rata-rata LQ

terbesar yaitu sektor Bangunan dengan LQ rata-rata sebesar 2,00%, kemudian

sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 1,48%, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih

1,44%, dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Hasil metode analisis Shift

share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj) pada Kota Depok

dari 9 sektor terindikasi bahwa terdapat 8 sektor, dimana sektor tesebut tumbuh

lebih lambat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi Jawa

Barat, sehingga ke 8 sektor tersebut memiliki daya saing rendah dan tidak

berpotensi untuk dikembangkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi Kota

Depok, sedangkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) menunjukan bahwa

terdapat 6 sektor yang memiliki nilai rata-rata positif, hal ini berarti Kota Depok

memiliki pertumbuhan lebih cepat pada sektor yang sama dengan sektor yang

tumbuh cepat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.

Dari ke 9 Sektor yang ada di Kota Depok, berdasarkan hasil metode analisis Shift

Share menggunakan komponen differensial (Dj) pada Kota Depok hanya terdapat

1 sektor, yaitu sektor Industri Pengolahan dengan (Dj) rata-rata 25383,19 yang

tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang sama dengan Propinsi

Jawa Barat.

Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Kuosien Lokasi, Shift Share

Page 9: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya

serta Hidayah-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW sang pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi umatnya

dihari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat menyarankan

saran dan keritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna

penyempurnaan skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak, yang tulus memberikan do’a, saran dan kritik,

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-

tingginya, disampaikan kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dalam

penulisan skripsi ini. Smoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan

balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut

disampaikan kepada:

1. Ayahanda penulis Drs. H. Djedjen Zainuddin dan Ibunda Tikah Atikah

atas do’a dan kasih sayangnya yang tiada terbatas kepada penulis,

sehingga terselesaikanya skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Lukman, M. Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing Pertama

Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan

penulis selama penulisan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

v

4. Bapak M. Hartana I. Putra, SE, M.Si, Dosen Pembimbing Kedua

Akademik, yang telah membantu membimbing dan mengarahkan

penulis selama penulisan skripsi ini.

5. Ibu Utami Baroro, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Herni Ali HT, SE, MM sebagai Ketua penguji ujian skripsi,

Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si sebagai Sekretaris penguji ujian

skripsi, dan Bapak Zuhairan Yunmi Yunan, SE, M. Sc sebagai Penguji

ahli ujian skripsi.

7. Seluruh Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Abas, Bapak

Amir Syarifudin, Bapak Suhenda, Bapak Heri, Bapak Nurbelian, Bapak

Muchtar lamo, Bapak Roikhan, Ibu Fitri Amalia, Ibu Rahmawati.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya

Bapak Heri, Bapak Sofyan, Bapak Alfred, Bapak Rahmat, Pakde, Ibu

Lili, Ibu Ani, Ibu Umi, Ibu Dewi dan Ibu Sizka walaupun di semester

awal streng banget tapi setelah penulis menyelsaikan semester akhir,

ibu sizka sangat baik banget terutama anak-anak IESP, terimakasih

Bapak – bapak dan Ibu - ibu staf yang telah memberikan pelayanan

dengan baik.

9. Kepada Suami ku Taufik Hidayat, A.Md yang telah mencurahkan

waktunya sentatiasa menemani dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Kakak ku Nita Rihlati fadhilah Laila S.Hum dan Master Saeho;

Syifa Syafariyah Rahmani SE dan Tarjudin MT; Nurhayati dan Iwan;

kedua adik ku Imamul Azkiya dan Fikri Hidayatul Ilmi dan yang

tercinta M. Rafa Al-Khwarizmi Hidayat.

Page 11: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

vi

11. My Best Friend “Kati Pane, SE dan Soraya MHJ” yang selalu setia

dalam suka dan duka serta untuk setiap kebahagian dan kesedihan yang

telah kita lalui bersama dalam menyelesaikan studi S1 ini.

12. Keluarga besar jurusan IESP (Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan)

seluruh angkatan khususnya angkatan 2006 yaitu: Upi, Fera, Frizka,

Leni, Yunita, Ifad, Bakar, Saras, Laras, Resna, Ibnu, Fadli, Ovi, Putra

Aditya (2009).

13. Keluarga Besar dan Teman – teman di Kampung Semanggi - Ciputat

yang selalu memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

14. Kepada Guru-guru TKA-TPA AS-SALAM dan Ibu Kepala Sekolah,

Pengajar serta Ibu-ibu Wali Murid TK Gemilang – Ciputat Timur yang

senantiasa memberikan masukan dan semangat kepada penulis untuk

selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ciputat, 30 Juli 2013

Fatia Hilmiyati

Page 12: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIYAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… i

ABSTRACT ………………………………………………………………. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………….... iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xiii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………... 10

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….... 10

D. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi ………….. 12

1. Teori Pembangunan Ekonomi ………………………….. 13

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ……………………………. 16

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah ………………….... 19

Page 13: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

viii

a. Teori Rostow ………………………………………… 19

b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik ……………………... 20

c. Teori Harrod-Domar Dalam System Regional ……… 20

d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan ... 21

B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ……………….... 22

C. Metode Basis Ekonomi ……………………………………... 22

1. Basis Ekonomi (LQ) ……………………………………… 22

2. Analisis Shift Share (SS) …………………………………. 27

D. Penelitian Terdahulu ………………………………………... 28

E. Kerangka Penelitian …….…………………………………... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………… 38

B. Jenis Data dan Sumber Data………………………………. 38

C. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 39

D. Teknik Analisis Data ………………………………………... 39

1. Analisis Location Quentient (LQ) ………………………. 40

2. Analisis Shift Share (SS) ………………………………… 43

3. Tipologi ………………………………………………….. 48

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian …………………... 51

Page 14: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

ix

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian ………………... 52

1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat ………………….. 52

a. Keadaan Geografis ………………………………….. 52

b. Kependudukan ……………………………………… 53

c. Ketenaga Kerjaan ……………………………........... 55

d. Pemerintahan ……………………………………...... 56

e. Pendidikan ………………………………….…..…… 57

f. Analisis Potensi pertumbuhan Ekonomi …....…..….. 58

2. Gambaran Umum Kota Depok …………………….…… 58

a. Keadaan Geografis …………………………....…..... 58

b. Kependudukan ………………………………..…..... 60

c. Ketenaga Kerjaan …………………………….…...... 60

d. Pemerintah ……………………………………........ 61

e. Pendidikan ………………………………….......…... 64

f. Kesehatan ………………………………….…....….. 66

B. Analisis Pertumbuhan Sektor ………….…………………… 67

1. Analisis Perkembangan PDRB ………………………..... 67

a. Kota Jawa Barat ……………………………………. 69

b. Propinsi Depok ………………………………….…. 70

2. Analisis Potensi Location Quontient (LQ) ………..…….. 71

a. Kota Depok ……………………………………..….. 72

Page 15: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

x

3. Analisis Shift Share (SS) ………………………….…..…. 74

a. Kota Depok …………………………….………...…. 76

4. Tipologi sektoral ………………………………..…..…… 85

C. Pembahasan …………………………………………………. 89

1. Pembahasan Per Sektoral Kota Depok………….......…… 89

a. Sektor Pertanian……………………….………....…. 89

b. Sektor Industri Pengolahan………….…………...…. 91

c. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih…….………..…… 92

d. Sektor Bangunan/ Kontruksi………………….…...... 94

e. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran……….…..... 96

f. Sektor Pengangkutan & Komunikasi…………...…… 97

g. Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya .............. 99

h. Sektor Jasa-jasa …………………..……………........ 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………….….. 103

B. Saran …………………………………………………….…… 106

DAFTAR PUSTAKA ………………………...………………….….…… 108

LAMPIRAN……………………………………….……………….…..… 111

Page 16: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

xi

DAFTAR TABEL

Nomer Keterangan Halaman

1.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Jawa

Barat atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)

6

1.2 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kota Depok

atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun

2000 s.d 2010 (Persen)

7

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 32

3.1 Makna tipologi sektoral ekonomi 50

4.1 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha

Propinsi Jawa Barat Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010

(persen)

69

4.2 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota

Depok Harga Konstan 2000 Tahun 2000-2010 (persen)

70

4.3 Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota

DepokTahun 2000-2010

72

4.4 Komponen Shift Share kota Depok Tahun 2000-2010 76

4.5 Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok 81

4.6 Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok 84

4.7 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 88

4.8 Analisis Sektor Pertanian 89

Page 17: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

xii

4.9 Analisis Sektor Industri Pengolahan 91

4.10 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 93

4.11 Analisis Sektor Bangunan 94

4.12 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 96

4.13 Analisis Sektor Pengangkutan & Komunikasi 98

4.14 Analisis Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 99

4.15 Analisis Sektor Jasa-jasa 101

Page 18: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Nomer Keterangan Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pemikiran Di Kota Depok 37

4.1 Peta Propinsi Jawa Barat 52

Page 19: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomer Keterangan Halaman

I Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa

Barat Tahun 2000-2010

114

II Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota Depok

Tahun 2000-2010

117

III Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok 118

IV Location Quotient (LQ) Rata-rata Kota Depok Tahun

2000-2010

119

V Komponen Shift Share Propinsi Jawa Barat

Pertambahan (Gj) Tahunan Propinsi Jawa Barat

123

VI Komponen National Share Propinsi Jawa Barat (Nj) 124

VII Komponen Tumbuh Differential Shift (DJ) Propinsi

Jawa Barat

130

VIII (P + D)j Propinsi Jawa Barat 131

IX Komponen Differential Shift (Dj) Kota depok 135

X Komponen Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat 136

XI Rata-rata Propotional Shift (Pj) Propinsi Jawa Barat 139

XII Checking Perhitungan Shift Share Propinsi Jawa Barat 139

Page 20: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional di negara-negara berkembang pada umumnya,

terfokus pada pembangunan ekonomi melalui usaha pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan

jasa, yang diukur antara lain melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada

tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat

daerah baik Propinsi, Kabupaten maupun Kota.

Pelaksanaan pembangunan Indonesia selama ini juga tidak terlepas dari

pandangan tersebut. Pembangunan nasional mempunyai dampak atas

pembangunan daerah, sebab daerah adalah bagian integral dari suatu negara.

Indonesia sebagai suatu negara kesatuan, rencana pembangunannya meliputi

rencana pembagunan nasional maupun rencana pembangunan dalam tataran

regional. Pembangunan ekonomi nasional mempunyai dampak atas struktur

ekonomi nasional dan struktur ekonomi daerah. (Robinson Tarigan, 2005:234).

Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat.

Sebab, hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai

wujud peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.

Pengembangan wilayah yang dapat dimulai dengan memahami kondisi

wilayah saat ini (tingkat perkembangannya), serta potensi dan permasalahan

yang ada di wilayah tersebut, yang selanjutnya dijadikan dasar pertimbangan

Page 21: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

2

dalam penentuan prioritas pembangunan. Dengan penggalian dan

pengembangan potensi yang ada di daerah tersebut, maka secara langsung

ataupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan asli daerah serta

mengurangi ketergantungan bantuan dari luar wilayah (eksternal). (Fahrurrazy,

2009:11).

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama

untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan

masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan

daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya

dan dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu menaksir

potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah. (Lincolin Arsyad, 2010:374).

Kota Depok, merupakan bagian dari Kota Metropolitan Jabodetabek,

selain merupakan Kota yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta, Kota Depok juga merupakan wilayah penyangga Ibu

Kota Negara yang diarahkan untuk Kota Pemukiman, Kota Pendidikan,

Pusat Pelayanan Perdagangan dan Jasa, Kota Pariwisata dan sebagai Kota

Resapan Air. Ada empat faktor yang memicu perkembangan wilayah Kota

Depok, yaitu kedekatan geografis dengan Ibukota Negara, adanya Universitas

Indonesia, daya tarik sebagai tempat bermukim, dan otonomi daerah. Keempat

faktor ini bekerja simultan mendongkrak setiap sektor-sektor yang ada di Kota

Page 22: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

3

depok untuk menjadi salah satu indikator dalam mengukur tingkat

perkembangan ekonomi tersebut.

Konsekuensi dalam membangun ekonomi daerah membutuhkan tujuan

yang matang dan peran serta pemerintah daerah serta masayarakat untuk

merancang dan membangun perekonomian daerah. Peran serta masyarakat dan

pemerintah dalam pembangunan daerah dapat terlaksana dengan kondusif,

karena ditunjang adanya otonomi daerah yang ditandai dengan lahirnya dua

produk undang-undang, yaitu UU. No. 22 tahun 1999 (sekarang UU tersebut

diganti dengan UU No.32 Tahun 2004) tentang Pemerintahan Daerah dan UU.

No 25 tahun 1999 (sekarang diganti dengan UU No 33 Tahun 2004) tentang

perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Lahirnya Undang-Undang tersebut disambut positif oleh banyak

kalangan dengan segenap harapan bahwa melalui otonomi daerah akan dapat

merangsang terhadap adanya upaya untuk menghilangkan praktik-praktik

sentralistik yang pada satu sisi dianggap kurang menguntungkan bagi daerah

dan penduduk lokal. Era otonomi telah memberikan kesempatan kepada

pemerintah daerah, baik Propinsi maupun Kota/Propinsi untuk

mengembangkan sendiri potensi daerah yang dimilikinya. Dengan kata lain,

daerah diberi wewenang untuk mengelola sendiri keuangannya sekaligus

menentukan arah pembangunan yang akan dilaksanakan demi tercapainya

kemakmuran penduduk didaerahnya, dengan mempertimbangan segenap

potensi, sumber daya serta faktor-faktor lainnya, baik faktor pendukung

maupun faktor penghambat.

Page 23: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

4

Selanjutnya dalam tahap pengembangan wilayah, Kota Depok juga

menghadapi masalah dalam hal pemerataan pembangunan antar kecamatan.

Sumber ketimpangan diperkirakan karena ketidakmerataan jumlah dan

kepadatan penduduk, perbedaan kecepatan perkembangan ekonomi di tiap

wilayah, perbedaan tingkat SDM dan penyediaan sarana dan prasarana yang

dapat menunjang perekonomian serta kurangnya perhatian pemerintah dalam

mengoptimalkan potensi lokal di setiap kecamatan. Untuk itu, sangat

penting dilakukan identifikasi potensi lokal dan tingkat perkembangan wilayah,

sehingga proses pembangunan dapat dilakukan optimal dan efisien guna

penciptaan masyarakat yang mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada

bantuan wilayah lain. .

Selain itu, Untuk mengetahui potensi pertumbuhan ekonomi wilayah

Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat diperlukan suatu metode yang berguna

untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah. Untuk

selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tindakan-

tindakan apa yang harus diambil untuk mempercepat laju pertumbuhan yang

ada.

Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan

ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan

basis dan kegiatan non basis. Kegiatan basis adalah semua kegiatan baik

penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar

wilayah. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi

Page 24: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

5

permintan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan

intern/permintaan lokal). Sedangkan kegiatan non basis adalah untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, karena itu permintaan sektor ini sangat

dipengaruhi oleh tingkat kenaikan pendapatan masyarakat setempat.

Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat

dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar

anggapan diatas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian

wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu

analisis basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan

ekonomi wilayah (Robinson Tarigan, 2005:28).

Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan

indikator penting di suatu wilayah yang dapat mengindikasikan totalitas

produksi barang/jasa yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar

perencanaan dan evaluasi pembangunan wilayah. Laju pertumbuhan PDRB

Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat disumbang oleh 9 (sembilan) sektor

yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik,

gas dan air minum; bangunan dan konstruksi; perdagangan,hotel dan restoran;

angkutan dan komunikasi; bank dan lembaga keuangan lainnya; jasa-jasa.

Berikut ini adalah tabel Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha dalam perekonomian Kota

Depok dan Propinsi Jawa Barat selama Tahun 2000 s.d 2010.

Page 25: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

6

Tabel 1.1

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Propinsi Jawa Barat atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)

SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian

14.70

14.45

14.75

13.43

14.11

11.93

11.11

12.54

11.85

12.25

12.60

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

40.84

40.71

40.60

42.58

42.09

44.46

45.28

44.51

44.28

42.20

37.80

Listrik, Gas dan Air Bersih

1.98

2.26

2.32

2.32

3.33

2.89

3.00

3.07

2.96

3.09

2.76

Bangunan/Konstruksi

2.68

2.68

2.71

2.64

2.91

2.94

3.03

3.17

3.40

3.26

3.76

Perdagangan, Hotel dan Restoran

18.17

17.79

18.50

17.32

19.78

19.08

19.03

20.08

20.12

20.32

22.38

Pengangkutan dan Komunikasi

3.74

3.97

4.42

4.97

5.52

5.32

5.89

6.14

6.36

6.41

7.08

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

2.73

2.89

2.94

2.98

3.13

3.03

2.70

3.04

3.01

2.88

2.74

Jasa – jasa

6.18

7.33

7.59

7.85

8.84

7.27

7.24

7.18

7.71

7.83

8.85

PDRB ADHK 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Jawa Barat 2000-2010

Page 26: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

7

Tabel 1.2

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto

Kota Depok atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 s.d 2010 (Persen)

SEKTOR 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Pertanian 4.02 3.84 3.92 3.59 3.21 2.99 2.64 2.43 2.31 2.21 2.21

Pertambangan dan Penggalian - - - -

Industri Pengolahan 38.45 38.24 38.38 38.37 38.25 38.49 37.58 37.55 36.60 36.27 35.95

Listrik, Gas dan Air Bersih 3.47 3.37 3.97 4.35 4.06 4.81 4.65 4.65 4.30 4.14 3.98

Bangunan/Kontruksi 6.60 6.33 5.81 5.88 5.94 5.27 4.84 4.84 4.67 4.61 4.73

Perdagangan, Hotel dan Restoran 30.49 30.61 30.54 30.50 30.37 30.07 32.19 33.12 34.67 35.55 36.29

Pengangkutan dan Komunikasi 5.04 5.48 5.72 5.67 6.33 6.81 6.81 6.42 6.61 6.55 6.28

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya 3.80 3.82 3.65 3.65 3.91 3.85 3.52 3.50 3.40 3.31 3.26

Jasa – jasa 8.12 8.32 8.02 7.99 7.94 7.71 7.91 7.48 7.44 7.37 7.31

PDRB ADHK 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Kota Depok 2000-2010

Page 27: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

8

Dapat dilihat dalam PDRB Kota Depok periode 2000-2010, Industri

Pengolahan memiliki kontribusi terbesar terhadap PDRB yaitu sebesar 38,45%

pada tahun 2000 dan mengalami peningkatan menjadi 35,95% pada tahun

2010. Begitu juga dengan dengan PDRB Jawa Barat yang memiliki kontribusi

terbesar sebanyak 40,84% di tahun 2000, hanya terpaut 2,39% dari jumlah

PDRB Kota Depok. Sedangkan di tahun 2010, PDRB Propinsi Jawa Barat

sebesar 37,80% yang hanya terpaut selisih angka dengan Kota Depok sebesar

1,85%.

Selebihnya beberapa sektor yang memiliki kontribusi dengan nilai PDRB

kedua setelah Sektor Industri Pengolahan adalah Sektor Perdagangan untuk

Kota Depok dan Jawa Barat. Dengan nilai PDRB Propinsi Jawa Barat di tahun

2000 sebesar 18,17% dan tahun 2010 sebesar 22,38%, dan nilai PDRB atas

dasar harga berlaku untuk Kota Depok sebesar 30,49% di tahun 2000 dan di

tahun 2010 sebesar 36,29%,

Pada urutan ketiga selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang

berbeda antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasa-jasa;

dan Sektor Pertanian. Dimana pada Sektor Pertanian memiliki kontribusi

PDRB diatas 11%, yang terus berfluktuasi tiap tahunya. Sedangkan untuk

Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok hanya 7% saja, masih terpaut tinggi

dibandingakan dengan Propinsi.

Pada urutan keempat selanjutnya dengan nilai kontribusi PDRB yang

berbeda lagi antara Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Jasa-

jasa; dan Sektor Pengangkutan & Komunikasi. Dimana pada Sektor Jasa-jasa

Page 28: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

9

memiliki kontribusi PDRB diatas 6% yang terus meningkat dari tahun 2000

sampai dengan tahun 2010 sebesar 8,85%. Sedangkan untuk Sektor

Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok di atas 5%, dan terus menerus

mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu di tahun 2000

sebesar 5,04% dan di tahun 2010 sebesar 6,28%.

Selanjutnya Sektor-sektor dengan nilai PDRB atas dasar harga berlaku

pada urutan kelima, untuk Propinsi Jawa Barat adalah Sektor Pengankutan &

Komunikasi yang sangat tinggi nilai PDRB di bandingkan tahun lainya yaitu di

tahun 2010 sebesar 7,08%, dan Sektor Bangunan untuk Kota Depok di tahun

2010 sebesar 4,73%, hanya terpaut selisih 2,35%.

Adapun beberapa sektor yang memiliki kontribusi yang cukup rendah,

persentase distribusi sektor berada dibawah lima persen yaitu Sektor

Bangunan; Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektro Listrik,

Gas & Air Bersih untuk Propinsi Jawa Barat. Sedangkan untuk Kota Depok itu

sendiri adalah Sektor Pertanian; Sektor Listrik, Gas & Air Bersih; dan Sektor

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya.Tiap sektor masing-masing memiliki

perannya yang berbeda sehingga dapat di jadikan acuan untuk keberlangsung

bagi pertumbuhan baik itu di Kota maupun di Propinsi, sehingga dari ciri- ciri

diatas dapat kita perhatikan peran setiap sektor dalam pertumbuhanya di Kota

Depok dan Propinsi Jawa Barat berdasarkan uraian singkat diatas maka

peneliti akan menganalisis data yang diperoleh BAPEDA Kota Depok dan BPS

Kota Depok, sehingga penulis mengambil judul “ANALISIS POTENSI

SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK PERIODE 2000-2010”.

Page 29: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

10

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas muncul beberapa pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana perkembangan PDRB selama 11 tahun pada masing-masing

sektor ekonomi di Kota Depok?

2. Sektor basis ekonomi apa yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masing-masing daerah analisis di Kota Depok?

3. Sektor-sektor ekonomi mana yang potensial untuk dikembangkan sebagai

penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui perkembangan PDRB selama 11 tahun (tahun 2000-

2010) pada masing-masing sektor di Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui sektor basis ekonomi yang dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Depok.

3. Untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang potensial untuk

dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.

Page 30: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

11

D. Manfaat Penelitian

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai:

1. Tambahan informasi dan bahan kajian tentang gambaran/informasi tentang

potensi pertumbuhan ekonomi di Kota Depok, sehingga Pemerintah daerah

lebih dapat mengembangkan potensi daeranya secara optimal.

2. Dapat menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan

dengan pembangunan Kota Depok.

3. Sumbangan pemikiran terhadap pembangunan yang ada.

Page 31: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah dua konsep yang tidak

dapat dipisahkan. Pembangunan menentukan usaha pembangunan yang

berkelanjutan dan tidak memusnahkan sumber daya asli, manakala teori dan

model pertumbuhan yang dihasilkan dijadikan panduan dasar negara. Konsep

pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan

perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu apabila

dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pembangunan ekonomi meliputi

berbagai aspek perubahan dalam kegiatan ekonomi, maka sampai dimana taraf

pembangunan ekonomi yang dicapai suatu Negara telah meningkat, tidak

mudah diukur secara kuantitatif (Sadono Sukirno, 2007:10). Walaupun tidak

semua teori atau model dapat digunakan, namun perbincangan mengenai

peranan faktor pengeluaran termasuk buruh, tanah, modal dan pengusaha boleh

menjelaskan sebab-sebab berlakunya ketiadaan pembangunan dalam sebuah

negara. Pada peringkat awal, pendapatan perkapita menjadi pengukur utama

bagi pembangunan. Walau bagaimanapun, melalui perubahan masa, aspek

pembangunan manusia dan pembangunan berwawasan lingkungan semakin

ditekankan.

Page 32: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

13

1. Teori Pembangunan Ekonomi

Menurut Prof Meier dalam Mudjrajad Kuncoro (2005:17)

mendefinikasikan pembangunan ekonomi lebih dari sekedar pertumbuhan

ekonomi. Proses pembangunan menghendaki adanya pertumbuhan ekonomi

yang diikuti dengan adanya perubahan (growth plus change) dalam.

Pertama, perubahn struktur ekonomi; dari pertanian ke industri atau jasa.

Kedua, perubahan kelembagaan, balik lewat regulasi maupun reformasi

kelembagaan itu sendiri.

Penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita (GNP riil dibagi

jumlah penduduk) dan tidak hanya kenaikan pendapatan nasional riil

menyiratkan bahwa perhatian pembangunan bagi negara miskin adalah

penurunan tingkat kemiskinan. Pendapatan nasional riil (atau GNP pada

harga konstan) yang meningkat seringkali tidak diikuti dengan perbaikan

kualitas hidup. Bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan

pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan perkapita bisa menurun

atau tidak berubah, dan jelas ini tidak dapat disebut ada pembangunan

ekonomi.

Menurut Arthur lewis dalam Mudjrajad Kuncoro (2005:51) teori

pembangunan pada dasarnya membahas pembangunan yang terjadi antara

daerah Kota atau Desa, yang mengikut sertakan proses urbanisasi yang

terjadi di antara kedua tempat tersebut. Teori ini juga membahas pola

investasi yang terjadi di sektor modern dan juga sistem penetapan upah yang

Page 33: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

14

berlaku di sistem modern, yang pada akhirnya berpengaruh besar terhadap

arus urbanisasi yang ada.

Mengawali teorinya, Lewis mengasumsikan bahwa perekonomian

suatu Negara pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu:

a. Perekonomian Tradisional

Dalam teorinya Lewis mengasumsikan bahwa di daerah pedesaan,

dengan perekonomian tradisionalnya, mengalami surplus tenaga kerja.

Surplus tersebut erat kaitanya dengan basis utama perekonomian yang

diasumsikan berada dari perkonomian tradisioanal adalah bahwa tingkat

hidup masyarakat berada pada tingkat subsistem akibat perekonomian

yang berifat subsitem pula. Hal ini ditandai dengan nilai-nilai marginal

(marginal product) dari tenaga kerja yang bernilai nol, artinya fungsi

produksi pada sektor pertanian telah sampai pada tingkat berlakunya

hukum law of diminishing return. Kondisi ini menunjukan bahwa

penambahan input variable, dalam hal ini tenaga kerja justru akan

menurunkan total produksi yang ada.

b. Perekonomian Industri

Perekonomian ini terletak di perkotaan, di mana sektor yang berperan

penting adalah sektor industri. Ciri dari perekonomian ini adalah tingkat

produktivitas yang tinggi dari input yang digunakan, termaksud tenaga

kerja. Hal ini menyiratkan bahwa nilai produk marginal terutama dari

tenag kerja, bernilai positif. Dengan demikian, perekonomian perkotaan

merupakan daerah tujuan bagi para pekerja yang berasal dari, karena nilai

Page 34: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

15

produksi marginal dari tenaga kerja yang positif menunjukan bahwa

fungsi produksi belum belum berada pada tingkat optimal yang mungkin

dicapai. Jika ini terjadi, berarti penambahan tenaga kerja pada system

produksi yang ada akan meningkatkan output yang akan diproduksi.

Dengan demikian industri di perkotaan masih menyediakan lapangan

pekerjaan, dan ini akan berusaha dipenuhi oleh penduduk pedesaan

dengan jalan berurbanisasi.

Pembangunan dapat dilihat dari berbagi segi. Pertama, dari segi

pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan Nasional

dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral disesuaikan

dengan kondisi dan potensi daerah. Kedua, dari segi pembangunan wilayah

yang meliputi perkotaan dan pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan

social ekonomi dari wilayah tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat

dari segi pemerintah. Tujuan pembangunan daerah hanya dapat dicapi

apabila pemerintah daerah dapat berjalan dengan baik. Oleh Karena itu

pembanguna daerah merupakan suatu usaha pengembangan dan

memperkuat pemerintah daerah dalam rangka makin mantapnya otonomi

daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab (Sjafrizal:2008).

Dengan pemahaman pembanguna tersebut sebgai penjabaran dari

pembangunan Nasional. Kinerja pembangunan Nasional merupakan agregat

dari kinerja pembangunan dari seluruh daerah. Pencapaian tujuan dan

sasaran pembangunan Nasional merupakan agregat dari pencapaian semua

Propinsi, dan pencapaian tujuan pembangunan di tingkat Propinsi

Page 35: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

16

merupakan agregat pencapaian kabupaten/kota. Dengan demikian tanggung

jawab untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan Nasional menjadi

kewajiban bersama antar pemerintah pusat dan daerah. Perencanaan

pembanguna daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem

perencanaan pembangunan Nasional. Sinkronisasi kebijakan, program dan

kegiatan pembanguna sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan

dan pemanfaatan sumber daya yang terbatas.

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Schumpeter dalam Sadono Sukirno (2007:434) menekankan

pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan

ekonomi. Dalam teori ini ditunjukan bahwa para pengusaha merupakan

golongan yang akan terus menerus membuat pembaharuan atau inovasi

dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan

barang-barang baru, mempertinggi efesian cara memproduksi dalam

menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-

pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan

mengadakan perubahan-perubahan dalam organisasi dengan tujuan

mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan.

Di dalam mengemukakan teori pertumbuhanya Schumpeter memulai

analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadan

tidak berkembang. Tetapi keadan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu

keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang

Page 36: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

17

berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan.

Didorong keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan

pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan akan melakukan

penanaman modal. Inovasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan

ekonomi Negara.

Menurut Harrod-Domar dalam Sadono Sukirno (2007:435) dalam

menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi bertujuan untuk

menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat

mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka

panjang.

Menurut Simon Kuznets dalam M.L Jhingan (2004:57) pertumbuhan

ekonomi adalah “Peningkatan kemampuan suatu Negara (daerah) untuk

menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud

dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-manerus yang

disertai dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian

kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkannya”.

Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan

PDRB pada suatu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya

(PDRBt-1).

PDRBt – PDRB (t-1)

Laju Pertumbuhan Ekonomi ---------------------------- X 100%

PDRB (t-1)

Page 37: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

18

Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh

beberapa faktor-faktor sebagai berikut:

a. Akumulasi Modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah (lahan),

peralatan fiskal dan suberdaya manusia (human resources), akan terjadi

jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan

diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.

Akumulasi modal akan menambah suberdaya-sumberdaya yang baru dan

meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada.

b. Pertumbuhan penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja dianggap sebagi faktor yang positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi yang berlaku dalam menyerap dan

memperkerjakan tenaga kerja yang produktif.

c. Kemajuan teknologi menurut para ekonom, merupakan faktor yang

paling penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam bentuknya yang paling

sederhana, kemajuan teknologi disebabkan oleh cara-cara baru dan cara-

cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan

tradisional.

Page 38: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

19

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Menurut Robinson Tarigan (2005:46) Pertumbuhan ekonomi daerah

didefinisikasikan sebagai:

Pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu wilayah, yaitu

kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang terjadi di wilayah

tersebut.

Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga

berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun

waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan

dalam harga konstan.

Terdapat beberapa teori pertumbuhan ekonomi daerah/wilayah

sebagai berikut berikut;

a. Teori Rostow.

Teori ini melihat pembangunan ekonomi sebagai proses perubahan yang

bersifat garis lurus dan bertahap. Salah satu teori yang terkenal adalah

teori W.W Rostow tentang tahap-tahap pertumbuhan ekonomi. Menurut

Rostow, suatu perekonomian akan berkembang menjadi perekonomian

maju dalam lima tahap, yaitu: 1) Tahap Perekonomoan Tradisional . 2)

Tahap Pra Lepas Landas. 3) Thap Lepas Landas “Take Of”. 4) Tahap

Kedewasaan “Maturity”. 5) Tahap Konsumsi Masa Tingkat Tinggi “High

Mass Consum ption” (Prathama Raharja, 2004:332).

Page 39: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

20

b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik

Teori pertumbuhan Neo Klasik dikembangkan oleh Robert M. Solow

(1970) dari Amerika Serikat dan TW. Swan (1956) dari Australia.

Menurut teori ini tingkat pertumbuhan berasal dari 3 sumber yaitu

akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja dan

peningkatan teknologi. Teori Neo Klasik sebagai penerus dari teori klasik

menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar

sempurna. Dalam keadaan pasar sempurna perekonomian bisa tumbuh

maksimal. Analisis lanjutan dari paham neo klasik menunjukkan bahwa

terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth), diperlukan

suatu tingkat s (saving) yang pas dan seluruh keuntungan pengusaha

diinvestasikan kembali di wilayah itu.

c. Teori Harrod-Domar Dalam Sistem Regional

Teori ini dikembangkan pada waktu yang hampir bersamaan oleh Roy F.

Harrod (1948) di Inggris dan Evsey D. Domar (1957) di Amerika

Serikat. Teori ini didasarkan atas asumsi:

1) Perekonomian bersifat tertutup,

2) Hasrat menabung (MPS = s) adalah konstan,

3) Proses produksi memiliki koefisien yang tetap, serta

4) Tingkat pertumbuhan angkatan kerja (n) adalah konstan dan sama

dengan tingkat pertumbuhan penduduk.

Page 40: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

21

d. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat Yang Disinergikan

Teori Pertumbuhan Jalur Cepat (Turnpike) diperkenalkan oleh

Samuelson (1955). Setiap negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi

apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat,

baik karena potensi alam maupun karena sektor itu memiliki competitive

advantage untuk dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang

sama sektor tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar,

dapat berproduksi dalam waktu relative singkat dan volume sumbangan

untuk perekonomian yang cukup besar. Agar pasarannya terjamin,

produk tersebut harus dapat menembus dan mampu bersaing pada pasar

yang lebih luas. Perkembangan struktur tersebut akan mendorong sektor

lain untuk turut berkembang sehingga perekonomian secara keseluruhan

akan tumbuh. Mensinergikan sektor-sektor adalah membuat sektor-

sektor saling terkait dan saling mendukung sehingga pertumbuhan sektor

yang satu mendorong pertumbuhan sektor yang lain, begitu juga

sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat dan mensinergikannya

dengan sektor lain yang terkait akan mampu membuat perekonomian

tumbuh cepat.

Page 41: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

22

B. Produk domestic Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (2010:8) yaitu jumlah

nilai tambah yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dalam suatu wilayah

atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. Data PDRB juga menggambarkan

kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang dimiliki.

C. Metode Basis Ekonomi

1. Basis Ekonomi (LQ)

Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan

pengalamanya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentuka

oleh besarannya peningkatan eksport dari wilayah tersebut. Kegiatan

ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya

kegiatan basis yang dpat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah

(Robinson Tarigan, 2005:28).

Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh Tiebout.

Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat didalam

satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah

kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat panda kondisi internal

perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis

pekerjaan lainnya. Sedang kegiatan non basis adalah kegiatan untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri.

Page 42: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

23

Oleh karena itu, pertumbuhanya tergantung kepada kondisi umum

perekonomian wilayah tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous

(tidak bebas tumbuh), pertumbuhan tergantung kepada perekonomian

wilayah secara keseluruhan. (Robinson Tarigan, 2005:55).

Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan basis dan

kegiatan - kegiatan bukan basis. Menurut Glasson (1990) kegiatan-kegiatan

Basis (Basic activities) adalah kegiatan mengekspor barang-barang dan jasa

keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan barang dan jasa

mereka kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian

masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan kegiatan bukan basis (Non basic

activities) adalah kegiatan menyediakan barang yang dibutuhkan oleh orang

yang bertempat tinggal didalam batas perekonomian masyarakat yang

bersangkutan. Kegiatan-kegiatan ini tidak mengekspor barang jadi; luas

lingkup produksi dan daerah pasar yang terutama bersifat lokal. Implisit

didalam pembagian kegiatan- kegiatan ini terdapat hubungan sebab akibat

yang membentuk teori basis ekonomi.

Bertambah banyaknya kegiatan basis dalam suatu daerah justru akan

menambah arus pendapatan kedalam daerah yang bersangkutan, menambah

permintaan barang dan jasa sehingga akan menimbulkan kenaikan volume

kegiatan. Sebaliknya berkurangnya kegiatan basis dapat mengurangi

pendapatan suatu daerah dan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa

dan akan menurunkan volume kegiatan (Richardson, 1977).

Page 43: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

24

Kegiatan basis mempunyai peranan penggerak pertama (Prime mover

role) dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap

perekonomian regional. Pendekatan secara tidak langsung mengenai

pemisahan antara kegiatan basis dan kegiatan bukan basis dapat

menggunakan salah satu ataupun gabungan dari tiga metode yaitu:

a. Menggunakan asumsi-asumsi atau metode arbetrer sederhana

mengasumsikan bahwa semua industri primer dan manufakturing adalah

Basis, dan semua industri Jasa adalah bukan basis, metode tidak

memperhitungkan adanya kenyataan bahwa dalam sesuatu kelompok

industri bisa terdapat industri-industri yang menghasilkan barang yang

sebagian di ekspor atau dijual kepada lokal atau ke duanya.

b. Metode Location Quotient (LQ).

Metode Location Quotient (LQ) adalah salah satu tehnik pengukuran

yang paling terkenal dari model basis ekonomi untuk menentukan sektor

basis atau non basis (Prasetyo, 2001: 41-53; Lincolyn, 1997: 290).

Analisis LQ dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan

komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan

menggunakan produk domestik regional bruto (PDRB) sebagai indikator

pertumbuhan wilayah. Dengan dasar pemikiran economic base

kemampuan suatu sektor dalam suatu daerah dapat dihitung dari rasio

berikut:

Page 44: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

25

Keterangan:

Lij = Nilai tambah sektor i di daerah j (Kabupaten/Kota)

Lj = Total nilai tambah sektor di daerah j

Nip = Nilai tambah sektor i di daerah p (Propinsi/ Nasional)

Np = Total nilai tambah sektor di p

P = Propinsi /Nasional

Lij/Lj = Prosentasi employment regional dalam sektor i

Nip/Np = Prosentase employment nasional dalam sektor i

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan

disimpulkan sebagai berikut:

1) LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor

tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada

Propinsi daerah analisis.

2) LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor

tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada

Propinsi daerah analisis.

3) LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor

tersebut di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi

daerah analisis.

LQ = (Lij/LJ) / (Nip/Np)

Page 45: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

26

c. Metode ketiga, yakni kebutuhan minimum (minimum requirements)

adalah modifikasi dari metode LQ dengan menggunakan distribusi

minimum dari employment yang diperlukan untuk menopang industri

regional dan bukannya distribusi rata–rata. Untuk setiap daerah yang

pertama dihitung adalah persentase angkatan kerja regional yang

dipekerjakan dalam setiap industri. Kemudian persentase itu

diperbandingkan dengan perhitungan hal-hal yang bersifat kelainan dan

persentase terkecil dipergunakan sebagai ukuran kebutuhan minimum

bagi industri tertentu. Persentase minimum ini dipergunakan sebagai

batas dan semua employment di daerah-daerah lain yang lebih tinggi dari

persentase dipandang sebagai employment basis. Proses ini dapat

diulangi untuk setiap industri di daerah bersangkutan untuk memperoleh

employmen basis total.

Dibandingkan dengan metode LQ, metode ini justru lebih bersifat

arbiter karena sangat tergantung pada pemilihan persentase minimum dan

tingkat disagregasi-disagregasi yang terlalu terperinci, bahkan dapat

mengakibatkan hampir semua sektor menjadi kegiatan basis atau ekspor.

Teori basis ini mempunyai sifat yang mudah diterapkan, sederhana

dan dapat menjelaskan struktur perekonomian suatu daerah dan dampak

umum dari perubahan-perubahan jangka pendek. Keterbatasan teori ini tidak

terlalu ketat dan dapat menjadi landasan yang sangat bermanfaat bagi

peramalan jangka pendek

Page 46: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

27

2. Analisi Shift Share

Analisis Shift Share sangat berguna dalam menganalisis perubahan

struktur ekonomi daerah dibandungkan dengan perekonomian daerah.

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktifitas kerja

perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah yang lebih

besar. Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3

(tiga) bidang yang berhubungan satu sama lain (Arsyad, 2010:314) meliputi:

a. Pertambahan Ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisi perubahan

agregat secara sektoral dibandingakan dengan perubahan pada sektoral

yang sama di perekonomian yang dijadika acuan.

b. Pergeseran proposional merupakan perbedaan antara pertumbuhan

daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional sektoral dan

pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan Nasional.

Daerah dapat tumbuh dengan cepat/lebih lambat dari rata-rata Nasional

jika mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari

Nasional. Dengan, demikian perbedaan laju pertumbuhan dengan

Nasional disebabkan oleh komposisi sektor yang berbeda.

c. Pergeseran differensial, digunakan untuk beberapa jauh daya saing

industri daerah (local) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.

Page 47: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

28

D. Penelitian Terdahulu

1. Dini (2007: 1), dalam penelitian skripsinya dengan judul “ Analisis

Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tanggerang (Pendekatan Model Basis

Ekonomi) “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sektor basis dan

sektor potensial yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah

analisis dengan menggunakan pendekatan basis sektor. Periode analisis

yang digunakan adalah tahun 2001-2004 dengan menggunakan data

sekunder berupa PDRB daerah analisis.Dalam penelitian ini,alat analisis

yang digunakan adalah Location Quotient, Shift Share dan Tipologi. Hasil

dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 sektor yang menjadi basis

di Kota tanggerang dilihat dari nilai LQ yang lebih dari satu serta

berdasarkan perhitungan Shift Share dan tipologi terdapat 3 sektor yang

potensial untuk dikembangkan.

2. Ropingi (2008:1) dengan judul analisis “Aplikasi Shift Share Estaben

Marquillas Pada Sektor Pertanian di Kabupaten Boyolali”. Ruang Lingkup

dalam penelitian adalah Kabupaten Boyolali dalam kurun waktu 10 bulan,

data yang digunakan data time series Kabupaten Boyolali PDRB selama

Lima tahun terakhir. Dengan analisis Shift Share Estaben Marquillas untuk

meneliti efek alokasi, dimana dalam efek alokasi dapat diketahui apakah

daerah tersebut terspesialisasi dengan sektor pertanian yang ada.

Hasil penelitian berdasarkan nilai efek alokasi sektor perekonomian di

Kabupaten Boyolali mempunyai 2 sektor unggulan kompetitif dan

terspesialisasikan, 3 sektor keunggulan namun tidak terspesialisasikan dan 2

Page 48: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

29

sektor tidak memiliki keunggulan kompetitif dan juga tidak

terspesialisasikan serta 2 yang tidak memiliki keuntungan kompetitif namun

terspesialisasi. Kontribusi Sektor Pertanian dalam perekonomian Kabupaten

Boyolali dilihat dari pengganda pendapatan selama tahun 1998-2002

berkecenderungan meningkat kecuali pada tahun 2001 mengalami

penurunan.

3. Roziana Ainul Hidayati (Juli 2008:83-97) dalam penelitianya yang

berjudul “Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Kecamatan Di Kabupaten

Gresik”. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pemerintah menggalakkan

pembangunan ekonomi di kecamatan-kecamatan yang masuk kategori

daerah tertinggal dengan meningkatkan sarana prasarana ekonomi dan

social, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta

pengambilan sampel tentang pertumbuhan ekonomi sehingga mampu untuk

bias di kembangkan. Penggunaan tipologi klassen untuk mengetahui adanya

ketimpangan yang terjadi antar kecamatan.

4. Zuhairan Y. Yunan (2010:25) dalam penelitiannya dengan judul “Sektor

Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang Selatan (Suatu Pendekatan

Location Quotient)” Tujuan dari penelitian ini adalah pemecahan masalah

dengan perlu adanya kemampuan di bidang ekonomi di daerah analisis,

dengan menggunakan populasi sebagai subyek penelitian berupa PDRB

sektoral Kota Tanggerang Selatan dan Propinsi Banten tahun 2007-2009

dihitung berdasarkan atas dasar harga konstan 2000, dengan Purposive

Sample sebagai teknik pengambilan sampelnya. Identifikasi sektor basis dan

Page 49: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

30

non basis menggunakan alat analisis Location Quotient. Penghitungan hasil

dari LQ dalam penelitian tersebut. Menunjukan bahwa secara rata-rata

selama 3 tahun terakhir, terdapat 6 sektor yang merpakan sektor basis yaitu

sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan,

sektor hotel, restoran, pengangkutan dan komunikasi, sektor Bank &

Lembaga Keuangan Lainnya serta sektor jasa-jasa.

5. Prof. S Chattopadhya (2011:41) “Forecasting Regional Economic

Potentialis for economic Regional-Special Economic Zone and Investment

Regions”. Penelitian ini membahas bagaimana mementukan dari setiap

kebijakan local dan regional untuk meningkatakan taraf kesejahteraan

wilayah. Terutama dalam membuat kebijakan pembangunan ekonomi,

struktur sektoral dan kinerja daerah tersebut. Dengan menggunakan analisis

Shift Share dan LQ sebagai acuan untuk mememenuhi standarisasi dalama

penelitian ini, dan menggabungkan komponen Shift Share sebagai

mengukur perubahan ekonomi regioanal, mengukur pangsa pasar, serta

mengukur perubahan dalam industri di wilayah tersebut.

6. Lina Suherty (2011:143-148) “Analisis Pengembanagn Sektor Ekonomi

Potensial Kabupaten Barito Kuala”. Ada 3 sektor yang termaksud ke dalam

sektor basis yaitu : Sektor Pertanian, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor

Bangunan berarti sektor tersebut memiliki kekuatan ekonomi yang cukup

baik dan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Barito Kuala, sektor ekonomi ini sudah mampu untuk memenuhi

kebutuhan daerahnya sendiri bahkan berpotensi eksport. Sedangkan keenam

Page 50: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

31

sektor lainya termaksud sektor non basis, akan tetapi sektor non basis tidak

boleh di abaikan karena sektor ini juga di usahakan untuk di kembangkan

agar menjadi sektor basis baru.

7. Lukman (2011:92) dalam penelitiany yang berjudul “Analisis Sektor

Unggulan sektoral dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Sektor

Ekonomi Daerah: Sumatra Barat, Riau dan Jambi” Tujuan dalam penelitian

ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis besarnya pengaruh sektor

ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta sektor unggulan

terhadap output nilai tambah bruto dan penyerapantenaga kerja di Propinsi

Sumatra Barat, Riau dan Jambi.

8. Vibiz Regional Research (2011:1) “Analisis Sektoral Unggulan Di

Kabupaten Keerom, Propinsi Papua” tujuan dari penelitian adalah

bagaimana menunjang strategi one place one product dan sektor-sektor

manakah yang termaksud ke dalam sektor potensial serta penyerapan tenaga

kerja terbuka lebar.

9. Sulivanto (2012:27) “Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing

at Basis Commodity in Banyumas Indonesia” menggunakan alat analisis

berupa LQ, shift dan share analysis sebagai pelengkap dalam meneliti basis

commodity, basis sektor dan pricing. Dalam pembangunan ekonomi daerah

Banyumas merupakan pembentukan suatu pola kemitraan antara sektor

untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang kegiatan

ekonomi di wilayah Banyumas. Kemudian teori basis ekonomi menunjukan

suatu perubahan-perubahan regional yang menekankan hubungan antara

Page 51: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

32

sektor-sektor perekonomian daerah lain khususnya daerah Banyumas. Dari

hasil penelitian ini dapat disimpulkan manakah produk Banyumas yang

masuk ke dalam basis/ non basis. Sehingga diketahui mana saja prodak-

prodak yang mampu memenuhi kebutuhan daerahnya.

Table 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Metode/Alat

Analisis Hasil

1 Dini

(2007:1)

Skripsi “Analisis

Pertumbuhan

Ekonomi di Kota

Tanggerang

(Pendekatan

Model Basis

Ekonomi)".

Data Sekunder

dengan alat

analisis LQ,

Shift Share dan

Tipologi.

Hasil penelitian ini dengan

menggunakan LQ dan SS

serta tipologi sebagai penguat

dari hasil analisi ini maka,

pertumbuhan ekonomi di

Kota Tangerang Selatan

cukup baik untuk di

kembangan, dengan melihat

nilai LQ tertinggi serta

tipologi yang baik untuk

dikembangkan adalah Sektor

bangunan, Sektor Bank dan

Sektor Jasa-jasa.

2 Roping

(2009:41)

Aplikasi Shift

Share Ebstaban

Marquillas pada

sektor Pertanian

di Kabupaten

Boyolali.

Alat analisis

Shift Share

Estaban

Marquillas.

Hasil penelitian ini dengan

meneliti efek lokasi, dengan

melihat daerah spesialisasi,

dimana sektor pertanian dan

sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan

merupakan yang mempunyai

keunggulan kompetitif dan

terspesialisasi sebgai

penunjang dari analisis ini.

Page 52: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

33

No Nama Judul Metode/Alat

Analisis Hasil

3 Roziana

Ainul

Hidayat

(2008:83-97)

Analisis

Ketimpangan

Ekonomi antara

Kecamatan di

Kabupaten

Gresik

Tehnik

pengambilan

sampel purposif

sampel dengan

alat analisis

tipologi

Hasil analisi tipologi daerah

klasen di Kabupaten Gresik

menunjukan bahwa Kec.

Sedayu, Cerme, Manyar dan

Gresik termsuk Kecamatan

yang cepat maju dan tumbuh.

Rata-rata angka indeks

ekonomi antar kecamatan di

Kabupaten Gersik selama

periode 2003-2005, yaitu

sebesar 0,47

4 Zuhairan Y.

Yunan

(2010:25)

“Sektor Basis

dan Non Basis di

Kotamadya

Tanggerang

Selatan (Suatu

Pendekatan

Location

Quotient)”.

Data yang di

gunakan adalah

sekunder,

dengan metode

analisis data

yaitu LQ dan

Shift Share.

Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa sektor-

sektor yang memiliki

kekuatan ekonomi cukup baik

dan sangat berpengaruh

terhadap peningkatan

pertumbuhan ekonomi Kota

Tangsel dan mampu

memenuhi kebutuhan

daerahnya berpotensi ekspor

yaitu sektor Bank, keuangan,

perusahaan merupakan sektor

basis yang memiliki indeks

terbesar dibandingkan sektor

basis lainya dengan nilai rata-

rata sebesar 3.396.

5 Prof. S

Chattopadhya

(2011:41)

Forecasting

Regional

Economic

Potentialis for

economic

Regional-Special

Economic Zone

and Investment

Regions.

Land Suitability

matrix,

Economic

census, Shift-

Share

Analysi,LQ.

Air pollution sensitivity

matrix, Results from 4th

economic census,

(NS,IM,RS).

Page 53: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

34

No Nama Judul Metode/Alat

Analisis Hasil

6 Lina Suherty

(2011:143-148)

Analisis

Pengembanagn

Sektor Ekonomi

Potensial

Kabupaten Barito

Kuala

Alat Analisis

(LQ), analisis

Shift Share &

tipologi

sektoral

Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa sektor-

sektor yang kepotensialanya

istimewa adalah sekor

bangunan, yang menunjukan

bahwa pengembangan

ekonomi di Kota Barito kuala

pada sektor ini sangat baik

dan sektor-sektor lain sebagai

penunjang dari

pengenmbangan bagi

Kabupaten Baroto Kuala.

7 Lukman

(2011:92)

Analisis Sektor

Unggulan sektoral

dan Pengaruhnya

Terhadap

Pertumbuhan

Sektor Ekonomi

Daerah: Sumatra

Barat, Riau dan

Jambi

Pendekatan

input - output

integrational

Eksploratif bersifat diskriptif

yaitu untuk mengetahui

situasi & memahami

fenomena yang terjadi dalam

perolehan pengertian.

Eksplanatoris digunakan

untuk menguji hipotesis

tentang adanya sebab akibat

berbagai variable.

8 Vibiz Regional

Research

(2011:1-12)

Analisis Sektor

Unggulan di

Kabupaten

Keerom, Provinsi

Papua

Metode

Location

Quotient

(LQ), serta

dengan

melihat

faktor-faktor

eksternal

yang sifatnya

kualitatif.

Hasil analisis ini menunjukan

beberapa sektor potensial

meliputi Tanaman

Perkebunan, Industri

Besar/Sedang, Khutanan,

Restoran, Perdagangan, bank,

Sewa Bangunan, KRT dan

Angkutan jlana Raya.

Sedangkan sektor yang belum

komperatif adalah Lembaga

Keuangan Non Bank,

Komunikasi, Jasa Sosial

Kemasyarakatan, Jasa

Angkutan Udara dan

Perikanan.

Page 54: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

35

No Nama Judul Metode/Alat

Analisis Hasil

9 Sulivanto

(2012:27)

Analisis of

Determining

Basis Comodity

and Pricing at

Basis Commodity

in Banyumas

Indonesia

Economic

Base

Analysis,

Location

Quotien (LQ)

and Shift and

Share

Analysis

Alat analisis LQ, SS analisis

of rigity & descriptive

analisis untuk mengetahui

wilayah basis

E. Kerangka Penelitian

Suatu daerah memiliki potensi ekonomi dapat terlihat dari besarnya

PDRB yang dihasilkan, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita. Dari

PDRB akan dapat diketahui output yang dihasilkan tiap sektor serta digunakan

untuk menentukan sektor basis dan sektor yang mempunyai keunggulan

kompetitif dan spesialisasi.

Dari pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita dapat diketahui

Tipologi daerah. Untuk menentukan sektor basis dalam perencanaan

pengembangan pembangunan daerah digunakan pengaruh variabel keunggulan

kompetitif, spesialisasi dan pertumbuhan ekonomi persektor terhadap sektor

basis yang signifikan dan disesuaikan dengan tipologi daerah yang

bersangkutan.

Dari bagan di bawah ini, menggambarkan pola perekonomian daerah

yang terdiri dari sektor – sektor ekonomi yang nantinya beberapa sektor ini

terdiri dari sektor basis dan sektor potensial, serta tipolagi yang di gunakan

sebagai analisi ini.

Page 55: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

36

Dimana LQ sebagai salah satu teknik pengukuran yang menentukan

sektor basis dan sektro non basis dengan menggunakan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sebagai indikator pertumbuhan wilayah. kemudian

sektor potensial yang menentukan sektor dengan keunggulan kompetitif dan

spesikasi, dengan menggunakan teknik analisis Shift Share sehingga diketahui

sektor – sektor mana yang produktifitasnya lebih besar dan laju pertumbuhan

sektor – sektor dengan perekonomian yg lebih tinggi tingkatnya baik itu Kota

maupun Propinsi.

Page 56: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

37

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Di Kota Depok

PDRB Propinsi Jawa Barat

PDRB Kota Depok

Sektor - Sektor

Alat Analisis

Hasil Penelitian

Location Quetient

(LQ)

Melakukan pengujian

sektor-sektor ekonomi

yang termasuk dalam

sektor basis/non basis

Shift Share

Menggambarkan kinerja dan

produktifitas sektor-sektor yang

lebih besar (Kota/Propinsi),

menganalisa laju pertumbuhan

perekonomian yang lebih tinggi

tingkatnya

Tipologi

Mengetahui gambaran

pola dan struktur

pertumbuhan ekonomi

masing-masing daerah

Page 57: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Secara umum penelitian ini mencangkup Propinsi Jawa Barat. Dengan

mengkhususkan pada Kota Depok dengan ruang lingkup waktu yang dipakai

2000 hingga 2010 yang bertujuan untuk menganalisis potensi ekonomi di

masing-masing daerah yaitu Propinsi jawa Barat dan Kota Depok.

B. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Data Skunder, yaitu data yang tidak diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti. Data ini diambil dengan tujuan untuk

melengkapi informasi yang akan disajikan pada penyususnan skripsi. Data

diperoleh dari literatur-literatur yang ada serta badan-badan terkait yang sesuai

dengan tema peneliti, seperti:

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data tentang PDRB

Kota Depok. Data tersebut merupakan data skunder yakni data yang

diperoleh ataupun telah diolah oleh pihak yaitu instansi/lembaga. Kemudian

oleh penulis diambil dijadikan objek atau bahan penulisan dalam pelaksanan

tugas akhir.

Page 58: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

39

2. Metode Kepustakaan/Literatur

Metode kepustakaan/literatur digunakan untuk melancaran kegiatan penulis

dalam memperoleh data.

C. Metode Pengumpulan Data

Keberhasilan dalam pengumpulan data merupakan syarat bagi

keberhasilan suatu penelitian. Sedangkan keberhasilan dalam pengumpulan

data tergantung pada metode yang digunakan. Berkaitan dengan hal tersebut

maka pengumpulan data diperlukan guna mendapatkan data-data yang obyektif

dan lengkap sesuai dengan pengumpulan data diperoleh melalui telaah

kepustakaan dan hasil publikasi. Data yang diambil untuk penelitian berasal

dari Badan Pusat Statistik (BPS) wilayah analisis. Data tersebut adalah:

1. Data PDRB Sektoral atas dasar harga konstan 2000 Kota Depok Periode

2000-2010, data ini digunakan untuk mengetahui perkembangan

pertumbuhan ekonomi serta analisis Sektor basis dan Sektor non basis

ekonomi. Data ini diperolerh dari Badan Pusat Statistik Kota Depok.

D. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang telah dirumuskan maka

metode analisis dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif, yaitu

dimana data yang digunakan dalam penelitian bentuk angka,dalam penelitian

ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan format deskriptif

bertujuan untuk menjelaskan meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi,

Page 59: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

40

atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek

penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat

kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel

tersebut (Bungin, 2010:36). Dimana metode analisis dalam penelitian ini

menggunakan beberapa teknik analisis, yaitu:

1. Analisis Location Quontient (LQ)

Location Quontient atau disebut LQ, merupakan suatu pendekatan

tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu

daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian

sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan (Lincolin

Arsyad, 2010:390).

Lincolin Arsyad (2010:390), menjelaskan bahwa dalam tekhnik LQ

ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi kedalam dua golongan, yaitu:

a. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi

kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor

ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri

maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.

b. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu

memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai

sektor non unggulan.

Page 60: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

41

Dasar pemikiran dari teknik ini adalah teori basis ekonomi (economic

base) yang intinya adalah: “karena industri basis menghasilkan barang-

barang dan jasa-jasa untuk pasar didaerah maupun diluar daerah yang

bersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan menghasilkan

pendapatan bagi daerah tersebut”.

Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan untuk

dikembangkang dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi daerah.

Rumusan LQ menurut Robinson Tarigan (2005:82), (Warpani, 1984,

68) dalam penentuan sektor basis dan non basis, dinyatakan dalam

persamaan berikut:

Ki / K

LQ =

Wi / W

LQ = Nilai Location Quotient (LQ)

Ki = Produksi sektor i di Daerah analisis pada tahun tertentu

K = Total PDRB Daerah analisis

Wi = Produksi sektor i Propinsi daerah analisis pada tahun tertentu.

W = Total PDRB Propinsi daerah analisis

Sektor basis/spesialisasi mengacu pada sektor ekonomi disuatu

wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah

tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan

Page 61: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

42

maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor

yang sama pada daerah lain.

Spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar

maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal.

Bendavid Val memberikan pengakuan terhadap derajat spesialisasi/sektor

basis dengan kriteria sebagai berikut. (Ghalib, 2005:169).

a. LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor

tersebut di daerah analisis lebih besar dari sektor yang sama pada

Propinsi daerah analisis.

b. LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor

tersebut di daerah analisis lebih kecil dari sektor yang sama pada Propinsi

daerah analisis.

c. LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tersebut

di daerah analisis sama dari sektor yang sama pada Propinsi daerah

analisis.

Derajat spesialisasi/sektor tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat dari

sektor rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari

perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisih dari sektor

tersebut.

Page 62: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

43

2. Analisis Shift Share (SS)

Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang di

suatu daerah dan membandingkannya dengan perekonomian regional

maupun nasional digunakan teknik analisis Shift-Share. Dengan teknik ini,

selain dapat mengamati penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja

perekonmian antar daerah, maka keunggulan kompetitif (Competitive

Advantage) suatu daerah juga dapat diketahui melalui analisis Shift-Share

ini (Mukti, 2008: 35).

Pada dasarnya, analisis Shift Share menggambarkan kinerja dan

produktifitas sektor-sektor wilayah yang lebih besar (Propinsi/nasional).

Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi

regional (Kota/Propinsi) dengan laju pertumbuhan perekonomian yang lebih

tinggi tingkatannya (Propinsi).

Dengan menggunakan analisis Shift Share dapat diketahui perubahan

stuktur ekonomi selama periode pengamatan tertentu. Data yang digunakan

adalah PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan.

Komponen Share sering juga disebut komponen National Share

sementara komponen Shift adalah penyimpanan atau (Deviation) dari

national Share dalam pertumbuhan ekonomi regional. Dimana

penyimpanganya positif pada daerah-daerah yang tumbuh lebih lambat

dibanding pertumbuhan pada regional yang lebih besar (Propinsi/National).

Tujuan analisis ini adalah analisis ini di gunakan untuk menentukan kinerja

atau produktifitas suatu daerah, pergeseran struktur, posisi relatif sektor-

Page 63: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

44

sektor ekonomi dan identifikasi sektor-sektor ekonomi potensial suatu

daerah kemudian membandingkannya dengan daerah yang lebih besar

(Regional/Nasional).

Analisis ini memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3

bidang yang berhubungan satu sama lain (Lincolin Arsyad 2010:389). Tiga

bidang yang saling berhubungan ini meliputi;

a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara melihat nilai PDRB

daerah anlisis sebagai daerah pengamatan pada periode awal yang

dipengaruhi oleh pergeseran prtumbuhan perekonomian Propinsi,

sehingga diketahui perubahan-perubahan dan perbandingannya.

b. Pergeseran proporsional (Proportional Shift) digunakan untuk mengukur

perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah

dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan

acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah

perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh

lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.

c. Pergeseran diferensial (Differential Shift) digunakan untuk membantu

dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal)

dengan perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu jika

pergeseran diferensial dari satu indrustri-indrustri yang tumbuh lebih

cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.

Page 64: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

45

Pertumbuhan suatu daerah pada dasarnya dipengaruhi oleh ketiga

bidang yang telah diuraikan sebelumnya yaitu: share national, proposional

Shift dan Differensial Shift. (Ghalib, 2005:175). Menurut Glasson (1990:95

96) dalam (Dini, 2007:45), metode analisis ini diawali dengan formulasi:

Gj = Yјt - Yјo

(Nј+Pј+Dј)

Nј = Yјo (Yt/ Yo) - Yјo

(P+D) j = Yјt-(Yt/ Yo) Yjo

Pј = ∑i [(Yit/Yio)-(Yt/Yo)] Yiјo

Dј = ∑t [Yiјt - (Yit / Yio) Yiјo]

= (P + D) ј – Pј

Dimana:

Gј = Pertumbuhan PDRB total wilayah analisis

Nј = Komponen Share

(P+D) j = Komponen Net Shift

Pj = Proportional Shift wilayah analisis

Dj = Differential Shift wilayah analisis

YJ = PDRB Total wilayah analisis

Y = PDRB Total Propinsi wilayah analisis

O,t = Periode awal dan periode akhir

I = Subskripsi sektor pada PDRB

Page 65: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

46

Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan simbol Y

(PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB.

Jika Pj > 0, maka wilayah analisis akan berspesialisasi pada sektor

yang di tingkat Propinsi wilayah analisis tumbuh lebih cepat. Sebaiknya jika

Pj < 0, maka wilayah analisis akan berspesalisasi pada sektor yang ditingkat

Propinsi tumbuh lebih lambat.

Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis lebih cepat

dari pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis dan bila Dj

< 0, maka pertumbuhan sektor i diwilayah analisis relatif lebih lambat dari

pertumbuhan sektor yang sama di Propinsi wilayah analisis.

Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa sektor

yang bersangkutan dalam perekonomian didaerah menempati posisi yang

baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaiknya bila nilainya negatif

menunjukan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih memukinkan

untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur

perekonomian Propinsi (Harry W. Richardson, 1978, 202).

Untuk sektor-sektor yang memiliki differential shift yang positif maka

sektor tersebut memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor

yang sama didaerah lain. Dan untuk sektor-sektor yang memiliki

proportional shift positif berarti bahwa sektor tersebut konsentrasi di daerah

dan mempunyai pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah

lainnya.

Page 66: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

47

Apabila negatif maka tingkatan pertumbuhan sektor tersebut relatif

lamban. Pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional disebut pengaruh pangsa

(share). Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis

dengan melihat pengaruh pertunbuhan ekonomi nasional terhadap variabel

regional sektor/industri daearah yang diamati. Hasil perhitungan tersebut

akan menggambarkan peranan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan

perekonomian daerah. Diharapkan bahwa apabila suatu Negara mengalami

pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak positif terhadap

perekonomian daerah.

Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol, hal

ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan total

PDRB. Sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama

dengan nol.

Hal ini kemungkinan sangat kecil karena total PDRB sektor daerah

tersebut bernilai negatif, hal itu menunjukan bahwa bahwa sektor pada

daerah tersebut mengalami kebangkrutan.

Menurut Lincolin Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift

Share antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post,

masalah benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau

(t+1) tidak dapat dijelaskan dengan baik, terdapat pada priode waktu

tertentu di tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap. Analisis ini tidak

handal sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan

Page 67: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

48

dari suatu priode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat dipakai untuk

melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan antar daerah.

3. Tipologi

Karakteristik tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi daerah

berdasarkan Klassen tipologi digunakan untuk mengetahui pola dan struktur

petumbuhan ekonomi masing-masing daerah.

Gambaran tentang tipologi di gunakan untuk daerah yang akan di

amati menurut (Saerofi, 2005:66), Tipologi sebagai berikut:

a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1

dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan

Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata >0).

b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata >1

dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan

dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

Propinsi (Dj rata-rata < 0).

d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

Page 68: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

49

Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya

juga lambat (Pj rata-rata < 0 ).

e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat

dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)

padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).

f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di

bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun

di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di banding

Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri pertumbuhannya

lambat (Pj rata-rata > 0).

h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-

rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di

banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi

sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).

Page 69: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

50

Table 3.1

Makna tipologi sektoral ekonomi

Tipologi LQ

Rata-rata

Dj

Rata-rata

Pj

Rata-rata

Tingkat

Kepotensial

I (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa/Unggulan

II (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj < 0)

Baik

sekali/Potensial I

III (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik/Potensial II

IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0)

Lebih dari

Cukup/Potensial III

V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup/potensial IV

VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0)

Hampir dari

Cukup/Potensial V

VII (LQ <1) (Dj < 0) (Pj > 0)

Kurang/Potensial

VI

VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0)

Kurang

Sekali/Potensial V

Sumber: Dini (2007:71)

Page 70: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

51

E. Definisi Operasional Variable Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variable yang

digunakan. Variable adalah atribut dari sekelompok orang penelitian yang

mempunyai kriteria yang sama, Sugiono (2005:2). Penjelasan variabel yang

terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang

apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan

penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku atau tidak. Laju

pertumbuhan ekonomi di ukur dengan indikator perkembangan lebih besar

PDRB dari tahun ketahun yang dinyatakan dalam persen pertahun. Analisis

ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah dilihat dari besarnya

pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.

2. Sektor ekonomi adalah lapangan usaha yang terdapat pada PDRB, yang

mencangkup 9 (Sembilan) sektor.

3. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa

dalam setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar

harga konstan (ADHK) tahun 2000 yang dinyatakan dalam persentase.

PDRB (ADHK) merupakan nilai barng dan jasa akhir dalam suatu kurun

waktu tertentu orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena

komponen penyusutan. Disebut domestic karena menyangkut batas wilayah.

Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu

(tahun dasar 2000).

Page 71: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

52

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekitar Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Propinsi Jawa Barat

a. Keadaan Geografis

Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5o50' - 7

o50'

Lintang Selatan dan 104o48' - 108

o48' Bujur Timur, dengan batas-

batas wilayahPnya:

1) Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta

2) Sebelah Timur, berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah

3) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia

4) Sebelah Barat, berbatasan dengan Propinsi Banten

Gambar 4.1

Peta Propinsi Jawa Barat

Page 72: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

53

Jawa Barat memiliki lahan yang subur, sebagian besar dari

luas tanahnya digunakan untuk pertanian. Ini lebih dimungkinkan karena

Jawa Barat yang beriklim tropis.

Untuk tahun 2010, Kota Bandung sebagai Ibu Kota Propinsi Jawa

Barat memiliki curah hujan yang tertinggi pada bulan Maret yaitu

mencapai 365,7 mm, sedangkan curah hujan terendah pada bulan

Agustus yaitu 0,5 mm. Curah hujan tertinggi selama tahun 2010

pada bulan Februari sebesar 557,1 mm. Kecepatan angin rata-rata

selama tahun 2009 sebesar 3 knot dengan tekanan udara sebesar 922,9

mb dan kelembaban nisbi mencapai 79 persen. Sementara pada tahun

2010 sampai kondisi bulan Juni kecepatan rata-rata angin sudah

berkisar 3 knot dengan kelembaban nisbi 84 persen.

b. Kependudukan

Pada tahun 2010 penduduk di Kabupaten /Kota Jawa Barat yang

terbanyak di Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4,9 juta jiwa dan diikuti

oleh Kabupaten Bandung 3,2 juta jiwa. Hal ini tidak berbeda dengan

kondisi di tahun lalu. Sedangkan penduduk terkecil berada di Kota

Banjar yaitu sebanyak 0, 18 juta jiwa. Jumlah rumah tangga pada

tahun 2010 di Jawa Barat mencapai 11.761.194 rumah tangga, dengan

rata-rata per rumah tangga 4 anggota. Jumlah Rumah tangga tertinggi

berada di Kabupaten Bogor, yaitu 1.192.895 rumah tangga, kabupaten

Page 73: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

54

Bandung sebesar 842.877 rumah tangga dan ketiga terbesar adalah kota

Bandung sebesar 666.856 rumah tangga.

Jumlah Penduduk di Jawa Barat menurut Hasil Survei Sosial

Ekonomi Masyarakat Nasional 2010 sebanyak 43.826.775 jiwa, dengan

jumlah penduduk tertinggi di Kabupaten Bogor sebanyak 4.857.612 jiwa

disusul kemudian di Kabupaten Bandung sebanyak 3.235.615 jiwa.

Sementara penduduk terendah ada di Kota Tasikmalaya sebanyak 178

302 jiwa.

Rata-rata Jumla Penduduk di Jawa Barat lebih banyak laki-laki

dibandingkan perempuan, sehingga Sex rasio rara-rata diatas 100 %. Sex

rasio tertinggi adalah Kabupaten Cianjur 107,15% disusul oleh

Kabupaten Karawang sebesar 106,40 %. Kepadatan Penduduk di Jawa

Barat Pada tahun 2010 1.181 orang/km, dengan luas wilayah sebesar

37.116,54 km2. Diantara Kabupaten/Kota se Jawa Barat kepadatan

penduduk tertinggi adalah di Kota Bandung yaitu sebesar 14.491

orang/km2, disusul oleh Kota Cimahi 13.371 orang/km2 dan

terendah di kabupaten Ciamis 569 orang/km2.

Jumlah Penduduk Miskin diJawa Barat tahun 2009 sebesar

471.600 ribu jiwa. Adapun penduduk miskin tertinggi berada di

kabupaten Bogor yaitu 477,10 ribu jiwa atau 10,12 persen, dan

terendah di Kota Banjar sebesar 14,80 ribu jiwa atau 0,31 persen.

Persentase penduduk miskin di Jawa Barat sebesar 10,93 persen,

tertinggi ada di Kota Tasikmalaya yaitu sebesar 20,71 persen, disusul

Page 74: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

55

oleh Kabupaten Cirebon sebesar 16,12 persen, terendah ada di Kota

Depok 2,84 persen.

Garis Kemiskinan di Jawa Barat tahun 2009 sebesar Rp. 230.445

per kapita per bulan, Tertinggi ada di Kota Bekasi sebesar Rp. 332.849

per kapita / bulan dan terendah ada di Kota Banjar yaitu Rp. 193.305

per kapita per bulan. Hubungan antara kemiskinan dan pendidikan sangat

penting, karena pendidikan sangat berperan dalam mempengaruhi angka

kemiskinan. Orang yang berpendidikan lebih baik dan memiliki

pendapatan yang lebih tinggi akan mempunyai peluang yang rendah

menjadi miskin. Data pendidikan yang diuraikan disini berdasarkan

jenjang pendidika. Persentase rumah tangga miskin untuk jenjang

pendidikan < SD sebesar 42,10 persen, Tamat SD/SLTP sebesar 52,80

persen dan SLTA+ sebesar 5,09 persen.

c. Ketenaga Kerjaan

Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur

15 tahun dan lebih. Mereka terdiri dari "Angkatan Kerja" dan

"Bukan Angkatan Kerja". Proporsi penduduk yang tergolong "Angkatan

Kerja" adalah mereka yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Keterlibatan

penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk

yang masuk dalam pasar kerja yakni yang bekerja atau mencari

pekerjaan.

Page 75: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

56

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran

yang menggambarkan jumlah angkatan kerja untuk setiap 100 tenaga

kerja. Pada tahun 2010, jumlah angkatan kerja di seluruh Propinsi Jawa

Barat sebanyak 18.981.260 orang. Yang aktif bekerja sebanyak 16.

901.430 orang atau sebesar 89,42 persen dan yang menganggur

sebanyak 2.079.830 orang sebesar 10,96 persen.

Sebagian besar penduduk Jawa Barat yang bekerja pada tahun

2010, memiliki lapangan pekerjaan utama di Sektor Pertanian,

Perdagangan, Industri dan Jasa-jasa. Persentase penduduk yang bekerja

pada Sektor tersebut masing-masing 39,98 ; 27,84 ; 7,55 ; dan 5,83

persen. Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah pencari kerja

pada tahun 2010 kelompok yang paling besar adalah berasal dari

jenjang SLTA disusul oleh Sarjana Muda, SLTP dan Sarjana. Masing-

masing sebesar: 70, 22; 22, 72; 3, 75 persen.

d. Pemerintahan

Propinsi Jawa Barat terdiri dari 26 Kab/Kota, meliputi 17

Kabupaten dan 9 Kota, Sedangkan jumlah kecamatan 626, daerah

perkotaan 2.664 dan 3.254 perdesaan (MFD online, Desember 2010).

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Propinsi Jawa Barat pada tahun

2011 sebanyak 364.188 orang yang terdiri dari Golongan I 10.109

(2,78 %) orang, Golongan II 98.684 (27,10%) orang, Golongan III

161.074 (44,23%) orang dan Golongan IV 94.321 (25,90%)

Page 76: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

57

orang.Berdasarkan Jenis kelamin jumlah Pegawai Negeri Sipil Laki-

laki tahun 2010 sebanyak 191.513 orang sedangkan jumlah pegawai

Perempuan sebesar 172.675 orang.

Jumlah anggota DPR Propinsi Jawa Barat menurut Partai Politik

pada tahun 2011, Laki-laki sebanyak 75 orang sedangkan Perempuan 23

orang. Dengan komposisi tiga terbesar berturut-turut sebanyak 28

orang (28%) dari fraksi Partai Demokrat (FPD) 17 orang (17%) dari

fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan 16 orang

(16%) dari fraksi Partai Golongan Karya.

e. Pendidikan

Tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas

merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu

daerah. Peningkatan SDM sekarang ini lebih di fokuskan pada pemberian

kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap

pendidikan. Oleh sebab itu pemerintah berusaha secara konsisten berupa

peningkatan SDM penduduk melalui jalur pendidikan. Program wajib

belajar 6 tahun dan 9 tahun, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOT),

dan berbagai program penduduk lainnya adalah bagian dari upaya

pemerintah untuk mempercepat peningkatan kualitas SDM, yang pada

akhirnya akan menciptakan SDM yang tangguh, yang siap bersaing di era

globalisasi.

Page 77: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

58

Ada empat perguruan Tinggi Negeri yang besar di Jawa Barat,

yakni Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran

(Unpad), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI).

f. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi

Analisis penulisan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasikan perkembangan PDRB Kota Depok dan Propinsi

Jawa Barat potensi pertumbuhan ekonomi pada masing-masing wilayah

sehingga Sektor strategis yang potensial dapat dikembangkan untuk

meningkatkan PDRB wilayah analisis.

Untuk mengetahui potensi Sektor-Sektor ekonomi yang

mendukung PDRB Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat maka digunakan

alat analisis LQ yaitu untuk mengetahui apakah Sektor ekonomi Tersebut

termasuk Sektor basis atau non basis, juga digunakan metode Shife Share

Sebagai pendukung alat analisis LQ.

2. Gambaran Umum Kota Depok

a. Keadaan geografis

Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6º

19’00’’ - 6º 28’00’’ Lintang Selatan dan 106º43’00’’ - 106º55’30’’

Bujur Timur. Bentang alam Depok dari Selatan ke Utara merupakan

daerah dataran rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan

Page 78: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

59

elevasi antara 50–140 meter diatas permukaan laut dan kemiringan

lerengnya kurang dari 15 persen. Kota Depok sebagai salah satu

wilayah termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200.29

Km2

Wilayah Kota Depok berbatasan dengan tiga Kabupaten dan satu

Propinsi. Secara lengkap wilayah ini mempunyai batas-batas sebagai

berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten

Tangerang dan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede Kota

Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan

Kecamatan Bojonggede Kabupaten Bogor.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan

Gunung sindur Kabupaten Bogor.

Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Kota Jakarta dan

Kota Bogor. Hal ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan

pesat seiring dengan meningkatnya perkembangan jaringan transportasi

yang tersinkronisasi secara regional dengan Kota-kota lainnya.

Page 79: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

60

b. Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Depok hasil Sensus Penduduk 2010

mencapai 1.736.565 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 879.325

jiwa dan penduduk perempuan 857.240 jiwa sedangkan sex rasio 103.

Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan yang paling banyak

penduduknya dibanding dengan kecamatan lain di Kota Depok, yaitu

242.214 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil adalah

Kecamatan Limo yaitu 87.615 jiwa. Di Tahun 2010 kepadatan penduduk

Kota Depok mencapai 10.101 jiwa/km². Kecamatan Sukmajaya

merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan tingkat

kepadatan 12.495 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran dengan

tingkat kepadatan 11.568 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan

kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu sebesar

4.721 jiwa/km2.

c. Ketenaga Kerjaan

Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang

berumur 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong “Angkatan

Kerja” adalah mereka yamg aktif dalam kegiatan ekonomi.

Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat

penyerapan pasar kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak terserap

dikategorikan sebagai pengangur.

Page 80: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

61

Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2010, dapat diperoleh

gambaran bahwa pada tahun 2010, penduduk Kota Depok yang

bekerja 653.171 jiwa sedangkan yang menganggur sekitar 71.182 jiwa.

Jadi penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja sebanyak

724.353 jiwa, sedangkan yang merupakan penduduk buka angkatan

kerja sebanyak 417.433 jiwa. Penduduk yang bekerja masih didominasi

laki-laki dari pada perempuan (laki-laki 65, 54% dan perempuan 34,

46%. Dari penduduk yang bekerja sebagian besar bekerja di Sektor 4

(Jasa Kemasyarakatan). Status pekerjaan masih didominasi sebagai

buruh/karyawan/ pegawai sebanyak 60, 21%, kemudian berusaha sendiri

20, 49%.

d. Pemerintahan

Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor tanggal 16 Mei 1994

Nomor 135/SK.DPRD/03/1994 tentang Persetujuan Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Keputusan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

tanggal 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep.Dewan 06/DPRD/1997 tentang

Persetujuan Atas Pembentukan Kotamadya Dati II Depok dan untuk

lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan

pemerintah, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kepada

masyarakat serta untuk lebih meningkatkan peran aktif masyarakat,

Page 81: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

62

maka pembentukan Kota Depok sebagai wilayah administratif baru

di Propinsi Jawa Barat ditetapkan dengan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 15 Tahun 1999.

Berdasarkan Undang-undang tersebut, dalam rangka

pengembangan fungsi kotanya sesuai dengan potensinya dan guna

memenuhi kebutuhan pada masa-masa mendatang, terutama untuk

sarana dan prasarana fisik kota, serta untuk kesatuan perencanaan,

pembinaan wilayah, dan penduduk yang berbatasan dengan wilayah

Kota Administratif Depok, maka wilayah Kota Depok tidak hanya

terdiri dari wilayah Kota Administratif Depok, tetapi juga meliputi

sebagian wilayah Kabupaten Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo,

Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian wilayah

Kecamatan Bojonggede yang terdiri dari Desa Pondok Terong, Desa

Ratu Jaya, Desa Pondok Jaya, Desa Cipayung dan Desa Cipayung Jaya.

Sehingga wilayah Kota Depok terdiri dari 6 Kecamatan. Hal ini

mengakibatkan bertambahnya beban tugas dan volume kerja dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan serta

pelayanan masyarakat di Kota Depok.

Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, tunututan

masyarakat akan pelayanan prima dari pemerintah dan volume kegiatan

penyelenggarakan pemerintahan pada akhir tahun 2008 Kota Depok

pemekaran wilayah kecamatan yang semula 6 kecamatan menjadi 11

kecamatan. Adapun pemekaran ini dituangkan dalam Perda Kota depok

Page 82: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

63

No. 8 Tahun 2006 dengan implementasai mulai dilaksanakan tahun

2007. Wilayah yang mengalami pemekaran ada 5 kecamatan teridiri

atas Kecamatan Tapos merupakan pemekaran dari Kecamatan

Cimanggis, Kecamatan Bojongsari pemekaran dari Kecamatan

Sawangan, Kecamatan Cilodong pemekaran dari Kecamatan Sukmajaya,

Kecamatan Cipayung pemekaran dari kecamatan Pancoranmas dan

Kecamatan Cinere pemekaran dari kecamatan Limo. Kota Depok

memiliki 11 kecamatan, 63 kelurahan, 880 Rukun Warga (RW) dan 4920

Rukun Tetangga (RT).

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota Depok tahun 2010

adalah 8.053 orang, terdiri dari golongan I sebanyak 92 orang, golongan

II sebanyak 2.321 orang, golongan III sebanyak 3.785 orang, dan

golongan IV sebanyak 1.855 orang.

Jumlah anggota DPRD Kota Depok hasil pemilu 2009 (periode

2009 – 2014) adalah 49 orang ( seharusnya 50 orang, 1 orang PAW

belum ada penggantinya), laki-laki 32 orang, dan perempuan 17 orang.

Anggota DPRD dari fraksi Demokrat 15 orang, fraksi Partai Keadilan

Sejahtera 11 orang, kemudian Fraksi Partai Golkar 7 orang, Fraksi

Partai Amanat Nasional 7 orang, Fraksi PDI Perjuangan 5 orang, dan

Fraksi Gerindra Bangsa 4 orang. Jumlah keputusan DPRD Kota Depok

pada tahun 2008 yang berupa Surat keputusan Pimpinan DPRD

sebanyak 8, sedangkan Surat Keputusan Dewan (DPRD) ada 19

keputusan.

Page 83: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

64

e. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses berkesinambungan yang

bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia.

Dan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ditempuh

melalui pelaksanaan berbagai program pendidikan dan keterampilan.

Mereka yang mempunyai tingkat pendidikan dan keterampilan

yang tinggi mempunyai kemungkinan/peluang lebih besar untuk

memperoleh pendapatan yang tinggi.

Sebaliknya, mereka yang mempunyai pendapatan rendah, kecil

kemungkinannya untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Dengan demikian dari sudut sosial ekonomi, tingkat pendidikan

seseorang merefleksikan tingkat kesejahteraannya. Pendidikan

merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia sehingga kualitas sumber daya manusia sangat

tergantung dari kualitas pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

suatu masyarakat, semakin baik kualitas sumber dayanya. Pada dasarnya

pendidikan yang diupayakan bukan hanya tanggung jawab pemerintah

tetapi juga masyarakat dan keluarga. Kerjasama yang erat telah dijalin

dalam upaya meningkatkan derajat pendidikan masyarakat melalui

Program Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar 9 tahun) dan Gerakan

Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).

Page 84: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

65

Dengan demikian apa yang tersirat dalam gagasan dasar

Pembukaan UUD-45; yaitu mencerdaskan bangsa dicoba untuk

diwujudkan secara konsekuen.

Banyaknya penduduk yang mendapatkan pendidikan di sekolah

merupakan indikator tersedianya tenaga terdidik atau sumber daya

manusia terdidik yang tersedia saat ini. Besaran ini ditunjukkan oleh

angka partisipasi sekolah.

Tahun Ajaran 2010/2011 jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak

di Kota Depok sebanyak 357 sekolah, jumlah murid TK 16.828, dan

2.614 guru TK. Sekolah SD sebanyak 393 sekolah, dengan 153.890

murid dan 9.116 orang guru. Sekolah SMP berjumlah 162 sekolah

dengan jumlah siswa 55.309 orang dan jumlah guru 3.526 orang. Di

tingkat SMA terdapat 55 sekolah dengan jumlah murid dan guru masing-

masing 17.535 orang dan 1.302 orang. Selain itu terdapat 97 sekolah

SMK, dengan jumlah murid 34.534 orang dan jumlah guru 1.403 orang.

Hasil Survei Susenas 2010, penduduk Kota Depok yang berumur

10 tahun keatas yang memiliki ijazah tertinggi SLTA dan sederajat

23,79%. Memiliki Ijazah tertinggi SLTA merupakan persentase terbesar

dibanding jenjang pendidikan lainnya. Penduduk Kota Depok yang

berumur 10 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis huruf latin

55,03 %, huruf lainnya 0,18 %, huruf latin dan huruf lainnya 42,95 %,

dan yang buta huruf 1,84 %.

Page 85: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

66

f. Kesehatan

Tujuan utama dari program pembangunan bidang kesehatan di

Kota Depok adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Kota

Depok secara keseluruhan. Sehingga dengan semakin baik derajat

kesehatan masyarakat di Kota Depok ini, maka tujuan dari program

dapat tercapai yaitu kesejahteraan masyarakat Kota Depok baik lahir

maupun bathin.

Salah satu ukuran yang digunakan untuk mengamati derajat

kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Bayi

(AKB). AKB dihitung dengan cara membuat rasio jumlah bayi yang

mati untuk per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. Karena sulitnya

mendapatkan data jumlah bayi yang mati pada kurun waktu tertentu,

maka metode penghitungan AKB digunakan dengan cara lain yaitu

melalui pendekatan ilmiah dari penerapan rumus-rumus di bidang

demografi.

Perubahan angka kematian bayi diakibatkan oleh faktor

demografis dan sosial ekonomi. Faktor-faktor demografis yang

mempengaruhi angka kematian bayi antara lain adalah jenis kelamin,

tempat tinggal, urutan anak, selang kelahiran dan umur ibu saat

melahirkan. Faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi angka kematian

bayi adalah pendidikan, pekerjaan dan keadaan perumahan dari ibu yang

pernah melahirkan.

Page 86: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

67

Untuk mengamati perkembangan peningkatan derajat kesehatan

di Kota Depok, dapat diamati dari hasil perhitungan AKB, pada

tahun 2003 mencapai 33,38 per 1000 kelahiran hidup, pada tahun 2004

sebesar 29,28 per 1000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 sebesar

28,07 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2008 AKB turun menjadi 26,

84 per 1000 kelahiran hidup. Terjadi penurunan Angka Kematian Bayi

sebesar 6,14 persen dari tahun 2003 ke 2008, penurunan ini cukup

berarti karena AKB merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

derajat kesehatan ibu dan anak di Kota Depok. Namun kita tidak

boleh berpuas diri karena angka ini masih cukup tinggi dan masih harus

diturunkan lagi.

B. Analisis Pertumbuhan Sektor

1. Analisis Perkembangan PDRB

Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari

Masing-masing Sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks

lebih jauh akan memperhatikan bagaimana suatu Sektor perekonomian

mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai Sektor. Nilai PDRB

dua wilayah analisis selama periode penelitian cenderung fluktuatif, di mana

ada Sektor yang jumlah nominalnya mengalami penurunan jumlah nominal

dari tahun sebelumnya.

Page 87: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

68

Dilihat dari perkembangan PDRB pada sektor di Propinsi jawa Barat

dan Kota Depok atas dasar harga konstan 2000 mengalami fluktuasi naik

dan turun tiap tahunya. Pada Propinsi Jawa Barat rata-rata perkembangan

PDRB terbesar dipegang oleh Sektor Industri Pengolahan, ditahun 2000

sebesra 44.86 persen terus meningkat smpai pada tahun 2010 mengalami

sedikit penurunan dengan nilai PDRB sebesar 43.08 persen, walaupun

Sektor Industri Pengolahan ini mengalami penurunan tetapi sektor ini

memberikan kontribusi yang baik bagi derahnya. Sama halnya dengan

Propinsi Jawa Barat, sektor yang nilainya terbesar pada Kota Depok adalah

Sektor Industri Pengolahan di tahun 2010 sebesar 40.00 persen.

Selanjutnya sektor dengan nilai terendah pada Propinsi Jawa barat dan

Kota depok adalah Sektor Listrik, Gas & Air Bersih.

Page 88: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

69

a. Propinsi Jawa Barat

Tabel 4.1

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat

Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)

(Persen)

No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 16.15 15.84 15.01 14.30 15.10 14.82 13.90 13.34 13.06 14.10 13.39

2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan 44.86 44.47 44.24 44.78 43.44 44.68 45.63 45.87 47.04 44.41 43.08

4 Listrik, Gas & Air Bersih 2.18 2.23 2.26 2.18 2.37 2.40 2.17 2.15 2.11 2.31 2.32

5 Bangunan 2.95 2.76 2.87 2.93 2.93 3.30 3.29 3.34 3.42 3.48 3.75

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 19.96 19.51 19.87 19.22 19.79 20.05 20.25 20.48 20.02 21.18 22.27

7 Pengangkutan dan Komunikasi 4.10 4.25 4.36 4.57 4.56 4.38 4.45 4.59 4.30 4.46 4.88

8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 3.00 3.15 3.34 3.47 3.22 3.23 3.06 3.23 3.19 3.25 3.36

9 Jasa-jasa 6.79 7.79 8.05 8.54 8.58 7.14 7.27 7.00 6.86 6.81 6.96

JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

BPS, Propinsi Jawa Barat 2000-2010

Page 89: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

70

b. Kota Depok

Tabel 4.2

Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Depok

Harga Konstan 2000 Tahun (2000-2010)

(Persen)

No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 4.02 3.91 3.82 3.67 3.59 3.52 3.16 2.97 2.90 2.84 2.87

2 Pertambangan

3 Industri Pengolahan 38.45 38.87 39.78 40.13 40.38 41.15 41.34 40.39 40.63 40.77 40.00

4 Listrik, Gas & Air Bersih 3.47 3.42 3.34 3.32 3.30 3.32 3.21 3.11 3.04 2.99 2.98

5 Bangunan 6.60 6.64 6.50 6.46 6.40 6.10 5.92 6.10 6.12 6.21 6.38

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 30.49 30.41 29.42 29.31 29.13 28.88 29.62 31.02 30.70 30.57 31.15

7 Pengangkutan & Komunikasi 5.04 4.94 5.37 5.40 5.42 5.47 5.24 5.03 5.17 5.16 5.18

8 Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 3.80 3.77 3.80 3.86 4.07 4.06 3.91 3.99 3.91 3.85 3.86

9 Jasa-jasa 8.12 8.03 7.96 7.85 7.72 7.50 7.60 7.38 7.53 7.61 7.59

JUMLAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Bps, Kota Depok 2000-2010

Page 90: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

71

2. Analisis Location Quotient (LQ)

Pada analisis Location Quotient (LQ) dapat digunakan untuk

mengetahui Sektor-Sektor ekonomi manakah yang termasuk Sektor basis

atau berpotensi ekspor dan manakah yang termasuk bukan merupakan

Sektor basis. Hal tersebut dapat terlihat jika LQ menunjukan angka lebih

dari satu (LQ>1) berarti Sektor tersebut merupakan Sektor basis. Kemudian

jika hasil menunjukan angka kurang dari satu (LQ<1) berarti Sektor tersebut

bukan merupakan Sektor basis (Ghalib, 2005:169).

Page 91: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

72

a. Kota Depok

Table 4.3

Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota DepokTahun 2000-2010

Sumber Lampira II

Keterangan: (b) : Sektor Basis (nb) : Sektor Non Basis

Sektor LQ 2000 LQ 2001 LQ 2002 LQ 2003 LQ 2004 LQ 2005 LQ 2006 LQ 2007 LQ 2008 LQ 2009 LQ 2010LQ RATA-

RATA

0.24 0.24 0.25 0.25 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.2 0.21 0.23

(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)

Pertambangan & Penggalian

0.85 0.87 0.89 0.89 0.92 0.92 0.9 0.88 0.86 0.91 0.92 0.89

(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)

1.59 1.52 1.47 1.52 1.39 1.39 1.48 1.44 1.44 1.29 1.28 1.44

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

2.23 2.41 2.26 2.2 2.18 1.84 1.8 1.82 1.78 1.78 1.7 2

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.52 1.55 1.48 1.52 1.47 1.44 1.46 1.51 1.53 1.44 1.39 1.48

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.22 1.16 1.23 1.18 1.18 1.24 1.17 1.09 1.2 1.15 1.06 1.17

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.26 1.19 1.13 1.11 1.26 1.25 1.27 1.23 ` 1.18 1.14 1.2

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.19 1.03 0.98 0.91 0.89 1.05 1.04 1.05 1.09 1.11 1.09 1.04

(b) (b) (nb) (nb) (nb) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

Jasa-jasa

Pertanian

Industri Pengolahan

Listrik, GAS & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Sektor LQ 2000 LQ 2001 LQ 2002 LQ 2003 LQ 2004 LQ 2005 LQ 2006 LQ 2007 LQ 2008 LQ 2009 LQ 2010LQ RATA-

RATA

0.24 0.24 0.25 0.25 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.2 0.21 0.23

(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)

Pertambangan & Penggalian

0.85 0.87 0.89 0.89 0.92 0.92 0.9 0.88 0.86 0.91 0.92 0.89

(nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb) (nb)

1.59 1.52 1.47 1.52 1.39 1.39 1.48 1.44 1.44 1.29 1.28 1.44

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

2.23 2.41 2.26 2.2 2.18 1.84 1.8 1.82 1.78 1.78 1.7 2

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.52 1.55 1.48 1.52 1.47 1.44 1.46 1.51 1.53 1.44 1.39 1.48

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.22 1.16 1.23 1.18 1.18 1.24 1.17 1.09 1.2 1.15 1.06 1.17

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.26 1.19 1.13 1.11 1.26 1.25 1.27 1.23 ` 1.18 1.14 1.2

(b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

1.19 1.03 0.98 0.91 0.89 1.05 1.04 1.05 1.09 1.11 1.09 1.04

(b) (b) (nb) (nb) (nb) (b) (b) (b) (b) (b) (b) (b)

Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

Jasa-jasa

Pertanian

Industri Pengolahan

Listrik, GAS & Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi

Page 92: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

73

Dilihat dari tabel 4.3 hasil dari perhitungan Location Quotient (LQ)

bahwa Kota Depok Tahun 2000-2010 memiliki nilai LQ yang signifikan,

seperti terlihat dari Sembilan Sektor di atas, pada Sektor pertanian indeks

LQ rata-rata sebesar 0.23 dan Sektor Industri Pengolahan sebesar 0.89

termaksud ke dalam kategori Sektor non basis yang hanya dapat memenuhi

kebutuhan pangan daerahnya sendiri, Sektor industri ini walaupun hanya

dapat memenuhi pangsa pasarnya sendri dalam segi pembangunan infra

struktur Kota Depok itu sendiri akan tetapi Sektor industri ini dapat mampu

bersaing di pasar luar. Sementara Sektor Listrik, Gas & Air Bersih memiliki

nilia rata-rata LQ sebesar 1.44 merupakan Sektor basis yang dapat

memenuhi kebutuhan local mampun dapat menhadi sumbangsih terhadapa

daerah luar. Dan Sektor babis dengan niali rata-rata LQ tertinggi,adalah

Sektor Bangunan sebesar 2.00, yang mamapu memenuhi kebutuhan

daerahnya sendiri maupun luar daerahnya yang menjadikan Sektor ini

mampu menunjang pembangunan yagng ada di Kota Depok. Sektor basis

selanjutnya adalah Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran dengan nilai

rata-rata LQ sebesar 1.48 dimana Sektor ini mampu bersaing dengan pasar

luar dalam bidang perdangan dan hotel serta restoran menjadi tambahan

pendapatan bagi pemerintah daerah nya sendiri, dan menjadi daya saing

yang baik bagi Sektor ke enam ini. Dan Sektor Pengangkutan &

Komunikasi menjadi urutan ke tujuh sebagai salah satu Sektor basis yang

memilki nilai rata-rata LQ sebesar 1,17 basis yang mampu memenuhi

kebutuhan baik untuk daerahnya sendiri maupun luar daerah lain dan

Page 93: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

74

mobilitas untuk penyambung keberlangsungan komunikasi yang baik ke

luar daerah lainnya. merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk

memperlancar kegiatan perekonomian.

Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan

menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas

penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah

lain. Sektor basis selanjutnya adalah Sektor Bank & Lembaga Keuangan

Lainnya dan Jasa-jasa dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.20 dan 1.04.

3. Analisis Shift Share (SS)

Pada analisis Shift Share merupakan teknik yang sangat berguna

dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan

dengan perekonomian nasional. Analisis ini bertujuan untuk menentukan

kinerja atau produktifitas kerja perekonomian daerah dengan

membandingkannya dengan daerah yang lebih besar. Selanjutnya

bagaimana cara mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah

dengan menggunakan analisis Shift Share digunakan variabel penting

seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan. Dalam penelitian ini

digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB untuk menguraikan

pertumbuhan ekonomi Kota Depok dan Propinsi Jawa Barat. Pertumbuhan

PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen Shift dan Share yaitu:

Page 94: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

75

a. Komponen National Share (N) adalah banyaknya pertambahan PDRB

seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB

Propinsi selama periode yang tercakup dalam studi.

b. Komponen proportional Shift (P) mengukur besarnya net shift

Kota/Propinsi yang diakibatkan oleh perubahan komposisi Sektor-Sektor

PDRB daerah. Apabila Pj < 0 berarti Kota/Propinsi yang bersangkutan

berspesialisasi pada Sektor yang ditingkat Propinsi tumbuh lebih lambat

atau bahkan sedang menurun.

c. Komponen Differential shift (D) mengukur besarnya shift netto yang

diakibatkan oleh Sektor-Sektor industri tertentu yang tumbuh lebih cepat

atau lebih lambat di daerah yang bersangkutan dibandingkan dengan

tingkat nasional (Propinsi) yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional

intern. Daerah yang mempunyai keuntungan lokasional, seperti sumber

daya yang baik akan mempunyai differential shift component positif

(Dj>0), sebaliknya daerah yang tidak memiliki keuntungan lokasional

akan mempunyai differential shift component (Dj<0)

Page 95: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

76

a. Kota Depok

Table 4.4

Komponen Shift Share Kota Depok

Tahun 2000-2010

(Y) Tahun Gj Nj Gj-Nj

2000-2001 205408.9038 164545.5028 40863.40092

2001-2002 225509.93 155721.9499 69787.98007

2002-2003 246394.06 190967.1818 55426.87821

2003-2004 274250.51 437330.8922 -163080.3822

2004-2005 309157.27 204711.6572 104445.6128

2005-2006 316094.96 297738.1925 18356.76754

2006-2007 352117.88 343551.5164 8566.363602

2007-2008 352580.7 341287.2651 11293.43486

2008-2009 358821.98 235931.1813 122890.7987

2009-2010 389686.59 388891.3836 795.2064051

Sumber : lampiran VI dan VI

Dilihat dari tabel di atas pada tahun 2000-2010 dapat kita ketahui

bahwa komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) tahun 2000-

2001 adalah sebesar 205408.9038 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB

Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan

PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 164545.5028 ini berarti

terjadi penyimpangan positif sebesar 40863.40092 dan ini menunjukan

Page 96: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

77

bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika dibandingkan

dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat

Pada tahun berikutnya 2001-2002 komponen pertumbuhan PDRB

total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 225509.93 padahal banyaknya

pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan

laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar

155721.9499 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 69787.98007

dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.

Pada tahun 2002-2003 komponen pertumbuhan PDRB total Kota

Depok (Gj) adalah sebesar 246394.06 padahal banyaknya pertumbuhan

PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju

pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 190967.1818

ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 55426.87821 dan ini

menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.

Dari kedua komponen (Dj) dan (Nj) masing-masing mengalami

pertumbuhan yang variatif, dimana pada tahun 2003-2004 komponen (Gj)

mengalami penurunan sebesar 274250.51 dan komponen (Nj) meningkat

sebesar 437330.8922 dari tahun sebelumnya, sehingga ini satu-satunya

tahun yang mengalami penyimpangan yang negatif. Untuk mengetahui

sektor-sektor ekonomi yang menjadi spesialisasi serta pertumbuhannya

digunakan propotional shift (Pj) dan differential shift (Dj). Oleh karena itu

Page 97: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

78

analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari sektor-sektor yang memilki

pertumbuhan lebih cepat atau lambat.

Tetapi terjadi penyimpangan positif di tahun 2004-2005 dimana

komponen pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar

309157.27 padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya

pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat

(Nj) adalah sebesar 204711.6572 ini berarti terjadi penyimpangan positif

sebesar 104445.6128 ini satu-satunya penyimpangan positif tertinggi dari

tahun lain, dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok

lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa

Barat.

Tahun 2005-2006 pada komponen (Gj) dari tahun sebelumnya maka

komponen (Gj) tahun ini meningkat sebesar 316094.96 dan begitu pula di

ikuti dengan komponen (Nj) sebesar 297738.1925 dengan penyimpangan

positif sebesar 18356.76754.

Selanjutnya di tahun 2006-2007 komponen pertumbuhan PDRB total

Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352117.88 padahal banyaknya pertumbuhan

PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan laju

pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar 343551.5164

ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 8566.363602, ini

menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.

Page 98: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

79

Tahun 2007-2008 dapat kita ketahui bahwa komponen pertumbuhan

PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 352580.7 padahal banyaknya

pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya pertumbuhannya sama dengan

laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat (Nj) adalah sebesar

341287.2651 ini berarti terjadi penyimpangan positif sebesar 11293.43486

dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota Depok lebih cepat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di Porpinsi Jawa Barat.

pada tahun 2008-2009 dapat kita ketahui bahwa komponen

pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 358821.98

padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya

pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat

(Nj) adalah sebesar 235931.1813 ini berarti terjadi penyimpangan positif

sebesar 122890.7987 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota

Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di

Porpinsi Jawa Barat.

pada tahun 2009-2010 dapat kita ketahui bahwa komponen

pertumbuhan PDRB total Kota Depok (Gj) adalah sebesar 389686.59

padahal banyaknya pertumbuhan PDRB Kota Depok seandainya

pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Barat

(Nj) adalah sebesar 388891.3836 ini berarti terjadi penyimpangan positif

sebesar 795.2064051 dan ini menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Kota

Depok lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB di

Porpinsi Jawa Barat.

Page 99: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

80

Untuk mengetahui Sektor-Sektor ekonomi yang memiliki spesialisasis

serta pertumbuhanya digunakan Propotional Shift (Pj) dan Differensial Shift

(Dj). Oleh karena itu analisis selanjutnya dilakukan untuk mencari Sektor-

Sektor yang memiliki pertumbuhan lebih cepat atau lamban pada tabel 4.5

dibawah ini menunjukan pertumbuhan dari masing-masing komponen yang

memiliki nilai positif dan nilai negatif.

Page 100: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

81

Table 4.5

Komponen Pertumbuhan propotional (Pj) Kota depok

Sumber Lampiran X Keterangan ( c ) : Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat Propinsi

( i ) : Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat Propinsi

Page 101: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

82

Berdasarkan tabel pertumbuhan komponen proporsional Kota Depok

diketahui bahwa Proporsional Shift (Pj) dan Differensial Shift (Dj) Kota

Depok dari tahun 2000-2010 terdapat nilai positif dan nilai negatif. Apabila

nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukan bahwa Sektor yang

bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang baik

untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bila nilai negatif menunjukan

bahwa Sektor tersebut dalam perekonomian masih memungkinakan untuk

diperbaiki dengan membandingkannya terhadap struktur perekonomian

Propinsi. hal ini berarti Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang sama,

dengan Sektor yang tumbuh cepat pada perekonomian Propinsi Jawa Barat

apabila nilai Pj rata-rata positif. Sedangkan apabila nilai Pj memiliki rata-

rata negatif maka Kota Depok berspesialisasi pada Sektor yang tumbuh

lambat di perekonomian Propinsi Jawa Barat.

Berdasarkan tabel 4.5 dapat di ketahu Pj rata-rata untuk nilai positif

ada 6 Sektor yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Bersih, Sektor Bangunan,

Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, Sektor Pengangkutan &

Komunikasi, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya Perusahaan,

Sektor Jasa-jasa. Semua Sektor ini memiliki komponen pertumbuhan

propotional positif, menunjukan bahwa Sektor-Sektor tersebut

pertumbuhanya cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam

memacu pertumbuhan PDRB Propinsi.

82

Page 102: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

83

Sisanya Sektor yang memiliki nilai komponen pertumbuhan

propotional negatif adalah Sektor Pertanian dan Sektor Industri Pengolahan.

Hal ini berarti menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada Sektor

yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian di

Propinsi Jawa Barat.

Page 103: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

84

Table 4.6

Komponen Pertumbuhan Differensial (Dj) Kota depok

Sumber: lampiran VIII

Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA

Pertanian 511.078272 6967.05671 3468.76029 -19110.713 3259.63749 -6558.7911 -2809.0668 -445.49522 -13952.118 11341.372 -1732.827905

Pertambangan, Penggalian

Industri Pengolahan 43406.6645 70621.1608 16229.5876 1298.90946 25269.8041 -26668.019 -59938.665 -40716.476 194834.314 29494.6812 25383.19618

Listrik, Gas, Air Bersih -3849.1766 -2057.4239 5917.73934 -19891.615 2947.16941 10996.0883 -4013.9259 275.817162 -17024.954 -2099.6363 -2879.991758

Bangunan 20125.3945 -11404.484 -4354.7087 -12734.5 -45018.033 -6715.4127 5548.92295 -7507.4234 7018.59386 -20478.743 -7552.039341

Perdagangan, Hotel, Restoran 34521.4278 -39230.882 51236.8569 -96206.694 1472.3848 28338.8528 59761.2884 25073.0464 -77336.966 -63535.593 -7590.627778

Pengangkutan, komunikasi -8136.5978 15331.4667 -6368.7915 -7602.8537 17845.3288 -14679.654 -19695.812 26396.4853 -5846.4309 -29600.31 -3235.716961

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -6558.8992 -5021.7903 -1331.6796 15940.5011 2607.40891 4166.67487 -7027.1078 -1185.7381 -3048.8623 -8000.6135 -946.0105869

Jasa-jasa lain -43435.091 -7589.0603 -20247.587 -20222.133 58242.0901 -551.59638 3726.95737 18174.3361 17235.3478 -12365.606 -703.2343349

Jumlah36584.8003 27616.0442 44550.177 -158529.1 66625.791 -11671.857 -24447.409 20064.5521 101878.925 -95244.449 742.7475129

Page 104: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

85

Berdasarkan tebel 4.6 dapat diketahui Dj rata-rata dimana dari 9

Sektor di Kota Depok dilihat dari nilai rata-rata Dj ada satu Sektor yang

memiliki nilai yang positif, Sektor tersebut adalah Sektor Industri

Pengolahan yang menunjukan bahwa Sektor-Sektor tersebut pertumbuhanya

cepat sehingga berpotensi untuk dikembangkan dalam memacu

pertumbuhan PDRB Propinsi. sisanya 7 Sektor yang memiliki nilai rata-rata

Dj negatif berati menunjukan bahwa Kota Depok berspesialisasi pada

Sektor yang sama, dengan Sektor yang tumbuh lambat pada perekonomian

di Propinsi Jawa Barat.

4. Tipologi Sektor

Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location

Quotient (LQ>1), komponen differential shift (Dj > 0), dan komponen

proportional shift (Pj > 0) untuk ditentukan tipologi Sektoral. Tipologi ini

mengklasifikasikan Sektor basis dan non basis serta komponen

pertumbuhan internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ

dengan komponen Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi Sektoral

diharapkan dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis.

Page 105: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

86

Menurut (Saerofi 2005:66), Tipologi Sektoral tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1

dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan

Propinsi (Dj rata-rata 0) meskipun di tingkat Propinsi pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata >0).

b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata >1

dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih cepat dibandingkan

dengan Propinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Propinsi

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

Propinsi (Dj rata-rata < 0) karena tingkat nasional pertumbuhanya cepat

(Pj rata-rata >0).

d. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah Sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan di Kota/Propinsi analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

Propinsi (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Propinsi pertumbuhannya

juga lambat (Pj rata-rata < 0).

e. Tipologi V: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat

dibandingkan pertumbuhannya di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0)

padahal di Propinsi sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).

Page 106: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

87

f. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhannya di Kota/Propinsi analisis lebih cepat di

bandingkan pertumbuhan di tingkat Propinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun

di Propinsi sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

g. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-

rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di

banding Propinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Propinsi sendiri

pertumbuhannya cepat (Pj rata-rata > 0).

h. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah Sektor non basis dengan LQ rata-

rata < 1 dan pertumbuhan di Kota/Propinsi analisis lebih lambat di

banding Propinsi dengan Dj rata-rata < 0 meskipun di tingkat Propinsi

sendiri pertumbuhannya lambat (Pj < 0).

Page 107: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

88

Tabel 4.7

Makna Tipologi Sektor Ekonomi

Tipologi LQ Rata-rata Dj Rata-

rata

Pj Rata-

rata

Tingkat

Kepotensial

I (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa/Unggulan

II (LQ > 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik sekali/Potensial I

III (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik/Potensial II

IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari

Cukup/Potensial III

V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup/potensial IV

VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari

Cukup/Potensial V

VII (LQ <1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang/Potensial VI

VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kurang

Sekali/Potensial V

Sumber: Dini (2007:71)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dijelaskan bahwa Sektor ekonomi

dalam Tipologi I merupakan Sektor yang tingkat potensialanya ”Istimewa”

untuk dikembangkan karena Sektor tersebut merupakan Sektor basis (LQ >

1). Selain itu, di Kota Depok pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan

dengan tingkat Propinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat Propinsi juga tumbuh

dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan

pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB

Kota Depok.

Page 108: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

89

Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.7 di atas

(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa

Sektor ekonomi yang masuk Tipologi II adalah Sektor yang tingkat

kepotensialannya ” baik sekali ” untuk dikembangkan, Tipologi III ” baik ”,

Tipologi IV ” lebih dari cukup ”, Tipologi V ” cukup”, Tipologi VI ”hampir

dari cukup”, Tipologi VII ” kurang ”, Tipologi VIII ” kurang sekali ”

C. Pembahasan.

1. Pembahasan Per Sektor Kota Depok

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi

Sektor pertanian terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi

Sektor pertanian pada tahun 2010 sebesar 2,87 persen menempati urutan

kedelapan dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok dalam sektor

pertanian.

Tabel 4.8

Analisis Sektor Pertanian

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor non Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi VIII kurang sekali/potensial VII

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Page 109: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

90

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor

pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 23 (<1), hal ini

menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu

berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga

tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian

merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar -2877.708187. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya negatif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian

adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih

lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.

Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,

yaitu sebesar -1732.827905. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi

Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan Dj negatif (<0)

termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini menunjukan kurang

untuk dikembangkan.

Page 110: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

91

b. Sektor Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan pada Kota Depok mempunyai peran

besar terlihat pada kontribusi Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB

Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Industri Pengolahan Pada tahun

2010 sebesar 40,00 Persen menempati urutan pertama dalam kontribusi

terhadap PDRB Kota Depok.

Tabel 4.9

Analisis Sektor Industri Pengolahan

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor non Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di Propinsi

3 Dj Negatif

Pertumbuhan lebih lambat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi VI hampir dari cukup/potensial V

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor

pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 0, 89 (<1), hal ini

menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih kecil dari satu

berarti Sektor ini tidak dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga

tidak mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Industri

Pengolahan merupakan Sektor yang tidak berpotensi untuk ekspor.

Page 111: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

92

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar -10270.409. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

lambat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya negatif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Industri

Pengolahan adalah Sektor yang daya saingnya tinggi sehingga

pertumbuhannya cepat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama

ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen

Dj yang positif, yaitu sebesar 25383.19618. Berdasarkan perhitungan

analisis tipologi Sektoral pertanian memiliki LQ (<1), Pj negatif (<0) dan

Dj negatif (<0) termasuk ke dalam tipologi VIII sehingga Sektor ini

menunjukan kurang untuk dikembangkan, termaksud ke dalam potensial

VII.

c. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada Kota Depok mempunyai

peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Listrik, Gas dan

Air Bersih Pada tahun 2010 sebesar 2,98 Persen menempati urutan

ketujuh dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

Page 112: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

93

Tabel 4.10

Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor

pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,44 (>1), hal ini

menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu

berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga

mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan

Sektor yang berpotensi untuk ekspor.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar 1274.226983. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Listrik, Gas

dan Air Bersih adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga

pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang

Page 113: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

94

sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata

komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -2879.991758. Berdasarkan

perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke

dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk

dikembangkan, termaksud ke dalam potensial II.

d. Bangunan/Konstruksi

Sektor Bangunan pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat

pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya

kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 6,38 Persen

menempati urutan keempat dalam kontribusi terhadap PDRB Kota

Depok.

Tabel 4.11

Analisis Sektor Bangunan

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Page 114: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

95

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor

pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 2.00 (>1), hal ini

menunjukan bahwa Sektor non basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu

berarti Sektor ini mampu memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga

mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor pertanian merupakan

Sektor yang berpotensi untuk ekspor.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar 8839.927716. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian

adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih

lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.

Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,

yaitu sebesar -7552.039341. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi

Sektoral Sektor Bangunan

memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1) termasuk ke

dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik untuk

dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

Page 115: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

96

e. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada Kota Depok

mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan

terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada

tahun 2010 sebesar 31,15 Persen menempati urutan kedua dalam

kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

Tabel 4.12

Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Berdasarkan hasil LQ selama 11 tahun terakhir (2000-2010), Sektor

pertanian menunjukan nilai rata-rata LQ yaitu sebesar 1,48 (>1), hal ini

menunjukan bahwa Sektor basis. Nilai LQ yang lebih besar dari satu

berarti Sektor ini dapat memenuhi kebutuhan Kota Depok, tapi juga

mampu memenuhi daerah lainnya sehingga Sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran merupakan Sektor yang berpotensi untuk ekspor.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor ini, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar

Page 116: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

97

21636.77336. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini cepat

petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran adalah Sektor yang daya saingnya

turun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan

Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran

rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -7590.627778.

Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Sektor Perdagangan,

Hotel dan Restoran memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)

termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik

untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

f. Sektor Pengangkutan & Komunikasi

Sektor Pengangkutan & Komunikasi pada Kota Depok mempunyai

peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB

Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010

sebesar 5,18 Persen menempati urutan kelima dalam kontribusi terhadap

PDRB Kota Depok.

Page 117: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

98

Tabel 4.13

Analisis Pengangkutan & Komunikasi

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Analisis LQ selama 11tahun (2000-2010), Sektor Pengangkutan &

Komunikasi menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar

1.17 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang

lebih dari satu ini berarti Sektor Pengangkutan & Komunikasi telah dapat

memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut dan Sektor ini

berpotensi ekspor ke daerah lain.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar 4958.128682. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor pertanian

adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih

lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.

Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,

Page 118: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

99

yaitu sebesar -3235.716961. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi

Sektoral Pengangkutan & Komunikasi memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0)

dan Dj positif (>1) termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini

menunjukan baik untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

g. Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

Sektor Bank & Lembaga keuangan lainnya pada Kota Depok

mempunyai peran besar terlihat pada kontribusi Sektor Bangunan

terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya kontribusi Sektor Bangunan Pada

tahun 2010 sebesar 3,86 Persen menempati urutan keenam dalam

kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

Tabel 4.14

Analisis Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/Potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Page 119: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

100

Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010), Sektor Bank &

Lembaga Keuangan Lainnya menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu

yaitu sebesar 1.20 ini berarti bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis .

Nilai LQ yang lebih dari satu ini berarti Sektor Bank & Lembaga

Keuangan telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat daerah tersebut

dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar 2021.964087. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Bank &

Lembaga Keuangan Lainnya adalah Sektor yang daya saingnya turun

sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan pertumbuhan

Sektor yang sama ditingkat Propinsi. Hal ini ditunjukan dengan besaran

rata-rata komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -946.0105869.

Berdasarkan perhitungan analisis tipologi Sektoral Bank & Lembaga

Keuangan Lainnya memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)

termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik

untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

Page 120: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

101

h. Sektor Jasa-jasa

Sektor Jasa-jasa pada Kota Depok mempunyai peran besar terlihat

pada kontribusi Sektor Bangunan terhadap PDRB Kota Depok. Besarnya

kontribusi Sektor Bangunan Pada tahun 2010 sebesar 7,59 Persen

menempati urutan ketiga dalam kontribusi terhadap PDRB Kota Depok.

Tabel 4.15

Analisis Jasa-jasa

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di Propinsi

3 Dj Positif

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan

Propinsi

4 Tipologi III Baik/Potensial II

Sumber: Lampiran I, VII dan X

Analisis LQ selama 11 tahun (2000-2010) Sektor Jasa-jasa

menunjukkan nilai rata-rata LQ di atas satu yaitu sebesar 1.04 ini berarti

bahwa Sektor ini merupakan Sektor basis . Nilai LQ yang lebih dari satu

ini berarti Sektor Jasa-jasa telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

daerah tersebut dan Sektor ini berpotensi ekspor ke daerah lain.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian (2000-

2010) untuk Sektor pertanian, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah

sebesar 608.9549405. Yang menunjukan bahwa pertumbuhan Sektor ini

Page 121: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

102

cepat petumbuhannya terhadap kontribusi Sektor yang sejenis ditingkat

Propinsi karena nilainya positif.

Sedangkan dari hasil perhitungan komponen Dj Sektor Jasa-jasa

adalah Sektor yang daya saingnya turun sehingga pertumbuhannya lebih

lambat dibandingkan pertumbuhan Sektor yang sama ditingkat Propinsi.

Hal ini ditunjukan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang negatif,

yaitu sebesar -703.2343349. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi

Sektoral Jasa-jasa memiliki LQ (>1), Pj negatif (<0) dan Dj positif (>1)

termasuk ke dalam tipologi III sehingga Sektor ini menunjukan baik

untuk dikembangkan,masuk ke dalam potensial II.

Page 122: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

103

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelit ian dan pembahasan yang diperoleh

yang ada di Kota Depok selama 11 tahun dari tahun 2000-2010, b a h w a

d engan ini ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis di Kota Depok, perkembangan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di Kota Depok selama 11 tahun menunjukan

fluktuasi pada masing-masing sektor tiap tahunnya. Akan tetapi selama

periode analisis yaitu tahun 2000 hingga 2010 sektor Industri Pengolahan

masih mendominasi terhadap distribusi PDRB Kota Depok 41,15% pada

tahun 2005. Angka ini cukup besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

(2000-2004) maupun tahun-tahun berikutnya (2006-2010). Sektor

berikutnya yang cukup mendominasi terhadap distribusi PDRB di Kota

Depok di antara sektor lainnya selama periode analisis (2000 s.d. 2010)

adalah sektor Perdagangan, Restoran & Hotel, sektor ini memberikan

distribusi PDRB di Kota Depok 31,15% pada tahun 2010. Sektor ini sempat

mengalami penurunan 28,88% pada tahun 2005. Sementara itu, sektor

Listrik, Air Bersih selama periode analisis merupakan sektor yang

mempunyai distribusi PDRB terendah dibandingan sektor-sektor lainnya,

sebesar 2,99% pada tahun 2009, padahal tahun 2005, sektor ini mengalami

kenaikan 3.32%. Secara garis besar Sektor Industri Pengolahan, merupakan

Page 123: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

104

sektor yang memberikan distribusi PDRB terbesar di Kota Depok, karena

selalu mengalami penaikan setiap tahunnya dengan rata-rata tiap tahunnya

selama periode penelitian (2000 s.d 2010) 40,17% jika dibandingakan

dengan sektor-sektor lainnya. Sedangkan sektor Pertambangan tidak

memiliki nilai PDRB di Kota Depok, dikarenakan sektor tersebut tidak ada

di Kota Depok.

2. Berdasarkan hasil perhitungan indeks Location Quotient masing-masing

sektor di Kota Depok, menunjukan LQ yang beragam, di Kota D e p o k

sendiri terdapat 6 (enam) sektor ekononomi yang mempunyai nilai LQ>1

yang merupakan sector basis dimana sektor tersebut mampu memenuhi

kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah. Sektor Bangunan/Konstruksi

dengan LQ rata-rata sebesar 2.00, Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran

dengan LQ rata-rata sebesar 1.48, Sektor Listrik, Gas & Air Bersih dengan

LQ rata-rata sebesar 1.44, Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya

dengan hasil LQ rata-rata 1.20, Sektor Pengangkutan & Komunikasi dengan

hasil LQ rata 1.17 kemudian Sektor Jasa - jasa dengan hasil LQ rata-rata

sebesar 1.04. Sedangkan berdasarkan perhitungan indeks Location Question

menunjukan hasil, di Kota Depok terdapat 2 (dua) sektor yang menunjukan

nilai LQ<1 dan merupakan sektor non basis, dimana sektor tersebut hanya

mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal daerah sendiri adalah Sektor

Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian.

3. Selain analisis sektor basis yang ada di atas, sektor ekonomi yang potensial

dengan kriteria tergolong dalam sektor yang tumbuh dengan cepat terhadap

Page 124: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

105

sektor sejenis di tingkat Propinsi (Pj rata-rata > 0), serta memiliki tingkat

potensialnya baik (tipologi III) maka termasuk sektor yang potensialnya

baik untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota

Depok yaitu Sektor Listrik, Gas & Air Minum; Sektor Bangunan/Kontruksi;

Sektor Perdagangan, Hotel& Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi;

Sektor Bank & Lembaga Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa.

Page 125: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

106

B. SARAN

1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki Kota

Depok, maka Pemerintah Kota ini diharapkan memberikan perhatian khusus

untuk Sektor Pertainan, dengan memberikan lahan untuk pertainan yang

diharapkan sektor ini bisa memberikan kontribusi untuk meningkatkan

pertumbuhan perekonomian di Kota Depok di masa yang akan datang.

Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok

melalui sektor – sektor basis, hendaknya pemerintah tidak mengabaikan

sektor non basis, karena dengan meningkatkan peran dari sektor non basis

diharapkan sektor tersebut dapat tumbuh menjadi sektor basis dan akhirnya

semua sektor ekonomi tersebut dapat secara bersama-sama mendukung

peningkatan ekonomi pertumbuhan di Kota Depok.

2. Pada kota Depok yang memiliki sektor basis, yaitu : Sektor Listrik, Gas &

Air Minum; Sektor Bangunan/Konstruksi; Sektor Perdagangan, Hotel&

Restoran; Sektor Pengankutan & Komunikasi; Sektor Bank & Lembaga

Keuangan Lainnya; dan Sektor Jasa-jasa, yang diharpakan kepada

pemerintah mulai memperhatikan kualitas dan fator-faktor penunjang agar

perkembangan sektor ini tidak di jadikan alat untuk mengambil keuntungan

satu pihak melainkan bisa menjadi sektor yang bermanfaat bagi masyarakat

sekitarnya dan bukan sebagai sumber yang dapat merugikan masyarakat.

3. Kota Depok pada saat mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang

strategis dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya hendaknya

juga tidak mengabaikan peran sektor yang tergolong nun potensial. Karena

Page 126: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

107

dengan mengembangkan sektor potensial diharapkan akan dapat

merangsang pertumbuhan sektor nun potensial sehingga menjadi sektor

potensial yang pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama

mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di Kota Depok.

4. Kota Depok potensial untuk dijadikan pusat pertumbuhan di Propinsi Jawa

Barat dengan memilih dan mengembangkan sektor potensial yang paling

utama. Adanya peran serta Pemerintah daerah dan masyarakat dalam

membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan terpadu guna pengembangan

sektor potensial yang ada di Kota Depok.

5. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat membahas secara lebih

mendalam mengenai regulasi sektor-sektor perekonomian dengan

membandingkan kondisi sektor-sektor perekonomian sebelum dengan

setelah adanya regulasi agar terlihat keefektifan dari pelaksanaan regulasi

dan membantu Pemerintah Kota Depok dalam melakukan evaluasi kinerja

di lapangan.

Page 127: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

108

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. ”Ekonomi Pembangunan”. Edisi Kelima. STIM YKPN.

Yogyakarta. 2010.

Adisasmita, Raharjo. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta. Graha Ilmu.

2005.

Badan Pusat Satistik. ”Kota Depok dalam Angka”.BPS Kota Depok. 2010.

Badan Pusat Satistik. ”Propinsi Jawa Barat”.BPS Jawa Barat. 2010.

Bungin, Burhan. “Metodologi Penelitian Kuantitatif: Ekonomi, dan Kebijakan

Publik serta Ilmu Sosial lainya”. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

2010.

Chattopadhya, prof.S. Jurnal:” Forecasting Regional Economic Potentialis for

economic Regional-Special Economic Zone and Investment Regions”.

Institute of Town Planners India.Vol 8 No 1 Hal: 41-55. 2011.

Fatmasari, Wulan S. Dini. “Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota

Tanggerang (Pendekatan Model Basis Ekonomi)”. Skripsi Sarjana,

Fakultas Ekonomi UNS. 2007.

Ghalib, Rusli. “Ekonomi Regional”. Pustaka Ramadhan.Jakarta. 2005.

Glasson, Jhon. “Pengantar Perencanaan Regional” .Terjemahan Paul Sitohang.

Jakarta: LPFEUI.1990

Hidayat, Ainun, Roziana. Jurnal: ”Analisis Ketimpangan Ekonomi Antara

Kecamatan di Kabupaten Gresik”. Universitas muhammadiyah gresik. Vol

6 N0 1 Hal: 83-97. 2009.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metedologi Penentu Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen”. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta. 2002.

Kweka, Josaphat, & Morrissey, Oliver. Jurnal: The Ekonomic Potential of

Taurisme Tanzania”. Jurnal of International Development J. int. Dev. 15,

335 – 351 (2003).

Page 128: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

109

Lukman, Dr. ”Analisis Sektor Unggulan Sektoral dan Pengaruhnya Terhadap

Pertumbuhan Sektor Ekonomi Daerah : Pendekatan Input - Output

Interregional Sumatra Barat, Riau dan Jambi”. Pasca Sarjana Universitas

Padjajaran. Bandung. 2011.

Raharja, Pratama, & Manurung, Mandala. ”Teori Ekonomi Makro”. edisi kedua.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA. Jakarta. 2004.

Richardson, Harry. “Dasar - Dasar Ilmu Ekonomi Regional”. Lembaga Penerbit

FE - UI. Jakarta. 1997.

Resnawati. ”Analisis Potensi Ekonomi Di Kota Cilegon”. Universitas Syarif

Hidayatullah. Jakarta. 2010.

Roping. Jurnal: ”Aplikasi Shift Share Ebstaban Marquillas pada sektor Pertanian

di Kabupaten Boyolali” . Universitas Sebelas Maret Surakarta. Vol 4

Nomor 2 Hal: 1 - 14. 2009.

Research, Regoinal, Vibiz. Jurnal: ”Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten

Keerom, Provinsi Papua”. Hal: 1 - 14. LEPMIDA. 2011.

Reniwati. ”Analisis Sektor - Sektor Ekonomi Di Provinsi Sulawesi Periode 2007-

2011”. Universitas Hasanuddin. 2013.

Sadono, Sukirno. “Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan”, Kencana Prenada Media Group, 2007.

Sulivanto. Jurnal:” Analisis of Determining Basis Comodity and Pricing at Basis

Commodity in Banyumas Indonesia”. Vol 2 Issue 2 (pp. 27 – 36). 2012.

Suherty, Lina. Jurnal: ”Analisis Pengembanangan Sektor Ekonomi Potensial

Kabupaten Barito Kuala”. Vol 12 Nomor 2 Hal: 143 – 14. 2011.

Sjafrizal. ”Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi”. Badouse, Media.Padang.

2008.

Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. CV Alfabeta, Bandung, 2006.

Tarigan, Robinson. ”Ekonomi Regional”. Edisi Revisi. BUMI AKSARA. Jakarta.

2005.

Page 129: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

110

Yunan Y. Zuhairan, “Sektor Basis dan Non Basis di Kotamadya Tanggerang

Selatan (Suatu Pendekatan Location Quetient)”. Signifikan, Jurnal

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Vol. I,

No. 2 Oktober 2010: hal. 25 - 38.

Page 130: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

111

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2000-2010

No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 28784186.59 29554466.83 29186913.59 29161783.4 34038120.63 34942015.46 34822021.09 35689490 37139985 41722076 42137486

2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan 79949896.89 82993409.84 86029221.1 91336589.53 97902362.1 105334047.2 114299625.7 122702671 133756557 131432865 135594749

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 3882660.885 4169157.259 4398612.327 4447323.687 5337987.17 5649829.62 5427579.55 5750579 5985767 6839237 7315960

5 Bangunan 5254511.708 5143936.696 5580463.389 5984953.406 6602399.92 7780823.72 8232950.09 8928178 9730820 10299411 11810047

6 Perdagangan,Hotel dan Restoran 35567824.82 36403261.68 38647464.98 39198353.11 44604769.96 47259969.72 50719350.06 54789912 56937923 62701714 70083413

7 Pengangkutan dan Komunikasi 7314261.24 7925724.282 8478452.135 9323751.198 10274962.93 10329164.21 11143253.97 12271025 12233940 13209254 15352858

8 Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 5351150.092 5885016.621 6490645.266 7067352.623 7247001.69 7623682.08 7672322.47 8645553 9075520 9618612 10564691

9 Jasa-jasa 12099818.43 14532915.56 15661103.3 17426171.39 19344963.1 16821141.16 18200096.05 18728218 19494893 20157658 21899922

PDRB 178204310.7 186607888.8 194472876.1 203946278.3 225352567.5 235740673.1 250517199 267505626 284355405 295980827 314759126

Page 131: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

112

Produk Domestik Regional Burto Atas Dasar Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha Kota Depok Tahun 2000-2010

No Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertanian 140296.96 144562.46 149731.67 153071.51 159556.91 167053.64 159921.17 161095.98 167197.76 173873.42 186945.98

2 Pertambangan dan Penggalian

3 Industri Pengolahan 1341787.5 1436273 1559431.51 1671866.52 1793348.32 1954749.67 2094461.49 2188502.81 2344941.46 2499038.17 2607666.08

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 126236.53 131126.7 138496.57 146341.6 157837.97 162625.11 168289.13 175447.66 183438.6 194125.39

5 Bangunan 230202.2099 245483.27 254911.08 269033.15 284053.85 289734.93 299855.37 330725.45 352950.2 380592.37 415935.9

6 Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 1123483.29 1153513.37 1221192.62 1293418.42 1371884.46 1500643.82 1680841.66 1771811.26 1873833.66 2030899.31

7 Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 182490.44 210548.51 225171.34 240540.53 259654.73 265439.68 272608.12 298180.74 316105.87 337803.37

8 Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 139448.38 148777.26 160664.75 180689.28 192688.45 198084.51 216184.33 225750.03 236210.37 251443.22

9 Jasa-jasa 283227.1912 296744.96 312192.16 327129.86 342927.92 356430.25 385097.91 399999.46 434548.53 466557.16 494516.96

PDRB 3489313.426 3694722.33 3920232.26 4166626.32 4440876.83 4750034.1 5066129.06 5418246.94 5770827.64 6129649.62 6519336.21

Page 132: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

113

Lampiran I

Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Depok

LQ Tahun 2000

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 140296.96 28784186.59 0.040207612 0.161523515 0.248927297

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1341787.5 79949896.89 0.384541982 0.448641767 0.857124793

Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 3882660.885 0.034719286 0.021787693 1.59352737

Bangunan 230202.2099 5254511.708 0.065973497 0.029485884 2.237460351

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 35567824.82 0.304922658 0.199590148 1.527744033

Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 7314261.24 0.050416887 0.041044244 1.228354618

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 5351150.092 0.038048187 0.030028174 1.267082924

Jasa-jasa 283227.1912 12099818.43 0.081169891 0.067898573 1.195457981

Total 3489313.426 178204310.7 1 1

LQ Tahun 2001

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 144562.46 29554466.83 0.039126745 0.158377371 0.247047575

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1436273 82993409.84 0.388736384 0.444747596 0.874060677

Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 4169157.259 0.034166716 0.022341806 1.529272804

Bangunan 245483.27 5143936.696 0.066441602 0.027565484 2.410318746

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 36403261.68 0.304077868 0.1950789 1.558742992

Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 7925724.282 0.049392193 0.042472611 1.162918695

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 5885016.621 0.037742587 0.031536805 1.196779038

Jasa-jasa 296744.96 14532915.56 0.080315903 0.077879428 1.031285224

LQ Tahun 2002

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 149731.67 29186913.59 0.038194592 0.150082182 0.25449118

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1559431.51 86029221.1 0.397790592 0.442371311 0.899223304

Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 4398612.327 0.033448707 0.022618128 1.478845089

Bangunan 254911.08 5580463.389 0.065024484 0.02869533 2.266030174

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 38647464.98 0.294246181 0.198729333 1.480637891

Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 8478452.135 0.053708172 0.043597093 1.231920943

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 6490645.266 0.037951134 0.033375581 1.137092829

Jasa-jasa 312192.16 15661103.3 0.079636139 0.080531042 0.988887477

JUMLAH 3920232.26 194472876.1 1 1

Page 133: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

114

LQ Tahun 2003

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 153071.51 29161783.4 0.036737518 0.142987573 0.256928049

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1671866.52 91336589.53 0.40125185 0.447846317 0.895958804

Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 4447323.687 0.033239499 0.021806349 1.524303721

Bangunan 269033.15 5984953.406 0.064568581 0.029345735 2.200271405

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 39198353.11 0.293089067 0.192199404 1.524921831

Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 9323751.198 0.054041645 0.045716702 1.182098505

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 7067352.623 0.038559913 0.034653011 1.112743519

Jasa-jasa 327129.86 17426171.39 0.078511927 0.08544491 0.918860195

JUMLAH 4166626.32 203946278.3 1 1

LQ Tahun 2004

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 159556.91 34038120.63 0.035929146 0.151043855 0.237872275

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1793348.32 97902362.1 0.40382753 0.434440855 0.929533963

Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 5337987.17 0.032953312 0.02368727 1.39118234

Bangunan 284053.85 6602399.92 0.063963461 0.029298091 2.183195541

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 44604769.96 0.291252937 0.197933267 1.471470366

Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 10274962.93 0.054165098 0.045595056 1.187959903

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 7247001.69 0.040687749 0.032158505 1.265225124

Jasa-jasa 342927.92 19344963.1 0.077220768 0.085843101 0.899557072

JUMLAH 4440876.83 225352567.5 1 1

LQ Tahun 2005

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 167053.64 34942015.46 0.035168935 0.14822226 0.237271613

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1954749.67 105334047.2 0.411523292 0.446821695 0.921001143

Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 5649829.62 0.033228808 0.023966291 1.386481016

Bangunan 289734.93 7780823.72 0.060996389 0.03300586 1.848047255

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 47259969.72 0.288815708 0.200474399 1.440661298

Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 10329164.21 0.054663761 0.043815792 1.247581277

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 7623682.08 0.040565698 0.032339273 1.254378778

Jasa-jasa 356430.25 16821141.16 0.075037409 0.071354429 1.05161529

JUMLAH 4750034.1 235740673.1 1 1

LQ Tahun 2006

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 159921.17 34822021.09 0.031566738 0.139000521 0.227097986

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2094461.49 114299625.7 0.413424424 0.456254605 0.906126578

Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 5427579.55 0.032100467 0.021665497 1.481640033

Bangunan 299855.37 8232950.09 0.059188261 0.032863812 1.801016312

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 50719350.06 0.296211131 0.202458555 1.463070462

Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 11143253.97 0.05239497 0.044480994 1.177918152

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 7672322.47 0.039099776 0.030625931 1.276688556

Jasa-jasa 385097.91 18200096.05 0.076014232 0.072650086 1.046306154

JUMLAH 5066129.06 250517199 1 1

Page 134: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

115

LQ Tahun 2007

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 161095.98 35689490 0.029732122 0.133415848 0.222853001

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2188502.81 122702671 0.403913449 0.458691927 0.880576757

Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 5750579 0.031059701 0.021497039 1.444836209

Bangunan 330725.45 8928178 0.061039198 0.033375664 1.828853432

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 54789912 0.310218725 0.204817793 1.51460828

Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 12271025 0.050312974 0.045872026 1.096811695

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 8645553 0.039899313 0.032319145 1.234541119

Jasa-jasa 399999.46 18728218 0.073824516 0.070010557 1.054476911

JUMLAH 5418246.94 267505626 1 1

LQ Tahun 2008

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 167197.76 37139985 0.028972926 0.130611145 0.22182583

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2344941.46 133756557 0.406344047 0.47038514 0.863853921

Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 5985767 0.030402513 0.021050301 1.444279201

Bangunan 352950.2 9730820 0.061161106 0.034220626 1.787258527

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 56937923 0.307028969 0.200235065 1.533342669

Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 12233940 0.05167036 0.043023413 1.200982354

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 9075520 0.039119177 0.031916116 1.225687291

Jasa-jasa 434548.53 19494893 0.075300903 0.068558194 1.09835015

JUMLAH 5770827.64 284355405 1 1

LQ Tahun 2009

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 173873.42 41722076 0.028365964 0.14096209 0.201231153

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2499038.17 131432865 0.40769674 0.444058713 0.918114494

Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 6839237 0.029926441 0.023107027 1.29512296

Bangunan 380592.37 10299411 0.062090396 0.034797561 1.784331808

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 62701714 0.305699963 0.211843837 1.44304393

Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 13209254 0.051569974 0.044628749 1.155532589

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 9618612 0.038535705 0.032497416 1.185808291

Jasa-jasa 466557.16 20157658 0.076114817 0.068104607 1.117616269

JUMLAH 6129649.62 295980827 1 1

LQ Tahun 2010

Lapangan Usaha Wi Ki Wi/W Ki/K LQ

Pertanian 186945.98 42137486 0.028675616 0.133872166 0.214201477

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2607666.08 135594749 0.399989508 0.430788936 0.928504597

Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 7315960 0.029776864 0.023243043 1.281108672

Bangunan 415935.9 11810047 0.063800345 0.037520904 1.700394661

Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 70083413 0.311519339 0.222657287 1.399097887

Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 15352858 0.051815608 0.04877653 1.062306153

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 10564691 0.038568838 0.033564368 1.149100682

Jasa-jasa 494516.96 21899922 0.075853882 0.069576766 1.090218569

JUMLAH 6519336.21 314759126 1 1

Page 135: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

116

Lampiran II

Location Quotient (LQ) Rata-rata

Kota Depok Tahun 2000-2010

Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 RATA -RATA

Pertanian 0.24893 0.24705 0.25449 0.25693 0.23787 0.23727 0.2271 0.22285 0.22183 0.20123 0.2142 0.233613403

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 0.85712 0.87406 0.89922 0.89596 0.92953 0.921 0.90613 0.88058 0.86385 0.91811 0.9285 0.897643548

Listrik, Gas dan Air Bersih 1.59353 1.52927 1.47885 1.5243 1.39118 1.38648 1.48164 1.44484 1.44428 1.29512 1.28111 1.440963583

Bangunan 2.23746 2.41032 2.26603 2.20027 2.1832 1.84805 1.80102 1.82885 1.78726 1.78433 1.70039 2.004288928

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1.52774 1.55874 1.48064 1.52492 1.47147 1.44066 1.46307 1.51461 1.53334 1.44304 1.3991 1.487031058

Pengangkutan dan Komunikasi 1.22835 1.16292 1.23192 1.1821 1.18796 1.24758 1.17792 1.09681 1.20098 1.15553 1.06231 1.175853171

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 1.26708 1.19678 1.13709 1.11274 1.26523 1.25438 1.27669 1.23454 1.22569 1.18581 1.1491 1.209557105

Jasa-jasa 1.19546 1.03129 0.98889 0.91886 0.89956 1.05162 1.04631 1.05448 1.09835 1.11762 1.09022 1.044784663

Page 136: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

117

Lampiran III

Komponen Shift Share

Komponen Shift Share Propinsi Jawa Barat Pertambahan (Gj)

Tahunan Propinsi Jawa Barat

Tahun Yjt Yjo Gj

2000 - 2001 3694722.33 3489313.426 205408.9038

2001 - 2002 3920232.26 3694722.33 225509.93

2002 - 2003 4166626.32 3920232.26 246394.06

2003 - 2004 4440876.83 4166626.32 274250.51

2004 - 2005 4750034.1 4440876.83 309157.27

2005 - 2006 5066129.06 4750034.1 316094.96

2006 - 2007 5418246.94 5066129.06 352117.88

2007 - 2008 5770827.64 5418246.94 352580.7

2008 - 2009 6129649.62 5770827.64 358821.98

2009 - 2010 6519336.21 6129649.62 389686.59

Page 137: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

118

Lampiran IV

2000 - 2001

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 144562.46 140296.96 4265.5

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1436273 1341787.5 94485.5

Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 121146.47 5090.06

Bangunan 245483.27 230202.2099 15281.06009

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 1063970.726 59512.56419

Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 175920.3202 6570.119774

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 132762.0491 6686.330891

Jasa-jasa 296744.96 283227.1912 13517.76883

Total 3694722.33 3489313.426 205408.9038

2001 - 2002

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 149731.67 144562.46 5169.21

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1559431.51 1436273 123158.51

Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 126236.53 4890.17

Bangunan 254911.08 245483.27 9427.81

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 1123483.29 30030.08

Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 182490.44 28058.07

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 139448.38 9328.88

Jasa-jasa 312192.16 296744.96 15447.2

Total 3920232.26 3694722.33 225509.93

2002 - 2003

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 153071.51 149731.67 3339.84

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1671866.52 1559431.51 112435.01

Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 131126.7 7369.87

Bangunan 269033.15 254911.08 14122.07

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 1153513.37 67679.25

Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 210548.51 14622.83

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 148777.26 11887.49

Jasa-jasa 327129.86 312192.16 14937.7

Total 4166626.32 3920232.26 246394.06

Page 138: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

119

2003 - 2004

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 159556.91 153071.51 6485.4

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1793348.32 1671866.52 121481.8

Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 138496.57 7845.03

Bangunan 284053.85 269033.15 15020.7

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 1221192.62 72225.8

Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 225171.34 15369.19

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 160664.75 20024.53

Jasa-jasa 342927.92 327129.86 15798.06

Total 4440876.83 4166626.32 274250.51

2004 - 2005

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 167053.64 159556.91 7496.73

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1954749.67 1793348.32 161401.35

Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 146341.6 11496.37

Bangunan 289734.93 284053.85 5681.08

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 1293418.42 78466.04

Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 240540.53 19114.2

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 180689.28 11999.17

Jasa-jasa 356430.25 342927.92 13502.33

Total 4750034.1 4440876.83 309157.27

2005 - 2006

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 159921.17 167053.64 -7132.47

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2094461.49 1954749.67 139711.82

Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 157837.97 4787.14

Bangunan 299855.37 289734.93 10120.44

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 1371884.46 128759.36

Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 259654.73 5784.95

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 192688.45 5396.06

Jasa-jasa 385097.91 356430.25 28667.66

Total 5066129.06 4750034.1 316094.96

Page 139: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

120

2006 - 2007

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 161095.98 159921.17 1174.81

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2188502.81 2094461.49 94041.32

Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 162625.11 5664.02

Bangunan 330725.45 299855.37 30870.08

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 1500643.82 180197.84

Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 265439.68 7168.44

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 198084.51 18099.82

Jasa-jasa 399999.46 385097.91 14901.55

Total 5418246.94 5066129.06 352117.88

2007 - 2008

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 167197.76 161095.98 6101.78

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2344941.46 2188502.81 156438.65

Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 168289.13 7158.53

Bangunan 352950.2 330725.45 22224.75

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 1680841.66 90969.6

Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 272608.12 25572.62

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 216184.33 9565.7

Jasa-jasa 434548.53 399999.46 34549.07

Total 5770827.64 5418246.94 352580.7

2008 - 2009

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 173873.42 167197.76 6675.66

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2499038.17 2344941.46 154096.71

Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 175447.66 7990.94

Bangunan 380592.37 352950.2 27642.17

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 1771811.26 102022.4

Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 298180.74 17925.13

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 225750.03 10460.34

Jasa-jasa 466557.16 434548.53 32008.63

Total 6129649.62 5770827.64 358821.98

Page 140: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

121

2009 - 2010

Y Yijt Yijo Gij

Pertanian 186945.98 173873.42 13072.56

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2607666.08 2499038.17 108627.91

Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 183438.6 10686.79

Bangunan 415935.9 380592.37 35343.53

Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 1873833.66 157065.65

Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 316105.87 21697.5

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 236210.37 15232.85

Jasa-jasa 494516.96 466557.16 27959.8

Total 6519336.21 6129649.62 389686.59

Page 141: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

122

Lampiran V

Komponen Share

Komponen Nasional Share Propinsi Jawa Barat (Nj)

Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

2000 - 2001 3489313.426 186607888.8 178204310.7 1.047156986 3653858.929 164545.5028

2001 - 2002 3694722.33 194472876.1 186607888.8 1.042147132 3850444.28 155721.9499

2002 - 2003 3920232.26 203946278.3 194472876.1 1.048713232 4111199.442 190967.1818

2003 - 2004 4166626.32 225352567.5 203946278.3 1.10496043 4603957.212 437330.8922

2004 - 2005 4440876.83 235740673.1 225352567.5 1.046097126 4645588.487 204711.6572

2005 - 2006 4750034.1 250517199 235740673.1 1.062681275 5047772.292 297738.1925

2006 - 2007 5066129.06 267505626 250517199 1.067813416 5409680.576 343551.5164

2007 - 2008 5418246.94 284355405 267505626 1.062988503 5759534.205 341287.2651

2008 - 2009 5770827.64 295980827 284355405 1.040883422 6006758.821 235931.1813

2009 - 2010 6129649.62 314759126 295980827 1.063444309 6518541.004 388891.3836

Page 142: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

123

Lampiran VI

2000 - 2001

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 140296.96 1.047156986 146912.9417 6615.981716

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1341787.5 1.047156986 1405062.154 63274.65376

Listrik, Gas dan Air Bersih 121146.47 1.047156986 126859.3723 5712.902336

Bangunan 230202.2099 1.047156986 241057.8522 10855.64229

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1063970.726 1.047156986 1114144.378 50173.65215

Pengangkutan dan Komunikasi 175920.3202 1.047156986 184216.1922 8295.872

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 132762.0491 1.047156986 139022.7071 6260.658032

Jasa-jasa 283227.1912 1.047156986 296583.3317 13356.14056

Total 3489313.426 8.377255884 3653858.929 164545.5028

2001 - 2002

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 144562.46 1.042147132 150655.3531 6092.893091

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1436273 1.042147132 1496807.788 60534.78779

Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 1.042147132 131557.0377 5320.507699

Bangunan 245483.27 1.042147132 255829.6858 10346.4158

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 1.042147132 1170834.889 47351.59858

Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 1.042147132 190181.8887 7691.448672

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 1.042147132 145325.7293 5877.349286

Jasa-jasa 296744.96 1.042147132 309251.909 12506.94901

Total 3694722.33 8.337177056 3850444.28 155721.9499

Page 143: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

124

2002 - 2003

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 149731.67 1.048713232 157025.5835 7293.91351

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1559431.51 1.048713232 1635396.458 75964.94823

Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 1.048713232 137514.3053 6387.605299

Bangunan 254911.08 1.048713232 267328.6225 12417.54246

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 1.048713232 1209704.734 56191.36388

Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 1.048713232 220805.0083 10256.49832

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 1.048713232 156024.6811 7247.421115

Jasa-jasa 312192.16 1.048713232 327400.049 15207.88898

Total 3920232.26 8.389705852 4111199.442 190967.1818

2003 - 2004

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 153071.51 1.10496043 169137.9616 16066.45158

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1671866.52 1.10496043 1847346.35 175479.8296

Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 1.10496043 153033.2296 14536.65961

Bangunan 269033.15 1.10496043 297270.9852 28237.83524

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 1.10496043 1349369.523 128176.9031

Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 1.10496043 248805.4208 23634.08078

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 1.10496043 177528.1913 16863.44132

Jasa-jasa 327129.86 1.10496043 361465.5509 34335.69093

Total 4166626.32 8.839683444 4603957.212 437330.8922

Page 144: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

125

2004 - 2005

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 159556.91 1.046097126 166912.0249 7355.114929

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1793348.32 1.046097126 1876016.523 82668.20284

Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 1.046097126 153087.5271 6745.927123

Bangunan 284053.85 1.046097126 297147.916 13094.06602

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 1.046097126 1353041.291 59622.87143

Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 1.046097126 251628.757 11088.22704

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 1.046097126 189018.5364 8329.256444

Jasa-jasa 342927.92 1.046097126 358735.9114 15807.99142

Total 4440876.83 8.368777005 4645588.487 204711.6572

2005 - 2006

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 167053.64 1.062681275 177524.7751 10471.13511

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1954749.67 1.062681275 2077275.871 122526.2011

Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 1.062681275 167731.4552 9893.485162

Bangunan 289734.93 1.062681275 307895.8848 18160.95475

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 1.062681275 1457875.927 85991.46675

Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 1.062681275 275930.2195 16275.48947

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 1.062681275 204766.4077 12077.95767

Jasa-jasa 356430.25 1.062681275 378771.7524 22341.50243

Total 4750034.1 8.501450198 5047772.292 297738.1925

Page 145: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

126

2006 - 2007

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 159921.17 1.067813416 170765.9708 10844.8008

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2094461.49 1.067813416 2236494.078 142032.5879

Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 1.067813416 173653.2742 11028.1642

Bangunan 299855.37 1.067813416 320189.5869 20334.21688

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 1.067813416 1602407.603 101763.7833

Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 1.067813416 283440.0514 18000.37139

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 1.067813416 211517.2972 13432.78724

Jasa-jasa 385097.91 1.067813416 411212.7147 26114.80469

Total 5066129.06 8.542507326 5409680.576 343551.5164

2007 - 2008

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 161095.98 1.062988503 171243.1747 10147.19466

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2188502.81 1.062988503 2326353.326 137850.5164

Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 1.062988503 178889.4104 10600.28042

Bangunan 330725.45 1.062988503 351557.3511 20831.90109

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 1.062988503 1786715.36 105873.7004

Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 1.062988503 289779.2975 17171.17746

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 1.062988503 229801.4574 13617.12738

Jasa-jasa 399999.46 1.062988503 425194.8273 25195.3673

Total 5418246.94 8.503908026 5759534.205 341287.2651

Page 146: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

127

2008 - 2009

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 167197.76 1.040883422 174033.3766 6835.616567

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2344941.46 1.040883422 2440810.691 95869.2311

Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 1.040883422 182620.5607 7172.90071

Bangunan 352950.2 1.040883422 367380.0119 14429.81195

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 1.040883422 1844248.967 72437.70732

Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 1.040883422 310371.389 12190.649

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 1.040883422 234979.4637 9229.433727

Jasa-jasa 434548.53 1.040883422 452314.3609 17765.8309

Total 5770827.64 8.327067375 6006758.821 235931.1813

2009 - 2010

Y Yijo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

Pertanian 173873.42 1.063444309 184904.699 11031.27896

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2499038.17 1.063444309 2657587.919 158549.7495

Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 1.063444309 195076.7352 11638.13519

Bangunan 380592.37 1.063444309 404738.7899 24146.41987

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 1.063444309 1992717.741 118884.0814

Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 1.063444309 336160.9884 20055.11844

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 1.063444309 251196.5737 14986.20367

Jasa-jasa 466557.16 1.063444309 496157.5566 29600.39655

Total 6129649.62 8.507554471 6518541.004 388891.3836

Page 147: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

128

Komponen Tumbuh Differensial (DJ) Propinsi Jawa Barat

Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA

Pertanian 511.0782725 6967.056711 3468.76029 -19110.71302 3259.637488 -6558.79112 -2809.066831 -445.4952205 -13952.11762 11341.372 -1732.827905

Pertambangan, Penggalian

Industri Pengolahan 43406.66448 70621.16075 16229.58758 1298.909461 25269.80411 -26668.01885 -59938.66534 -40716.47609 194834.3144 29494.68122 25383.19618

Listrik, Gas, Air Bersih -3849.176631 -2057.423906 5917.73934 -19891.61481 2947.169407 10996.08828 -4013.925869 275.8171625 -17024.95427 -2099.636279 -2879.991758

Bangunan 20125.39454 -11404.4837 -4354.708674 -12734.50031 -45018.03265 -6715.412717 5548.922953 -7507.423422 7018.593861 -20478.74328 -7552.039341

Perdagangan, Hotel, Restoran 34521.42784 -39230.88164 51236.85687 -96206.69372 1472.384805 28338.8528 59761.28843 25073.04636 -77336.96641 -63535.59312 -7590.627778

Pengangkutan, komunikasi -8136.597788 15331.46666 -6368.791506 -7602.853729 17845.32879 -14679.65416 -19695.81187 26396.48534 -5846.43094 -29600.31041 -3235.716961

Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan -6558.899227 -5021.79033 -1331.679579 15940.50109 2607.408914 4166.674874 -7027.107786 -1185.738088 -3048.86226 -8000.613481 -946.0105869

Jasa-jasa lain -43435.09114 -7589.060335 -20247.58737 -20222.13342 58242.09011 -551.5963814 3726.957371 18174.33611 17235.34776 -12365.60605 -703.2343349

Jumlah 36584.80035 27616.04421 44550.17696 -158529.0985 66625.79097 -11671.85728 -24447.40894 20064.55215 101878.9246 -95244.4494 742.7475129

Page 148: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

129

Lampiran VII

(P + D)j Propinsi Jawa Barat

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) (P+D)j

2000 - 2001 3694722.33 186607888.8 178204310.7 3489313.426 1.047156986 3653858.929 40863.40092

2001 - 2002 3920232.26 194472876.1 186607888.8 3694722.33 1.042147132 3850444.28 69787.98007

2002 - 2003 4166626.32 203946278.3 194472876.1 3920232.26 1.048713232 4111199.442 55426.87821

2003 - 2004 4440876.83 225352567.5 203946278.3 4166626.32 1.10496043 4603957.212 -163080.3822

2004 - 2005 4750034.1 235740673.1 225352567.5 4440876.83 1.046097126 4645588.487 104445.6128

2005 - 2006 5066129.06 250517199 235740673.1 4750034.1 1.062681275 5047772.292 18356.76754

2006 - 2007 5418246.94 267505626 250517199 5066129.06 1.067813416 5409680.576 8566.363602

2007 - 2008 5770827.64 284355405 267505626 5418246.94 1.062988503 5759534.205 11293.43486

2008 - 2009 6129649.62 295980827 284355405 5770827.64 1.040883422 6006758.821 122890.7987

2009 - 2010 6519336.21 314759126 295980827 6129649.62 1.063444309 6518541.004 795.2064051

Page 149: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

130

Lampiran VIII

KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT

KOMPONEN DIFFERENTIAL SHIFT (Dj) Kota Depok

Tahun (P+D)j Pj Dj

2000 - 2001 40863.40092 4278.600576 36584.80035

2001 - 2002 69787.98007 42171.93586 27616.04421

2002 - 2003 55426.87821 10876.70124 44550.17696

2003 - 2004 -163080.3822 -4551.283741 -158529.0985

2004 - 2005 104445.6128 37819.8218 66625.79097

2005 - 2006 18356.76754 30028.62481 -11671.85728

2006 - 2007 8566.363602 33013.77255 -24447.40894

2007 - 2008 11293.43486 -8771.117287 20064.55215

2008 - 2009 122890.7987 21011.87415 101878.9246

2009 - 2010 795.2064051 96039.6558 -95244.4494

TOTAL 261918.5858 7427.475129 269346.0609

Page 150: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

131

Tahun 2000 - 2001

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 144562.46 29554466.83 28784186.59 140296.96 1.026760535 144051.3817 511.0782725

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1436273 82993409.84 79949896.89 1341787.5 1.038067753 1392866.336 43406.66448

Listrik, Gas dan Air Bersih 126236.53 4169157.259 3882660.885 121146.47 1.073788668 130085.7066 -3849.176631

Bangunan 245483.27 5143936.696 5254511.708 230202.2099 0.978956177 225357.8755 20125.39454

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1123483.29 36403261.68 35567824.82 1063970.726 1.023488556 1088961.862 34521.42784

Pengangkutan dan Komunikasi 182490.44 7925724.282 7314261.24 175920.3202 1.083598743 190627.0378 -8136.597788

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 139448.38 5885016.621 5351150.092 132762.0491 1.099766689 146007.2792 -6558.899227

Jasa-jasa 296744.96 14532915.56 12099818.43 283227.1912 1.201085425 340180.0511 -43435.09114

Jumlah 3694722.33 186607888.8 178204310.7 3489313.426 8.525512547 3658137.53 36584.80035

Tahun 2002 - 2003

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 153071.51 29161783.4 29186913.59 149731.67 0.999138991 149602.7497 3468.76029

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1671866.52 91336589.53 86029221.1 1559431.51 1.061692624 1655636.932 16229.58758

Listrik, Gas dan Air Bersih 138496.57 4447323.687 4398612.327 131126.7 1.011074256 132578.8307 5917.73934

Bangunan 269033.15 5984953.406 5580463.389 254911.08 1.072483231 273387.8587 -4354.708674

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1221192.62 39198353.11 38647464.98 1153513.37 1.014254185 1169955.763 51236.85687

Pengangkutan dan Komunikasi 225171.34 9323751.198 8478452.135 210548.51 1.099699692 231540.1315 -6368.791506

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 160664.75 7067352.623 6490645.266 148777.26 1.088852084 161996.4296 -1331.679579

Jasa-jasa 327129.86 17426171.39 15661103.3 312192.16 1.112703943 347377.4474 -20247.58737

Jumlah 4166626.32 203946278.3 194472876.1 3920232.26 8.459899006 4122076.143 44550.17696

Tahun 2003 - 2004

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 159556.91 34038120.63 29161783.4 153071.51 1.167216702 178667.623 -19110.71302

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1793348.32 97902362.1 91336589.53 1671866.52 1.071885458 1792049.411 1298.909461

Listrik, Gas dan Air Bersih 146341.6 5337987.17 4447323.687 138496.57 1.200269543 166233.2148 -19891.61481

Bangunan 284053.85 6602399.92 5984953.406 269033.15 1.10316647 296788.3503 -12734.50031

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1293418.42 44604769.96 39198353.11 1221192.62 1.137924592 1389625.114 -96206.69372

Pengangkutan dan Komunikasi 240540.53 10274962.93 9323751.198 225171.34 1.102020283 248143.3837 -7602.853729

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 180689.28 7247001.69 7067352.623 160664.75 1.02541957 164748.7789 15940.50109

Jasa-jasa 342927.92 19344963.1 17426171.39 327129.86 1.110109769 363150.0534 -20222.13342

Jumlah 4440876.83 225352567.5 203946278.3 4166626.32 8.918012387 4599405.928 -158529.0985

Tahun 2001 - 2002

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 149731.67 29186913.59 29554466.83 144562.46 0.98756353 142764.6133 6967.056711

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1559431.51 86029221.1 82993409.84 1436273 1.036578944 1488810.349 70621.16075

Listrik, Gas dan Air Bersih 131126.7 4398612.327 4169157.259 126236.53 1.055036319 133184.1239 -2057.423906

Bangunan 254911.08 5580463.389 5143936.696 245483.27 1.084862377 266315.5637 -11404.4837

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1153513.37 38647464.98 36403261.68 1123483.29 1.061648413 1192744.252 -39230.88164

Pengangkutan dan Komunikasi 210548.51 8478452.135 7925724.282 182490.44 1.069738466 195217.0433 15331.46666

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 148777.26 6490645.266 5885016.621 139448.38 1.102910269 153799.0503 -5021.79033

Jasa-jasa 312192.16 15661103.3 14532915.56 296744.96 1.077629828 319781.2203 -7589.060335

Jumlah 3920232.26 194472876.1 186607888.8 3694722.33 8.475968145 3892616.216 27616.04421

Page 151: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

132

Tahun 2006 - 2007

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 161095.98 35689490 34822021.09 159921.17 1.024911504 163905.0468 -2809.066831

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2188502.81 122702671 114299625.7 2094461.49 1.073517697 2248441.475 -59938.66534

Listrik, Gas dan Air Bersih 168289.13 5750579 5427579.55 162625.11 1.059510772 172303.0559 -4013.925869

Bangunan 330725.45 8928178 8232950.09 299855.37 1.084444568 325176.527 5548.922953

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1680841.66 54789912 50719350.06 1500643.82 1.080256587 1621080.372 59761.28843

Pengangkutan dan Komunikasi 272608.12 12271025 11143253.97 265439.68 1.101206616 292303.9319 -19695.81187

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 216184.33 8645553 7672322.47 198084.51 1.126849534 223211.4378 -7027.107786

Jasa-jasa 399999.46 18728218 18200096.05 385097.91 1.029017536 396272.5026 3726.957371

Jumlah 5418246.94 267505626 250517199 5066129.06 8.579714815 5442694.349 -24447.40894

Tahun 2004 - 2005

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 167053.64 34942015.46 34038120.63 159556.91 1.026555368 163794.0025 3259.637488

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 1954749.67 105334047.2 97902362.1 1793348.32 1.07590915 1929479.866 25269.80411

Listrik, Gas dan Air Bersih 157837.97 5649829.62 5337987.17 146341.6 1.058419483 154890.8006 2947.169407

Bangunan 289734.93 7780823.72 6602399.92 284053.85 1.178484159 334752.9627 -45018.03265

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1371884.46 47259969.72 44604769.96 1293418.42 1.05952726 1370412.075 1472.384805

Pengangkutan dan Komunikasi 259654.73 10329164.21 10274962.93 240540.53 1.005275083 241809.4012 17845.32879

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 192688.45 7623682.08 7247001.69 180689.28 1.051977412 190081.0411 2607.408914

Jasa-jasa 356430.25 16821141.16 19344963.1 342927.92 0.869535965 298188.1599 58242.09011

Jumlah 4750034.1 235740673.1 225352567.5 4440876.83 8.32568388 4683408.309 66625.79097

Tahun 2005 - 2006

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 159921.17 34822021.09 34942015.46 167053.64 0.9965659 166479.9611 -6558.79112

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2094461.49 114299625.7 105334047.2 1954749.67 1.085115676 2121129.509 -26668.01885

Listrik, Gas dan Air Bersih 162625.11 5427579.55 5649829.62 157837.97 0.960662518 151629.0217 10996.08828

Bangunan 299855.37 8232950.09 7780823.72 289734.93 1.058107777 306570.7827 -6715.412717

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1500643.82 50719350.06 47259969.72 1371884.46 1.073198954 1472304.967 28338.8528

Pengangkutan dan Komunikasi 265439.68 11143253.97 10329164.21 259654.73 1.078814679 280119.3342 -14679.65416

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 198084.51 7672322.47 7623682.08 192688.45 1.00638017 193917.8351 4166.674874

Jasa-jasa 385097.91 18200096.05 16821141.16 356430.25 1.081977488 385649.5064 -551.5963814

Jumlah 5066129.06 250517199 235740673.1 4750034.1 8.340823162 5077800.917 -11671.85728

Page 152: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

133

Tahun 2007 - 2008

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 167197.76 37139985 35689490 161095.98 1.040642077 167643.2552 -445.4952205

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2344941.46 133756557 122702671 2188502.81 1.090086759 2385657.936 -40716.47609

Listrik, Gas dan Air Bersih 175447.66 5985767 5750579 168289.13 1.040898143 175171.8428 275.8171625

Bangunan 352950.2 9730820 8928178 330725.45 1.089899865 360457.6234 -7507.423422

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1771811.26 56937923 54789912 1680841.66 1.039204498 1746738.214 25073.04636

Pengangkutan dan Komunikasi 298180.74 12233940 12271025 272608.12 0.99697784 271784.2547 26396.48534

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 225750.03 9075520 8645553 216184.33 1.049732735 226935.7681 -1185.738088

Jasa-jasa 434548.53 19494893 18728218 399999.46 1.04093689 416374.1939 18174.33611

Jumlah 5770827.64 284355405 267505626 5418246.94 8.388378808 5750763.088 20064.55215

Tahun 2008 - 2009

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 173873.42 41722076 37139985 167197.76 1.123373529 187825.5376 -13952.11762

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2499038.17 131432865 133756557 2344941.46 0.982627454 2304203.856 194834.3144

Listrik, Gas dan Air Bersih 183438.6 6839237 5985767 175447.66 1.142583231 200463.5543 -17024.95427

Bangunan 380592.37 10299411 9730820 352950.2 1.058431972 373573.7761 7018.593861

Perdagangan,Hotel dan Restoran 1873833.66 62701714 56937923 1771811.26 1.101229386 1951170.626 -77336.96641

Pengangkutan dan Komunikasi 316105.87 13209254 12233940 298180.74 1.079721987 321952.3009 -5846.43094

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 236210.37 9618612 9075520 225750.03 1.05984142 239259.2323 -3048.86226

Jasa-jasa 466557.16 20157658 19494893 434548.53 1.033996852 449321.8122 17235.34776

Jumlah 6129649.62 295980827 284355405 5770827.64 8.58180583 6027770.695 101878.9246

Tahun 2009 - 2010

Lapangan Usaha Yijt Yit Yio Yijo Yit/Yio (Yit/Yio)Yijo Dj

Pertanian 186945.98 42137486 41722076 173873.42 1.009956599 175604.608 11341.372

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 2607666.08 135594749 131432865 2499038.17 1.031665474 2578171.399 29494.68122

Listrik, Gas dan Air Bersih 194125.39 7315960 6839237 183438.6 1.069704121 196225.0263 -2099.636279

Bangunan 415935.9 11810047 10299411 380592.37 1.146672077 436414.6433 -20478.74328

Perdagangan,Hotel dan Restoran 2030899.31 70083413 62701714 1873833.66 1.117727228 2094434.903 -63535.59312

Pengangkutan dan Komunikasi 337803.37 15352858 13209254 316105.87 1.162280474 367403.6804 -29600.31041

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 251443.22 10564691 9618612 236210.37 1.098359202 259443.8335 -8000.613481

Jasa-jasa 494516.96 21899922 20157658 466557.16 1.086431866 506882.566 -12365.60605

Jumlah 6519336.21 314759126 295980827 6129649.62 8.722797041 6614580.659 -95244.4494

Page 153: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

134

Lampiran IX

KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT

KOMPONEN PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT

2000-2001

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

29554466.83 28784186.59 186607888.8 178204310.7 140296.96 1.026760535 1.047156986 -0.02039645 -2861.559989

82993409.84 79949896.89 186607888.8 178204310.7 1341787.5 1.038067753 1.047156986 -0.009089232 -12195.81824

4169157.259 3882660.885 186607888.8 178204310.7 121146.47 1.073788668 1.047156986 0.026631682 3226.334295

5143936.696 5254511.708 186607888.8 178204310.7 230202.2099 0.978956177 1.047156986 -0.068200808 -15699.97674

36403261.68 35567824.82 186607888.8 178204310.7 1063970.726 1.023488556 1.047156986 -0.023668429 -25182.5158

7925724.282 7314261.24 186607888.8 178204310.7 175920.3202 1.083598743 1.047156986 0.036441757 6410.845562

5885016.621 5351150.092 186607888.8 178204310.7 132762.0491 1.099766689 1.047156986 0.052609704 6984.572086

14532915.56 12099818.43 186607888.8 178204310.7 283227.1912 1.201085425 1.047156986 0.153928439 43596.71941

186607888.8 178204310.7 1492863110 1425634485 3489313.426 8.525512547 8.377255884 0.148256662 4278.600576

2001-2002

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

29186913.59 29554466.83 194472876.1 186607888.8 144562.46 0.98756353 1.042147132 -0.054583602 -7890.739802

86029221.1 82993409.84 194472876.1 186607888.8 1436273 1.036578944 1.042147132 -0.005568188 -7997.438544

4398612.327 4169157.259 194472876.1 186607888.8 126236.53 1.055036319 1.042147132 0.012889187 1627.086206

5580463.389 5143936.696 194472876.1 186607888.8 245483.27 1.084862377 1.042147132 0.042715245 10485.87791

38647464.98 36403261.68 194472876.1 186607888.8 1123483.29 1.061648413 1.042147132 0.019501281 21909.36306

8478452.135 7925724.282 194472876.1 186607888.8 182490.44 1.069738466 1.042147132 0.027591334 5035.154666

6490645.266 5885016.621 194472876.1 186607888.8 139448.38 1.102910269 1.042147132 0.060763137 8473.321044

15661103.3 14532915.56 194472876.1 186607888.8 296744.96 1.077629828 1.042147132 0.035482696 10529.31132

194472876.1 186607888.8 1555783009 1492863110 3694722.33 8.475968145 8.337177056 0.138791089 42171.93586

2002-2003

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

29161783.4 29186913.59 203946278.3 194472876.1 149731.67 0.999138991 1.048713232 -0.04957424 -7422.833801

91336589.53 86029221.1 203946278.3 194472876.1 1559431.51 1.061692624 1.048713232 0.012979393 20240.47419

4447323.687 4398612.327 203946278.3 194472876.1 131126.7 1.011074256 1.048713232 -0.037638975 -4935.474639

5984953.406 5580463.389 203946278.3 194472876.1 254911.08 1.072483231 1.048713232 0.023769999 6059.236211

39198353.11 38647464.98 203946278.3 194472876.1 1153513.37 1.014254185 1.048713232 -0.034459046 -39748.97076

9323751.198 8478452.135 203946278.3 194472876.1 210548.51 1.099699692 1.048713232 0.05098646 10735.12319

7067352.623 6490645.266 203946278.3 194472876.1 148777.26 1.088852084 1.048713232 0.040138852 5971.748463

17426171.39 15661103.3 203946278.3 194472876.1 312192.16 1.112703943 1.048713232 0.063990711 19977.39839

203946278.3 194472876.1 1631570227 1555783009 3920232.26 8.459899006 8.389705852 0.070193154 10876.70124

Page 154: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

135

2004-2005

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

34942015.46 34038120.63 235740673.1 225352567.5 159556.91 1.026555368 1.046097126 -0.019541757 -3118.022417

105334047.2 97902362.1 235740673.1 225352567.5 1793348.32 1.07590915 1.046097126 0.029812024 53463.34305

5649829.62 5337987.17 235740673.1 225352567.5 146341.6 1.058419483 1.046097126 0.012322357 1803.27347

7780823.72 6602399.92 235740673.1 225352567.5 284053.85 1.178484159 1.046097126 0.132387034 37605.04664

47259969.72 44604769.96 235740673.1 225352567.5 1293418.42 1.05952726 1.046097126 0.013430135 17370.78377

10329164.21 10274962.93 235740673.1 225352567.5 240540.53 1.005275083 1.046097126 -0.040822043 -9819.355828

7623682.08 7247001.69 235740673.1 225352567.5 180689.28 1.051977412 1.046097126 0.005880286 1062.504641

16821141.16 19344963.1 235740673.1 225352567.5 342927.92 0.869535965 1.046097126 -0.17656116 -60547.75152

235740673.1 225352567.5 1885925385 1802820540 4440876.83 8.32568388 8.368777005 -0.043093125 37819.8218

2005-2006

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

34822021.09 34942015.46 250517199 235740673.1 167053.64 0.9965659 1.062681275 -0.066115375 -11044.81399

114299625.7 105334047.2 250517199 235740673.1 1954749.67 1.085115676 1.062681275 0.022434401 43853.63773

5427579.55 5649829.62 250517199 235740673.1 157837.97 0.960662518 1.062681275 -0.102018757 -16102.43344

8232950.09 7780823.72 250517199 235740673.1 289734.93 1.058107777 1.062681275 -0.004573498 -1325.102034

50719350.06 47259969.72 250517199 235740673.1 1371884.46 1.073198954 1.062681275 0.010517679 14429.04045

11143253.97 10329164.21 250517199 235740673.1 259654.73 1.078814679 1.062681275 0.016133404 4189.114687

7672322.47 7623682.08 250517199 235740673.1 192688.45 1.00638017 1.062681275 -0.056301104 -10848.57255

18200096.05 16821141.16 250517199 235740673.1 356430.25 1.081977488 1.062681275 0.019296213 6877.753954

250517199 235740673.1 2004137592 1885925385 4750034.1 8.340823162 8.501450198 -0.160627036 30028.62481

2003-2004

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

34038120.63 29161783.4 225352567.5 203946278.3 153071.51 1.167216702 1.10496043 0.062256271 9529.66144

97902362.1 91336589.53 225352567.5 203946278.3 1671866.52 1.071885458 1.10496043 -0.033074972 -55296.93911

5337987.17 4447323.687 225352567.5 203946278.3 138496.57 1.200269543 1.10496043 0.095309113 13199.98521

6602399.92 5984953.406 225352567.5 203946278.3 269033.15 1.10316647 1.10496043 -0.001793961 -482.6349262

44604769.96 39198353.11 225352567.5 203946278.3 1221192.62 1.137924592 1.10496043 0.032964161 40255.59062

10274962.93 9323751.198 225352567.5 203946278.3 225171.34 1.102020283 1.10496043 -0.002940148 -662.0370493

7247001.69 7067352.623 225352567.5 203946278.3 160664.75 1.02541957 1.10496043 -0.07954086 -12779.41242

19344963.1 17426171.39 225352567.5 203946278.3 327129.86 1.110109769 1.10496043 0.005149339 1684.502494

225352567.5 203946278.3 1802820540 1631570227 4166626.32 8.918012387 8.839683444 0.078328943 -4551.283741

Page 155: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

136

2009-2010

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

42137486 41722076 314759126 295980827 173873.42 1.009956599 1.063444309 -0.053487709 -9300.090956

135594749 131432865 314759126 295980827 2499038.17 1.031665474 1.063444309 -0.031778835 -79416.52069

7315960 6839237 314759126 295980827 183438.6 1.069704121 1.063444309 0.006259812 1148.291087

11810047 10299411 314759126 295980827 380592.37 1.146672077 1.063444309 0.083227768 31675.85341

70083413 62701714 314759126 295980827 1873833.66 1.117727228 1.063444309 0.054282919 101717.1617

15352858 13209254 314759126 295980827 316105.87 1.162280474 1.063444309 0.098836165 31242.69197

10564691 9618612 314759126 295980827 236210.37 1.098359202 1.063444309 0.034914893 8247.259815

21899922 20157658 314759126 295980827 466557.16 1.086431866 1.063444309 0.022987557 10725.00949

314759126 295980827 2518073008 2367846616 6129649.62 8.722797041 8.507554471 0.215242571 96039.6558

2006-2007

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

35689490 34822021.09 267505626 250517199 159921.17 1.024911504 1.067813416 -0.042901912 -6860.923964

122702671 114299625.7 267505626 250517199 2094461.49 1.073517697 1.067813416 0.005704281 11947.39746

5750579 5427579.55 267505626 250517199 162625.11 1.059510772 1.067813416 -0.008302644 -1350.218333

8928178 8232950.09 267505626 250517199 299855.37 1.084444568 1.067813416 0.016631152 4986.940164

54789912 50719350.06 267505626 250517199 1500643.82 1.080256587 1.067813416 0.012443171 18672.76825

12271025 11143253.97 267505626 250517199 265439.68 1.101206616 1.067813416 0.033393201 8863.880484

8645553 7672322.47 267505626 250517199 198084.51 1.126849534 1.067813416 0.059036118 11694.14055

18728218 18200096.05 267505626 250517199 385097.91 1.029017536 1.067813416 -0.038795879 -14940.21206

267505626 250517199 2140045008 2004137592 5066129.06 8.579714815 8.542507326 0.037207488 33013.77255

2007-2008

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

37139985 35689490 284355405 267505626 161095.98 1.040642077 1.062988503 -0.022346426 -3599.919444

133756557 122702671 284355405 267505626 2188502.81 1.090086759 1.062988503 0.027098256 59304.60967

5985767 5750579 284355405 267505626 168289.13 1.040898143 1.062988503 -0.022090361 -3717.567579

9730820 8928178 284355405 267505626 330725.45 1.089899865 1.062988503 0.026911362 8900.272331

56937923 54789912 284355405 267505626 1680841.66 1.039204498 1.062988503 -0.023784005 -39977.14677

12233940 12271025 284355405 267505626 272608.12 0.99697784 1.062988503 -0.066010663 -17995.0428

9075520 8645553 284355405 267505626 216184.33 1.049732735 1.062988503 -0.013255768 -2865.689291

19494893 18728218 284355405 267505626 399999.46 1.04093689 1.062988503 -0.022051613 -8820.633407

284355405 267505626 2274843240 2140045008 5418246.94 8.388378808 8.503908026 -0.115529218 -8771.117287

2008-2009

Yit Yio Yt Yo Yijo Yit/Yio Yt/Yo (Yit/Yio) - (Yt/Yo) Pj

41722076 37139985 295980827 284355405 167197.76 1.123373529 1.040883422 0.082490107 13792.16105

131432865 133756557 295980827 284355405 2344941.46 0.982627454 1.040883422 -0.058255968 -136606.8356

6839237 5985767 295980827 284355405 175447.66 1.142583231 1.040883422 0.101699809 17842.99356

10299411 9730820 295980827 284355405 352950.2 1.058431972 1.040883422 0.01754855 6193.764193

62701714 56937923 295980827 284355405 1771811.26 1.101229386 1.040883422 0.060345964 106921.6591

13209254 12233940 295980827 284355405 298180.74 1.079721987 1.040883422 0.038838565 11580.91194

9618612 9075520 295980827 284355405 225750.03 1.05984142 1.040883422 0.018957998 4279.768533

20157658 19494893 295980827 284355405 434548.53 1.033996852 1.040883422 -0.00688657 -2992.548662

295980827 284355405 2367846616 2274843240 5770827.64 8.58180583 8.327067375 0.254738454 21011.87415

Page 156: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

137

RATA-RATA PROPOTIONAL SHIFT (Pj) PROPINSI JAWA BARAT

Lapangan Usaha 2000 - 2001 2001 - 2002 2002 - 2003 2003 - 2004 2004 - 2005 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 RATA - RATA

Pertanian -2861.559989 -7890.739802 -7422.833801 9529.66144 -3118.022417 -11044.81399 -6860.923964 -3599.919444 13792.16105 -9300.090956 -2877.708187

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan -12195.81824 -7997.438544 20240.47419 -55296.93911 53463.34305 43853.63773 11947.39746 59304.60967 -136606.8356 -79416.52069 -10270.409

Listrik, Gas dan Air Bersih 3226.334295 1627.086206 -4935.474639 13199.98521 1803.27347 -16102.43344 -1350.218333 -3717.567579 17842.99356 1148.291087 1274.226983

Bangunan -15699.97674 10485.87791 6059.236211 -482.6349262 37605.04664 -1325.102034 4986.940164 8900.272331 6193.764193 31675.85341 8839.927716

Perdagangan,Hotel dan Restoran -25182.5158 21909.36306 -39748.97076 40255.59062 17370.78377 14429.04045 18672.76825 -39977.14677 106921.6591 101717.1617 21636.77336

Pengangkutan dan Komunikasi 6410.845562 5035.154666 10735.12319 -662.0370493 -9819.355828 4189.114687 8863.880484 -17995.0428 11580.91194 31242.69197 4958.128682

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya6984.572086 8473.321044 5971.748463 -12779.41242 1062.504641 -10848.57255 11694.14055 -2865.689291 4279.768533 8247.259815 2021.964087

Jasa-jasa 43596.71941 10529.31132 19977.39839 1684.502494 -60547.75152 6877.753954 -14940.21206 -8820.633407 -2992.548662 10725.00949 608.9549405

Jumlah 4278.600576 42171.93586 10876.70124 -4551.283741 37819.8218 30028.62481 33013.77255 -8771.117287 21011.87415 96039.6558 26191.85858

Page 157: ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI DI KOTA DEPOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23833/1/FATIA... · share menggunakan komponen pertumbuhan differensial (Dj)

138

Lampiran X

CHECKING PERHITUNGAN SHIFT SHARE

Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Shift (Nj) + Propotional Shift (Pj)

+ Differential Shift (Dj). Maka, hal ini akan sama dengan ni, sehingga nilai

rata-rata

Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai rata-rata Pj + Nilai Rat-rata Dj

PROPINSI JAWA BARAT

Lapangan Usaha Gj Nj Pj Dj Nj+Pj+Dj

Pertanian 4664.902 9275.438092 -2877.708187 -1732.827905 4664.902

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan 126587.858 111475.0708 -10270.409 25383.19618 126587.858

Listrik, Gas dan Air Bersih 7297.892 8903.656775 1274.226983 -2879.991758 7297.892

Bangunan 18573.36901 17285.48063 8839.927716 -7552.039341 18573.36901

Perdagangan,Hotel dan Restoran 96692.85842 82646.71284 21636.77336 -7590.627778 96692.85842

Pengangkutan dan Komunikasi 16188.30498 14465.89326 4958.128682 -3235.716961 16188.30498

Bank dan lembaga Keuangan Lainnya 11868.11709 10792.16359 2021.964087 -946.0105869 11868.11709

Jasa-jasa 21128.97688 21223.25628 608.9549405 -703.2343349 21128.97688

Jumlah 303002.2784 276067.6723 26191.85858 742.7475129 303002.2784