Upload
phungdung
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH
( Studi pada PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom ) Nama : Alifian Amaunullah
Dosen Pembimbing : Imroatul Khasanah, S.E., M.M
ABSTRACT
This study has an aim is to examine the effect of PD Service Quality Levels. Wedi BKK
Karanganom Against Klaten Branch Customer Satisfaction. One of the factors that determine
customer satisfaction is the customer perception of service quality which focuses on five
dimensions of service quality is the tangible, empathy, reliability, responsiveness and assurance.
The populations in this study were clients of savings and credit transactions in PD. Wedi BKK
Karanganom Klaten Branch. Data were collected through a questionnaire to 100 respondents PD.
Wedi BKK Karanganom Klaten Branch. Sampling techniques in the study done by accidental
sampling technique. Types of data are primary data and secondary data. Analysis technique
which is used is multiple regressions.
After a literature review and hypothesis formulation, data were collected through a
questionnaire to 100 respondents PD clients. Wedi BKK Klaten Branch Karanganom obtained
by using accidental sampling technique. Then made an analysis of data obtained by using
multiple regression analysis. This analysis covers: validity and reliability, the classical
assumption test, multiple regression analysis. Hypothesis testing through t test and F test, and
analysis of the coefficient of determination (R2). From the analysis can be obtained equation of
regressions:
Y = 0.164 + 0.184 X1 + 0.340 X2 + 0.247 X3 + 0.186 X4 X5
Where the customer satisfaction variable (Y), physical form (X1), empathy (X2),
reliability (X3), responsiveness (X4), and collateral (X5) has positive and significant impact on
customer satisfaction. From the results of the regression coefficients obtained show the reliability
factor (β3 = 0.340) to be the biggest factor affecting customer satisfaction. Hypothesis testing
using t test showed that the five independent variables studied, namely variable tangible,
empathy, reliability, responsiveness, and assurance proved to have a positive and significant
impact on the dependent variable of customer satisfaction. Then through the F test can be seen
that the five independent variables are eligible for the dependent variable to test customer
satisfaction. Figures Adjusted R Square of 0.528 indicates that 5.28 percent of the variable
customer satisfaction can be explained by the five independent variables in the regression
equation. While the rest of 47.2 percent is explained by factors other than service quality.
Keywords: Customer Satisfaction, Tangible, Empathy, Reliability, Responsiveness and
Assurance
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Memasuki era perdagangan bebas saat ini, perusahaan diharapkan pada persaingan yang
semakin ketat. Terdapat berbagai tantangan dan peluang yang tidak hanya terdapat di pasar
domestik tetapi juga di pasar internasional. Dalam mengantisipasi hal tersebut, perusahaan
dituntut bekerja strategis dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki untuk dapat
diterima pasar.
Dengan kondisi tersebut, kini telah terjadi pergeseran strategi pemasaran yang berorientasi
pada pelanggan. Sebagaimana pendapat Kotler dan Armstrong (2000), pemasaran seharusnya
dimengerti bukan seperti pengertian lama yang menciptakan penjualan – “memberitahukan dan
menjual” (telling and selling) – tetapi dalam arti yang baru yaitu memuaskan kebutuhan
konsumen. Begitu pula menurut Rangkuti (2002), saat ini kegiatan pemasaran merupakan proses
yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan. Dengan demikian strategi pemasaran yang
berorientasi pada pelanggan, membuat perusahaan harus memahami dan memenuhi baik perilaku
maupun kebutuhan pelanggan untuk mencapai kepuasan pelanggan.
Dewasa ini bisnis perbankan merupakan salah satu jenis usaha jasa yang saat ini berada
dalam iklim persaingan sangat ketat. Perjuangan untuk menciptakan bisnis yang berulang dengan
nasabah menempati titik sentral dalam upaya bank untuk tetap unggul pada persaingan jangka
panjang. Hal ini dapat dilakukan salah satunya adalah dengan selalu memperbaiki kualitas jasa
layanan yang diberikan kepada para nasabah.
Seperti dinyatakan oleh Jenie Siat (1997) bahwa menciptakan hubungan kemitraan yang
baik dengan pelanggan adalah salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena
hubungan yang baik dengan pelanggan akan merupakan nilai tambah yang sangat
menguntungkan dan mendorong pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Bahkan dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami harapan
serta kebutuhan pelanggan serta selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pelayanannya, karena
pengalaman menyenangkan dari layanan jasa yang diberikan akan diingat oleh pelangan (Endar
Sugiarto, 1999).
Pelayanan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan orang lain dan
bukan sekedar bermaksud untuk melayani namun merupakan upaya untuk membangun suatu
kerja sama jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan. Pelayanan yang baik adalah
dapat mengerti keinginan pelanggan dan senantiasa memberikan nilai tambah di mata pelanggan.
Kepuasan nasabah sangat diperhatikan oleh perusahaan karena akan berdampak pada
kinerja. Kotler dan Armstrong (2000) menyatakan bahwa, pelanggan yang merasa puas akan
membeli ulang dan mereka akan memberi tahu orang lain mengenai pengalaman baik tentang
produk itu. Kepuasan pelanggan berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya
loyalitas pelanggan, meningkatkan reputasi perusahaan, berkurangnya elastisitas harga,
berkurangnya biaya transaksi masa depan, dan meningkatkan efisiensi dan produktivitas
karyawan (Anderson, et al., Edvardson, et al., 2000; Tjiptono, 2004). Salah satu cara utama
mendeferensiasikan sebuah perusahaan jasa adalalah memberikan jasa yang berkualitas tinggi
dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa
pelanggan sasaran (Kotler, 1997).
Pelayanan yang bertujuan memperoleh kepuasan pelanggan bukanlah suatu hal yang
mudah untuk dilakukan, sering juga ditemukan masalah-masalah dalam pengelolaan pelayanan
sebuah perusahaan dan ketidak berhasilan memuaskan sebagian besar pelanggan mereka. Maka
dari itu diperlukan peningkatan kualitas pelayanan agar dapat memberikan kepuasan pada
pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan
yang kuat dengan perusahaan. Pada jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan
untuk memahami harapan serta kebutuhan pelanggan. Dengan demikian perusahaan dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan dimana perusahaan memaksimalkan
pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan pengalaman pelanggan yang
kurang menyenangkan.
Keberhasilan pemasaran suatu produk sering tidak cukup hanya dengan menawarkan
berbagai keunggulan yang dimiliki oleh jasa tersebut. Justru yang terpenting adalah apakah
penyediaan produk tersebut sudah sesuai dengan keinginan dan dapat memenuhi kebutuhan
nasabah sehingga dapat meningkatkan nilai pelanggan (customer value). Keberhasilan
pemasaran tersebut hanya bisa dicapai melalui penerapan strategi pemasaran yang melibatkan
perusahaan dan nasabah.
Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan adalah kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pelanggan
(customer loyality) sehingga perusahaan dapat bertahan, bersaing dan menguasai pangsa pasar.
Pritchard et al (1999) menyatakan bahwa loyalitas pelanggan terhadap merek (brand loyality)
dipengaruhi langsung oleh kepuasan pelanggan pada merek yang diakumulasikan melalui waktu.
Kepuasan nasabah merupakan respons nasabah terhadap ketidaksesuaian antara tingkat
kepentingan sebelumnya dengan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian (Hartono,
2006). Kepuasan nasabah ditentukan oleh kualitas barang atau jasa yang dikehendaki nasabah.
Sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama bagi setiap perusahaan sebagai tolak ukur
keunggulan daya saing perusahaan tersebut. Kualiyas layanan merupakan suatu bentuk penilaian
konsumen terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan
yang diharapkan (expected service) (Kotler, 1997).
Persaingan yang ketat antar bank dewasa ini mendorong setiap bank untuk memberikan
layanan terbaik kepada nasabahnya. Masing-masing bank mempunyai program yang terus
diperbarui. Program tersebut dapat berbentuk layanan-layanan baru yang semakin memudahkan
nasabah, ada pula yang menawarkan program undian berhadiah. Semua itu dimaksudkan untuk
sebanyak mungkin menarik masyarakat untuk menjadi nasabah baru, juga untuk
mempertahankan supaya nasabah lama tidak beralih ke bank lain. Hal ini mendorong bisnis jasa
perbankan untuk mencari cara yang mendatangkan keuntungan dengan cara mendiferensiasikan
diri mereka terhadap pesaing. Bisnis perbankan merupakan bisnis jasa yang berdasarkan pada
azas kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat menentukan
dalam keberhasilan usaha. Kualiyas layanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen
terhadap tingkat layanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat layanan yang
diharapkan (expected service) (Kotler, 1997).
Salah satu strategi yang dapat menunjang keberhasilan dalam bisnis perbankan adalah
berusaha menawarkan kualitas jasa dengan kualitas pelayanan yang tinggi yang nampak dalam
kinerja yang tinggi dalam performa dari pelayanan yang ada. Dalam menghadapi persaingan, ada
beberapa dimensi kualitas pelayanan yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah, menurut
Parasuraman (1990) menunjukkan bahwa persepsi pelanggan terhadap kualitas layanan meliputi
persepsi yang berhubungan dengan wujud fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), yang dapat diukur dengan
instrumen SERVQUAL. Hasil pengukuran dengan instrumen tersebut memberikan informasi
tentang seberapa jauh layanan yang diberikan oleh organisasi dapat memenuhi harapan
pelanggan.
Menurut Parasuraman, dkk (1990), keandalan (reliability) secara konsisten merupakan
dimensi paling kritis, kemudian tingkat ke-2 jaminan (assurance), ke-3 oleh wujud fisik
(tangibles) (terutama oleh perusahaan perbankan), ke-4 oleh daya tanggap (responsiveness), dan
kadar kepentingan yang paling rendah adalah empati (empathy).
Salah satu usaha pemerintah daerah propinsi Jawa tengah adalah membentuk lembaga
perkreditan yang diberi nama Badan Kredit Kecamatan (BKK). Tujuannya untuk meningkatkan
pendapatan perkapita para pengusaha kecil dan para petani dalam menunjang pembangunan
propinsi Jawa Tengah. Salah satunya adalah PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten. Berikut ini
adalah gambaran mengenai data tahun 2010 hingga tahun 2011:
Bulan Tahun 2010 Tahun 2011
Tabungan Kredit Tabungan Kredit
Januari 1752 437 1869 491
Februari 1753 438 1888 512
Maret 1878 444 1900 520
April 1810 459 1917 526
Mei 1793 466 2041 536
Juni 1801 475 1958 555
Juli 1815 481 1964 550
Agustus 1827 470 1978 563
September 1831 471 1998 574
Oktober 1846 473 2023 589
November 1855 479 2046 596
Desember 1849 480 2074 612
Sumber : PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom Tahun 2012
Berdasarkan data tersebut menunjukkan adanya kenaikan dari tahun ke tahunnya. Hal ini
berbeda dengan kenyataannya bahwa masih banyaknya keluhan yang disampaikan oleh nasabah
terhadap pelayanan yang diberikan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Bulan 2010 2011
Januari 7 14
Februari 8 15
Maret 8 16
April 9 16
Mei 10 18
Juni 12 19
Juli 13 22
Agustus 13 23
September 14 25
Oktober 16 25
November 16 26
Desember 17 28
Jumlah 143 247
Sumber : PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom Tahun 2012
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa keluhan dari nasabah PD. BKK Wedi Kabupaten
Klaten Cabang Karanganom dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan.
Selisih keluhan nasabah pada tahun 2010 hingga tahun 2011 mencapai 104 nasabah. Adanya
nasabah yang mengeluh terhadap pelayanan menunjukkan adanya penurunan kualitas pelayanan
yang diberikan oleh penyedia jasa, yaitu PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom
sehingga berdampak pada penurunan kepuasan nasabah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat pengaruh wujud fisik (tangible) secara positif terhadap kepuasan
nasabah?
2. Apakah terdapat pengaruh empati (empathy) secara positif terhadap kepuasan nasabah?
3. Apakah terdapat pengaruh keandalan (reliability) secara positif terhadap kepuasan
nasabah?
4. Apakah terdapat pengaruh daya tanggap (responsiveness) secara positif terhadap kepuasan
nasabah?
5. Apakah terdapat pengaruh jaminan (assurance) secara positif terhadap kepuasan nasabah?
TINJAUAN PUSTAKA
Kepuasan Nasabah
Kepuasan nasabah menurut kotler (1997) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan harapan-
harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja di bawah harapan,
nasabah akan kecewa. Jika kinerja melebihi harapan maka nasabah akan merasa sangat puas.
Kepuasan disebabkan karena adanya interaksi antara harapan dan kenyataan. Sebaliknya
apa yang diterima nasabah sebaik yang diharapkan adalah faktor yang menentukan kepuasan.
Jadi harapan harapan nasabah dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari
kerabat, serta janji dan informasi pemasar dan pesaing. Nasabah yang puas akan setia lebih lama
tanpa memikirkan harga dan memberikan komentar yang baik tentang perusahaan.
Untuk menciptakan kepuasan nasabah, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu
sistem untuk memperoleh nasabah yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan
nasabah.
Kepuasan nasabah dan kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat, dimana jika
kepuasan nasabah tinggi maka rangkaian dari kualitas pelayanan yang dirasakan sesuai dengan
harapan nasabah. Untuk menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh nasabah
yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan nasabah. Dengan demikian,
kepuasan nasabah tidak berarti memberikan kepada nasabah apa yang diperkirakan perbankan
disukai oleh nasabah. Namun perbankan harus memberikan apa yang sebenarnya mereka
inginkan, kapan diperlukan dan dengan cara apa mereka memperolehnya.
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Ada dua faktor yang
mempengaruhi kalitas pelayanan, yaitu persepsi pelanggan atas layanan nyata yang mereka
terima (perceived service) dan layanan yang sesungguhnya yang diharapkan atau diinginkan
(expected service). Kepuasan nasabah dipengaruhi oleh kualitas pelayanan, dalam hal ini kualitas
pelayanan terdiri dari wujud fisik, empati, keandalan, daya tanggap dan jaminan. Pemberian
pelayanan secara excellent atau superior selalu difokuskan pada harapan konsumen. Apabila jasa
yang diterima oleh nasabah sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan
dipersepsikan baik atau memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal (excellence
service). Sebaliknya jika kualitas pelayanan yang diterima oleh nasabah lebih rendah dari yang
diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk atau tidak memuaskan. Dengan
demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan dalam memuaskan nasabah tergantung pada
kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan nasabah secara konsisten.
Salah satu pendekatan kualitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran
adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh Zeithaml, Parasuraman,
dan Berry (1990). SERVQUAL adalah metode empirik yang dapat digunakan oleh perusahaan
jasa untuk meningkatkan kualitas jasa (pelayanan) mereka. SERVQUAL dibangun atas adanya
perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang mereka terima
(perceived service) dengan layanan yang diharapkan atau diinginkan (expected service).
Jika kenyataan lebih dari yang diharapkan, maka layanan dapat dikatakan bermutu, sedang
jika kenyataan kurang dari yang diharapkan, maka layanan dikatakan tidak bermutu. Apabila
kenyataan sama dengan harapan, maka layanan dikatakan memuaskan.
Dimensi Kualitas Pelayanan (Service Quality)
Kelima dimensi pokok kualitas pelayanan yang telah disajikan Parasuraman Zeithaml,
Parasuraman, dan Berry (1990) jika dijabarkan pada PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang
Karanganom yaitu sebagai berikut :
1. Wujud fisik (Tangible)
Dimensi ini merupakan aspek perusahaan jasa yang mudah terlihat dan ditemui pelanggan.
Dimensi ini berkaitan dengan fasilitas fisik, peralatan, teknologi dan penampilan karyawan.
2. Empati (Empathy)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan dengan konsumen, komunikasi yang
baik, perhatian dan memahami pelanggan.
3. Keandalan (Reliability)
Merupakan kemampuan perusahaan menyampaikan jasa yang akurat dan konsisten.
Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan menyediakan pelayanan sesuai dengan yang disajikan,
sikap simpatik, ketepatan waktu pelayanan, sistem pencatatan yang akurat.
4. Daya tanggap (Responsiveness)
Merupakan kemauan untuk memberikan pelayanan dan membantu pelanggan dengan
segera. Dimensi ini terlihat pada kecepatan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan,
keinginan karyawan untuk membantu para pelanggan.
5. Jaminan (Assurance)
Adalah kompetensi, sopan santun, kredibilitas, dan keamanan yang akan membantu
keyakinan pelanggan bahwa ia akan mendapatkan jasa yang diharapkan. Dimensi ini berkaitan
dengan kemampuan karyawan untuk menanamkan kepercayaan kepada pelanggan, sikap sopan
dan kemampuan karyawan dalam menjawab pertanyaan pelanggan.
Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan nasabah. Kualitas memberikan
suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk
memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian,
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan
pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman pelanggan yang
kurang menyenangkan (Tjiptono,1996).
Pengaruh Antar Variabel-variabel Penelitian
Kelima dimensi pokok kualitas pelayanan yang telah disajikan Zeithaml, Parasuraman, dan
Berry (1990) dan Lovelock (2002) akan dijadikan variable di dalam penelitian ini yaitu :
1. Pengaruh Wujud Fisik (Tangible) Terhadap Kepuasan Nasabah
Wujud fisik (tangible), didefinisikan oleh Parasuraman (1990) yaitu kemampuan suatu
perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya pada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan pemberi jasa. Ini meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lainnya),
teknologi (peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan), tersedianya tempat parkir serta
penampilan pegawainya. Secara singkat dapat diartikan sebagai penampilan fasilitas fisik,
peralatan, personil, dan materi komunikasi.
2. Pengaruh Empati (Empathy) Terhadap Kepuasan Nasabah
Menurut Parasuraman Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990), Empati (empathy), yaitu
memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada
nasbah dengan berupaya memahami keinginan nasabah dimana suatu perbankan diharapkan
memiliki suatu pengertian dan pengetahuan tentang nasabah, memahami kebutuhan nasabah
secara spesisfik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi nasabah.
3. Pengaruh Keandalan (Reliability) Terhadap Kepuasan Nasabah
Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990), pengaruh keandalan (reliability) yaitu
kemampuan dari perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat
dan terpercaya. Kinerja keandalan harus sesuai dengan harapan nasabah yang dapat diukur
dengan indikator menyelesaikan keluhan nasabah dengan akurat, pelayanan yang sama untuk
semua pelanggan tanpa kesalahan (total), ketepatan pelaksanaan transaksi dengan akurasi yang
tinggi, dan pelayanan yang tepat waktu.
4. Pengaruh Daya Tanggap (Responsiveness) Terhadap Kepuasan Nasabah
Menurut Zeithaml, Parasuraman, dan Berry (1990), daya tanggap (responsiveness) adalah
kemauan untuk memberikan pelayanan dan membantu nasabah yang segera dan tepat kepada
nasabah dengan penyampaian informasi yang jelas. Daya tanggap dapat diukur dengan mampu
menyampaikan informasi dengan jelas, kecepatan dan ketepatan menyelesaikan keluhan, selalu
siap membantu nasabah, kecepatan dan ketanggapan dalam pelayanan.
5. Pengaruh Jaminan (Assurance) Terhadap Kepuasan Nasabah
Jaminan (assurance) menurut Zeithaml, Parasuraman, Berry (1990), yakni kompetensi,
kesopan santunan, dan kemampuan para karyawan bank untuk menumbuhkan rasa percaya dan
aman nasabah kepada bank. Indikator jamianan (assurance) yaitu kemampuan dan pengetahuan
karyawan, memberikan rasa aman, pelayanan yang ramah dan sopan, memberi kepercayaan
kepada nasabah.
Kerangka Pemikiran Teoritis
H1
H2
H3
H4
H5
Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu seperti yang diuraikan diatas, maka
hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah
H1 : Wujud Fisik (Tangible) berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah.
H2 : Empati (Empathy) berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah
H3 : Keandalan (Reliability) berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah.
H4 : Daya Tanggap (Responsiveness) berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah.
H5 : Jaminan (Assurance) berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah.
Wujud Fisik (Tangible)
X1
Kepuasan Konsumen
Y
Empati (Empathy)
X2
Keandalan (Reliability)
X3
Daya Tanggap
(Responsiveness)
X4
Jaminan (Assurance)
X5
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Jenis variabel-variabel yang diteliti adalah :
1. Variabel bebas (independent), yaitu wujud fisik (tangible), empati (empathy), keandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), dan jaminan (assurance).
2. Variabel terikat (dependent), yaitu kepuasan nasabah.
Devinisi Operasional Variabel dan Indikator
Definisi operasional merupakan penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada
penelitian ini.
Variabel
Penelitian
Definisi Opersional Indikator
Wujud Fisik Wujud fisik diartikan
sebagai tampilan fisik
seperti peralatan,
penampilan karyawan,
fasilitas gedung dan lainnya.
Nyaman
Penampilan karyawan
Fasilitas memadai
Areal parkir luas
Empati Empati adalah perhatian
secara individu yang
diberikan oleh penyedia jasa
sehingga pelanggan merasa
penting, dihargai dan
dimengerti oleh perusahaan.
Memahami kebutuhan dan
kepentingan
Perhatian dan kesabaran
Menghargai dan mengerti
keluhan nasabah
Keandalan Keandalan adalah
kemampuan untuk
memberikan jasa sesuai
dengan akurat dan handal.
Pelayanan maksimal
Tepat dan akurat
Simpatik
Waktu pelayanan sesuai
dengan janji
Daya Tanggap Daya tanggap adalah
kesediaan untuk membantu
Memberikan informasi
lengkap
pelanggan dan memberikan
layanan dengan segera dan
tepat.
Menyelesaikan keluhan
dengan cepat
Pelayanan cepat dan tanggap
Membantu kesulitan nasabah
Jaminan Jaminan adalah
pengetahuan, keramahan
serta kemampuan karyawan
untuk menimbulkan
kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan.
Dapat menjawab pertanyan
dengan baik
Meyakinkan dan
menanamkan rasa aman
Sopan dan ramah
Transaksi dapat dipercaya
Kepuasan
Nasabah
Kepuasan nasabah adalah
perasaan senang atau
kecewa seseorang yang
berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap
kinerja (hasil) suatu produk
dan harapan-harapannya.
Tepat dalam memberikan
informasi transaksi
Dapat memenuhi kebutuhan
yang diinginkan
Produk yang ditawarkan
memuaskan
Produk tidak mengecewakan
Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini, 2012
Populasi
Populasi adalah suatu himpunan unit yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau
kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya (Kuncoro, 2001). Populasi dalam penelitian
ini adalah nasabah di PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom. Menurut data dari
perusahaan, jumlah nasabah selama tahun 2010 hingga tahun 2011 ialah sebanyak 2.684
nasabah.
Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik penentuan
sampel berdasarkan responden yang kebetulan ditemui oleh peneliti pada saat pengumpulan data.
Sedangkan metode pengambilan sampelnya menggunakan metode Slovin (Umar,2005)
yaitu sebagai berikut :
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁 𝑒2
Dimana :
𝑛 = ukuran sampel
N = jumlah populasi
e = kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir yaitu (0,1 atau 10%)
𝑛 =2684
1 + 2684 (0.1)2
= 96, 40804598
Berdasarkan perhiungan, maka diperoleh sampel sebanyak 96,40804598 dan agar
penelitianini menjadi lebih fit maka diambil 100 responden. Jadi sampel dalam penelitian ini
adalah 100 responden ( n=100). Berdasarkan pendapat Roscoe sampel dalam penelitian sudah
dianggap mencukupi.
Metode Analisis
Di dalam penelitian ini menggunakan analisis regrasi berganda. Menurut Gujarati (dalam
Ghozali, 2006), secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai
ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel indepanden (variabel
penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.
Menurut Tabachnick (dalam Ghozali, 2006) hasil analisis regresi adalah berupa koefisien
untuk masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi
nilai variabel dependen dengan suatu persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan dua tujuan
sekaligus: pertama, meminimumkan penyimpangan antara nilai actual dan nilai estimasi variabel
dependen berdasarkan data yang ada.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu suatu
bentuk analisis yang penyajiannya dalam angka-angka yang dapat diukur dan dihitung. Tingkat
ukuran yang dipakai dalam pengukuran variabel adalah dengan skala Likert, dimana seorang
responden dihadapkan pada beberapa pertanyaan kemudian diminta memberikan jawabannya
(Algifari, 2003).
Hasil perhitungan dari skor atau nilai kemudian digunakan dalam analisis statistik yang
dilakukan dengan bantuan komputer, menggunakan program SPSS untuk membuktikan
hubungan dan pengaruh wujud fisik, empati, keandalan, daya tanggap, dan jaminan terhadap
kepuasan nasabah menggunakan analisis uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, regresi
linier berganda dan uji Goodness of fit.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
BKK Wedi Kabupaten Klaten berkantor pusat di Jl. Pemuda No. 230 Klaten yang memiliki
24 kantor cabang, salah satunya cabang Karanganom yang berada di Jl. Penggung - Jatinom Km
4, Karanganom Klaten. PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten memiliki visi, membangun PD.
BKK Wedi Kabupaten Klaten menjadi lembaga keuangan yang sehat, kuat dan efisien dengan
mendasarkan kepada GOOD CORPORATE GOVERNANCE untuk menuju ke BPR. Dengan
demikian guna mewujudkan visi tersebut PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten akan selalu
memberikan layanan yang prima kepada nasabahnya guna membentuk citra yang baik dan
kepuasan nasabah.
Penelitian ini mengambil sampel nasabah pada PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang
Karanganom. Secara praktis, peneliti mendistribusi kuesioner hingga mendapatkan sebanyak 100
kuesioner untuk mendapatkan data penelitian untuk membuktikan hipotesis yang diajukan.
Berikut ini adalah perincian mengenai jumlah kuesioner yang disebar dan yang digunakan untuk
analisis data.
Sebagai hasil penelitian pendahuluan, berikut ini akan diberikan tinjauan mengenai
karakteristik responden yang dinyatakan dalam bentuk tabulasi identitas responden. Identitas
responden diperoleh dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas
responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan gambaran tentang
keadaan diri dari pada responden.
Gambaran Umum Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Perempuan
65
35
65
35
Total 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa untuk jenis kelamin laki-laki merupakan jumlah
yang lebih banyak dibanding jenis kelamin perempuan. Proporsi demikian menunjukkan bahwa
responden PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom sebagian besar adalah laki-
laki.
Umur Jumlah Persentase
15 – 20 th
21 – 30 th
31 – 40 th
Lebih 40 th
10
19
45
26
10
19
45
26
Total 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang terbanyak adalah
yang berumur antara 31 – 40 tahun sebanyak 45 atau 45%, diikuti dengan usia responden lebih
dari 40 tahun sebanyak 26 orang (26%). Proporsi demikian menunjukkan adanya distribusi umur
yang mencolok adalah pada kisaran menjelang umur tua.
Pekerjaan Jumlah Presentase
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Pelajar/Mahasiswa
Lain-lain
23
43
6
28
23
43
6
28
Total 100 100
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pekerjaan sebagai
pegawai swasta yaitu sebanyak 43 orang atau 43%, diikuti oleh responden dengan pekerjaan
lain-lain 28 orang atau 28%.
Pendidikan Jumlah Persentase
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
6
24
54
16
6
24
54
16
Jumlah 100 100 Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa sebagian responden adalah berpendidikan SMA
yaitu sebanyak 54 orang atau 54%, diikuti oleh responden yang berpendidikan SMP yaitu
sebanyak 24 orang atau 24%. Hal ini memberikan penjelasan bahwa nasabah berpendidikan
SMA adalah nasabah potensial nasabah di PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang
Karanganom.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji keabsahan dari kuesioner yang digunakan untuk
mengukur suatu variabel. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment. Sebuah indikator dinyatakan valid jika memiliki nilai korelasi diatas r tabel.
No Indikator R r tabel Keterangan
1
Wujud Fisik Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,776 0,703 0,622 0,655
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
2 Empati Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3
0,790 0,750 0,724
0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid
3 Keandalan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,761 0,646 0,704 0,683
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
4 Daya Tanggap Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,724 0,712 0,742 0,791
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
5 Jaminan Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,771 0,732 0,640 0,692
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
6 Kepuasan Nasabah Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4
0,819 0,794 0,782 0,828
0,197 0,197 0,197 0,197
Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Dari tabel tersebut dapat diperoleh bahwa semua indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi
yang lebih besar dari rtable = 0,197 (nilai r tabel untuk n=100). Sehingga semua indikator tersebut
adalah valid.
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui keandalan dari suatu alat ukur (kuesoioner)
dalam mengukur suatu variabel. Pengujian reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan
Cronbach Alpha.
Variabel Alpha Keterangan
Wujud Fisik 0,623 Reliabel
Empati 0,617 Reliabel
Keandalan 0,650 Reliabel
Daya Tanggap 0,724 Reliabel
Jaminan 0,672 Reliabel
Kepuasan 0,817 Reliabel Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang
cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing
variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-
masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Penelitian ini menguji model analisis regresi yaitu pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan. Suatu model regresi yang baik harus memenuhi tidak adanya masalah asumsi klasik
dalam modelnya. Jika masih terdapat asumsi klasik maka model regresi tersebut masih memiliki
bias. Jika suatu model masih terdapat adanya masalah asumsi klasik, maka akan dilakukan
langkah revisi model ataupun penyembuhan untuk menghilangkan masalah tersebut. Pengujian
asumsi klasik akan dilakukan berikut ini.
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan terhdap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan grafik P-P Plot. Data yang normal adalah data yang membentuk titik-titik yang
menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P
Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanya pola grafik yang
normal., yaitu adanya sebaran titik yang berada tidak jauh dari garis diagonal.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis
diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.
Pengujian Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan nilai VIF. Suatu variabel
menunjukkan gejala multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang
tinggi pada variabel-variabel bebas suatu model suatu model regresi.
Variabel Tolerance VIF
Wujud Fisik 0.718 1.393
Empati 0.888 1.127
Keandalan 0.669 1.495
Daya Tanggap 0.853 1.173
Jaminan 0.758 1.320
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas memiliki nilai
yang lebih kecil dari 10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan
adanya gejala multikolinieritas dalam model regresi.
Pengujian Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian
residual antara yang satu dengan yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
menggunakan grafik heterokedastisitas antara nilai prediksi variabel dependen dengan variabel
indepeden. Dari scatterplots dibawah ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar
baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam
melakukan pengujian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk menjawab hipotesis yang diajukan, maka akan digunakan analisis regresi linier
berganda dengan variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah dan analisis regresi
linier sederhana pengaruh kepuasan terhadap loyalitas. Hasil pengujian regresi adalah sebagai
berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -6.226 2.146 -2.901 .005 Wujud Fisik .194 .096 .164 2.015 .047 .718 1.393
Empati .298 .119 .184 2.504 .014 .888 1.127
Keandalan .430 .107 .340 4.031 .000 .669 1.495
Daya Tanggap .295 .090 .247 3.296 .001 .853 1.173
Jaminan .257 .110 .186 2.344 .021 .758 1.320
a. Dependent Variable: Kepuasan Nasabah
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Bentuk persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
Y = 0,164 X1 + 0,184 X2 + 0,340 X3 + 0,247 X4 + 0,186 X5
Dari model tersebut diperoleh bahwa koefisien regresi untuk semua variabel adalah positif.
Berdasrkan nilai koefisien standardized dari model regresi diperoleh bahwa variabel keandalan
(β3 = 0,340) menjadi variabel terbesar yang mempengaruhi kepuasan nasabah, kemudian diikuti
dengan variabel daya tanggap (β4 = 0,274), variabel jaminan (β5 = 0,186), variabel empati (β2 =
0,184), dan variabel wujud fisik (β1 = 0,164) mempunyai pengaruh paling rendah yang
mempengaruhi kepuasan nasabah.
Uji Goodness of fit
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 217.893 5 43.579 23.141 .000a
Residual 177.017 94 1.883
Total 394.910 99
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Empati, Daya Tanggap, Wujud Fisik, Keandalan
b. Dependent Variable: Kepuasan Nasabah
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS diperoleh nilai F sebesar
23,141 dengan tingkat signifikansi 0,000. Jika dilihat dari nilai signifikansi F tersebut diperoleh
bahwa nilai sig F lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa
variabel keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan wujud fisik mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan nasabah.
Uji – t
Pengujian secara parsial merupakan salah satu bentuk pengujian pengaruh dari masing-
masing variabel dengan asumsi bahwa variabel lain adalah konstan. Hasil pengujian secara
parsial adalah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Model t Sig.
1 (Constant) -2.901 .005
Wujud Fisik 2.015 .047
Empati 2.504 .014
Keandalan 4.031 .000
Daya Tanggap 3.296 .001
Jaminan 2.344 .021
1. Variabel Wujud Fisik (Tangible)
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel Wujud Fisik (X1) diperoleh koeifisen
regresi memiliki arah positif dan nilai t hitung = 2,015 dengan tingkat signifikansi 0,047. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi 0,047 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa Bukti fisik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah
yang berarti pula Hipotesis 1 diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa Wujud fisik memiliki
pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan nasabah. Semakin baik bukti fisik yang ada dalam
BKK akan semakin tinggi pula kepuasan nasabah, sebaliknya semakin tidak baik bkti fisik yang ada
dalam perusahaan semakin rendah pula kepuasan nasabah.
2. Variabel Empati (Emphaty)
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel Empati (X2) diperoleh koeifisen regresi
memiliki arah positif dan nilai t hitung = 2,504 dengan tingkat signifikansi 0,014. Dengan menggunakan
batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi 0,014 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa empati berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan nasabah atau dengan kata lain Hipotesis 2 diterima. Arah koefisien regresi positif
berarti bahwa empati memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan nasabah. Semakin
besar perhatian (empati) yang diberikan perusahaan akan semakin tinggi pula kepuasan nasabah,
sebaliknya semakin rendah perhatian (empati) yang diberikan perusahaan semakin rendah pula kepuasan
nasabah.
3. Variabel Keandalan (Reliability)
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel Keandalan (X3) diperoleh nilai
koefisien regresi memiliki arah positif dan nilai t hitung = 4,031 dengan tingkat signifikansi
0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi 0,000 tersebut lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan
bahwa Keandalan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah yang berarti bahwa
Hipotesis 3 diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa Kehandalan memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap kepuasan nasabah. Semakin tinggi kehandalan pelayanan yang
diberikan akan semakin tinggi pula kepuasan nasabah, sebaliknya semakin rendah kehandalan
pelayanan yang diberikan semakin rendah pula kepuasan nasabah.
4. Variabel Daya Tanggap (Responsiveness)
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel Daya Tanggap (X4) diperoleh koeifisen
regresi memiliki arah positif dan nilai t hitung = 3,296 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi 0,001 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa bahwa Daya tanggap berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
nasabah yang berarti pula Hipotesis 4 diterima. Arah koefisien regresi positif berarti bahwa daya tanggap
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan nasabah. Semakin tinggi daya tanggap yang
ada dalam perusahaan akan semakin tinggi pula kepuasan nasabah, sebaliknya semakin rendah daya
tanggap yang ada dalam perusahaan semakin rendah pula kepuasan nasabah.
5. Variabel Jaminan (Assurance)
Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel Jaminan (X5) diperoleh koeifisen
regresi memiliki arah positif dan nilai t hitung = 2,344 dengan tingkat signifikansi 0,021. Dengan
menggunakan batas signifikansi 0,05, maka nilai signifikansi 0,021 tersebut lebih kecil dari 0,05.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Jaminan berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan nasabah yang berarti pula bahwa Hipotesis 5 diterima. Arah koefisien regresi positif
berarti bahwa jaminan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan nasabah.
Semakin besar jaminan yang diberikan perusahaan akan semakin tinggi pula kepuasan nasabah,
sebaliknya semakin rendah jaminan yang diberikan perusahaan semakin rendah pula kepuasan
nasabah.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-
variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi
digunakan adjusted R square.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .743a .552 .528 1.372
a. Predictors: (Constant), Jaminan, Empati, Daya Tanggap, Wujud
Fisik, Keandalan
b. Dependent Variable: Kepuasan Nasabah
Sumber : Data primer yang diolah, 2012
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diketahui bahwa koefisien
determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,528. Hal ini berarti 52,8% kepuasan nasabah
dapat dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan yaitu keandalan, daya tanggap, jaminan, empati
dan wujud fisik, sedangkan 47,2% kepuasan nasabah dapat dijelaskan dari variabel lain selain
kelima variabel tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
nasabah PD. PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom, dapat dibuat beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Persamaan Regresi
Y = 0,164 X1 + 0,184 X2 + 0,340 X3 + 0,247 X4 + 0,186 X5
Artinya semua variabel independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
nasabah. Apabila variabel independen tinggi, maka variabel dependen juga tinggi dan jika
variabel independen turun, maka variabel dependen juga turun.
Dari hasil koefisien regresi yang didapat menunjukkan variabel keandalan (β3 = 0,340)
menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi kepuasan nasabah, kemudian diikuti dengan
variabel daya tanggap (β4 = 0,274), variabel jaminan (β5 = 0,186), variabel empati (β2 = 0,184),
dan variabel wujud fisik (β1 = 0,164) mempunyai pengaruh paling rendah yang mempengaruhi
kepuasan nasabah.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis secara persial dari variabel independen signifikan, karena nilai
signifikansi semua < 0,05.
Keandalan berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah (uji - t = 4,031 dengan sig.
0,000 < 0,05)
Daya tanggap berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah (uji - t = 3,296 dengan sig.
0,001 < 0,05)
Jaminan berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah (uji - t = 2,344 dengan sig. 0,021
< 0,05)
Empati berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah (uji - t = 2,504 dengan sig. 0,014
< 0,05)
Wujud fisik berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah (uji - t = 2,015 dengan sig.
0,047 < 0,05)
Pengujian hipotesis secara simultan dari variabel independen signifikan, karena nilai
signifikansi < 0,05. Keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan wujud fisik berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan nasabah secara bersama-sama ( uji – F sebesar 23,141 dengan sig.
0,000 < 0,05).
3. Koefisien Determinasi
Pengujian koefisian determinasi menunjukkan bahwa kemampuan variabel keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati dan wujud fisik dalam menjelaskan kepuasan nasabah PD. BKK
Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom adalah sebesar 52,8% (Adjusted R Square = 0,528),
sementara sisanya sebesar 47,2% (100% - 52.8%) kepuasan nasabah PD. BKK Wedi Kabupaten
Klaten Cabang Karanganom dijelaskan oleh faktor selain kualitas pelayanan.
Saran Untuk Perusahaan
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, koefisien regresi variabel
keandalan (reliability) menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0,340 dan merupakan variabel
yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan nasabah. Dari variabel keandalan
(reliability), indikator yang mempunyai pengaruh paling besar adalah simpatik. Sehingga hal ini
menjadi perhatian oleh PD. BKK Wedi Kabupaten Klaten Cabang Karanganom untuk
mempertahankan dan meningkatkan kinerja keandalan karyawan dengan cara bersikap simpatik
dalam menanggapi keluhan atau masalah nasabah dengan cepat dan tepat dengan penyampaian
informasi yang jelas.
Daftar Pustaka
Agung, Dodik dan Tri Gunarsih, (2004). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Nasabah Kredit Perorangan dan Kelompok : Studi Pada Kasus PD BPR BANK PASAR
KABUPATEN KARANGANYAR. Hal 1-11. Universitas Muhamadiayah Surakarta.
Surakarta.
Algifari, (2003). Statistik Induktif: Untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Assauri, Sofjan, (2004). Manajemen Pemasaran, Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ferdinand, Augusty, (2007). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam, (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan program SPSS. Semarang: Badan
penerbit Universitas Diponegoro.
Griselda, Gratel dan Tagor Muda Panjaitan, (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan Konsumen Restoran Pulau Dua. DoReMa Jurnal Manajemen Vol. 2
No. 1. Hal 39-62.
Hartono, (2006). Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah PT. BANK JATENG
CABANG PURWOREJO. Jurnal Daya Saing.
Jennie, Siat, (1997). Mass Marketing dan Customer Centered: Sebuah Dikotomi untuk Mencapai
Costumer Loyality. Usahawan, No. 3, Tahun XXVI. Hal. 11-13.
Kotler, Phillip, (1997). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Phillip, (2002). Manajemen Pemasaran jilid 1 & 2, Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.
Kotler, Phillip dan Gary Amstrong, (2000). Principles of Marketing, 7th ed. Upper Saddle River,
Nj: Prentice Hall inc.
Kuncoro, Mudrajad, (2001). Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi Untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.
Lovelock, Christopher & Wright, Lauren K, (2005). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Indeks.
Nursyamsi, Idayanti (2008). Pengaruh Kualita Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah Kredit
Cepat Aman (KCA) : Studi Kasus pada Perum Pegadaian di Makasar. Jurnal Aplikasi
Manajemen Volume 7. Hal 644-649.
Pritchard, M.P., Havitz, M.E. & Howard, D.R., (1999). Analyzing the commitment loyalty link in
service contexts. Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 27 No. 3. Hal. 333 –
348.
Rangkuti, Freddy, (2002). Riset Pemasaran, Edisi 5. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sekaran, Uma, (2003). Research Method of Business: A Skill Building Approach, 4th ed.
Engglewood Clift, NJ: John Wiley & sons, Inc.
Sugiarto, Endar, (1999). Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka.
Supardi, (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Cetakan Pertama. Yogyakarta: UII
Press.
Tjiptono, Fandy, (1996). Total Quality Management, Edisi Kedua, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy, (1997). Strategi Pemasaran, Edisi II. Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy, (2004). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi Offset.
Umar, Husein, (2003). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi Baru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Unruh, James A, (1996). Customers Mean Business: Six Steps to Building Relationships.
Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Zeithaml, V. A., Parasuraman, A., dan Berry, L, (1990). Delivering Quality Service: Balancing
Customer Perceptions and Expectation. New York: The Free Press.
V.A. Zeithaml, L.L. Berry and A. Parasuraman, (1988). Communication and Control Process in
The Delivery of Service Quality. Jou.